NovelToon NovelToon

Kaisar Dewa Dalam Tubuh Saudagar Kaya

Chapter 1: Dunia Dewa

Jauh di atas langit bumi, terdapat suatu galaxy dengan planet indah yang dihuni oleh berbagai macam makhluk dengan kekuatan unik dan ada yang telah mencapai tingkat dewa. Sekumpulan makhluk yang dapat berpindah posisi dari satu kota ke kota lain dengan jarak ribuan kilometer hanya dalam kedipan mata.

Planet itu bernama Gloxinia, planet yang sangat subur, air sungai yang mengalir jernih, dan terdapat dataran melayang di atas awan putih berpadu jingga yang terbentang luas di angkasa.

Penduduk gloxinia menyebut para penghuni dataran atas sebagai dewa.

Sebutan yang bukan hanya sebatas julukan, melainkan tingkat kekuatan yang dimiliki sudah mencapai tingkat dewa. Karena pada awalnya mereka adalah makhluk-makhluk kuat di gloxinia yang terus menempa kekuatan dengan tujuan untuk menjadi yang terkuat hingga kekuatan mereka menembus ranah dewa.

Dataran atas, tidaklah dapat di lihat secara kasat mata biasa. Ada suatu portal realm khusus yang hanya dapat dilalui oleh makhluk gloxinia yang telah mencapai tingkat dewa untuk dapat masuk ke sana.

Dalam arti lain, seorang makhluk gloxinia yang telah mencapai tingkat dewa, maka secara otomatis portal dunia menuju dataran atas terbuka untuknya.

Di dataran melayang inilah para dewa berkuasa mengatur segala sesuatu yang ada di bawah langit planet gloxinia.

Sementara dewa itu sendiri ada tingkatannya. Tingkat dewa, raja dewa, dan kaisar dewa.

Tingkatan itu pun bukan hanya sebatas gelar, melainkan dari tingkat kekuatan yang dimiliki oleh seorang.

Seorang dewa yang telah mencapai tingkat raja dewa dapat membangun kerajaan sendiri. Namun, membangun kerjaan sendiri itu tidak mudah, karena itulah tidak sedikit dewa yang telah mencapai tingkat raja dewa memilih bergabung untuk menjadi panglima tertinggi dari suatu kerajaan. Baik itu kerajaan yang dipimpin oleh raja dewa, maupun kaisar dewa.

Raja dewa, memimpin para dewa di bawah pemerintahan kerajaannya. Sementara para raja dewa dengan kerajaan kebanggaannya masing-masing, tunduk dan patuh di bawah kekuasaan kaisar dewa.

Hanya ada dua nama kaisar dewa yang berkuasa di langit Gloxinia.

Kaisar Quelle, dan Kaisar Granel.

Dua kaisar langit yang sangat kuat dan tidak tertandingi.

Selama ratusan ribu tahun mereka terus berkuasa dan berperang di langit, demi menentukan siapa yang pantas untuk menjadi satu-satunya kaisar langit di planet gloxinia.

Kaisar Quelle memiliki seorang istri yang bernama Ignia, seorang dewi putri dari raja dewa yang berada di bawah naungan Kekaisaran Quelle.

Kecantikan yang dimiliki Ignia, mampu membuat para dewa tekuk lutut dihadapannya.

Permaisuri Ignia secara diam-diam menjalin hubungan gelap dengan pangeran Cusso, putra dari Kaisar Granel.

Dalam beberapa kesempatan, mereka berdua sering saling bertemu di permukaan daratan planet Gloxinia. Menyamar sebagai penduduk gloxinia, menyembunyikan kekuatan dari jangkauan para dewa.

..........

Taman Kaisar Quelle

Di atas hamparan awan yang luas, Kaisar Quelle dan Permaisuri Ignia duduk bersantai menikmati aneka macam buah yang tumbuh di langit.

"Yang Mulia Kaisar, aku punya satu keinginan yang hingga kini belum pernah terpenuhi." ucap Permaisuri Ignia kepada Kaisar Quelle.

"Katakanlah apa suatu keinginanmu yang belum terpenuhi itu. Aku akan mengabulkannya." ucap Kaisar Quelle kepada Permaisuri Ignia.

"Yang Mulia Kaisar, mohon maafkan hamba, hamba tidak berani mengutarakan keinginan hamba."

"Apa yang engkau takutkan? Bagaimanapun juga kau istriku, tidak ada yang perlu engkau takutkan." Kaisar Quelle membujuk Ignia untuk mengutarakan keinginannya.

"Aku... Aku ingin berkunjung ke dataran bawah, aku ingin merasakan suasana kehidupan di dataran bawah sana." ucap Permaisuri Ignia dengan perasaan takut.

"Apa? Apa yang baru saja engkau katakan?" Kaisar Quelle terkejut mendengar ungkapan dari keinginan Permaisuri Ignia.

"Maafkan hamba Yang Mulia, hamba bersalah. Mohon hukum hamba." Permaisuri Ignia bertekuk lutut di hadapan Kaisar Quelle.

"Berdirilah. Engkau tidak perlu meminta maaf kepadaku. Meskipun keinginanmu itu merupakan suatu hal yang absurd. Terlebih lagi jika engkau turun ke dataran gloxinia dan ikut campur dalam urusan penduduk gloxinia. Itu merupakan kesalahan besar!"

"Maafkan hamba Yang Mulia, maafkan hamba."

Kaisar Quelle melihat Permaisuri Ignia yang masih bertekuk lutut di hadapannya dengan penuh rasa sedih.

Dia memikirkan solusi untuk menghapus kesedihan yang tersirat dari wajah Permaisuri Ignia.

"Sudah cukup, sudah cukup! Kemari, berdirilah." Kaisar Quelle merangkul tangan Permaisuri Ignia, membantunya berdiri, dan kemudian duduk memangkul Ignia dalam pelukan.

Permaisuri Ignia tersipu merah dalam kepalsuan.

"Yang Mulia, apakah Yang Mulia masih marah pada hamba?" Permaisuri Ignia bertanya pada Kaisar Quelle, mencoba membaca suasana hati sang kaisar.

"Tentu saja tidak." jawab Kaisar Quelle.

"Lantas, kenapa wajah Yang Mulia tampak terlihat murung seperti itu?" Permaisuri Ignia bertanya penasaran.

"Tadi engkau mengatakan bahwa berkunjung ke dataran gloxinia merupakan satu-satunya keinginanmu yang belum terpenuhi bukan?"

"Benar Yang Mulia. Namun jika keinginanku itu suatu kesalahan besar yang tidak boleh terwujudkan, hamba bersedia untuk mengubur keinginan hamba Yang Mulia."

"Tidak! Jangan lakukan itu! Bagaimanapun juga, itu merupakan keinginanmu. Keinginan merupakan bagian dari impian." Kaisar Quelle menghela nafas. "Sekarang aku akan memikirkan cara untuk bisa mengabulkan keinginanmu."

"Benarkah?" Suasana hati Permaisuri Ignia menjadi riang.

"Tentu saja, dan aku rasa aku sudah menemukan caranya."

"Jadi bagaimana Yang Mulia, apakah keinginan hamba bisa terpenuhi?"

"Ya, karena aku sudah menemukan caranya, tentu saja aku bisa memenuhi keinginanmu. Namun, untuk keputusan selanjutnya itu bergantung padamu. Apakah engkau bersedia mewujudkannya berdasarkan atas ideku ini atau tidak?"

"Apapun ide Yang Mulia, hamba bersedia melakukannya."

"Baiklah, kalau begitu dengarkan baik-baik..."

Kaisar Quelle mengabulkan keinginan Permaisuri Ignia dengan beberapa syarat yang  harus dipenuhi. Satu diantaranya adalah turun ke dataran Gloxinia dalam wujud penduduk gloxinia, dan tidak boleh ikut campur dalam urusan mereka.

Permaisuri Ignia turun ke dataran Gloxinia dengan kawalan beberapa pasukan yang menyamar sebagai makhluk biasa.

...........

Hari demi hari telah berlalu sejak Permaisuri Ignia turun ke dataran Gloxinia. Kaisar Quelle merasa cemas karena tidak mendapatkan kabar tentangnya. Bahkan pancaran energi Permaisuri Ignia pun serasa lenyap tanpa jejak.

Sampai pada suatu hari, Kaisar Quelle menerima berita bahwa pasukan yang diutus untuk mengawal Ignia tewas dalam kondisi mengenaskan. Tubuh mereka hancur berkeping-keping, hanya menyisakan puing-puing crystal inti energi kehidupan yang telah redup.

Mengetahui kabar itu, Kaisar Quelle memanggil seluruh pejabat istana dan komandan perang ke ruang pertemuan istana.

"Sekuat apapun makhluk gloxinia, mereka takkan mampu membunuh satu prajuritku." ucap Kaisar Quelle dengan perasaan geram. "aku yakin, si tua bangka itulah yang menjadi dalangnya." sambungnya.

Kaisar Quelle berdiri dari kursi singgasana.

"Gill, Teris, Blice! Kalian bertiga pimpin komando pasukan di garis pertahanan dan perketat penjagaan di istana!" Perintah Kaisar Quelle kepada 3 komandan tertingginya. "Blaire! Sampaikan informasi kepada seluruh raja, untuk memperkuat pertahanan kerajaan mereka!"

"Baik Yang Mulia! Hamba siap menjalankan perintah!" jawab para pejabat dan komandan tertinggi yang mendapatkan titah.

"Scwartz, Scwertz! Kalian berdua temui aku di ruang senjata setelah pertemuan ini!" perintah Kaisar Quelle kepada dua jendral bersaudara.

"Baik Yang Mulia." jawab dua jenderal bersaudara dengan posisi badan membungkuk dan penuh rasa hormat..

Chapter 2: Rencana

Ruang persenjataan istana Quelle

"Yang Mulia." Scwartz dan Scwertz datang menghadap kepada Kaisar Quelle yang telah menunggu di ruang persenjataan.

"Kalian sudah datang. Kemarilah, kalian berdua mendekatlah kepadaku. Ada hal penting yang ingin aku perbincangkan dengan kalian."

"Baik Yang Mulia." Scwartz dan Scwertz berdiri tepat di hadapan Kaisar Quelle, berdiri dengan jarak posisi yang begitu dekat.

"Berdasarkan pengetahuanku, saat ini situa bangka.... eee...maaf, maksudku Granel, dia sedang tidak berada di dalam istana hingga beberapa waktu mendatang " Quelle melihat gerak langkah Kaisar Granel, tepat dari posisi dia berdiri. Kemampuan yang sedang diperagakannya ini biasa dikenal dengan istilah kemampuan melihat jarak jauh tanpa adanya batas antar dimensi ruang dan waktu. "Namun, dia bisa muncul tepat di hadapan kita, saat mengetahui bahwa istananya telah dibuat porak poranda."

"........" Dua jenderal bersaudara hanya diam dan mendengarkan dengan cermat segala penjelasan yang disampaikan oleh Kaisar Quelle.

"Jadi, sebelum dia berteleportasi ke istana, kita harus bergerak cepat menyelamatkan permaisuri dan kembali ke istana ini dengan selamat." ungkap Quelle dalam memberikan penjelasan kepada Jenderal.

"Mohon maaf Yang Mulia, hamba ingin menyampaikan suatu pendapat kepada Yang Mulia." Scwertz memberanikan diri untuk angkat bicara.

"Silakan, pendapat apa yang hendak ingin engkau sampaikan kepadaku, Jenderal Scwertz?"

"Begini Yang Mulia, hamba berpendapat bahwa Permaisuri Ignia dikurung di dalam dungeon dengan level penjagaan yang cukup tinggi. Bahkan, untuk berteleportasi langsung ke dalam dungeon saja, kekuatan kami tidak mampu untuk memasukinya Yang Mulia. Karena ada dinding barrier yang begitu kuat yang menyelimuti dungeon tersebut Yang Mulia. Jika kami berusaha menerobos masuk dengan cara menyelinap, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi pertarungan kecil di dalam dungeon. Bila hal ini terjadi, hamba khawatir Kaisar Granel menyium pergerakan kita, dan kembali ke istananya sebelum kita berhasil menyelamatka Permaisuri, Yang Mulia." ungkap Scwertz dalam menyampaikan pendapat.

"Kalian berdua tidak perlu khawatir, aku tidak berencana untuk memerintahkan kalian menerobos masuk ke dungeon mereka. Aku sudah menyiapkan peran khusus kepada kalian berdua dalam proses pembebasan ini. Aku harap kalian bisa menerima dan menjalankan peranan yang aku berikan kepada kalian dengan baik."

"Tentu saja Yang Mulia, tentu saja hamba siap menerima apapun peran yang diberikan oleh Yang Mulia kepada kami, dan kami selalu siap menjalan perintah dari Yang Mulia."

"Baiklah, kalau begitu kalian dengarkanlah baik-baik....."

Kaisar Quelle menyampaikan rencana pembebasan Permaisuri Ignia secara detail kepada dua jenderal bersaudara.

Berdasarkan strategi yang dibuat, kedua jenderal diberikan tugas untuk mengawasi suasana dungeon dari depan portal. Dalam proses pengawasannya, mereka berdua akan menyamar sebagai penjaga pintu portal masuk menuju dungeon. Sedangkan untuk pembebasan Permaisuri, Kaisar Quelle yang akan turun tangan secara langsung ke dalam dungeon dan membebaskan Permaisuri. Membebaskan dengan cara berteleportasi ke dalam dungeon. Hanya dewa yang telah mencapai tingkat kaisar yang mampu berteleportasi masuk ke dungeon tanpa terpengaruhi oleh kekuatan barrier.

Sementara itu di dalam dungeon istana Kaisar Granel.

"Cepatlah! Tunggu apa lagi? Cepat lakukan!" Ignia memberi perintah kepada Pangeran Cusso.

"Apa kau gila? Jika aku melakukannya, kau bisa mati!" ucap Pangeran Cusso dengan wajah berkeringat. Tangan kanannya memegang pedang pusaka dengan erat.

Clang!

Pangeran Cusso menjatuhkan pedang ke lantai dungeon.

"Dasar pecundang! Apa yang kamu takutkan!? Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku! Kaisar bodoh itu akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa menyelamatkan hidupku!" ucap Permaisuri Ignia.

"Arggghhh! Kau membuatku gila! Apa tidak ada cara lain selain ini?"Pangeran Cusso berteriak, menggaruk kepala karena kesal.

"Ada banyak cara, akan tapi....dari berbagai macam cara yang terlintas di benakku, cara ini lah yang paling tinggi tingkat peluang keberhasilannya." ucap Ignia sambil membelaikan pisau pusaka di tubuh Pangeran Cusso. "Bagaimana? Apakah kamu masih ragu? Ataukah....engkau masih tidak berani untuk melakukannya?"

"........." Pangeran Cusso menggelengkan kepala, tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Ahhh...engkau ini sungguh mengecewakan! Jika engkau tidak berani melakukan ini kepadaku, maka engkau tidak akan pernah mungkin bisa menjatuhkan ayahmu sendiri dari kursi singgasananya, ketika engkau sudah berada di tahap kaisar kelak." Ignia menggerakkan jari jemari. Pedang pusaka milik Pangeran Cossu terangkat dari lantai dungeon tanpa sentuhan tangan.

Tick!

Ignia menjentikan jari.

Bang!

Pedang pusaka pangeran Cusso hancur berkeping-keping.

"Apa?!" Pangeran Cusso tersontak kaget melihat salah satu pedang pusaka kesayangannya hancur begitu saja.

Hancur lebur tepat di depan mata.

"Apakah engkau ingin aku yang melakukannya sendiri? Jika aku sendiri yang melakukannya, maka tidak ada jaminan bahwa rencana kita akan berhasil." ucap Ignia.

Pangeran Cusso berpikir sejenak. Berpikir dengan perasaan bimbang di hati.

"Baiklah, baiklah! Aku akan melakukannya, aku akan melakukannya!" Pangeran Cusso mengeluarkan pedang pusaka dengan mata pedang berwarna hijau crystal dari portal ruang senjata legendaris koleksi pribadi yang dia dapatkan dari berbagai penjuru dunia.

"Ingatlah! Setelah engkau melukaiku, segeralah engkau temui ayahmu dan berikanlah laporan kepadanya tentang rencana kita! Untuk langkah selanjutnya, kita serahkan saja semuanya kepada ayahmu. Dengan begitu... Aku yakin, riwayat kaisar bodoh itu akan tamat untuk selamanya. Apakah kamu mengerti?"

"Ya, ya, tentu saja aku mengerti." jawab Pangeran Cusso singkat. Selang beberapa saat kemudian Pangeran Cossu baru menyadari kejanggalan dari perintah yang diberikan Permaisuri Ignia kepadanya. "Akan tetapi, bukankah akan sangat berbahaya jika aku melaporkan rencana tentang pelengseran tahta ayahku ketika kita sudah mencapai tingkat kaisar?"

Pangeran Cusso dan Permaisuri Ignia, dewa dan dewi yang tingkat kekuatannya sudah mencapai raja dewa. Pangeran Cusso berada di tingkat tahap awal raja dewa, sedangkan Permaisuri Ignia berada di tingkat puncak.

Tanpa sepengetahuan Pangeran Cusso, Permaisuri Ignia berencana untuk menghabisi Pangeran Cossu setelah melenyapkan Kaisar Quelle dan Kaisar Granel dari dunia dewa langit gloxinia.

"Jangan engkau laporkan bagian rencana kita yang satu itu.... bodoh!" bentak Ignia sambil menampar pipi kanan Pangeran Cusso. "Sudah, kamu tidak usah banyak bertanya lagi! Cepat! Lakukan sekarang! Sebelum kaisar bodoh itu datang!"

"Ba...baiklah! Aku akan melakukannya sekarang. Bersiaplah sayang."

Pangeran Cusso memasang kuda-kuda, bersiap menebas Permaisuri Ignia dengan tebasan pedang legendaris di tangan.

"Teknik raja dewa seribu tebasan! Penebas bintang!" Pangeran Cusso menebas tubuh Permaisuri Ignia dengan seribu tebasan dalam satu gerakan jurus.

Tubuh Permaisuri Ignia terpotong kecil-kecil.

Tidak sampai dalam hitungan sepuluh detik, tubuh Permaisuri Ignia bergenerasi dan pulih kembali tanpa ada bekas luka.

Permaisuri Ignia, sejatinya adalah seorang dewi tumbuhan dengan tingkat kekuatan raja dewa yang berada pada level puncak. Kekuatan penyembuh, regenarasi tubuh, sudah menjadi kekuatan alami yang melekat pada dirinya.

"Apa?! Bb...ba...bagimana imungkin? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Padahal sudah jelas aku melihat.... Tidak, ini sungguh tidak masuk akal!" Pangeran Cusso terperanga melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya.

"Engkau ini bicara apa? Cepat lakukan yang benar!"

"Baik, baiklah, aku akan mencoba jurus yang lain." ucap Pangeran Cusso. Wajahnya tampak semakin berkeringat, otaknya terus memutar ide memikirkan teknik pedang terbaik yang dia miliki.

"Teknik raja dewa! Teknik tebasan pedang pembelah langit tata surya!"

Slash!

Tubuh Permaisuri Ignia terbelah menjadi dua. Namun tidak sampai dalam hitungan tiga detik, tubuhnya kembali normal seperti sediakala tanpa ada sedikitpun goresan luka.

"Teknik raja dewa! Teknik tebasan pedang pelebur jiwa!"

Teknik tebasan kali ini tidak memberikan dampak apa-apa, hanya menampilkan beberapa kilatan dari gerakan pedang yang tidak berguna.

Clang!

Pangeran Cusso membuang pedang, mengambil senjata berupa tombak panjang dari lubang portal.

Memasang kuda-kuda, melayangkan serangan dengan teknik yang berbeda.

Serangan yang dilayangkan masih tidak memberikan dampak apa-apa.

Membuang senjata, mengganti senjata yang berbeda.

"Tinju Knuckle!"

"Tembakan element angin!"

Sampai pada akhirnya dia mengeluarkan the legendary bazooka. Senjata dengan daya serang yang paling tinggi di langit gloxinia.

Pangeran Cusso  berjalan mundur, berdiri menjauh dari posisi Permaisuri Ignia berdiri. Pangeran Cusso memasang kuda-kuda. Sengatan halilintar mengalir dari lubang mulu bazooka.

"Sekarang terimalah ini! Hyaaaahhh!!!"

Bomb!

Ledakan dahsyat pun terjadi. Kepulan api menyambar ke penjuru ruang, tempat Permaisuri Ignia berdiri.

"Apakah seranganku berlebihan?" Pangeran Cusso bertanya-tanya dengan penuh rasa cemas di dada.

Api terus mengepul tanpa henti.

"Tidak! Tidak! Igniaku sayang...." teriak Pangeran Cusso panik.

Di tengah kepulan api, tampak sosok bayangan perempuan yang berjalan menghampiri Pangeran Cusso.

Sosok bayangan Permaisuri Ignia.

Permaisuri Ignia berdiri tepat di hadapan Pangeran Cossu dalam kondisi utuh.

Ada satu hal penting yang terlupakan oleh Pangeran Cusso. Sehebat apapun daya serang kekuatanan senjata, daya kekuatan yang dihasilkan tidaklah sebanding dengan kekuatan serangan senjata yang dipadu dengan teknik kekuatan serangan raja dewa.

Plak!

Permaisuri Ignia menampar keras pipi kanan Pangeran Cusso untuk kedua kalinya.

"Bisakah kau untuk tidak menamparku?"

Plak!

Permaisuri Ignia menampar pipi kiri Pangeran Cusso. Tamparan kali ini lebih keras dari tamparan sebelumnya.

"Apa yang sebenarnya kamu lakukan sejak tadi? Kamu terus menyerangku tanpa memberikan hasil yang berarti! Aku memintamu untuk membuatku seolah-olah hampir terbunuh di tanganmu! Tapi kenapa kamu malah menyiksaku seperti itu? Kamu pikir itu tidak sakit?"

"Aku tidak menyiksamu sayang..." Pangeran Cossu merengek sambil mengelus kedua pipi. "Aku berniat untuk melakukan sesuai dengan apa yang aku minta, tapi tubuhmu terus-menerus bergenerasi seperti itu. Bahkan beberapa serangan senjataku tidak mempan terhadapmu."

"Jadi sekarang kamu mencoba untuk menyalahkan tubuhku?"

"Tidak, maksudku bukan seperti itu."

"Sudahlah, kamu jangan banyak bicara lagi. Kali ini kamu harus melakukannya dengan benar."

"Tapi bagaimana caranya? Aku sudah tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi supaya aku bisa membuatmu seolah-olah hampir terbunuh di tanganku?"

"Kamu ini bodoh ini apa idiot? Selama crystal energi kehidupanku tetap aktif, maka tubuhku akan terus menerus beregenerasi. Meskipun kamu menyerangku berulang kali." Permaisuri Ignia sedikit mengayunkan tangan, melenyapkan seluruh senjata Pangeran Cusso yang berserakan di sekitar tempat ia berdiri. Pangeran Cusso hanya mampu menatap sedih melihat senjata-senjata kesayangan hancur lebur dalam waktu sekejap saja. "Selain itu, dengan kekuatanmu yang buruk seperti itu, kamu tidak akan bisa menghancurkan crystal energi kehidupanku. Bahkan, untuk menggoresnya pun kamu tidak akan bisa."

"Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?"

"Itu adalah pengetahuan dasar. Sudah seharusnya kamu mengetahui hal itu tanpa perlu aku beritahu." Permaisuri Ignia menghela nafas lalu memberikan penjelasan. "Supaya kamu tidak melakukan kesalahan, maka aku akan memberitahumu cara untuk dapat membuatku terlihat seolah-olah hampir terbunuh di tanganmu."

"Baiklah aku akan mendengarkanmu, dan aku pastikan kali ini aku tidak akan melakukan kesalahan."

"Harus! Kamu harus berhasil kali ini! Tidak boleh ada sedikit kesalahan! Jika tidak, akulah yang akan membunuhmu!" perintah Permaisuri Ignia dengan tegas.

"Oke, oke sayang." jawab Pangeran Cusso. "Kali ini apa yang harus aku lakukan?"

Permaisuri Ignia menggenggam erat pergelangan tangan Pangeran Cusso.

"Pertama, kamu fokuskan energimu ke telapak tanganmu." Permaisuri Ignia meregangkan telapak tangan Pangeran Cusso, dan menempelkan telapak tangan yang telah diregangkan tepat di titik pusat permukaan kening. Titik dimana crystal energi kehidupannya berada. "Lalu, gunakan kekuatanmu untuk menyegel saluran energi kehidupanku."

Permaisuri Ignia melepaskan pegangan erat tangannya dari pergelangan tangan Pangeran Cusso.

Pangeran Cusso masih berdiri tepat di hadapan Permaisuri Ignia. Dia bersiap untuk mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat menyegel aliran kekuatan energi kehidupan yang mengalir dari inti energi, ke seluruh organ tubuh Permaisuri Ignia.

"Sebelumnya engkau harus ingat! Ada empat saluran utama. Dari empat saluran itu, ada satu bagian saluran yang tidak memiliki peran sebagai sistem regenerasi tubuh. Namun saluran itu memiliki peran yang sama seperti saluran energi kehidupan yang ada pada makhluk tingkat dewa biasa. Saluran yang hanya menyuplai energi kehidupan ke seluruh tubuhku. Tolong kamu biarkan saluran itu tetap terbuka. Saluran yang itu terdapat di bagian sudut atas crystal. Apakah kamu dapat melihatnya?"

"Iya, iya, tentu saja aku dapat melihatnya." Pangeran Cusso melihat struktur saluran energi kehidupan Permaisuri Ignia dengan menggunakan mata dewa.

Crystal energi kehidupan, berbentuk crystal prisma yang memiliki empat titik sudut. Sudut atas, sudut kanan, sudut bawah, dan sudut kiri.

"Sekarang lakukanlah!"

Pangeran Cusso mulai mengeksekusi proses penyegelan. Proses penyegelan pertama, penyegelan aliran energi pada saluran yang terdapat pada bagian bagian sudut kanan crystal.

"Fyuuhhh... sungguh mendebarkan." Pangeran Cusso menghela nafas.

Proses penyegelan kedua, penyegelan aliran energi pada saluran yang terdapat pada bagian sudut bawah crystal. Kemudian proses penyegelan ketiga, berfokus pada bagian sudut kiri crystal.

Permaisuri Ignia menghunuskan jari jemari kanan, merobek kulit pergelangan tangan kirinya yang halus dan lembut. Memastikan bahwa tubuhnya tidak dapat bergenerasi untuk sementara waktu.

Permaisuri Ignia mengamati goresan luka pada lengan kirinya beberapa saat. Tidak ada tanda-tanda proses pemulihan maupun generasi organ tubuh yang terjadi begitu cepat.

"Tidak buruk. Kamu sudah melakukannya dengan baik." Permaisuri Ignia cukup puas dengan hasil proses penyegelan tiga titik saluran crystal energi kehidupannya. "Aku rasa kamu tidak melakukan kesalahan untuk kali ini."

"Huffftttt... syukurlah." Pangeran Cusso merasa lega.

"Untuk proses finalnya, kamu harus menyerangku hingga tubuhku tampak terlihat mengalami luka yang cukup parah."

"Sayangku, sejujurnya.... Sejak awal kali aku menyerangmu dengan berbagai macam skill terbaikku, hatiku merasa sangat sakit dan sedih. Aku sungguh tidak kuat untuk melakukannya."

"Bicara apa kamu ini? Huh? Cepatlah kamu lakukan saja sesuai perintahku!"

Zznnnggg!!!

"....!!!" Tiba-tiba saja Permaisuri Ignia merasakan pancaran aura kekuatan yang sangat kuat. Pancaran aura kekuatan milik Kaisar Quelle.

"Sial! Dia sudah datang! Aku tidak menyangka bahwa dia akan tiba secepat ini!"

Chapter 3: Dungeon

Kaisar Granel memimpin kekaisaran di istana yang sangat luas dan megah. Istana yang memiliki ribuan mansion, setiap mansion memiliki taman yang sangat indah, dan setiap taman ditumbuhi oleh aneka tanaman hias dan buah-buahan.

Selain memiliki mansion, Istana Kaisar Granel juga memiliki 2 bangunan dungeon dengan tingkat level yang berbeda. Dungeon yang disediakan untuk monster maupun iblis, dan dungeon yang dipersediakan secara khusus untuk menghukum para dewa.

Dungeon yang disediakan untuk mengurung maupun menghukum para monster dan iblis dikenal dengan nama Dungeon Hexaron, sedangkan dungeon yang disediakan untuk menghukum para dewa dikenal dengan nama Dungeon Seron.

Dungeon Seron, berlokasi di sayap kanan istana.

Dungeon Seron memiliki 1000 tingkat. Masing-masing tingkat memiliki level penyiksaan yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan dungeon, semakin tinggi pula level hukuman yang disajikannya.

Dungeon tingkat 1, diperuntukan untuk para dewa dengan tingkat kekuatan di tahap dasar yang melakukan pelanggaran yang sangat ringan. Sementara dungeon tingkat 1000, diperuntukkan untuk menghukum para dewa tingkat tinggi yang melakukan pengkhianatan, pemberontakan, dan para dewa tinggi dari pihak musuh yang berhasil ditangkap untuk diinterograsi.

Pada dungeon tingkat 1000, terdapat dungeon rahasia yang diperuntukan untuk mengurung, menghukum, menyiksa, maupun mengeksekusi para dewa tingkat tinggi yang tingkat kekuatannya sudah mencapai raja dewa. Di ruang dungeon rahasia inilah Permaisuri Ignia memainkan sandiwara.

Ruang dungeon rahasia yang mampu menutupi pancaran aura kekuatan para dewa yang berada di dalam dungeon. Akibatnya, para dewa yang berada di luar dungeon tidak mampu mendeteksi keberadaan dewa yang dikurung di dalamnya.

Dungeon Seron

Kaisar Quelle berhasil berteleportasi ke dalam dungeon. Menyembunyikan pancaran aura kekuatan yang dia miliki. Hanya dewa dengan tingkat kekuatan raja dewa level puncak yang dapat merasakan pancaran aura yang disembunyikan oleh Kaisar Quelle.

Sang Kaisar memejamkan mata, menggunakan kekuatan mata dewa untuk melihat seluruh makhluk dan benda yang ada di dungeon seron dalam satu kali observasi.

"Dimana mereka menyembunyikannya?"

Kaisar Quelle membuka mata dan menghela nafas, "hufffft.... tampaknya aku perlu membersihkan tempat ini."

"Namun sebelum itu......" Kaisar Quelle berdiam diri sejenak, berusaha memikirkan sesuatu.

Tik!

Kaisar Quelle menjentikkan jari.

"Teknik kaisar dewa! Sangkar langit dewa!" Kaisar Quelle menyegel Dungeon Seron dari dalam dengan kekuatan sangkar dewa tingkat kaisar, sehingga tidak ada satupun makhluk maupun dewa yang bisa keluar maupun masuk ke dalam dungeon tanpa seizinnya.

Sementara itu di lantai dasar dungeon Seron, dua prajurit tingkat dewa berpatroli di sepanjang koridor. Berjalan berdampingan, di sisi kanan dan sisi kiri, mengawasi keadaan.

"Hei! itu, yang barusan itu, apakah kamu melihatnya?" Prajurit yang berjalan di sisi kanan bertanya pada prajurit yang berjalan di sisi kiri.

"Iya, tentu! Tentu saja aku melihatnya!" Jawab prajurit yang berjalan di sisi kiri.

Di tengah percakapan mereka, tiba-tiba sekelebat cahaya melintas dan menghancur leburkan tubuh kedua prajurit itu berkeping-keping, sampai tubuh dan crystal energi kehidupan mereka lenyap tak tersisa.

Cahaya dari kecepatan gerak Kaisar Quelle.

Kaisar Quelle terus bergerak dari koridor ke koridor, dari ruang ke ruang, tingkat ke tingkat. Membasmi seluruh prajurit dan penjaga dungeon seron yang dilintasinya tanpa ampun. Kaisar Quelle bergerak dan terus bergerak mencari keberadaan Permaisuri Ignia yang dikurung di tempat rahasia.

Dungeon tingkat 970.

"Sudah Sejauh ini, aku belum juga menemukan tanda-tanda keberadaannya. Dimana sebenarnya dia?" Kaisar Quelle menyinggahkan kaki sejenak di dungeon tingkat 970. Dia melihat ke adaan sekitar. Di dungeon pada tingkat ini, ada banyak sekali penjaga yang bertugas mengawasi menghukum para tahanan.

Para penjaga dungeon tingkat 970 melihat keberadaan Kaisar Quelle, namun mereka tidak tahu bahwa sosok yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang Kaisar Dewa. Bagai sekumpulan serigala yang hendak memangsa seekor kelinci tersesat, para penjaga dungeon tingkat dewa level tinggi ini sudah bersiap untuk menerkam tubuh Sang Kaisar bersama-sama.

"Lihatlah, siapa yang datang? Hahahaha." ucap seorang penjaga tingkat dewa level tinggi dengan fisik menyerupai bangsa kurcaci kepada teman-temannya.

"Dewa kecil ini tampaknya sedang tersesat. Perlukah kita menuntunnya ke neraka?" ucap seorang penjaga tingkat dewa level tinggi dengan fisik menyerupai bangsa orc.

"Kita? Kalian lakukanlah sendiri. Aku tidak tertarik untuk menghabisi seekor serangga kecil." ucap seorang ketua penjaga yang tingkat kekuatannya sudah mencapai dewa level puncak. Ketua penjaga yang memiliki latar belakang sebagai seorang jenderal perang di suatu kerajaan yang berada di bawah kepemimpinan Kaisar Granel. Secara fisik, ketua penjaga dungeon tingkat 970 memiliki fisik menyerupai elf.

"Tidak perlu banyak bicara lagi! Ayo kita habisi dewa kecil ini!" ucap seorang penjaga tingkat dewa level tinggi dengan fisik besar dan dipenuhi lumpur rawa-rawa.

Penjaga tingkat dewa level tinggi berfisik menyerupai bangsa orc bergerak dengan cepat menyerang Kaisar Quelle.

Kaisar Quelle berteleportasi, berdiri tepat di hadapan ketua penjaga dungeon seron tingkat 970.

Ketua penjaga terkejut. Kedua matanya terbelalak melihat Kaisar Quelle yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya. Kaisar Quelle menampilkan sedikit kekuatan auranya tanpa menunjukkan kekuatan aura sesungguhnya kepada ketua penjaga.

"Ra..raja dewa level puncak? B..ba..bagaimana mungkin raja dewa level puncak berada di tempat ini? Tidak mungkin, ini tidak mungkin!" Ketua penjaga merasa ketakutan. Tubuhnya bergetar, wajahnya mengkerut, pucat, dan berkeringat deras.

"Beritahu aku, di mana Permaisuri Ignia?" Kaisar Quelle bertanya kepada ketua penjaga, untuk menghemat energi dan waktu dalam pencarian.

Kaisar Quelle membiarkan mereka hidup untuk beberapa saat. Setelah memperoleh jawaban, barulah dia bergerak menghabisi makhluk yang ada di dungeon tingkat 970. Termasuk menghabisi para tahanan yang bukan bagian dari pasukan maupun rakyat kekaisarannya.

"Per..Permaisuri Ignia? A..apakah engkau orang yang diutus oleh Kaisar Quelle itu?"

Diam-diam salah satu penjaga menyerang Kaisar Quelle dari belakang.

Kaisar Quelle mengibaskan tangan ke belakang, menghempaskan udara, mengoyak raga para penjaga tingkat dewa level tinggi yang berada di bagian belakang tubuhnya.

Jika penjaga dungeon itu hanya berada di tingkat dewa tahap awal, maka jiwa dan tubuhnya sudah lenyap tanpa jejak.

"Diutus? Hmmm...." Kaisar Quelle mengibas tangannya ke atas, para penjaga terbang menjulang. Selang beberapa detik kemudian sang kaisar mengepalkan tangan, dan tubuh para penjaga tingkat dewa level tinggi itu hancur lebur bagaikan bubur berkuahkan darah. "......anggap saja begitu."

Ketua penjaga hanya bisa terperanga ketakutan.

"Ttt...ti..dakkkk...! tidak mungkin!" tubuh ketua penjaga bergemetar.

"Tampaknya engkau tidak tahu apa-apa." ucap Kaisar Quelle kepada ketua penjaga. Kaisar Quelle menghela nafas "haaaah.!! Lagi-lagi aku telah membuang waktu!"

Tik!

Kaisar Quelle menjentikkan jari

"Teknik tingkat raja dewa! Black hole!'

Black hole tingkat raja dewa muncul tepat di atas kepala ketua penjaga. Menghisap seluruh objek yang ada di sekitarnya. Kecuali tubuh Kaisar Quelle.

Kaisar Quelle melanjutkan pencarian. Sampai pada akhirnya dia tiba di pintu dungeon tingkat 1000.

Pintu gerbang dungeon tingkat 1000, dijaga oleh makhluk mitologi dataran Gloxinia. Makhluk legenda dengan wujud makhluk berapi dengan kepala Allosaurus, tubuh Ankylosaurus, kaki dan tangan Deinonychus. Makhluk mitologi Gloxinia ini bernama Alkynorus.

Bola api membara disembur dari mulut Alkynorus. Semburan api datang menyambar ke arah tubuh Kaisar Quelle.

Tanpa menggerakkan kaki selangkahpun, Kaisar Quelle dengan perkasa meredam semburan bola api menjadi secuil hembusan angin, hanya dengan gerakan jari telunjuk saja.

Alkynorus melompat tinggi, mencoba untuk menerkam tubuh Kaisar Quelle yang berdiri tidak jauh dari hadapannya.

Kaisar Quelle menyambut serangan fisik yang dilesatkan oleh Alkynorus. Menyambut dengan sentuhan telapak tangan tepat di kepala bagian atas Alkynorus. Kaisar Quelle menggunakan kekuatan penghenti waktu, dan seketika itu juga waktu menjadi berhenti. Seisi ruang tampak membeku dalam dimensi waktu. Hanya Kaisar Quelle yang dapat bergerak di dalam pengaruh kekuatan dimensi waktunya sendiri.

"Ketika aku masih kanak-kanak, ayahku banyak bercerita tentangmu." ucap Kaisar Quelle sambil mengusap-usap kepala Alkynorus yang membeku di dalam kekuatan penghenti waktu. "Tahukah kau? Ayahku pada awalnya hanyalah seorang ksatria dari dataran Gloxinia. Seorang petarung yang tak terkalahkan, namun dia pernah mengalami luka yang sangat parah seusai menjalani suatu pertarungan yang sangat panjang. Ketika terluka, tidak sedikit bounty hunter dataran Gloxinia yang memburu ayahku. Dalam kondisi yang buruk, ayahku terus berlari dan terus berlari menyelamatkan diri. Hingga pada akhirnya,  ia bertemu dengan seekor makhluk yang dikenal dengan nama Alkynorus. Semula ayahku cemas, dia berpikir bahwa makhluk itu akan menyakitinya. Namun siapa sangka jika makhluk itu datang menyelamatkan ayahku. Kini, makhluk itu dipertemukan dengan putra dari ksatria itu di tempat yang tidak terduga. Terimakasih telah menyelamatkan ayahku  aku berharap kita menjadi teman. Namun pertama-tama, aku harus membersihkanmu dari pengaruh jahat yang ditanamkan oleh tua bangka itu di kepalamu.

Kaisar Quelle mengetuk bagian atas kepala Alkynorus dengan jari telunjuk. Seketika itu juga, energi hitam dengan efek pengontrol pikiran dan raga yang tertanam di otak Alkynorus selama ribuan tahun lenyap seutuhnya, tanpa jejak.

Tik!

Kaisar Quelle menjentikkan jari, dimensi waktu yang ada di dalam dungeon kembali berjalan secara normal.

Tubuh Alkynorus bergerak, kedua matanya menatap Kaisar Quelle, hidungnya mencium aroma tubuh sosok Kaisar yang tengah berdiri di hadapannya.

"Aroma yang tidak asing. Aku pernah mencium aroma ini. Apakah dia pria yang waktu itu? Tidak, tidak mungkin! Wajah pria ini tampak lebih muda dari pria yang berlindung di hutanku pada saat itu!" pikir Alkynorus saat melihat wajah Kaisar Quelle.

Alkynorus berjalan mundur, merubah wujudnya dalam wujud sosok dewi yang cantik jelita. Dewi dengan bola mata berwarna biru permata, kulitnya berwarna cerah dan halus, rambutnya berwarna cokelat, dan memiliki hidung yang mancung.

Segala makhluk hidup dataran Gloxinia dari jenis hewan, maupun tumbuhan yang telah mencapai tingkat dewa, secara alami wujudnya pun turut berubah bentuk menjadi sosok dewa atau dewi dengan fisik tubuh yang sama seperti dewa-dewa Gloxinia pada umumnya.

Alkynorus memalingkan pandangan, melihat suasana sekitar.

"Dimana ini? Tempat apa ini? Kenapa aku bisa berada di tempat ini?" itulah hal yang terlintas di benak Alkynorus saat ia baru saja terbangun dari mimpi panjang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!