NovelToon NovelToon

BULE NYASAR JADI REBUTAN

Dua Pria Dalam Bahaya

Suatu malam di tepi sebuah dermaga yang sepi.

"Apa kamu bawa kalung berliannya?" tanya pria berjass rapi.

"Tentu saja," jawab pria berjaket gelap dengan menunjukkan sebuah kalung cantik.

"Serahkan kalung itu sekarang!"

"Oh tidak semudah itu, Bulgoso," pria berjaket itu menyeringai. "ada barang, ada uang."

"Cih!" pria berjas mengacungkan jarinya dan memberi sebuah kode pada anak buahnya. Salah seorang anak buahnya mendekat dengan menenteng koper yang cukup besar dan diserahkannya ke pria berjass "Lihat!" ucap pria berjass itu setelah membuka koper yang dia terima.

"Wow, fantastis!" pria berjaket terlihat senang sambil menoleh ke arah seseorang yang berdiri di sampingnya.

"Saatnya barter, aku tidak punya waktu banyak."

"Baiklah."

Pria berjaket itu maju beberapa langkah, begitu juga dengan pria berjass. Mereka saling mengulurkan tangan untuk saling bertukar barang yang mereka butuhkan. Saat kalung berlian itu hampir terlepas dari tangan pria berjaket, mata pria itu tak sengaja memandang sekilas cahaya kecil berwarna merah tertuju pada dadanya. Dia langsung menarik koper dan menutupi dadanya.

Dor!

Tembakan meleset mengenai koper. Pria berjaket dengan cepat menarik lengan pria berjass dan menjadikannya sandra.

"Jangan bergerak!" bentak pria berjaket sambil menodongkan senjata api yang dia bawa ke arah sandra. Otomatis para anak buah pria berjass tak berani berlutik. "Mike, siapkan speed boat!"

"Oke!"

Pria bernama Mike langsung ambil tindakan. Mereka berdua berjalan mundur menuju tepi darmaga dengan kewaspadaan yang sangat tinggi.

"Jangan mendekat atau berlian ini aku lempar ke laut!" ancam pria itu sembari mengambil beberapa butir berlian dari kantongnya.

"Hentikan!" titah pria berjass. Wajahnya terlihat cukup panik dengan ancaman yang dia terima.

Mike menyiapkan speed boat dan menyalakannya. Begitu semuanya siap, pria berjaket mendorong pria berjass dengan keras ke tepi laut dan dia langung melompat ke dalam speed boat. "Lari!"

ngueeeeeeng!

"Sial! Siapkan helikopter!" titah pria berjass yang tercebur ke dalam laut. Dia langsung ditolong anak buahnya. Tiga speed boat dan helikopter langsung dikerahkan guna mengejar target yang sudah lari cukup jauh.

"Sepertinya mereka mengejar kita, Josh," ucap Mike kepada pria berjaket.

"Sialan! Untung aku waspada!" umpat pria berjaket bernama Josh.

Josh dan Mike adalah dua orang yang bekerja di bidang jasa pencurian profesional barang mewah yang berasal dari negara italia. Dengan pesona wajah tampan serta kecerdasan otaknya, mereka beberapa kali berhasil mengelabui targetnya dan membawa kabur beberapa perhiasan mewah sesuai dengan perintah yang mereka terima dari klien mereka.

Rata rata yang menggunakan jasa pencuri berusia tiga puluh tahun itu berasal dari kaum elit dan bangsawan yang menginginkan sesuatu dengan cara yang kotor. Benda apapun itu yang bernilai jual tinggi menjadi permintaan para miliarder, akan mereka layani sesuai dengan upah yang mereka terima. Tentu saja upah yang mereka kantongi tidak main main.

Kali ini mereka jauh jauh datang ke asia tenggara untuk menemui klien yang memang berasal dari negara singapura. Namun sepertinya nasib mujur sedang tidak berpihak pada Josh dan Mike. Klien mereka kali ini sepertinya memang sangat licik hingga mau mendapatkan barang secara gratis.

"Dasar sialan!" maki Josh sambil terus mengawasi arah belakang speed boat yang dia gunakan. "Bisa bisanya mereka mau menjebak kita."

Mike tersenyum masam dengan matanya terus menatap awas ke arah depan. "Mungkin mereka pikir kita bodoh. Sekarang mereka pasti sedang kewalahan."

"Terus nasib kita bagaimana ini? Jangan sampai polisi disini mengenali wajah kita," ucap Josh sedikit merasa khawatir.

"Tenang aja, sekarang kita harus menemukan tempat mendarat terlebih dahulu," balas Mike.

Di saat mereka sedang sedikit lengah, mereka dikejutkan dengan suara helikopter yang sudah mulai mendekat ke arah mereka.

"Tambah kecepetan Mike!"

"Siap!"

Speed boat melaju dengan kecepatan penuh. Suara tembakan pun mulai terdengar menggema di tengah laut dan gelapnya malam. Hingga beberapa kali tembakan Mike berhasil mengecoh lawan dengan melajukan speed boanya berjalan secara berkelok kelok.

Mungkin karena tembakannya selalu meleset, para penembak yang ada di dalam helikopter merasa geram. Hingga salah satu dari mereka mengambil basoka dan langsung membidikya.

"Mike, serangan basoka!" teriak Josh.

"Ah sial! Bahan bakar menipis!" seru Mike.

"Astaga! bagaimana mungkin?" ucap Josh terkejut.

"Mending kamu siap siap, kita harus terjun kelaut."

"Gila!" seru Josh. Dia pun langsung mengamankan berlian dan bersiap untuk terjun ke laut.

Di saat bersamaan tiba tiba laju speed boat berkurang kecepatanya lalu pelan pelan berhenti. Bertepatan dengan itu dua helikopter berhenti tepat di atas speed boat itu dengan senjata yang siap untuk lepaskan.

"Ucapkan selamat tinggal Mike," kata Josh sambil mendongak. Mereka berdua sontak melambaikan tangan lalu terjun kelaut.

Byurr!

"Brengsek! Mereka kabur!"

"Tembak dengan basoka!"

Nguing!

Duarr!

...@@@@@@...

Hy reader, apa kabar? Tentunya saya harap kalian semua dalam keadaan baik baik saja. Othor bawa cerita baru lagi nih. Yang pasti sama serunya dengan cerita othor yang lain. Di simak dan ikuti yuk? Jangan lupa dukungannya juga ya? Makasih

Josh

**Mike

 

**

Mendapat Pertolongan

"Brengsek! Mereka kabur!"

"Tembak dengan basoka!"

Nguing!

Duarr!

Kapal yang ditumpangi Josh dan Mike seketika meledak dan terbakar. Tapi para pemburu tidak berhenti sampai di situ saja. Mereka langsung berpencar menyusuri laut di sekitar tempat kapal meledak, denggan harapan target yang mereka cari dapat ditemukan disekitarnya. Mereka melakukan pencarian karena di sekitar ledakan, mereka tidak menemukan ada darah di sekeliling kapal yang meledak.

Tanpa disadari, dua orang yang mereka cari sebenarnya masih berada di sekitar speed boat yang belum lama ini meledak. Josh dan Mike hanya mencebur ke dalam laut dan menyelam di kadalaman untuk menghindari ledakan kapal. Saat keduanya naik ke permukaan, Mereka menggunakan serpihan benda kapal yang mengapung untuk menopang tubuh mereka.

"Apa ini akhir dari riwayat kita?" tanya Mike dengan nafas yang tersengal sengal.

"Sepertinya begitu. Sial!" umpat Josh. "Apa di sana ada pulau?" ucapnya sambil menunjuk ke satu arah yang terlihat bercahaya.

"Sebaiknya kita kesana, Josh. Sepertinya jaraknya cukup dekat."

"Baiklah, Ayo!"

Dengan kewaspadaan penuh, mereka perlahan berenang menuju tempat yang kelihatan ada cahayanya. Setelah berjuang mengarungi lautan dengan sekuat tenaga, akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Ternyata benar, itu adalah sebuah pulau.

Mereka segera saja masuk ke pulau itu dan bersembunyi dibalik rerimbunan pohon. Mereka memang sengaja bersembunyi karena mereka yakin orang yang mengejar mereka masih berkeliaran di sekitar laut.

"Apa berliannya aman, Josh?" tanya Mike.

"Aman," jawab Josh sembari menunjukan kalung dilehernya.

"Baguslah. Sepertinya di sini aman. Kita istirahat disini saja dulu."

"Oke!"

Merasa cukup aman di tempat persembunyiannya saat ini, mereka memilih istirahat dengan pakaian yang basah kuyup. Sesekali mereka juga mendengar suara helikopter yang mendekat dan menyusuri pantai. Beruntung mereka telah bersembunyi, jadi kali ini mereka merasa aman. Mungkin karena merasa cukup lelah, tanpa terasa mata mereka pun terpejam.

Saat pagi menjelang, Josh terbangun dengan badan yang merasa tidak enak. Perlahan matanya pun terbuka dan betapa terkejutnya dia saat mata itu benar benar terbuka. Dia sudah dikelilingi tiga orang pria yang sedang menatapnya.

"Mike, bangun, Mike! Mike," ucap Josh sambil mengguncang tubuh Mike.

"hum apa sih?" balas Mike dengan suara khas orang bangun tidur. Mau tidak mau Mike pun membuka matanya. Dia langsung melonjak bangkit karena kaget saat melihat tiga orang yang sama dihadapannya.

"Kalian siapa?" tanya salah satu orang dari tiga pria yang menatap Josh dan Mike. Dua pria bule itu saling pandang karena tidak mengerti dengan bahasa yang mereka gunakan.

"Maaf, aku tidak tahu apa yang kamu katakan," ucap Josh dengan bahasa ingris.

Tiga pria itu manggut manggut. Lalu salah satu dari mereka kembali bertanya. "Kalian siapa? Dan berasal dari mana?"

mike dan Josh kembali dibuat terkejut. Ternyata salah satu dari tiga orang itu bisa menggunakan bahasa inggris juga. "Kami wisatawan, dan kapal yang kami gunakan meledak semalam," balas Josh sedikit berdusta. Josh tidak mungkin mengakui kalau dirinya adalah pencuri.

Tiga orang itu tampak terkejut. "Oh itu kapal kalian? Semalam saya mendengar suara ledakan," ucap salah satu pria memberi tahu. "Sekarang kalian mau kemana?"

"Kami tidak tahu," ucap Josh dengan wajah putus asanya. Tentu saja itu hanya akting, dan dia berharap dapat bantuan dari tiga orang itu.

"Kalau begitu, ikutlah bersama kami. Untuk sementara tinggalah di tempat kami."

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Dua pria bule itu tentu saja langsung setuju ikut dengan tiga orang itu. Mereka pun beranjak ke sisi pantai yang lain. Tiga orang itu mengeluarkan perahu sederhana yang mereka sembunyikan.

"Apa tuan tuan bukan asli orang pulau ini?" Tanya Mike karena rasa penasaran yang hadir saat tiga pria itu mengelurkan perahu dari semak semak.

"Pulau ini tidak berpenduduk," jawaban salah satu pria itu cukup membuat Mike dan Josh mengerti. Dua pria bule itu lantas membantu pria yang menolong mereka mendorong perahu hingga ke pantai.

Setelah kapal berhasil berada di atas air, semua langsung naik ke kapal, dan dua orang mendorong kapal itu dengan menggunakan bambu hingga kapal itu berhasil mencapai tengah laut. Setelah itu mereka mulai menggunakan dayung menuju ke tempat tinggal tiga pria itu.

Tiga orang itu merasa tenang mengarungi lautan dengan perahu yang sangat sederhana itu, sedangkan Josh dan Mike merasa takut luar biasa, karena baru kali ini mengarungi lautan tanpa menggunakan perahu tanpa mesin. Tak butuh waktu lama, perahu mereka pun sampai di tempat tujuan.

"Tuan, apa arti dari tulisan itu?" tanya Josh saat sembari menunjukan sebuah tulisan di atas gapura.

"Itu artinya selamat datang di kampung janda."

"Hah!"

...@@@@@...

Kampung Janda

"Kampung janda?" tanya dua bule itu dengan raut muka yang nampak sangat terkejut. "Apa alasan tempat ini dinamakan kampung janda , Tuan?" tanya Josh.

"Karena di sini banyak wanita yang tidak bersuami, ada yang suaminya meninggal, adq yang cerai, ada juga yang punya suami tapi seperti tidak bersuami," ucap salah seorang bapak. Lalu dua bule itu mereka ajak masuk ke kampung tiga orang itu menggunakan motor mereka yang memang sengaja di tinggal tak jauh dari dermaga.

Sejak dua bule itu menginjakan kakinya di tepi pantai, kedatangan mereka menjadi pusat perhatian orang orang yang yang beraaktifitas di dermaga sederhana pulau itu. Kedatangan Josh dan Mike tentu saja menarik perhatian para penduduk terutama para wanita yang sudah tertarik kepada lawan jenis.

Bahkan saat mereka sampai di kampung tujuan, banyak mata yang menatap ke arah Josh dan Mike dengan tatapan kagum dan juga heran. Paras yang tampan dan badan yang tinggi tegap, tentu saja menjadi pemandangan yang hampir tak pernah ada di kampung mereka.

"Mereka siapa Pak Kades?" tanya seorang penduduk dengan bahasa daerah setempat.

"Mereka orang Amerika," jawab salah satu pria yang ternyata adalah kepala desa di daerah tersebut.

Josh dan Mike hanya bisa saling pandang karena mereka memang tidak mengerti bahasa yang digunakan penduduk. Dua bule itu nampak menikmati suasana yang tidak pernah mereka dapatkan selama berada di kota yang penuh kemewahan. Saat ini keduanya hanya melihat banyak bangunan sederhana yang nampak sejuk dengan banyak pepohonan di halaman tiap rumahnya.

Kepala desa tersebut mengajak Josh dan Mike singgah di rumahnya. Mereka masih menjadi pusat perhatian para warga hingga mereka sedikit merasa risih karena sedari tadi tatapan para warga terus tertuju pada dua bule itu.

"Apa mereka tidak pernah melihat orang asing datang kesini? Sampai segitunya mereka merhatiin kita dari tadi?" ucap Mike setelah kepala desa masuk untuk ganti pakaian.

"Kayaknya sih begitu. Terutama lihat tuh yang cewek. Natapnya genit banget," balas Josh sembari menunjuk ke kerumunan para wanita yang sedang menatap lapar pada bule itu.

"Hahaha ... tapi mereka cantik cantik juga. Cantik alami tanpa ada polesan," puji Mike.

"Benar, aku baru lihat. Ternyata tanpa make up wanita lebih cantik ya."

Di saat bersamaan, Pak kades datang kembali ke tempat Josh dan Mike berada. "Gunakanlah pakaian ini. Sepertinya pakaian kalian kotor dan basah dari semalam."

"Ah iya, Tuan terima kasih," jawab Josh sembari menerima pakaian yang entah pas atau tidak di tubuh mereka. "Oh iya Tuan, apa di sini ada tempat mengambil uang?"

"Ada, tapi letaknya sangat jauh. Ada dikota. Sekitar empat jam dari desa ini. Besok kalau ada warga yang ke kota, kalian bisa ikut," balas Pak Kades.

"Oh gitu, baik, Tuan. Terima kasih. Kalau begitu kita ganti baju dimana ya, Tuan?"

"Oh mari ikut saya," ajak Pak kades. Dua bule itupun mengikuti mereka masuk ke dalam rumah.

Sementara warga yang sedari tadi bergerombol di balik pagar bambu rumah Pak kades, ada yang memilih pergi dan menyebarkan berita tentang datangnya dua bule di kampungnya.

"Gila! Bulenya ganteng ganteng banget, euggh gemes!" seru seorang wanita saat memberi kabar pada sekumpulan wanita disebuah bangunan.

"Yang benar? Kok kamu baru bilang?" protes salah satu wanita yang ada disana.

"Itu saja tadi aku nggak sengaja lihat. Sumpah, mantep pokoknya. Aku yakin mereka ganas banget," heboh wanita itu.

"Duh jadi penasaran. Bulenya masih ada nggak di rumah Pak kades?"

"Masih lah. Ni juga aku mau kesana lagi, pengin kenalan."

Sontak saja, para wanita yang masih terlihat muda itu langsung berhamburan mengikuti si wanita menuju rumah Pak Kades. Sedangkan tak jauh dari rumah Pak Kades, Bu Kades yang melihat rumahnya nampak sangat ramai, merasa heran karena dia baru saja pulang bersama teman temannya dari Rw tetangga.

"Ya ampun! Ada apa ini? Kok rumah saya rame banget!" seru Bu kades dengan tatapan herannya.

"Iya, Bu. Apa terjadi sesuatu pada Pak Kades? Bukankah Pak Kades dari kemarin pergi melaut?" jawab salah satu teman Bu Kades.

"Astaga! Nggak mungkin!" Bu kades langsung berjalan cepat menuju rumahnya. "Ini ada apa Apa? Kenapa kalian pada kumpul di rumah saya?"

"Wah! Bu kades darimana aja?" bukannya menjawab, salah satu dari mereka malah melempar pertanyaan. "Di rumah Bu kades ada pemandangan bagus loh."

"Pemandangan bagus? Pemandangan apa?"

Tepat saat Bu kades mengakhiri pertanyaaannya, mata para wanita langsung membulat dengan mulut ternganga begitu melihat due bule keluar memamerkan otot otot mereka."

"Ataga! kekarnya!"

"Aduh, ada yang berdenyut!"

...@@@@@@...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!