...***...
Hasegawa Yuuto, seseorang siswa yang di-bully oleh teman sekelasnya. Karena ia dicap anak haram oleh mereka. Hidupnya yang menderita selama di sekolah. Suatu hari ketika ia di-bully, guru baru membantu dirinya. Karena seragamnya basah, dan tidak bisa digunakan. Hasegawa Yuuto mendapatkan seragam baru dari Mikami Hase, wali kelasnya.
Dari sanalah semua bermula. Sosok gaib yang selalu mengikuti Hasegawa Yuuto. Mereka menjalin kontrak gaib untuk membalaskan dendam dimasa lalu, dan masa sekarang. Dendam yang membuat Hasegawa Yuuto menjadi pembunuh sadis.
"Aku hanya melakukan apa yang kalian lakukan padaku. Kalian yang telah menyakiti hatiku sesuka hati kalian."
Satu persatu dendam Hasegawa Yuuto terbalaskan. Dan bukan hanya satu nyawa saja yang melayang akibat dendam yang membara itu. Namun juga pada dendam masa lalu. Yaitunya dendam toh Mikoto Hase yang dimasa lalunya bunuh diri karena tidak tahan lagi dengan apa yang ia rasakan.
Apa yang dialami oleh Yuuto sama persis dengan apa yang dialami oleh Hase dimasa lalu. Karena itulah, Hase menggunakan kesempatan itu untuk melupakan emosi setelah sekian lama ia menunggu akan ada seseorang yang bernasib sama dengannya, dengan begitu ia bisa membuat kontrak dengan orang itu, dan menggunakan tubuh orang itu untuk balas dendam.
Hari demi hari, satu persatu dari mereka menyadari, jika siswa yang meninggal adalah mereka yang telah mem-bully Hasegawa Yuuto. Apalagi setelah mereka mencoba menjebak Hasegawa Yuuto dengan pernyataan cinta palsu itu.
Di Dermaga tempat pelabuhan kapal, di sana ada dua orang siswa yang menjadi korban. Dendam itu kembali terbalaskan karena rasa sakit hati Yuuto yang dipermainkan oleh mereka semua.
Dendam itu semakin besar, menggerogoti hatinya. Sehingga suatu hari, ketika ia bertemu dengan seorang pendeta. Pendeta itu berkata pada Yuuto agar tidak menuruti dendam yang dilakukan oleh orang yang sudah lama mati. Maka kau akan ikut mati juga bersamanya. Karena kontrak itu adalah antara hidup dan mati. Namun Yuuto tidak menggubrisnya, ia masih mau membalaskan rasa sakit hati yang ia alami selama ini. Rasa sakit yang tidak akan bisa hilang hanya kata maaf. Dan ia telah membuat kontrak dengan setan, jadi ia tidak akan lari, sebelum rasa sakit yang ia alami selama ini terbalaskan pada mereka semua, baru ia boleh mati.
Dan yang lebih mengerikan adalah Natsume Sensei melihat apa yang dilakukan oleh Yuuto pada salah satu siswa lainnya. Natsume Sensei guru UKS, yang kebetulan berada di sana, menyaksikan apa yang terjadi. Sejak saat itu itu menjadi takut pada Yuuto. Apalagi ketika siswanya yang sudah tamat enam tahun yang lalu mengadu padanya, jika mereka melihat Mimoto Hase. Padahal Mikoto Hase sudah lama meninggal, tapi mengapa malah meneror mereka?.
Natsume Sensei tidak tahan lagi, ia meminta bantuan dari Hase Sensei untuk memaksa Yuuto mengakui perbuatannya. Yuuto sama sekali tidak menyangkal apa yang telah ia lakukan. Tentu saja Hase Sensei tidak percaya. Namun saat itu juga, Yuuto menunjukkan keberadaan Mikoto Hase.
Sebagai kakak dari Hase tentu saja Hase Sensei sangat shock, ia meminta pada Yuuto dan Hase agar tidak mengikuti perasaan dendam. Namun tidak digubris oleh mereka berdua.
Justru Hasegawa Yuuto dan Mikoto Hase malah menyandera siswa di kelas. Karena kontrak antara Yuuto dan Hase hampir berakhir pada tanggal dimana Mikoto Hase bunuh diri.
Jika dendam itu belum terbalaskan, maka ia akan mati. Yuuto ataupun Hase tidak mau mati begitu saja dengan cara yang sama. Sebelum ia mati karena kontrak itu akan segera berakhir, Yuuto menyandera seluruh siswa di kelasnya dan membuat permainan yang mengerikan. Jika ada siswa yang berani melawannya, maka akan dibunuh saat itu juga. Memang terdengar kejam, namun semuanya salah mereka semua yang bersikap kejam pada dirinya.
"Kalian akan ikut mati bersamaku. Katakan padaku cara yang seperti apa yang kalian inginkan?." Yuuto menyeringai lebar layaknya seorang iblis.
"Sebaiknya cepat bunuh mereka semua, sebelum kau benar-benar pergi dari dunia ini, yuuto." Hase semakin memanasi keadaan.
"Akan aku bunuh kalian semuanya di sini!."
Untuk menghentikan aksi kejam Yuuto, Natsume Sensei menemui seorang pendeta, cara memutuskan kontrak antara Yuuto dengan Hase. Yaitunya dengan cara menikam dada Yuuto dengan belati kecil. Pilihannya hanya dua, jika tidak mengenai Yuuto maka Hase yang akan lenyap, atau justru malah sebaliknya?.
"Aku pernah bertemu dengannya sekali, tatapan matanya sangat berbeda, karena ada seseorang yang selalu mengikutinya."
"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau dia menjadi seorang pembunuh sadis."
"Jika kau sanggup, gunakan belati ini agar memaksa mereka memutuskan kontrak itu, pilihannya hanya dua, jika anak itu selamat? maka shetan itu akan mati, dan jika gagal? Maka anak itu yang akan mati."
Dan dari situ juga ada sebuah rahasia yang terungkap. Fakta yang mengejutkan bahwa Natsume Sensei adalah ibu Yuuto. Karena malu dimasa lalu, Natsume Sensei tidak mau mengakui Yuuto adalah anaknya. Karena kesalahannya dimasa lalu, Natsume Sensei sama sekali tidak mau melihat Yuuto sebagai anaknya.
Saat di sekolah, Natsume Sensei seakan menulikan telinganya hanya sekedar untuk mendengarkan rintihan dari anaknya itu. Ia seakan tidak peduli dengan apa yang dialami oleh Yuuto. Namun jiwanya terguncang ketika ia mengetahui jika Yuuto adalah dalang dari kematian siswanya.
Ketakutan-ketakutan yang ia rasakan, selalu terbayang bagaimana Yuuto membunuh mereka dengan sadisnya. Sejak saat itu pikirannya sama sekali tidak bisa tenang. Ia selalu bertanya mengapa Yuuto bisa menjadi seorang pembunuh yang mengerikan?.
"Rasanya aku tidak percaya dengan apa yang ia lakukan, namun sudah ada korban dari apa yang telah ia lakukan, bahkan aku melihatnya secara langsung apa yang telah yuuto lakukan?."
"Aku hanya membalaskan rasa sakit hati yang ada di dalam diriku, apakah aku tidak boleh melakukannya? Ini semua karena kau!."
"Sungguh maafkan aku, aku yang telah bersalah!."
"Kata maaf yang keluar dari mulutmu itu sama sekali tidak membantuku sama sekali, jadi? Sebaiknya kau ikut mati juga."
"Aku mohon maafkan aku! Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!."
"Jangan kau dengarkan ucapannya yuuto, dia adalah orang yang telah membuat kau menderita selama ini! Bunuh dia!."
"Kau hanya akan semakin menderita jika kau mendengarkan ucapannya!."
Apakah yang ia lakukan adalah sia-sia?. Sehingga Yuuto mengalami masa yang sulit selama ini?. Dimana hati nuraninya disaat ia dengan tega menelantarkan anak yang ia kandung?.
Bagaimana kisah kamu adalah bayangan masa lalu ku ini?. Kisah seorang siswa yang balas dendam pada teman sekelasnya. Ia akan membalaskan rasa sakit hati yang dilakukan oleh temannya, maka mereka akan mati dengan cara yang mereka gunakan untuk mem-bully-nya?. Kisah pembunuh sadis yang dilakukan oleh seorang siswa karena dendam masa lalu dan masa depan yang menghasilkan kontrak antara yang hidup dengan yang telah lama mati dengan dendam yang masih bersarang di dalam hatinya, sungguh kisah yang menyedihkan.
Bisakah dendam itu hilang begitu saja?. Rasanya sangat tidak mungkin, apalagi saat Yuuto mengetahui jika masa kontrak itu habis pada saat Hase bunuh diri. Dan ia akan mengalami hal yang serupa?. Bagaimana kisah lengkapnya?. Temukan jawabannya.
...***...
...***...
Di ruang guru.
Sebelum masuk ke ruang kelas, terlihat seoang guru sedang mempersiapkan apa saja yang akan digunakan untuk mengajar nantinya. Suasana hatinya sedang baik, namun ada perasaan gugup yang terselip di hatinya saat itu.
"Ini pertama kalinya aku mengajar, apakah aku bisa?." Dalam hatinya semakin gugup ketika membayangkan bagaimana rasanya mengajar. "Walaupun sebagai guru BK? Tapi setidaknya ada beberapa mata pelajaran yang aku kuasai." Dalam hatinya mencoba untuk menyemangati dirinya.
"Selamat pagi."
"Pagi juga."
Ada beberapa guru yang baru datang sambil menyapa dengan sangat ramah.
"Guru baru ya?."
"Ia."
"Selamat datang ya?."
"Terima kasih."
"Nanti siang kita makan bareng ya?."
"Baik."
Ia semakin terlihat sangat gugup, tidak menduga jika ada guru muda yang ramah padanya.
"Tenangkan dirimu, kau datang ke sini untuk mengajar." Dalam hatinya mencoba mengingat kembali apa tujuannya datang ke sekolah itu. "Baiklah, kembali fokus." Dalam hatinya tidak akan goyah. "Walaupun begitu banyak guru yang muda? Mungkin aku akan akrab saja degan guru yang senior." Dalam hatinya sedang memperhatikan bagaimana kondisi ruang guru. Begitu banyak juga guru yang mengajar di sana, perhatiannya tertuju pada guru yang sedikit kerepotan saat mempersiapkan bawaannya.
"Semoga saja berjalan dengan lancar nantinya." Setidaknya itulah harapannya. Ia telah mempersiapkan dirinya untuk melakukan yang terbaik, demi masa depan anak-anak bangsa. Apakah ia mampu mengajar dengan baik nantinya?. Temukan jawabannya.
...***...
Lonceng pagi jam pertama berbunyi nyaring, siswa mulai memasuki kelas masing-masing. Sebab pagi masih segar jadi masih ada semangat untuk menerima mata pelajaran dengan baik. Namun ada satu siswa yang tidak bisa masuk kelas?.
Kau mau tau kenapa?.
Byuuur!!!.
Ketika ia hendak memasuki kelasnya, di pintu masuk kelas ia mendapatkan hadiah yang kurang mengenakkan, ember yang berisi air tepung kotor telah membasahi kepala dan sebagian badan atasnya, kejadian tak terduga ini membuatnya tidak bisa masuk kelas pagi ini.
"Selamat pagi hasegawa!."
"Oh?!." Kau terlihat sangat tampan sekali dengan penampilan yang seperti itu!."
"Kau sangat keren sekali hasegawa! Aku sangat iri padamu!."
"Ahaha!."
Sedangkan siswa yang lainnya menertawakan dirinya, tidak ada satupun yang mau membantunya, yang ada dirinya diejek, dicibir dengan kata² yang pedas dan tidak pantas untuk ukuran anak sekolahan seperti mereka, dan kejadian ini telah berlangsung selama hampir 2 bulan pada semester kedua di kelas 3A.
Sedih?.
Tentunya, siapa yang tidak sedih mendengar perkataan menusuk seperti itu. Kata-kata itu seperti pisau yang langsung menusuk jantungnya.
"Lihat lah! Dia mau menangis! Ahaha!."
"Sebaiknya kau pergi saja dari sini hasegawa!."
Namun seorang guru yang hendak memasuki kelas terlihat terkejut, ketika ia melihat kondisi siswanya yang dalam keadaan berantakan?.
Deg!.
Jantungnya berdetak kencang ketika melihat pemandangan yang tidak biasa itu, hatinya sebagai seorang guru sangat bergemuruh hebat.
"Oi! Kau baik-baik saja?!." Guru tersebut membuka jas nya dan mengenakannya pada siswa tersebut. "Apa yang terjadi padamu?!." Ia merasa bersimpati pada siswanya ini. "Apa yang terjadi, kenapa ia kotor begini?." Dalam hatinya sangat panik.
Yuuto tidak menjawabnya, karena ia sedang menahan perasaan sedih yang sangat luar biasa di hatinya. "Kenapa mereka selalu saja memperlakukan aku seperti ini?." Dalam hatinya sedang bergejolak. "Kenapa mereka selalu saja menyakiti aku? Apa salahku hingga aku diperlakukan seperti ini?." Dalam hatinya merasakan sakit yang membara.
"Ayo ikut sensei." Dengan suara lembut penuh simpati guru tersebut membimbing siswanya menuju ruang kesehatan. "Kau harus segera membersihkan diri."
Sedangkan siswa yang melihat itu malah merasa kecewa. Hah?. Apa yang mereka pikirkan sebenarnya?. Tidak adakah simpati pada mereka. Entahlah, lupakan karena itu sangat mustahil mereka lakukan.
"Ah! Tidak asik! Sangat menyebalkan!."
"Siapa guru itu? Berpura-pura bersimpati pada hasegawa?."
"Aku rasa dia adalah guru baru. Mungkin saja seperti itu. Sebab guru lama sudah mengetahui siapa hasegawa yuuto. Aku yakin mereka tidak akan repot-repot mengurusnya."
"Aku rasa kau benar."
"Terus kita ngapain setelah ini?."
"Kita liat aja, guru baru itu mau berbuat apa pada kita nantinya."
Mereka memang tidak memiliki perasaan sedikitpun pada Hasegawa Yuuto. Mereka memang melakukan itu sudah sejak lama. Bahkan sebelum naik kelas tiga, Hasegawa Yuuto memang sering di bully. Akan tetapi, di pojok kelas, ada sosok yang tak kasat mata yang sedang memperhatikan apa yang telah mereka lakukan.
Minato Hase on.
Itu adalah permulaan saja, itu adalah beberapa kejadian yang dialami oleh hasegawa yuuto. Dan aku?. Adalah adalah hantu gentayangan yang selalu mengamatinya. Dia memiliki nasib yang sama denganku, nasib yang sangat malang ketika berada di lingkungan sekolah.
Orang dewasa yang ada di sekolah seakan-akan tidak melihatnya, tidak menyadari jika siswa mereka telah mengalami masalah yang sangat besar. Mereka menganggap itu adalah bagian dari proses belajar mandiri?. Apakah itu disebut dengan belajar menghadapi betapa kerasnya hidup di masa sekolah?. Mari kita lihat, sejauh mana dia akan bertahan?. Dan sejauh mana aku akan membiarkan perasaan hasegawa yuuto berkembang dalam menghadapi masalahnya.
Minato Hase off.
...***...
Mari kita lihat bagaimana kondisi siswa malang tadi, siswa malang yang mendapatkan siksaan mental dan fisik dari teman-teman sekelasnya. Dengan perhatiannya sebagai seorang guru, ia membantu Siswa tadi membersihkan diri di ruang UkS?.
"Gunakan pakaian ini."
"Arigatou sensei, tapi saya bisa memakai pakaian olahraga."
"Tidak apa-apa, pakailah! Seragam ini aku berikan padamu sebagai perkenalan dariku, apakah kau mau menolak pemberian dari wali kelas mu?."
"Ah! Gomen sensei, jadi sensei adalah wali kelas baru saya ya?."
Siswa tersebut merasa canggung, karena merasa tidak sopan dengan pemberian dari wali kelasnya. Ia tidak menduga jika yang membantunya adalah wali kelasnya yang baru?. Ia hanya tidak ingin terlibat dengan masalah apapun, jika ada guru yang membantunya.
"Oh iya, ia aku lupa, jika maria sensei sedang cuti karena sudah dekat dengan tanggal lahiran." Dalam hati Yuuto saat itu ingat, jika wali kelasnya sedang mengambil cuti karena suatu alasan.
Yuuto segera menggantikan pakaiannya, ia tidak mau berlama-lama berada di sana.
"Namaku hase mikami." Ia memperkenalkan dirinya. "Panggil saja hase sensei." Lanjutnya. "Aku baru ditugaskan di sekolah ini, meskipun sebagai guru BK? Aku juga bisa mengajarkan beberapa mata pelajaran, loh?." Ia tersenyum lembut melihat tingkah lucu malu-malu siswanya ini.
Yuuto mendengarkan gurunya berbicara dengan sangat lancar tanpa adanya perasaan yang canggung padanya. Mungkin saja karena guru itu belum mengenal dirinya?.
"Guru baru ya? Pantas saja aku baru melihatnya, jadi dia yang akan menggantikan wali kelas sebelumnya?." Dalam hatinya sedang memikirkan kemungkinan itu terjadi.
"Siapa namamu? Sebagai wali kelas? Aku juga ingin mengetahui namamu."
"Haik! Nama saya hasegawa yuuto." Hanya itu saja?.
Ini pertama kalinya ia memperkenalkan dirinya pada guru lain dalam keadaan seperti ini?. Namun siapa sangka guru tersebut malah terlihat sangat senang?. Apakah ia salah lihat?.
"Wah! Hase juga namamu ya?."
"Nama saya hasegawa."
"Kalau gitu aku panggil kamu hase-kun saja, supaya nama kita sama."
"Ah!. Tidak sensei, yuuto saja." Dalam hatinya merasa semakin canggung, karena Hase Sensei memanggilnya seperti itu. "Akan merepotkan jika sensei memanggilku seperti itu." Dalam hatinya memikirkan kemungkinan terburuk yang akan ia dapatkan nantinya.
Setelah itu Yuuto segera menggantikan pakaian olahraga yang ia kenakan tadi dengan pakaian seragam itu. Namun apa yang terjadi ketika ia mengenakan pakaian itu?.
Deg!.
"Perasaan apa ini?." Dalam hatinya merasa ada yang aneh.
Tiba-tiba saja jantungnya berdebar-debar dengan sangat kencang, seakan-akan ia telah melintasi sebuah dimensi yang sangat aneh.
...***...
Masih di lingkungan yang sama.
Natsume sensei baru saja hendak menuju UKS, perasaannya saat itu sangat tidak tenang sama sekali.
"Kenapa tiba-tiba saja aku merasakan getaran yang aneh? Apakah aku sedang sakit?." Dalam hatinya memikirkan apa yang telah terjadi padanya. "Hasegawa yuuto." Dalam hatinya memikirkan nama dan sosok itu. "Mau sampai kapan kau akan di sini? Apakah kau tidak ingin keluar dari tempat ini? Bukankah kau selama ini dibully? Tapi kenapa kau masih saja datang ke tempat ini?." Dalam hatinya sangat heran dengan sikap Yuuto. "Apakah dia tidak peduli dengan kondisinya?." Dalam hatinya merasa heran, namun di sini lain ia merasa sangat enggan untuk menghentikan aksi mereka yang tidak segan-segan membully Hasegawa Yuuto.
Kembali ke masa itu.
Ketika itu ia sedang bertugas di UKS.
Brakh!.
Ada seseorang yang membuka paksa pintu ruangan itu, hingga membuat ia terkejut dengan apa yang terjadi.
Deg!.
Ia sangat terkejut ketika melihat ada seorang siswa dalam keadaan berdarah masuk ke UKS?.
"Hasegawa?!."
"Natsume sensei! Tolong bantu aku! Aku dibully!."
Entah hipnotis apa yang ia rasakan?. Kakinya melangkah cepat mendekati Yuuto yang sedang terluka parah. Kepalanya berdarah seperti itu?.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa terluka seperti ini?." Di dalam hatinya bertanya seperti itu.
Kenapa ia malah bertanya seperti itu di dalam hatinya?. Sedangkan tangannya terus mengobati luka itu dengan cekatan. Lantas bagaimana mulutnya?. Apakah saking terkejutnya ia?. Sehingga bibirnya tidak bisa bergerak untuk bertanya apa yang terjadi pada Yuuto?. Tidak!. Ia tidak bisa bertanya seperti itu.
"Sakit sekali, bahkan berkali lipat rasa sakit itu aku rasakan." Dalam hati Yuuto merasa sesak karena mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Hasegawa yuuto."
Tanpa mereka sadari, ada sosok menyeramkan yang sedang mengawasi mereka dari jarak yang cukup dekat, seakan-akan ia sedang menghisap energi negatif yang dipancarkan oleh Yuuto. Hatinya sedang bersedih, tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun. "Aku akan sabar menunggumu, hingga perasaan itu meledak begitu saja darimu." Aura yang dipancarkan oleh sosok menyeramkan itu sangat tidak enak sama sekali, tapi siapakah dia?.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak dengan baik kisahnya selanjutnya.
...****...
...***...
Yuuto tidak mengerti apa yang terjadi, namun saat itu ia merasa berada di tempat yang sangat aneh. "Mungkin itu hanya firasatku saja." Dalam hatinya mencoba meyakinkan kembali, bahwa tadi itu ia sedang berhalusinasi.
Setelah mengenakan pakaian yang diberikan oleh Hase Sensei, Yuuto menuju kelas, namun tanpa di sadari ada sosok tak kasat mata sedang mengekor di belakang Yuuto. Tatapannya begitu dingin dan menusuk, samar-samar Yuuto merasakan aura itu namun Yuuto mencoba mengabaikannya.
"Yuuto. Aku sudah menunggu kesempatan ini, ayo kita balas semua perbuatan mereka padamu, juga padaku." Itulah yang ada dibenak sosok itu. Pikirannya yang dipenuhi oleh balas dendam yang begitu pekat telah menyelimuti hatinya saat ini.
Sosok itu tersenyum kaku dengan wajah pucat pasi, ia mengenakan seragam sekolah, sosok itu keluar dari tubuh Yuuto, sosok itu seakan perwujudan dari rasa sakit yang terlalu lama dipendam oleh Yuuto.
Siapakah dia?.
Apakah sosok itu akan membahayakan? Apa yang akan terjadi pada Yuuto?.
...***...
Lanjut baca ceritanya.
Saat di kelas, siswa lainnya berbisik-bisik tentang Yuuto yang terlihat berbeda. Entah kenapa seperti itu yang terlihat pada dirinya, auranya bertambah suram dari yang biasanya.
"Baiklah!. Nanti saja bercerita-nya ya?." Ia mencoba untuk memulainya. "Apa yang terjadi pada mereka sebenarnya?." Ia merasakan ada intimidasi di kelas. "Baiklah. Nama saya hase mikami, saya baru saja ditugaskan di sekolah ini." Ia mencoba mengabaikan itu. "Saya sebagai wali kelas kalian." Ia mengamati mereka semua, termasuk Hasegawa Yuuto.
Namun saat itu ia hanya melihat mereka semua sebagai siswa yang sangat penurut, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa pada mereka semua. Sebagai seorang guru ia mencoba mengamati itu untuk pertama kalinya.
"Meski guru BK setidaknya ada beberapa mata pelajaran yang bisa saya kuasai. Seperti bahasa inggris sedikit, olahraga sedikit, musik juga lumayan, sejarah saya juga menguasainya sedikit. Jadi jangan sungkan untuk bertanya ya." Hase Sensei memperkenalkan dirinya dihadapan siswanya. Suaranya jelas dan lantang, membuat siswa memperhatikan dirinya dengan seksama sosok wali kelas baru mereka muda dan tampan. Akan tetapi bagaimana dengan tanggapan mereka semua pada saat itu?.
"Sensei, kalau sedikit sama saja bohong."
"Benar itu sensei. Kalau sedikit-sedikit sih kami juga bisa jadi guru dong?!."
"Ahaha!. Benar itu."
Mereka malah menertawakan Hase Sensei yang berkata seperti itu pada mereka?. Seolah-olah mereka memang menguasainya?. Bukan hanya itu saja, bahkan mereka berbisik sesama teman terdekat mereka.
"Gurunya kocak coy!."
"Mungkin baru jadi guru kali ya?."
"Ahaha!. Aku rasa juga seperti itu."
"Ahaha!. Pantesan lah?!."
Hingga suasana di kelas itu cukup ribut karena gunjingan mereka mengenai guru baru tersebut. Mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak memberikan komentar yang pedas mengenai Hase Sensei.
"Bentar, bentar." Hase Sensei mengetuk-ngetuk mejanya dengan jarinya untuk mengurangi suasana yang mendadak ribut. "Apakah kalian tidak pernah mendengar pepatah yang mengatakan?. Jika sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, jouichi-kun?. Apakah kau pernah mendengarkan kata pepatah itu?." Hase Sensei membalas canda siswanya itu dengan sebuah nasihat yang ia pelajari selama di bangku kuliah.
"He?. Sensei sudah tahu namaku ya?." Ucapnya dengan nada kecewa, membuat yang lainnya makin tertawa.
"Tentu aja dong. Saya kan wali kelasmu, ya taulah?." Hase Sensei tertawa geli melihat tingkah siswanya yang kecewa. Ia telah mempelajari sedikit tentang mereka.
Suasana kelas begitu adem dan bersahabat, namun berbeda dengan Yuuto. Ia hanya diam, hanya sesekali menanggapi ucapan Hase Sensei. Ia tidak begitu terlalu akrab dengan Gurunya terutama wali kelasnya.
"Oh ia, saya mau bertanya masalah tadi pagi. Kenapa kalian mengerjai teman kalian sampai seperti itu?." Hase Sensei langsung bertanya. Karena ia ingin melihat reaksi siswanya ini. Mereka semua hanya diam?. Apa karena guru baru, jadi Hase Sensei tidak bisa membaca suasana?. Umm mungkin saja begitu.
"Dengar ya?. Mengerjai teman sekelas itu tidak baik loh?. Itu sama saja dengan membully teman kalian sendiri, dan itu tidak lah baik." Hase Sensei memperingatkan mereka agar tidak melakukan kesalahan fatal untuk kedepannya. "Untung saja dia tidak apa-apa, kalau kena matanya?. Gimana?." Lanjut Hase Sensei sambil melihat ke arah Hasegawa Yuuto yang hanya diam menunduk. Namun belum ada reaksi dari siswa lainnya. "Apa kalian mendengarkan apa yang saya katakan?." Tanya Hase Sensei karena mereka hanya diam saja.
"Baik sensei." Koor mereka bersamaan dengan terpaksa, mereka hanya nurut saat ini juga, toh Hase Sensei pada akhirnya juga akan membenci Hasegawa Yuuto nantinya. Lihat saja kedepannya bagaimana, apakah gurunya itu akan berubah pikiran?.
"Yosh!!!. Ayo kita mulai pelajarannya."
Hase Sensei menerangkan pelajarannya dengan tenang. Ia menjelaskan secara detail pelajarannya, membuat mereka mengerti apa yang dijelaskan.
"Hase Kun bagaimana kalau kau jawab pertanyaan ini?." Ucap Hase Sensei sambil melihat ke arah Yuuto.
"Hase kun?. Bukan kah itu nama sensei?." Marina siswi yang di bangku paling depan tepat di depan Hase Sensei merasa aneh, masa menyebut dirinya?. Tentunya ucapan Marina membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak. Ini Sensei kenapa ya?. Setidaknya begitu yang ada dipikiran mereka?.
"Ya tidaklah. Saya memanggil hasegawa yuuto, karena nama kami sama. Jadi saya memanggilnya hase." Balas Hase Sensei dengan santainya. Ia belum mengerti situasi kelas yang sebenarnya. Siswa yang mendengarkan itu terdiam sejenak, jadi nama panggilan itu untuk hasegawa yuuto ya?.
Yuuto melihat sekelilingnya, mata mereka mengintimidasi dirinya, rasanya tidak nyaman, namun didalam dirinya ada sebuah dorongan kecil untuk menentang mereka.
"Yuuto, kau jangan takut, aku bersamamu." Tanpa disadari sosok yang membuntuti Yuuto berdiri di pojokan kelas, ia memperhatikan bagaimana Yuuto diperlakukan di kelasnya. Ada niatan kebencian di dalam hatinya, kenapa harus seperti ini?. Kenapa mereka begitu membenci kehadirannya juga kehadiran Yuuto?. Sedangkan Yuuto, ia berusaha bersikap tabah, Apa salah dirinya mencoba akrab dengan wali kelasnya?. "Bukankah kau sudah terbiasa diperlukan seperti itu hasegawa yuuto?." Dalam hatinya mencoba menguatkan dirinya. Rasanya sangat menyakitkan, dan sakit itu juga dirasakan oleh sosok yang memperhatikan Yuuto.
"Baiklah?!. Silahkan hase-kun." Perintah Hase Sensei.
Bukannya tidak merasakan apa yang terjadi di kelas, ia hanya mencoba mengamatinya terlebih dahulu. Hase Sensei hanya ingin tahu, kenapa yang tadi itu terjadi, dan mereka malah menertawakan Hasegawa Yuuto?. "Apa yang mereka lakukan sebenarnya pada yuuto?." Dalam hatinya merasa bingung dengan sikap mereka.
"Haik!. Hase sensei." Balasnya dengan suara pelan. Ia hanya menunduk karena takut dengan tatapan tajam dari mereka yang membenci dirinya. Hasegawa Yuuto menjawab dengan benar jawaban dari Hase Sensei.
"Kau sangat pintar sekalo, yuuto. Sama seperti dirinya." Batin Hase merasa puas, dengan jawaban yang ditulis oleh Yuuto, ia melihat kemiripan Hase pada dirinya, membuatnya semakin merindukan sosok itu. "Yap!. Jawabannya benar sekali." Hase Sensei memuji apa yang dikerjakan oleh Yuuto, kemudian ia kembali memilih siswa lainnya untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
"Bagus yuuto, kau sangat pintar sekali." Sosok itu tersenyum kaku melihat Yuuto. Dengan wajahnya yang datar, ia akan mengawasi Yuuto hingga kehadirannya disadari oleh Yuuto.
Siapakah sosok itu sebenarnya?. Apakah yang akan ia lakukan pada Yuuto?. Simak terus ceritanya.
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!