NovelToon NovelToon

Rindu yang Salah

Bab 1

Maura melirik jam dinding yang menunjukan angka 10:15 wib.

Gadis itu segera bergegas pergi untuk pulang ke rumah orangtuanya.

Maura di minta sang ibu untuk pulang malam ini karna akan ada satu keluarga yang datang untuk melamar Putrinya.

Maura terpaksa menerima perjodohan yang sudah di rencanakan oleh orangtuanya demi sang adik yang sedang berjuang melawan penyakitnya untuk sembuh.

Maura gadis pendiam dan tertutup tak banyak orang yang tahu tentang maura karna gadis itu cenderung menutup diri termasuk pada orangtuanya sendiri.

Maura tidak tinggal bersama dengan orangtuanya semenjak dia bekerja menjadi kepala divisi di sebuah perusahaan terkenal di ibukota.

Maura hidup mandiri seorang diri dan berjuang untuk sang adik.

"Asalamualaikum" Maura mengucapkan salam setelah sampai di rumah.

"Walaikumsalam" Tati ibu maura langsung menghampiri putrinya .

"Kamu sudah datang Nak"

Maura tersenyum.

"Ayo ke kamar mu, perias sudah menunggu kamu, tetap tersenyum nanti didepan keluarga calon suamimu ya Ra" kata Tati membimbing putrinya ke kamar.

"Bu, aku mau istirahat sebentar, aku lelah!" tawar Maura sendu.

"Waktunya mepet Ra, ayolah jangan buat Ibu dan Ayah kecewa, ini demi adikmu," Kata Tati memaksa.

Maura terdiam dan menurut apa yang di minta oleh ibunya.

Maura tak dapat menolak ataupun membantah.

Sepanjang Maura di rias , gadis itu hanya terdiam dan masih terbayang-bayang Masalalu nya, mata gadis itu berkaca-kaca tapi segera dia usap dengan pelan.

"Mbak Maura jangan nangis, nanti make up nya jadi jelek loh" Kata Perias itu melongok wajah Maura.

"Ma'af mbak" tukas Maura.

"Sebentar lagi selesai, Mbak Maura cantik banget!" kata perias tersenyum menghibur Maura.

Maura hanya tersenyum tipis menanggapi.

Di ruang tamu sudah berkumpul keluarga calon suami Maura.

seorang pemuda tampan dari keluarga Marga Corp, putra tunggal keluarga Marga yang akan mendampingi Maura.

Pria itu hanya terdiam menunduk mendengarkan obrolan para orangtua yang menurutnya sama sekali tidak menarik.

beberapa menit kemudian Maura keluar dari balik kamar yang terlihat dari ruang tamu.

semua mata tertuju pada gadis cantik nan anggun itu.

tak terkecuali Bisma, Bisma menatap Maura dengan intens, hatinya bergetar matanya tak berkedip.

pria itu mengagumi calon istrinya .

setelah Maura duduk di sebelah sang ibu. semua orang kembali fokus membicarakan rencana pernikahan Maura dan Bisma.

para orangtua memutuskan pernikahan di gelar sepekan lagi.

semuanya setuju begitupun dengan Bisma hanya mengikuti para orangtua.

kecuali Maura, Maura tampak tak semangat namun gadis itu masih berusaha menampilkan senyum terbaik nya.

Bisma menatap Maura, pria itu merasakan calon istrinya tidak minat dengan pernikahan dadakan ini.

namun Bisma tak perduli dia tetap fokus pada tujuan awal nya.

"Baiklah jadi semuanya setuju ya" Kata Pak Arga papa dari Bisma.

"Iya , tinggal Nak Bisma dan Maura saja nanti persiapan nya bagaimana?" Tati ibu Maura melirik maura dan Bisma bergantian.

"Saya mengikuti apa yang sudah kalian rencanakan saja!" Jawab Bisma datar .

"Maura" Tati menyentuh pundak putrinya dengan lembut.

"Aku terima beres saja bu!" tukas Maura

"Ya sudah nanti biar mama aja yang nyiapain semuanya ya, kalian gak perlu khawatir" kata Tania mama Bisma dengan semangat.

setelah berbincang-bincang hangat, dua keluarga itu pun berpisah kembali.

rumah Maura kembali sepi hanya ada Maura dan kedua orangtuanya.

"Ra, apa kamu bahagia nak?" tanya Ayah Maura.

"Ayah, demi Alesha aku akan bahagia," jawab Maura memaksakan senyum nya.

"Ayah tahu ini berat untuk mu, tapi ayah yakin Nak Bisma orang yang baik, semoga kalian bisa saling mencintai di kemudian hari!" Kata Pak Samsul menatap putrinya sendu.

"Maura ini cantik Yah, ibu yakin gak butuh lama Tuan Bisma bisa mencintai Maura, ayah gak usah khawatir!" Tati menanggapi dengan sinis.

"Ayah tenang saja, Maura akan baik-baik saja Yah" Maura menyentuh tangan Ayah nya dan mengelus nya dengan lembut.

"Yasudah kamu istirahat sana, pasti lelah kan?" tukas Pak Samsul penuh perhatian.

"Iya Yah, Maura ke kamar dulu ya, Bu,!" Maura melirik ibunya lalu masuk ke kamar nya.

Maura merebahkan tubuh nya ke ranjang yang hanya muat untuk satu orang.

Maura adalah gadis yang terlahir dari keluarga sederhana.

dia menjadi tulang punggung membantu perekonomian oramgtuanya.

Ayah nya pekerja serabutan yang hanya cukup untuk makan saja.

sementara ibu nya Maura hanya menganggur karna harus menjaga putri nya yang lain yang sedang sakit.

Alesha adik kandung Maura terbaring di rumah sakit selama 1 tahun, kondisi nya memprihatinkan.

Maura terpaksa menerima perjodohan itu demi sang adik agar tetap berlanjut pengobatan sampai sembuh.

Maura berharap adiknya akan segera sadar dari koma berkepanjangan itu.

Bisma yang sudah kembali ke kamar nya,

menatap langit-langit kamar nya dengan pikiran bercabang.

melihat wajah sendu Maura tadi membuat nya kepikiran.

tapi Bisma segera membuang rasa empati itu.

Bisma memiringkan tubuhnya memeluk guling lalu terpejam terlelap.

Bab 2

Seminggu kemudian.

Hari yang di tunggu-tunggu oleh semua orang tiba.

hari pernikahan yang super mewah dan megah itu di adakan di hotel bintang 5.

tentu saja persiapan yang mendadak itu tak menjadi masalah untuk keluarga Marga.

semua bisa terkendali sesuai keinginan mereka!

SAH.

Bisma mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas tanpa kendala, pria itu dengan lancar mengucapkan ikrar janji suci di hari khidmat itu.

Maura menunduk meneteskan air mata, bukan air mata bahagia namun air mata kehancuran untuk nya.

Maura merasakan sesak di dadanya namun dia tahan agar tak sampai pecah menangis di depan banyak orang.

Bisma melirik istrinya, menghela nafas dan berbisik pelan pada maura.

"Jaga sikap kamu, tunjukan kalau kamu bahagia hari ini" tukas Bisma dingin, Bisma kembali menetralkan tubuhnya kembali duduk tegap menatap semua tamu yang menatap dirinya dan juga Maura.

para tamu menatap kagum pada keduanya.

sebagian dari mereka ada yang memuji kecantikan Maura ada juga yang membicarakan jelek tentang pengantin itu.

setelah Acara megah itu selesai, benar-benar selesai.

Bisma dan Maura ke kamar hotel untuk istirahat.

tak ada yang memulai untuk bicara ,Maura maupun Bisma sibuk dengan pikirannya masing-masing!

setelah lelah dengan pikirannya sendiri, Bisma beranjak mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi begitu saja tanpa menoleh pada Maura.

Maura melirik Suaminya,

Perempuan itu masih bingung apa yang harus dia lakukan setelah ini.

Cklek!

Bisma keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk setengah badan, melewati istrinya begitu saja .

Maura menoleh dan segera memalingkan wajah nya.

Bisma melirik istrinya tersenyum smirk.

Maura yang memang bingung, tak beranjak sama sekali dari duduk nya, perempuan itu melamun sampai tak menyadari suaminya sudah berdiri di depan nya.

"Sampai kapan kamu akan melamun seperti itu?" Bisma menatap Maura dengan nada dingin.

Maura mendongak kaget, "Ma'af tuan, aku akan segera mandi" Maura berdiri dan menunduk melewati suaminya, baru saja melangkah satu langkah, Bisma menarik lengan Maura, gadis itupun menoleh dan menatap Bisma dengan wajah bertanya, Ada apa!

"Bersiap-siaplah untuk malam ini!" kata Bisma ambigu, berbisik pada Maura.

Maura mengerutkan dahinya bingung.

pikiran Gadis itu jadi kemana-mana membayangkan apa yang akan terjadi malam ini!

"Cepat mandi, kamu gak lapar apa?" Bisma kesal menatap istrinya yang sangat malah bengong!

Maura mengangguk dan bergegas ke kamar mandi.

mungkin yang di maksud siap-siap itu untuk makan malam dengan nya, begitu pikir Maura. gadis itu malu sendiri dengan pikiran kotor nya.

beberapa menit kemudian Maura keluar dengan handuk di kepalanya.

Maura sudah berpakaian lengkap memakai piyama tidur.

Bisma menatap istrinya jengah.

"Kamu mau makan apa mau tidur?" Cetus Bisma dingin.

Maura melirik dirinya sendiri, menyadari kalau dirinya berpakaian salah,.

"Saya akan berganti pakaian sekarang Tuan!" Kata Maura langsung beranjak ke ruang ganti,

Bisma hanya mengangguk melambaikan satu tangan nya.

menyuruh nya untuk segera ganti.

Maura memilih gaun warna merah muda selutut dan lengan pendek sebahu.

Maura keluar dengan elegan.

Bisma menoleh dan menatap takjub dengan pesona istrinya.

Bisma melupakan rencana nya hanya karna melihat kecantikan istrinya.

"Ayo!" Bisma berdiri berjalan mendahului Maura.

Maura mengikuti langkah lebar suaminya yang tak bisa dia imbangi dengan langkah kakinya.

Bisma tiba-tiba berhenti membuat Maura juga menghentikan langkah nya, Maura menatap punggung suaminya dengan bingung.

Bisma menoleh dan menarik tangan istrinya agar sejajar dengan langkah nya.

Bisma menggenggam tangan Maura dan berjalan pelan.

Maura di buat shok dengan perlakuan suaminya,

Gadis itu mendongak menatap Bisma penuh tanda tanya!

"Berjalan lah di sampingku, langkah mu lelet sekali!" cetus Bisma melirik Maura.

Maura menunduk, Pria itu bener-benar tak berprasaan pikir maura.

Sesampainya di meja yang sudah di pesan oleh Bisma.

Pria itu menarik kursi untuk istrinya sambil tersenyum pada Maura. Bisma benar-benar memperlakukan Maura dengan sangat manis di depan banyak orang agar terlihat seperti pasangan yang saling mencintai.

Maura lagi-lagi di buat bingung oleh sikap Bisma yang seperti memiliki sipat ganda.

tapi Maura segera menepis prasangka buruk itu terhadap suaminya.

"Terimakasih Tuan" Maura duduk dengan tenang.

"Sama-sama sayang, makanlah yang banyak" kata Bisma mengelus rambut istrinya dengan lembut "Panggil aku Mas!" Bisma berbisik pelan pada Maura sambil melirik ke arah orang-orang yang berlalu lalang di restoran itu

Mereka makan malam dengan tenang, sesekali Bisma dan Maura saling lirik.

Maura masih merasa aneh dan canggung dengan sikap suaminya.

berbeda dengan Bisma, Bisma begitu lihai memerankan skenario dirinya memperlakukan istrinya sebaik mungkin.

Bisma melihat ada sisa saus di bibir Maura, pria itu segera mengambil tisu dan mengelap bibir Maura tanpa sadar!.

Maura kaget dan menatap Suaminya, begitupun dengan Bisma, Mata keduanya bersirobok saling menatap dalam satu sama lain

Bisma merasakan jantung nya berdebar ketika menatap kedua mata Maura,.

Bisma segera menjauhkan tangan nya dan memberikan tisu itu pada Maura.

Maura menerima tisu itu dan menunduk malu.

"Ma'af Aku" Bisma tercekat menelan salivanya gugup.

"Gak papa Mas, ma'af aku belepotan!" tukas Maura

Bisma mengangguk menekan bibirnya sendiri sambil melirik Maura.

setelah selesai makan malam, Bisma dan Maura kembali ke kamar hotel, malam semakin larut waktu semakin merangkak, Bisma maupun Maura tak ada yang mau memulai untuk bicara,

hingga lama kelamaan Maura merasakan matanya berat dan memejamkan matanya.

Bisma melirik istrinya yang sudah tertidur damai.

'Kenapa kelu sekali untuk meminta' Batin Bisma merutuki dirinya .

"Akkhh , sial dia sudah tidur!" Bisma mengacak rambutnya sendiri frustrasi.

Bisma pun merebahkan tubuhnya menghadap ke arah Istrinya.

menatap wajah Maura dengan intens dan tersenyum tipis.

semakin lama Bisma mengantuk dan tertidur di samping Maura.

tak ada malam pertama untuk mereka seperti pasangan pada umum nya.

Bab 3

Keesokan Harinya Bisma langsung memboyong Istrinya untuk pulang ke rumah nya.

Rumah minimalis berlantai dua namun tampak nyaman dan asri,

Bisma memang tinggal terpisah dari kedua orangtuanya meskipun dia anak tunggal dan pewaris Marga corp tak membuat Bisma besar kepala dengan kekayaan keluarga nya.

Meskipun dirinya sudah menjabat sebagai Ceo di perusahaan Ayah nya Bisma lebih memilih hidup mandiri dengan membeli rumah sendiri yang jarak nya lebih dekat dengan kantor!

sesampainya Di halaman Rumah nya, Bisma mengajak Maura untuk masuk, pria itu berjalan mendahului Istrinya.

Maura mengikuti suaminya sambil memperhatikan rumah yang akan ditinggali nya selama menjadi istri seorang Bisma.

"Selamat Datang Tuan, Nyonya,!" Asisten rumah tangga Menyapa pada Majikannya dengan sopan.

"Terimakasih Mbak" Maura tersenyum canggung.

"Lana, bawa koper nya ke kamar dan bereskan sekalian!" ucap Bisma memerintah.

"Baik Tuan!" jawab Lana

"Lana itu asisten rumah tangga disini, aku sengaja memilih Art yang agak muda biar bisa menjadi teman ngobrol kamu nanti kalau aku gak di rumah" Kata Bisma dingin namun penuh perhatian.

Maura mengangguk"Terimakasih Tuan"

Bisma menatap Maura intens "Panggil aku Mas!" Bisma tak suka dengan panggilan Tuan dari istrinya.

"Ma'af" Maura menunduk.

"Kamu ke kamar duluan saja, aku mau ke ruang kerja sebentar!" Tukas Bisma lalu beranjak masuk ke ruang kerjanya.

meski Bisma Cuti kerja untuk beberapa hari, namun dia tetep harus memeriksa beberapa file yang masuk ke email nya.

Bisma berkutat dengan laptop nya sementara Maura ke kamar yang sudah di tunjukan oleh Lana.

"Selamat istirahat nyonya, kalau ada apa-apa tinggal panggil saya aja ya!" Ucap Nala

"Iya, terimakasih mbak!"

Lana keluar meninggalkan Maura sendiri di dalam kamar tuannya!

Maura memperhatikan setiap sudut ruangan kamar suaminya, tampak luas di bandingkan dengan kamarnya di rumah. kasur yang empuk dan lebar namun warna cat tembok yang menyakiti mata. warna yang dark membuat Maura tak suka tp gadis itu tak perduli.

Maura mengambil ponselnya, Dia mendapatkan pesan dari kantor, Sebagai ketua Divisi tentu Maura punya tanggung jawab besar di kantor nya, meskipun Maura cut karna menikah tetap saja orang-orang kantor akan mengirimi pekerjaan yang ringan padanya seperti sebuah laporan.

setelah membalas pesan dari kantor, Maura memutuskan untuk Mandi,

Bisma Masuk kamar tak menemukan istrinya tp dia mendengar ada percikan air dari dalam kamar mandi, pria itu lega istrinya sedang mandi.

Bisma merebahkan tubuhnya terlentang, pria itu sangat lelah, tak terasa Bisma tertidur dengan posisi terlentang masih menggunakan sepatunya.

Maura keluar dari dalam kamar mandi melihat suaminya tertidur dengan posisi yang tidak nyaman.

Gadis itu segera mendekati suaminya dan melepaskan sepatu juga kaos kaki yang di pakai Bisma.

Maura menyelimuti suaminya lalu beranjak keluar kamar.

"Mbak sedang apa?" Maura ke dapur menghampiri Lana yang sedang menyiapkan makan siang untuk majikannya.

"Eh Nyonya, ini saya lagi Nyiapin buat makan siang Nyonya dan Tuan" jawab Lana

"Boleh saya bantu" Ucap Maura menawarkan diri.

"Gak usah, Nyonya duduk manis aja nanti Tuan marah kalau tahu Nyonya bantuin saya" kata Lana mencegah majikan barunya.

"Kenapa marah?, memang nya Tuan mu itu orang yang seperti apa?" Maura jadi kepo tentang suaminya.

"Tuan Bisma itu orang nya tegas dan agak galak, dingin dan kaku, tapi sebenernya dia orang yang baik kok Nya, dia bakalan setia sama Satu orang aja kalau udah cinta, Dan Nyonya Maura sudah berhasil menempati hatinya, Nyonya sangat beruntung menjadi Istrinya, karna udah bikin banyak cewek patah hati, hehehe!" kata Lana panjang lebar sambil terkekeh.

"Masa sih?" Sahut Maura, Maura masih speeclles dengan sikap suaminya yang memiliki sipat ganda.

"Iya beneran Nyonya, dulu Tuan Bisma pernah punya pacar tapi di tinggalin gara-gara Cewek itu lebih memilih menikah sama cowok lain!" Lana sedikit cerewet hingga membuat Maura merasa lega bisa mempunyai teman ngobrol di rumah.

"Kamu banyak tahu tentang Tuan mu ya" Kata Maura tersenyum menampilkan gigi putih nya.

Maura kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.

"Loh, dia udah bangun ternyata" gumam Maura demi melihat suaminya tak ada di tempat tidur.

Bisma muncul dari bilik ruang ganti sambil menyugar rambutnya yang basah dengan handuk kecil sehabis keramas

Maura menatap Bisma lekat menelan saliva, suaminya terlihat cool saat habis mandi seperti ini.

"Hei, ngapain bengong di situ?" Bisma mengagetkan Maura yang melamun.

" Owh, aku" Maura gelagapan.

"Aku tahu aku ini ganteng kan?" Cetus Bisma pede sekali.

"Mmmm" Maura mengerutkan alisnya 'pede banget ya ampun' batin Maura.

"Mas, makan siang sudah siap" ucap Maura.

"Yasudah ayo turun!"

Maura Dan Bisma turun ke dapur untuk makan siang.

mereka makan dengan tenang, hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring, keduanya tak ada yang bersuara hingga makan siang selesai.

Bisma langsung beranjak ke ruang tengah menyalakan televisi dan membuka bungkus rokok , pria itu merokok sambil menonton televisi setelah makan, itu kebiasaan nya.

Maura memperhatikan suaminya dari ruang makan, Ruang tengah dan ruang Makan memang hanya tercekat oleh pintu dapur yang terbuat dari kayu jati yang bisa di buka tutup untuk melewati area dapur.

"Mbak!" panggil Maura pelan pada Lana

"Iya Nyonya?" Lana menoleh tangan nya berhenti mencuci piring sejenak.

"Apa Tuan mu selalu seperti itu?" tanya Maura menunjuk Suaminya.

"Iya, memang nya kenapa?, Tuan memang perokok tp bukan yang kecanduan gitu kok Nya, dia cuma merokok kalau habis makan dan kalau lagi frustrasi aja!" Jawab Lana menjelaskan.

Maura mengangguk mengerti.

Maura menghampiri Suaminya dengan membawa Buah di piring.

Maura duduk agak berjarak dengan suaminya membuat Bisma mengerutkan dahi.

"Duduk sini!" Bisma menepuk sopa di samping nya.

Maura menurut saja daripada membuat suaminya marah!

"Tadi Mas belum makan buah sehabis makan, jadi aku bawa kesini" Ucap Maura meletakan piring isi buah apel itu ke meja.

Bisma melirik Buah dan Maura bergantian.

"Suapin!" cetus Bisma.

Maura melongo menatap Bisma.

"Aaaaaa" Bisma membuka mulut menghadap ke arah Maura.

Maura menelan saliva gugup, satu dua suapan masuk ke mulut suaminya.

Maura benar-benar di buat speeclles oleh sikap suaminya.

Maura merasa sangat canggung.

namun Bisma justru bersikap biasa saja, pria itu rersenyum tipis sangat tipis hingga Maura tak menyadari kalau suaminya tersenyum!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!