NovelToon NovelToon

GWEN Amartha

TEMAN BARU? MUNGKIN!

Always happy 🤯

gadis dengan model rambut bagaikan ekor kuda tersenyum manis, pada gadis yang kini duduk anteng di samping tempat duduknya

"hai kenalin gue Aira."ia mengulurkan tangan pada Gwen yang tanpa di balas maupun hanya sekedar di lirik oleh gadis yang nampak anteng menatap depan tanpa ekspresi. tatapan datar seolah tak ada minat untuk hidup, mengabaikan gadis bernama Aira seolah tak ada yang mengajak berbicara.

"hello?" Aira melambaikan tangan tepat di depan wajah Gwen saat gadis itu hanya diam tak merespon dirinya.

"arghh... sakit." rintihan Aira mengundang beberapa tatapan siswa lain yang berada di kelas. Gwen mencengkeram erat pergelangan Aira saat gadis itu mencoba bersalaman dengan menarik secara paksa tangannya.

sial! gadis ini menyebalkan.

"gue nggak suka di ganggu!" Gwen menghempaskan tangan Aira sampai jari - jari Aira menabrak kursi yang berada di depannya.

Aira mengerucutkan bibirnya, padahal ia cukup antusias saat ada murid baru yang duduk di sebelahnya setelah sekian lama ia duduk sendiri tapi tak apa rasa senangnya menutupi kekesalan yang sempat ia rasakan sebelumnya, Aira memandang Gwen dari samping , bibir pink, bulu mata, alis tebal, lentik serta hidung yang mancung terlihat indah dari samping.

sungguh benar benar ciptakan tuhan yang nampak sempurna. kulit putih dan halus seperti buah plam, melihatnya saja menyegarkan mata.

jika saja dirinya seorang laki laki mungkin ia akan jatuh cinta pada Gwen, gadis di sampingnya memiliki fisik yang membuatnya jatuh cinta walau hanya sekali memandang.

ah... jangan lupakan, mata coklat yang menatap dengan tajam layaknya burung elang yang siap memangsa.

Definisi cantik yang sesungguhnya!

"lo tau? muka lo mirip sama sahabat gue tapi cantiknya banyak di lo nya sih." berceloteh sembari menopang dagu dengan tangan. masih memandang Gwen tanpa mau mengalihkan pandangan.

"cantik, gue yakin lo juga pinter sama juga kaya sahabat gue" gumam Aira tersenyum tipis.

Gwen, gadis yang baru saja ia anggap temannya benar benar mirip dengan sahabat nya yang 3 bulan lalu menghilang entah kenapa.

melihat Gwen mengingatkan pada sang sahabat.

pintu kelas di tendang dengan kasar oleh seseorang, dari dalam kelas dapat di lihat 3 siswa dengan penampilan tak beraturan memasuki kelas. seragam sekolah di keluarkan, 3 kancing atas di buka sampai memperlihatkan kaos yang mereka kenakan dan juga jaket jeans bertuliskan Scorpio dengan logo kalajengking di kelilingi kobaran api. berhasil menyita penghuni kelas yang semula sibuk urusan masing-masing kini memusatkan matanya pada ke 3 siswa itu.

Aira mengalihkan pandangannya, mencondongkan tubuhnya untuk lebih dekat ke arah Gwen.

"lo tau? mereka itu anggota geng Scorpio! mereka datang ke sekolah tiap jam ke 2. gue kasih tau jangan pernah lo cari gara gara sama mereka kalau lo pengen tenang sekolah di sini sampai hari kelulusan." bisik Aira tepat di samping telinga Gwen. Aira tak peduli jika Gwen risih saat ia membisikan kata-kata tadi, informasi yang penting seperti ini teman barunya harus tahu.

ia tak mau jika suatu saat nanti temannya.

berusaha tidak peduli tapi nyatanya tidak bisa, ucapan Aira barusan cukup membuat ia tertarik.

mata Gwen mengamati setiap gerak gerik ke tiga siswa itu, dari mulai memalak uang saku si cupu sampai menoyor kepala gadis culun yang diam saja.

"lo harus ingat anggota mereka, selain suka pake jaket kebanggaan Scorpio, di pergelangan tangan mereka selalu ada luka sayat sepanjang 10 cm karena itu tanda kalau mereka bagian dari Scorpio. jangan sekali kali lo berurusan dengan mereka!" Gwen melirik sekilas Aira, matanya kembali tertuju pada ke tiga siswa itu.

"mereka anggota Scorpio Gwen, tidak semuanya tapi sebagian besar ikut campur tangan."

perkataan seseorang tempo lalu terngiang di pikiran Gwen. gadis itu terdiam sejenak.

"gue kasih tau lagi, yang paling ganteng namanya Dodi, terus yang pake tindik di samping mata namanya Bram dan yang terakhir itu angga." jelas Aira dengan pelan takut takut suaranya terdengar sampai telinga mereka, berucap sembari melirik ke-tiga nya.

"ketuanya?"

"eits... mereka cuma anggota biasa kecuali Bram, kalau Bram anggota inti Scorpio nah kalau ketua mereka gue jarang liat soalnya anak sekolah sebelah tapi desas-desus nya sih ganteng banget." Aira tersenyum senang, apa yang ia jelaskan barusan ternyata di dengar baik oleh Gwen ia harap suatu saat gadis itu benar benar mau menganggap dirinya sebagai seorang teman.

"namanya?" pertanyaan singkat Gwen membuat Aira mengerutkan keningnya.

nama, nama siapa yang di tanya Gwen?

Aira menaikkan sebelah alisnya pertanda tidak paham.

"ketuanya!" ucap Gwen sedikit menyentak, menatap malas Aira.

Aira cengengesan gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "nama ketuanya Felix, serigala nya Scorpio. semua tunduk sama Felix."

Felix.

"Felix, dia itu selain ganteng anak orang kaya, lo tau sebagain sekolah yang ternama itu milik keluarganya Felix, pemilik showroom mobil dan toko brand ternama di Jakarta itu semua punya keluarga nya Felix, di usia yang masih sekolah kaya gini Felix udah buka usaha beberapa bengkel, Scorpio itu besar! 300 anggota yang tersebar di wilayah ini dan di pimpin oleh seorang Daguartha Felixio alaric." Aira panjang lebar menjelaskan semua yang ia tau pada Gwen.

"selama ini sih Felix masih jadi raja jalanan dan belum ada yang bisa gantiin gelar itu walaupun anggota Layger dua kali lipat dari anggota Scorpio tapi tetep aja Scorpio itu unggul. pemilihan anggota aja seleksi nya akurat banget." lanjutnya.

kening Gwen berkerut, "Layger?"

Aira mengangguk lalu mendekatkan mulutnya di telinga Gwen, "musuh Scorpio."

"jadi gimana?"

Gwen menoleh menatap dengan tanya pada Aira.

Aira yang paham lalu mengulurkan tangannya, "berteman?"

mau tak mau Gwen menjabat tangan Aira, untuk melancarkan rencana balas dendam mungkin akan berjalan lancar dengan sedikit bantuan informasi dari Aira.

"gue nggak tau bener atau salah tapi gue liat di mata lo ada sorot dendam sama anggota Scorpio? tapi gue harap tebakan gue salah, may be gue harap lo nggak ada niatan apa yang gue rasakan. berhubung lo udah jadi teman gue, gue nggak mau lo berurusan dengan mereka dan berakhir lo nyesel." Aira mulai mengeluarkan alat tulisnya saat guru yang akan mengajar memasuki ruang kelas.

"lo benar!" ucap Gwen mampu membuat Aira menoleh dengan kaget.

"serius lo ada dendam?"

Gwen menghiraukan pertanyaan dari Aira, gadis itu mengeluarkan buku harian hitam miliknya, menulis sesuatu lalu menutupnya dengan cepat.

"Gwen?"

"kalau lo mau jadi temen gue! cari info lebih jelas tentang mereka." Gwen kembali melirik anggota Scorpio lalu menoleh kearah Aira yang terdiam mematung.

"dan gue harap lo berguna di misi bales dendam gue, teman!" perkataan lirih Gwen membuat Aira mematung tak bisa berkata apa-apa.

perkataan Gwen membuatnya terkejut.

TO BE CONTINUED...

KANTIN

Bel sekolah berbunyi pertanda waktu untuk istirahat , siswa maupun siswi keluar berhamburan dari kelas, jam jam bebas setelah penat berperang dengan mata pelajaran, Aira dan Gwen berjalan beriringan di koridor menuju kantin. kantin terlihat sangat ramai, tempat duduk bahkan tertinggal beberapa saja yang masih kosong. semua siswa maupun siswi berebut tempat duduk, menyantap nikmat makanan masing masing di sertai canda dan tawa.

Aira mengedarkan pandangan di sekeliling kantin untuk menemukan tempat kosong yang cocok di duduki sembari menikmati makanan

"Gwen lo duduk aja di sana, gue yang pesen." Aira menunjuk meja kosong di samping kanan dekat jendela. Gwen mengikuti arah telunjuk Aira lalu mengangguk.

"mie ayam atau bakso?"

"mie ayam aja, minumnya ngikut lo." jawab Gwen.

Aira pun lantas menuju penjual mie ayam dan bakso sesuai keinginan Gwen.

Gwen menatap punggung Aira yang berjalan menjauh menuju gerobak mie ayam, ia keluarkan ponselnya saat ada getaran menandakan ada pesan masuk.

"pak,mie ayam dua yang satu tambah bakso yang gede satunya lagi tambah bakso yang kecil kecil, jangan lupa es teh sama jus mangga ya pak." ucap Aira yang di angguki penjual mie ayam.

"nih neng minumnya dulu, ntar mie ayam nya biar jajang yang nganterin." pria paruh baya itu memberikan nampan berisi dua minuman kepada Aira.

Aira tersenyum dan mengangguk sekilas sebagai jawaban.

bruk... pyaar

saat berbalik dan baru satu langkah seseorang menabrak tubuhnya sehingga minuman yang dibawa terjatuh dan pecah.

"PUNYA MATA DI PAKE! KALAU NGGAK GUNA BILANG, BIAR GUE BANTU COLOK MATA LO PAKE PISAU." bentakan dari Angga anggota Scorpio menggema di kantin.

yang menabrak adalah Angga.

Aira menggigit bibir bawah dengan gugup, sekarang ia memiliki masalah.

seketika kantin hening semua orang memusatkan perhatian pada Aira yang sudah duduk bertumpu dan meminta maaf berkali kali.

"HEH! KALAU DI AJAK NGOMONG LIAT ORANGNYA!" ucap Angga, mau tak mau Aira dengan paksa mendongakkan kepala.

mata keduanya bertubrukan dengan cepat Aira menunduk. mata lelaki itu sangat tajam, memandang dirinya seolah ingin menusuk berkali kali.

"LO LIAT SEPATU GUE BASAH GARA GARA LO!" Angga menoyor kasar kepala Aira.

sedangkan gadis itu bergetar ketakutan, matanya memerah dan berkaca kaca detik selanjutnya gadis itu menangis.

"maaf, nggak sengaja." dengan terbata bata Aira meminta maaf, kedua tangannya menangkup di depan dada. gadis itu menangis tak berani menampakkan wajahnya.

"MAAF-MAAF, RUSAK SEPATU GUE YANG MAHAL INI! BERSIHIN CEPET."

Aira langsung berdiri lalu mengambil tisu di meja.sebelum tisu menyentuh sepatu Angga rambutnya di tarik paksa agar berdiri.

"GUE NGGAK NYURUH PAKE TISU! JILAT SEPATU GUE SAMPE BERSIH."

tak ada yang berani bersuara, semuanya terdiam dua teman Angga juga diam menonton pertunjukan yang dilakukan Angga.

tidak ada yang berani membela gadis itu, semua takut. semua tau seberapa tempramental nya seorang angga.

"GUE BIL..."

BUGH...

belum selesai berbicara

satu bogeman metah mendarat di pipi kanan Angga, semua orang terkejut. kejadian begitu cepat.

"siapa lo ngatur ngatur kaya gitu? merasa paling bos lo!" Gwen bersedekap dada berdiri di depan Aira.

angga menyeka darah yang keluar dari sudut bibir nya, bogeman yang ia dapatkan sangat kuat bahkan hanya satu kali mampu membuat sudut bibirnya sobek.

"Siapa lo berani banget mukul gue?" dengan nafas memburu menahan emosi, angga menatap nyalang gadis yang baru saja dengan berani membogem wajah nya.

Gwen tersenyum miring, matanya menatap remeh orang di depannya.

"nggak penting siapa gue? mentang mentang bokap lo donatur di sekolah ini lo merasa paling raja, iya?" ternyata benar info yang didapat anak donatur di sekolah ini selalu bersikap layaknya seorang bos.

tak terkecuali dengan orang di depannya.

Bram bersedekap dada, menatap minat pada gadis yang baru saja memukul temannya. untuk pertama kalinya selama ia sekolah di SMA BINARTA ada orang yang berani melawan Angga selain anggota Scorpio. bahkan tidak banyak yang berani tapi lihat lah gadis itu dengan angkuh berdiri di depan Angga tanpa rasa takut.

Dodi merangkul Bram dari samping, "siapa tu cewek? nyalinya gede juga." tanya Dodi matanya masih menatap Gwen,

Bram mengedikan bahunya ia juga baru melihat.

"kalau gue raja di sini emang lo mau apa? masalah buat lo."Angga menatap remeh pada Gwen.

sedangkan yang di tatap dengan santai menatap balik Angga. "iya masalah buat gue, kalau lo mau jadi raja di hutan jangan di sini."

"maksud lo apaan?"

"masih belum paham? gue bilang kalau mau jadi raja di hutan jangan di sini."

"LO!" Angga melayangkan satu pukulan, refleks yang baik membuat Gwen dapat menghindar serangan dari Angga.

"Katanya Raja mukul cewek aja nggak bisa." tawa remeh terdengar di telinga siswa maupun siswi sekitar. Gwen lagi lagi menatap rendah Angga tanpa rasa takut sama sekali.

Angga mengepalkan tangannya erat, urat di wajah maupun leher terlihat jelas menandakan bahwa lelaki itu benar benar emosi.

tanpa aba aba satu tendangan dari Angga mengenai perut Gwen, suara histeris para siswi membuat suasana kantin semakin ramai.

Gwen memegang perutnya dengan tersenyum miring. "segitu doang tendangan lo?" kembali bersedekap dada memandang remeh Angga. tendangan yang ia dapatkan tak cukup membuat ia melemah ia pernah mendapatkan tendangan yang lebih kuat dari tendangan tadi.

"lo bener pengen gue bunuh hah! ucap Angga mencekik leher Gwen. gerakan sangat cepat cukup membuat gwen tersentak kaget.

Aira yang melihat menangis histeris tanpa mampu berbuat apa apa. ia takut tapi juga ingin membantu temannya.

"jangan sentuh gue." Gwen berkata dengan pelan, memperingati agar Angga tak menyentuh dirinya.

seakan tuli dan tak peduli peringatan dari Geen,

satu tangan Angga mengelus pipi Gwen dengan pelan dan lembut "lo cantik juga ternyata, sebelum gue bunuh gimana kalau kita main sebentar?"

Gwen yang mendengar geram dan langsung naik pitam dengan kasar melepas cekikan tangan Angga lalu memberikan dua bogeman langsung di wajah Angga serta tendangan di perut lelaki itu sampai Angga tersungkur di lantai.

belum selesai ia memelintir tangan Angga sampai lelaki itu menjerit kesakitan "itu balasan buat tangan kotor lo nyentuh gue." melepaskan tangan yang menekan tangan Angan ke belakang Gwen berjalan meninggalkan kantin tanpa memedulikan siswa maupun siswi yang menatapnya.

Aira menghapus air matanya lalu berlari kecil mengikuti Gwen yang berjalan keluar area kantin.

Angga merintih memegang pundaknya yang cukup nyeri dengan menatap tajam punggung Gwen mata nya mengisyaratkan akan kemarahan, gadis itu baru saja mengibarkan bendera perang pada dirinya.

TO BE CONTINUED.....

DERIL DAN SCORPIO

kejadian di kantin menyebar dengan cepat, siswa maupun siswi yang mengetahui kejadian sewaktu di kantin banyak yang memberi jalan ke duanya seakan takut dan tidak ingin berurusan dengan Gwen, Aira melirik sekilas siswi yang mengatakan singa betina lewat usai Gwen melewati mereka. tak terlalu penting Aira terus berlari sembari terus menerus memanggil nama Gwen.

"Gwen! Gwen tungguin." Aira terus memanggil Gwen, gadis itu seakan tuli di panggil berkali kali tidak menyahut maupun menoleh.

"Gwen." panggil Aira, akhirnya gadis itu terhenti, Aira menatap punggung gwen yang berhenti di samping pohon mangga tepat di taman belakang sekolah.

"kenapa lo cuma diem tadi?" Gwen bertanya dengan nada dingin. tanpa menoleh Aira tau betul jika Gwen memasang wajah tanpa Ekspresi.

"gue cuma mau sekolah dengan tenang, semua siswa SMA BINARTA juga pasti kaya gue, karna sang penguasa kebanyakan anggota Scorpio. bahkan tiap ada bully semua guru seakan tutup mata dan telinga. jajaran sekolah di wilayah ini punya papa nya Felix, ketua Scorpio. jadi tiap Anggota Scorpio selalu jadi penguasa." Aira berjalan menuju Gwen yang duduk, dua gadis itu duduk bersila di bawah pohon mangga.

Aira mengelap pipinya yang masih basah sehabis menangis tadi. kulit kepalanya sakit, cengkraman Angga benar benar tak main main.

"se-kuasa itu Scorpio? sampai para guru tutup mata." Gwen menoleh kearah Aira.

Aira mengangguk pelan.

"dulu pernah ada satu murid, dia teman satu bangku gue. namanya Grasia." Gwen menoleh menatap tajam ke arah Aira yang menutup mata menikmati semilir angin.

suasana belakang sekolah ternyata senyaman ini, suasana hatinya perlahan membaik.

"kasus Grasia sampai sekarang di tutup rapat rapat." Aira membuka mata, gadis itu menoleh ke arah Gwen yang juga menatapnya.

"Grasia itu sosok siswi yang pendiam tapi pintar, dia suka sama Deril, salah satu inti Scorpio. Deril itu playboy! gue benci banget sama dia. gara gara dia Grasia hilang nggak tau sekarang dimana." Gwen terdiam, mendengar baik baik cerita Aira.

"kenapa?"

"dulu Grasia nekat nembak Deril duluan alhasil Grasia di bully banyak siswi yang suka sama Deril. mereka sempat pacaran tapi bertahan selama 2 minggu. Deril dengan tega ngambil mahkota Grasia secara paksa. dia bilang kalau mau jadi pacar seutuhnya harus rela berhubungan intim semau Deril, Grasia nggak mau penolakan itu bikin hidup Grasia hancur." Gwen mendengar baik baik cerita Aira. ia bisa lihat gadis itu mengepalkan kedua tangannya seolah melampiaskan emosi.

"setelah di perkosa, Deril nyuruh 4 Anggota Scorpio juga ikut menyetubuhi Grasia. dua minggu setelah itu Grasia hamil. dia minta pertanggung jawaban tapi yang di dapat Grasia di perkosa lagi sampai bayi yang di kandung keguguran." ucap Aira, tanpa sadar gadis itu menangis kembali saat menceritakan pilunya kisah sang sahabat.

dulu ia tidak bisa bantu apa apa.

"Angga nggak ikut waktu itu tapi dia yang ngebully Grasia sama Dodi." lanjutnya.

"orang tua Grasia nggak terima kalau anaknya dapat perlakuan itu karena om nya Grasia seorang pengacara alhasil kasus ini dibawa di persidangan. keluarga Deril kena denda sebesar 60 juta hal itu bikin ibu Deril meninggal akibat serangan jantung, Deril dendam sama Grasia dia nyuruh 10 anggota Scorpio buat culik Grasia, kalau ini Angga, Dodi dan Bram ikut serta. mereka menyiksa Grasia, sampai Grasia benar benar depresi dan akhirnya gila dia hilang dan enggak tau kemana. kejadian ini dilaporkan ke polisi, Om Grasia nggak bisa bantu lagi karena waktu itu berada di luar kota. kuasa keluarga Grasia nggak kuat ngelawan ayah Deril alhasil di tutup kasus ini."

"benar benar di tutup kasusnya?"

"ya karena Deril punya kuasa besar. masalah ini ditutup tanpa keadilan." Aira menghembuskan nafas dengan pelan mengingat cerita Grasia membuat dadanya seketika sesak.

kuasa memang mengalahkan semuanya.

"lo tau quella?"

"quella? raquella Amartha!" Gwen mengangguk.

"iya tau, kalau kak Quella bukan suka sama Deril tapi sebaliknya Deril suka sama kak Quella, suatu saat Deril ngungkapin rasa suka nya sama kak Quella tapi langsung di tolak. penolakan kak Quella membuat Deril gelap mata. di bully habis habisan dan diperkosa terus terusan. banyak yang nggak tau cerita asli ini, karena hilangnya kak Quella masih misteri. sebelum kak Quella hilang ada foto dia tanpa busana tersebar di grup sekolah dan rame banget. banyak yang bilang kak Quella nggak pernah keliatan di sekolah gara gara foto itu tapi yang gue denger dari salah satu anggota Scorpio kalau kak Quella pergi gitu aja Karena hamil."

"benar benar biadab!" Ucap Gwen penuh emosi. sekarang ia tau kejadian yang sesungguhnya. misi meratakan orang orang yang membuat kakaknya koma harus berjalan lancar. keinginan nya semakin kuat setelah mendengar cerita dari Aira.

Gwen mengepalkan tangan dengan erat saat mendengar cerita dari Aira. "dia kembaran gue! dan gue kesini buat bales dendam apa yang mereka lakukan sama kakak gue."

Aira melotot, pernyataan Gwen membuat nya kaget. " kak quella saudara kembar lo?"

Gwen mengangguk. "Raquella Amartha dan Gwen Amartha."

"ya tuhan. jadi lo kembaran kak Quella."

"gue harap lo mau bantu gue bales dendam sama anggota Scorpio."

Aira tersenyum miring gadis itu mengangguk setuju apa yang di ucapkan Gwen.

mungkin ini saatnya ia membalaskan rasa sakit sang sahabat!.

"Angga sama Dodi juga ikut serta dalam kasus kedua ini. ingat Gwen!"

Gwen mengangguk kali ini ia berjanji akan membuat kelima orang itu mendapat apa yang seharusnya di dapat setelah melakukan kegiatan bejad.

TO BE CONTINUED....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!