NovelToon NovelToon

Mysterious Man

Alice Patricia Greyson

Alice Patricia Greyson adalah gadis berusia 17 tahun. Dia adalah gadis yang sangat cantik. Kulitnya putih dengan rambut yang sedikit bergelombang berwarna kecoklatan.

Alice mempunyai mata yang sangat indah dan berwarna coklat terang. Siapapun yang melihat matanya akan langsung terpesona dan tenggelam di dalamnya.

Saat ini Alice duduk di bangku SMA kelas 3. Ayahnya bernama Patrick Greyson, dia bekerja sebagai seorang tentara, sedangkan ibunya Mandy Diena Greyson bekerja sebagai seorang dokter anak.

Pekerjaan kedua orang tuanya terkadang membuat mereka jarang berada di rumah. Apalagi Alice adalah anak satu-satunya, dia hanya di temani oleh seorang suster dan pelayan sejak kecil.

Alice adalah anak yang pendiam dan kurang bergaul. Mungkin karena kurang perhatian dari kedua orang tuanya yang membuat sifat Alice menjadi seperti itu. Tetapi, Alice adalah anak yang mandiri dan serba bisa.

Dan.. saat ini, Alice sedang dalam perjalanan ke rumah neneknya. Kedua orang tuanya secara kebetulan harus pindah bekerja ke luar kota.

Seperti biasa, mereka meninggalkan Alice seorang diri bersama asisten rumah tangganya.

Tetapi tiba-tiba saja 3 hari yang lalu, sang ayah memutuskan untuk memindahkan Alice ke rumah ibunya atau nenek dari Alice. Dia tidak ingin meninggalkan Alice yang sudah remaja seorang diri. Ayahnya sedikit takut dengan pergaulan anak muda zaman sekarang.

Walaupun Alice anak yang pendiam dan hampir tidak pernah keluar rumah, tetap saja ayahnya merasa harus waspada. Dia tidak ingin Alice salah pergaulan dan terpengaruh nantinya.

Mobil yang mengantar Alice pun telah tiba di depan salah satu rumah yang terlihat sederhana, namun memiliki halaman yang luas dan di penuhi dengan berbagai macam jenis bunga dan tanaman.

Alice turun dari dalam taxi dan mengeluarkan tas serta koper miliknya. Setelah taxi itu pergi, Alice pun mencocokkan alamat rumah itu dengan alamat yang di berikan ayahnya.

Setelah yakin, Alice pun akhirnya melangkah masuk ke halaman rumah di depannya. Gadis itu menatap pintu untuk beberapa saat lalu menghela nafasnya pelan,

Tok..

Tok..

Setelah beberapa detik menunggu akhirnya pintu pun terbuka,

CKLEK!!!

Seorang wanita paruh baya berambut putih pun membuka pintu dan menatap gadis yang berdiri di depannya. Walaupun usianya sudah di bilang cukup tua, tetapi wanita itu masih terlihat segar dan sehat.

"Kau.... Siapa????" tanya wanita paruh baya itu sambil memperhatikan Alice dengan seksama dari atas sampai bawah.

Alice tersenyum kaku dan membungkuk sedikit pada neneknya,

"Nenek Lola, ini aku Alice, cucu nenek... putri dari Patrick dan juga Mandy" ujar Alice menerangkan.

Lola terlihat berpikir sejenak lalu menutup mulutnya saat melihat gadis cantik di depannya,

"Ya Tuhan... Alice, cucuku!!!" ujarnya senang.

Lola pun memeluk tubuh Alice dan tertawa pelan,

"Ya ampun.. Maafkan nenek, nenek terkadang memang pelupa!!" ujarnya.

Alice pun membalas pelukan Lola dan tersenyum senang,

"Tidak apa-apa nenek, aku mengerti" ujar Alice.

Setelah itu Lola pun melepaskan pelukannya dan menatap wajah Alice dengan seksama,

"Kau sangat cantik!!! Persis seperti ibumu!!" ujarnya memuji.

"Ayo masuk.. Nenek sudah menyiapkan kamar dan juga makanan untukmu" lanjutnya sambil menuntun Alice untuk masuk.

Setelah masuk, Alice pun melihat sekeliling rumah. Rumah neneknya ini terlihat sangat rapih dan di setiap sudut ruangan selalu di hiasi dengan pot-pot tanaman.

Lola pun mengajak Alice untuk naik ke lantai 2 menuju kamarnya. Mereka menaiki sebuah tangga kayu yang terlihat kokoh dan unik.

CKLEK!!

"Nah, ini kamarmu Alice" ujar Lola.

Alice menyimpan kopernya di samping pintu dan melihat ke sekitar. Kamar ini tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil. Warna putih dan coklat muda mendominasi ruangan ini.

"Simpan saja barang-barangmu disini, kita makan malam dulu di bawah" ujar Lola.

Alice pun mengangguk pelan dan menyimpan tas ranselnya di atas tempat tidur. Setelah itu dia dan Lola kembali turun ke lantai bawah untuk makan malam.

Lola mengambilkan beberapa makanan di atas piring untuk Alice,

"Makanlah yang banyak agar badanmu sedikit berisi" ujar Lola tersenyum pada cucunya itu.

Alice mengambil makanannya dan tersenyum tipis pada Lola,

"Oh iya, besok adalah hari pertamamu sekolah disini. Apakah semua perlengkapan sekolahmu telah cukup???" tanya Lola.

Alice memakan makanannya dan mengangguk pada Lola,

"Sudah Nek, semua sudah lengkap" jawabnya.

Lola pun mengangguk pelan,

"Baguslah..." ujarnya senang.

"Makanlah yang banyak!! Nenek sengaja memasak semua ini untukmu. Ayahmu bilang kau sangat menyukai ayam dan makanan pedas" lanjutnya sambil tersenyum.

Alice mengangguk pelan dan tersenyum pada Lola,

"Terimakasih Nek" ujarnya.

KRING!!

KRING!!

Saat mereka sedang asik mengobrol, telepon rumah pun berbunyi. Lola bangkit dari duduknya dan mengangkat telepon itu,

"Halo" ujarnya.

"Oh, Patrick... Iya, Alice sudah tiba di rumah beberapa menit yang lalu..." lanjutnya.

"Iya... Kau tidak perlu sungkan pada ibu. Ibu tau kau dan Mandy sangat sibuk di luar kota.. Ibu sangat senang ada Alice disini, ibu tidak sendirian sekarang" ujarnya tertawa.

"Alice sangat cantik seperti Mandy" pujinya lagi.

"Baik... Jagalah kesehatan disana. Titip salam ku untuk Mandy" lanjutnya mengakhiri panggilan.

Lola pun menutup teleponnya dan kembali melangkah ke meja makan,

"Ayahmu menanyakan apakah kau sudah tiba atau belum. Dia sangat mengkhawatirkanmu" ujarnya.

Lola menunduk sedikit dan mengangguk pelan. Lola menatap cucunya itu dan menyentuh tangannya dengan lembut,

"Alice.. Kuharap kau mengerti kondisi kedua orangtuamu.. Mereka sama-sama sibuk dan terkadang jarang menemuimu di rumah. Mereka mengirim mu kemari bukan karena mereka tidak peduli padamu.. Tetapi mereka sayang dan khawatir padamu. Ayah dan ibumu tidak ingin kau merasa kesepian.." ujar Lola lembut.

Alice menatap Lola dan tersenyum tipis. Kesepian?? Bukankah sejak dulu mereka yang membuat Alice selalu merasa kesepian?? pikir Alice sedih.

"Aku tau Nek.. Aku tau mereka bekerja keras untukku" ujar Alice pelan.

Lola pun menghela nafasnya dan tersenyum lembut,

"Kuharap kau akan betah tinggal dan bersekolah disini.. Nenek sangat senang saat ayahmu memberitahu bahwa kau akan pindah kemari. Nenek senang karena nenek tidak kesepian lagi" ujarnya tersenyum.

Alice pun tersenyum dan mengangguk pelan pada Lola,

"Aku juga senang bisa tinggal bersama nenek.." ujarnya.

Mereka pun menghabiskan makan malam bersama dengan obrolan-obrolan ringan.

Setelah selesai makan, Alice pun kembali ke kamarnya di lantai 2. Gadis itu masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

Pandangannya mengarah ke sekeliling kamar dan mengamati setiap detail sudut ruangan itu.

Entah mengapa walau baru pertama kali kemari, Alice merasakan perasaan yang nyaman di kamar ini. Dan juga, entah mengapa Alice sangat menyukai wangi di kamar ini. Wanginya seperti wangi bunga yang segar dan beraroma lembut.

Setelah memperhatikan detail kamar, Alice pun memutuskan untuk mengemasi barang-barang dan pakaiannya.

Lalu setelah selesai, gadis itu pun memutuskan untuk istirahat karena besok adalah hari pertamanya bersekolah.

Alice berharap semoga saja dia bisa beradaptasi dengan baik di sekolah barunya. Dan, semoga sekolah barunya itu tidak sama dengan sekolah lamanya.

Alice adalah gadis yang cantik, saat di sekolah lamanya dia selalu menjadi rebutan para pria. Walaupun Alice orang yang pendiam dan jarang bergaul. Tetap saja selalu banyak pria yang mendekatinya dan berusaha untuk mendapatkannya.

Maka dari itu, selalu banyak siswa perempuan yang tidak suka padanya. Padahal Alice tidak melakukan hal apapun, tetapi karena kecemburuan siswa wanita padanya, Alice jadi tidak mempunyai seorang teman.

Gadis itu juga tidak mempercayai siapapun, karena yang mendekatinya selalu memiliki tujuan terselubung.

Dan sejak saat itulah Alice memutuskan untuk tidak mempunyai seorang teman, dan tidak mempercayai siapapun..

Bersambung...

Hallo, ini adalah novel kedua author ☺️

Mohon dukungannya ya 🙏

Jangan lupa kasih like, komen, vote dan hadiahnya..

Terimakasih ❤️

First Day

Cahaya matahari mulai masuk melalui celah jendela. Seorang gadis yang masih bergelut dengan selimutnya pun mau tidak mau mulai sedikit membuka matanya.

KRING!!!

Jam beker di samping tempat tidurnya pun berbunyi. Dengan cepat gadis itu mengambilnya dan mematikan jam tersebut.

Seperti biasa, Alice selalu lebih dulu bangun sebelum jam bekernya berbunyi.

Gadis itu menggosok matanya dan mulai duduk dari tidurnya.

Setelah itu, Alice pun turun dari tempat tidur dan mulai berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hari ini adalah hari pertamanya sekolah. Alice tidak ingin datang terlambat.

Walaupun ini adalah hari pertamanya bersekolah di sekolah baru. Tetapi Alice sama sekali tidak merasa gugup.

Ya, karena Alice adalah orang yang bisa di bilang cuek dan datar.

Setelah beberapa menit akhirnya Alice pun selesai mandi dan mulai memakai seragam sekolahnya.

Gadis itu menggerai rambutnya dan mulai mengambil tas sekolahnya.

Alice turun ke lantai 2 dan melihat neneknya tengah mempersiapkan sarapan untuk mereka. Dengan cepat Alice pun menyimpan tas nya di meja dan membantu neneknya untuk menyiapkan sarapan,

"Selamat pagi nenek" sapa Alice.

Lola membalikkan tubuhnya dan tersenyum menatap cucunya yang sudah rapih dan bersiap untuk berangkat ke sekolah,

"Wahh.. cucu nenek sudah rapih dan cantik" pujinya.

Alice tersenyum tipis mendengar ucapan Lola dan mulai mengambil piring serta beberapa makanan untuk di simpan di atas meja.

Setelah selesai Alice pun duduk di kursinya dan bersiap untuk sarapan. Begitu pula dengan Lola, dia telah duduk di kursinya yang berhadapan dengan Alice,

"Ayo makan yang banyak.." ujar Lola.

Alice mengangguk pelan dan mulai memakan makanannya. Mereka terlihat menikmati sarapan sederhana itu sambil mengobrol ringan..

"Apa kau gugup di hari pertamamu ini??" tanya Lola.

Alice mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis pada Lola,

"Tidak juga.." jawabnya singkat.

Lola tersenyum mendengar ucapan Alice dan menatapnya dalam. Sifat cucunya ini sangat datar dan juga sedikit berbicara, sama seperti mendiang suaminya, yaitu kakek Alice.

"Nenek berharap kau bisa beradaptasi degan baik di sekolahmu.." ujarnya.

Alice hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

'Semoga saja..' pikir Alice dalam hatinya.

Setelah selesai sarapan, gadis itu pun berpamitan pada Neneknya. Diluar sudah ada mobil taxi yang menunggunya dan bersiap untuk mengantarnya ke sekolah.

Sekolah baru Alice hanya menempuh beberapa menit saja dari rumah neneknya jika menggunakan taxi,

"Hati-hati!!" teriak Lola dari depan pagar rumahnya sambil melambai pada Alice.

Alice melambaikan tangannya dan tersenyum pada Lola sebelum gadis itu masuk ke dalam mobil.

Setelah itu Alice pun masuk dan mobil taxi itu pun berangkat untuk mengantar Alice ke sekolah barunya.

-

Setelah menempuh waktu kurang lebih 10 menit, akhirnya taxi yang di tumpangi Alice pun telah tiba di sekolah barunya.

Gadis itu keluar dari dalam mobil dan menatap gedung sekolah di depannya dalam diam.

Alice memperhatikan setiap detail gedung di depannya. Lalu setelah itu Alice pun menghela nafasnya dan mulai melangkah masuk.

Tanpa gadis itu sadari, dari salah satu jendela yang berada di dalam salah satu ruangan kelas di lantai 3. Terlihat sepasang mata yang tajam dan menawan sedang menatap kearahnya dengan intens.

Alice masuk ke dalam gedung sekolah dan mencoba untuk mencari ruangan informasi. Kebetulan sekolah terlihat masih sepi, jadi tidak ada orang yang memperhatikannya.

Setelah cukup lama berjalan akhirnya Alice telah berdiri di depan ruang informasi. Gadis itu pun mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan.

Di dalam ruangan terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sedang duduk di mejanya sambil memperhatikan Alice yang baru masuk dengan tatapan terpesonanya.

Alice menghampiri meja wanita itu dan membungkuk pelan padanya,

"Selamat pagi... Aku Alice Patricia Greyson" ujar Alice.

Seketika wanita itu pun sedikit terbelalak dan tersenyum pada Alice,

"Ohh... Iya aku tau!! Kau putri dari Mandy kan???" ujarnya ramah.

Wanita itu pun berdiri dari duduknya dan tersenyum pada Alice sambil mengulurkan tangannya dengan ramah,

"Aku Natalie, teman sekolah ibumu dulu..." ujarnya memperkenalkan diri.

Alice menyambut uluran tangan Natalie dan tersenyum tipis,

"Mandy sudah mengabariku bahwa kau akan pindah bersekolah disini. Senang bertemu denganmu.." ujarnya lagi.

"Wahh.. Kau sangat cantik seperti ibumu!! Ayo silahkan duduk dulu" lanjutnya.

Alice tersenyum pada wanita itu dan duduk di kursi yang berada di depan meja Natalie,

"Sekolah akan di mulai pukul 8 nanti. Sepertinya kau datang terlalu pagi hari ini" ujarnya sambil tersenyum.

Alice mengangguk pelan dan menatap pada Natalie yang sedang membuka salah satu buku yang berada di atas meja kerjanya,

"Kau akan berada di kelas 12 A yang ada di lantai 3 sebelah kiri dari gedung ini" terang Natalie.

"Nanti aku akan mengantarmu kesana ketika bel masuk sudah berbunyi" lanjutnya lagi.

Natalie pun kembali menutup bukunya dan menatap Alice dengan senyuman ramah miliknya,

"Berhubung sekarang masih terlalu pagi, jadi untuk sementara kau bisa menunggu disini" ujarnya.

"Atau... Kau mau berkeliling terlebih dahulu??" tanya Natalie.

Alice terlihat terdiam sejenak lalu mengangguk pelan. Natalie tersenyum kecil dan mengambil sesuatu di dalam laci mejanya,

"Baiklah, kau bisa berkeliling dulu.. Ini, aku akan memberikanmu denah lokasi dari sekolah ini supaya kau tidak bingung dan tersesat" ujarnya tersenyum kecil.

Alice mengambil kertas itu dan berdiri dari duduknya,

"Kalau begitu, aku permisi dulu" ujarnya sambil membungkuk pada Natalie.

Natalie mengangguk pelan dan menatap punggung Alice yang sudah keluar dari ruangannya.

Seketika senyuman wanita itu pun menghilang..

Natalie terlihat termenung sejenak dengan pikirannya.. Lalu setelah itu dia pun mulai kembali mengerjakan tugasnya.

~~

Sementara itu, Alice sudah berjalan di sebuah lorong sekolah di lantai satu yang masih sepi. Gadis itu menatap denah lokasi di tangannya. Tujuannya saat ini adalah ke perpustakaan yang kebetulan juga berada di lantai bawah.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Alice pun telah tiba di depan perpustakaan. Gadis itu mencoba untuk membuka pintu perpustakaan, dan.. ternyata pintu itu bisa terbuka. Tadinya Alice berpikir bahwa pintu perpustakaan pasti masih terkunci, tetapi ternyata sudah terbuka.

Gadis itu pun masuk ke dalam dan melihat ke sekeliling. Perpustakaan itu cukup luas. Alice berjalan kearah rak buku dan mencoba untuk melihat-lihat.

Di dalam perpustakaan masih terlihat sepi dan sepertinya tidak ada seorang pun di dalam sini.

Alice kembali berjalan kearah sebuah meja baca dan duduk disana.

Gadis itu membuka kembali denah lokasi sekolahnya untuk melihat-lihat.

WUSHH~~~

Saat Alice sedang fokus melihat pada denah lokasi, tiba-tiba saja Alice merasakan sesuatu seperti angin yang melewati belakang tubuhnya.

Dengan cepat Alice pun membalikkan tubuhnya dan menatap ke belakang. Namun, tidak ada siapapun disana.

Alice terlihat sedikit bingung namun memilih untuk acuh dan tidak memperdulikan hal tadi. Mungkin itu hanya angin yang berhembus dari jendela, pikir Alice.

Alice pun kembali menatap denah lokasi di tangannya. Namun, tiba-tiba matanya terfokus pada sesuatu yang berada di depan mejanya.

Dengan perlahan, Alice mengangkat wajahnya dan melihat seorang pria yang duduk tepat di salah satu meja yang berada depannya.

Alice mengerutkan keningnya sejenak. Bukankah tidak ada orang disana sebelumnya?? pikir Alice.

Atau.. Apa mungkin pria itu sudah ada disana sejak tadi?? pikirnya lagi bingung.

Lalu tiba-tiba pria itu mengangkat wajahnya dan menatap Alice dengan seringai yang sedikit menyeramkan namun juga mempesona.

DEG!!!

Saat mata Alice menatap kearah pria itu, tiba-tiba saja Alice merasakan sekujur tubuhnya terasa dingin.

Alice secara refleks langsung memeluk tubuhnya yang kedinginan,

'Ada apa ini??? Kenapa tiba-tiba jadi begitu dingin seperti ini?? pikir Alice tidak mengerti.

Bersambung..

Hallo, mohon support cerita kedua author ya ☺️

Jangan lupa tinggalkan like, komen, vote dan hadiahnya 😘

Thank you ❤️

Meet You

DEG!!!

Saat mata Alice menatap kearah pria itu, tiba-tiba saja Alice merasakan sekujur tubuhnya terasa dingin.

Alice secara refleks langsung memeluk tubuhnya yang kedinginan,

'Ada apa ini??? Kenapa tiba-tiba jadi begitu dingin seperti ini?? pikir Alice tidak mengerti.

Alice merasakan seperti pria di depannya itu sedang memperhatikan dirinya.

Alice yang merasa tidak nyaman pun dengan cepat langsung berdiri dari duduknya dan memilih untuk meninggalkan perpustakaan.

Saat Alice sudah melangkah menjauh tiba-tiba suara seorang pria menghentikan langkahnya,

"TUNGGU!!!"

Alice secara refleks berhenti sejenak lalu membalikkan tubuhnya,

DEG!!!

Namun saat dirinya membalikkan tubuhnya, tiba-tiba saja pria yang duduk di depan mejanya tadi sudah berada tepat di belakangnya.

Alice sedikit membelalakkan matanya saat tubuhnya dan tubuh pria itu hampir menempel dan bertabrakan.

Pria itu menundukkan wajahnya agar sejajar dengan wajah Alice. Mata pria itu menelisik setiap detail wajah Alice dan menyeringai pelan.

Tangannya terangkat untuk menyelipkan rambut indah Alice ke belakang telinganya.

Alice yang masih sedikit syok hanya bisa terdiam membatu dan entah mengapa gadis itu seperti tidak dapat menggerakkan tubuhnya.

Pria itu sedikit menempelkan bibirnya di telinga Alice dan meniupnya dengan lembut,

"Akhirnya... Aku bisa bertemu denganmu..." bisiknya intens di telinga Alice.

DEG!!

Seketika Alice merasa bulu kuduknya meremang dan sekujur tubuhnya kembali mendingin.

Namun anehnya, Alice merasakan jantungnya berdegup dengan kencang dan terasa hangat.

'Ada apa dengan tubuhnya??' pikir Alice cemas.

Pria itu menjauhkan bibirnya dari telinga Alice dan menatap mata gadis itu dalam. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi gadis itu dengan lembut.

Jantung Alice semakin berdegup kencang. Gadis itu berusaha untuk menggerakkan tubuhnya.

'Tidak!! Dia harus segera menjauh dari pria ini!!' pikir Alice resah.

Pria itu menyeringai kembali dan menyadari tatapan ketakutan Alice. Wajah pria itu semakin mendekat pada wajah Alice.

Alice dapat merasakan hembusan nafas pria itu yang menerpa wajahnya dengan lembut. Hembusan nafas pria itu begitu lembut seperti kapas yang menyapu wajahnya.

Jarak bibir Alice dan bibir pria itu begitu dekat. Alice semakin resah dan mencoba sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuhnya.

'Sial!! Ada apa dengan tubuhnya??' pikir Alice

Tubuh dan hatinya saling bertolak belakang saat ini. Alice mencoba untuk menjauhkan tubuhnya, namun sepertinya hatinya menolak.

Pria itu terdiam sejenak dan menutup matanya untuk menghirup aroma tubuh Alice. Pria itu tau, Alice terlihat tidak nyaman dan mencoba untuk menjauh darinya.

Sebuah seringai kembali terlihat di wajah tampannya. Pria itu mengambil tangan Alice dan memberikan sesuatu pada gadis itu,

"Ini... Kau meninggalkan ini di mejamu" ucap pria itu sambil menjauhkan tubuhnya dengan seringai yang menghiasi wajahnya.

Alice seketika langsung tersadar dan mulai dapat menggerakkan tubuhnya.

Dengan cepat gadis itu menjauh mundur dari pria di depannya sambil melihat sebuah kertas denah lokasi miliknya tadi yang sudah berada di genggamannya.

Alice menghela nafasnya kasar dan menatap tajam pada pria di depannya yang sedang tersenyum geli melihat tingkahnya.

Dengan cepat Alice pun membalikkan tubuhnya untuk pergi meninggalkan perpustakaan. Dia harus menjauhi pria itu, sepertinya pria itu cukup berbahaya, pikir Alice.

Namun saat Alice sudah berada di depan pintu, suara pria itu kembali menghentikan langkahnya,

"KAU SANGAT CANTIK!!!!" teriak pria itu.

Alice langsung membalikkan wajahnya dan menatap pria itu dengan tajam. Sedangkan pria itu kembali menyeringai melihat ekspresi Alice yang terlihat menggemaskan menurutnya.

"Aku menyukaimu..." ujar pria itu yang tak terdengar oleh Alice.

Alice masih menatap tajam pada pria itu dan mulai mengacungkan jari tengahnya pada pria itu lalu berlalu pergi.

BRAK!!!

Pintu perpustakaan pun tertutup dengan keras mengiringi kepergian Alice.

Pria itu hanya tersenyum tipis melihat kepergian Alice. Matanya masih menatap gadis itu dari balik jendela.

Setelah Alice benar-benar sudah tak terlihat, senyuman pria itu pun menghilang dan ekspresi wajahnya berubah menjadi sendu.

Pria itu kembali menatap tangannya yang menyentuh wajah Alice tadi dengan penuh arti dan dalam. Entah apa yang sedang ada di pikirannya saat ini.

Setelah itu pria itu pun kembali memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan berlalu pergi.

~~

Alice sudah berada di ruangan Natalie. Gadis itu menunggu jam masuk sekolah di ruangan informasi. Awalnya gadis itu ingin berkeliling, namun entah mengapa mood nya tiba-tiba saja menjadi berantakan gara-gara pria di perpustakaan tadi.

Alice mengangkat tangannya dan menatap jari tengahnya. Seketika Alice sedikit menyesal karena berlaku kasar seperti tadi. Tapi siapa suruh pria itu begitu menyebalkan.

Alice paling benci dengan pria. Sejak dulu ia telah menjadi incara para pria di sekolahnya, dan hal itu membuat Alice muak. Gara-gara mereka semua Alice menjadi musuh para murid wanita sampai-sampai dia menjadi tidak punya teman.

Walaupun begitu bukan berarti Alice menjadi tidak suka dengan pria. Tentu saja tidak!!

Alice masih normal dan menyukai laki-laki. Tetapi dia hanya belum saja bertemu dengan sosok pria yang membuatnya jatuh hati.

KRING~~~

Terdengar bel sekolah telah berbunyi. Alice menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi,

"Nah.. Bel sudah berbunyi" ujar Natalie.

Wanita itu menghampiri Alice dan tersenyum padanya,

"Bersiaplah, sebentar lagi aku akan mengantarmu ke kelas" ujarnya ramah.

Alice pun mengangguk pelan dan mulai mengambil tas miliknya.

"Ayo kita ke kelas mu" ujar Natalie.

Alice pun bangkit dari duduknya dan mulai mengikuti Natalie keluar dari ruangannya.

Mereka berjalan kearah tangga dan mulai melangkah ke lantai 3.

Setelah Alice dan Natalie berada di lantai 3, mereka mulai melangkah ke ruang kelas 12 A.

Alice berjalan dalam diam dan mengikuti Natalie dari belakang.

Natalie berdiri di depan sebuah pintu dan membalikkan tubuhnya pada Alice,

"Ini ruang kelasmu, 12 A" ujarnya sambil menunjuk papan kecil bertuliskan '12 A' di atas pintu.

Natalie pun bersiap untuk mengetuk dan kembali menatap Alice,

"Kau siap??" tanyanya.

Alice pun mengangguk pelan. Setelah itu Natalie pun mengangkat tangannya dan mengetuk pintu,

Tok..

Tok..

Setelah itu Natalie pun membuka pintunya,

"Kau tunggu disini sebentar" ujarnya pada Alice.

Lalu wanita itu pun masuk dan menghampiri seorang guru yang sedang berdiri di depan kelas. Natalie membisikkan sesuatu pada guru itu dan mengangguk pelan.

Guru pria di depan kelas pun menatap pada Alice dan tersenyum padanya,

"Anak-anak harap tenang semuanya!!" ujar guru itu.

"Pagi ini kelas kita akan kedatangan murid baru.." lanjutnya.

"Wahh murid baru!!" ujar para siswa di kelas itu dengan senang.

"Apakah dia seorang pria??" celetuk salah satu murid siswa perempuan dengan excited.

"Apakah dia siswa perempuan??" celetuk murid pria.

"Sudah cukup tenang semuanya!!!" ujar guru itu cukup keras.

Guru itu pun kembali menatap Alice dan mengangguk pelan padanya, memberikan kode pada Alice untuk masuk.

Alice yang mengerti pun langsung melangkah masuk dengan ekspresi datarnya.

"Wooahhh!!! Cantiknya!!!"

Terdengar suara dari para murid lelaki yang terlihat terpesona dengan kecantikan Alice. Bahkan beberapa siswa perempuan pun memuji kecantikannya, dan selebihnya menatapnya dengan tatapan iri dan tidak suka.

"Silahkan perkenalkan dirimu" ujar Natalie pada Alice.

Alice menghela nafasnya dan menatap para siswa di depannya dengan datar,

"Namaku Alice" ujarnya singkat.

Setelah itu terdengar sorakan-sorakan dari murid lelaki yang terlihat senang mendengar suara Alice.

Sedangkan Alice merasa sedikit risih dan terganggu dengan suara-suara itu. Sepertinya kehidupan sekolahnya akan sama saja seperti sebelumnya, pikir Alice kecewa.

"Sudah!!! Sudah!!! Diam semuanya!!!" gertak guru itu pada murid di depannya.

"Nah Alice, Selamat datang di kelas 12 A.. Kau boleh duduk di kursimu yang berada di sudut kanan belakang" ujar guru itu sambil menunjuk kursi kosong belakang di dekat jendela.

Alice mengangguk pelan dan menatap kearah kursi yang di tunjuk oleh guru itu.

DEG!!

Saat gadis itu menatap kearah kursi di sudut kanan belakang, tiba-tiba dirinya terkejut bukan main saat melihat teman sebangkunya yang melambai pelan kearahnya dengan senyuman penuh arti.

'Pria itu... Bukankah pria itu yang berada di perpustakaan tadi???' pikir Alice terkejut.

Bersambung..

Halo, please support this story ya,

Jangan lupa kasih like, vote, komen dan hadiahnya

Terimakasih ☺️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!