NovelToon NovelToon

Cinta Yang Tanpa Sadar

Keributan

Sebuah butik yang jual perlengkapan pria dan wanita dari pakaian dan aksesoris.

Butik itu adalah tempat kerja seorang gadis bernama Vinvin, usia 24 tahun dan rambut sepanjang bahu.

Malam itu empat preman membuat keributan karena pemilik toko yang menolak membayar uang keamanan. bukan hanya sekali dalam sebulan. mereka datang seminggu sekali untuk meminta uang dengan pemilik toko. pada malam itu para preman emosi karena tidak mendapatkan sepersen uang pun.

Brak...

Brak...

Brak...

Pecahan kaca dan barang lain yang rusak akibat hantaman keras oleh tongkat baseball yang digunakan mereka.

"Aarrgghh...," teriak karyawan yang ketakutan sambil menjongkok dan menutupi telinga mereka.

"Bayar atau tidak?" tanya salah satu preman itu.

"Dalam sebulan kami sudah bayar dua kali, tapi kalian masih saja datang meminta uang keamanan," jawab seorang wanita yang adalah pemilik butik.

"Apakah kalian begitu miskin sehingga meminta seperti pengemis," ketus gadis itu yang adalah Vinvin.

"Apa yang kau katakan...ha?" bentak preman 1 yang menghampiri gadis itu.

"Berani sekali kau menghina kami, kurang ajar!"bentak preman 2 yang melayangkan tangan ke wajah gadis itu

Vinvin yang melihat aksi pria itu ia langsung menendang bagian bawah preman itu

Brugh...

"Aauhkk...," jeritan preman 2 yang kesakitan.

"Wanita jal*ng," ketus preman 1 yang menghampiri gadis itu.

Vinvin yang melihat preman itu ingin menghampirinya ia langsung melayangkan pukulan ke wajah preman itu.

Brugh...

"Aauuhkk...," rintihan preman 1.

"Berani sekali menindas kami, walau kami adalah wanita tapi tidak seharusnya kamu melakukan kekerasan terhadap kami," bentak Vinvin.

"Vinvin, hati-hati!" ucap atasannya.

"Hubungi polisi agar mereka di penjara," kata Vinvin.

Dua preman itu kemudian sama-sama ingin menyerang Vinvin, gadis itu yang tanpa takut langsung mendorong mereka dengan sekuat tenaga sehingga sama-sama terhempas ke lemari kaca yang terdapat pajangan baju di sana.

Prang...

Prang...

"Aaarghhh...," jeritan mereka berdua yang kesakitan bagian punggung mereka. Vinvin langsung bangkit dan melayangkan pukulan ke wajah mereka berdua.

Brugh...

"Aarrgghh...."

Brugh...

"Aarrgghh...."

Preman 2 memeluk Vinvin dari belakang, ia memeluk bagian perut Vinvin dengan kuat sehingga gadis itu kesakitan dan sulit bernafas.

"Lepaskan aku!" bentak Vinvin yang berusaha meronta-ronta.

Preman 1 lalu menghampiri gadis itu yang tidak berdaya dan ingin melayangkan pukulan ke wajah gadis itu.

Saat pria itu ingin melakukan aksinya tangannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul di sana.

"Kau siapa?" tanya preman 1 yang tangannya digenggam erat oleh pria berjas putih.

"Kalau kamu masih buang waktu aku akan segera mati," kata Vinvin yang menahan sakit.

Pria bersetelan putih itu lalu melayangkan pukulan ke wajah preman 1.

Brugh...

"Aarrgghh...."

Brugh...

"Aarrgghh...."

Pukulan demi pukulan oleh pria tampan yang berjas putih itu menjatuhkan preman 1.

"Kenapa kau lambat sekali," ketus Vinvin pada pria itu yang sudah dia kenal.

"Aku datang untuk menyelamatkanmu, tapi kau masih saja begitu cerewet," jawab pria tampan itu.

"Apakah sudah bisa singkirkan ulat ini, aku hampir mati," kata Vinvin.

"Tidak masalah!" jawab pria itu yang kemudian langsung melayangkan pukulan ke wajah preman itu sehingga melepaskan Vinvin.

Brugh...

"Aarrgghh...."

Brugh...

"Aarrgghh...."

Preman 2

terkapar akibat pukulan keras yang telah melukai wajahnya.

Dua teman mereka menghampiri pria tampan itu.

"Howard, cepat patahkan jarinya, aku sudah lapar dan belum makan," ucap Vinvin.

"Malam ini kau traktir," jawab temannya yang bernama Horward itu.

"Tenang saja! aku baru gajian," jawab Vinvin.

Dua preman itu mengunakan tongkat basball menyerang Horward, Horward langsung menghindar dan memeluk tubuh salah satu preman itu kemudian membanting ke lantai dengan keras.

Brugh...

"Aauughh," jeritan preman itu yang kesakitan yang di bagian punggungnya.

Temannya yang lain menyerang Howard dari belakang, satu tendangan dari Howard yang mengenai tubuh preman itu.

Bruk...

"Aauhkkk," rintihan preman itu yang kesakitan dan terkapar.

"Giliran aku, hiak...," teriakan Vinvin yang melompat dan duduk di atas tubuh preman itu.

Brugh...

"Aauhgh...," rintihan si preman yang kesakitan.

"Meminta uang keamanan, padahal yang membuat orang tidak aman adalah kalian orangnya," bentak Vinvin sambil menampar wajah preman itu.

Plak...

"Aauhgh...."

Plak...

"Aauhgh...."

Plak...

"Aauhgh...."

"Berani menindas kami," bentak Vinvin.

Plak...

"Aauhgh...."

"Sudah cukup! serahkan saja pada polisi!" ujar Howard yang menghentikan aksi gadis itu.

"Mereka benar-benar menghancurkan butikku," ujar pemilik butik yang melihat pajangan pakaian yang berserakan di lantai serta lemari kaca yang pecah.

"Bos, kita minta ganti rugi saja dengan mereka," kata Vinvin yang bangkit dan berdiri menghampiri bosnya itu.

"Vinvin, kamu tidak apa-apa, apakah kamu terluka?" tanya Howard.

"Aku tidak terluka sama sekali, dan bagaimana kita mengurus mereka?" tanya Vinvin.

"Jhon sudah menghubungi polisi, mereka akan segera tiba," jawab Howard.

"Howard, terima kasih karena kamu datang membantu kami, mereka terlalu sering datang ke sini, dan hari ini mereka malah bermain kekerasan," ucap pemilik butik.

"Tidak masalah! yang penting kalian tidak terluka saja," jawab Howard.

"Kenapa kamu bisa muncul di sini?" tanya Vinvin pada Howard.

"Aku yang menghubungi Howard," jawab bosnya.

Setelah satu jam kemudian.

Howard bersama Vinvin dan bosnya, Nicole. mendatangi kantor polisi.

Empat preman itu diborgol tangan mereka dan duduk di dalam kantor polisi.

"Kalian masih muda tapi hanya tahu meminta," ketus detektif yang memukul kepala salah satu preman itu dengan file.

"Kerusakan yang kalian lakukan cukup parah, kalian harus menganti rugi, pemilik toko menuntut kalian harus bertanggung jawab sepenuhnya," ujar Detektif.

"Aku tidak ada uang," jawab salah satu preman dengan gaya yang sombong.

Vinvin yang kesal langsung menendang kursi sehingga membuat preman itu jatuh ke lantai.

Bruk..

"Aauuhhkk...," jeritan preman itu yang kesakitan.

"Seenakmu mengatakan tidak ada uang," bentak Vinvin.

"Nona Vinvin, di sini adalah kantor polisi, harap jaga sikapmu!" tegur Dektektif.

"Temanku hanya ingin meluapkan kemarahannya saja, harap pengertiannya juga," kata Howard dengan tatapan yang tidak gembira.

"Dasar preman miskin, tahunya hanya meminta saja," ketus Vinvin.

"Kau adalah wanita kenapa begitu kasar," bentak preman itu yang dipapah oleh salah satu detektif.

"Kau adalah preman kenapa tidak ada uang," bentak Vinvin tidak mau kalah.

"Duduk!" bentak Detektif yang menekan preman itu duduk di kursi.

"Nona Nicole, terima kasih atas kerja samanya, kami akan menghubungi Anda lagi!" ucap Detektif yang bersalaman dengan Nicole.

"Vinvin, mari kita pergi!" ajak Howard yang merangkul pundak sahabatnya.

Vinvin membalikan badannya dan menendang lagi kursi sehingga preman itu lagi-lagi terjatuh.

Brugh...

"Aauughhkk...," jeritan preman itu yang kesakitan.

"Nona Vinvin...," ucap Detektif yang menahan emosi.

"Ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dia lakukan," jawab Vinvin.

"Kalau perlu tanggung jawab hubungi saja pengacaraku!" kata Howard yang melindungi sahabatnya itu.

Permintaan Lessy

Setelah beberapa menit kemudian mereka pun meninggalkan kantor polisi.

Nicole telah kembali ke butiknya, sementara Howard dan Vinvin pergi ke warung makan yang di tepi jalan.

Vinvin menyantap makanan dengan begitu lahap, sedangkan Howard hanya duduk menatap sahabatnya itu.

Mereka berdua telah menjadi sahabat selama lima tahun, selama ini hubungan mereka memang sangat akrab dan tidak bisa dipisahkan. Howard yang begitu perhatian terhadap Vinvin ia sering membantu ketika sahabatnya itu menghadapi berbagai masalah.

Berbeda dengan kehidupan Howard yang mengurus bisnis keluarganya, Vinvin hanya karyawan di butik Nicole selama empat tahun.

"Kenapa kamu tidak makan, untuk apa melihat aku terus?" tanya Vinvin.

"Apakah kamu benar-benar tidak terluka?" tanya Howard dengan khawatir.

"Bukankah aku baik-baik saja, lihatlah aku! mana ada kelihatan kalau aku sedang terluka," jawab Vinvin sambil menyantap makanannya.

"Setelah makan aku akan mengantarmu ke rumah sakit, lebih baik diperiksa agar tidak ada kelalaian."

"Sudah kukatakan aku tidak terluka sama sekali, yang seharusnya bertemu dengan dokter adalah mereka bukan aku, kamu juga lihat, kan? betapa kuatnya aku yang bisa menghajar mereka juga."

"Apakah kau bangga karena bisa melawan?"

"Tentu saja! menangis dan berteriak tidak bisa membantu kita, aku sudah mempelajari ilmu bela diri darimu, jadi walau aku tidak sehebatmu. tapi aku masih bisa melawan agar tidak ditindas oleh mereka," jawab Vinvin.

"Baguslah kalau kau ada kemajuan, tapi kau harus ingat juga, selalu untuk berhati-hati saja. handphonemu pastikan selalu dibawa agar bisa hubungi aku ketika ada masalah," kata Howard yang mengaduk mie yang dimangkok besarnya mengunakan sumpit.

"Tenang saja! aku ingat dengan pesanmu!"

Howard memberikan mie yang di mangkoknya kepada sahabatnya yang suka dengan mie dari warung itu. karena sudah tidak heran kalau mereka suka berbagi makanan.

"Aku merasa aneh dengan satu hal," ucap Howard.

"Ada apa yang aneh?" tanya Vinvin.

"Dirimu begitu kuat makan, kenapa kamu tidak gemuk, apakah kamu sakit?"

"Siapa yang mengatakan aku sakit? aku sehat-sehat saja."

"Kalau bisa jangan makan terlalu banyak juga, vitamin yang ku belikan apakah kamu ada minum dengan secara rutin?"

"Ikut perintahmu, aku minum saat bangun pagi dan malam saat mau tidur," jawab Vinvin sambil melahap makanannya.

"Harus minum setiap hari, itu untuk menjaga stamina tubuhmu agar tidak mudah diserang penyakit," kata Howard.

"Howard, sebenarnya tidak perlu membeli vitamin yang begitu mahal untukku, aku sehat-sehat saja. jangan boros!"

"Kalau bisa menyehatkan tubuh, apa salahnya kita minum dengan rutin. lagi pula selama ini papa dan aku juga minum vitamin itu," jawab Howard.

Saat mereka sedang makan nada dering masuk ke handphone milik Howard.

"Apakah calon kakak iparku menghubungimu?" tanya Vinvin.

"Kakak ipar apanya, jangan bicara sembarangan!" kata Howard yang menjawab panggilan.

"Hallo," sahut Howard.

"Howard, kamu ada di mana?" tanya seorang wanita yang di seberang sana.

"Aku sedang makan bersama Vinvin."

"Aku mau pulang kerja, tolong jemput aku ya!"

"Baiklah, sebentar lagi aku ke sana!" jawab Howard yang kemudian memutuskan panggilannya.

"Ada apa?" tanya Vinvin.

"Dia baru lepas kerja dan memintaku pergi menjemputnya!" jawab Howard.

"Kalau begitu cepat pergi, seorang gadis kalau pulang sendirian sangat bahaya!" kata Vinvin.

"Aku mengantarmu pulang dulu!"

"Tidak perlu! dari sini jarak ke rumahku sudah tidak jauh, lebih baik kamu pergi sekarang!"

"Apa kamu yakin tidak apa-apaa dan tidak ingin melakukan pemeriksaan ke rumah sakit?"

"Jangan menyuruhku ke rumah sakit lagi, aku paling benci yang namaqnya rumah sakit," jawab Vinvin.

"Sudah pergi saja! aku masih mau makan, nanti aku akan pulang sendiri," ujar Vinvin.

"Kalau begitu aku pergi dulu! hubungi aku kalau ada apa-apa!" jawab Howard yang bangkit dari tempat duduknya.

"Baiklah, aku ingat dengan pesanmu, cepat pergi jemput calon kakak iparku!" jawab Vinvin.

"Selamat malam, setelah pulang cepat istirahat!" ucap Howard yang menyentuh kepala sahabatnya itu dan kemudian masuk ke dalam mobilnya.

"Memang pasangan serasi, yang satu tampan dan satu lagi cantik, aku penasaran kelak anak mereka lebih mirip siapa," gumam Vinvin.

Di saat Vinvin sedang makan, tiba-tiba saja dua orang pria asing sengaja duduk semeja dengannya.

"Bos, pesan dua mangkok mie...," teriak salah satu pria itu.

"Di sana masih ada kursi kosong, kenapa duduk di sini?" tanya Vinvin pada dua pria itu.

"Memangnya kenapa kami tidak boleh duduk di sini? kursi ini bukan milikmu juga," jawab salah satu pria itu.

"Kalau begitu kalian duduk saja sampai puas," jawab Vinvin yang telah selesai makan dan bangkit dari tempat duduknya.

"Apa maksud dengan sikapmu ini?" tanya salah satu pria itu yang berdiri dan menahan pundak gadis itu dengan kuat.

Vinvin yang kesakitan ia menahan tangan pria dan langsung membengkokkan tangannya sehingga pria itu kesakitan.

Krek...

"Aargghh...," jeritan pria itu yang lengannya patah akibat ulah Vinvin.

"Wanita sialan," ketus temannya yang ingin melempar mangkok milik Howard tadi.

Vinvin langsung membalikan mejanya sehingga mengagalkan niat lawannya itu.

Brak.

Pria itu menghampiri Vinvin untuk membalas cedera yang di alami temannya.

Gadis itu langsung menendang tubuh lawannya yang besar dan tinggi.

Brugh...

"Apakah kamu mengira dengan tendanganmu ini bisa kalahkan aku," bentak pria itu yang melayangkan pukulan ke wajah Vinvin sehingga gadis itu langsung terkapar. mulut Vinvin langsung mengeluarkan banyak darah.

"Gadis kecil ingin melawan kami, aku akan patahkan lenganmu," bentaknya yang ingin menahan tangan Vinvin.

Gadis itu langsung mengambil sumpit yang berserakan di lantai lalu menikam bagian mata pria itu.

"Aaarghh...," teriakan pria itu yang kesakitan. mata kirinya ditikam oleh sumpit sehingga mengeluarkan banyak darah.

"Aarggh...," jeritan mereka berdua yang sama-sama menanggung rasa sakit yang luar biasa.

"Membosankan sekali, hanya ingin makan semangkok mie saja, tidak bisa tenang," ketus Vinvin yang mengelap mulutnya yang terdapat banyak bekas darah.

Setelah setengah jam kemudian Vinvin melapor ke polisi atas kejadian tersebut, malam itu ia harus keluar masuk kantor polisi sebanyak dua kali.

Detektif yang ada di sana melihat dua orang pria itu yang terluka parah, ada yang patah lengan dan ada yang matanya ditancap sumpit.

"Nona Vinvin, apakah kamu bisa ilmu bela diri? lengan pria ini sudah patah. bagaimana kamu melakukannya?"

"Dia ingin menyakitiku, dan aku menahan tangannya lalu aku membengkokan tangannya," jawab Vinvin

"Ini juga butuh tenaga yang kuat, walau tubuhmu kecil tapi tenagamu luar biasa juga."

"Pak Detektif, siapa mereka berdua?" tanya Vinvin.

"Mereka berdua ternyata adalah preman yang suka menganggu orang yang berjualan di tepi jalan. mereka sering makan tidak bayar dan sangat meresahkan," jawab Detektif lainnya.

"Tidak ku sangka mereka yang ingin kami cari kini harus kalah di tanganmu, Gadis kecil."

"Aku hanya memberi pelajaran pada mereka saja, karena telah mengangguku," jawab Vinvin.

"Nona, bagaimana kalau kamu ke rumah sakit dulu, kamu juga terluka, apakah mulutmu baik-baik saja, kelihatannya masih ada darah. wajahmu juga bengkak."

"Tidak apa-apa, hanya gigiku ada yang patah akibat tamparan keras dari pria itu. aku akan oles obat saja di rumah," jawab Vinvin.

"Apa perlu kami menghubungi tuan Howard Ferlando?"

"Tidak perlu! dia masih ada urusan lain. aku bisa atasi sendiri. kalau tidak ada apa-apa aku pulang dulu!" jawab Vinvin.

Di sisi lain Howard dan kekasihnya sedang dalam perjalanan menuju ke apartemen Lessy.

"Howard, apakah...tadi kau sedang makan bersama Vinvin?" tanya Lessy yang merasa cemburu akan tetapi ia hanya diam selama ini.

"Iya," jawab Howard yang sedang menyetir.

"Apakah dia baik-baik saja belakangan ini?"

"Hari ini terjadi keributan di tempat kerjanya, untung saja Nicole menghubungku dan aku langsung ke sana."

"Lalu, bagaimana?"

"Mereka menghancurkan sebagian barang butik itu, dan melakukan tindak kekerasan terhadap Vinvin. untung aku cepat datang dan memberi pelajaran pada mereka!"

"Howard, apakah aku bisa memintamu jangan terlalu dekat dengan dia?"

"Kenapa kamu berkata seperti itu? kamu tahu aku dan dia adalah sahabat."

"Aku tahu, aku hanya tidak ingin kalian terlalu dekat, kalian adalah pria dan wanita walau sahabat juga harus menjaga jarak. apalagi sekarang kita sedang bersama," ujar Lessy.

Kekesalan Howard

"Lessy, aku dan Vinvin sudah menjadi sahabat sejak lima tahun yang lalu, tidak mungkin aku harus menuruti permintaanmu."

"Apakah bagimu tidak penting dengan hubungan kita?" tanya Lessy.

"Aku tidak berpikir seperti itu, kenapa pikiranmu sangat sempit."

"Howard, aku adalah seorang gadis dan menjadi kekasihmu, tentu saja perasaanku sangat tidak nyaman karena ada wanita lain yang berada di sisimu," kata Lessy.

"Aku dan dia sudah sering bersama sebagai teman di saat aku belum mengenalmu, jadi mana mungkin aku abaikan dia ketika dia ada masalah."

"Howard, tapi kamu memiliki pengacara, kenapa tidak menghubungi pengacara saja untuk menyelesaikan masalah dia?"

"Lessy...."

"Howard, selama kita bersama aku melihat kamu lebih sering menemaninya dari pada aku, ketika kamu menerima panggilannya dirimu langsung pergi dan meninggalkan aku begitu saja."

"Aku tidak meminta barang berharga darimu, aku hanya ingin kamu lebih memberi perhatian padaku, itu saja," kata Lessy.

"Kita bukankah sedang bersama, apa lagi yang kau inginkan?" tanya Howard.

"Aku ingin hubungan kita tanpa kehadiran seorang Vinvin," jawab Lessy.

"Apakah kamu tahu, Vinvin seperti adikku sendiri. selama ini aku sangat melindunginya karena dia adalah adikku. dia telah menyelamatkan aku dari suatu bahaya yang menimpaku di saat lima tahun yang lalu. seorang gadis yang polos dan tidak takut mati dia menyelamatkan aku yang asing baginya," ungkap Howard.

"Kamu bisa membayarnya dengan sejumlah uang untuk membalas budi, tidak seharusnya sering bertemu dan bersama. apa lagi aku melihatmu dengan dia sangat mesra. ini sudah di luar batas," ucap Lessy dengan emosi.

"Di saat kita baru bersama kau sudah tahu kalau aku dan Vinvin adalah teman baik, kenapa sekarang kau malah mempermasalahkan soal ini."

"Aku hanya berharap kau bisa menghargai perasaanku, itu saja!"

"Lessy, jangan mengungkit masalah ini lagi, hubunganku dan Vinvin adalah sahabat selain itu tidak ada lagi."

"Bagaimana dengan dia? apakah kamu yakin dia memiliki pemikirkan yang sama denganmu?"

"Dia adalah seorang gadis yang polos dan tidak tahu arti cinta, mana mungkin dia memiliki perasaan terhadapku. selama ini dia menganggapku sebagai kakaknya. hanya itu saja tidak ada yang lain," jawab Howard.

"Seorang gadis yang telah beranjak dewasa tidak mungkin tidak tahu arti cinta, dia hanya berpura-pura saja," jawab Lessy dengan emosi.

"Cukup, Lessy! apakah kau bisa jangan sering berprasangka buruk pada orang lain? kau tidak mengenalnya sama sekali. aku tahu selama ini kamu tidak menyukainya," bentak Howard yang menghentikan mobilnya.

"Kenapa kau harus marah di saat berkata demikian? apakah kamu jatuh cinta padanya? lalu, apa aku bagimu?" tanya Lessy dengan kesal.

"Apakah kamu pernah melihat aku dan dia melakukan hal yang di luar batas?"

"Tapi kalian sangat mesra, bahkan saling pelukan walau di depanku, apakah kau masih ingat saat dia hampir ditabrak mobil? kau langsung berlari ke arahnya dan memeluknya. apakah kamu memikirkan bagaimana perasaanku di saat aku melihat kekasihku pelukan dengan wanita lain," ujar Lessy dengan kesal dan keluar dari mobilnya. gadis itu merajuk dan melangkah dengan cepat.

"Aku tidak percaya kau tidak membujukku," batin Lessy.

Howard yang kesal ia pun langsung menginjak gas dan pergi meninggalkan Lessy di sana. pria itu tidak ingin turun dan membujuk sang kekasihnya itu. karena pertengkaran mereka bukan hanya sekali tapi telah berkali-kali selama menjalin hubungan.

"Howard...kau begitu tega meninggalkan aku di sini, aku yakin kau akan menyesal...," teriak Lessy.

"Vinvin...semua ini gara-gara wanita miskin itu, aku dan Howard adalah pasangan yang serasi dan kau hanya rumput liar yang mengacaukan hubungan orang," bentak Lessy.

Setelah setengah jam kemudian Howard tiba di kediamannya, ia sama sekali tidak cemas dengan kekasihnya yang dia tinggalkan begitu saja.

Howard kemudian melangkah masuk ke dalam dan ditegur oleh seseorang yang duduk di ruang tamu.

"Howard, kamu ke sini sebentar!" sapa pria berusia enam puluhan itu.

"Tuan muda, Anda sudah pulang!" sahut asisten rumah tangga dengan sopan. asisten yang digunakan oleh ayah Howard adalah seorang pria yang seumuran dengannya.

"Papa, sudah malam. kenapa masih belum tidur?" tanya Howard yang menghampiri ayahnya.

"Duduklah bersama papa!"

"Apakah ada yang ingin dibicarakan?" tanya Howard yang duduk di sofa.

"Apakah kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan?" tanya papanya.

"Dia mengadu lagi padamu?"

"Seorang gadis butuh perhatian, kamu bukan saja tidak mengalah tapi juga meninggalkan dia di jalan, padahal ini sudah malam. apakah kamu tidak khawatir dia akan dalam bahaya?"

"Pa, dia sudah hidup manja di keluarganya, sedikit ada masalah dia mengadu ke sana ke sini, dia bukannya tidak memiliki uang ataupun handphone. dia bisa menghubungi supirnya untuk menjemputnya," jawab Howard.

"Papa tidak mengerti dengan hubungan kalian, kenapa bisa sering terjadi pertengkaran, dalam sebulan papa menerima pengaduan dari Lessy sebanyak belasan kali."

"Sebagai wanita dewasa, dia tidak akan menghubungi pihak keluarga pria hanya untuk memberitahu bahwa kami sedang bertengkar, dia ingin bersikap manja denganmu seperti biasa dia bersikap manja terhadap keluarganya," kata Howard.

"Papa dan keluarganya rencana ingin membahas masalah pertunangan kalian, bagaimana menurutmu?"

"Di saat kami sedang pacaran saja sudah berapa kali kami bertengkar, setiap bertengkar dia akan merajuk keluar dari mobilku dan kalau aku tidak membujuknya maka dia akan marah. memangnya dia tuan putri dari kerajaan harus aku mengalah dan membujuknya," ucap Howard yang kesal mengingat kembali sikap kekasihnya.

"Lessy membuatmu sangat tertekan?"

"Iya, aku juga tidak suka dengan sifat kekanakannya dan juga sikap manjanya."

"Bagaimana dengan sikap Vinvin?"

"Gadis itu usianya lebih muda dari Lessy, walau terkadang dia bersikap kekanakan tapi dia sangat mandiri, dia bisa melakukan hal yang tidak bisa dilakukan Lessy. dia juga tidak suka merajuk."

"Apa yang dia bisa lakukan dan apa yang Lessy tidak bisa lakukan?"

"Vinvin bisa melakukan apa saja, dia hidup dengan cara sendiri, aku sering ingin membantunya tapi dia menolak. dia lebih rela bekerja di butik orang dan menyewa tempat tinggal. dia menolak semua pertolonganku," jawab Howard.

"Sedangkan Lessy semua hanya perintah pembantunya, dia bahkan tidak mau mengambil minuman sendiri. kalau dia ingin aku melayaninya bagaikan ratu, maka dia tidak layak sama sekali," lanjut Howard.

"Kalau saja Vinvin yang memintamu melayaninya, apakah kamu akan melakukannya?"

"Aku akan melakukan apa saja yang dia minta, karena kalau dia sampai minta bantuan maka dia sangat butuh ataupun tidak ada cara lain lagi. tapi ini sangat jarang terjadi," jawab Howard.

Ayah Howard hanya tersenyum saat mendengar jawab putranya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!