NovelToon NovelToon

DENDAM YANG MEMBARA

Fitnah dan kekejaman

Disebuah desa hiduplah sepasang suami istri,saat ini mereka sangat bahagia.Karena sang istri tidak lama lagi akan melahirkan anak mereka yang pertama.

Didesa itu hanya beberapa rumah yang mempunyai listrik.Pohon-pohon besar pun masih banyak tumbuh,hingga jika malam menambah kesan menyeramkan.

Rumah-rumah pun jaraknya tidak dekat.

"Mas,aku gak sabar lagi menunggu kelahiran anak kita."ucap sang istri pada suaminya.

"Mas pun juga gak sabar sayang."jawab suaminya dengan lembut

"Kok makin malam makin dingin yaa mas,mana hujan nya gak berhenti lagi."tutur wanita itu

"Emang adek kedinginan?"tanya sang suami

"Iya mas."jawab istrinya dengan manja

"Sini mas peluk."

Lalu pasangan suami istri itu berpelukkan.

"Mas,kok perut ku mules gini yaa.Allahuakbar,yaa Allah darah mas."ucap wanita itu ketika melihat darahnya keluar dari kewanitaan nya.

"Sepertinya kamu mau melahirkan dek,kamu tunggu sebentar yaa.Mas mau jemput bidan dulu,sabar yaa. Assalamualaikum."pamit sang suami

"Waalaikumsalam."lirih wanita itu

*********

Sembari menunggu sang suami,tidak henti-hentinya wanita itu berdzikir menyebut asma Allah.

"Yaa Allah, berikan lah hamba kemudahan dalam melahirkan ini yaa Allah.Tiada daya dan upaya,hanya kepada mu lah hamba berharap."lirih nya

Sedangkan sang suami tergesa-gesa menuju rumah bidan kampung.Rumah nya berada diujung desa,dengan membawa sebuah obor akhirnya dia sampai.

Tok... tok...tok...

"Assalamualaikum,bi Inah."

"Waalaikumsalam."

Klik,pintu pun terbuka.

"Ada apa nak Fandi malam-malam kesini,udah jam 23.00 WIB ini."ucap bidan kampung

"Bi ayok ikut aku,istri ku mau melahirkan.Saat ini dia sendirian dirumah."pinta Fandi

"Yaa Allah,kasian istri mu nak.Ayo cepat!"

Tidak lama kemudian, akhirnya mereka sampai.

"Mas,aku gak kuat mas.Yaa Allah, Allahuakbar,",lirih nya pada sang suami,sedangkan sang suami langsung memberi kekuatan pada istrinya dengan memegang tangan itu.

"Sabar yaa nak, bismillahirrahmanirrahim.Terus berdzikir dan menyebut asma Allah yaa nak."ucap bidan itu

"Bang,akhh.....ahh...... Allahuakbar......"

"Owek......owekkkk......"

Bayi itu pun lahir,tepat pada malam Jum'at Kliwon pukul 00.00 WIB

Terdengar tangisan bayi dirumah itu.

"Alhamdulillah, bayi kalian laki-laki nak.Selamat yaa nak Fandi dan nak Arum."

"Masya Allah anak kita sayang."ucap Fandi pada istrinya

"Tampan sekali putra kita mas,Masya Allah."

*********

Baru saja Arum melahirkan, tiba-tiba terdengar gedoran dipintu luar.

Braakkk.....Braaakkkk.....Braaakkkk

"Fandi,keluar kau."teriak seseorang dari luar rumah

"Siapa itu mas,kenapa teriak-teriak begitu."tanya Arum pada suaminya

"Entahlah,mas juga tidak tau dek,tunggu sebentar.Biar mas lihat keluar dulu.Bi Inah,aku titip anak dan istri ku yaa."

"Iya nak."

Lalu bergegas Fandi menuju ke luar dan dia pun membuka pintu rumahnya.

"Nah ini dia biang kerok nya yang menyebabkan anak ku kena santet dan meninggal."ucap pria berumur 35 tahun dengan muka beringas

"Astaghfirullah, maksudnya apa ini bapak-bapak.Aku tidak mengerti apa yang kalian maksud."tanya Fandi dengan muka bingung

"Kami disini ingin menegaskan, bahwa kau harus membayar apa yang telah kau lakukan."

"Tapi salah ku apa pak?"tanya Fandi lagi

"Kau gak dengar apa yang pak Badar katakan tadi, bahwa kau telah menyantet anak nya."teriak seseorang yaitu Bima.Orang yang selama ini sangat membenci Fandi,karena Arum lebih memilih Fandi yang sholeh daripada dia.

"Fitnah,aku tidak pernah melakukan itu semua.Demi Allah,"ucap Fandi dengan penuh keyakinan

"Halah,gak usah banyak drama.Orang seperti dia harus segera dibasmi,bakar saja."teriak Bima

"Iya bakar saja."teriak penduduk

*********

"Bi tolong bawa anak kami dan segera lah keluar dari rumah ini lewat belakang.Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan nya."ujar Arum pada bidan itu

"Tapi nak,"

"Fitnah di luar itu tidak bisa dielak lagi,Ntah siapa yang telah berbuat kejam pada kami.Padahal kami baru saja merasakan bahagia dengan kelahiran putra kami.Namun Allah berkehendak lain dengan memberikan kami cobaan.Sebelum itu, aku akan memberikan anak kami sebuah nama.Yaitu Argana Farid Ibrahim,ingat yaa bi ini nama anak kami.Tolong jaga dan besarkan anak kami."ucap Arum panjang lebar sambil mendekap anak nya dengan erat dan menangis.

Setelah puas menyusui sang anak,Arum pun perlahan berdiri.Sedangkan bidan itu hanya terdiam bingung sedari tadi.

"Apalagi yang bi Inah tunggu,cepat tinggalkan rumah ini dan bawa anak kami.Suatu hari nanti, ceritakan semua kejadian ini pada putra kami jika dia sudah berusia 20 tahun."lirih Arum

Setelah melihat bi Inah keluar membawa anaknya,dia pun menuju keluar rumah menemui suami nya dan penduduk.

"Nah,itu istrinya.Pasti mereka bekerja sama.Ayo, kurung mereka dirumah ini,lalu bakar."titah penduduk

Setelah mengunci rumah Fandi dan menyirami rumah serta sekelilingnya dengan mengurung pasangan suami-istri itu.Lalu mereka membakar nya.

"Yaa Allah mas,kejam sekali mereka memfitnah kita,aku Tidak akan rela mati seperti ini."gumam sang istri dipelukan suaminya

"Sabar yaa dek,suatu hari mereka akan merasakan apa yang kita rasakan.Kita hanya bisa berpasrah pada Allah."

Dikejauhan seorang wanita berdiri berlindung dibawah pohon beringin yang tinggi besar.Sambil membawa seorang bayi,wanita itu tidak lain adalah bi Inah.

Miris sekali yang dia lihat, "kejam sekali mereka pada kalian berdua nak."lirih Bi Inah

Lalu dia beranjak pergi dari sana.

Api pun semakin tinggi melahap rumah itu.

Malang tak dapat ditolak,untung tak dapat diraih

Hingga rumah itu terbakar ludes.

*********

Cuaca yang awal nya memburuk karena hujan,kini teduh sebelum pembakaran itu.Dan membuat mereka makin bersorak kegirangan, karena telah berhasil melenyapkan orang yang mereka anggap bersalah,padahal tidak.Jahat sekali mereka.

Setelah puas melihat api yang melahap rumah beserta penghuni yang tidak berdosa itu, akhirnya mereka bubar kecuali Bima seorang.

Bima tersenyum puas, akhirnya orang yang dia benci merasakan rasa sakit hatinya.Dia teringat saat masa sekolah,waktu dia dan Fandi pernah mengungkapkan perasaan mereka pada Arum didepan semua orang.Akhirnya Arum memilih Fandi daripada Bima.Hal itu lah yang membuat Bima sakit hati.

"Akhirnya dendam ku terbalaskan,mati lah kalian bersama anak kalian."ujarnya

Setelah itu dia pergi dari tempat itu.

Sedangkan Bi Inah dirumah,sambil menggendong putra dari pasangan suami istri yang dibakar itu.Sedang berusaha menenangkan bayi malang itu.

"Cup cup, bocah lanang jangan menangis terus."ucapnya pelan

"Owekkkk.....oweeekkk...."

Bagaimana bayi itu tidak sedih,sedari tadi hanya minum susu pengganti ASI.Itu pun dia tidak puas menyusu,padahal baru saja dia merasakan ASI sang ibu.Namun tuhan berkehendak lain.

"Kau harus tenang cah Lanang,kau harus tumbuh kuat supaya kau bisa membalas perbuatan mereka.Karena mereka telah membuat kau jadi anak yatim piatu."ujar Bi Inah

Setelah berucap seperti itu, seolah-olah bayi malang itu merasakan apa yang Bi Inah katakan.Mata nya pun mengedip perlahan,hingga akhirnya bayi itu tertidur.

*********

Keesokkan harinya,Bi Inah terbangun lebih cepat karena rengekan putra dari Arum dan Fandi.Bergegas Bi Inah membuatkan susu untuk bayi itu.Setelah puas minum susu, akhirnya bayi itu tidur lagi.

Bi Inah mengambil ponsel jadulnya,dan menelpon putra kesayangannya yang saat ini tinggal dikota.

Tuuuttt.....tuuutttt..... tuuutttt.

"Assalamualaikum Mak,ada apa?"

tanya seseorang diseberang sana

"Waalaikumsalam, Rizal kamu bisa pulang gak hari ini."tanya Bi Inah pada putranya

"Emang ada apa mak,emak sakit?"

tanya sang anak lagi

"Emak mu ini sehat,cuma ada sesuatu yang penting namun sulit dikatakan di ponsel ini.kamu bisa kan pulang nak."pinta Bi Inah

"Yaudah, Rizal siap-siap dulu mak. Assalamualaikum."

ujar Rizal putra Bi Inah

"iya, waalaikumsalam."

Tut.

Panggilan pun berakhir.

*********

Sebuah motor berhenti didepan rumah Bi Inah.

Owekkkk owekkkk

Hah,kok ada tangisan bayi dirumah Mak.fikir Rizal

"Assalamualaikum mak."teriak Rizal

"Waalaikumsalam masuk Zal."

Lalu Rizal pun masuk kedalam dan dia melihat emaknya menenangkan seorang bayi.

"Mak,kapan emak punya anak?"tanya Rizal

"Dasar bocah gendeng,Mak kau ini gak punya laki lagi darimana datangnya anak.Wong tua gini."gerutu sang emak

"Hahaha kali aja emak."

"Dah diam kau,nih Mak berikan bayi nya.Emak mau bikin kan dia susu lagi."ujar sang emak lalu menyerahkan bayi mungil dan tampan itu

"Lah,kok dia gak nangis lagi Mak."

"Mungkin dia suka sama kau."

Setelah puas minum susu pengganti ASI, akhirnya bayi itu tidur lagi.

"Mak,ceritakan bagaimana bisa ada bayi dirumah ini."

Lalu bercerita lah Bi Inah.

*********

"Yaa Allah kejam sekali mereka Mak."

"Emak pun gak habis pikir, kenapa mereka tega sekali memfitnah nak Fandi.Padahal dia orang taat beribadah dan sering menolong sesama, walaupun hidupnya sederhana.

"Mending emak ikut Rizal aja,kita pergi dari sini.Kasian anak ini jika hidup disini Mak,jika ada yang tau kalau bayi ini putra dari Fandi dan Arum.Bukan mustahil mereka akan melenyapkan bayi malang ini."ujar Rizal

"Ucapan kau benar sekali Zal,Yaudah Mak berkemas dulu."ucap Bi Inah dan beranjak dari tempatnya menuju ke kamar

Tidak banyak pakaian yang Bi Inah bawa,hingga akhirnya mereka berangkat memakai motor Rizal.

2 jam kemudian, akhirnya mereka tiba dirumah Rizal yang sederhana.

Yaa, walaupun Rizal sudah mempunyai rumah dikota,sering kali dia mengajak emaknya pindah.Namun sang emak tidak mau, alasannya karena didesa banyak yang membutuhkan nya untuk menjadi dukun beranak.

"Akhirnya kita sampai Mak,",

Lalu mereka turun dari motor,dan masuk kedalam rumah.

*********

Bersambung

See U 💕

Balas dendam

"Hallo bos."

"Yaa,bagaimana hasilnya."

"Maaf bos,kami terlambat.Rumah beserta penghuni nya telah ludes terbakar."

"Bagaimana mungkin itu terjadi?"

"Seseorang mengatakan jika yang mempunyai rumah ini telah menyantet seorang anak hingga tewas."

"Tidak,tidak mungkin! Anak ku tidak mungkin berbuat seperti itu,dia sangat baik kepada semua orang.Saya akan kesana,dan kalian jangan kemana-mana.Jaga tempat itu dari para penduduk disitu."tegasnya

"Baik bos."

Tak lama kemudian,sebuah motor masuk ke sebuah perkampungan itu.Lalu turun lah seorang pria paruh baya.

Air mata nya menetes menyaksikan sebuah rumah yang sudah menjadi debu.Kesedihan pria paruh baya itu berubah menjadi amarah dan dendam.Ketidakadilan yang dibuat penduduk telah membuat putri kesayangannya dan menantu nya tiada.

Walaupun dia tidak merestui pernikahan putri semata wayangnya,namun dia selalu mengawasi setiap kegiatan anak nya itu.Yaa,pria paruh baya ini adalah Johan Mahendra,Ayah dari Arum.Istri dari Fandi,pasangan suami istri yang dibakar hidup-hidup dalam rumahnya.

Sebelum pergi, Johan mengambil debu mayat yang dia yakini adalah abu bakar jasad anaknya.

Johan bertekad akan membalas perbuatan para penduduk.

*********

Semenjak anak dan menantunya mati,Johan melakukan ritualnya.

Aroma menyan menusuk hidung,belum lagi asapnya membuat sesak siapa pun yang berada disana.Tali pocong Arum dan foto anak nya beserta abu mayat dia letakkan disebuah nampan sedang.Tidak lupa pula ayam kampung hitam dan telur ayam kampung 3 biji dia letakkan juga.

Mulutnya komat-kamit membaca mantra,tak lama kemudian timbul lah asap putih.Lalu bayangan sebuah kuntilanak tersenyum samar padanya, "pergilah nak,balaskan semua rasa sakit hati mu pada mereka."perintah Johan pada sosok kuntilanak itu,kemudian sosok kuntilanak itu pergi dari situ.

Disebuah desa,para penduduk sedang berjaga-jaga disebuah pos.Dan mereka asik bermain domino.

"Kok malam ini dingin banget yaa."ucap seseorang

"Iya,mana gerimis lagi."sahut yang lain

Auuuunggggggg......lolongan anjing pun terdengar lirih

"Hiii....kok tambah serem yaa."ujar yang lain ikut menimpali

"Hihihi....hiks...hihihihi...... hiks...."

Tiba-tiba terdengar tangisan lirih dan tawa.

"Suara apaan itu,periksa Don."ujar Bima pada Doni

"Lu aja,gua takut."ujar Doni perlahan

"Halah, bacot lu aja yang gede,dengar suara begitu aja takut."sahut Bima dengan nada sombong

"Lu aja gantiin Doni,cepat periksa sana."titah Bima lagi pada Iwan dan Basyir.

Lalu Iwan dan Basyir pun bergegas dia berdiri dan memeriksa,sambil membawa senter kecil.

*********

"Gak ada apa-apa,"ucap Iwan

"Doni tu bacot aja gede hahahaha."sahut Basyir

"Iya hahahaha."

"Abang.",ucap seseorang dibelakang mereka berdua, kemudahan mereka berbalik dan telah berdiri seorang wanita cantik.

"Ehh iya dek."ucap mereka berdua kikuk

"Boleh minta anterin gak."ucap wanita itu

"Emm boleh,emang rumah adek dimana?"tanya Iwan genit,padahal dia sudah punya istri dirumah

"Diujung sana bang,cuma adek takut pulang sendirian.Takut gelap,bisa kan bang?"ucap wanita itu lirih

"Bisa dong,apasih yang enggak buat adek."ucap Iwan menggombal

Sedangkan Basyir walaupun dia tergoda dengan kecantikan wanita itu.Namun dia heran,darimana munculnya.Padahal tidak terdengar suara langkah kaki wanita itu.

"Syir,kita anterin yuk."ajak Iwan pada Basyir

"Enggak ahh,gua pulang ke pos aja."

"Dih,nolak rejeki lu.Cewek cantik gini di anggurin,dah lah gua duluan yaa."ucap Iwan

Sembari melangkah,sempat wanita itu menoleh ke arah Basyir dan tersenyum sinis.Hingga membuat Basyir merinding dan berjalan tergesa-gesa menuju pos tempat mereka tadi.

*********

"Disini kan kuburan dek."ucap Iwan pada wanita itu

"Emang,"

"Lah terus ngapain kita kesini,kan tadi mau kerumah adek."ucap Iwan lagi

"Biar kita bisa berduaan bang,Abang gak mau kita berduaan."ucap wanita itu

Seketika fikiran liar Iwan bercokol di otak nya,wah kesempatan ini.batin nya

"Yaa mau dong dek,apasih yang enggak buat adek yang cantik ini."Iwan merayu dan mencolek dagu wanita itu,hingga mendapat cubitan kecil di pinggang Iwan.

Darah Iwan pun terasa bergejolak,ingin sekali dia melahap wanita ini.

Perlahan wajah keduanya saling memandang dan tinggal satu cm lagi jarak nya.Deru nafas kedua nya terasa sekali,dan wanita itu berubah menjadi kuntilanak.

"Haaaaaaaa........setan."teriak Iwan

"Hihihihihihihi...."lengkingan suara kuntilanak itu membuat bulu kuduk Iwan berdiri

"Kamu memang pantas mati."ucap kuntilanak

"Ampun,jangan bunuh saya."ucap Iwan memohon dengan penuh ketakutan

"Hihihihihihihi."

Lalu kuntilanak itu menggigit P3*!$ milik Iwan hingga Iwan menjerit dengan kencang.

"Aaaaaarrrrggggghhhhhh."

"Hihihihihihihi."

Darah pun keluar tiada henti diarea sel4**k4ngan Iwan,hingga dia tidak sadarkan diri.

Setelah itu, kuntilanak Arum pun menghilang dari tempat itu.

*********

Para kawan-kawan Iwan mendengar teriakkannya,dan menuju ke arah suara iwan.Setelah tiba disana,mereka menemukan tubuh Iwan yang tergeletak diam diranah.Dan memeriksa keadaan iwan, ternyata teman mereka itu sudah meninggal.

"Innalilahiwainnailaihiraji'un."gumam mereka

"Kenapa bisa begini yaa."

"Gak tau juga, tragis banget."

"Ihh,takut gua."

"Daripada kalian banyak omong,mending angkat jenazah Iwan dan kita antarkan ke rumahnya."titah Bima pada mereka

"Ayok."

Lalu bergegas mereka menuju rumah Iwan,hingga jenazah Iwan disambut tangisan keluarga nya.Istri nya langsung pingsan memandang jenazah suaminya.

"Mas,kenapa kamu pergi ninggalin kita."ucap wanita berbadan gendut itu

Warga yang melihat hanya memandang,lalu mereka sibuk mengurus jenazah Iwan.Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah akan disembahyangkan lepas sholat subuh.

Istri Iwan pun sudah beberapa kali pingsan,tak sanggup dia melihat tubuh suaminya yang terbaring lemah tanpa nafas itu.

"Kamu yang sabar yaa nduk, ikhlaskan suami mu."ucap wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu dari Iwan.Sedangkan bapak Iwan sangat syok melihat putra nya meninggal seperti itu.Dia merasa ada yang janggal dengan kematian anaknya.

Seperti nya ada sesuatu dibalik kematian Iwan,aku akan menyelidiki nya.Batin Bapak Iwan

*********

"Akhirnya sudah satu orang yang mati, tunggulah kalian yang akan menyusul."ujar lelaki paruh baya yang tidak lain adalah Johan,ayah kandung Arum.Wanita yang dibakar hidup-hidup oleh penduduk dengan suaminya.Karena fitnah keji yang dilakukan oleh Bima.Hanya karena dendam asmara,namun bisa berakibat seperti itu.

Ditempat lain,Argana sudah mulai terbiasa minum susu pengganti ASI.Makin hari bayi itu tambah gendut,kini usianya sudah 5 tahun.Bi Inah pun sudah terbiasa merawatnya, sedangkan putra nya Rizal baru saja menikah dengan anak seorang ustadz.

kini mereka tinggal berempat dirumah sederhana itu.Khadijah istri Rizal membantu Bi Inah merawat Argana.Karena Bi Inah sudah lanjut usia,sering sakit-sakitan.Dia berharap pada Allah agar memanjangkan umurnya, supaya dia bisa menyampaikan pesan almarhum Arum pada putra mereka.

15 tahun kemudian.....

Sekarang Argana sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan,gagah,Sholeh dan sederhana.Dia selalu membantu Khadijah merawat bi Inah.Sedangkan Rizal dan Khadijah sudah di karunia seorang anak perempuan,kina anak mereka sudah berusia 14 tahun.Nama nya Alifa Marwah,tumbuh menjadi anak yang ceria.Dia sangat menyayangi Argana,karena dia merasa Argana itu adalah adik ayah nya.Padahal mereka tidak ada hubungan sedikit pun.

*********

"Arga."panggil bi Inah pada pemuda itu

"Iya Mak,"sahut nya sembari mendekat

"Emak ingin menyampaikan sebuah rahasia tentang hidup mu sekarang.Uhuk...uhuk."ucap Bi Inah sambil terbatuk-batuk

"Iya Mak."

Disana sudah ada Khadijah beserta suaminya Rizal dan anak perempuan nya ikut mendengarkan.Khadijah sudah tahu kejadiannya seperti apa.Karna sudah diceritakan oleh Rizal.

"Kamu ambil foto dilaci itu."

"Baik Mak,ini."ucap Argana lalu memberikan dua lembar foto itu pada bi Inah

"Kamu lihat foto itu nak."

Lalu Argana memandangi foto itu,terdapat pasangan suami istri yang berpelukkan.Dan sang istri didalam foto itu tengah hami, perkiraannya sudah 7 bulan.

"Mereka adalah orang tua kandung mu."ucap Bu Inah

"Lalu dimana mereka sekarang mak?"tanya Argana

"Mereka sudah meninggal saat kamu baru beberapa jam dilahirkan.Kejadian itu terjadi ± 20 tahun yang lalu."

*********

Cerita bi Inah terus mengalir dengan sendirinya,hingga membuat air mata Argana menetes dan tangan nya mengepal.

"Begitu lah kejadian yang sesungguhnya nak.Emak harap,kamu tidak mendendam pada mereka.Biar mereka mendapatkan azab dari allah.Karna fitnah keji yang mereka ciptakan."saran bi Inah

Sedangkan Argana masih menangis dalam diam,mata nya memerah.

"Lalu,foto ibu bersama lelaki tua ini siapa mak? Apakah dia kakek ku?"tanya Argana pada wanita tua itu

"Iya,dia adalah kakek mu.Sebenarnya ibu mu berpesan agar aku mengatakan tentang kakek mu pada usiamu 20 tahun.Padahal sewaktu dirimu lahir,aku ingin sekali menemui dan mengatakan yang sesungguhnya.Namun ibu mu melarang,Ntah apa tujuan ibumu aku tidak tahu."ungkap bi Inah

"Dibelakang foto kakek dan ibu adalah sebuah alamat,apakah ini alamat kakek ku?"

"Mungkin saja,kamu bisa pergi menemui kakek mu nak.Hanya dia keluarga mu satu-satunya yang Mak tau."ucap bi inah

"Baiklah Mak,aku akan mencari kakek ku nanti.Terimakasih Mak,telah merawat Arga sedari kecil.Kalau tidak ada mak,bang Rizal,kak Khadijah, Ntah bagaimana nasib Arga.Mungkin akan meninggal bersama ibu dan bapak ku."ucapnya dengan kesedihan yang mendalam

"Sama-sama nak,itu sudah kewajiban emak.Karena semua sudah selesai,emak pamit dulu pada kalian."ucap bi Inah melemah,lalu mata nya terpejam dan tangan nya terkulai lemah.

"Emak,bangun Mak."

"Mak."

"Nenek."

Setelah diperiksa ternyata emak telah menghadap sang maha kuasa.

"Innalilahiwainnailaihiraji'un."

"Emaaakkk....."ucap Rizal dan Argana tergugu

Lalu mereka memeluk jenazah Bi Inah,lalu menyiapkan segalanya.Setelah dimandikan oleh ustadzah,Bi Inah segera dikafani lalu disembahyangkan.

Tak lama kemudian,Jenazah bi Inah segera dibawa ke pemakaman dan dikuburkan.

*********

BERSAMBUNG

See U 💕

Kilas balik masa lalu

"Ayah,Arum berangkat ke sekolah dulu yaa."pamit Arum pada ayah nya

"Rajin-rajin yaa sayang belajarnya,dan hati-hati dijalan."ucap sang ayah dengan senyum bahagia melihat putrinya yang kini sudah tumbuh besar.Putri yang dia rawat sepenuh hati,yang harus piatu sejak lahir.Istrinya yang tercinta meninggal setelah beberapa jam melahirkan putri semata wayangnya.

Perawakan tubuhnya sempurna mirip sang ibu,itulah Arum.Setiap melihat Arum,Johan selalu terkenang dengan istrinya.Itu sebabnya,dia betah menduda.Dan membesarkan anaknya dibantu baby sitter.

Setelah anak nya masuk ke mobil dan di antarkan supir,Johan pun bergegas bersiap-siap menuju ke kantornya.Dia adalah pengusaha terkenal saat ini.Dulu dia adalah rakyat biasa,untuk membawa sang istri ke rumah sakit waktu melahirkan pun dia tak mampu.Ketidakberdayaan nya itu lah membuat penyesalan yang begitu dalam menerpa dirinya.

Karena dirinya yang miskin, istrinya tidak dapat tertolong.Andai saja waktu itu dia kaya, mungkin istrinya masih mendampinginya saat ini.Namun,itu semua harus dia kubur dalam-dalam.Menyisakan kenangan yang penuh luka.

Bertahun-tahun dia bekerja keras,hingga akhirnya dia sukses menjadi pengusaha terkenal.Semata-mata itu semua dia curahkan kepada putri tercinta.

Namun, kebahagiaan itu hanya sebentar.Karna keegoisan nya,dia menentang keinginan sang anak.Yaitu pernikahan yang diinginkan Arum,menikah dengan Fandi.Pemuda miskin yang hidup di desa,dia takut anak nya menderita.Seperti yang dia rasakan dahulu.

Dia akan menjadi wali nikah Arum,namun Arum harus pergi dari rumah ini.Karena sang putri begitu keras menentang nya, akhirnya dia mengusir anak yang dia sayangi sedari kecil.

*********

Teringat itu semua,membuat Johan tergugu menahan tangis.Anak kesayangannya harus menderita,dan andai saja saat itu dia tidak mengusir putri nya.Mungkin saat ini putri nya masih ada di dunia ini.

"Arumm...huuhuuhuu.....hiks...hiks.. Maafkan ayah nak,ayah begitu kejam padamu."

Tiba-tiba Johan terdiam,lalu dia bergumam."Aku tidak akan membiarkan kalian hidup damai,kematian harus dibalas dengan kematian.Agar kalian tahu bagaimana rasanya kehilangan."ucap nya membara

Lalu dia mengambil kemenyan,lalu memasukkan ke dalam wadah yang sudah dia persiapkan seperti biasa.Kemudian dia memanggil roh anak nya.

Angin malam berhembus begitu kencang, seakan-akan ikut merasakan apa yang sebentar lagi akan terjadi.Sosok kuntilanak itu terbang menuju ke sebuah perkampungan.Dimana saat ini semua penduduknya sudah banyak tertidur.

"Hihihi.......huuuuhuuuuhuu......anak ku sayang,dimana kamu nak.....hihihi... huuhuuhuu....hik...hiks...hiks.....",

"Suara apa tuh bang,seperti ada yang menangis di luar rumah."tanya seorang wanita pada suaminya yang masih rebahan di atas ranjang

"Mungkin suara angin,dah lah.Aku mau tidur,jangan kau ganggu pula aku ini."ucap suaminya membentak

"Astaghfirullah.". Istrinya hanya bisa beristighfar

Namun,karena masih penasaran dengan suara tadi.Perlahan wanita itu beranjak dari situ,menuju ke arah suara tadi.Lalu dia menyibakkan tirai,dia melihat dari balik kaca.Seorang wanita duduk membelakangi nya.Wanita yang dia lihat memakai pakaian serba putih dengan rambut terurai.Terlihat sekali wanita itu terisak menangis, tiba-tiba saja wanita berbaju putih itu memutar kepalanya.

"Arrggghh se....tan."ucap wanita didalam rumah itu kaget lalu pingsan

*********

Tok.tok

"Pak kades,pak kades."teriak seseorang dari luar

"Siapa sih pak malam-malam begini teriak, mengganggu saja."gerutu Bu kades

"Bapak gak tau Bu,coba kita periksa dulu."ucap pak kades

"Sudah jam 03.00 WIB subuh pak."

Lalu pak kades keluar dan membuka pintu rumahnya.

"Ada apa Gus?"tanya pak kades

"Anu pak kades,si Agung......dia ..."ucap nya setengah-setengah

"Kenapa dengan agung?"

"Dia ditemukan tewas dalam semak belukar."

"Apa? Kok bisa! "

"Kami juga tidak tau mengapa pak, dilehernya membiru seperti bekas di cekik."Bagus menjelaskan semuanya

"Sekarang dimana mayatnya?"

"Sudah dibawa ke rumah nya pak."

"Yasudah,kamu duluan saja.Nanti aku menyusul kesana."

"Baik pak."

*********

"Agung,kenapa kamu harus pergi secepat ini.huhuhu....."ucap sang ibu

Sedangkan bapaknya agung langsung mengambil parang beserta sarung nya.Lalu dia membawa nya keluar.

"Aku akan membalas perbuatan orang yang membunuh anak ku."ucap nya dengan penuh amarah.

"Sabar pak Danu."

"Iya pak."

"Tidak bisa,orang itu harus membayar perbuatannya.Bagus,antarkan saya ke tempat kalian menemukan Agung tadi."

"Tapi pak,"

"Cepat antarkan saya,atau leher kamu yang saya gorok."ancam nya

"Ba..baik pak."

Lalu mereka pergi bersama penduduk yang lain juga.Sekitar lima orang mengikuti Danu.

"Hei,keluar kamu.Berani sekali kamu membunuh anak ku."teriak Danu

"Hihihihihihihi..... huuuuhuuuuhuu....hiks...hiks dendam harus dibalas dengan dendam hiks...hiks...."ucap seorang wanita dengan tangisan dan tawa nya

"Siapa kamu,dendam apa yang kamu maksud?"tanya Danu pada sosok yang membelakangi nya itu

"Pembakaran,pembakaran 20 tahun silam hiks..hiks.."ucap wanita itu lagi lalu dia berbalik

"Ka...kau...kau Arum."tanya Danu terbata-bata

"Hikhikhikhik......"

Lalu sosok kuntilanak itu terbang meninggalkan Danu dan yang lain.

"Tidak mungkin,tidak mungkin."Danu menggumam,teringat dia akan perbuatannya yang ikut membakar rumah dengan orang-orang nya,beserta penduduk setempat 20 tahun silam.

*********

Malam ini,setelah seminggu kematian Bi Inah.Argana menyiapkan pakaian nya,lalu memasukkan kedalam tas nya.Argana mengambil foto dia waktu kecil bersama bi Inah dan Rizal.Lalu memasukkan nya juga ke dalam tas nya.

Banyak kenangan indah saat-saat bersama bi Inah,orang yang dia anggap ibu sedari kecil.Begitu pula Rizal, laki-laki yang dia anggap kakak kandung.Namun kini dia tahu,bahwa mereka tidak ada hubungan darah dengannya.Walaupun begitu,mereka tetap lah keluarganya.Tanpa mereka,dia tidak bisa sebesar ini.Mungkin dia sudah mati bersama ayah dan ibunya.

Tok tok .....

"Arga..."panggil seseorang dari luar kamarnya

"Iya, sebentar."sahut Argana,lalu dia beranjak dari kasurnya dan membuka pintu.

"Ada apa bang?"tanya nya

"Ada yang ingin Abang bicarakan dengan kamu dek,abang tunggu diruang tamu."

"Iya bang."

*********

Lalu mereka menuju ruang tamu,dan disana sudah ada istri Rizal.Kemudian mereka pun duduk,dan hening beberapa menit.

"Arga,kamu yakin ingin menemui kakek mu besok?"tanya Rizal

Argana mengangguk,lalu dia menjawab "iya bang,dia adalah keluarga satu-satunya yang aku punya saat ini selain kalian."

Rizal membenarkan ucapan Argana,walau bagaimanapun Argana berhak mencari kakeknya.

"Baiklah jika itu keputusan kamu,abang doakan semoga kamu secepatnya berjumpa dengan kakek mu."

"Aaamiiinnn."

"Satu hal yang abang pinta sama kamu,jangan kamu lupakan kami dimana pun kamu berada."ucap Rizal dengan menahan air matanya

Argana mendekati Rizal, "Jangan ngomong begitu bang,bagiku kalian keluarga ku dari dulu sampai sekarang.Jika tidak ada emak dan Abang waktu itu, mungkin aku sudah ikut ayah dan ibuku dalam peristiwa mengerikan itu."ucap Argana menahan sedih nya

"Mari kita ikhlas yaa ga, walaupun semuanya terasa berat."ucap istri Rizal

"Iya kak."

Setelah puas berbincang-bincang diruang tamu, akhirnya mereka istirahat dikamar masing-masing.

*********

Pagi harinya,keluarga Rizal duduk berkumpul dimeja makan.Menyantap hidangan yang telah disajikan, masakan buatan Khadijah,istri Rizal.

Selesai makan,Argana pamitan pada Rizal dan yang lainnya.Kemudian dia duduk di motornya,lalu menghidupkan mesin motornya.Setelah menatap mereka dan rumah dimana tempat dia dibesarkan.Akhirnya Argana pergi dari halaman itu.

Beberapa jam kemudian, akhirnya Argana tiba di tempat yang dia cari.Terlihat rumah megah dan mewah,'apa benar ini rumah kakek ku?'ucapnya dalam hati

"Permisi,apa benar ini rumah Johan Mahendra?"tanya Argana pada satpam yang berjaga disana.

"Iya betul,anda siapa yaa?"tanya satpam itu balik

"Saya cucunya, bolehkah saya bertemu dengan beliau."

Satpam itu memandang Argana dari atas sampai bawah.Sedangkan Argana bingung di tatap seperti itu,lalu dia melihat dirinya sendiri.Apa mungkin karena dia tidak memakai pakaian mewah? Itu sebabnya satpam itu meragukan kalau dia cucu dari Johan Mahendra.

"Pak, bisakah saya bertemu dengan beliau?"tanya Argana lagi

"Ohh iya,tunggu sebentar."

Lalu satpam itu masuk kedalam rumah dan memanggil tuan nya.Tak lama kemudian,muncul satpam tadi bersama pria tua yang masih keliatan gagah.

*********

"Apa benar kamu cucu saya?"tanya Johan pada Argana

Setelah dia melihat anak muda itu,Johan tercekat saat mata anak muda itu menatapnya.Tatapan yang sama dengan tatapan putri kesayangannya.Yang kini telah pergi mendahului nya menghadap sang maha kuasa.Diam-diam dia berharap jika anak muda itu benar-benar cucunya.

"Iya pak,apakah perlu bukti.Saya cuma punya bukti ini,foto ibu saya dan kakek."ucap Argana lalu memberikan selembar foto Ibunya,Arum bersama Johan.

Lalu Johan menerima foto itu dengan tangan bergetar, seketika air mata nya luruh.Foto dia bersama anaknya saat setelah kelulusan SMA.

"Pak,pak Johan."panggil Argana

"Ahh iya,"sahut Johan lalu memeluk Argana "ternyata kamu memang cucuku,sedari memandang kamu tadi aku yakin kalau kamu adalah cucuku."ucapnya terisak dan Argana membalas pelukan sang kakek

"Pak,"ucap Argana

"Jangan panggil pak nak,panggil kakek yaa.karena kamu adalah cucu ku satu-satunya."pinta Johan pada Argana

"Iya kek."

*********

BERSAMBUNG

See U 💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!