🍁🍁🍁🍁🍁
"Menikah! siapa yang menikah?"
Viana yang baru bangun tidur langsung di minta mengganti pakaiannya dari piyama ke kebaya putih modern oleh Bunda, yang sebenarnya itu adalah ibu tirinya tapi meski begitu ia sangat baik dan penuh perhatian layaknya pada anak sendiri.
"Ayo, cepetan. Ayah udah nunggu di depan," titah wanita itu yang memang sudah rapih dengan baju gamis berwarna putih senada dengan hijab yang di kenakannya juga.
"Kita mau kondangan kemana sih, Bun?" tanya Viana masih bingung saat ia di dorong untuk cepat masuk kedalam kamar mandi.
"Kok kondangan sih? orang kamu yang nikah kok," kata Bunda lagi. Mau percaya tapi nada bicaranya begitu santai jadi tak salah jika Viana masih belum bisa mencerna ucapan istri baru ayahnya tersebut.
Kenapa baru?, karna Bunda dan Ayah baru menikah tiga tahun lalu, tepatnya saat Viana baru lulus sekolah menengah pertama. Perceraian Ayah dan Ibu karna alasan perselingkuhan membuat dunia remaja 14 tahun itu sempat jungkir balik, tapi beruntungnya Tuhan mengirim ibu sambung yang baik luar biasa.
"Bunda bercandanya bisa munduran dikit gak? kelewatan banget loh, sumpah!"
Bunda yang mendengar itu malah tertawa karna ia dan Viana kadang seperti adik kakak juga sahabat sebab jarak umur mereka hanya 10 tahun, itu berarti kini Bunda berusia 28 tahun. Dan dari pernikahan itu Viana belum juga di karuniai adik yang sebenarnya sudah sangat di tunggu di rumah tersebut.
Viana yang sudah masuk kedalam kamar mandi malah duduk termenung padahal tubuhnya sudah polos tanpa apapun termasuk piyama tidurnya yang sudah ia tanggalkan lima menit yang lalu.
"Apa sih? otakku ko jadi mendadak LOLA ya?" gumam Viana masih bingung.
Ia yang sudah mandi dan baru keluar sempat di kagetkan dengan kehadiran Bunda yang ternyata masih di kamarnya, ia bagai terhipnotis saat wanita itu mendandani nya hingga ia sendiri tak percaya jika yang kini berdiri di depan cermin adalah dirinya sendiri.
"Maaf, Bunda tak bisa mencegah pernikahanmu, Vi," ucap Bunda lirih.
Deg..
Benarkah ia akan menikah? ternyata ini bukan lelucon yang biasa di lakukan Bunda terhadapnya. Ayah yang memaksa, pria itu menepati janji pada sahabat lama yang baru di temui nya lagi tiga bulan yang lalu.. "Ya Tuhan.. bangun kan aku dari mimpi buruk ini."
Viana tak bisa menangis dan menolak karna ia tahu betul bagaimana watak pria berumur 55 tahun itu yang cukup keras kepala jika sudah membuat satu keputusan. Ayah tak mudah di ajak bernegosiasi jika kemauannya sudah bulat.
Dengan siapa aku menikah? siapa yang mau menikah dengan gadis yang belum lulus SMA ini, bahkan menggoreng telur pun aku tak bisa, masak air saja sering membuat panci gosong karna ulah ku yang kelupaan. Pria itu pasti bodoh, karna mau saja menikah tanpa melihat siapa calon istrinya lebih dulu. Tapi.... apakah aku juga sama bodohnya seperti dia? OmeGot kenapa engkau menyandingkan si bodoh dengan si bodoh. Pernikahan ini tak lebih seperti membeli kucing dalam karung!!
Dan...
"Viana, ini calon suamimu, Andra putra Bramasta. Dia juga satu sekolah denganmu 'kan?" ucap Ayah memperkenalkan sosok pemuda yang memang di akui ketampanannya oleh Viana selama ini.
"Andra? ini kan pacar Haura?" jawab Pelan Viana bingung dan tak percaya, karna satu sekolah tahu bagaimana hubungan sepasang kekasih itu.
"Iya, kenapa?"
"Gak bisa, Kalian masih pacaran 'kan?" tanya Viana dengan sorot mata penuh selidik.
"Hem, kenapa gak bisa? kan enak kalau punya istri sama pacar sekaligus," bisik Andra, tentu ia tak ingin orangtuanya mendengar hal tersebut.
.
.
Ya ampun, maruk bin serakah sekali Anda?!
🍁🍁🍁🍁🍁
"Saya Terima nikah dan kawinnya Viana putri binti Haryanto dengan mas kawin tersebut di bayar, Tunai."
Kalimat ijab kabul begitu lantang dan lancar di ucapkan oleh Andra sampai Viana bingung sendiri karna seakan semuanya sudah direncanakan dan hanya dia saja yang tak tahu.
Sama seperti pernikahan pada umumnya, mereka mendapat banyak doa dan restu dan itu membuat Viana terharu, ia bingung harus sedih atau senang. Senangnya mungkin karna ia bisa menikah muda seperti harapannya dan sedihnya pasti sebab ia menikah bukan dengan pria impiannya.
Acara di tutup dengan makan malam bersama dan setelah itu mereka akan pulang kerumah masing-masing mengingat pernikahan dadakan di bawah tangan ini di lakukan di sebuah hotel bintang 5 yang baru pertama kali Viana datangi seumur hidupnya.
"Satu minggu di rumah lo dan satu minggu di rumah gue kayanya adil," ucap Andra saat pasangan pengantin baru itu sudah berasa dalam mobil.
"Hah, mana bisa gitu, aku gak mau. Kamu tinggal aja dirumah mu, ngapain juga ikut ke rumahku dan sebaliknya!" protes Viana yang langsung mengomel khas anak remaja.
Andra pun hanya mencibir, ia melanjutkan perjalanan ke rumah mertuanya yang cukup lumayan jauh dari rumah Orang-tuanya.
Tak ada obrolan lagi di antara Andra dan Viana karna mereka sibuk fokus masing-masing, si Pemuda pada jalan di depannya sedangkan si gadis pada ponsel di tangannya.
"Ini kan rumah lo?" tanya Andra memastikan setelah ia juga mematikan mesin mobil mewahnya, ia adalah anak ketiga dari keluarga kaya raya, Anda memiliki satu kakak perempuan yang sudah menikah dan satu kakak laki-laki yang masih kuliah kedokteran.
"Iya, makasih ya udah di ANTAR dengan selamat sampai tujuan," ucap Viana sambil menekan salah satu kata agar suaminya itu paham dengan kode yang ia berikan.
"Cih, kurang kerjaan amat gue nganter lo! orang gue ikut kesini juga," sahut Andra yang langsung turun lebih dulu dari mobilnya.
Viana yang sudah di tunggu karna kendaraan itu akan di kunci tentu bergegas turun juga, tanpa basa basi pada Andra ia masuk lebih dulu ke dalam rumahnya, langkahnya terus di ikuti oleh pemuda itu sampai tepat di depan pintu kamar.
"Mau apa?" tanya Viana.
"Masuklah, kamar lo kan?" Viana yang mengangguk malah di geser dari posisinya berdiri hingga Andra bisa masuk begitu saja.
"Hey, kamu gak boleh kaya gini, ini kamarku dan gak sembarangan boleh masuk, paham?" omel Viana yang sudah sangat kesal.
"Enggak!" jawab Andra dengan sangat santainya. Viana yang sudah berdecak pinggang pun tak di perdulikan sama sekali, Andra malah seenaknya meminta gadis itu mengambil handuk untuk dia mandi.
Meski kesal, Viana tetap menurut karna Andra selalu menyinggung masalah Statusnya yang kini menjadi seorang istri, padahal entah apa yang akan di lakukan Andra sebagai suaminya
Setelah mereka selesai mandi, keduanya pun duduk bersama di ranjang karna di kamar Viana tak ada sofa panjang seperti di cerita mak othor yang lain karena ini bukan keturunan GAJAH.
Andra membenarkan posisi duduknya agar semakin nyaman sebab ia akan menceritakan alasan kenapa adanya pernikahan ini.
"Sebelumnya, gue mau minta Maaf karna udah masukin lo kedalam masalah rumit keluarga gue terutama kisah cinta gue bersama Haura. Semua tahu selama ini dia satu-satunya pacar gue yang gue cintai dengan tulus," kata Andra, dan itu langsung mendapat cibiran dari Viana.
"Cinta kok nikahnya sama cewe lain!" cetus Viana.
"Gue belom selesai, gak sopan kalau di potong!"
Andra menariik napas lebih dulu sebelum ia benar-benar melanjutkannya.
"Mami sakit udah 4 tahun, dia punya penyakit jantung dan minggu kemarin hampir aja Mami lewat," sambung Andra.
"Lewat mana?" tanya Viana.
"Lewat kebon pisang!" jawab Andra mulai kesal.
Viana yang sebenarnya jengkel dan malas kembali diam, ia akan mendengar kan lagi suaminya itu bercerita.
"Mami minta gue nikahin lo karna setuju juga sama keinginan Papa yang ternyata sahabatan juga sama Ayah lo."
"Kok gitu, kalau emang Mami mau liat kamu nikah harusnya sama Haura dong, gak sama aku. Kita jelas gak kenal sedang kan kamu sama Haura itu pacaran, seantero sekolah tahu gimana kalian, kenapa sih?"
.
.
.
Karna, Haura....
🍂🍂🍂🍂🍂
"Karna Haura--,"
"Terserah lah, aku ngantuk! minggir sana," potong Viana cepat. Baginya tak penting juga gadis itu bagaimana.
"Gue belum selesai ngomong, Vi."
"Lanjut besok, aku mau tidur dan berharap besok pagi pas bangun ini semua hanya mimpi," ujar Viana, sungguh ia tak berharap ini adalah kenyataan.
"Tapi sayangnya gue udah bener-bener nikahin lo dan gue harap pernikahan ini kita rahasiakan. Kita tetep gak saling kenal saat di sekolah, lo dengan hidup lo dan gue pun sebaliknya," ucap Andra.
Viana yang baru mau merapihkan bantal pun mengernyitkan dahi, ia cerna baik-baik semua yang di katakan Andra barusan padanya. Di rasa tak ada yang merugikan ia pun mengangguk tanda setuju dengan apa yang diminta suaminya itu. Mereka masih akan bersikap seolah tak kenal seperti tiga tahun belakangan ini. Dan itu rasanya jauh lebih baik di banding semua teman-temannya harus tahu tentangnya dan Andra termasuk pihak sekolah yang sepertinya juga tak tahu soal pernikahan dini mereka.
"Ok, deal." Viana pun langsung mengulurkan tangannya.
"Deal, dan satu lagi," balas Andra sambil menerima uluran istrinya itu.
"Apa?"
"Jangan ganggu hubungan gue sama Haura ya, gue sayang banget sama dia, gue gak akan ninggalin dia demi lo," ujarnya meyakinkan sambil memohon.
Viana hanya mengangguk, ia tak masalah akan hal itu karna tak adanya perasaan apapun terhadap Andra. Ia akan menutup mata, telinga dan hatinya tentang pemuda tampan kaya raya tersebut.
Dirasa kesepakatan diantara mereka selesai, Pasangan itupun bersiap untuk tidur. Andra merebahkan tubuhnya di lantai dengan karpet bulu yang biasa Viana gunakan saat ada teman-temannya.
"Pakai selimut, nanti masuk angin aku gak mau ngurusin," ucap Viana sebelum ia menutup matanya.
"Cih, niat banget lo jadi istri durhaka!"
.
.
.
Andra yang ternyata tak sombong malah terkesan Humble itu langsung akrab dengan Bunda dan Ayah, mereka mengobrol layaknya anak dan orang tua sebab pasangan suami istri itu juga menyelipkan beberapa nasihat.
"Maaf ya, Ayah tak sekaya papimu, karna rumah ini saja hanya seukuran dapur di rumahmu," kata Ayah.
"Ya ampun, Yah. Bukan semewah apa rumahnya tapi sehangat apa keluarga yang ada di dalamnya," Sahut Andra sambil tersenyum simpul.
Deg..
Viana tentu tak percaya dengan jawaban yang di berikan Andra, sebaik dan sebijak itukah suaminya? Kesan pertama yang langsung membuat hatinya sedikit bergetar.
Usai sarapan keduanya pun langsung berpamitan untuk berangkat ke sekolah kepada Ayah dan Bunda.
"Kalian hati-hati ya," pesan orang tua tersebut yang hanya di iyakan saja oleh Andra juga Viana.
Pasangan suami istri baru itu melangkah kearah garasi, Andra masuk kedalam mobil mewahnya setelah mengeluarkan sepedah motor Viana.
Sehabis mandi, mereka sepakat untuk pulang dan pergi secara masing-masing seperti biasa agar tak menuai kecurigaan terlebih Andra harus menjemput Haura lebih dulu.
Viana yang sudah menyalakan motornya perlahan pergi meninggalkan rumahnya dan barulah Andra menyusul dari belakang.
Hanya butuh waktu 35 menit, Viana yang bisa selap selip di jalan tentu sampai lebih dulu ke sekolah, ia langsung ke kelasnya yang ada di lantai tiga.
"Vi.... sini sini, sayang," panggil dua sahabatnya Lili dan Lala, mereka adalah sepasang kembar bagai upin dan ipin versi perempuan.
"Apa sih??" tanya Viana sambil melepas tasnya yang ter selempang di bahu.
Ia duduk sambil mengeluarkan ponsel di saku baju seragamnya, tak perduli jika dua temannya itu sudah bersiap untuk bercerita tentang drama kesukaan mereka yang semalam di tonton.
Kedua mata Viana malah fokus pada satu Chat dari nomer baru yang tak ia kenal, ia sampai membacanya berulang kali karna masih tak percaya.
.
.
.
Gue udah transfer uang jajan buat lo, cek ya..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!