NovelToon NovelToon

Istri Supranatural Tuan Muda Lumpuh

Menolak Menikah!!

Musim gugur telah tiba..

Seorang gadis berparas jelita dengan dalam balutan hanfu merah muda kombinasi putih, terlihat begitu bahagia menyambut datangnya musimnya gugur di tahun ini. Bagaimana tidak merasa bahagia?

Musim gugur di tahun ini, untuk pertama kalinya setelah puluhan ribu tahun menunggu, akhirnya ia di ijinkan untuk turun ke bumi. Berbaur dengan manusia bumi dan menjalani berbagai aktifitas yang menurutnya sangat tidak biasa.

Ya, meskipun sebenarnya bukan pertama kalinya, karena gadis cantik itu sudah sering menyelinap ke bumi hanya untuk menikmati ramyeon dan ice cream. Konyol memang, tapi itulah faktanya.

Nuwa, itulah nama Sang Dewi. Nuwa adalah Dewi yang terlahir dari kuntum bunga kristal. Bunga kristal adalah bunga yang sangat langkah, dan hanya dapat mekar 1X sekali dalam kurun waktu 5000 tahun.

Tetapi Nuwa bukanlah satu-satunya Dewi yang terlahir dari bunga kristal. Karena sebelumnya sudah ada Dewi lain yang terlahir dari bunga yang sama. Namun sayangnya, Sang Dewi bukannya Dewi putih seperti Nuwa. Dia adalah Dewi hitam dan penguasa dunia kegelapan.

Dewi yang terlahir dari kesucian bunga kristal bukanlah Dewi sembarangan melainkan seorang Dewi pilihan. Dewi ini dapat hidup di 4 musim sekaligus dan memiliki kekuatan yang maha dahsyat, bahkan kekuatannya dapat mengimbangi kekuatan yang di miliki oleh Dewi tingkat satu. Dan semua itu ada pada diri Nuwa .

Namun sayangnya dia belum bisa mengendalikan apa lagi menguasai kekuatan yang di milikinya, mengingat usia Nuwa yang masih sangat muda

"Nuwa, apa kau sudah siap?" seru seseorang sembari berjalan menghampiri Sang Dewi.

"Siap" balas Nuwa dengan penuh keyakinan.

"Namun ingat, kau tidak memiliki banyak waktu disana. Gunakan waktu yang kau miliki sebaik-baiknya. Kau juga jangan sampai terlena oleh kehidupan manusia apa lagi sampai jatuh cinta pada kaum mereka. Satu lagi, kau harus menyembunyikan identitasmu yang sebenarnya. Kau harus ingat itu baik-baik!!" Ucap seorang Dewi dengan balutan gaun berwarna emas yang berdiri di depan Nuwa.

"Kakak tenang saja, aku mengerti kok. Tidak boleh main-main, tidak boleh jatuh cinta pada manusia, harus merahasiakan identitas. Baiklah aku akan mengingat itu semua" balas Nuwa bersungguh-sungguh.

"Baguslah kalau kau mengingatnya. Dan ingat, jangan sampai kau jatuh cinta pada manusia bumi. Karena itu bisa menjadi petaka untuk dirimu sendiri!!" sekali lagi perempuan itu mengingatkan Nuwa. Dan sang Dewi lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

"Iya, iya, aku tau dan akan selalu mengingatnya!! Dan aku juga sudah memiliki nama yang akan aku pakai selama berada di Bumi."

"Bagus jika kau sudah memiliki persiapan. Ingat pesanku tadi, jangan pernah jatuh cinta pada manusia bumi atau kau akan menghilang untuk selama-lamanya."

Kemudian wanita itu berjalan menuju sudut ruangan. Sebuah cahaya menyilaukan muncul dari telapak tangannya. Dan di saat bersamaan, sebuah gambaran muncul di depan Nuwa.

"Kau harus menemukan anak yang memiliki tanda itu. Dan tugasmu adalah untuk melindunginya. Dia memiliki inti kekuatan yang sedang diincar oleh, Victoria."

"Bagaimana aku bisa menemukannya, sedangkan wajahnya saja aku tidak tau," balas Nuwa kebingungan.

"Dan itulah tantangannya. Kau hanya memiliki waktu satu tahun untuk menemukannya. Dan satu tahun bukanlah waktu yang panjang, adikku. Dan sebelum waktumu habis kau harus menemukan si pemilik tanda itu lalu kembali ke Lianera."

"Lalu bagaimana jika aku sampai gagal?" tanya Nuwa untuk kedua kalinya.

"Kau pasti berhasil, bukankah tak ada kata kegagalan dalam kamus hidupmu!!" ucap wanita itu yang kemudian di balas oleh Nuwa.

Benar apa yang kakaknya katakan, memang tak boleh ada kata gagal dalam kamus hidupnya. Dan Nuwa harus kembali dengan membawa keberhasilan.

Dia harus menemukan si pemilik tanda itu dan menyelesaikan tugasnya dengan cepat supaya bisa segera kembali ke Lianera.

"Benar sekali, aku pasti berhasil. Karena tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupku. Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu. Doakan aku berhasil."

"Itu pasti."

Perempuan itu menatap kepergian Nuwa dengan sedih. Sebenarnya dia tidak tega membiarkan adiknya itu pergi sendirian, tetapi itu sudah menjadi tugasnya sebagai seorang Dewi pilihan. Dan dia sangat yakin, jika Nuwa pasti bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.

.

.

"Aku menolak!! Aku tidak mau menikah dengan pria lumpuh dan cacatt seperti dia!!"

Suasana yang semula tenang seketika menjadi tegang setelah kata penolakan keluar dari bibir seorang perempuan muda.

Dengan tegas dia menolak ketika orang tuanya berencana untuk menjodohkannya dengan salah satu putra dari rekan bisnis ayahnya yang lumpuh dan cacatt.

"Selena, jaga ucapanmu!!" dan pria itu pun langsung menampar putrinya setelah mendengar kata-kata tidak sopan yang keluar dari bibirnya.

"Rocky, kenapa kau menamparnya?!" bentak Renata melihat apa yang dilakukan oleh suaminya pada putrinya.

Pria bernama Rocky itu menggulirkan pandangannya pada istrinya. "Diamlah, Renata!! Sebaiknya kau tidak usah ikut campur. Putrimu yang selalu kau manjakan itu baru saja melemparkan kotoran ke wajahku. Apa kau sadar itu?!" bentak Rocky emosi.

"CUKUP!! SUDAH CUKUP KALIAN BERTIGA ,KENAPA KALIAN MALAH RIBUT DISINI?!" Seorang wanita tua tiba-tiba bangkit dari duduknya dan menghentikan perdebatan tiga orang tersebut. Lalu pandangannya bergulir pada Selena. "Selena, jadi alasanmu menolak dijodohkan dengan Rey karena dia cacatt dan lumpuh?"

"Ya!! Bukankah disini masih ada, Kak Delon, tapi kenapa harus Rey?!"

"Jadi kau ingin menikah dengan, Delon?!" tanya wanita tua itu.

Dan dengan menatap Selena menjawab. "Ya!"

"Baiklah, jika itu memang keinginanmu. Dan Nenek tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi Nenek harap kau tidak akan menyesal dikemudian hari karena lebih memilik Delon daripada Rey. Keputusan sudah diambil, yang akan menikah dengan Selena adalah Delon, bukan Rey!!"

Mendengar itu membuat senyum Selena seketika terkembang lebar. Lagipula siapa juga yang ingin menikah dengan pria lumpuh dan cacatt seperti Rey, karena itu hanya akan menjadi beban untuknya.

Pernikahan antar keluarga, adalah hal yang lumrah terjadi di dalam keluarga Nero. Dan hal itu sudah terjadi secara turun temurun.

Rey dan Selena masih bersaudara, karena ayah Rey dan Selena adalah kakak-adik. Begitupun dengan Delon dan Selena, karena Delon adalah adik Rey dari ibu yang berbeda. Dan usia mereka hanya terpaut dua tahun saja.

Kecelakaan yang menewaskan ibu dan kakaknya-lah yang akhirnya membuat Rey menjadi pria lumpuh dan cacatt. Dan Rey adalah satu-satunya yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Ibu dan kakak perempuannya meninggal di tempat.

Dan kecelakaan itu masih menjadi misteri hingga detik ini.

"Ray, kau tidak keberatan bukan?" tanya Nenek Nero pada cucu sulungnya tersebut.

"Tidak!!"

"Seharusnya kau yang menikah duluan. Tetapi Selena lebih memilih Delon daripada dirimu, Nenek harap kau tidak marah dan kecewa."

"Untuk apa aku harus marah dan kecewa?! Lagipula aku juga tidak pernah mencintainya!! Wanita seperti dia tidak pantas bersanding denganku!!" jawab Rey sambil menatap Selena dengan tajam.

"Rey, kau~!!"

"Aku kembali ke kamar dulu!!" Ucap Rey. Dia memberi kode pada Frans supaya mendorong kursi rodanya dan membawanya kembali ke kamar.

Frans adalah satu-satunya orang yang Rey biarkan ada di dekatnya. Orang kepercayaannya sekaligus tangan kanannya. Dan dia adalah satu-satunya orang yang mengetahui rahasia besar yang Rey sembunyikan selama ini!!

"KYYYYAAA!!!!"

BRAKKK!!

Namun baru saja Frans dan Rey hendak memasuki lift menuju kamar pria itu yang berada di kamar dua. Tiba-tiba mereka mendengar suara jeritan wanita ditambah suara benturan keras yang berasal dari atap.

Semua orang saling bertukar pandang dan berbondong-bondong menuju kamar Rey untuk melihat apa yang terjadi.

.

.

Bersambung.

Siapa Kau?!

"Aduh,"

Nuwa meringis kesakitan sambil memegangi pantatnya. Ia mendarat di sebuah ruangan yang sangat asing, Nuwa memperhatikan sekelilingnya namun tak ada seorang pun di kamar ini. Ruangan ini benar-benar kosong seperti tak berpenghuni. Kedua alisnya saling bertaut saat ia menyadari dirinya berada di tempat asing.

"Dimana ini?" lirih Nuwa pada dirinya sendiri

Nuwa mencoba untuk mengingat sesuatu meskipun sedikit sulit karena efek benturan pada kepalanya ketika ia jatuh beberapa saat yang lalu. Dan ia baru menyadari jika saat itu ia sudah berada di bumi

"Omo!!" kedua mata ungunya membulat sempurna. "Mungkinkah ini?" ucap Nuwa tak melanjutkan kata-katanya.

Lalu pandangan Nuwa bergulir pada atap kamar yang bolong karena dirinya. Tak ingin ada yang berpikir macam-macam, dia pun segera memperbaikinya dengan menggunakan kekuatan yang ia miliki.

Atap yang awalnya bolong sekarang sudah rapi dan sempurna lagi.

Samar-samar Nuwa mendengar suara derap langkah seseorang yang datang, semakin lama suara derap langkah kaki itu semakin jelas. Dan tak lama setelahnya suara decitan pintu terbuka pun masuk ke dalam indera pendengarannya. Dua pria memasuki ruangan dimana dia berada. Satu berjalan kaki dan satu lagi duduk disebuah kursi roda.

"Si,,Siapa kalian berdua?" tanya Nuwa pada ke

dua pria itu.

"Kau yang siapa? Dan apa yang kau lakukan di kamarku?!" tanya salah satu dari kedua pria itu yang pastinya adalah Rey.

Bukannya menjawab pertanyaan Rey, Nuwa justru memperhatikan pria itu tanpa berkedip. Membuat Rey merasa kurang nyaman.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?!" tanya Rey.

Nuwa menggeleng. "Tidak, siapa juga yang menatapmu!!" balas Nuwa sembari menggelengkan kepalanya.

"Tuan Muda, bukannya kamar ini tertutup rapat, bagaimana dia bisa masuk kesini?! Lalu atap itu, masa iya dia terjatuh dari atas sana dan pakaian aneh yang dia pakai itu. Dia terlalu mencurigakan," ucap Frans.

Rey menggelengkan kepala. "Aku sendiri tidak tau." Kemudian Rey mendekati Nuwa yang duduk di atas tempat tidurnya. "Katakan!! Siapa kau ini dan bagaimana kau masuk kemari?!" tanya Rey meminta penjelasan.

"Aku~!!" Nuwa kebingungan harus menjawab apa. Tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya jika sebenarnya dia adalah seorang Dewi.

"Tuan Muda, apa itu?!" Tanpa sengaja Frans melihat sebuah bulu tergeletak di samping Nuwa.

Merasa penasaran, ia pun segera mengambil bulu tersebut dan memperhatikannya dengan seksama. Mata Frans tampak berbinar-binar melihat sebuah bulu bersalur emas sedikit kebiru-biruan yang saat ini berada di tangannya

"Ya tuhan indah sekali bulu ini" ucap Frans terkagum-kagum. Lalu ia membawanya pada Rey.

"Benda apa itu?"

Rey mengambil bulu tersebut dari tangan Frans dan memperhatikannya dengan seksama. Hal serupa juga di tunjukan oleh Rey ketika melihat bulu tersebut, meskipun reaksinya tak seperti yang ditunjukkan oleh Frans.

Sontak kedua mata Nuwa membulat sempurna. "Omo!! Bulu itu" pekik Nuwa. Kemudian dia beranjak dan mengambil bulu tersebut dari tangan Rey. "Ini milikku!!" ucapnya lalu menyembunyikan bulu tersebut.

Rey memperhatikan Gadis di hadapannya itu dengan seksama. Kedua alisnya saling bertaut melihat warna bola mata yang di miliki Gadis itu.

Tak hanya cantik dan indah, tetapi bola matanya terlihat bercahaya. Tak hanya bola matanya yang indah, tetapi parasnya juga dan Rey belum pernah melihat perempuan secantik dia. Namun ada yang mengganjal dihatinya tentang kemunculannya yang tiba-tiba ditambah dengan gaun yang melekat di tubuhnya.

"Siapa Gadis ini sebenarnya. Kenapa aku merasa jika dia bukanlah manusia biasa," gumam Rey membatin.

Rey menoleh kebelakang saat mendengar seseorang yang datang. Beberapa orang memasuki kamarnya dan salah satunya adalah Nenek Nero. Matanya sedikit membulat saat melihat sosok gadis yang ada di kamar cucunya. Sementara Delon tak berkedip sedikit pun melihat sosok cantik itu.

"Wow, ternyata diam-diam kau menghanyutkan ya." Ucap Selena sambil menatap Rey dengan seringai meremehkan. Dia berpikir jika pria itu menyembunyikan seorang wanita di kamarnya.

"Diam kau!! Mulutmu bau naga, setidaknya sikat gigi sebelum bicara!!" Balas Rey dengan pedas.

"Kau~!!"

"Cukup kalian berdua!!" seru Nenek Nero menghentikan perdebatan Rey dan Selena.

Kemudian Nenek Nero mendekati gadis itu. Membuat Nuwa merasa was-was dan sedikit ketakutan. Dia takut jika jati dirinya sampai terbongkar. "Siapa namamu, Nak?" tanya wanita tua itu.

"Namaku~" Nuwa tampak berpikir dan mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan wanita itu. "Viona!!" serunya saat tanpa sengaja melihat tulisan yang ada di kalender.

Nenek Nero tersenyum lembut. "Nama yang cantik, Secantik orangnya. Pantas saya Rey tidak melayangkan protesnya saat Selena menolak untuk menikah dengannya, rupanya dia sudah memiliki calon yang sangat cantik." Ucap wanita tua itu sambil memegang dagu Nuwa.

Gadis itu menggeleng. "Tunggu dulu, sepertinya kau salah paham!! Aku dan dia tidak memiliki hubungan apa-apa, bahkan aku tidak mengenalnya!!" ujarnya memberi penjelasan.

Selena menatap Nuwa dengan senyum meremehkan. "Dasar kucing betina!!! Sudah tertangkap basah juga masih tidak mau mengaku!! Kenapa, apakah merasa malu memiliki hubungan dengan si lumpuh dan sicacatt ini?!"

"Siapa yang kau sebut kucing betina?!" ucap Nuwa sembari menatap Selena tajam.

"Tentu saja kau!! Siapa lagi?!" Selena menunjuk Nuwa dengan telunjuknya.

Nuwa mengurungkan niatnya untuk memberi pelajaran pada wanita itu, jika dia sampai mengeluarkan kekuatannya sedikit saja, rahasia besarnya bisa terbongkar dan semua orang bisa tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Sementara kakaknya mewanti-wanti agar dia tak mengungkapkan identitasnya pada siapapun.

Lalu pandangan Nenek Nero bergulir pada atap Rey yang berlubang. Tidak mungkin atap itu bisa berlubang dengan sendirinya kecuali ada orang yang terjatuh dari atas sana ataupun benda berat yang di jatuhkan dengan sengaja.

"Ini sudah malam, sebaiknya kalian kembali ke kamar masing-masing. Nah, Viona. Karena kau adalah tamu Rey, untuk malam ini sebaiknya tinggal di kamar ini saja. Nenek, belum sempat membereskan kamar tamu karena tidak tau jika rumah ini akan kedatangan tamu. Rey, bersikap baiklah pada calon istrimu,"

"Dia bukan calon istriku!!" Rey menjawab cepat.

Dan kedatangan Nuwa tentu saja menjadi momok paling mengerikan bagi Renata dan Rocky. Karena jika Rey sampai menikah dengan wanita misterius nan aneh tersebut. Bisa-bisa kesempatan Delon untuk mewarisi semua kekayaan keluarga Nero akan gagal total. Begitupun dengan rencana mereka.

Rocky dan Renata memang masih bagian dari keluarga Nero. Tetapi bukan keluarga inti, Rocky adalah putra dari adik sepupu nenek Nero.

Meskipun mereka diijinkan untuk tinggal satu atap dengannya, bukan berarti mereka berhak atas semua kekayaan keluarga Nero. Hanya Rey dan Delon yang berhak, dan saat ini keduanya sedang bertarung untuk mendapatkan posisi tertinggi di keluarga ini.

"Bibi, dia adalah orang asing. Kenapa tidak diusir saja, apalagi kita tahu dia siapa dia, apakah dia berbahaya atau tidak." Ucap Renata.

"Tidak perlu!! Mulai hari ini, dia bagian dari keluarga ini. Aku akan segera menikahkan dia dengan, Rey!!"

"APA?!"

.

.

Bersambung.

Dasar Aneh!!

"APA?! MENIKAH?!!'"

Baik Nuwa ataupun Rey sama-sama tak ada yang bisa menahan keterkejutannya setelah mendengar apa yang Nenek Nero katakan. Dewi cantik itu menggelengkan kepala. "Aku tidak mau!!" dia menjawab cepat.

Nuwa mendekati nenek Nero dan menatap langsung netra matanya, dia harus memberikan penjelasan sebelum wanita tua itu semakin salah paham tentang hubungannya dengan Rey.

"Maaf, Nyonya. Aku sungguh-sungguh tidak mengenal cucumu itu!! Dan keberadaanku disini juga karena tidak sengaja, jadi minta gadis lain saja untuk menikah dengannya!!"

Nenek Nero tersenyum tipis. "Tidak perlu merasa malu, Sayang. Nenek, juga pernah muda. Lagi pula tidak ada orang lain yang bisa melindungimu selain, Nenek. Sekarang mungkin kau tidak menyadarinya, tetapi suatu saat nanti kau pasti akan mengerti."

"Maksud Anda apa, Nyonya?!" tanya Nuwa meminta penjelasan, ucapan Nenek Nero penuh dengan teka-teki.

"Sebaiknya kau istirahat saja, kami keluar dulu. Rey, perlakukan Viona dengan baik. Awas saja jika kau sampai menyulitkannya!! Kau harus berhadapan dengan, Nenek. Ayo keluar,"

Nenek Nero dan yang lain meninggalkan kamar Rey. Menyisakan Rey, Frans dan Nuwa di sana. Frans tak ikut keluar karena dia masih harus membantu Rey untuk naik ke tempat tidurnya. Sementara itu, Sang Dewi sedikit merinding melihat tatapan pria itu yang penuh intimidasi. Itu membuatnya sangat tidak nyaman.

"Apa lihat-lihat?!"

"Siapa yang melihatmu?!" ucap Rey menimpali.

"Kau!!" Dewi cantik itu menunjuk Rey dengan ujung jari telunjuknya.

"Kau terlalu percaya diri, Nona!!" sinis Rey kemudian membawa kursi rodanya beranjak dari hadapan Nuwa.

Frans membantunya untuk turun dari kursi rodanya kemudian berpindah di tempat tidur.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan Muda." Ucap Frans yang kemudian di balas anggukan oleh Rey. Dan selepas kepergian Frans, di sana hanya menyisakan Nuwa dan Rey berdua.

Sang Dewi memperhatikan sekelilingnya. Banyak sekali benda-benda aneh yang dia lihat dan temui di kamar ini. "Eo, apa itu?!" ucapnya saat melihat ada sebuah benda yang langsung menarik perhatiannya. Kedua matanya langsung berbinar-binar. "Huwaaa, cantik sekali!! Baru kali ini aku melihat ada salju di dalam bola semacam ini," serunya dan langsung mengalihkan perhatian Rey.

Pria itu menautkan alisnya melihat sikap aneh Nuwa. Dia begitu terkagum-kagum saat melihat sebuah Snow Globe, seperti belum pernah melihat sebelumnya. "Sebarnya kau berasal dari planet mana?! Sampai-sampai tidak tahu benda apa yang kau pegang itu!!" ucap Rey mengomentari.

"Kau terlalu cerewet sekali jadi orang?! Tapi ngomong-ngomong dimana aku bisa mandi? Rasanya tubuhku sudah lengket semua, aku mau numpang mandi!!"

Rey mendengus berat. Kemudian dia menunjuk sebuah pintu bercat putih yang letaknya lurus dengan pintu kamarnya. "Oke, terimakasih." Sang Dewi tersenyum lebar.

Tanpa menghiraukan sang pemilik kamar. Nuwa berjalan menuju pintu itu, tapi setibanya di dalam. Dia kebingungan karena tak ada sedikit pun air di sana. "Bagaimana caranya aku mandi jika air saja tidak ada?" Kemudian Nuwa berlari keluar dan menghampiri Rey.

"Apa lagi?!"

"Air, dimana aku bisa mendapatkannya?! Kenapa di dalam sana tidak ada air sedikit pun?! Lalu bagaimana aku bisa mandi?" ucap Nuwa.

Rey mendengus berat. "Sebenarnya kau ini wanita dari abad berapa sih, kuno sekali!!" Tanpa berkata-kata lagi. Rey turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Dan hal itu tentu saja membuat Nuwa terkejut setengah mati.

"Omo!! Jadi sebenarnya kau itu tidak lumpuh dan hanya pura-pura saja?!" Nuwa memekik sekencang-kencangnya saat melihat Rey yang bisa berdiri dengan tegak dan berjalan seperti orang normal.

Beruntung dinding kamar Rey kedap suara, meskipun Nuwa berteriak sekencang mungkin suaranya tidak sampai keluar ruangan.

Meskipun Rahasianya telat terbongkar, namun tak ada kepanikan sedikitpun yang ditunjukkan oleh pria itu. Rey tetap bersikap tenang seperti biasanya.

"Memangnya siapa yang mengatakan jika aku lumpuh?! Mereka saja yang bodoh!! Dan kau tidak perlu seheboh itu!! Aku sudah menyiapkan air untukmu, jangan bawel lagi cepat mandi!!"

Gadis itu mencerutkan bibirnya. Sejak kapan seorang Dewi diperintah oleh manusia?! Jika saja ia bisa menggunakan kekuatannya, pasti Nuwa sudah memberikan pelajaran pada Rey. Dengan perasaan kesal bercampur sebal, Nuwa kembali ke kamar mandi.

Nuwa menanggalkan setiap helai pakaian yang melekat di tubuhnya. Dengan kaki tellanjang, Sang Dewi masuk ke dalam Bathtub. Dengan menggunakan sedikit kekuatannya, Nuwa memenuhi air hangat itu dengan ribuan kelopak bunga mawar dan Sakura.

Aromanya yang semerbak yang berasal dari kelopak-kelopak Bunga itu sampai ke hidung Rey. Belum pernah dia mencium aroma harum ini sebelumnya, bahkan aroma parfum berharga mahal sekalipun tak ada yang seharum aroma yang ia cium saat ini. Dan aroma itu berasal dari kamar mandi.

Sementara itu... Di dalam kamar mandi, Nuwa sedang asik dengan dunianya sendiri. "Ahhh, segarnya." ucap Sang Dewi sambil menyiram tubuhnya dengan air yang bercampur kelopak-kelopak bunga tersebut.

"Eo, itu apa?!" perhatiannya sedikit teralihkan oleh pasta gigi. Nuwa meninggalkan bathtub dan mengambil benda tersebut. "Eo, apa ini?" dengan penasaran dia mencoba sedikit pasta gigi tersebut dan matanya langsung berbinar-binar. "Enak!! Aku tidak pernah merasakan makanan seenak ini, dingin-dingin dan sedikit manis. Aku suka!!"

Sesekali Rey menoleh ke kamar mandi. Sudah hampir satu jam tetapi kamu asingnya itu belum juga keluar dari dalam sana. Membuat Rey bertanya-tanya, sebenarnya dia mandi atau tidur.

Sampai akhirnya terdengar suara pintu dibuka dari dalam, Nuwa keluar dari dalam sana dalam balutan pakaian yang sama. Namun ada yang sedikit yang aneh, gadis itu keluar sambil membawa pasta gigi.

"Kau ini bodoh ya?! Bisa-bisanya menyimpan makanan enak ini di dalam sana!!"

"Kau mau makan pasta gigi itu?!" tanya Rey yang kemudian dibalas anggota oleh Nuwa.

"Ini adalah makanan terenak yang pernah aku makan selain ramyeon dan ice cream, dan aku menyukainya." Jawab Nuwa.

Rey memijit pelipisnya. Dia bingung, sebenarnya Berasal dari mana perempuan di depannya itu. Datang dengan balutan gaun aneh, tidak tau snow globe dan sekarang malah mengira pasta gigi adalah makanan.

Kemudian Rey turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Nuwa. "Letakkan benda itu!! Itu bukan makanan, dan mulutmu bisa berbusa jika memakan benda itu. Itu untuk menggosok gigi bukan untuk dimakan!!" ujar Rey memberi penjelasan.

Kemudian Rey mengambil pasta gigi itu dari tangan Nuwa dan mengembalikannya ke kamar mandi. "Ini selimut untukmu. Kau boleh tidur di kamar ini, tapi di sofa!! Matikan lampunya, aku tidak terbiasa tidur dengan lampu menyala!!"

.

.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!