NovelToon NovelToon

One Night With Mr. Z

1. Club

***

Suara dentuman musik dj terus terdengar keras sejak tadi. Diatas panggung kecil, berdiri seorang pria yang sedang memainkan musiknya. Sedangkan di area bawahnya, terkumpul puluhan orang yang sedang menari dengan begitu lincahnya. Bahkan beberapa dari mereka sedang memegang sebotol minuman alkohol.

Selain menari, ada juga yang sedang duduk di area mini bar sembari menikmati minuman yang disodorkan dengan ditemani beberapa wanita dengan busana yang bisa dikatakan kurang bahan. Ada yang berada di ruangan vvip, bermain dengan para wanita wanita jal*ng dengan nyaman tanpa harus bersempit sempitan. Dan ada pula yang sudah berada di kamar terkutuk yang sengaja disediakan pemilik bangunan ini untuk menghabiskan satu malam panjang tanpa memperdulikan sekitarnya.

Dunia hanya milik mereka. Tanpa harus memikirkan apa yang akan terjadi keesokan harinya yang terpenting hasrat mereka tersalurkan ditempat ini.

Ada beberapa alasan orang orang mau datang ke tempat ini. Entah itu untuk melepas penat akibat seharian bekerja, ada yang datang hanya untuk mencari kesenangan dan menyalurkan hasrat se*sual mereka, dan ada juga yang datang untuk melupakan masalah yang sedang mereka hadapi.

Seperti seorang gadis yang sudah duduk sejak tiga puluh menit yang lalu ini contohnya. Karena patah hati berat yang ia hadapi, ia terpaksa harus datang ke tempat ini untuk melupakan semua masalahnya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia menginjakan kaki di tempat seperti ini. Saat ia duduk di meja bar, ia ditawarkan berbagai minuman. Namun karena ia awam, ia asal memilih saja. Awalnya mulutnya tidak mau menerima minuman merah pekat keungunan itu karena rasanya terlalu pahit. Namun ia terus memaksa minuman itu masuk, sampai ia sudah habis empat gelas.

Sepintar apapun dia, dia akan menjadi bodoh saat mengalami putus cinta. Apalagi ini cinta pertamanya pada seorang laki laki yang ia percaya selama tiga tahun lamanya. Ia bahkan rela merusak dirinya agar bisa melupakan masalah yang ia hadapi saat ini.

Ia kembali meminta minuman itu pada barista yang ada di depannya. Barista itu hanya menurut tanpa banyak bicara. Toh ini pekerjaanya. Gelas kelima sudah habis. Isi minuman tadi sudah hilang masuk ke dalam tubuhnya.

"Arggghhh."

"Kenapa, kenapa kamu harus melakukan ini? Apa kurangnya aku selama ini," racaunya tidak jelas. Bahkan ia menarik narik dan memukul mukul kepalanya.

"Kenapa dia wanita yang jadi selingkuhan mu. Kenapa harus dia."

Gadis itu terus meracau. Mengeluarkan semua ucapan yang ada di benaknya. Umpatan, makian, bahkan sumpah serapah keluar dari mulutnya. Ia tidak peduli dengan sekitarnya. Toh mereka juga sibuk dengan kegiatan mereka masing masing.

Gadis itu meminta gelasnya diisi kembali, tepat saat gelas ke delapan habis, kepalanya langsung saja pening. Ia terasa dibuat memutar akibat terlalu banyak minum. Gadis itu bahkan menjatuhkan kepalanya ke atas meja bar saking tidak tahannya dengan rasa sakit di kepalanya.

Saat sedang merasakan rasa pening di kepalanya, tiba tiba ada seseorang yang duduk di samping kursinya. Terdengar namun samar, pria itu meminta minuman pada barista.

"Dia habis berapa gelas?" Tanyanya.

"Sekitar delapan gelas. Dia terus meminta gelasnya diisi. Entah apa yang terjadi padanya, aku tadi mendengarnya dia terus meracau tidak jelas," jawab barista di depannya.

Pria di sampingnya hanya menggangguk kecil. Ia kemudian meminum minumannya. Namun saat gelasnya sudah dekat dengan bibirnya, tiba tiba wanita ini merebutnya dan meminumnya sampai habis. Hanya satu kali tenggakan.

Sebenarnya sebesar apa masalah yang dihadapi wanita ini sampai sampai ia mabuk berat seperti ini?

"Kau memang mabuk Nona, tapi setidaknya jangan merebut minuman milik ku," ucap pria itu.

Gadis itu hanya melihatnya dengan mata menyipit. Tiba tiba ia mengalungkan tangannya pada pria itu dan menariknya agar pria itu berdiri di depannya. Saat pria itu sudah berdiri di depannya, kedua kaki gadis itu langsung mengukung kaki pria yang berdiri depannya. Ia membuka kedua kakinya dan mengapit pria ini.

Pria itu terkejut. Namun belum selesai keterkejutannya itu saat gadis ini menarik tekuknya dan menciumnya. Dapat ia lihat dari ekor matanya jika pria ini membulatkan matanya. Ia terkejut. Sangat terkejut.

Gadis ini melepaskan ciumannya namun tidak melepaskan tangannya yang mengalung di leher pria ini.

"Kau bersama siapa kesini? Apa mau ku antar pulang?" Tanyanya. Namun gadis ini hanya menggeleng.

"Aku tidak mau pulang. Aku tidak sudi melihat wajah wajah yang sudah membuat ku seperti ini. Mereka biad*d dan bajing*n," ucapnya. Gadis ini kembali meracau tidak jelas. Kembali mengeluarkan umpatannya di depan pria ini.

"Kau sangat mabuk sepertinya," ucap pria itu. Sang gadis terdiam beberapa saat namun ia kembali menarik leher pria ini agar mendekat ke arahnya. Ia mengecup bas*h kuping pria ini yang tentu jelas membangunkan sesuatu dari pria ini.

"Bantu aku untuk melupakan dua manusia biad*b yang telah mengkhianati ku," bisiknya.

Dia pria normal, tentu saja tubuhnya bereaksi saat gadis ini mengecup bas*h kupingnya. Bahkan sejak gadis ini mencium bibirnya, ia sudah bereaksi. Melihat pria di depannya ini diam saja dan terus menatap ke arahnya, ia pun kembali mencium pria ini.

Pria itu pun membalas ciuman gadis ini. Ciuman mereka semakin dalam dan menuntut. Bahkan pria ini menekan kuat tekuk gadis ini untuk memperdalam ciumannya.

Tubuh gadis ini terasa memanas saat bersentuhan dengan tangan pria ini. Mungkin efek alkohol yang banyak sampai membuat dirinya bereaksi berlebihan seperti ini.

"Apa kau yakin dengan perkataan mu tadi?" Tanya pria itu.

Gadis itu dengan cepat menganggukan kepalanya. Sudah sejauh ini ia tidak bisa berhenti. Apalagi tubuhnya bertingkah aneh, ia menginginkan lebih.

Pria itu mengeluarkan smirknya dan kembali mencium gadis itu. Ciuman yang sama sama menuntut. Bahkan gadis ini melenguh penuh nikmat dengan permainan bibir pria ini. Kesempatan itu tidak disia sia kan oleh pria ini. Saat gadis ini melenguh, pria itu langsung memasuk*n lidahnya ke dalam mulut gadis ini.

Lidah mereka saling membel*t, bertukar saliva, dan kembali berciuman yang sudah berubah menjadi fre*ch kiss.

Saat dirasa pasokan oksigen keduanya habis. Mereka berdua pun melepaskan tautan bibir mereka masing masing. Kening mereka bersatu, nafas mereka juga sama sama terengah engah.

Namun, pria itu masih bisa berpikir normal. Ia kembali bertanya untuk memastikannya.

"Apa kau yakin dengan keputusan mu tadi?" Tanya pria itu.

"Aku tidak pernah berbohong dengan ucapan ku tadi, tuan," ucapnya.

"Baiklah, aku akan membuat mu melupakan semua masalah mu. Bahkan aku akan membuat mu seperti berada di surga."

Tbc.

Baru eps 1 guys, tenang dulu wkwk.

2. Kejutan

***

Seorang gadis cantik sedang berjalan santai masuk ke sebuah apartment. Ia baru saja keluar dari dalam lift dan hendak menuju salah satu unit yang berada di lantai tiga. Ia berjalan riang sembari bersenandung kecil.

"Mario tidak tahu jika hari ini aku berkunjung ke rumahnya. Aku sangat tidak sabar melihat wajah terkejutnya saat melihat ku kembali kesini," ucapnya.

Ia pun berdiri di depan pintu unit apartmenet Mario. Mario Satria adalah kekasihnya. Mereka sudah lama menjalin hubungan. Mungkin sekitar tiga tahun.

Bip.

Pintu apartment pun terbuka. Masuklah Jenna sembari membawa cake yang ia buat sendiri untuk Mario. Hari ini adalah hari anniversarry hubungan mereka yang ke tiga tahun.

Aneh. Kenapa apartment Mario sepi? Bukannya pria itu bilang tidak akan kemana mana hari ini? Apa mungkin dia masih tertidur?

Jenna pun melangkahkan kakinya mencari Mario di segala penjuru apartement. Mentang mentang Jenna tidak bilang jika ia sudah di Indonesia, Mario seenaknya saja pergi tanpa memberitahunya.

Di dapur dan ruang tv tidak ada jadi Jenna memutuskan untuk ke kamarnya saja. Ia berjalan santai seperti biasa. Namun dari jarak beberapa senti meter di depan pintu kamar Mario, Jenna seperti mendengar suara yang aneh. Ia pun berjalan lebih dekat ke arah pintu untuk memastikannya.

Sebuah geraman pria dewasa dengan desah*n manja seorang wanita terdengar di telinganya. Samar namun ia bisa menebak apa yang sedang terjadi di dalam sana.

Biadab!!

Jenna tidak salah dengar kan? Itu suara Mario,2 kekasihnya. Ia juga mendengar suara wanita di dalam sana.

Perasaan Jenna sudah tidak menentu. Ia takut membuka pintu ini, namun jika ia tidak membukanya mungkin ia akan menyesalinya seumur hidup.

Brakkk...

Pintu kamar pun terbuka dengan suara keras karena Jenna menendangnya.

Dua insan berbeda jenis tanpa sehelai benang pun terkejut melihat pintu itu dibuka dengan cukup keras. Sedangkan Jenna speechless. Ia tidak bisa berkata apa apa lagi. Kue yang ada di tangannya hampir saja jatuh.

"Jenna," lirih Mario.

Air mata Jenna sudah mengalir bebas di pipinya. Sungguh kejutan yang sangat indah. Sampai sampai ia menangis sampai dadanya terasa sakit.

Pandangannya menatap kecewa ke arah Mario. Ia tidak menyangka jika hal ini akan terjadi padanya. Mario, seorang pria yang sangat ia banggakan dan sangat ia cintai ternyata sudah mengkhianatinya.

"Jenna," panggil Mario. Ia bangun dari atas kasur namun Jenna mengangkat tangannya. Seolah bicara jika Mario tidak boleh mendekat ke arahnya.

Jenna dibuat terkeju lagi dengan lawan Mario diatas kasur. Dia, dia adalah Yura Karlina. Anak dari om dan tantenya.

"Wow, pemandangan yang sangat indah," ucap Jenna.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan sayang, dengarkan-,"

"Terkutuklah mulut iblis mu itu karena memanggil nama ku dengan sebutan sayang," ucap Jenna. Ia berjalan mendekat ke arah ranjang.

"Sejak kapan?" Tanya Jenna.

"Jenna sayang-,"

"SEJAK KAPAN SEMUA INI TERJADI?!" ucap Jenna. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Emosinya sangat ingin meledak saat ini.

"Wanita ular, jawab aku. Sejak kapan kau berani bermain dengan dia?" Tanya Jenna.

"Kak, ini salah kakak. Kakak gak pernah kasih apa yang Mario mau," ucap Yura.

"BODOH. AKU TIDAK BERTANYA ITU PELA*UR. AKU TANYA SEJAK KAPAN KALIAN SEPERTI INI?" tanya Jenna.

"JAWAB!!!!"

"Satu tahun yang lalu," ucap Mario pelan.

Jenna tertawa keras mendengar pernyataan Mario. Satu tahun? Bukan waktu yang sebentar.

"Berarti selama aku menyelesaikan pendidikan ku, kau sudah mengaliri sper*a ke lubang pipis wanita pela*ur ini? Luar biasa Mario bangSatria," ucap Jenna.

Ia pun melepar sepotong kue yang ada di tangannya ke arah kepala Yura dan sepotongnya lagi ke arah kepala Mario.

"Pesta perayaan, aku memberikan kalian potongan kue karena sudah berani mengkhianati aku. Bahkan aku sudah kecewa dengan manusia iblis seperti kalian," ucap Jenna.

"Jenna, aku mohon, dengarkan penjelasan ku dulu," ucap Mario.

"Untuk apa? Ini hari anniversarry hubungan kita yang ketiga tahun, tapi dihari anniversarry ini juga hubungan kita sudah berakhir," ucap Jenna.

"Jenna-,"

"Oh salah, bukan hari ini. Tapi sejak satu tahun yang lalu. Sia sia ternyata aku menjaga perasaan ku untuk mu pria bajing*n yang pernah aku kenal," ucap Jenna. Air matanya terus mengalir namun kata kata yang diucapkan dari bibir Jenna sama sekali tidak ada yang bergetar karena menangis.

Satu piring bekas kue tadi masih dipegang oleh Jenna. Ia beralih ke meja rias yang ada disana. Mengambil tissue dan mengelap sisa kue yang ada di tangannya.

Yura dan Mario hanya terdiam. Dan saat itu Jenna gunakan untuk melempar piring itu ke kepala Yura.

Dakkk...

Lemparan piring tepat mengenai jidat wanita itu. Jenna pun keluar meninggalkan Yura yang jidatnya sudah mengeluarkan darah.

***

Sesampainya di kamar, pria yang membawa Jenna menurunkan gadis itu diatas kasur. Pria itu juga segera bergerak ke atas tubuh Jenna.

Jenna yang dipengaruhi alkohol tidak tahu jika saat ini ia sedang dalam bahaya.

"Kau yakin?" Tanya pria itu.

"Sekali lagi kau bertanya, maka aku akan mencari pria lain saja," ancam Jenna.

"Calm down baby girl. Aku hanya memastikan saja," ucapnya. Jenna sepertinya tidak ingin melewatkan banyak waktu. Ia mencium pria di depannya ini dengan penuh nafsu. Sedangkan pria itu hanya mengikuti alurnya.

Jari lentik Jenna mulai melepas kancing kemeja pria ini. Kebetulan jas yang dipakai olehnya tadi sudah ia buka.

Dalam satu kali tarikan, Jenna berhasil membuka baju bagian atas pria ini. Terlihat otot bisep yang sangat keras juga otot otot perut yang sudah seperti roti sobek yang sering dimakan oleh Jenna terpampang di depan matanya.

Sedangkan sang pria tidak mau kalah. Setelah baju bagian atasnya terbuka. Ia membuka seluruh pakaiannya. Ia juga membuka dress yang digunakan wanita ini.

Kedua manusia itu sudah sama sama polos. Pria itu kembali mencium gadis di bawahnya dan bersiap melakukan kegiatan intinya.

"Sebut nama ku ketika aku melakukan itu pada mu," ucapnya.

"Aku bahkan tidak tahu nama mu," ucap Jenna.

"Zayn. Dan siapa nama mu?" Tanya Zayn.

"Jenna."

Perkenalan singkat yang akan Jenna sesali sedang berlangsung. Saat Zayn memasukan miliknya Jenna memekik kesakitan bahkan kuku kukunya sudah menancap di bahu tangan Zayn.

Zayn berusaha memasukan miliknya, namun ia cukup kesusahan. Jenna tidak bisa berkata apa apa. Hanya air mata yang keluar.

Akhirnya setelah mencoba beberapa kali, Zayn berhasil menyatukan miliknya. Terlihat aliran bening keluar dari mata wanita ini.

"Aku akan bermain pelan, Jenna."

Tbc.

ramein guyss

3. Kebodohan Jenna

***

Mentari pagi menyapa indahnya hari. Suasana sejuk tercipta karena AC di ruangan itu terus menyala sepanjang malam.

Jenna terusik dalam tidurnya. Perlahan ia membuka matanya. Gelap.

Tangan Jenna pun meraba raba sekitarnya. Ia memang cukup takut dengan kegelapan.

Jenna menyibak kain yang menutupi wajahnya. Pantas saja gelap, ternyata ada yang menutupi wajahnya. Saat akan bangun, ia terhalang oleh sebuah lengan yang melingkar di perutnya. Jenna yang tadinya belum sadar kini sudah sadar sepenuhnya saat merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya. Bahkan ternyata dirinya tidur pada dada seorang pria.

Sialan. Kenapa bisa ia sebodoh ini?

Semua ini gara gara Mario dan wanita itu. Jenna sangat membenci mereka.

Jenna perlahan menyingkirkan tangan pria yang melingkar di perutnya. Beruntung pria itu tidak bangun. Setelah bisa bisa keluar dari dalam dekapan pria itu, Jenna pun berjalan dengan perlahan memunguti pakaiannya. Selangk*ngannya terasa sangat perih sekali.

Jenna tahu apa yang sudah terjadi dengannya semalam. Kehormatan yang ia jaga selama dua puluh dua tahun lenyap dalam hitungan kurang dari dua puluh empat jam.

Bodoh.

Sejak tadi Jenna terus merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa ia tidur dengan pria yang bahkan tidak  ia kenal? Bahkan lebih parahnya lagi dia tidur dengan pria yang ia temui di club ini.

Jenna dengan cepat memakai pakaiannya. Ia bahkan tidak mencuci wajahnya. Beruntung semalam ia tidak meninggalkan tasnya jadi ia bisa mengambil masker disana. Jenna memang selalu membawa masker kemana mana.

Perlahan Jenna membuka pintu kamar dan pergi dari sana. Tujuannya bukan rumah, tapi apartement miliknya. Jika ia pulang dalam keadaan seperti ini, bisa bisa kepalanya dipenggal oleh papinya.

Sementara itu, di dalam kamar, sebenarnya Zayn sudah bangun lebih dulu dari pada wanita tadi. Ia memang sengaja bertingkah seolah belum bangun. Ia hanya ingin melihat reaksi wanita itu.

Semalam adalah pengalaman yang tidak akan pernah ia lupakan. Wanita itu dengan agresifnya bergerak diatas tubuh Zayn. Miliknya sangat sempit. Bahkan Zayn sangat kesusahan untuk menerobos lub*ng kenikmatan itu. Namun setelah usaha dan percobaan beberapa kali, akhirnya ia berhasil.

Zayn juga tahu, semalam adalah hal pertama untuk wanita itu. Ini juga hal pertama untuk dirinya. Mereka berdua masih sama sama tersegel. Dan semalam mereka melepas segelnya.

Sejak tadi senyum di wajah tampan seorang Zayn Arcellio Nagendra tercetak.

Tiba tiba pintunya diketuk. Masuklah seorang pria yang menjadi asistennya. Dia Mathew.

"Tuan, wanita yang bersama anda semalam barusan saja pergi. Apa perlu kita mengejarnya?" Tanya Mathew.

"Tidak perlu karena sebentar lagi aku akan bertemu dengannya. Cari tahu informasi tentang wanita tadi," ucap Zayn.

"Baik tuan," ucap Math patuh.

***

Jenna baru saja sampai di apartmeentnya. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur miliknya. Sungguh kejadian mengerikan yang tidak ingin ia bayangkan. Namun sialnya otaknya ini terus memaksanya untuk memingat kejadian semalam.

"Bodoh, bodoh, bodoh. Gimana kalo hamil," ucap Jenna. Ia pun bergegas membuka ponselnya untuk melihat kalender. Ini bukan masa suburnya.

"Gue harus cepet cepet mandi. Gue ngerasa jijik anjir sama tubuh gue sendiri," erangnya. Jenna pun segera pergi ke kamar mandi untum membersihkan badannya yang lengket akibat kejadian mengerikan semalam. Ia bahkan mengarahkan air shower pada miliknya. Berharap semua cairan pria itu hilang dari sana.

Dua puluh menit berlalu, Jenna pun keluar dari dalam kamar mandi. Ia hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya serta handuk kecil untuk melilit rambutnya yang basah.

Jenna menatap dirinya di pantulan cermin yang ada di wastafel.

"Nikah aja belom udah mandi besar. Jenna bodoh. Percuma lo jadi lulusan terbaik, cuma gara gara Mario ngamar sama sepupu lo. Anjin* lah, mereka harus mati. Gue gak rela," ucapnya kesal. Ia pun mengepalkan tangannya.

"Jadi yang selama ini di curigai Ale itu bener? Insting seorang sahabat emang gak pernah salah. Tiga tahun hubungan kita gak ada apa apanya buat lo ya Yo? Sampe sampe lo harus selingkuh sama Yura? Kenapa harus Yura? Dia sepupu gue anji*g," umpatnya. Tanpa sadar air mata Jenna keluar.

Sungguh malang sekali nasibnya. Ternyata memang benar, menjalin hubungan yang lama tidak menjalin pasangan kita setia.

Sekarang semuanya terbukti. Dan Jenna mengalaminya sendiri.

"Lo lihat aja, gue gak bakalan nangis nangis lagi setelah ini. Gue pastiin kalo elo yang bakalan menyesal karena udah selingkuhin gue Mario Satria," ucap Jenna. Ia mengusap air matanya dan berjalan ke arah lemari untuk memakai pakaiannya.

Jenna memang baru sampai di Indonesia kemarin bersama dengan Ale, sahabatnya. Mereka baru saja menyelesaikan pendidikannya di Amerika. Tepatnya di Boston.

Nabila Alesya, adalah sahabat Jenna sejak TK. Bisa dibayangkan bukan seberapa dekat mereka ini.

Namun saat kuliah, mereka mengambil jurusan yang berbeda. Jenna mengambil jurusan management bisnis sedangkan Ale mengambil jurusan tata boga.

Jenna memakai pakaiannya. Ia belum menghubungi orang tuanya. Mereka juga tiba kemarin di Indonesia. Jenna belum berniat menghubungi mereka. Jenna merasa bersalah karena sudah mengecewakan orang tuanya. Bagaimana jika mereka tahu?

Sudah pasti papinya akan mencari pria itu dan akan menikahkan mereka secara paksa.

Tidak, tidak. Jenna tidak mau hal itu terjadi dan Jenna tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jenna baru saja di kecewakan dan Jenna tidak mau menjalin hubungan dulu dengan pria lain. Apalagi sekarang dia sudah tidak suci lagi. Apa masih ada pria yang mau padanya.

"Miris banget nasib gue. Kenapa gue harus kayak gini? Jenna bodoh. Mati aja lo," umpatnya. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Ia ingin menangis karena nasibnya yang sangat malang. Namun tidak jadi karena ada panggilan dari, maminya.

Jenna buru buru mengangkat telepon itu.

"Iya mi?"

"Kamu kapan pulang sih? Betah amat di apart. Hari ini rumah bakalan kedatangan keluarga sayang, mereka mau merayakan keberhasilan kamu. Karena kamu lulus dengan nilai memuaskan. Papi juga udah siapin hadiah buat kamu," ucap Jeni. Mami Jenna.

"Kapan acaranya?" Tanya Jenna.

"Dua jam lagi sayang. Pulang sekarang ya?" Pinta Jeni.

"Mami, maafin Jenna ya kalo Jenna sering buat salah. Bahkan mungkin itu kesalahan yang fatal," ucap Jenna. Ia menghapus kasar air mata yang mengalir begitu saja.

"Kamu kenapa? Apa terjadi sesuatu sama kamu? Mami sama papi jemput kesana ya?" Tanya Jeni khawatir.

"Jangan. Jenna kesana sekarang. Mami sama papi jangan merasa kecewa ya sama kelakuan Jenna yang abnormal gak bisa diem," ucap Jenna.

"Iya sayang. Udah kamu siap siap. Hati hati di jalan."

Tut.

Tbc.

Ramein guysssss

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!