NovelToon NovelToon

Seorang Pelayan

Mencari-cari

"Zahra tugas loe udah selesai belum?" tanya Fania teman Zahra.

"Belum sih, tapi gue udah nyuruh orang buat ngerjain tugas gue, pasti selesai" ucap Zahra santai.

"Pasti Rafa kan yang loe maksud?" selidik Fania.

"Iya mau siapa lagi, dia itu bagus di manfaatin" ucap Zahra.

"Iya juga sih, kayaknya dia itu suka banget sama loe tahu nggak, lagian dia itu sebenarnya tampan loe kalau di liat-liat hanya saja pakaiannya kentara banget miskinnya" ucap Fania.

"Ya ampun biarpun dia tampan, kalau dia hanya pelayan buat apa, terus loe liat dia tampan itu darimananya sih, lagian gue udah punya incaran tahu hanya dia lagi kuliah di luar Negeri sekarang" ucap Zahra.

"Serius loe?" tanya Fania.

"Iya serius dong. Dan dia juga sangat kaya raya" ucap Zahra.

"Bagus deh" ucap Fania.

"Tapi kalau sekarang gue mesti baik-baik dulu sama Rafa, demi tugas gue, kalau gue udah wisuda baru gue tunjukin sifat gue sebenarnya" ucap Zahra.

Ketika sedang berbicara, Rara lewat di depan mereka berdua.

Rara melihat Zahra dan Fania tetapi dia hanya tunduk ketika lewat di hadapan mereka berdua.

Mereka kadang berada di kelas yang sama, namun Rara tahu kalau Zahra dan Fania sangat membenci dirinya.

Rara tak tahu kenapa Zahra dan Fania selalu membenci dirinya, padahal Rara tidak pernah membuat masalah terhadap mereka berdua.

"Itu yang cocok dengan Rafa, sama-sama miskin dan kampungan" ucap Zahra lalu tertawa.

"Iya kamu benar banget. Tapi ngomong-ngomong Rafa mana nih kok belum nongol, jangan-jangan dia nggak datang Zahra terus gimana nasib tugas loe, dosennya killer loh" kata Fania sambil bergidik ngeri.

"Iya yah, udah nggak lama masuk kelas nih, kemana sih orang itu" ucap Zahra sambil merasakan kepanikan.

Belum lama berbicara seperti itu, terlihatlah Rafa yang sedang berlari cepat kepada Zahra, takut kalau dia akan terlambat memberikan tugas Zahra.

"Tuh orangnya nongol" ucap Zahra lega begitu melihat Rafa yang sedang berlari menuju kepada dirinya.

Rafa pun sampai di dekat Zahra.

"Zahra ini tugas loe, maaf yah hampir telat" ucap Rafa sambil memberikan tugas Zahra.

"Iya nggak apa-apa kok Rafa, makasih yah loe udah baik sama gue dan selalu bantuin gue" ucap Zahra.

"Iya, gue senang kok bantuin loe" ucap Rafa.

Karena gue cinta sama loe Zahra batin Rafa.

"Ya udah, ayo kita masuk kelas, tugas ini loe udah bedain kan, kamu tahu sendiri dosennya kayak gimana?" tanya Zahra.

"Iya sudah kok tenang saja, dosen nggak bakalan tahu kalau gue yang ngerjain tugas loe" ucap Rafa dengan senyumnya.

"Baguslah" ucap Zahra kemudian mereka masuk ke dalam kelas.

Rafa pun ingin duduk di sebelah Zahra, namun Zahra melarangnya dengan berbagai alasan.

"Rafa, maaf yah di sini Fandi mau duduk, ada yang mesti gue omongin sama dia, lebih baik loe duduk di samping Rara" ucap Zahra.

"Tapi kan Fandi belum datang, nanti Fandi datang baru gue pindah yah" mohon Rafa.

"Jangan Rafa, lebih baik loe duduk memang deh di samping Rara, Fandi pasti nggak enak kalau sebentar harus melihat loe pindah tempat duduk" ucap Zahra.

"Ya udah kalau gitu" ucap Rafa yang sedikit kecewa karena tidak bisa duduk di samping Zahra, padahal dia sangat ingin duduk di samping Zahra karena belum pernah dia duduk di samping Zahra.

Rafa pun duduk di samping Rara. Rara sedikit canggung karena dia tidak pernah duduk bersebelahan dengan Rafa.

"Zahra loe itu suka sama Fandi juga yah?" tanya Fania.

"Iyalah gue suka, dia itu tampan, kaya pula cewek mana yang nggak suka sama dia" ucap Zahra.

"Bukannya loe bilang, loe udah punya incaran dan dia lagi kuliah di luar Negeri sekarang?" tanya Fania.

"Emang iya, dia lagi jauh juga jadi gue deketin Fandi dulu, nanti kalau dia Sudah kembali baru gue buang Fandi" ucap Zahra lalu tersenyum jahat.

"Ya ampun, emang Fandi suka sama loe?" tanya Fania.

"Bukannya dia itu cowok yang nggak pangling liat kecantikan loe, dia itu cuma suka dekat-dekat dengan Rara" kata Fania lagi yang membuat Zahra langsung mengerucutkan bibirnya.

"Iya makanya gue benci banget liat perempuan miskin itu, sok polos banget. Tapi tenang saja itu tantangan buat gue naklukin hati Fandi" ucap Zahra dengan sombongnya.

"Terserah loe deh, gue bakalan dukung loe terus" kata Fania.

Tak lama Fandi pun masuk kelas, dia mencari-cari tempat duduk Rara namun di sampingnya sudah ada Rafa. Dia pun terpaksa duduk di samping Zahra karena tinggal disitu tempat duduk yang kosong.

"Hai Fandi" sapa Zahra dengan senyum bahagianya setelah Fandi duduk di sampingnya.

"Hai, maaf nama loe siapa yah, gue nggak tahu?" tanya Fandi yang memang tidak terlalu suka mengingat nama-nama orang kecuali yang di anggapnya penting.

Mendengar pertanyaan Fandi, seketika itu juga senyum di bibir Zahra perlahan-lahan menghilang. Fania hanya berusaha menahan tawanya mendengar ucapan Fandi.

"Ya udah kita kenalan yuk" ucap Zahra.

Zahra pun mengulurkan tangannya dan berucap dengan bangganya "Nama gue Zahra cewek paling cantik di kampus ini."

"Oh Zahra, loe udah tahu kan nama gue jadi gue nggak perlu memperkenalkan diri lagi" ucap Fandi tanpa mengulurkan tangannya.

Zahra pun menurunkan uluran tangannya dengan perasaan malu.

"Iya gue udah tahu kok" ucap Zahra dengan senyum terpaksa.

Setelah itu hening tidak ada lagi obrolan, karena Fandi terus melihat ke tempat duduk Rara.

Heem apa sih yang di liat Fandi sama cewek kampungan itu batin Zahra kesal.

Sedangkan Rara yang duduk sampingan dengan Rafa langsung saja menyapa Rafa, agar dia tidak merasa canggung lagi.

"Hai nama loe Rafa kan?" tanya Rara basa-basi.

"Ehh iya, loe Rara kan?" tanya Rafa balik.

"Iya, tumben loe duduk di depan biasanya loe duduk di belakang" ucap Rara yang memang sudah hafal betul kebiasaan Rafa.

Tapi jangan salah, Rafa walaupun duduk di belakang, tapi dia itu sangat pintar.

"Yah abis mau gimana lagi, tempat duduk di belakang sudah ada yang tempati, terus tadi gue mau duduk di samping Zahra, Zahra bilang Fandi mau duduk di situ ada yang mau di omongin" ucap Rafa.

"Oh benarkah, berarti Fandi ada kemajuan karena selama ini Fandi hanya suka ngomong sama gue kalau sama cewek, tapi kalau sama cowok sih dia nggak sependiam itu" ucap Rara lalu tersenyum kemudian melihat ke arah tempat duduk Fandi juga dan tersenyum.

Fandi pun membalas senyuman Rara.

"Loe benar banget, gue perhatiin dia emang kayak gitu orangnya, tapi dia orang yang baik sih" ucap Rafa.

"Iya dia memang baik, dia selalu bantuin gue kalau lagi kesusahan dan dia juga orang yang sangat mau belajar" ucap Rara.

"Loe suka ajarin dia yah?" tanya Rafa.

"Iya, dia juga gaji gue" ucap Rara sambil tersenyum.

"Oh pantas saja kalian dekat" kata Rafa.

Lagi asik bicara, dosen killer pun masuk ruangan, membuat semua yang ada di dalam ruangan itu diam.

Kerja

Setelah selesai mata kuliah yang membosankan itu. Rafa segera ke tempat duduk Zahra lagi sedangkan Fandi ke tempat duduk Rara yang sedang bereskan buku-bukunya.

"Zahra loe habis ini mau kemana?" tanya Rafa.

"Belum tahu nih, tapi sepertinya gue mau pergi belanja dulu deh" ucap Zahra yang sudah ingin pergi jauh-jauh dari Rafa.

"Gue anterin mau nggak?" tanya Rafa.

"What!!! antarin pakai motor loe?" tanya Zahra balik.

"Iya" ucap Rafa.

"Nggak usah deh terima kasih tawarannya, tapi gue bareng Fania, gue udah janjian dengan Fania dan kita bakalan naik mobil Fania, Iya kan Fan?" ucap Zahra sambil memberi kode kepada Fania agar mengiyakan omongannya.

"Iya Rafa" ucap Fania yang mengerti dengan kode Zahra.

"Oh gitu ya udah deh, kalian hati-hati" ucap Rafa.

"Iya, kita pergi dulu yah" ucap Zahra berjalan melewati Rafa dengan menarik tangan Fania.

Rafa pun hanya melihat kepergian mereka.

Sedangkan Fandi yang mendengar pembicaraan Rafa dan Zahra hanya tertawa dan itu di dengar oleh Rafa.

Rafa pun berjalan mendekati Fandi.

"Berani loe yah nertawa in gue" ucap Rafa sambil menjitak kepala Fandi.

"Habis lucu dengar ajakan loe yang di tolak mentah-mentah" ucap Fandi sambil tertawa.

"Dia itu nggak nolak, cuma dia sudah janjian dengan Fania" ucap Rafa.

"Itu sih cuma alasan" ucap Fandi masih dengan tawanya.

Rara yang melihat mereka akrab benar-benar heran karena Rara tidak pernah melihat mereka berbicara se akrab ini.

"Kalian akrab banget, kalian sudah lama kenal yah?" tanya Rara.

Mereka pun tersadar kalau di situ masih ada Rara, Rafa pun mencari alasan.

"Emm belum lama kok" ucap Rafa yang bingung mau alasan apa.

"Iya Rara belum lama, dia bantuin gue baru-baru ini waktu mobil gue mogok, lagian kan Rafa emang cepat akrab orangnya" ucap Fandi berusaha tenang supaya Rara tidak curiga.

"Oh gitu yah, ya udah kalian lanjut ngobrol ajah lagi, gue mau pergi kerja dulu" pamit Rara.

Rara anak yatim piatu, sejak SMA kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan, setelah orang tuanya meninggal dia tinggal sama paman dan bibinya, namun paman dan bibinya sekarang sudah sakit-sakit an akhirnya Rara memilih untuk tinggal di kos yang dekat dengan kampusnya biar irit ongkos. Rara juga mencari kerja yang bisa di lakukan sambil kuliah, gaji dari hasil kerjanya pasti dia berikan separuh untuk paman dan bibinya. Rara bisa melanjutkan kuliahnya karena dia pintar sehingga dia mendapat beasiswa.

"Rara gue antarin yah" ucap Fandi.

"Nggak usah kalian ngobrol aja dulu, lagian kan tempat kerja gue dekat dengan kampus" ucap Rara sambil berjalan keluar ruangan.

"Ehh Rara tunggu" panggil Rafa.

Rara pun berhenti.

"Kenapa Rafa?" tanya Rara.

"Loe kerja dimana?" soalnya gue juga kerja dekat kampus sini" ucap Rafa.

"Gue kerja di restoran XXXX" ucap Rara yang membuat Fandi sedikit terkejut, Fandi memang tahu kalau Rara bekerja di restoran,, tapi dia tidak tahu kalau Rara bekerja di restoran itu.

"Oh ya sudah bareng gue saja, gue juga kerja di sana jadi pelayan" ucap Rafa sambil tersenyum.

Fandi yang mendengarnya lebih terkejut lagi.

"Benarkah, tapi kenapa gue nggak pernah lihat loe?" tanya Rara penuh keheranan karena selama bekerja dia memang tidak pernah melihat Rafa disana.

"Karena gue baru masuk kerja hari ini, ayo buruan nanti kita telat, yang bekerja di sana itu harus disiplin orangnya" ucap Rafa sambil menarik tangan Rara.

"Fandi kita duluan yah" ucap Rafa lagi sambil berjalan.

Rara hanya mengikut saja tangannya di tarik dengan Rafa. Fandi yang melihat Rafa hanya menggelengkan kepalanya.

"Sejak kapan anak itu mau jadi pelayan, kok gue nggak tahu sih," gumam Fandi sambil berjalan keluar ruangan menuju mobilnya.

#####

"Loe liat tadi dengan kepedean nya dia mau antar gue pakai motor bututnya itu" ucap Zahra di dalam mobil sambil tertawa.

"Iya dia nggak ada malu banget, mana mungkin loe mau" ucap Fania dengan tawanya juga.

"Emang dia pikir kalau rambut gue sampai kena debu dia bisa biayain walaupun dia jual motor bututnya itu nggak cukup buat membiayai rambut gue, belum lagi biaya kulit gue kalau kena matahari" ucap Zahra.

"Iya Zahra gue baru liat manusia seperti itu" ucap Fania sambil tertawa.

"Coba saja tadi Fandi yang ajakin pasti gue mau banget tuh" ucap Zahra sambil berkhayal.

"Fandi kan cuma dekat sama cewek kampungan itu" ucap Fania.

"Iya, kita harus bikin Fandi menjauh dari gadis kampungan itu" ucap Zahra.

"Iya nanti kita pikirin caranya, kita belanja dulu hari ini" ucap Fania.

"Oke" ucap Zahra.

#####

Rafa dan Rara pun tiba di restoran. Mereka berdua pun pergi mengganti pakaian masing-masing kemudian bekerja melayani tamu yang datang. Rara terlihat sangat semangat melayani tamu yang datang, dia memang pekerja keras walaupun tadi dia habis dari kampus tapi tak kelihatan raut wajah lelah di wajahnya.

Rafa juga sama dia bekerja dengan semangat.

#####

"Zahra itu bukannya Fandi yah?" tanya Fania sambil menunjuk ke tempat Fandi duduk.

Zahra dengan segera melihat ke arah yang di tunjuk Fania.

"Iya itu Fandi, dia bersama siapa tuh?" ucap Zahra.

"Sepertinya bukan orang sembarangan deh, lihat aja pakaian orang itu terlihat jelas banget kalau dia orang kaya, dan lihat wajahnya kok mirip Fandi" ucap Fania.

"Iya juga yah, pasti mereka punya hubungan nih, berarti Fandi emang orang kaya banget nih" ucap Zahra.

"Gue harus dapetin dia," sambung Zahra lagi.

"Usaha dulu loe kalau mau dapetin dia" ucap Fania.

"Iyalah pasti, samperin atau nggak yah?" tanya Zahra kepada Fania.

"Nggak usah deh kayaknya, sepertinya mereka lagi serius ngobrol tuh" ucap Fania sambil melihat Fandi yang lagi serius berbicara dengan orang tersebut. Kita pulang aja yuk ajak Fania.

"Okelah kita pulang aja,," ucap Zahra.

Zahra dan Fania segera berjalan menuju mobil Fania. Sedangkan Fandi sedang berbicara dengan ayahnya.

#####

"Zahra kita makan dulu deh, lapar nih gue" ucap Fania.

"Boleh deh, gue juga lapar nih" ucap Zahra.

"Kita ke restoran dekat kampus saja yah" ajak Fania.

"Iya setuju gue" ucap Zahra.

Fania mengemudikan mobilnya sampai tiba di depan restoran yang mereka maksud. Setelah itu Fania memarkirkan mobilnya di tempat parkir kemudian mereka berjalan bersama masuk ke restoran tersebut.

Rafa yang melihat Zahra datang makan ke restoran tempatnya kerja merasa sangat bahagia. Sedangkan Zahra tidak mengetahui kalau Rafa bekerja di situ.

Zahra dan Fania langsung memilih duduk di bagian pojok, Rafa dengan bahagianya datang melayani mereka berdua.

Zahra kaget melihat Rafa muncul di depannya dengan senyumnya memakai seragam pelayan, Zahra hanya tahu kalau Rafa seorang pelayan tapi dia tidak menyangka kalau Rafa menjadi pelayan di restoran tempatnya mau makan, kalau dia tahu pasti dia tidak akan mau singgah makan.

##############

Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...

- DENDAM DAN CINTA

- AKU BUKAN PELAKOR

- CINTA PRESDIR TAMPAN

klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil

Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊

Gara-gara dia

"Mau pesan apa Zahra?" tanya Rafa sambil tersenyum.

"Gue liat dulu apa-apa saja menunya" ucap Zahra.

Zahra pun merasa risih karena Rafa melihatnya terus dengan senyumnya yang tak henti-henti dia perlihatkan, membuat Zahra dengan segera memesan makanan bahkan Fania pun tak sempat memilih karena Zahra menyuruh supaya di samakan saja menunya.

Rafa pun segera pergi ke belakang.

"Pergi juga tuh manusia" ucap Zahra.

"Nyebelin banget sih, gara-gara dia gue nggak milih makanan yang gue suka" ucap Fania sambil cemberut.

"Sudah loe makan ajah yang gue pesanin tadi, enak kok makanannya" ucap Zahra sambil tertawa.

Tiba-tiba Zahra melihat Rara yang juga jadi pelayan di restoran itu.

"Si anak kampung itu, ternyata kerja juga disini" ucap Zahra sambil melihat Rara yang lagi di meja tamu menunggu pesanan mereka.

Fania pun melihat kemana arah mata Zahra.

"Iya yah, gimana kalau kita kasih dia pelajaran kecil" ucap Fania dengan senyum liciknya.

"Bagus juga tuh" ucap Zahra.

"Oke, kita tunggu saja kalau dia lewat di sini" ucap Fania.

Tak lama pesanan Zahra pun datang dan Rafa yang mengantarnya.

Kenapa nih orang mulu sih yang datang batin Zahra.

Zahra pun memaksakan dirinya buat tersenyum, sedangkan Rafa sangat bahagia melihat senyum Zahra. Rafa pun pergi melayani tamu lain dengan hati yang berbunga-bunga.

Tak lama setelah kepergian Rafa, Rara pun lewat di dekat meja Zahra dan Fania, Rara tidak tahu kalau itu Zahra dan Fania. Fania dengan sengaja menaruh kakinya di tempat lewat Rara agar Rara tersandung. Dan benar saja Rara tersandung dan makanan yang di pegangnya pun jatuh tepat mengenai Fania dan Rara pun terjatuh.

Rara benar-benar terkejut apalagi setelah melihat bahwa yang terkena makanan itu adalah Fania. Sebenarnya Fania menyandung kaki Rara supaya Rara menjatuhkan makanan itu ke orang lain tapi malah kena dirinya sendiri.

Rara langsung saja meminta maaf sambil menundukkan kepalanya. Fania benar-benar marah dan ingin menampar Rara namun tangannya di tahan oleh seseorang.

Rafa yang menahan tangan Fania, karena Rafa melihat kejadiannya bahwa Rara tidak salah tapi Fania yang sengaja ingin membuat Rara jatuh. Mereka pun jadi tontonan orang-orang yang sedang makan di restoran itu.

"Beraninya loe halangin gue nampar pelayan kampungan ini" ucap Fania kepada Rafa dengan wajah yang benar-benar marah.

"Iya gue berani, karena gue tahu Rara tidak salah gue liat sendiri, loe sengaja ingin membuat Rara jatuh tapi karena Allah maha adil jadi loe di kena deh sama makanan itu" ucap Rafa santai.

"Loe pelayan, berani banget loe fitnah gue" ucap Fania tidak terima walaupun memang itu kenyataannya.

"Iya gue tahu pasti Fania nggak salah, mana manajer restoran ini, gue ingin bicara supaya perempuan kampung ini di pecat" ucap Zahra.

Salah satu pelayan di situ pun memanggil manajer restoran itu.

"Zahra loe salah bela orang tahu nggak, Rara itu nggak salah" ucap Rafa.

Namun Zahra tak memperdulikannya. Manajer restoran itu pun datang.

"Ada apa ini?" tanya manajer restoran itu.

"Oh jadi anda manajer restoran di sini, saya minta anda memecat gadis pelayan kampungan ini, dia itu kerja tidak becus, Bagaimana bisa anda mempekerjakan orang seperti ini" ucap Zahra sambil menunjuk Rara yang sudah tertunduk.

Rara hanya bisa tertunduk dan menangis mengingat bahwa dirinya pasti akan di pecat, padahal dia sangat suka bekerja di restoran itu dan juga dia pasti akan kesusahan uang jika dia di pecat karena mencari pekerjaan sambil bekerja sangat susah.

"Iya pokoknya dia harus di pecat, lihat ini saya benar-benar tidak terima baju saya kotor, rambut saya kotor, dengar yah pelayan kampungan walaupun loe jual diri loe, loe nggak bakalan bisa mengganti kerugian gue" ucap Fania masih dengan emosinya.

"Jaga yah ucapan loe, jangan seenaknya menghina Rara seperti itu" ucap Rafa membela Rara.

"Loe juga pelayan diam ajah deh loe, kalian itu saling membela karena sama-sama miskin tahu nggak" ucap Fania kepada Rafa.

Manajer restoran itu pun melihat ke arah Rafa dengan terkejut dan takut-takut.

Berani sekali perempuan ini menghina bos batin manajer restoran itu.

Rara yang mendengar Rafa di hina oleh Fania langsung mengangkat kepalanya walaupun dia sudah menangis, namun dia lap air matanya.

"Loe jangan bilang gitu ke Rafa, kita memang miskin tapi kita tahu menghargai orang nggak kayak loe mentang-mentang kaya loe malah seenaknya sama orang lain dan fitnah orang lain, kekayaanmu itu hanya titipan dari Allah" ucap Rara kepada Fania.

Rafa pun melihat Rara.

Nggak nyangka dia bakalan belain gue, apa ini yang membuat Fandi dekat sama Rara karena kebaikan dan kepolosannya batin Rafa.

Fania yang mendengarnya benar-benar semakin marah dia pun ingin menampar Rara lagi beruntung Rafa menahannya lagi.

"Pelayan loe nggak usah ikut campur ngapain loe nahan-nahan tangan gue haa" ucap Fania kepada Rafa.

"Emang kenapa terserah gue dong" ucap Rafa.

"Anda pecat dia dong, kenapa anda malah diam saja" ucap Zahra kepada manajer restoran itu. Zahra sangat jengkel melihat wajah Rara dan Rafa yang suka ikut campur padahal dia ingin melihat wajah Rara di tampar oleh Fania.

"Rara tidak salah, yang salah itu Fania karena ingin membuat Rara jatuh, kita liat CCTV saja biar jelas" ucap Rafa tegas.

Fania yang mendengarnya benar-benar jengkel dia lupa kalau ada CCTV di restoran ini, karena kalau sampai di liat CCTV sudah pasti ketahuan kalau Fania lah yang salah. Begitupun dengan Zahra yang benar-benar jengkel karena gagal lagi memberi pelajaran kepada Rara.

"Sudah, gue malas memperpanjang urusan ini, karena gue masih banyak urusan, kali ini loe selamat pelayan kampungan" ucap Fania yang takut akan ketahuan kemudian langsung pergi dari restoran itu sambil menarik tangan Zahra.

Rara pun merasa lega. Semua yang lagi nonton tadi pertunjukkannya langsung kembali makan seperti sebelumnya. Rara pun langsung bertanya kepada manajer.

"Pak apa saya di pecat?" tanya Rara.

"Kamu maunya gimana? kamu mau di pecat?" tanya manajer restoran itu.

"Tidak pak, saya tidak mau di pecat, saya akan bekerja lebih berhati-hati lagi" ucap Rara dengan sungguh-sungguh membuat Rafa sedikit tersenyum.

"Baiklah, kamu tidak di pecat, saya percaya kamu karena kamu sudah lama bekerja di sini dan juga sangat rajin jadi mana mungkin saya mau memecat kamu, bekerja lah seperti biasanya yang penuh semangat" ucap manajer itu yang tahu betul bagaimana Rara sangat bersemangat kalau bekerja.

"Terima kasih banyak pak" ucap Rara bahagia sambil menunduk sopan.

"Saya masuk ke ruangan saya dulu, kalian lanjutkan lah pekerjaan kalian" ucap manajer itu kemudian berlalu pergi tetapi sebelum itu dia menundukkan sedikit kepalanya ketika melihat Rafa namun kejadian itu tidak di lihat oleh Rara.

############

Mampir ke novelku yang lain juga yah judulnya...

- DENDAM DAN CINTA

- AKU BUKAN PELAKOR

- CINTA PRESDIR TAMPAN

klu nggak nemu di pencarian,, tinggal klik fotoku aja,, semuanya novelku ada di profil

Makasih sebelumnya buat yang sudah baca🙏😊😊😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!