NovelToon NovelToon

Terjebak Cinta Penjual Siomay

Bab 1 Berdagang

Pagi ini seperti biasa Shanum akan berjualan Sempol ayam di sekolah tempat biasa dia berdagang.Saat sore hingga malam, shanum di bantu adik-adiknya sudah membuat Sempol dan juga saos untuk ia dagang hari ini.Shanum selalu bersemangat untuk membantu ibunya mencari nafkah.Padahal ibunya sudah melarangnya untuk tidak berjualan dan meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.Tetapi Shanum bersikeras untuk tetap berdagang,ibunya pun tidak bisa melarang.

Kurang lebih Shanum berjualan Sempol ayam sudah dua tahun.Semenjak lulus SMA,Shanum memutuskan untuk berjualan Sempol ayam di Sekolah Pelita Bangsa.Untung yang di dapat juga lumayan,bisa membantu ibunya untuk keperluan sehari-hari dan juga untuk biaya sekolah adik-adiknya.

"Sudah siap semuanya nak?"Tanya Saras,Ibu Shanum.

"Sudah Bu,ini tinggal berangkat aja."Ucap Shanum sambil merapikan isi gerobaknya.

"Harusnya kamu melanjutkan kuliah saja nak,jangan malah berjualan seperti ini."

"Sudah lah Bu,ini keputusan aku.Aku ingin membantu ibu mencari uang.Aku tidak mau ibu terlalu capek bekerja."

"Tapi cita-cita mu bagaimana nak?yang ingin kerja di perusahaan besar.Kalau kamu tidak kuliah mana bisa kamu kerja di perusahaan besar."

"Cita-cita itu sudah aku kubur dalam-dalam Bu semenjak bapak meninggal dunia.Sekarang cita-cita aku membahagiakan ibu dan menyekolahkan Adi serta Nabila sampai ke perguruan tinggi.Shanum hanya minta doakan Shanum selalu sehat dan dagangan Shanum selalu ramai pembeli."

"Aaminn,ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anak ibu.Ya sudah sekarang kamu berangkat gih,nanti keburu kesiangan."

"Shanum berangkat jualan dulu ya Bu, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Shanum berangkat berjualan menggunakan sepeda motor peninggalan ayahnya.Untungnya motornya masih bagus karena ayahnya selalu merawatnya dengan baik.

Shanum sudah stay di depan sekolah tempat biasa dia berdagang.Shanum berdagang di sekolah yang sekolah nya itu dari SD sampai SMA jadi satu,jadi siswanya banyak.Di sekolahan tersebut para pedagang sudah di sediakan tempat.Jadi Shanum dan pedagang lainnya hanya perlu menjaga kebersihan tempat tersebut.

"Neng Sha,gak sayang kalau sekolahnya gak di lanjut?"Tanya salah satu pedagang Disana.

"Gak mang,aku lebih kasihan ke ibu kalau aku lanjut kuliah.Nanti gak ada yang bantu ibu cari uang.Biar adik-adik aku aja nanti yang kuliah."

"Masya Allah,luar biasa niat neng Sha teh,masih muda tapi sudah mau bekerja keras membantu ibunya."

"Alhamdulillah mang,doain Sha sehat terus ya biar selalu bisa bantu ibu."

"Aamiin..Semoga neng Sha sehat terus dagangannya laris manis."

"Aamiin..Terima kasih doanya ya mang, Sha juga doain mang selalu sehat dan dagangannya laris manis.Pejuang rupiah harus semangat.SEMANGAAT!"Ucap Shanum sambil mengepalkan tangannya ke udara,membuat pedagang di sekitarnya tertawa.

Waktu istirahat tiba, biasanya yang keluar dahulu anak SD.Setelah anak SD kelas satu dan dua pulang barulah anak SMP dan SMA istirahat berhamburan keluar kelas menyerbu pedagang yang ada di stand.Shanum sudah lebih dahulu menggoreng Sempol ayam agar nanti tidak keteteran saat melayani pembeli.Lapak Shanum di serbu anak-anak yang mau membeli Sempol ayamnya.Setiap hari Shanum membawa 1000 tusuk Sempol ayam hanya untuk di sekolah tersebut.

Setelah jam istirahat selesai biasanya Shanum pulang terlebih dahulu untuk membawa bekal makan siang sekalian membawa tambahan Sempol ayam.Lalu balik lagi saat mendekati pulang sekolah.Sepertinya hari ini dagangannya laris manis,hanya tinggal sekitar 200 tusuk lagi.Karena disini termasuk sekolah bagus,anak yang sekolah di sini pun dari kalangan menengah ke atas.Jadi uang saku mereka juga banyak.

Sebelum pedagang yang berdagang di sekolah ini harus melewati beberapa tes.Salah satunya uji kelayakan makanan dan kandungan apa saja yang ada di makanan tersebut.Jika lulus sesuai standar kebersihan maka di bolehkan untuk berdagang dan mendapatkan Id card dari pihak sekolah,jika tidak lulus ya tidak boleh berdagang.

Shanum saat ini sedang di jalan pulang,jika ada yang menghentikannya Shanum dengan senang hati berhenti.Shanum menamai Sempol ayamnya dengan Sempol Ayam Sha.

"Sempol Ayam Sha."Ucap orang memanggil Shanum.Shanum berhenti menghampiri calon pembeli.

"Kak mau Sempol ayamnya dong dua puluh tusuk."

"Siap,Kakak goreng dulu yaa.Adek gak sekolah?kok jam segini sudah di rumah?"

"Gak kak,tadi pagi aku demam jadi gak boleh sekolah sama Mama."Shanum mengangguk.

"Memangnya nama kakak Sha yaa,kok nama Sempol ayamnya ada Sha nya."Tanya adik perempuan yang di kira-kira umurnya 9 tahun.

"Iya,nama kakak Shanum biasa di panggil Sha makanya namanya Sempol ayam Sha."

"Nama aku Cantika,biasa di panggil cantik."

"Wah namanya cantik secantik wajahnya."Puji Shanum.

"Terima kasih kakak,Kakak juga cantik."

"Masa sih,nich sudah jadi sempolnya,saosnya di pisah saja yaa."Cantik mengangguk.

"Ini kak uangnya."Cantika memberi uang lima puluh ribu.

"Sebentar ya,ini kembaliannya.Terima kasih yaa."

"Terima kasih Kak Sha,nanti kapan-kapan aku beli lagi."

"Siap,moga suka ya sama Sempol ayam kakak."Shanum melanjutkan perjalanannya.

Shanum sampai di rumahnya,ternyata pintu rumah terbuka pertanda ibunya juga sudah pulang.

"Assalamu'alaikum.."Ucap Shanum.

"Wa'alaikumsalam,sudah pulang Sha?"mencium punggung tangan ibunya.

"Gimana jualannya Sha?"Tanya ibunya.

"Alhamdulillah laris manis Bu,tapi kayaknya aku gak balik lagi ke sekolah.Nanti aku mau langsung ke taman kota saja."

"Ya sudah lebih baik kamu istirahat dulu."

Shanum pun masuk ke kamarnya,kamar yang dia tempati dari dia kecil.Kamar penuh kenangan bersama ayahnya.Dulu sebelum tidur ayahnya sering kali menceritakan dongeng walaupun ceritanya sering di ulang-ulang tapi Shanum tetap senang mendengarnya.Bahkan jika Shanum tertidur di depan TV, ayahnya akan menggendongnya hingga ke kamar.Shanum sering kali pura-pura tidur agar di gendong ayahnya.Shanum rindu semua itu,hingga tak terasa air mata Shanum jatuh membasahi pipinya.Shanum segera menghapus air matanya,dia tidak mau ibunya melihatnya menangis.

Shanum membuka sosial media miliknya melihat-lihat postingan teman dunia maya.Shanum juga tidak malu memposting Sempol ayam miliknya.Shanum juga sering mendapatkan pesanan untuk acara-acara baik dari tetangga sekitar maupun dari media sosial miliknya.

Di tempat lain,tepatnya di sebuah rumah mewah, seorang anak perempuan sedang asyik memakan Sempol ayam yang dia beli saat pergi bersama Mama nya.

"Cantik,lagi makan apa?"Tanya kakaknya.

"Makan Sempol ayam kak,enak lho."Jawabnya sambil terus mengunyah Sempol ayam.

"Kamu beli darimana,nanti gak higienis lho bisa sakit perut."

"Aku jamin ini higienis kak,soalnya aku lihat ada ID Card Sekolah Pelita Bangsa,pasti kakak itu berjualan disana dan so pasti di jamin aman.Udah deh dari pada kakak ngomel aja mending nih cobain."Sambil menjejali kakaknya Sempol ayam.

"Gimana,enak kan?"

"Beneran enak lho ini dek,kakak mau lagi dong."Sambil menadahkan tangannya ke sang adik.

"Nich dua aja, soalnya tinggal sedikit."

"Ya ampun itu masih banyak masa kakak di kasih dua doang."

"Kakak berisik dech,nih aku kasih satu lagi.Udah diem terus makan.Ini cocol saosnya biar makin mantul."

"Mau lagi dong,kakak udah habis nich."

"Gak mau,punyaku tinggal sedikit."

Tin...Tin..Tin..

"Tuh cewek kakak yang cantiknya sejagat raya datang."

Turunlah seorang wanita cantik dari mobil,bodynya seksi,tingginya semampai apalagi di tambah menggunakan heels 7cm semakin terlihat tinggi dan tak lupa wajahnya yang full make up juga pakaian nya yang press body semakin terlihat anggun dan seksi.

"Sayang,kok aku telpon dari tadi gak di angkat sih."Ucap Felita manja.

"Aku sibuk Feli,"Ucap Bara.Rupanya kakak dari Cantika bernama Bara.

"Ya sudah kalau begitu temani aku shoping ya sayang,ada tas keluaran terbaru sayang modelnya cantik banget, aku juga nanti mau beli sepatu juga.Ya boleh yaa."

"Shoping Mulu,habisin uang Kak Bara terus."Ucap cantik sinis.

"Eehh..ada cantik,cantik lagi apa?"Ucap Felita manis.

"Lagi nyangkul,udah tau lagi duduk pake nanya."Cantik selalu sinis ketika ada Felita.

"Cantik,gak boleh ngomong gitu."Bara mengingatkan.Cantik mengabaikan ucapan Bara,dia bangkit masuk ke dalam meninggalkan Bara dan Felita.

"Aku bilangin Mama nanti yaa,kalau Kak Bara kerjaannya shoping terus."Teriak cantik ketika dia sudah berdiri di depan pintu.

"Jangan dong cantik,nanti kakak bisa di marahin sama Mama."Menyusul adiknya masuk.

"Felita, lebih baik kamu pulang dulu deh,nanti aku kabarin.Lagian juga aku baru saja pulang dari luar kota,kamu bukannya tanya keadaan aku dulu malah ngajak shoping yang kamu ingat."Lalu masuk menyusul adiknya.

Felita menghentak-hentakkan kakinya kesal.Lalu dia pun masuk kembali kedalam mobilnya.

Sementara itu di rumah sederhana,Shanum ketiduran di dalam kamarnya.Bu Sarah pun mengetuk pintu kamar anaknya.

"Sha bangun,sudah Dzuhur nih."

"Iya Bu,Sha ketiduran."Ucap Shanum sambil mengucek matanya.

"Ya sudah kamu cuci muka sekalian ambil air wudhu terus shalat,habis itu kita makan siang bersama."Shanum mengangguk.

Setelah shalat dan makan siang,Shanum langsung berangkat berjualan lagi.Shanum selalu semangat saat pergi berjualan.Semoga saja dagangannya selalu laris manis.

Bab 2 Mendapat borongan

Cantik adiknya Bara benar-benar melaporkannya kepada sang Mama.Dan saat ini Bara sedang duduk di ruang tengah bersama Mama nya.

"Kamu gak ke kantor hari ini Bara?"Tanya Mamanya.

"Gak mah,capek aku kan baru pulang dari luar kota."

"Kamu ini selalu saja malas-malasan.Cantik bilang tadi Felita ke rumah, kenapa gak di suruh masuk?"

"Dia ngajakin shoping ma,aku capek bukannya tanyain keadaan aku malah ngajak ke mall."

"Ya gak apa-apa dong, Nyenengin pacar sendiri.Jangan sampai kamu kehilangan Felita,Bara."

"Ma,aku jenuh kalau sikap dia begini terus.Felita gak pernah mau ngertiin perasaan aku."

"Sudah sepatutnya kan kamu harus menjaganya dan membahagiakannya.Felita itu anak yang baik Bara,cantik,anggun, berpendidikan tinggi,anak pengusaha,kurang apalagi coba.Kalau Felita meninggalkan kamu kamu yang akan menyesal."

"Terserah Mama deh,aku mau tidur dulu."Bara meninggalkan Mama nya dan masuk ke dalam kamar.

Saat masuk ke dalam kamar,Bara melihat ada pesan di ponselnya ternyata dari Felita.

"Sayang,maafin aku yaa sudah buat kamu marah.Aku yang gak paham sama kondisi kamu,kamu benar kalau aku hanya mementingkan diri aku sendiri.Aku paham kalau kamu tadi marah sama aku,karena kelakuan aku yang begitu ke kamu.Sebenarnya aku begitu karena aku kangen sama kamu,karena akhir-akhir ini kamu selalu sibuk dengan urusan kantor gak ada waktu buat aku. Aku minta maaf ya sayang,aku janji gak begitu lagi.Love you Bara."

Bara pun tersenyum membacanya,dia yang tadinya marah seketika hilang setelah membaca pesan dari Felita.Bara pun membalas pesan tersebut.

"Iya sayang,maaf juga ya karena aku tadi marah-marah sama kamu.Love you to Felita."

Felita di sana tersenyum senang membaca balasan dari Bara,dia yakin kalau Bara benar-benar mencintai dirinya.

Sementara itu di tempat lain,Shanum sudah tiba di taman kota.Shanum langsung memarkirkan motornya.Jika di taman kota Shanum tidak menggoreng sempolnya menunggu ada pembeli baru di goreng.Biasanya sehabis jam makan siang begini banyak yang mampir ke taman kota untuk membeli jajanan sebelum kembali ke tempat kerja.

Ada beberapa orang yang menghampiri motor Shanum dan membeli sempolnya.

"Kak Sha,beli sempolnya dong 50.000,"Dandi pelanggan setia yang selalu membeli Sempol ayam Shanum.

"Siap Dandi, tumben beli banyak begini."Tanya Shanum sambil menggoreng Sempol.

"Iya mba,temen aku pada nitip Sempol,kata mereka Sempol mba Sha enak.Aku kesal mba Sha setiap aku beli Sempol selalu di serbu sama mereka makanya sekarang aku mintain mereka uang biar mereka beli juga."

"Alhamdulillah kalau pada suka,Ini agak lama gak apa-apa yaa soalnya belum ada stok yang matang."

"Tenang saja mba Sha,gak apa-apa kok.Aku akan setia menunggumu."

"Ea...ea...ea..."Shanum menimpali candaan Dandi.Dandi pun tertawa.

Setelah beberapa saat Sempol ayam untuk Dandi telah siap.

"Ini aku kasih bonus lima tusuk ya Dandi."Shanum menyerahkan Sempol ayam pada Dandi.

"Waahh..Mba Sha baik bangeet deh.Terima kasih yaa."

"Sama-sama,lain kali kalau pesannya lumayan banyak begini bisa kirim pesan dulu.Nanti datang tinggal ambil."

"Iya mba Sha,aku lupa tadi padahal aku udah save lama nomor mba Sha."Dandi nyengir.

Sebenarnya berjualan di taman kota juga hasilnya lumayan apalagi jika sampai malam.Tapi berhubung sorenya Shanum harus membuat Sempol jadi dia berjualan hanya sampai pukul tiga sore, kecuali malam minggu Shanum akan berjualan sampai malam hari dan biasanya di temani oleh Adi.

Pukul tiga sore Shanum sudah bersiap-siap akan pulang,tapi terhenti karena ada yang memanggilnya.

"Mba,sempolnya masih?"Tanya ibu-ibu.

"Masih Bu,mau berapa?"

"Masih banyak gak mba?"

"Lumayan Bu,sekitar 300 tusuk.Nanti saya hitung lagi."

"Saya borong deh mba semuanya,"Shanum kaget mendengarnya.

"Serius Bu mau di borong?"Shanum masih tak percaya.

"Saya serius mba,kebetulan nanti malam ada acara di rumah tapi belum ada makanan yang gurih semuanya manis,makanya saya mau beli Sempol ayamnya.Tapi mba nya bisa ke rumah saya gak yaa,jadi mulai di goreng di sana saja.Biar langsung di hidangkan di piring-piring."

"Alhamdulillah,bisa Bu saya bisa ke rumah ibu.Ini kebetulan juga saya lagi siap-siap juga mau pulang."

"Ya sudah saya tunggu di sana yaa,itu mobil saya yang warna putih,nanti mba...Mba Sha yaa nanti ikuti saya dari belakang."

"Iya Bu saya Shanum,tapi biasa di panggil Sha.Nanti saya ikuti ibu dari belakang."

"Saya Bu Dewi,saya duluan ya kalau begitu saya tunggu di mobil."

"Baik Bu."Shanum cepat-cepat merapihkan dagangannya setelah itu menghampiri mobil Bu Dewi.

Mobil pun melaju meninggalkan taman kota,Shanum di belakang mengikuti mobil Bu Dewi.Tak terlalu lama jarak yang di tempuh karena memang jarak dari rumah Bu Dewi dan taman tak jauh.Di depan pintu masuk perumahan Bu Dewi berhenti sebentar di pos penjaga.

"Biarkan penjual Sempol ayam itu masuk,saya yang menyuruhnya kesini."Ucapnya pada satpam.Shanum tersenyum ramah saat melewati satpam.

"Baik Nyonya."Jawab satpam.

Shanum berdecak kagum melihat sekeliling, Perumahan di Srikandi ini merupakan perumahan real estate,Perumahan mewah yang hanya orang-orang tertentu saja yang bisa tinggal disini.Bahkan sepertinya mau masuk kedalam perumahan pun tak sembarang orang bisa karena pintu masuk tadi di jaga ketat oleh satpam.

Mobil Bu Dewi berhenti, sepertinya ini rumah Bu Dewi.Motor Shanum pun ikut berhenti.Lagi-lagi Shanum di buat terkagum-kagum dengan rumah-rumah yang ada di perumahan ini.Pasti harganya sangat fantastis.Mobil Bu Dewi memasuki gerbang yang tinggi Shanum pun mengikuti.

Halaman yang luas tapi begitu asri karena banyaknya pohon-pohon yang mengelilingi.Ada juga air mancur di tengah-tengah halaman.Shanum turun dari motornya melihat-lihat sekeliling rumah ini.Begitu mewah dan luas tapi juga begitu asri.

"Shanum,kamu bisa memulai menggoreng sempolnya,nanti ada pekerja saya yang akan datang membawa piring-piring untuk Sempol ayamnya."Ucapan Bu Dewi membuyarkan perhatian Shanum.

Sebelumnya Shanum lebih dahulu mengganti minyaknya dengan yang baru.Shanum tidak mau di pandang jorok karena melihat minyaknya yang menghitam.Menuang minyak jelantah ke dalam botol yang sudah di sediakan,lalu membuka kemasan minyak yang baru.Penggorengan yang di gunakan Shanum berbentuk bulat dan agak dalam agar saat menggoreng semua permukaan Sempol terendam minyak.Setelah menuangkan minyak yang baru Shanum memulai menggoreng Sempol ayamnya.

"Sudah ada yang matang belum Shanum sempolnya?"Tanya Bu Dewi.

"Sudah Bu,tapi baru lima puluh."Jawab Shanum sopan.

"Saya mau coba dong,"Dengan sigap pelayan memberikan Sempol di piring dan juga Shanum menyiapkan saos di mangkok.

"Wah ternyata enak juga ya Sempol ayam kamu Sha,saya baru kali ini lho makan Sempol ayam,saos nya juga enak."Ucap Bu Dewi sambil terus memakan sempolnya.

"Alhamdulillah kalau Bu Dewi suka.Saosnya saya masak lagi Bu dan saya kasih bumbu sendiri."

"Pantas saja rasanya beda saosnya.Itu Id card Sekolah Pelita Bangsa kan?"Tanya Bu Dewi yang melihat id card.

"Iya Bu,ini id card Pelita Bangsa."

"Kamu berjualan di sana juga Sha?"Tanyanya penasaran.

"Iya Bu."

"Berarti sudah pasti terjamin ini rasa dan kualitasnya."

"Alhamdulillah Bu,"

"Saya tahu kalau yang berjualan di sekolah itu pasti harus melewati beberapa seleksi ,jadi tidka sembarangan pedagang bisa berjualan di sana."

"Iya Bu,pihak sekolah juga mengizinkan kami para pedagang Disana untuk tetap memakai id card ini agar pembeli tak ragu lagi membeli makanan yang kami jual."Bu Dewi manggut-manggut sambil terus mengunyah Sempol.

Sempol pun sudah selesai di goreng semua dan sudah di bawa masuk oleh para pelayan.

"Setelah saya hitung tadi semuanya ada 350 tusuk Bu."Ucap Shanum.

"Sebentar ya Shanum."Lalu mengeluarkan uang pecahan seratus ribuan empat lembar.

"Ini uangnya, sisanya buat kamu saja yaa."

"Gak usah Bu,ini ada kembaliannya kok."Buru-buru Shanum mengeluarkan uang kembalian.

"Gak apa-apa, hitung-hitung uang bensin kamu kesini tadi."

"Terima kasih ya Bu,saya jadi tidak enak ini."Tersenyum manis membuat Bu Dewi membalasnya.

"Sama-sama,ya sudah saya masuk dulu yaa."

"Baik Bu,sekali lagi terima kasih ya Bu Dewi."Menunduk hormat,Bu Dewi mengangguk.

Shanum siap-siap untuk pulang, Karena hari semakin sore.Saat akan keluar di depan gerbang bertepatan dengan mobil mewah hitam masuk.

Kenapa ada pedagang masuk sini,gumamnya.Ini pasti kerjaan Mama,eeh ternyata perempuan pedagangnya cantik juga yaa,gumamnya lagi sambil terus melewati Shanum.

Sampai di rumah hampir magrib, bersyukur di rumah mewah tadi dia izin sholat sebentar jadi sampai di rumah tak lagi memikirkannya.

Sampai rumah Shanum langsung masuk kamar dan merebahkan dirinya di ranjang.

Lelahnya...Tapi Alhamdulillah sempolnya habis,terima kasih ya Allah Engkau selalu melancarkan rezeki hamba..

Bab 3 Ibu terbaik di dunia

"Tumben baru pulang nak,"Ibu Sarah menghampiri Shanum di kamar.

"Iya Bu, Alhamdulillah tadi di borong sama Ibu-ibu di perumahan mewah sana.Alhamdulillah sempolnya habis semua.Adi sama Nabila sudah mulai buat Sempol yaa?"

"Alhamdulillah ibu senang dengarnya Sempol kamu habis.Iya mereka mulai jam setengah lima tadi,sudah lumayan banyak itu Sempol yang matang."

"Aku bantuin buatnya nanti habis mandi ya Bu,aku mau istirahat sebentar."

"Iya, kamu istirahat saja dulu nggak apa-apa.Kamu kan capek seharian dagang.Biar ibu yang bantuin mereka.Maafin ibu ya nak,kamu jadi ikut banting tulang cari uang gini."Ibu Sarah kembali sedih,Shanum duduk dan memegang tangan ibunya.

"Kenapa harus minta maaf sih Bu,Shanum ikhlas bantu ibu justru Shanum senang bisa bantu ibu cari uang.Kalau perlu ibu nggak usah lagi kerja cukup aku yang dagang Sempol saja.Aku gak mau ibu kecapean."Mengelus tangan ibunya yang keriput.

"Ibu masih kuat kerja nak."

"Ya sudah tapi jangan terlalu banyak terima cucian dari tetangga ya Bu."

"Iya ini ibu juga sudah mengurangi kok.Kamu tenang saja ya ibu nggak akan terlalu capek kok.Ya sudah ibu bantu Adi sama Nabila di belakang yaa,kamu istirahat saja dulu sebentar lagi Maghrib."Ucapnya lalu keluar dari kamar Shanum.

"Adi,kamu bereskan dulu dagangan mba Shanum,kasian mba mu lagi istirahat sebentar."Ucap ibu saat sudah berada di dapur.

"Iya Bu, tumben mba Shanum baru pulang Bu?"Tanya Adi.

"Iya tadi dapet borongan sempolnya,makanya baru pulang.Buruan bawa masuk dulu sudah mau Maghrib ini."Adi pun bergegas keluar untuk membereskan dagangan Shanum.

"Sempolnya habis ya Bu?"Tanya Adi yang membawa perlengkapan dagang ke dapur.

"Iya Alhamdulillah,tadi di borong semua sama ibu-ibu di perumahan mewah katanya."

"Alhamdulillah."Ucap Adi dan Nabila bersamaan.

Malam pun tiba, setelah mandi dan melakukan kewajibannya keluarga Shanum makan malam terlebih dahulu sebelum melanjutkan membuat Sempol ayamnya.

"Waahh enak ini ada sambal terasi,bikin tambah nafsu makan."Ucap Shanum lalu mengambil nasi ke piring.

"Iya,jadi tambah semangat ini buat sempolnya nanti."Nabil menyahuti dengan semangat.

"Kalian ada PR gak?"Tanya Shanum.

"Aku gak ada PR mba."Jawab Adi.

"Kalau aku sudah aku kerjakan sepulang sekolah tadi mba."Jawab Nabila.

"Pintarnya adik mba ini,jangan lupa belajar yaa.Nanti habis makan belajar dulu walaupun sebentar biar terasah terus otaknya.Mba gak mau kalian jarang belajar karena bantuin mba Shanum buat Sempol.Jadi sekarang setiap habis makan malam kalian wajib belajar dulu satu jam habis itu baru boleh bantuin buat Sempol."

"Siap Bos."Adi dan Nabila kompak menjawab.

"Ya sudah sekarang di makan dulu."Bu Sarah menimpali.

Saat Shanum dan ibunya membereskan bekas makan,pintu rumah di ketuk dan terdengar ucapan salam dari luar.

"Biar Shanum saja yang buka Bu."Shanum bergegas ke depan.

"Wa'alaikumsalam,"ucapnya sambil membuka pintu.

"Bu Lina,masuk Bu ada apa yaa malam begini ke rumah?"Tanya Shanum.

"Nggak usah di luar aja Sha,begini saya besok mau pesan Sempol ayam kamu Rp.200.000 di antar habis Dzuhur bisa?"

"Insya Allah bisa Bu,kenapa gak lewat telpon saja sampai repot-repot datang ke rumah."

"Ini sekalian keluar jadi mampir deh ke rumah kamu,ini saya bayar langsung yaa jadi besok tinggal di antar ke rumah."

"Siap Bu,terima kasih ya Bu ini Sha Terima uangnya.Mau ada acara ya Bu."

"Ya biasalah kumpulan ibu-ibu rempong."Ucapnya sambil tertawa.

"Ya sudah saya pamit,jangan lupa besok di antar ke rumah ya."Shanum menjawab sambil tersenyum lalu menutup pintu.

"Siapa Sha?"Tanya Bu Sarah.

"Bu Lina,besok mau pesan Sempol Rp.200.000 Bu."

Alhamdulillah,gumam Bu Sarah.

Shanum di bantu ibunya melanjutkan membuat Sempol ayam, karena sudah terbiasa Shanum sangat cepat mengulir Sempol ke bambu lalu mencemplungkan ke dalam air yang sudah mendidih.Begitupun Bu Sarah,Adi dan Nabila mereka sudah terbiasa melakukannya.Untung dari berjualan Sempol Alhamdulillah bisa sangat membantu perekonomian keluarga Shanum.Biasanya Bu sarah yang membeli dan menggiling adonan Sempol di pasar sekalian ia membeli sayuran untuk di masak.

Pukul sepuluh malam shanum selesai membuat Sempol,Adi dan Nabila sudah lebih dulu tidur.Shanum tak membiarkan adik-adiknya tidur terlalu larut.Sambil menunggu sempolnya dingin Shanum membereskan peralatan bekas membuat Sempol lalu mencucinya.

"Sini ibu bantu nak."Rupanya Bu Sarah belum tidur.

"Kok ibu belum tidur,ini sudah malam lho."Ucap Shanum sambil mencuci wajan.

"Ibu belum bisa tidur."

"Sha berisik ya Bu sampai,maaf yaa ibu jadi gak bisa tidur."

"Bukan karena itu kok,Ibu bantu susun sempolnya yaa."Shanum mengangguk.

"Ibu tuh nggak usah selalu merasa nggak enak sama Shanum.Ini sudah waktunya Sha buat gantikan tugas ibu.Sha malah senang lho bisa bantu ibu cari uang,ada kebanggaan tersendiri yang Sha rasakan saat Sha busa bantu ibu,bantu biaya sekolah Adi dan Nabila.Justru Sha sedih kalau ibu selalu saja merasa nggak enak,merasa bersalah,merasa gagal jadi ibu karena Sha gak bisa kuliah.Bagi Sha ibu itu ibu terbaik di dunia,ibu nggak gagal kok justru ibu berhasil bisa mendidik Shanum dan adik-adik menjadi anak-anak yang baik,tahu sopan santun,selalu mengingatkan kami untuk ibadah.Mengajarkan kami untuk berbuat baik kepada siapapun, bersedekah dan banyak lagi.Nggak semua ibu mengajarkan anaknya seperti itu Bu.Dan Ibu juga semenjak bapak meninggal dunia ibu berjuang sendiri menghidupi kami,banting tulang mencari nafkah sendiri.Berusaha sekuat tenaga agar kami tetap bisa makan dan sekolah.Sha bangga Bu,jadi izinkan Sha untuk berbakti kepada ibu.Ibu jangan lagi merasa menjadi ibu yang gagal yaa.Ibu itu ibu yang terbaik sedunia yang kami miliki."Bu Sarah menangis di pelukan Shanum,begitu juga Shanum dirinya juga menangis.

Mereka saling berpelukan sambil menangis meluapkan kasih sayang.Tak ada ibu yang gagal di dunia ini.Apalgi hanya karena dirinya tak bisa membiayai anaknya sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi.Itu tak bisa di jadikan patokan.

Setelah selesai menangis Shanum dan Bu Sarah tertawa.Menyadari kalau dari tadi mereka berpelukan sambil menangis.

"Pokoknya Sha gak mau dengar ibu bicara seperti itu lagi.Mana sering banget minta maaf, padahal ibu gak salah apa-apa.Sha,Adi dan Nabila hanya minta doa dari ibu,restu dari ibu semoga setiap langkah kita selalu di mudahkan."

"Ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anak ibu."

"Sudah aahh,jangan sedih sedih melulu.Ini sudah beres semua kan Bu?Kita masukkan kulkas terus kita tidur ini sudah malam.

Sementara itu setelah makan malam tadi di sebuah rumah mewah Bara sedang di marahi oleh Papa nya.

"Bara,Papa tidak mau kamu selalu menuruti kemauan Felita."Papa Bara marah,Bara hanya menunduk tak berani menjawab.

Ini Pasti si cantik yang ngadu sama Papa.Gumam Bara dalam hati.

"Sudah seringkali Papa bilang kalau Felita dekat sama kamu hanya ingin uangmu saja."

"Sudah deh Pa biarkan saja kenapa sih."Mama membela Bara.

"Seperti itu kok di biarkan,mama mau kalau Felita menggerogoti harta kita?Dia hanya pacar belum jadi istri Bara,tapi tingkahnya sudah seperti Nona Muda.Mama jangan membela nya."Mama langsung terdiam.

"Kalau kamu masih seperti itu terus,Papa sita kartu kredit kamu dan semua fasilitas.Mama juga jangan terlalu boros,jangan sering membeli barang yang tak penting.Papa tak ingin kalian terlalu boros,lihat di sekeliling kita masih banyak yang kekurangan.Kalian malah menghamburkan uang saja."

"Mana Mama yang dulu yang selalu senang berbagi,kini Mama justru menghabiskan uang yang tak ada manfaatnya sama sekali.Kalau Mama tak berubah seperti dahulu Papa juga akan menarik semau fasilitas Mama."Mama Puspa kaget mendengarnya.

"Jangan gitu dong Pa,masa Mama juga ikut kena sih."

"Itu sudah keputusan Papa.Jangan lagi bergaul sama wanita yang hobi nya hanya menghamburkan uang.Kembali bergaul dengan wanita yang berjiwa sosial Ma,Papa lebih suka itu."

"Baik Pa, Mama akan coba."

"Berubah itu menjadi lebih baik bukan justru sebaliknya."Bara dan Mama Puspa hanya diam menunduk.

Papa Gerald meninggalkan meninggalkan Bara dan Mama Puspa di ruang tengah,agar mereka merenungi sikap mereka selama ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!