NovelToon NovelToon

Dibeli Bos Mafia

Bangkrut

"Apa Pa? bangkrut?"

Dahlia yang baru saja pulang dari arisan sosialitanya terkejut, dengan pengakuan suaminya yang sudah duduk di ruang tengah.

"Iya Ma. Perusahaan jatuh bangkrut. Bahkan masih ada hutang Bank sebesar 10 M, dan jatuh temponya adalah bulan ini."

Dahlia menggelengkan kepalanya beberapa kali, tidak percaya dengan perkataan suaminya sendiri.

"Ini tidak benar kan Pa? Ini hanya gurauan saja kan?" Dahlia benar-benar tidak percaya atas semua pernyataan yang diucapkan oleh suaminya sore ini.

"Maaf Ma."

Arya hanya bisa memejamkan mata sambil mengucapkan permintaan maaf. Dia juga tidak pernah membayangkan, bahwa perusahaan yang dia rintis sedari muda harus diakusisi oleh perusahaan lain, yang telah mengalahkannya dalam sebuah banding proyek besar.

"Mama tidak mau hidup miskin Pa! Mama tidak mau!" Dahlia berteriak tidak terima dengan keadaan mereka saat ini.

"Mama harus bisa! Kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi Ma!" Arya yang sedang emosi dan capek akhirnya ikut terpancing dan marah juga. 

"Pokoknya Mama mau pergi. Semua perhiasan dan mobil bersama tabungan Mama adalah milik Mama, bukan miliknya Papa lagi!" 

Dahlia tidak mau miskin, sehingga tidak mau membantu suaminya yang sedang jatuh bangkrut. Usahanya sedang pailit, tapi istrinya justru berkata-kata yang membuatnya semakin emosi.

"Mama lupa, siapa yang beliin? Uang siapa yang Mama pakai beli?" Arya akhirnya mengungkit-ungkit segala sesuatu di masa lalu. 

Tapi yang di maksud Arya kali ini adalah jatuhnya perusahaan, sehingga dia tidak memiliki hak apapun lagi di perusahaan miliknya tersebut. Bahkan dia masih memiliki hutang yang sangat besar di Bank.

"Mungkin rumah ini akan dilelang dua hari lagi Ma. Begitu juga dengan mobil-mobil yang kita miliki," terang Arya, yang membuat Dahlia kembali membelalak tidak percaya.

Mereka berdua justru adu mulut dengan saling berteriak kesal dan marah. Mengeluarkan rasa kekecewaan dan tidak percaya dengan apa yang terjadi pada keadaan mereka saat ini . 

"Gila. Ini gila Pa! Apa tidak ada rekan kerja atau teman Papa yang bisa bantu? lalu kita akan tinggal di mana Pa? bagaimana kehidupan kita setelah ini Pa?" Dahlia tidak siap untuk jatuh miskin.

Dia akan sangat malu dengan teman-teman sosialitanya, jika harus kehilangan rumah dan semua mobil yang dimilikinya selama ini.

"Mau tidak mau, begitulah keadaan kita sekarang Ma!" Arya menggeleng dan tidak banyak bicara lagi, tapi tak lama kemudian memegangi dadanya. 

"Ehhhh… Ma… hhh…"

Tapi semua itu belum cukup, karena tak lama kemudian, suaminya justru jatuh tak sadarkan diri karena serangan jantung.

"Pa... Papa!"

"Laras, Laras! di mana Kamu?"

"Cepat panggil dokter atau ambulans!"

***

Dahlia, yang sudah terbiasa hidup enak dan mewah tidak bisa menerima semua kenyataan, jika sekarang ini hidup miskin. 

Sejak ditinggal mati suaminya, dia memiliki banyak hutang. Apalagi setelah rumah dan mobilnya disita pihak Bank. Dia benar-benar tidak bisa menerima kenyataan. Kehidupan Dahlia seakan-akan berbalik 180 derajat, dibanding terbalik pada saat suaminya hidup dan berjaya.

Tapi pada kenyataannya, Dahlia tidak bisa merubah kebiasaannya yang suka hidup berfoya-foya, dengan terus menerus berjudi bersama teman-temannya, sama seperti dulu. Dan sekarang ini dia kebingungan sendiri, sebab banyaknya hutang yang dimilikinya.

Akhirnya Dahlia memiliki rencana untuk bisa mendapatkan uang yang banyak dalam waktu singkat, yaitu memaksa Laras, anak angkatnya yang sudah gadis, ikut ke sebuah acara pelelangan ilegal.

Acara lelang gadis-gadis ini ada di sebuah klub malam, yang dominasi oleh laki-laki untuk membeli gadis-gadis yang mereka inginkan. Klub tersebut adalah milik salah satu temannya Dahlia, yang biasa ikut bermain judi bersamanya juga.

"Pakai ini gadis bodoh!"

"Seharusnya dari dulu Aku mengajarimu untuk bisa menghasilkan uang!"

"Kamu hanya bisa membuat hidup suamiku jatuh bangkrut, sehingga Aku hidup miskin seperti ini!"

Dahlia memaksa Laras yang memberontak, di saat disuruh memakai pakaian yang tipis dan seksi di tempat parkir klub.

"Ma... jangan Ma. Laras masih mau sekolah Ma, hiks hiks hiks..."

Laras menangis, mengiba pada mamanya, supaya tidak memaksa dirinya untuk mengenakan pakaian yang membuatnya takut.

Pakaian tersebut hanya sebatas menutupi area sensitif saja, bahkan bahannya juga sangat tipis, sehingga yang memakai pakaian tersebut sama saja seperti orang yang sedang t3lanjang. 

Plak!

"Ikut saja kata Mama!" 

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Laras, bahkan membuat laras menoleh ke samping, sambil memegang pipinya yang terasa panas. 

"Cepat pakai!"

Tapi Laras masih menggelengkan kepalanya, mendengar perintah dari mamanya itu. 

"Cepat pakai! Atau Kamu mau Mama siksa?" gertak Dalia kasar. 

"Hiks... hiks... ampun Ma... hiks... ampun!" 

Air mata Laras masih deras mengucur, karena dia benar-benar merasa tidak nyaman dan juga malu, jika diharuskan memakai pakaian seperti itu. 

"Ini bukan pakaian. Aku bahkan bisa membayangkan diriku yang polos meskipun menggunakan pakaian tersebut." Laras membatin, melihat bagaimana bentuk pakaian tersebut.

Plak plak!

Dua tamparan keras kembali mendarat di pipinya Laras, mengakibatkan pipi gadis tersebut merah dengan cetakan jari-jari tangan Dahlia. 

"Kamu anak tidak tahu diuntung, tidak berbakti, dan tidak mau menurut pada orang tua!" bentak Dahlia tidak sabar. 

Tuk tuk tuk

Suara ketukan sepatu di lantai parkir membelah suasana sunyi malam ini. 

"Ada apa?" 

Sesosok tubuh laki-laki tegap muncul, menengahi dua wanita beda usia, yang sedang bersitegang karena yang satunya mendominasi dengan bentakan dan tamparan. 

"Hiks hiks hiks..." 

Laras masih tersedu-sedu, karena tidak mau menuruti permintaan mamanya malam ini. dia tidak bisa memberikan jawaban, sebab tangisannya 

"Tidak usah ikut campur urusan kami!" bentak Dahlia pada laki-laki tersebut. 

"Apa Kamu butuh uang?" tanya laki-laki itu menebak.

"Apa Kamu bisa memberikan Aku uang yang banyak? jika tidak, enyah Kau dari sini!" Dahlia mengusir orang yang dianggap telah mencampuri urusannya. 

"Biarkan dia pergi bersamaku. Aku akan memberimu uang yang banyak." Suara laki-laki tersebut terkesan datar dan dingin. 

Dahlia memiringkan kepalanya, mendengar suara laki-laki yang tidak dikenalnya ini. Dia mencoba untuk mempertimbangkan, apakah yang diucapkan oleh laki-laki tersebut benar atau tidak.

***

"Terima kasih Tuan."

"Tuan sudah menyelamatkan Saya dari niat mama yang akan menjual ku di pelelangan klub malam."

Laras berterima kasih pada Marcel, laki-laki yang telah menolongnya. Dia tidak tahu jika Marcel yang menolongnya tadi, sebenarnya telah membelinya, melalui persetujuan pemilik klub yang akan melakukan pelelangan alam ini. 

"Cih!"

Marcel membuang ludahnya, mendengar ucapan terimakasih dari Laras.

"Aku tidak menolong, tapi Aku membelimu. Membelimu!"

"Jadi ingat, Kamu harus patuh padaku." Marcel berkata dengan suara di tekanan, agar laras bisa mendengarnya dengan baik.

Mendengar perkataan Marcel yang dua anggap sebagai malaikat penolong, Laras terbelalak kaget. Dia tidak mengetahui kesepakatan laki-laki tersebut dengan pihak klub. 

"Tidak. Itu tidak mungkin!" 

"Aku bukan barang dagangan. Aku juga bukan hewan yang bisa dijual belikan!" Laras berontak, tapi dengan cepat anak buah Marcel menangkapnya. 

"Apa Kamu pikir mama Kamu yang jahat itu akan melepasmu dengan mudah jika tidak ada imbalan yang besar?" tanya Marcel memperlihatkan keadaan yang sebenarnya pada Laras.

Ternyata Marcel telah menyelidiki siapa Dahlia, dan apa tujuannya membawa seorang gadis ke klub ini. 

Meskipun acara lelang gadis-gadis belum dimulai, tapi Marcel bisa dengan mudah mendapatkan informasi tersebut dari pemilik klub, sebab dia bukankah orang sembarangan. Hanya dengan menggerakkan satu jarinya saja, pemilik klub pasti akan tunduk pada perintahnya. 

"Ingat! Kamu tidak ada pilihan lain. Jadi menurut saja, atau Kamu Aku kembalikan ke pelelangan, agar bisa dibeli oleh laki-laki tua dan gendut!" 

Wajah Laras pucat pasi, kemudian segera mengeleng beberapa kali, mendengar perkataan Marcel. Dia tidak mau kembali ke klub malam tadi.

Binatang Buas

Senyuman licik terbit di sudut bibir Marcel. Dia berhasil mengancam Laras dengan menyombongkan dirinya sendiri, seakan-akan dia adalah sosok laki-laki yang berkuasa.

Memang benar jika sosok Marcel itu berkuasa. Dia juga dianggap sempurna, dari bentuk tubuh dan kekuasaan serta kekuatannya di dunia bisnis. Sebab dia adalah seorang CEO muda yang sukses, dengan keberhasilan perusahaannya di kancah dunia.

Jika hanya untuk mendapatkan seorang gadis di klub malam, itu bukan perkara yang sulit untuk seorang Marcel. Bahkan banyak sekali gadis-gadis yang rela tunduk dan taat pada semua keinginannya, demi bisa mendapatkan perhatian dan kesempatan untuk menyentuh tubuhnya yang tegap dan atletis itu.

"Tapi Tuan, Anda tidak membeli diriku. Anda tidak memberikan sejumlah uang atau apapun yang bisa dikatakan sebagai alat pembelian," cicit Laras tidak mengerti.

Laras hanya melihat jika laki-laki ini berbisik pada Dahlia, kemudian dengan tersenyum mamanya menganggukan kepalanya. Tapi Laras juga tidak tahu, apa yang membuat sang mama patuh pada bisikan laki-laki ini.

"Itu karena anak buahku telah memberikan sejumlah uang pada pemilik klub. Jadi mamamu yang buruk tadi, tentunya merasa senang, karena akan mendapatkan uang yang sangat banyak."

Keterangan yang diberikan oleh Marcel tetap tidak dipercaya oleh Laras.

"Tidak. Ini tidak benar! Ini adalah sebuah pelanggaran, dan Aku akan melaporkan ini pada pihak yang berwajib."

Ternyata Laras masih berusaha untuk bisa terbebas dari tekanan Marcel, dengan cara menakut-nakuti laki-laki tersebut. Tapi dia tidak tahu, jika Marcel bukankah laki-laki yang mudah untuk di ancam atau hanya sekedar ditakut-takuti. Apalagi dengan dirinya yang tidak berarti untuk seorang Marcel.

"Hahaha... Kamu pikir Aku anak kecil yang mudah digertak dan ditakuti?"

"Justru polisi yang akan menangkap Kamu nantinya!" Marcel balik mengancam Laras.

Plak plak

"Dasar gadis bodoh!"

"Pantas saja wanita tadi menjualmu. Dia pasti beruntung dan bersyukur telah mendapatkan uang dari kebodohan ini!"

Marcel menampar pipi Laras bertubi-tubi, membuat gadis tersebut tidak berani lagi untuk mengucapkan sepatah kata pun. Akhirnya Laras diam dan menurut saja dengan apa yang dikatakan oleh Marcel, sebab jika tidak, maka Marcel akan memberikan hukuman yang lebih kejam lagi. Bukan hanya sekedar menampar pipinya saja.

Laras di bawa pulang ke rumah Marcel, dengan persyaratan yang dia miliki. Sedangkan Laras tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya.

Dia sudah pasrah dengan nasibnya yang malang, setelah ayah angkatnya bangkrut dan meninggal dunia.

Sejak Arya meninggal, Dahlia memang lebih sering menyiksanya, menyuruhnya bekerja demi bisa mendapatkan uang dan berhenti sekolah.

Dahlia juga menyuruh Laras untuk melakukan pekerjaan rumah, meskipun sebenarnya Laras sudah sangat capek setelah seharian bekerja. di luar rumah, demi bisa mendapatkan uang yang diinginkan mamanya.

Sebenarnya hubungan Laras dengan Dahlia hanyalah anak angkat, bukan anak kandung.

Arya dan Dahlia mengadopsi Laras di sebuah pantai asuhan 10 tahun yang lalu, karena mereka berdua tidak bisa memiliki anak sedangkan pernikahan mereka sudah di atas 10 tahun lamanya.

Dasi hasil pemeriksaan dokter, Arya yang tidak bisa memberikan benih anak untuk Dahlia. Itulah sebabnya, Arya begitu memanjakan istrinya.

Apapun yang dinginkan Dahlia dia turuti, sehingga istrinya itu menjadi orang yang konsumtif.

Tapi pada saat ingin mengadopsi seorang anak, itu adalah keinginan Arya. Sedangkan Dahlia hanya mengiyakan saja, sebab tidak mau seandainya kemewahan dan kemudahan yang didapatkan dari suaminya tidak didapatnya lagi.

Karena itu juga, disaat Arya bangkrut dan akhirnya meninggal dunia, Dahlia tidak bisa mengubah cara hidupnya. Dia menggunakan cara yang cepat untuk bisa mendapatkan uang, yaitu dengan cara berhutang dan berjudi.

Semua yang dilakukannya itu telah menghabiskan semua tabungan dan harta peninggalan Arya yang tersisa. Bahkan hutangnya justru mulai menggunung.

Untuk bisa mendapatkan uang yang banyak dengan cara cepat, akhirnya dia memiliki cara yang telah dia bicarakan dengan temannya pemilik klub.

Begitulah kira-kira pemikiran Dahlia, untuk mendapatkan uang yang banyak dan dalam waktu singkat, Laras, anak angkat yang sudah dibesarkan olehnya bersama dengan Arya, ingin dijual dalam pelelangan ilegal gadis-gadis di klub tersebut.

***

Bug bag bug

Laras melihat Marcel yang sedang memukuli salah satu anak buahnya, pada saat mereka baru saja tiba di rumah besarnya Marsel.

"Tidak becus urus hal kecil! Br3ngs3k Kamu!"

"Seret dia ke ruang tahanan. Siksa dan berikan pada buaya-buaya di kolam!"

Marcel memberikan perintah kepada anak buah yang berada di sampingnya, untuk membawa orang yang tadi dia pukuli.

Melihat hal tersebut, Laras bergidik ngeri sambil memejamkan matanya. Dia tidak pernah menyangka, jika laki-laki yang sempat dia kagumi karena sudah menolongnya, ternyata adalah seorang laki-laki yang sangat kejam dan sadis.

"Ini adalah contoh dan peringatan buat kalian semua! Jika melakukan tugas harus berhasil, karena jika tidak, kalian akan menanggung akibatnya sendiri."

Setelah berkata demikian, Marcel kembali melangkah ke dalam rumah, diikuti oleh anak buahnya yang tadi bersamanya di klub.

Laras juga terpaksa ikut berjalan bersamanya, tanpa berani menoleh ke belakang lagi. Dia tidak mau melihat keadaan anak buah yang sudah tidak berdaya tadi, diseret dengan paksa untuk mendapatkan hukumannya lagi.

'Tuhan, kuatkan Aku dalam keadaan seperti ini. Aku tidak bisa lari dari kenyataan dan harus bersabar dalam keadaan yang tidak Aku inginkan.'

Laras berdoa dalam hati, pasrah pada nasib yang dijalaninya saat ini.

"Masukkan dia di kamar sebelah, dan panggil orang-orang untuk mengurusnya!"

"Baik Tuan Muda!"

Beberapa anak buah Marcel mengangguk patuh pada perintahnya, kemudian satu diantara mereka membuka pintu. Mendorong tubuh Laras untuk masuk ke dalam.

Setelahnya Laras tidak tahu lagi apa yang terjadi di luar kamar, sebab pintu kamar langsung ditutup dari luar.

Clek clek!

Ternyata pintunya juga dikunci dari luar, sehingga Laras hanya bisa menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya.

"Apa yang terjadi setelah ini? Apakah Aku juga akan mengalami nasib seperti orang tadi, yang akan dijadikan santapan buaya?" gumam Laras menebak-nebak.

Dia benar-benar tidak menyangka kalau nasibnya akan seperti ini. Bebas dari kekejaman dan perlakuan buruk mamanya, tapi justru masuk ke dalam kandang hewan buas, yang dia sendiri tidak tahu seperti apa kebuasannya.

Tapi dari apa yang dilihatnya barusan, itu sudah memberinya sebuah gambaran tentang keadaan yang akan dia lewati dengan tidak mudah.

Di luar kamar Laras, dua laki-laki dengan penampilan yang feminim telah datang.

"Mana gadis cantik yang akan Yekie dandani Bos ganteng?"

"Cantikan mana ma Yekie coba?" tanya cowok tulang lunak tersebut dengan gerakan gemulai.

Pengantin

Jam 5 pagi Laras dibangunkan, dan diminta untuk keluar dari dalam kamar dengan paksa. Dia akan dirias sebagai seorang pengantin perempuan, dengan menggunakan gaun berwarna putih bersih, serasi dengan kulitnya yang telah dibersihkan oleh dua petugas rias yang gemulai tadi.

Rambutnya yang hitam bergelombang dengan tinggi badan 155 cm, membuatnya tampak seperti pengantin remaja yang sangat cantik. Membuat dua perias tadi berdecak kagum.

"Wow... sempurna!"

"Tuan Marcel pasti sangat senang dengan hasil karya Yekie ini," ucapnya kemayu, menilai hasil riasannya sendiri.

"Ck! Ini bukan hanya hasil karyamu, tapi ada Eike juga yang ikut berperan!" Satu lagi berdecak kesal, karena merasa dikacangi oleh temannya. Jadi dia tidak terima sehingga melakukan protes.

"Astaga, sudah hampir jam 7. Kita harus cepat-cepat honey!"

"Iya. Katanya acara ada di jam 9 pagi ini."

Akhirnya mereka berdua secepatnya menyelesaikan pekerjaan, sebelum mendapat teguran dan hukuman dari Marcel.

Saat sudah selesai, Marcel datang mendekat. Dia juga melihat jika Laras telah siap untuk mengikuti permainan yang akan dilakukannya kedepan nanti.

Ternyata Laras didandani bak pengantin wanita, padahal ini hanya rekayasa Marcel untuk menjadikan dirinya istri pajangan saja.

"Tuan, Tuan Marcel... ini, apakah ini..." lirih suara Laras, tidak menyelesaikan ucapannya.

Marcel tidak berkata sepatah kata pun untuk menyahut atau memberikan penjelasan pada Laras. Dia justru menarik tangan gadis tersebut untuk ikut bersama dengannya.

Hati Laras bagaikan ditusuk ratusan jarum, persendiannya lemas. Tak terasa air matanya berjatuhan membanjiri pipi. Apa yang ada di hadapannya sungguh membuat hatinya hancur.

'Aku akan menjadi isterinya, tapi hanya sebatas pajangan saja demi ambisi yang dimilikinya. Ini sungguh kejam!'

Laras hanya bisa berkata demikian dalam hati, karena tidak mungkin dia mengatakannya secara langsung jika tidak ingin mendapatkan hukuman dari laki-laki kejam seperti Marcel.

"Tidak usah mengeluarkan air mata, atau Kamu mau menjadi santapan buaya di kolam?" tanya Marcel ketus.

Di ruar tamu yang sangat luas, ternyata sudah ada banyak tamu undangan yang hadir. Tapi tamu-tamu itu hanyalah rekayasa Marcel juga untuk membuat setingan, jika dia telah melakukan sebuah pesta pernikahan.

Laras melihat tampilan gagah Marcel yang menggunakan kemeja putih bersih, dilapisi jas hitam mahal, sama mahalnya dengan celana yang serasi tentunya.

'Sebenarnya dia adalah laki-laki yang sempurna, sayang sekali kelakuannya sangat minus karena kekejamannya.' Laras membatin sambil melirik-lirik takut.

"Sebelumnya Aku mengucap terima kasih pada kalian semua, karena sudah hadir di acara ini. Ada sedikit informasi yang ingin Aku sampaikan kepada kalian semua, dan Aku harap kalian tidak kecewa."

"Selama ini, Aku mempunyai seseorang yang sangat Aku sayangi dan cintai, yang menggetarkan hatiku, saat Aku melihat senyumnya yang membuatku susah tidur karena merindukannya, dan membuat hari-hariku berwarna dengan suara tawanya. Dan sekarang, Aku ingin mengumumkan kepada kalian siapa gadis yang membuatku tergila-gila. Dan orangnya adalah..."

Marcel mengambil tangan Laras, kemudian menggenggamnya dan mencium punggung tangan tersebut dihadapan semua tamu.

Tapi Laras tahu jika semua ini hanya rekayasa belaka, jadi dia tidak merasakan bahagia sama sekali. Laras berusaha untuk bisa tersenyum, karena mengimbangi sandiwara yang dilakukan oleh Marcel, sebab jika dia tidak melakukannya, maka bersiap-siaplah untuk mendapatkan hukuman dari laki-laki ini.

Semua tamu yang datang bertepuk tangan, melihat adegan mesra sepasang pengantin di depan. Suara Marcel menggema, membuat hati Laras sangat tersentuh dengan pengakuannya tadi. Untung saja Laras cepat menyadarinya.

Semua orang menunggu Marcel melanjutkan perkataannya, mereka penasaran siapa nama gadis yang berhasil merebut hati seorang Marcel. Idola dan buruan semua gadis dan wanita-wanita kelas atas.

Di saat semua sedang menunggunya, Marcel melirik ke arah Laras. Ada senyum tersungging di bibirnya, senyum yang penuh misteri.

"Kamu melihatku, dan tersenyum padaku juga. Maka dari itu Kamu cukup baik memerankan permainan ini." Marcel berbisik mengakui, jika Laras cukup pintar melihat situasi.

Laras tentu saja mengingat ucapan Marcel, sebelum keluar menemui tamu undangan. Marcel mengancamnya untuk mengembalikannya ke pelelangan klub, jika membangkang dan tidak menurut.

"Gadis ini memang tidak pernah Aku ajak keluar. Aku sengaja menyembunyikannya, agar bisa menjadi surprise untuk kalian semua." Marcel kembali melanjutkan perkenalannya yang tertunda tadi.

"Dia Laras, calon istriku."

Plok plok plok

Plok plok plok

Semua tamu bertepuk tangan setelah mengetahui nama calon pengantin wanitanya Marcel.

Akhirnya acara pernikahan Laras bersama dengan Marcel dilaksanakan, sama seperti yang diinginkan oleh laki-laki tersebut.

Semua acara yang digelar di dokumentasikan, sama seperti rencananya juga.

"Seharusnya Aku juga mengundang beberapa kerabat, jika ingin acara ini lebih sempurna. Tapi, ah... sudahlah." Marcel bergumam seorang diri, saat melihat pesta pernikahan yang dia inginkan ini.

"Oh ya, jika gadis bodoh ini sampai membuka mulutnya suatu hari nanti, Aku tidak akan memberinya ampun!"

Tangan Marcel mengepal, wajahnya juga memerah entah karena marah atau karena kesal, saat ingat dengan kejadian di keluarga Besar-nya. Rasa malu yang dimiliki karena cemooh dan tantangan dari sang Paman serta adik sepupunya membuatnya nekad melakukan segala cara. Termasuk membeli seorang gadis, kemudian menikahinya hanya karena sebuah tuntutan.

"Selamat Tuan Marcel. Istri Anda sangat cantik!" puji salah satu tamu undangan yang hadir.

Marcel hanya tersenyum simpul, menanggapi ucapan selamat tersebut. Dia melirik ke arah Laras yang sedang menundukkan kepalanya.

'Dia memang terlihat cantik, tapi Aku bisa pastikan, bahwa Aku tidak akan pernah tertarik dengan gadis bodoh sepertinya!'

Begitulah kira-kira pemikiran Marcel, yang dari awal memang berencana untuk memanfaatkan kepolosan Laras. Gadis miskin yang telah dijual mamanya sendiri.

Tapi Marcel tidak pernah menyangka, jika ada seorang mama yang tega menjual anaknya sendiri. Biasanya seorang mama akan berusaha melindungi anaknya, apapun yang terjadi pada keluarga mereka. Dan Marcel yakin, jika ada sesuatu yang tidak biasa di antara Laras dengan mamanya.

'Apa yang terjadi ini seperti dongeng-dongeng masa kecil saja,' batin Marcel, masih dengan melihat ke arah Laras.

Para tamu undangan berpikir bahwa Marcel benar-benar mencintai gadis tersebut, sehingga banyak undangan yang berjenis kelamin perempuan merasa iri.

"Sudahlah, patah sudah hatiku ini."

"Hari ini adalah hari patah hati sedunia."

"Hah, Aku justru ingin tahu, berapa lama gadis tersebut akan bertahan di sisinya Marcel. Sebab yang Aku tahu, Marcel itu cepat sekali bosan!"

"Baiklah, apa yang harus Aku lakukan jika hal tersebut terbukti?"

"Kejar saja tuan Marcel lagi!"

"Hahaha... sungguh menarik!"

Begitulah kira-kira pembicaraan mereka, para tamu yang datang ke pesta pernikahan Marcel dengan Laras.

***

Malam telah larut, tapi ada seseorang yang berusaha untuk masuk ke dalam rumah, sehingga terjadi kericuhan di luar.

Ternyata itu adalah Dahlia, mama angkatnya Laras, yang tega menjualnya.

Dahlia datang untuk mencari keberadaan Laras, sehingga hal ini membuat Marcel marah. Dia telah membeli Laras dengan perjanjian tidak akan pernah dikembalikan sedangkan, sedangkan Dahlia mengatakan bahwa dia hanya menjual untuk beberapa waktu saja.

Plak plak plak!

"Dasar p3l4cur!"

Dahlia memegang pipinya dengan pandangan mata marah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!