Happy Reading.
BRAKK!!
"Arum!! apa kamu gak apa-apa?" suara seorang anak laki-laki berlari ke arah seorang gadis kecil berusia 10 tahun.
Gadis kecil itu tersenyum saat melihat anak laki-laki tampan itu terlihat sangat khawatir.
"Gak apa-apa kak, tadi Arum gak hati-hati."
"Sini, kakak bantuin," Angga yang merupakan kakak Sepupu Arum itu menarik tangan gadis kecil tersebut.
Brrukk!
"AWWW!"
"Aduh, kak Angga, maafin Arum," gadis kecil itu tersenyum malu ketika melihat wajah di bawahnya itu yang terlihat sangat tampan.
Arum, si gadis kecil terpesona oleh ketampanan yang di miliki sang kakak.
Mata Angga berwarna coklat terang, hidung mancung, rambut coklat emas dan warna bibir yang merah alami khas wajah bule Amerika karena memang Angga keturunan orang Negeri paman Sam tersebut.
"Bisakah kamu pindah dari atas tubuhku?" Arum nyengir kuda ketika mendapati dirinya yang masih betah berada di atas tubuh Angga yang terjatuh ketanah setelah anak laki-laki berusia 13 tahun itu menariknya saat terjatuh.
"Maaf, kak," ucap Arum merasa tidak enak karena membuat baju belakang Angga menjadi kotor.
"Gak apa-apa, gimana kakimu? sakit enggak?" Angga berjongkok melihat lutut Arum yang terlihat lecet akibat tergores tanah pada saat terjatuh dari sepedanya. Angga meniup lutut adik angkatnya itu dengan lembut, Arum semakin terpesona dengan sikap Angga dan membuatnya ingin memeluk sang kakak.
Arum menggeleng cepat, 'tidak! Arum kamu tidak boleh seperti itu!' entah kenapa melihat perlakuan Angga yang sangat perhatian seperti itu membuatnya merasa sangat spesial.
Arum hanya seorang gadis kecil berusia 10 tahun dan belum mengerti akan perasaan cinta seperti orang dewasa. Tapi gadis itu memang benar-benar menyukai dan mengagumi Angga seperti seorang idola yang pantas di kagumi.
'Arum sayang kak Angga!' batin gadis kecil itu.
Angga, kakak sepupunya itu memang sosok Pria baik hati. Bukan hanya pada Arum, tetapi dia juga begitu perhatian terhadap adik perempuannya yang seumuran dengan Arum.
Angga memang sangat menyayangi keduanya, yaitu Arum dan Della, terbukti bahwa sejak mereka kecil, dia sudah bisa menjaga kedua adiknya itu.
"Apa masih sakit?" lamunan Arum kecil buyar ketika Angga bertanya.
"Gak sakit kok kak, kan ada kak Angga yang nolongin Arum." Angga mendongak menatap wajah cantik Arum. "Syukurlah, kalau begitu sebaiknya kita pulang, hari juga sudah semakin sore," ucap Angga berdiri dan berjalan mengambil sepedanya yang tidak jauh berada dari tempat itu.
"Untung Della gak ikut, jadi kakak bisa jagain kamu sepenuhnya, tapi ternyata kamu jatuh juga, maaf, ya Arum!" ucap Alven merasa bersalah.
Arum melihat ada rasa khawatir di raut wajah kakaknya itu.
"Gak apa-apa kak, udah deh, gak usah di bahas, nanti kakak gak usah cerita sama Della, pasti nanti Della akan marah sama kakak," ujar Arum.
Angga mengangguk dan tersenyum. "Berarti harus kait jari kelingking, agar kakak gak bohong," mereka mengaitkan kedua jari kelingking sambil tertawa bersama.
"Ya udah, yukk kita pulang!" Arum mengangguk. Makin hari kakak sepupu nya itu semakin tampan, lihatlah saat ini Angga sudah menginjak dewasa dan memasuki usia remaja.
Kedua saudara sepupu itu pulang sambil menuntun sepedanya masing-masing, terlihat keduanya saling melirik dan tersenyum. Entah kenapa Arum sangat menyukai senyum dari Angga, senyum yang membuat matanya berbinar dan kedua sudut bibirnya terangkat lebar.
'Kak, Arum ingin bisa selalu bersama kak Angga sampai kapanpun, Arum gak mau terpisah dari kakak, Arum sayang sama kakak dan Della. Bisakah kak Angga ada untuk Arum dan di samping Arum terus?'
Lima tahun kemudian.
Seorang gadis cantik berlari menuju kelas X IPA 1, Banyak pasang mata melihatnya dengan kagum, apalagi para kaum Adam yang menatapnya tanpa berkedip sampai gadis itu menghilang di balik tembok gedung kelas X dan langsung masuk ke dalam kelasnya.
"Della, cantik banget ya?"
"Idola gue banget!"
"Calon ibu dari anak-anak gue tuh!"
"Iya, tapi sayangnya dia galak!"
"Kalau aku gak apa-apa galak, asalkan bisa meluluhkan hatinya."
"Huhuhu! Della gak bakal mau, ngaca dulu donk! Muka lo kudu di permak!"
Bersambung.
Hai semuanya, jangan lupa untuk like dan komen ya 🥰🥰🥰🥰
Happy Reading
Seorang gadis cantik berlari menuju kelas X Ipa 1, Banyak pasang mata melihatnya dengan kagum, apalagi para kaum Adam yang menatapnya tanpa berkedip sampai gadis itu menghilang di balik tembok gedung kelas X dan langsung masuk ke dalam kelasnya.
"Della, cantik banget ya?"
"Idola gue banget!"
"Calon ibu dari anak-anak gue tuh!"
"Iya, tapi sayangnya dia galak!"
"Kalau aku gak apa-apa galak, asalkan bisa meluluhkan hatinya."
"Huhuhu! Della gak bakal mau, ngaca dulu donk! Muka lo kudu di permak!"
Seruan para pria yang kebanyakan dari mereka memang begitu mengagumi kecantikan gadis tersebut.
Della sendiri tergopoh-gopoh menghampiri seorang gadis yang seumuran dengannya. Melihat Arum yang masih tenang membaca buku di kelas, Della segera menghampiri.
"Arum, Rum Rum, tahu gak sih, ada gosip terbaru dari most wanted SMA Garuda," ujar Della terengah-engah mengatur napasnya.
Arum yang sedang fokus membaca buku itu hanya berdehem saat mendengar Della, saudara sepupunya itu mengatakan kata-kata sang most wanted. Ya, siapa lagi kalau bukan kakak sepupunya dan kakak kandung Della sendiri.
"Maksudmu gosip tentang Kak Angga?" Della mengangguk. Sedangkan Arum mendesah pelan, gosip tentang Angga di sekolah itu memang selalu menjadi trending topik, yang pasti berita baik karena memang sangat jarang terdengar gosip miring tentang Angga.
Setiap berita mengenai Angga mungkin tentang prestasinya yang memang sangat luar biasa, menguasai beberapa bidang mata pelajaran dan juga mantan ketua OSIS yang sangat fenomenal. Fans dari Angga begitu banyak, hingga mereka membuat grup khusus untuk para penggemar Angga mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.
"Memang gosip apa?" tanya Arum yang seakan tidak bersemangat, padahal di dalam hatinya sangat penasaran.
"Itu, tadi kak Jena si ratu sekolah SMA Garuda, jalan berdua bareng kakak kita yang tampan paripurna itu, mereka ke kantin bareng, gosipnya nih, Kak Angga dan Kak Jena udah jadian!" Arum yang mendengar itu langsung menoleh seketika. Sedikit shock mendengar gosip dari sepupunya itu.
"Masa kak Angga suka sama kak Jena?" tanya Arum tidak percaya, biar bagaimanapun dia tidak akan sanggup melihat kakak sepupu nya yang super dingin itu memiliki pacar.
Hati Arum merasa sakit, sejak dari kecil dia sudah menyukai Angga, ingin sekali mengutarakan perasaan terhadap pria itu.
Namun, jelas semua itu tidak akan pernah bisa dilakukan oleh Arum karena mereka adalah saudara sepupu dan itu pasti akan dilarang oleh keluarga besar mereka apalagi saat ini Arum tinggal di rumah orang tua Angga dan Della.
Semenjak meninggalnya orang tua Arum, gadis itu sudah diasuh oleh paman dan bibinya yang tidak lain adalah ayah dan ibu dari Angga dan Della.
"Ya, katanya sih, 'kan cuma gosip, apalagi melihat keduanya berada di kantin dan di meja yang sama, kalau itu aku lihat dengan mata kepalaku sendiri tadi pada waktu ke kantin, makanya aku langsung lari ke sini," jawab Della.
Adik kandung Angga itu mengabil botol air mineral yang ada di dalam tasnya, dan langsung membasahi tenggorokannya yang terasa kering akibat berlari.
"Pasti banyak yang patah hati 'kan? secara kak Angga itu laki-laki idaman setiap wanita, tampan, pintar, genius, perhatian," ujar Arum tersenyum, meskipun sebenarnya hatinya begitu miris.
"Kalau perhatian keknya hanya untuk kita, deh!" sela Della.
"Ya, itu memang benar, pasti kalau kak Angga punya pacar, perhatian nya akan terbagi!"
Ya, apa yang di katakan Della memang benar, Angga hanya perhatian dan peduli kepada kedua gadis itu, bahkan Angga sudah menganggap Arum sebagai adiknya sendiri.
"Maka dari itu, aku gak mau kalau semua warga di sekolah ini tahu kalau kita ini adiknya kak Angga, pasti sangat menyusahkan kalau setiap hari kita akan mendapatkan teror ataupun berondongan pertanyaan tidak penting dari fansnya!" ujar Arum yang kembali fokus pada bukunya.
"Ya, bahkan banyak yang minta nomer telpon kak Angga, padahal cuma liat aku keluar dari dalam mobilnya!" ucap Della.
"Nanti kita tanya deh sama kak Angga sendiri, apa benar gosip yang bererdar itu, kalau sampai iya, aku gak bakalan setuju!" lanjut gadis cantik itu.
Bersambung.
Happy Reading.
Angga menatap kedua gadis cantik yang sedang berdiri dihadapannya saat ini. Arum dan Della menatap tajam sang kakak yang masih diam berdiri tidak bergerak, hanya menaikkan alis menunggu dua adiknya bersuara.
"Apa benar kak Angga jadian sama Kak Jena?" Della memilih to the point. Seperti biasa, Della yang memang tidak pernah mau berbasa-basi, dia langsung bertanya pada intinya.
Angga sempat mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari adiknya sendiri.
"Jadian?" cicit Angga. Della mengangguk.
"Iya, di sekolah tuh udah menyebar gosip kalau kakak jadian sama Kak Jena, si ratu SMA Garuda, kok bisa kakak suka sama dia?" kini Arum yang bertanya dengan galak.
Sebenarnya gak ada salahnya kalau Angga bisa sampai menyukai Jena, karena gadis itu memang memiliki paras yang sangat cantik, tapi sayang akhlak nya tidak secantik wajahnya, Jena memiliki sifat sombong yang hakiki, meskipun begitu dia masih menjadi idola di kalangan siswa SMA Garuda.
"Cantik tapi aku gak suka punya kakak ipar yang sombong!" Della menambahkan.
Angga mendesah panjang, dia menatap Arum dan Della bergantian, tanpa menjawab pertanyaan mereka, Angga langsung menggeser tubuh kedua gadis itu dan masuk ke dalam kamarnya.
Sebenarnya Angga memang begitu malas kalau di tanya dengan hal-hal yang tidak penting, apalagi kalau sampai kedua adiknya itu menginterogasi nya, bisa makin panjang urusan. Maka dari itu Angga tidak mau menanggapi.
"Eh, kak Angga! Kita belum selesai menginterogasinya!" Della ikut masuk ke dalam kamar di ikuti dengan Arum.
"Apa yang mau di interogasi?" tanya Angga yang kini sudah duduk di meja belajarnya.
Membuka buku paket tebal dan mulai mengamati rangkuman materi, pemuda itu benar-benar gila belajar dan tentu saja hal itu membuat Angga menjadi siswa yang pintar dan cerdas.
"Ya itu tadi, tentang ka Jena dan kak Angga yang udah jadian!! eh sebentar!" Della merasakan getaran di saku celananya, dia pun mengambil ponselnya yang bergetar karena ada panggilan.
"Rum, aku angkat telepon dulu, ya! Kamu jaga kak Angga dan interogasi dia, jangan sampai kak Angga kabur!" ucap Della.
"Oke, siap! Serahkan semuanya padaku!" setelah itu Della pergi keluar dari kamar Angga.
Terdengar helaan napas Angga yang membuat Arum langsung menatapnya.
"Jadi beneran Kak Angga jadian sama Kak Jena!" kini Arum memasang sendu, menatap sang kakak yang sejak kecil sudah sangat ia idolakan itu.
Angga yang melihat gadis di hadapannya ini langsung menarik lengannya, membuat Arum terpekik karena terkejut. "Kak Angga!" Arum memberontak karena Angga memeluk pinggang nya yang terduduk di pangkuannya.
"Lepas!! Kakak tuh bau!" seru Arum meronta.
"Masa sih? Tapi kata temen-temen, kakak wangi, loh!" Angga terkekeh.
"Ih, enggak! Mereka bohong, kakak bau belum mandi!" Arum masih meronta, gadis itu bukannya tidak senang saat Angga menggodanya seperti ini. Dia sangat senang tapi Arum takut kalau Angga mengetahui detak jantungnya yang begitu cepat, ya, Arum gugup atau entah rasa apa itu, karena setiap dekat dengan Angga atau kulit mereka bersentuhan, bisa di pastikan kalau jantung Arum langsung lompat dari tempatnya.
Mungkin dengan cara melepaskan diri dari Angga secepatnya, akan membuat jantung Arum baik-baik saja.
"Kan belum mandi, ya wajarlah bau, kamu juga bau kok, eehm bau ketek asem!" Angga menghidu tubuh Arum, mendekat kan wajah pada leher sang gadis, membuat Arum bisa merasakan hembusan nafas hangat Angga.
'Ya Tuhan!! jantungku bisa copot ini! apa kak Angga tidak merasakan betapa gugupnya aku!!'
Arum semakin merasakan desiran darahnya yang semakin hebat, bahkan perutnya seakan digelitiki ribuan kupu-kupu.
Apakah Angga tidak sadar jika perbuatannya ini membuat anak gadis orang jadi klepek-klepek.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!