Alya berlari tergesa-gesa setelah mendapatkan telpon dari Rumah nya.
"Ma,Mama gapapa Kan?" Teriak Alya saat sudah sampai di depan rumah.
Namun tidak seperti apa yang ada dalam bayangannya jika terjadi sesuatu dengan Mama nya namun malah terlihat semua berkumpul di ruang keluarga.
"Kenapa semua malah berkumpul Mah, Pah, Apa yang terjadi."
"Alya duduk dekat Kak Nadin Sayang." Ucap Hermawan sebagai kepala keluarga yang tidak lain adalah Ayah dari Alya juga Nadin.
Alya menurut dan duduk di samping Nadin yang sudah lebih dulu sampai di Rumah.
"Jadi kalian sudah berkumpul semua nya, Ada yang ingin Papa dan Mama bicarakan dengan Kalian." Lanjut Santi.
Entah mengapa perasaan Alya tidak enak, dia merasa jika akan terjadi sesuatu namun dia berusaha tenang dan menjauhkan semua pikirannya.
Hermawan menghela napas nya dan menatap dua putri cantiknya.
Nadin Karolin putri dan juga Alya
Santi mengusap bahu suaminya,,
"Papa bicara sekarang." Ucapnya dan Hermawan mengangguk.
"Memangnya papa mau bicara apa sih Pa, Nadin sampai bolos kuliah hari ini apalagi Nadin sudah ada janji dengan Bima." Kesal Nadin yang juga harus terburu-buru pulang.
"Baiklah, Papa ingin membicarakan sesuatu dengan kalian
Papa akan menjodohkan kalian dengan anak teman
Papa."
"Maksud Papa?" Ucap Nadin dan Alya serempak.
"Nadin Alya, dengerin Papa dulu Sayang." Ucap Santi membuat mereka terdiam.
"Kalian masih ingat dengan Om Bramiko dan Juga Tante Kalina, kami dulu sangat menginginkan jika suatu saat nanti bisa menjodohkan anak-anak kami."
"Tapi Pa, Ini udah jaman modern dan bukan nama situ nurbaya."
"Nadin, Dengerin Papa Dulu." Ucap Santi membuat Nadia terdiam.
"Karena anak Bramiko adalah laki laki, Maka salah satu dari kalian lah yang akan kami jodohkan."
"Ya sudah Alya saja yang di jodohkan, Nadin sudah ada Bima juga." Ucap asal Nadin.
"Loh gak bisa gitu dong Kak, Kakak anak pertama harusnya Kakak dong yang nikah duluan." Kesal Alya.
"Kakak Nikah juga sama Bima De, Lagian Kamu belum punya pacar nurut aja deh."
"Gak bisa gitu dong, Seharusnya Kak Nadin dong dan kenapa harus gue yang Ngalah." Ucap Alya yang sangat kesal dengan ucapan kakak perempuan nya.
"Terus Bima gimana, lagian Lo belum punya pacar kan mending terima saja anak Om Bramiko itu."
"Sudah.-sudah,
Papa tidak akan memaksa satu dari kalian, Kami sudah memutuskan jika dari keluarga Bramiko lah yang akan memilih salah satu dari kalian."
"Ma- maksud Papa? "
"Nanti malah mereka akan datang makan malam di rumah dan Papa minta kalian harus bersiap.
Satu lagi, Jangan ada yang mempermalukan Papa juga Mama."
Nadin juga Alya tampak kesal, namun mereka tidak bisa berbuat sesuatu dan hanya bisa berharap jika bukan mereka yang akan mendapatkan perjodohan itu.
"Kalian ke kamar dan bersiap untuk malam nanti." Ucap Santi membuat mereka Beranjak bangun dan menuju Kamar masing masing.
Bruk..
Alya menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.
Ih,, Mana ada Perjodohan di jaman modern seperti ini, apa kata temen temen gue nantinya.
Gila aja kalau nantinya gue yang bakal terpilih apalagi anak dari Om Bramiko ,-
Ih amit amit.. Alya menutup wajahnya.
Dia membayangkan jika nantinya Anak Dari Keluarga Bramiko adalah laki laki dewasa atau bahkan laki laki tua yang seharusnya sudah memiliki anak dan cucu.
Alya menggeleng dengan membayangkan semua nya,,
Ya Tuhan,,
Tolong jangan aku yang terpilih malam nanti, biarkan Kak Nadin saja yang menikah lebih dulu..
Dia anak pertama masa iya gue yang nikah dulu.
Tapi, gue gak bakal tinggal diam.
Kak Nadin lah yang harus menerima perjodohan itu dan bukan gue.
Alya beranjak bangun , dia menatap cermin yang berada tidak jauh dari tempat tidur nya.
Dia pun berjalan mendekat dan menatap wajahnya..
*******
Tidak berbeda jauh dengan Nadin juga Alya yang tampak kaget dengan rencana perjodohan itu.
Di tempat lain,,
Bramiko bersama istrinya Kalina, Kini sedang bersama putra tunggal mereka Arga Dewantara yang terus menolak perjodohan itu.
"Tapi Yah, Arga sudah besar dan Arga bisa memilih sendiri calon istri Arga nantinya, lagi pula Arga masih kuliah, masih punya cita cita dan juga,-
"Gladis maksud kamu.! " Potong Bramiko
"Ayah juga Bunda tau kan, Arga sudah punya Pacar."
Kalina menggeleng,,
"Arga, Apa yang kami lakukan itu juga untuk kebaikan kamu, lagian kami sangat mengenal dengan keluarga Hermawan. "
"Tapi Bun,-
"Semua sudah menjadi keputusan Ayah dan sama sekali tidak bisa di rubah.
Kamu bersiap untuk makan malam bersama keluarga mereka dan ingat jangan menentang atau kamu bakal Ayah coret dari Kartu Keluarga." Ucap Bramiko beranjak pergi.
"Arga, Kamu harus nurut dengan semua ucapan Ayah dan jangan buat Ayah marah." Lanjut Kalina mengikuti Bramiko.
Arga mengusap wajahnya Kasar,,
Bagaimana dengan Gladis, Wanita yang sudah menjadi kekasihnya hampir satu tahun ini.
Bagaimana dengan Gladis,
Apa yang harus gue katakan, Tidak mungkin gue langsung meninggalkan nya begitu saja.
Tapi, jika menolak Ayah bakal mencoret nama gue dari keluarga.
Arga terus mengusap wajahnya.
Perjodohan bukan lagi menjadi tradisi di jaman modern seperti ini.
Perjodohan hanya ada dalam masa Siti Nurbaya.
Arga menyambar tasnya dan beranjak pergi menuju kamar nya.
****** Prolog ******
Alya merupakan gadis cantik dan salah Mahasiswi di sebuah Kampus terbaik di Kota Jakarta.
Alya yang notabene adalah mahasiswi berprestasi banyak di kenal di Kampusnya.
Karena bukan hanya pintar namun Alya yang memiliki paras cantik membuat banyak yang mengaguminya.
Namun di balik semua itu Alya juga termasuk Mahasiswi yang selalu berbuat Onar, dan selalu ijin dalam mata kuliah nya bahkan beberapa dosen di sana pun sudah sangat mengenal perilakunya.
Berbeda jauh dengan Alya,
Arga pun termasuk salah satu mahasiswa yang berprestasi dan juga merupakan kapten basket yang di Idolakan banyak mahasiswi di Kampusnya.
Dan juga karena sifatnya yang sangat cuek membuat banyak Mahasiswi yang merasa penasaran dan ingin menjadi orang yang lebih dekat dengannya.
Begitu banyak mahasiswi yang mengagumi nya, namun perasaan mereka harus di patahkan karena Arga sendiri telah memiliki kekasih bernama Gladis yang tidak adalah teman satu kelasnya.
Arga dan Gladis sudah berpacaran sekitar satu tahun dan semua mahasiswi / wa tahu akan hal itu.
Gladis yang juga merupakan mahasiswi terkenal di Kampus.
Banyak juga yang mengagumi hubungan mereka karena mereka terlihat serasi dengan ketampanan dan kecantikan keduanya.
Namun beberapa Diantara mereka yang tampak kecewa lantaran Gladis yang terkena karena sikapnya yang sombong dengan kekayaan orang tuanya.
Alya sudah bersiap dengan gaun berwarna putih cantik dengan rambut di urai Curly yang menampilkan wajah Ayu nya.
Dia masih duduk menatap dirinya di depan cermin, menatap masa depannya yang hanya tinggal menunggu menit saja sebelum kedatangan tamu sahabat orang tuanya.
Namun, Alya masih terus berharap jika bukan dirinya lah yang di pilih nanti nya.
Cita citanya , masa depannya, keinginan nya masih panjang apalagi di saat saat seperti ini adalah dimana dirinya sedang mencari jati dirinya.
Tok,,
Tok,,
Ceklek,,
Pintu terbuka, Terlihat Santi berjalan menghampiri putri bungsunya.
Senyuman terukir saat melihat Alya yang kali ini menuruti ucapan Papa nya biasanya Alya selalu menentang.
"Kamu sangat cantik Sayang." Ucap Santi mengusap rambut Alya membuat nya menoleh.
"Ma, Kak Nadin kan yang bakal di jodohkan?" rengek ALya
berusaha meminta bantuan Mama nya.
Santi tersenyum dan menggeleng,,
"Semua keputusan berada di tangan Papa Sayang, Lagian Mama juga sangat mengenal keluarga Bramiko walau pun memang Mama belum pernah melihat sama sekali anak mereka."
"Mama juga belum melihat nya, bagaimana bisa menerima perjodohan ini Ma, Bagaimana jika Anak mereka laki laki tua dan jahat atau bahkan penjahat ,-
"Hus, Jangan bicara seperti itu Al.
Tidak mungkin Papa akan menjodohkan Putri nya dengan Laki laki seperti itu, Dan mana juga yakin anak mereka baik. "
"Tapi Mama,,-
"Sudah, Sekarang kita turun sebentar lagi mereka akan datang. Jangan bikin malu Papa juga Mama ya sayang."
Alya menghela napasnya,
Walau sebenarnya dia berusaha memberontak namun dia tidak mau membuat malu orang Tuanya.
"Maaf Nyonya, tamu sudah datang." Ucap Salah satu pelayan yang datang ke kamar Alya.
"Iya Bik, ayo Sayang"
Alya beranjak bangun dan berjalan keluar.
Sedangkan Di lantai bawah terlihat Hermawan yang sudah bersama Nadia.
Bahkan terlihat dua orang yang kini menatap Alya juga Santi.
"Halo Kalina, Lama sekali kita tidak bertemu" Ucap Santi yang langsung memeluknya.
"Kangen sekali aku, gimana kabar kamu San"
"Seperti yang kamu Lihat"
Kalina tersenyum dan kini matanya menatap Alya yang berdiri di belakang Santi.
"Alya, Kenalin ini Om Bramiko dan istrinya Tante Kalina" Ucap Hermawan.
" Halo Om, Tante" Sapa Alya mencium punggung tangan mereka.
"Halo Sayang, Kamu Cantik sekali." Ucap Kalina mengusap wajah Alya yang tersenyum.
Yes,,
Seperti nya Mereka menyukai Alya, jadi tenang gue pasti Alya yang mereka pilih dan bukan gue. Batin Nadin tersenyum.
"Loh terus dimana Arga" Ucap Hermawan membuat Alya menoleh.
"Sebentar lagi paling Arga datang." Ucap Bramiko
"Baiklah, Sambil menunggu Arga bagaimana jika kita langsung saja ke Meja makan, Mari silahkan."
Mereka masuk ke dalam dan menuju meja makan yang sudah terlihat banyak makanan di sana.
Alya dan Nadin duduk berjejer, sementara Arga belum juga datang.
"Ayah Bunda" Ucap seseorang membuat semua menoleh termasuk Alya yang membulatkan matanya saat menyadari jika dia sangat mengenali laki laki yang baru saja datang.
"Duduk samping Mama Nak" Ucap Kalian dan Arga mengangguk.
Namun di saat Arga akan duduk dia melihat Alya yang berada di kursi depan nya
Wajah yang sangat familiar baginya namun dia tidak ingat pernah melihat nya dimana .
Arga pun menarik Kursi nya dan duduk di sana,,
"Arga, kamu sudah besar ternyata" Ucap Hermawan dan Arga mengangguk.
"Lebih baik kita makan dulu Pa" Ucap Santi
"Silahkan silahkan."
Semua menikmati makan malam nya, sementara Alya malah tenggelam dalam lamunannya.
Dia bukan ya Arga Dewantara Kapten Basket di sekolah, terus bukannya dia sudah memilik pacar.
Bagaimana bisa dia menerima perjodohan ini bagaimana dengan Gladis.
Alya hanya memainkan sendok tanpa menikmati makanan.
"Alya" Bisik Santi
"Ya Ma"
"Jangan buat mainan, Dimakan sayang"
Alya mengangguk,,
Arga menatap Alya membuatnya langsung menunduk, tatapan matanya begitu tajam.
Gue pernah liat cewek itu tapi dimana ??
Arga berusaha mengingat Alya.
Terlihat obrolan kecil di meja makan, namun Baik Alya juga Nadin hanya diam mendengarkan cerita cerita kedua orang tua mereka yang saling merindukan.
_______
Kini semua berkumpul di ruang tengah setelah selesai makan malam bersama.
Arga merasa bosan berada di sana apalagi ponselnya terus berdering sudah pasti Gladis lah yang menelpon nya.
"Sebelum saya sangat berterima kasih atas kedatangan kalian, dan Maaf Loh jika makanan yang kami hidangkan hanya seperti itu saja."
"Kamu itu terus saja merendah bahkan masakan kamu begitu banyak jadi merepotkan kami" Ucap Bramiko membuat semua tertawa.
"Oya Nadia sudah kuliah ya Sayang" Ucap Kalina menatap Nadia yang mengangguk
"Iya Tante."
"Alya sendiri kuliah dimana Sayang."
"Mh Thamrin Tante"
"Loh Ga, Alya satu kampus sama kamu."
Arga langsung menatap Alya,,
Kini dia mengingat jika dia pernah bertemu dengan Alya di kampus.
Dan tingkah Alya yang selalu bikin onar membuatnya terkenal.
"Astaga, Jadi kalian satu kampus?" Lanjut Santi tidak percaya.
Semakin tersudut Lo Al,,
Sudah pasti Lo yang bakal di jodohkan, tidak mungkin dong Arga ataupun keluarga nya memilih gue secara gue lebih tua darinya ..Nadia tersenyum penuh kemenangan dan menyenggol lengan Alya yang duduk di samping nya.
"Pasti Lo yang bakal di jodohkan De " Bisik Nadin membuat Alya menoleh dan melotot.
"Arga, jangan main ponsel terus.
Simpan dulu ponselnya." Ucap Kalina sedikit berbisik saat putranya malah terlihat membalas pesan.
Kalina tau jika Arga sedang berbalas pesan dengan Gladis .
Baik Kalina ataupun Bramiko tidak menyukai Gladis karena bukan tanpa sebab.
Gladis memang gadis yang cantik, namun pertemuan pertama mereka dengan kekasih putranya itu membuat mereka langsung tidak menyukainya apalagi Gladis merupakan gadis yang sering datang ke sebuah Club' malam.
Arga langsung menyimpan Ponselnya.
"Baiklah jadi seperti obrolan kita saat itu jika Untuk terus menjalin tali silaturahmi juga menjalin hubungan yang terus baik antar keluarga.
Kita telah memutuskan untuk menjodohkan putra putri kita.
Namun, Karena Saya memiliki dua orang Putri akhirnya Baik Saya juga Istri Saya mempercayakan Kalian Bram untuk memilih salah satu putri kami untuk di jodohkan dengan Arga." Ucap Hermawan.
Bramiko juga Kalian tersenyum dan menatap Nadin juga Alya yang memang duduk di hadapan mereka sementara Arga tampak menghela napasnya.
Bramiko tersenyum,,
"Jika Saja ada Dua putra kami, Maka akan menjadi dua pasangan yang Pas." Ucapnya terkekeh.
"Karena memang putra putri kita yang akan menjali kehidupan nantinya, jadi Kami memutuskan untuk Arga lah yang akan memilih antara Nadin ataupun Alya yang akan menjadi calon pendamping nya nanti." Lanjut Bramiko menatap Arga yang tampak kaget.
"Loh kenapa Arga Yah" Kaget Arga
"Kan kamu yang akan menjalani nya Ga, Jadi Ayah dan Bunda akan setuju dengan keputusan kamu"
Arga terdiam dan menatap Nadin juga Alya,,
mereka tampak diam dan kaget.
Alya berusaha menunduk,,
Dia berharap jika bukan dia yang akan di pilih nantinya.
Cukup beberapa menit Arga terdiam dengan memikirkan siapa yang akan dia pilih.
Padahal dia sangat berharap jika akan menikah dengan Gladis wanita yang sudah menjadi kekasihnya selama ini.
Semua yang berada di sana pun tampak menatap Arga yang masih diam.
Berbeda dengan Alya yang tampak memejamkan matanya berharap bukan dirinya yang akan di pilih.
Bukan tidak mungkin alasannya karena mereka satu sekolah namun juga karena Arga yang telah memiliki Pacar dan apa kata semua orang yang berada di sekolah.
"Arga, kamu pilih siapa Nak." Ucap Kalina
"Siapa pun yang kamu pilih Ayah akan mendukung nya."
Arga menghela napas nya dan memejamkan matanya.
"Arga pilih,-
Deg..
Baik Nadin juga Alya benar benar di buat tegang , seakan mereka sedang menunggu Hasil Kelulusan.
"Alya" Ucap Arga membuat semua menatap Alya .
Alya sendiri membulatkan matanya,,
"Ini tidak mungkin" Ucap Alya
"Selamat karena ternyata Arga pilih kamu De." Ucap Nadin menggenggam tangan Alya yang terasa begitu dingin.
Kalian tersenyum,,
Sebenarnya dia pun sudah langsung menyukai Alya wajah cantiknya juga sikapnya yang sopan berhasil mencuri hatinya.
"Sayang" Ucap Santi memeluk Alya yang masih tampak diam tidak percaya.
Bramiko tersenyum dan mengusap bahu putranya..
"Baiklah, karena Arga telah memiliki Alya jadi kita langsung saja menetapkan tanggal pertunangan atau langsung tanggal pernikahan nya"
"Maaf Om" Ucap Alya membuat semua menoleh.
"Maksud nya pernikahan?"
"Iya Sayang, Arga telah memilih kamu jadi mau menunggu apa lagi?"
"T- tapi kan Al dan juga Kak Arga baru saling mengenal."
"Betul kata Alya, kita belum saling mengenal satu sama lain." Ucap Arga membuat Alya menatapnya.
"Baiklah, kalian tunangan lebih dulu dan seraya saling mengenal."
Nadin tersenyum dan mengangguk berbeda dengan Alya yang tampak hanya diam.
Apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Berharap jika Arga membatalkan Semua nya namun sepertinya sangat mustahil.
Setelah beberapa waktu,,
Bramiko, Kalina juga Arga pun pamit pulang tinggal lah Alya bersama orang tuanya sementara Nadin sudah lebih dulu ke kamar.
"Pa Ma, Al Mohon batalkan semua itu .
Alya sama sekali tidak mengenal Arga dan Al masih punya cita cita"
"Membatalkan bagaimana Alya, semua sudah setuju dan sebelum Ujian Kalian akan tunangan" Ucap Santi.
"Kenapa bukan Kak Nadin, dia bahkan tiga tahun lebih tua dari Alya."
Hermawan tersenyum dan mengusap pucuk rambut Alya.
"Memangnya setelah menikah kamu tidak bisa melanjutkan sekolah dan mengejar cita cita kamu Sayang,"
"Mama?"
"Sudah, Semua sudah menjadi keputusan. Kamu istirahat sudah malam"
Alya beranjak bangun dengan kesal dan masuk ke dalam kamarnya.
Nadin sendiri terus bersyukur karena Alya yang akan mengalami Perjodohan ini dan bukan dirinya.
Alya sedang apa ya..
Ke kamarnya deh .. Ucap Nadin beranjak bangun .
Tok,,
Tok,,
Tok,,
"De, Kakak masuk ya"
Tidak ada jawaban namun Nadin tetap saja masuk ke dalam.
Alya terlihat duduk bersila dengan wajah cemberutnya.
Nadia duduk di samping nya ,,
"Kenapa cemberut sih, harusnya senang dong sebentar lagi tunangan"
"Ih pa sih Kak,
Kakak keluar deh, Al mau sendiri"
"De, Ya mungkin ini takdir Lo dan mungkin ini jalan buat Lo membalas semua kebaikan Papa Mama , ya anggap saja balas Budi deh Lo udah di besarkan dengan baik ."
Alya menatap Nadin yang tampak menggodanya.
"Kak Nadin, Lo keluar deh gue mau sendiri "
"Oke Oke gue keluar.
Tapi Ingat De, Papa dan Mama sudah sangat senang karena perjodohan ini dan gue berharap Lo tidak membuat mereka kecewa."
Nadin beranjak keluar dan meninggalkan Alya yang masih diam dengan Nasibnya nanti.
Huuuuuhhhhh.. Kenapa harus gue sih..
Alya mengusap wajahnya kesal.
**********
Sementara Arga terus berusaha menenangkan Gladis yang terus menangis dengan keputusan yang di ambil Keluarga Arga.
Setelah dari rumah Alya,,
Arga langsung menemui Gladis dan memberitahu semuanya.
"Kenapa gak kamu tolak sih Ga, Terus kamu anggap aku apa ? Kita pacaran udah hampir satu tahun." Ucap Gladis.
"Gladis dengar,
Semua karena kemauan Orang tua aku, dan jika aku bisa memilih aku tidak mau menerima perjodohan ini."
"Terus bagaimana sama aku, bagaimana dengan hubungan kita, aku cinta juga sayang sama kamu Arga."
Arga terdiam dan memeluk Gladis yang terus menangis.
Bahkan dirinya pun menyayangi Gladis.
Mereka sudah lama dekat dan menjalin hubungan lama.
Gladis menangis dalam pelukan Arga,,
Arga berusaha menenangkan kekasihnya itu hingga tanpa sadar sudah tengah malam.
"Aku pulang ya." Ucap Arga namun Gladis menggeleng dengan terus memeluk lengannya.
"Gladis dengerin, Walaupun aku di jodohkan namun perasaan aku sama sekali tidak berubah, Hati aku hanya punya kamu "
"Bagaimana bisa Ga, sementara nantinya kamu bakal tinggal satu rumah dengan nya dan,-
Arga menarik Gladis kembali,,
Andai saja Gladis adalah salah satu diantara wanita yang harus dia pilih sudah pasti dia akan sangat bahagia.
"Aku janji jika kita akan tetap bersama walaupun nantinya aku sudah menikah."
Gladis tidak menjawab dan hanya terus memeluk Arga seakan enggan untuk melepaskan Kekasih nya itu.
******
Di rumah Bramiko menghela napasnya karena tingkah Putranya itu.
Selepas dari rumah Hermawan Arga tidak pamit dengannya dan mereka baru tahu saat sampai di rumah namun tidak ada mobil Arga di sana.
Ceklek..
Pintu terbuka membuat Bramiko menoleh, terlihat Arga yang berjalan masuk.
Bramiko menatap jam yang ternyata sudah hampir pagi.
"Dari mana saja kamu Arga" Ucap Bramiko menghampiri Arga yang kaget karena orang tuanya belum tidur.
"Ayah belum tidur ?" Ucapnya
"Dari mana kamu jam segini baru pulang."
Arga terdiam,,
"Semua Ucapan Bunda ternyata benar, Setiap hari kamu selalu pulang malam.
Mau jadi apa kamu Arga."
"Yah Arga cuma,-
"Pasti kamu mendatangi wanita itu bukan,
Wanita macam apa sebenarnya dia, malam malam masih mau menerima tamu laki laki"
"Namanya Gladis Yah, dan dia Pacar Arga."
"Siapapun dia Ayah minta kamu lupakan dan tinggalkan dia, Kamu sudah mau menikah dengan Alya. Ayah minta kamu tidak mempermalukan Ayah." Ucap Bramiko meninggalkan Arga yang terdiam di sana.
****,, Umpatnya beranjak masuk ke dalam kamarnya.
Dia pun menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur berukuran besar di sana.
Matanya menatap langit langit kamar, Takdir membuatnya serba salah karena harus memilih salah satu dari orang orang yang dia sayangi.
Kenapa takdir gue jadi serumit ini, harus menerima perjodohan dengan perempuan yang ternyata satu sekolah.
Bagaimana jika Gladis tau wanita itu adalah Alya, gue gak mau semakin menyakitinya..b
Arga mengusap wajahnya..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!