Di sebuah rumah mewah terdapat dua lelaki paruh baya yang sedang berseteru bersama satu orang perempuan.
"Jika Laura tidak mengganti kan Maura maka tuan Rangga akan membunuh kita semua"ucap Jon paman Laura.
"Aku tidak setuju jika Laura harus mengganti kan posisi Maura"ucap Sora mama Laura.
"Ini semua juga kesalahan mu aturan aku membunuh mu saja dulu"ucap Jon menatap tajam Sora.
"Cukup aku tidak mau mengorban kan anak ku lagi kau telah mengambil Maura dari kami dan sekarang kau mau mengambil Laura juga"ucap Willy papa Laura.
"Baik lah jika kalian tidak mau maka lebih baik kita sama-sama mati"ucap Jon mengeluar kan pistol dari dalam saku nya.
"Jangan sentuh papa dan mama ku"teriak Laura menuruni tangga segera berlari ke arah orang tua nya.
"Jika kau tidak mau orang tua mu kenapa-napa maka kau harus ikut dengan ku ke rumah tuan Rangga menggantikan posisi Laura jika dia sudah kembali maka kau bisa keluar dari rumah tersebut"ucap Jon menatap Laura.
"Baik aku akan melakukan nya asal jangan sentuh orang tua ku"ucap Laura.
Lebih baik aku yang menderita di rumah itu dari pada aku harus kehilangan kedua orang yang paling berarti dalam hidup ku,meski aku sendiri tidak tahu penderitaan seperti apa yang akan aku alami,batin Laura.
"Jangan sayang mama tidak mau terjadi apa pun pada mu lebih mama yang mati dari pada harus kau yang menderita"ucap Sora memeluk Laura sambil menangis.
"Mama dan papa tenang saja Luara pasti akan baik-baik saja"ucap Laura menatap kedua orang tua nya.
"Tidak ada waktu lagi kita harus segera ke sana karna tuan Rangga telah menunggu"ucap Jon segera meninggal kan rumah tersebut di ikuti Laura dari belakang.
Kedua nya masuk ke dalam mobil milik Jon,sedari tadi Laura hanya diam saja sambil menatap jalanan.
"Kemana Maura pergi"tanya Laura menatap Jon.
"Aku juga tidak tau dia kabur kemana,sekarang kau yang akan menggantikan Maura di rumah itu,ingar Maura berbeda dengan mu jadi kau harus bisa berpenampilan serta bersifat seperti nya"ucap Jon menatap Laura.
"Aku akan mengusahakan nya"ucap Laura dengan nada tidak yakin karna Maura adalah seorang model dengan memakai make-up yang tebal untuk mempercantik diri nya serta selalu memakai pakaian yang glamor,angkuh dan sombong berbeda dengan nya yang terkesan sederhana dan apa ada nya memiliki sifat ramah,lembut serta ke ibuan,Laura bekerja di salah satu hotel bintang lima menjadi koki yang handal karna kecintaan nya dalam memasak.
"Kau harus bisa menjadi seperti nya Laura agar tuan Rangga tidak curiga jika mereka mengetahui bahwa kita membohongi mereka kau tau sendiri apa akibat nya bukan hanya keluarga kita hancur tapi keluarga kita bisa tinggal nama saja" ucap Jon menatap Laura.
Laura mengangguk kan kepala nya mengerti dengan apa yang di katakan oleh Jon.Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di rumah besar keluarga Alzafano membuat jantung Laura tiba-tiba berdetak kencang.
Jon keluar lebih dulu baru di susul Laura yang turun dari dalam mobil mendapat tatapan tajam dari pria yang terlihat sangat tampan bak dewa yunani.
"Mommy"teriak anak kecil berumur lima tahun pada Laura membuat tubuh Laura menegang,ia menatap Jon seakan meminta penjelasan karna tadi ia tidak sempat menanyakan soal kembaran nya.
"Dia adalah putra Maura dengan tuan Rangga nama nya Gibran Alzafano"ucap Jon berbisik pada Laura.
Dengan takut Gibran mendekati Laura dan memeluk kaki Laura erat seakan takut kehilangan,Laura menatap wajah imut Gibran membuat nya tersenyum.
Anak ini adalah keponakan ku namun kenapa ia terlihat ketakutan pada ku,batin Laura.
"Mommy jangan tinggal kan Gibran lagi,Gibran janji tidak akan meminta mommy menemani Gibran tidur dan membaca cerita"ucap Gibran dengan menangis membuat Laura mengerti kenapa Gibran terlihat takut pada nya.
Pantas saja dia terlihat takut,bagaimana Maura merawat anak nya sehingga ia sendiri takut terhadap ibu nya,batin Laura.
"Mommy tidak akan meninggal kan Gibran lagi jadi jangan menangis" ucap Laura berjongkok menatap lembut pada Gibran sambil menghapus air mata Gibran.
Rangga sedari tadi menatap Laura dengan pandangan aneh penampilan serta gaya bicara Maura bukan seperti itu.
"Tuan karan Maura sudah kembali jadi bisa kah saya untuk pamit" ucap Jon dengan takut-takut.
"Silahkan jika ia berani kabur lagi dan membuat anak ku menangis maka kalian akan menanggung akibat nya" ucap Rangga dengan dingin serta tatapan tajam pada Jon dan Laura membuat kedua nya menelan ludah nya susah payah.
Jon segera pergi meninggal kan rumah besar tersebut meninggal kan Laura di sana.
"Cepat masuk"ucap Rangga pada pada Laura membuat Laura mengangguk patuh,dengan cepat ia menggendong Gibran dan masuk ke dalam.
"Seperti nya ada yang tidak beres dengan wanita itu aku harus segera menyelidiki nya" gumam Rangga menuju ke ruang kerja nya.
Laura menatap kagum rumah tersebut yang terlihat sangat mewah dan luas,namun kekaguman tersebut hanya sementara karna teriakan seseorang.
"Kenapa kau kembali lagi ke sini apa uang mu telah habis bersama kekasih mu itu sehingga kau kembali ke sini"ucap wanita paruh baya yang terlihat masih cantik.
Jadi Maura kabur bersama kekasih nya dan meninggal kan anak nya di sini,seperti apa kehidupan mu Maura kenapa aku yang harus terjebak di sini bersama orang-orang yang terlihat membenci mu,batin Laura.
Laura tidak menanggapi wanita tersebut karna ia tidak tahu siapa,ia membawa Gibran menuju lantai dua berharap ia bisa tenang tidak melihat tatapan kebencian di mata orang lain untuk nya.
"Sayang kamar Gibran di mana nak" Tanya Laura.
"Itu mom"tunjuk Gibran pada kamar nya yang ada di lantai dua,dengan cepat Laura membawa Gibran masuk ke dalam kamar dan mengunci nya.
"Gibran tidur siang dulu yah biar mommy bacakan dongeng"ucap Laura mengelus kepala Gibran.
"Gibran ingin mommy yang baru yang menjadi mommy Gibran,Gibran tidak mau mommy yang lama lagi"ucap Gibran menatap Laura dengan mata yang berkaca-kaca membuat Laura mematung.
"Apa maksut mu nak" tanya Laura dengan perasaan gelisah.
"Mommy bukan mommy nya Gibran"ucap Gibran membuat Laura terkejut.
"Kenapa Gibran bicara seperti itu"ucap Laura.
"Mommy nya Gibran bermata hitam sedangkan mommy bermata coklat"ucap Gibran melihat wajah Laura yang nampak terkejut dengan perkataan nya.
Laura sedari tadi diam sambil memperhatikan Gibran yang tampak menunduk setelah mengatakan hal tersebut kini tersenyum.
"Jika Gibran sudah tau jangan katakan pada siapa pun yah kau itu keponakan tante sayang kembaran mommy nya Gibran"ucap Laura mengelus kepala Gibran.
"Mommy janji tidak akan meninggal kan ku lagi kan Gibran tidak mau bertemu mommy yang lama lagi Gibran ingin mommy yang baru saja"ucap Gibran memeluk Laura.
"Iya sayang mommy janji tidak akan meninggal kan Gibran lagi"ucap Laura membalas pelukan Gibran.
"Sekarang Gibran tidur siang yah biar mommy temani"ucap Laura lagi membuat Gibran mengangguk kan kepala nya,Laura pun mengubah posisi nya berbaring sambil memeluk Gibra sama hal nya dengan Gibran yang memeluk erat Laura karna baru pertama kali mendapat kan kasih sayang dari yang nama nya seorang ibu.
Lain hal nya di ruang kerja Rangga saat ini sudah duduk bersama sahabat nya sekaligus tangan kanan nya.
"Kau pasti sudah curiga tentang wanita yang saat ini berada di rumah mu"tanya Jack.
"Ya aku merasakan nya seperti nya itu bukan lah Maura karna aku sangat mengenal nya"ucap Rangga datar walaupun ia tidak pernah mencintai wanita yang di nikahi nya namun tetap saja ia akan tahu sifat wanita tersebut,Rangga sudah menikah tiga kali dan terakhir bersama Maura yang,istri pertama nya adalah wanita yang di jodoh kan dengan nya karna tidak pernah memperulikan wanita tersebut jadi istri nya selingkuh bersama kekasih nya hingga mempunyai anak setelah anak tersebut lahir baru lah Rangga menceraikan nya dan anak tersebut bersama nya sebagai hukuman pada istri nya.
Istri kedua nya pun sama pernikahan bisnis beda nya jika istri pertama nya ia ceraikan maka istri kedua nya meninggal saat melahir kan dan terakhir ia menikah dengan Maura seorang model yang hanya peduli dengan kakir serta uang untuk bersenang-senang,ia juga tidak mencintai Maura sama hal nya dengan Maura namun demi uang Maura masih bertahan agar bisa bersenang-senang bersama kekasih nya sedang kan Rangga belum bisa menceraikan nya karna Gibran masih kecil dan sering mengangis mencari Maura,Gibran sendiri adalah adalah satu-satu nya anak lelaki sedangkan kedua anak nya yang lain adalag perempuan.
"Tepat sekali itu bukan lah Maura tetapi kembaran nya Laura,mereka telah berbohong agar kau tidak menghancur kan keluarga itu sehingga Jon melibat kan Laura untuk mengganti kan Muara"ucap Jeck.
"Laura itu wanita yang baik-baik berbeda dengan Maura dia hanya korban di sini"ucap Dino karna telah menyelidiki siapa Laura.
"Ternyata mereka ingin bermain dengan ku aku akan lihat sampai mana istri baru ku tersebut bertahan"ucap Rangga dengan nada dingin.
"Aku harap kau tidak menyakiti nya karna dia tidak apa pun"ucap Jack.
"Apa peduli mu pada nya"tanya Rangga.
"Tidak semua wanita itu sama Ga mungkin ketiga istri mu hampir memiliki ke samaan yang sama namun berbeda dengan Laura dia gadis yang baik aku telah menyelidi nya jika kau ingin mencerai kan nya aku akan siap mengambil nya untuk aku jadikan istri ku"ucap Dino dengan santai namun membuat Rangga berdecih.
"Lalu kemana Maura pergi"tanya Rangga.
"Dia kabur bersama kekasih nya ke luar negeri"ucap Jeck.
"Terus awasi wanita itu aku akan memberi nya pelajaran"ucap Rangga segera keluar dari ruang kerja nya.
Saat ia melewati pintu kamar Gibran yang terbuka sedikit ia melihat Laura dan Gibran sedang tidur sambil berpelukan,namun ia tak mau ambil pusing selagi Gibran tidak menangis dan merengek ia akan lakukan apa pun.
Sore hari nya Laura terbangun lebih dulu ia pun segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar Gibran.
"Aku ingin mandi tapi dimana kamar Maura yah"gumam Laura melihat ada tiga pintu besar di samping kiri kanan kamar Gibran.
Ia pun memasuki salah satu kamar yang menurut nya kamar Maura,saat akan menutup pintu terdengar suara dingin seseorang membuat nya mematung.
"Sedang apa kau di kamar ku"ucap Rangga dingin melihat Laura masuk ke dalam kamar nya.
"Maaf kan aku tadi salah masuk karna masih sedikit mengantuk"ucap Laura dengan cepat membuka pintu tidak ingin berurusan dengan lelaki kejam tersebut.
"Tunggu dulu" ucap Rangga mendekati Laura dan menatap wajah cantik Laura yang natural ia juga dapat melihat bola mata coklat terang milik Laura yang membuat nya yakin jika yang di depan nya bukan lah Maura.
"Ada apa lagi"ucap Laura dengan nada arogan agar tidak terlalu curiga jika bukan lah Maura.
"Sejak kapan penampilan mu menjadi seperti ini"ejek Rangga mengikuti permainan wanita di depan nya.
"Bukan urusan mu"ucap Laura segera keluar dari kamar Rangga dan masuk ke dalam kamar yang tepat di sebelah kamar Rangga.
"Huhh akhir nya aku bisa keluar dari situasi itu,aku tidak tahan lagi tinggal di sini Maura cepat lah kembali agar aku bisa keluar dari neraka ini"gumam Laura menatap kamar luas dan mewah milik Maura yang terdapat banyak koleksi tas dan sepatu yang pasti nya semua barang bermerek.
Ia berjalan menuju ruang ganti dan mengambil salah satu baju milik Maura yang menurut nya sopan dan tidak terlalu terbuka,lalu ia membawa nya ke kamar mandi untuk membersih kan tubuh nya.
Selesai ia berjalan menuju meja rias yang penuh dengan make up,saat ia melihat foto kembaran nya yang memang sangat mirip dengan nya membuat ia menghela nafas nya kasar.
Laura segera merias diri nya agar terlihat seperti Maura yang memang suka memaki make up namun ia memakai nya tidak terlalu berlebihan karna tidak merasa nyaman,keseharian nya hanya memakai bedak baby dan lipbalm setelah melihat penampilan nya ia pun segera keluar dari kamar menuju ke kamar Gibran.
"Gibran ayo bangun nak sudah sore"ucap Laura menepuk pelan pipi Gibran.
"Iya mom"ucap Gibran duduk di atas tempat tidur nya.
"Mau mommy mandikan atau mandi sendiri"tanya Laura.
"Mandikan mom"ucap Gibran dengan manja membuat Laura terkekeh.
Dengan cepat ia mengangkat tubuh mungil dan berisi tersebut ke dalam kamar mandi,dengan telaten Laura menandikan Gibran dan memakai kan baju.
Selesai Laura membawa Gibran keluar kamar untuk jalan-jalan keliling rumah mewah dan luas tersebut,namun saat tiba di lantai bawah mereka semua memandang Laura sinis membuat Laura menghembus kan nafas nya pelan.
Haiss kehidupan macam apa yang kau jalani Maura sehingga mereka semua memandang rendah dan benci,seperti nya tidak ada satu orang pun yang baik dengan mu di sini ,sudah lah aku jalani saja mau bagaimana lagi aku sudah terlanjur masuk ke sini,batin Laura.
Ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang melihat nya karna satu pun tak ada yang ia kenal di sini,ia terus berjalan membawa Gibran kemana kaki nya melangkah asal kan tidak bertemu orang-orang tersebut.
Laura berdecak kagum melihat kemewahan rumah tersebut pantas saja Maura ingin menikah dengan pria itu walaupun mereka tak saling mencintai pikir Laura.
"Mom kita ke ruang makan saja sudah waktu nya makan malam"ucap Gibran.
"Ayo sayang"ucap Laura menggenggam tangan Gibran.
Sampai di meja makan Laura menduduk kan Gibran di samping Rangga lalu menduduk kan diri nya di samping Gibran.
"Cih kenapa kau duduk di situ"tanya Lili mama Rangga.
"Lalu aku duduk di mana"tanya Laura.
"Duduk saja di situ"ucap Rangga dengan dingin tak ingin di bantah.
Keluarga Rangga sebenar nya orang baik hanya saja karna kelakuan Maura yang buruk membuat mereka membenci Maura apa lagi Maura tidak pernah memperhatikan Gibran dan Maura juga sering menghabis kan waktu nya bersama para kekasih nya dan pekerjaan.
"Kau ingin makan pakai apa nak"tanya Laura pada Gibran.
"Ikam mom"ucap Gibran yang sangat menyukai ikan sama hal nya dengan Rangga maka di setiap makan akan selalu ada menu ikan.
"Ok biar mommy ambil kan"ucap Laura tersenyum dan mengambil kan nya untuk Gibran.
"Mom Gibran mau di suapin mommy boleh"tanya Gibran takut Laura akan marah.
"Tentu saja,tunggu di sini sebentar"ucap Laura tersenyum dan beranjak dari tempat duduk nya berjalan menuju dapur untuk mencuci tangan karna lebih mudah menyuapi Gibran dengan tangan karna ikan nya banyak duri.
Tak lama Laura duduk kembali di samping Gibran dan menyuapi Gibran dengan tangan nya sendiri sesekali menyuap kan nya ke dalam mulut nya. Sekali lagi mereka terkejut dengan perlakuan Laura yang mereka kita Maura namun tidak dengan Rangga yang hanya memperhatikan nya saja.
"Kenapa kalian tidak makan dan menatap ku"tanya Laura menatap ke empat orang tersebut membuat mereka menggeleng kepala.
"Mau tambah lagi sayang"tanya Laura lembut.
"Iya mom"ucap Gibran tersenyum cerah karna mommy nya mau menyuapi nya,Laura pun menambah kan nasi dan lauk serta sayuran kembali menyuapi Gibran.
"Setelah selesai makan temui aku di kamar"ucap Rangga beranjak dari duduk nya menuju ke kamar.
"Iya"ucap Laura melanjut kan makan nya.
Rangga berdiri di balkon kamar nya menatap ke atas,entah apa yang terjadi pada diri nya sehingga ia sangat suka menatap wajah cantik Laura yang berbeda dengan wanita lain.
Tak lama Laura mengetuk pintu kamar milik Rangga setelah ia mengantar kan Gibran ke kamar.
tok tok tok
"Masuk"ucap Rangga berjalan menuju sofa.
"Kenapa kau memanggil ku"tanya Laura langsung karna ia tidak ingin berurusan dengan Rangga.
"Duduk dulu sini"ucap Rangga datar.
"Tidak perlu katakan saja"ucap Laura.
Rangga berdiri dari duduk nya segera berjalan ke arah Luara yang masih berdiri di dekat pintu membuat Laura sedikit gemetar,ia berjalan mundur sampai tubuh nya terbentur tembok.
"Ka-mu mau apa"tanya Laura menatap Rangga.
"Aku hanya ingin melihat wajah istri ku yang seperti nya banyak berubah bahkan sifat nya juga ikut berubah"ucap Rangga mengukung tubuh Laura dengan kedua tangan nya dan menatap wajah cantik Laura.
"Kenapa kau menunduk biasa nya kau akan melawan dengan sifat sombong mu itu,apa setelah kau bersenang-senang dengan para kekasih mu itu kau berubah seperti ini atau ada sesuatu yang kau sembunyikan dari ku"tanya Rangga.
"Tidak"ucap Laura memejam kan mata nya tak berani menatap Rangga.
"Sekarang temani aku tidur"ucap Rangga ingin memancing Laura,ia ingin melihat apa kah Laura sama saja dengan Maura yang sangat murahan meski ia sudah tau dari kedua sahabat nya jika Laura adalah wanita yang berbeda namun ia ingin menyaksikan nya sendiri.
Laura terperanjat kaget mendengar kan ucapan Rangga dengan cepat ia menatap tajam ke arah Rangga.
"Kau pikir siapa kau seenak nya saja bicara seperti itu"ucap Laura mengepal kan kedua tangan nya.
"Hahaha kenapa reaksi seperti itu bukan kah biasa nya kau akan dengan senang hati memberikan tubuh mu pada lelaki lain di luar sana dan sekarang aku yang suami mu kau malah mengatakan seperti itu"ucap Rangga.
Bajingan aku bukan Maura yang akan sudi memberikan tubuh ku pada orang lain,batin Laura.
Laura segera menginjak kaki Rangga dengan kuat membuat Rangga sedikit menjauh dari tubuh Laura sedangkan Laura segera membuka pintu dan berlari menuju kamar nya.
Di dalam kamar Laura menyender kan tubuh nya di pintu ia tidak tahu harus berbuat apa lagi,ingin kabur dari rumah namun ia kasihan jika harus meninggal kan Gibran dan takut jika Rangga akan mencelakai kedua orang tua nya,beda hal nya dengan Rangga yang tersenyum melihat tingkah Laura.
Sekali kau masuk ke dalam hidup ku maka sampai kapan pun kau tidak akan bisa lari lagi,batin Rangga.
Saat Laura keluar kamar ingin mengambil minum sayup-sayup ia mendengar suara seseorang seperti menangis tepat di bawah tangga karna penasaran ia pun menghampiri nya dan melihat Bintang putri pertama Rangga duduk meringkuk di sana.
"Kenapa menangis di sini malam-malam apa kau ada masalah"tanya Laura lembut.
"Bukan urusan mu"ucap Bintang ketus menghapus air mata nya.
"Itu akan menjadi urusan ku karna aku adalah mommy mu"ucap Laura karna ia sudah tau jika Bintang adalah putri pertama Rangga dengan istri pertama nya dan Bulan adalah putri kedua dari istri kedua nya.
"Cih sejak kapan kau perhatian pada ku"ucap Bintang ketus.
"Sejak saat ini dan selama nya kau dan Bulan adalah putri ku meski aku bukan ibu kandung mu aku mohon ijin kan aku menjadi ibu mu dan menyayangi kalian maaf kan sifat dan perkataan ku dulu"ucap Laura lembut memeluk tubuh Bintang karna ia sudah tahu bagaimana kehidupan Bintang dan Bulan.
Bintang yang pertama kali di peluk sosok yang ia rindukan kembali menangis karna ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sedari ia lahir.
"Sudah jangan menangis lagi ini sudah malam nanti semua orang terbangun"ucap Laura menghapus air mata Bintang.
"Apa kau ada masalah ceritakan saja pada mommy"ucap Laura dengan lembut.
"Apa kau benar-benar sudah berubah"tanya Bintang menatap Laura.
"Setiap manusia itu tidak akan sama bisa berubah kapan pun,jadi kau jangan khawatir aku tidak akan pernah menyakiti mu dan malah akan menyayangi mu seperti putri ku sendiri,apa kau mau memaaf kan kesalahan ku dulu dan mau menerima ku menjadi mommy mu"tanya Laura mendapat anggukan dari Bintang membuat Laura tersenyum kembali memeluk Bintang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!