Senja menghantarkan sang mentari memasuki peraduannya. Blandina masih terlihat menikmati senja yang sebentar lagi akan berganti dengan sang malam. Buliran bening mulai berjatuhan di wajahnya yang teduh.
"Mom,blandi rindu" Rintihnya tertahan sembari menghapus jejak-jejak butiran bening dipipinya.
''Did u Miss me ??" Ucapnya lirih
sambil memandangi sang mentari yang mulai menghilang diantara sela-sela silau jingga yang memperlihatkan keindahannya.
Angin malam mulai bertiup pelan menghantarkan kegundaan sang pemilik wajah teduh bak Dewi.
Blandina masih menikmati tempat yang selalu menjadi tempat favoritnya bersama sang ibu.
Setelah lelah menikmati pemandangan ditempat itu, blandina pun bergegas meninggalkan tempat itu dan menuju motor bebek nya. Yup hanya itu fasilitas yang bisa dia kendarai kesana kemari untuk melakukan aktivitas nya.
Akhirnya, dirinyapun sampai juga dirumah megahnya.
Yup blandina adalah anak dari tuan Robert Anderson pemilik Anderson company. Bisa dibilang keluarga Anderson adalah keluarga yang termasuk orang kaya.
Dulu blandina memiliki segalanya. Kasih sayang dari sang ayah dicurahkan sepenuhnya untuk dirinya. Namun saat Celine dan putrinya arabele masuk dan menjadi bagian dari keluarga Anderson, segala kebahagiaan yang dimilikinya hilang direnggut oleh kedua orang tersebut.
Segala sesuatu yang pernah dia miliki diambil secara paksa oleh saudara tirinya.
Blandina pun tidak mempersoalkan hal itu, dia selalu berpikir positif untuk hal apa saja yang diperbuat oleh arabele.
Hingga malam itu setelah dia mendapati foto mominya diturunkan dari tempatnya, dan digantikan oleh foto keluarga baru anderson Tampa dirinya membuat kemarahannya meledak.
"Apa yang kamu lakukan ?" Teriak blandina sambil menarik foto yang baru digantungnya.
Nyonya Celine tersenyum remeh kearahnya.
"Maaf blandina, saya melakukannya atas kemauan Daddy kamu.dy ingin foto ini berada di ruangan ini" timpalnya sembari tersenyum mengejek kearah blandina.
Dengan sorot mata yang penuh dengan kemarahannya, blandina meninggalkan ruangan tersebut dan menuju ruang kerja ayahnya.
Tanpa mengetuk pintu,blandina masuk dengan penuh kemarahan namun berusah ditahannya.
"Hey..what happened bland" ?? Tanya tuan Anderson heran melihat tatapan putrinya.
" Dad, apapun yang perempuan dua itu inginkan aku nggak peduli,tapi please jangan sekali-kali merubah apapun kenangan yang ada dirumah ini" umpatnya penuh dengan kemarahan yang tertahan.
Tuan Anderson mengerut keheranan.
"Memangnya apa yang telah diperbuat Celine dan arabele?" Tanya tuan Anderson.
"Jangan bilang Daddy gak tau apa-apa tentang foto itu ? " Timpal blandina masih dengan kemarahan terpendamnya.
"Oh ..., Calm down bland. Itu hanya sebuah foto sayang." Jawabnya tanpa rasa bersalah.
"Hanya dad ??" Sambil memicingkan matanya tak suka mendengar jawaban daddy-nya.
" Oh come on dear,,,timpalnya sembari mendekat kearahnya.
"No ..dad!!! kamu bukan Daddy yang bland kenal,," kamu sudah berubah,,!" Ucapnya penuh penekanan.
"Hey ..aku masih Daddy kamu bland, dan selamanya akan menjadi Daddy kamu !" Ucapnya lembut.
Blandina menggeleng pelan dan berusaha menahan tangisannya yang hampir pecah.
"Blandina benar-benar gak tahan lagi melihat semua ini,dad !!" Ucapnya terbata-bata.
"Hey... tenang lah lagipula foto momi kamu masih banyak kok dirumah ini" Daddy hanya berfikir ngga etis kalo foto Celine dan arabele tidak terpampang di rumah ini" kilah sang Daddy mencoba memberi pengertian kepada putrinya.
"Mereka juga bagian dari keluarga Anderson sayang" sambungnya.
Tidak tahan mendengar penjelasan dari daddy-nya, blandina-pun meninggalkan ruangan daddy-nya dan menuju kamarnya.
Sesampainya dikamarnya, blandina-pun menangis tersedu-sedu. Dia membayangkan kehidupannya kedepan jika daddy-nya semakin hari semakin mengikuti kemauan kedua perempuan iblis tersebut.
Setelah kehilangan mominya yang meninggal karena kanker darah, dunia blandina seakan runtuh. Segala kasih sayang dan perhatian dari sang mominya hilang.dia benar-benar terhempas jauh kedalam lembah yang gelap. Narkoba dan semacamnya pernah menjadi teman hidupnya hampir dua tahun. Untung ada sarah sahabatnya yang selalu memberikan support dan perhatian kepadanya. Sehingga dunia kelam itupun dapat dilepaskan olehnya. Hidupnya kembali hancur saat Daddy nya pulang dengan seorang perempuan dan putrinya. Namun dia tidak lagi menggunakan narkoba untuk mencari kedamaian dihatinya. Dia malah lebih banyak menghabiskan waktunya ketempat Sarah atau ketempat dimana dia dan mominya sering berkunjung.
***
Setelah drama foto tempo hari, blandina lebih suka menghabiskan waktunya melihat matahari terbenam.
Dan motor kesayangan nya selalu menjadi sahabat setianya setiap waktu. Dia sebenarnya memiliki beberapa mobil bermerek. Namun dia tetap memilih motor bebek sebagai sahabatnya selain Sarah. Yup,,motor itu adalah peninggalan mominya. Dulu mereka berdua sering memakai motor itu jika ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan dan menikmati tiupan angin yang menerpa lembut wajah mereka berdua.
Dan seperti sore biasanya setelah pulang dari kampus, blandina pasti menghabiskan malamnya ditempat ini.
Senja seakan membuat seluruh beban hidupnya menghilang. Rasa sakit hati dan kekecewaan hilang sejenak saat sang pemilik siang itu mengibaskan warna jingga nya yang indah dan meneduhkan hati.
"Hai mom, im here !!! Again " timpalnya pilu. Mata indahnya mulai berkaca-kaca saat kalimat tersebut keluar.
Can u see me, out there ?!" Rintihnya tertahan. " I really Miss u,mom" isaknya tertahan.
Daddy benar-benar berubah !! Rintihnya kembali.
Dari kejauhan nampak seorang laki-laki dengan mata elangnya tengah memandangi blandina dengan penuh tanda tanya.
"Stif, bukannya itu gadis yang kemarin ?" Tanya laki-laki jangkung tersebut.
" Benar tuan, dia memang sering kesini"! Jawab stif sang asisten yang memang sudah sebulan berada di negara ini untuk kunjungan bisnis dari perusahaan Steward company.
Sang pemilik mata elang dengan manik hijaunya masih menatap lekat kepada sang pemilik wajah teduh bak Dewi itu.
" Stif, cari tahu siapa gadis itu dan untuk apa dia kesini" timpal si manik hijau tersebut.
"Baik tuan!!" Jawab stif seadanya.
Perasaan iba muncul saat melihat gadis itu kembali. Netra hijaunya melebar, saat melihat gadis cantik tersebut menghapus buliran air mata dipipinya yang halus.
Keinginan untuk memiliki gadis tersebut,tiba-tiba muncul dibenaknya.
Namun perasaaan itu ditahannya sampai stif mendapatkan informasi tentang gadis pemilik wajah teduh tersebut.
Diapun segera kembali ke hotel didampingi sang asisten,stif Thompson.
Begitu juga dengan blandina, diapun bergegas meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumahnya.
Nampak sang Daddy tengah bercengkrama ria dengan Celine dan arabele diruang keluarga. Celine benar-benar perempuan licik. Dia memang pandai merayu, dan kali inipun dia berusaha membuat Robert Anderson agar lebih dekat kepada putrinya. Celine ingin agar Robert melupakan putrinya dan lebih peduli kepada arabele dibanding blandina.
Saat melihat suasana tersebut, blandina merasakan sakit dihatinya. Diapun bergegas melewati ruangan tersebut dan hendak menuju anak tangga. Tiba-tiba sang Daddy memanggilnya lembut.
"Bland,ayo gabung sama kita" panggil sang Daddy lembut seperti biasanya.
"Blandin capeh dad" tolak blandina halus, sembari menuju kamarnya.
Nampak senyum kemenangan terlihat diwajah Celine,perempuan licik yang secara perlahan ingin menjauhkan ayah dan anak.
Merekapun melanjutkan obrolan mereka kembali. Sementara dilantai atas,dikamarnya blandina. Gadis tersebut,menangis meratapi hidupnya yang berubah dratis dalam semalam. Daddy-nya benar-benar telah berubah. Dia lebih mengutamakan kepentingan perempuan dua itu dibanding putrinya sendiri. Apa yang diinginkan Celine pasti akan dia kabulkan.
Hingga makan malam pun, blandina tidak ingin makan bersama mereka. Hingga akhirnya sang Daddy harus mengantarkan makan malamnya.
"Dear......," Panggil tuan Anderson dari balik pintu kamarnya.
"Masuk dad" jawab blandina sambil cepat-cepat menghapus air matanya.
"Hey...kamu melewatkan makan malam mu sayang " timpal Anderson lembut.
"Thanks dad.., " ucapnya terlihat kurang bersemangat.
"Blandin udah kenyang kok,dad" sambungnya sambil bersandar di ranjangnya.
"Hey...what happened ?" Tanya sang Daddy.
Blandina menarik napas panjang.
Matanya menatap lekat-lekat mata ayahnya.
"Apa Daddy benar-benar tidak tau apa yang selama ini blandin rasakan ??" Tanya blandina dengan tatapan matanya yang terlihat sembab.
Tuan Anderson menarik napasnya pelan.
"Sayang,, Daddy mengerti apa yang kamu rasakan.tapi bisakah kamu mencoba menerima Celine dan arabele ??" Tanya Anderson terdengar penuh penekanan.
"Hummp...,blandin bisa saja menerima mereka dad. Tapi bukan berarti mereka seenak jidat melakukan apa yang mereka inginkan dirumah ini" jawabnya dengan sorot mata penuh dengan kemarahan.
Anderson menarik napas panjang.
"Baiklah, kalo begitu apa yang ingin kamu lakukan bland ??" Tanya Anderson menyerah.
"Blandin nggak menginginkan apapun dad dari mereka,..blandin cuma ngga suka barang2 momi disentuh sama mereka!!!!" ucapnya tegas.
Anderson mendekati putrinya dan membelai kepalanya penuh kasih sayang. Dirinya teringat kembali saat dimana blandina harus menderita karena kehilangan sosok seorang ibu. Keputusan nya membawa Celine ke dalam keluarganya untuk membuat blandina merasakan kembali sosok seorang ibu,,, ternyata semua diluar ekspektasinya.
"Baiklah apapun itu Daddy akan sampaikan hal ini kepada Celine." Timpalnya tegas.
**
Austin Stewards adalah sang pewaris Stewards Corp. Ayahnya Richard Stewards adalah pengusaha bertangan dingin. Usaha yang dibangunnya telah sukses sampai di seluruh Eropa dan Amerika. Perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan Fashion mampu menembus pasar Seluruh Eropa dan Amerika.
Selain mempunyai kualitas dibidang tersebut, Richard memiliki paras yang berkharisma bak dewa Yunani. Memiliki istri yang cantik dan Loyal menambah kadar kecantikan Alice Stewards perempuan berdarah Mexico Belanda.
Jadi tidak perlu diragukan lagi bagaimana ketampanan seorang Austin Stewards yang memiliki darah campuran mexico-belanda mix Amerika-italia.
Memiliki wajah tegas,hidung mancung,alis yang tebal dengan manik mata berwarna hijau terang.tentu siapa saja yang akan melihatnya pasti akan klepek-klepek.
Disaat ini dia tengah berkunjung ke negara Indonesia untuk membuka cabang baru.
Dan disinilah dia berada, sambil menikmati kopinya,Austin sesekali membaca CV dari seorang gadis yang dia lihat beberapa hari yang lalu.
"Stif,jadi dia anak dari Anderson ?" Tanya Austin sambil menyeruput kopinya.
"Benar tuan" jawab stif cepat.
"Sekarang beliau sudah menikah lagi dengan perempuan bernama Celine Van Bruer,yang memiliki seorang putri seumuran dengan nona blandina !" sambungnya panjang lebar.
"Besok kosongkan jadwal, saya ingin bertemu dengan gadis ini" timpal Austin sambil berdirih dari kursinya dan menuju kamarnya.
**
Universitas Ngurah Rai Bali,
Pukul 08.00 pagi waktu setempat.
Austin Stewards dan stif asistennya menyusuri universitas terbaik di Bali.
"Stif,temui dewan rektorat di tempat ini dan katakan saya ingin menjadi donatur tetap di sini" timpalnya tanpa ragu-ragu Sembari menuju ruang kelasnya blandina.
Stif hanya mengangguk patuh dan menuju ruang rektorat.
Saat memasuki ruang kelas tersebut, Austin menyisir ruangan tersebut dengan mata indahnya dan mencari sosok wajah teduh milik blandina.
Seluruh mahasiswa ditempat itu takjub melihat sosok jangkung tersebut. Baik lelaki maupun perempuan merasa didatangi aktor Hollywood.
Blandina masih asyik ngobrol dengan Sarah dan sama sekali tidak menyadari kehadiran lelaki jangkung dengan netra mata hijau masih berdirih mematung di pintu masuk kelasnya.
Mahasiswa lain mulai berdatangan melihat sosok tampan tersebut.
Austin sama sekali tidak merasa risih dengan segerombolan penghuni kampus yang mulai berkerumun di depan kelas blandina.
" Hey .., blandina avelia !!" Panggil Austin tanpa menghiraukan ciutan-ciutan memuji dari samping kiri-kanannya.
Orang yang dipanggil namanya menoleh keheranan.
Austin mengangguk pelan saat melihat blandina menunjuk kearah dirinya sendiri. Sarahpun dibuat keheranan melihat sosok asing tersebut.
" Bland,,siapa orang itu ? " Tanya Sarah bingung.
" I don't know, Bestie ! " Jawab blandina sambil mengedipkan bahunya.
" Hey..are u hear me ? " Tanya Austin kembali.
Melihat respon banyak orang yang mulai keheranan dengan sosok asing tersebut, akhirnya blandina berdirih dari bangkunya dan menghampiri sosok asing tersebut.
" Did I know you ? " Tanya blandina jujur
Austin hanya terkekeh mendengar pertanyaan gadis didepannya.
" Aku ingin bicara denganmu" kata Austin to the point
Blandina mengerutkan dahinya kebingungan.
Bagaikan di sihir oleh Austin, blandina-pun mengikuti Austin menuju kantin kampus yang bersih.
2.Menyatakan perasaannya
" Aku ingin menikah denganmu" ucap Austin tanpa beban.
Blandina terkejut mendengar penuturan dari laki-laki yang baru ditemuinya 10 menit yang lalu.
Dengan kening berkerut dia memandangi sosok jangkung di depannya. Dia mengakui sosok di depannya sungguh tampan tak tertandingi dengan cowok-cowok yang pernah dekat dengannya. Namun gak mungkin, jika dia harus menerima laki-laki didepannya kan?? Kenal aja nggak.
"Excusme, anda siapa yah" tanya blandina keheranan melihat penuturan laki-laki yang berada didepannya.
Austin melongo tak percaya dengan reaksi perempuan manis didepannya.
" Kamu benar-benar tidak mengenali saya, nona blandina Robertson ??" Tanya Austin tidak percaya.
Blandina menggeleng cepat.
Austin berdehem pelan..
"Baiklah biarkan asisten saya yang akan memperkenalkan siapa saya" ucapnya tanpa basa-basi.
Pada saat yang sama,sang asisten stif datang.
" Hai nona blandina, perkenalkan nama saya stif, asistennya tuan Austin Stewards" timpalnya tanpa berjabat tangan, seakan dia sudah memahami sifat tuannya.
Blandina membalas dengan sebuah senyuman kecil.
" Tidak perlu tersenyum kearahnya Blandina Anderson " timpalnya cepat
Blandina terkejut mendengar ucapannya lelaki didepannya.
" Memangnya aku robot ? " Tanya blandina bingung mendengar ucapan laki-laki itu.
" Kamu hanya bisa tersenyum kearah saya " timpalnya tanpa melihat kearah blandina.
Stif hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan dari sang big bosnya.
Diapun segera melanjutkan ucapannya yang tadi sempat berhenti karena perkara kecil tadi.
Blandina mendengar dengan seksama setiap ucapan yang keluar dari mulut sang asisten.
" Stopp ! " Ujarnya cepat
Austin dan stif terkejut mendengar teriakan kecil dari sang pemilik wajah teduh tersebut.
Sambil berlipat tangan didadanya, Austin bersandar di kursinya dan menatap kagum kearah gadis didepannya.
" Sayangnya aku sama sekali tidak tertarik kepada anda, tuan Austin Stewards yang terhormat " timpal blandina nyeplos.
" Aku lebih tertarik kepada asistenmu yang persis robot Jepang " sambungnya terkekeh.
Mata Austin membulat sempurna mendengar ucapan gadis tersebut. Stif terkekeh mendengar ucapan blandina barusan.
" Yah sudah aku harus kembali ke kelas, terimah kasih untuk perkenalannya. aku akan mengingatnya " ucapnya sembari meninggalkan Austin yang masih terdiam tanpa berkata apa-apa.
Stifpun dibuat tak percaya dengan nona Indonesia tersebut.
" Apa tidak salah dengar, dia menolak sang pewaris Stewards Corp yang tampan ini " imbuhnya dalam hati.
" Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu, stif " Tebak Austin benar.
Stif menelan ludah, kaget mendengar ucapan sang big bos.
" Ayo pergi, kita masih ada pertemuan dengan klien yang lain kan ? " Timpal Austin sembari berdirih dari bangkunya.
Stif pun segera mengambil tablet mahalnya,dan mengecek kembali jadwal hari ini.
" Jam 11 siang ini jadwal anda bertemu dengan Tuan Robert Anderson - " kata-katanya terputus saat membaca jadwal berikutnya.
Austin tersenyum penuh arti dan berjalan memasuki mobilnya.
Anak perusahaan Stewards Corp
Pukul 11.00 siang waktu Bali .
" Selamat siang tuan Austin, senang bisa bertemu dengan anda secara langsung " timpal tuan Anderson diikuti senyum khasnya.
Setelah saling berjabat tangan, Austinpun segera mempersilahkan tamunya duduk.
"Bagaimana tuan Austin, apakah anda bersedia menjadi investor diperusahaan saya ?" Tanya Anderson dengan wajah berharapnya.
"Of course,Mr Anderson. Saya pasti akan melanjutkan apa yang sudah Ayah saya lakukan. Hanya saja, aku sangat berharap bisa diundang makan malam dirumah anda " ucap Austin berkharisma.
Wajah Anderson sumringah mendengar permintaan dari seorang Austin Stewards.
" Oh tentu saja Tuan Austin, dengan senang hati. Saya sangat merasa terhormat jika anda ingin datang makan malam di rumah saya " ucapnya penuh semangat.
Stif yang dari awal sudah mengetahui, tujuan dari tuannya itu, hanya geleng-geleng kepala melihat gelagat Austin.
Kediaman keluarga Anderson
Siang pukul 02.00 waktu Bali.
" Benar sayang ? Tanya Celine bersemangat setelah Anderson menceritakan perihal permintaan Austin dikantor tadi.
"Iya sayang,untuk itu kita harus membuat makanan yang spesial untuk tuan Austin. Kita harus membuat tuan Austin terkesan dengan penyambutan kita malam nanti" timpal Anderson panjang lebar.
Setelah mencium mesra suaminya, Celine bergegas menuju kamar arabele untuk memberitahukan kabar gembira tersebut.
"Yang benar mom ?" Tanya arabele kaget mendengar ucapan mominya.
Argggh.....,aku belum ada gaun yang cocok mom. Bagaimana ini mom ? " Pekik arabele saking senangnya.
"Tenang saja, momi udah menyuruh lasti membawakan gaun dari butik ternama dikota ini!!" Potong nyonya Celine
"Momiku paling the best " ucapnya sambil mengecup pipi nyonya Celine.
" Oh iya mom, tapi kok bisa yah tuan Austin mau makan malam dirumah ini ?" Tanya arabele bingung.
" Entahlah,,,mungkin dia sudah jatuh hati kepadamu sayang saat pertemuan kolega Stewards Corp beberap malam yang lalu." Ucap nyonya Celine yakin.
" Ahhh....mana mungkin mom.malam itu begtu banyak kolega bisnis mereka yang membawa putri-putri mereka di acara penyambutan tua Austin " ucapnya parno.
" Dih...kok kamu segitu yakin siy sayang. Buktinya , dari sekian kolega bisnisnya kenapa dia memilih keluarga Robertson untuk makan malam ? " Ucap nyonya Celine meyakinkan.
" Benar juga siy mom !!" Hahahahaha...., Diikuti tawa kecilnya.
" Yah sudah dari pada kamu parnoan gak jelas begitu, mendingan kamu ngurusin diri dulu deh, biar nanti malam tuan bilionaire itu tidak akan berkedip menatap dirimu sayang !!" Lanjut nyonya Celine penuh keyakinan.
Malam harinya, keluarga Robertson sudah bersiap menunggu kedatangan Austin Stewards.
Menu makan malam yang dihidangkan bukan menu makan biasa. Koki didatangkan langsung dari hotel keluarga Anderson.
Tak menunggu lama,tepat pukul 8 malam Austin dan asisten pribadinya stif Thompson tiba dikediaman Anderson.
" Selamat datang tuan Austin" sapa Anderson menyambut tamu spesialnya.
Austin hanya mengangguk,dan masuk mengikuti sang pemilik rumah. Sementara Celine dan arabele merasa terpojokkan dengan gaya Austin yang sama sekali tidak menoleh mereka berdua.
Arabele merengek kecil kearah ibunya. " Mom, kok tuan Austin sama sekali tidak melirik kearah ku ?" Timpalnya setengah berbisik.
" Ssstt...,kamu tenang aja sebentar lagi dia pasti akan menyapamu !" Hibur nyonya Celine menyakinkan putrinya.
Austin masih menikmati makan malamnya dengan sesekali membahas tentang perusahaan milik Anderson. Dirinya sama sekali tidak melirik kearah Celine dan putrinya.
arabele dibuat kesal dengan perbuatan Austin.
baru kali ini ada pria yang berani mengacungkan dirinya.
"Maaf tuan Austin, apakah anda ingin salad buah ?" Kalau anda mau, putri saya arabele akan mengambilnya untuk anda ??" Timpal nyonya Celine menyela obrolan Austin dan suaminya.
Mendengar ucapan ibunya, arabale merasa diatas angin, ibunya menyebut namanya kepada seorang Austin Stewards.
" Saya ingin dilayani oleh putrinya Mr.Anderson, bukan putri anda nyonya Celine !" Ucap Austin tak berperasaan.
Tidak bisa dibayangkan wajah Celine dan putrinya. Wajah mereka sudah berubah seperti kepiting rebus. Rasa marah dan malu menjadi satu, belom lagi tuan Anderson yang dari tadi batuk- batuk karena mendengar permintaan Austin Stewards.
"Boleh kan, Mr Anderson ?" Tanya Austin kembali.
Stif nyengir kuda saat mendengar permintaan bosnya. Dari tadi dia memang sudah membaca gelagat yang berlebihan dari ibu dan anak tersebut. Mereka sama sekali belum mengenal seperti apa seorang Austin Stewards.
Pada saat yang bersamaan, orang yang menjadi pembahasan mereka akhirnya pulang. Seorang maid masuk dan memberitahukan kepulangan putrinya, blandina.
" Bi Lasti tolong panggilkan blandin ke sini ya Bi " titah Anderson.
" Baik tuan " jawab bi Lasti, sembari menuju kamar blandina.
Terdengar ketukan dari luar pintu kamarnya.
" Siapa ?" Tanya blandina .
" Saya nona " jawab bi Lasti lembut
Setelah mendengar suara bi Lasti, blandina segera membuka pintunya dan mempersilahkan bi Lasti masuk.
" Ada apa bi ?" Tanya blandina tak kalah lembutnya.
" Disuruh tuan ke meja makan non, katanya non blandin makan malam bersama mereka" jelas bi Lasti.
" Tapi bi, blandin udah kenyang, tadi di ajakin Sarah makan di restoran temannya" tolak blandina lembut.
Dia memang selalu bersikap sopan dan lembut terhadap seluruh maid di mansion Robertson.
" Kayaknya ada tamu tuan yang pengen ketemu sama non " timpal bi Lasti hati-hati
" Siapa bi ?" Tanya blandina penasaran.
" Saya kurang tahu non, mending nona kebawa aja yah " pinta BI Lasti.
" Yah sudah , bilang ke Daddy lima menit lagi, blandin ke bawa ya " jawab blandina
" Baik non, kalo begitu bibi pamit kembali ke bawah yah " timpal bi Lasti , sembari keluar dari kamar nona mudanya.
Blandina menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya, mencoba menerima semua keadaan yang terjadi dirumah ini. Namun rasa kesal dan marah terhadap kedua orang itu membuat hatinya tidak bisa menerima keadaan yang ada.
Apalagi, harus satu meja makan dengan dua perempuan itu.
Akhirnya dengan langka gontai, blandina menuju ruang makan.
" Malam dad " sapa blandina sambil mencium tangan ayahnya.
Austin merasa aneh dengan perlakuan gadisnya terhadap sang ayah.
Sambil melipat kedua tangannya didada, Austin masih terus memandangi wajah teduh tersebut.
Sontak yang ditatap terkejut saat melihat seorang laki-laki sedang menatapnya.
" Kau ,,??!! " Pekik blandina kaget melihat sosok tersebut.
Semua yang berada ditempat itu terkejut mendengar ucapan blandina barusan.
Terutama Anderson, matanya membulat sempurna saat mendengar pekikan putrinya terhadap tamu yang sangat dihargainya.
" Senang bertemu denganmu lagi blandina avelia Anderson" ucapnya dengan wajah sumringah.
Terlihat Celine dan putrinya arabele, terkejut mendengar seorang Austin yang pelit bicara menyapa blandina dengan sorot mata yang terlihat sangat bahagia.
Terutama arabele yang dari tadi dicuekin Austin merasa ditampar dengan sapaan Austin yang terdengar sangat mendambakan seorang blandina.
" Apa yang kamu lakukan disini ? " Tanya blandina masih shock.
Anderson terlonjak mendengar ucapan putrinya.
" Bland, Dy tamu penting Daddy , jaga ucapan kamu " timpal Anderson menyelah ucapan putrinya.
Blandina kaget mendengar ucapan sang ayah.
" Tamu , dad ?" Tanya blandina cepat.
Austin yang mendengarnya hanya senyum-senyum penuh arti.
" Mendingan kamu duduk dulu, kita ngobrolnya sambil makan " timpal Austin sembari tersenyum kearahnya.
Blandina menatap tajam laki- laki di depannya yang kelihatannya sedikit angkuh.
" Terimah kasih, tapi saya sudah kenyang tuan dari negeri antah berantah..." Timpal blandina Lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Anderson merasa tercekik mendengar ucapan putrinya. Berbeda dengan Austin yang terkekeh mendengar sebutan tuan dari negeri antah-berantah.
"- Bisa-bisa tuan Austin akan mencabut investasi di perusahaan saya-" Rintihnya dalam hati.
" Maafkan putri saya,tuan Austin" timpalnya dengan nada menyesal.
" ITS okay, saya kesini juga sebenarnya ingin melamar putri anda, Mr Anderson " timpal Austin mantap.
Celine dan arabele kaget mendengar penuturan Austin Stewards. Apalagi Anderson, matanya terbelalak lebar mendengar ucapan dari sang pemimpin Stewards Corp.
" Saya sudah menyampaikan perihal ini kepadanya tadi pagi dikampusnya " lanjut Austin masih dengan gaya cool-nya.
Anderson masih menatap Austin dengan sejuta pemikiran yang tidak bisa dia jelaskan dengan kata-kata.
Malah dirinya hanya melongo saat Austin mengatakan isi hatinya.
Beda dengan Celine dan arabele yang sudah menjadi-jadi.
Mereka berdua sama sekali tidak mengira, Austin Stewards akan memberikan kejutan yang hampir membuat mereka berdua jatuh pingsan.
" Bagaimana Mr.Robertson ?"
Yang ditanya malah diam sambil mencerna ucapan seorang Austin Stewards.
" Mmmp..., Saya harus menanyakan hal ini kepada putri saya, tuan Austin " ucap Mr Anderson pelan dan hati-hati.
" Terserah anda Mr Anderson , setidaknya saya sudah mengutarakan maksud tujuan saya kesini. Terimah kasih untuk makan malam ini, saya sangat menghargainya " timpal Austin dengan gaya cool-nya.
Setelah Austin pulang, Mr Anderson bergegas ke ruang kerjanya. Sementara Celine dan putrinya seperti orang kebakaran jenggot saat mendengar ucapan Austin Stewards tadi dimeja makan.
" Mom, ini nggak bisa dibiarin. Masa aku kalah sama putri manja itu ?" Timpalnya terlihat emosi.
" Calm down sayang, momi akan mencari cara agar tuan Austin bisa mencintaimu " jawab nyonya Celine mencoba menghibur putri kesayangannya.
Sementara dikamarnya, blandina belum bisa tidur memikirkan ucapan orang asing yang tiba-tiba datang menemuinya dikampus tadi pagi dan malam ini, sangat membuatnya terkejut dengan kehadiran orang asing tersebut dirumahnya.
" Hmmp, apa jangan-jangan Daddy ingin aku pergi dari tempat ini. Sehingga dia memakai cara seperti itu ? "
" No ! Blandin positif think ya, Daddy nggak mungkin ngelakuin hal itu " gumannya.
Malam semakin larut, akhirnya blandina tertidur juga. Rasa lelah yang dia rasakan membawanya ke pulau mimpi yang indah.
Sementara di hotel mewah, sang pemilik manik hijau masih berkutat dengan segelas wine yang masih dipegangnya.
" Apa caraku tidak terlalu berlebihan ?" Rintihnya sambil memandangi pemandangan malam dari kamarnya yang mewah.
" No way, dia harus menjadi miliku !! Apapun itu " Rintihnya dalam hati. Gelas yang masih berisi wine-nya ditelan habis olehnya tak tersisa.
**
Pagi menjelang, Austin segera bersiap-siap ke kantor. Hari ini adalah hari terakhir dia berada di Indonesia, besoknya dia harus kembali ke London. Segala urusan yang berada di Indonesia akan dia serahkan kepada Brian, sepupunya. Brian yang akan mengelola perusahaannya di Indonesia.
Stewards Corp indo, pukul 08.00 pagi.
"Good morning, stif !!" Sapa Austin seperti biasanya dan menuju kursi kebesarannya.
" Selamat pagi tuan " balas asisten tampannya.
" Bagaimana dengan perusahaan BS Corp? " Tanya Austin tanpa menoleh kearah stif.
" Semuanya sudah diselesaikan, tuan Anderson juga telah menerima dana dari perusahaan kita, tuan " jelas stif mantap.
" Baiklah,... Satu hal lagi stif tolong taruh orang-orang kita di sekitar nona Blandina. " Ucap Austin yang masih serius dengan beberapa berkas ditangannya.
" Dengan senang hati tuan " balas stif sembari menggoda Austin.
" Gaya apa itu barusan stif ? " Tanya Austin dengan sorot matanya yang tajam .
" Tidak ada tuan, kalau begitu saya permisi dulu " ucapnya sembari meninggalkan ruangan bossnya.
Austin hanya geleng-geleng kepala melihat kekonyolan asisten sekaligus sahabat kecilnya itu.
Waktu terus berjalan, tanpa terasa hari sudah mulai sore. Austin segera menyelesaikan pekerjaan dan bergegas menemui stif di ruangannya.
" Kita mampir ke tempat biasa dulu stif, saya ingin melihatnya " timpal Austin dan berlalu meninggalkan stif yang masih bengong dikursinya.
Dengan cepat kilat, diapun mengejar Austin menuju lift khusus.
Setelah hampir 15 menit berkendaraan, akhirnya Austin dan stif sampai ketempat dimana blandina sering berkunjung.
Ternyata orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.
" Stif, coba cek orang-orang kita. Tanyakan dimana blandina. Apa dia sudah pulang kerumahnya ? "
" Baik tuan " jawab stif cepat.
"Tidak perlu seformal itu jika diluar jam kantor stif " timpal Austin mendengus kesal.
Stif hanya membalasnya dengan senyuman biasanya.
Setelah beberapa detik menunggu, orang-orang suruhan Austin memberi kabar yang tak terduga.
" Nona blandin malam ini akan berangkat ke Dubai, Austin " jelas stif menyebut nama bosnya sekaligus sahabatnya sesuai dengan permintaan Austin.
"What ?? Dubai ?" For what ?"
Stif mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.
Tanpa menunggu lama, Austin pun bergegas ke bandara Ngurah Rai.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di bandara.
Austin menelusuri satu persatu setiap penumpang yang baru masuk.
" Hubungi George, beritahukan kalau saya ingin menempati ruang tunggu VIP, sekarang " !!! Ucap Austin terdengar cukup sarkas.
stif menghubungi George, tak lama pria jangkung dengan rambut belah pinggirnya mendatangi Austin dan stif d pintu masuk keberangkatan.
" Bukannya jadwal keberangkatan kamu besok pagi, Austin ?" Tanya George .
" Aku nggak punya waktu untuk menjelaskannya George. Bawa aku keruang tunggu VIP, sekarang !!!" Titah Austin tak sabaran.
George menatap stif, mencoba memahami perkataan Austin barusan. Stif hanya memberikan sebuah kode dan cepat dimengerti oleh sang penanggung jawab bandara tersebut.
Sesampainya di dalam, Austin segera mencari-cari sosok berwajah teduh.
Nampaklah di sudut tempat duduk tersebut,,, si wajah teduh tengah bermain-main dengan handphonenya.
Dengan cepat kilat, Austin menghampiri tempat duduknya dan menyeret blandina cepat.
" Hey..what wrong with you ??" Tanya blandina kaget.
Austin melayangkan tatapan tajam kearah blandina.
Blandina pun tampak terkejut melihat sosok yang berdirih didepannya. Dia pun mencoba menghempaskan genggaman tangan Austin, namun percuma. Austin benar-benar sangat erat mencengkram tangan blandina.
" Apa yang kamu lakukan ditempat ini ? " Tanya Austin dingin
" Tanpa saya jelaskan anda tentu tau tempat apa ini " jawab blandina kesal.
Austin segera menelpon stif untuk mencari tahu penyebab blandina di bandara dan ingin berangkat ke Dubai.
Beberap menit kemudian, informasinya telah sampai ditelinganya.
Flash back
Pagi setelah acara makan malam Austin Stewards dan keluarga Robertson, Celine mencari cara untuk mengusir blandina dari rumah.
Pagi saat Anderson berangkat ke kantor, Celine segera menjalankan rencananya.
Kediaman Robertson pukul 7.30 pagi.
Celine menunggu blandina keluar dari kamarnya dan menghampiri blandina tepat didepan anak tangga.
" Ada apa Mrs Celine ? Tanya blandina dengan wajah masamnya.
" Kamu itu sebenarnya tahu diri, blandina Robertson, ayahmu sudah sangat baik kepadamu tapi kenapa kamu selalu membangkang???" Ucap nyonya Celine mulai memancing.
" Apa maksudmu Mrs Celine ?" Tanya blandina bingung dengan ucapannya.
Nyonya Celine tersenyum kecil kearahnya lalu memegang pundaknya.
Blandina kebingungan dengan tingkah nyonya Celine.
" Baiknya kamu keluar dari rumah ini dan tinggal bersama dengan adik ibumu di Dubai " ucapnya pelan dengan tangan yang masih berada di pundak blandina.
Blandina mulai terpancing dan mulai membentak Celine. Hentakannya membuat Celine terperosok kebelakang dan terjadilah drama yang cukup mencekam. Celine pun tidak membuang percuma kesempatan yang ada. Dia pun membuat seakan-akan blandin mendorong nya keras hingga terjungkal kebawa tangga.
Blandina terkejut melihat keadaan yang ada. Dia merasa Celine terlalu melebih-lebihkan dorongannya yang tidak sampai harus tergelinding kebawa tangga.
Diapun berlari kebawah dan mengangkat kepala Celine.
" Darah ??'' pekik blandina histeris
" Bi Lasti,,,,,!!" Teriak blandina takut.
Bi Lasti yang lagi sibuk menyiapkan sarapannya terkejut mendengar teriakan blandina dari ruang tengah. Sontak diapun bergegas berlari ke ruang tengah.
" Astaga non, apa yang terjadi ??" Timpal bi Lasti takut,saat melihat nyonya Celine pingsan dan tangan blandina yang berdarah.
" D-dia jatuh " ucapnya dengan bibir bergetar. " Blandin mendorongnya, tapi hanya pelan bi " ucapnya gemetaran sembari melihat darah Celine dikepalanya.
"Iya non,bibi percaya !!" Jawab bi Lasti sambil memegang tangan blandina yang gemetaran.
Tiba-tiba arabele datang dan terkejut melihat ibunya tak berdaya.
" Apa yang terjadi ???! Ada apa dengan momi ??" Ucapnya terkejut sembari berlari kearah mominya yang tergeletak tak sadarkan diri. Sontak arabele kaget melihat tangan blandina yang penuh darah.
" Apa yang telah kamu lakukan,blandin ??" Teriak arabele sambil menangis.
Blandina menggelengkan kepalanya sambil terisak penuh ketakutan.
" Bi Lasti kita harus bawa momi ke Rumah sakit " timpal arabele terlihat frustasi.
Blandina tidak bisa berbuat apa-apa, dirinya masih ketakutan melihat darah Celine ditangannya.
Bi Lasti dan arabele segera membawa nyonya Celine menuju rumah sakit.
Di tengah perjalanan arabele segera menelpon tuan Anderson.
" Dad, Momi terjatuh dari tangga" ucapnya terbata-bata.
Anderson terkejut, lalu bergegas ke rumah sakit yang dituju arabele dan bi lasti.
Sementara dikediaman Anderson, blandina masih terlihat ketakutan. Diapun bergegas meninggalkan tempat itu dan berlari masuk ke kamarnya. Diapun segera mencuci tangannya yang ada darah Celine.
Rumah sakit healthy green, nampak Anderson, arabele dan bi Lasti masih menunggu di depan UGD.
" Dad, momi nggak apa-apa kan ??" Tanya arabele masih terlihat khawatir.
" Tenang saja bel, momimu pasti akan baik-baik saja " jawab Anderson menghibur arabele.
" Bi Lasti, dimana blandina ??" Tanya Anderson saat menyadari ketidakhadiran putrinya.
" Nona masih di mansion, tuan " jawab bi Lasti .
Anderson pun segera menelpon blandina. Setelah beberapa kali menelpon tapi tak diangkat, akhirnya Anderson memilih untuk menemui blandina saat Celine telah sadar.
Beberapa saat, dokter yang menangani Celine pun keluar.
" Bagaimana keadaan istri saya, dokter ??" Tanya Anderson.
"Keadaan nyonya Celine baik-baik saja. Hanya luka di samping pelipisnya yang mungkin terkena tangga" jelas dokter Harry.
" Nyonya Celine pingsan karena dia terkejut saat jatuh dari tangga " jelas dokter Harry kembali.
" Mungkin beberapa hari lagi dia akan pulih tuan Anderson "
" Terimah kasih dok, apa boleh saya masuk dokter ??" Tanya Anderson.
" Silahkan tuan Anderson,nyonya Celine sedang menunggu anda !"
Anderson segera masuk menemui Celine.
" Hai.., bagaimana keadaanmu sayang ??" Tanya Anderson sambil memegang tangan istrinya lembut.
Tiba-tiba Celine menangis.
" Maafkan aku sayang, mungkin ini terdengar kurang masuk akal bagimu," ucap Celine dramatis.
Anderson mengerutkan dahinya tak mengerti.
" Katakanlah sayang , apa yang terjadi??" Tanya Anderson dengan nada khawatirnya.
" Tadi saat aku memanggil blandina dikamarnya untuk sarapan, dia tiba-tiba keluar dari kamarnya dan mengomel tidak jelas,," ucapnya terdengar ironis.
" Aku berusaha menenangkannya dan berusaha menjadi ibu yang baik untuknya, namun dia malah marah-marah dan mendorong aku hingga terjatuh ke bawah tangga " ucapnya sambil menangis pilu.
Celine membuat ceritanya semakin menarik. Dan berhasil membuat Anderson naik pitan.
Diapun bergegas keluar dari ruangan Celine dan menuju mobilnya.
Arabele melihat kepergian Anderson dengan wajah merah menahan marah.
Arabele masuk dan segera bertanya apa yang terjadi sehingga wajah Anderson memerah bagaikan banteng marah.
" Easy sayang, sebentar lagi anak manja itu akan ditendang keluar dari rumahnya " ucap Celine penuh kemenangan.
Diapun menceritakan seluruh rencananya kepada arabele tanpa ditutup-tutupi.
" Tapi mom, gak harus berakhir di di rumah sakit juga kan,,???" Imbuhnya merasa kasihan untuk pengorbanan ibunya.
" Segala sesuatu pasti akan ada harganya, dan ini pantas untuk sesuatu yang berharga milik keluarga anderson.dan momi gak menyesal sayang " tanggapnya panjang lebar.
Arabele memeluk ibunya sambil tersenyum penuh haru melihat pengorbanan ibunya. Dia sampai rela menjatuhkan dirinya dari atas tangga hanya untuk menendang blandina dari kediaman Anderson.
Sementara itu di kediaman Anderson, nampak blandina masih shock mencerna drama yang dipakai Celine perempuan ular berbisa.
Sungguh luar biasa, pikir blandina.
Tiba-tiba pintu dibuka dan sang ayah muncul didepannya sambil menahan amarah.
" Bisakah kamu jelaskan apa yang terjadi tadi , bland ??" Pinta sang ayah terlihat menahan emosinya.
Blandina berdirih dari ranjangnya dan menghampiri ayahnya.
" Dia melakukan drama yang konyol untuk mengelabui kamu,dad !!!"
" Drama konyol ??" Maksud kamu apa bland ??" Tanya sang ayah dengan memicingkan matanya.
" Daddy percaya kan, blandin nggak mungkin mendorong perempuan itu, meskipun blandin tidak menyukainya ???" Ucap blandina mulai meninggi.
" Blandina, jadi menurutmu Celine sendiri yang menjatuhkan dirinya dari atas kebawa, begitu ??? Potong Anderson cepat.
" Maybe dad !!!" Balasnya tak kalah cepat.
Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat dipipinya yang mulus. Anderson benar-benar hilang kendali.
Blandina tersenyum pilu kearah Anderson. Dia menatap penuh iba kepada ayahnya.
Senyum simpul keluar dari wajahnya.
" Baiklah dad, tamparan tadi cukup menjelaskan kalau Daddy lebih percaya perempuan itu dibanding blandin " ucapnya pelan namun penuh Amarah yang ditekan.
" Jaga diri dad, blandin pergi " ucapnya pelan lalu bergegas meninggalkan kamarnya.
Blandina tersenyum menyakitkan saat menyadari kalo Anderson sama sekali tidak mengejarnya.
Air mata pun tumpah membasahi pipinya yang mulus. Diapun berlalu dan menuju rumah sarah sahabatnya.
" Hey...,blan !!! What happened ?? Tanya Sarah saat melihat keadaan blandina. Matanya sembab dan wajah yang dipenuhi kesedihan.
Blandina-pun menceritakan kejadian tadi pagi dari awal sampai Celine berada di Rumah sakit.
Sarah ikut sedih mendengar kisah hidup sahabatnya.
" Tapi janji yah sama aku, kamu nggak akan menyentuh barang haram itu lagi " timpal Sarah karena takut blandina akan berulah seperti saat dia kehilangan ibunya.
Blandina menggeleng pelan.
" Kamu tenang aja,Sar. Aku gak make itu lagi kok" jawabnya sembari menatap langit-langit kamar Sarah.
Air matanya tiba-tiba keluar dari mata indahnya.
" Hey...im here " imbuh Sarah ikut sedih lalu memeluk blandina.
" Ke kampus yuk " ajak Sarah mencoba menghibur blandina.
Blandina menggeleng pelan. "Aku pengen ke place sunshine" jawabnya diikuti senyum simpulnya.
Setelah dari rumah sarah, blandina-pun menghabiskan waktunya sampai menjelang sore dan kembali kerumahnya.
Dan disinilah dirinya berada, sambil menunggu pesawat tujuannya, blandina sesekali membalas pesan Sarah sahabatnya.
" aku bilang kamu nggak boleh kemana-mana ya berarti gak boleh" timpal Austin penuh penekanan.
Blandina mendengus kesal. Austin adalah orang yang tidak menerima penolakan. Apapun itu, dia akan menentang !!
" Sebenarnya apa yang kamu inginkan, tuan Austin Stewards ??" Tanya blandina pada akhirnya.
" Yang aku inginkan hanya satu, jangan pergi kemanapun tanpa sepengetahuan aku " timpal Austin dingin tanpa menoleh kearahnya. Jari-jarinya masih berkutat di atas tombol laptopnya.
Stif yang paham kalau tuannya sedang menyelesaikan pekerjaannya, akhirnya menawarkan makanan kepada blandina.
" Anda ingin makan,nona blandin ?" Tanya stif sopan
" Terimah kasih stif, tapi aku masih kenyang " jawabnya sambil tersenyum manis kearahnya.
" Aku rasa,aku telah memperingatkan sebelumya kepada mu nona blandin, jangan sekali-kali tersenyum kepada stif atau laki-laki manapun kecuali aku " timpal Austin mendominasi,sembari meletakan laptopnya di meja dan menghadap kearah blandina.
" Dasar sinting, memangnya aku ini apanya kamu, hah ??!" Timpal blandina mulai emosi melihat Austin yang mulai semena-mena terhadapnya.
"Austin menatap blandina dengan sorot mata elangnya.
" Karena kamu adalah calon istri saya" jawabnya mantap
" Dalam mimpimu" ucap blandina kesal.
Austin tersenyum kearahnya dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena drama senyum blandina tadi.
Blandina mendengus kesal.
Austin beranjak pergi dari bandara saat pesawat tujuan blandina meninggalkan bandara Ngurah Rai.
"Ayo pulang " ajak Austin sembari menunggu blandina berdirih dari kursinya.
" Antarkan aku kerumah sahabatku " pinta blandina tanpa menoleh kearah Austin.
" Baiklah, tapi jangan coba-coba pergi tanpa sepengetahuan aku" jawab Austin dan menarik tangan blandina bergegas ke parkiran.
Blandina pasrah dan mengikuti Austin masuk kedalam mobilnya.
Stif pun bergegas meninggalkan parkiran dan menuju rumah sarah, sahabatnya blandina.
Blandina terkejut saat Austin menyandarkan kepalanya dibahunya.
" Biarkanlah seperti ini..,aku lelah !!" Ucapnya saat menyadari blandina ingin menolak sandarannya.
Ada rasa kasihan diwajah blandina saat melihat wajah Austin yang benar-benar kelelahan.
Diapun membiarkan kepala Austin dibahunya. Stif yang menyadari keadaan dibelakangnya, segera mengaktifkan pembatas dibelakangnya.
Selama diperjalanan menuju rumah sarah, blandina sesekali melihat kearah wajah Austin.
" Apa dia harus bekerja terus sepanjang waktu seperti ini " Rintihnya dalam hati.
Sesampainya didepan rumah sarah, blandina tidak langsung turun. Dia membiarkan Austin terlelap beberapa saat di pundaknya.
Stif mengetuk pintu mobil, sontak blandina pun membuka perlahan pintu mobil tersebut.
Dia memberikan sebuah kode untuk stif agar tidak perlu membangunkan Austin. Blandina segera menaruh kepala Austin disandaran kursi dan segera keluar dengan hati-hati.
" Terimah kasih stif, aku rasa tidak perlu membangunkan dia. Sepertinya dia kelelahan sekali." Timpal blandina dan bergegas masuk.
Sesampainya di hotel,Austin tersadar dari tidurnya. Stif telah membuka pembatas dan melihat kearah sang pemilik Stewards Corp.
" Dimana blandina?" Tanya Austin kaget saat melihat tidak ada wanita pemilik wajah teduh di sampingnya.
" 20 menit yang lalu nona blandina sudah turun di rumah sarah, Austin " jawab stif dengan gaya biasanya.
" Kenapa tidak membangunkan saya,stif ? Apa kamu sengaja membiarkan saya ketiduran ??" Timpal Austin setengah meradang.
" Ck.., nona blandina sendiri yang tidak ingin membangunkan kamu jangan dulu marah-marah gak jelas begitu " ejek stif diikuti tawa kecilnya.
" Ayo masuk, bukannya besok kamu akan bersiap balik ke London ?" Ucap stif mengingatkan.
" Tapi kamu sudah menaruh orang-orangmu di sekitar blandin kan ? " Tanya Austin dengan sorot mata tajamnya.
" Kamu tenang aja, orang-orang suruhan kita sudah berjaga di depan rumah sarah kok " jawab stif mantap.
" Baguslah, besok pagi sebelum ke airport ,saya ingin mampir sebentar kerumah sarah " lanjut Austin dan bergegas masuk kedalam hotelnya.
"Sesuai dengan keinginan anda " jawab stif sembari menggoda Austin.
Austin melayangkan pandangan dengan sorot mata tajamnya kearah sang asisten yang selalu menggodanya semenjak dirinya menyukai blandina Saveli, cewe yang terlihat jutek dan sama sekali tidak menaruh hati kepadanya.namun beberapa saat dirinya melamunkan hal- hal konyol yang dilakukan blandina saat kecil dulu. Tanpa sadar Austin tersenyum sendiri.
" Ternyata kamu sudah tumbuh secantik itu dan menggemaskan"
Gumannya dalam hati
**
Sementara itu dirumah Sarah, blandina masih asyik mengobrol dengan Sarah sahabatnya.
" Tapi blan, apa salahnya siy mencoba membuka hati sedikit untuk tuan Austin..!! Timpalnya sambil memegang tangan blandina.
Blandina menatap Sarah lama...
" Aku masih belom bisa membuka hati aku buat orang lain,Sar !!" Ucapnya sedikit serak.
" Jangan bilang kamu masih menunggu Jeffrey, blan !!!" Tebak Sarah denga mimik muka seperti tidak menyukai ucapannya barusan.
Blandina menarik napas pelan.
Diapun bergegas bangkit dari ranjangnya dan berjalan kearah balkon ruangan tersebut.
" Jeffrey adalah satu-satunya laki-laki yang sudah menyadarkan diriku tentang makna hidup,Sar...!!" Ujarnya dengan wajah sedih
" I know that, tapi kamu kan tahu dia lebih memilih perempuan sialan itu dari pada kamu blan..., and i think u know that !!! " Potong Sarah dengan penuh tekanan.
" Dia terpaksa memilih bersama Melanie karena paksaan dari ibunya, waktu itu ibunya benar-benar kritis dan menginginkan Jeffrey bersama Melanie, bukan aku wanita gila karena drugs !!! " Isaknya dengan bahu bergetar.
" Pura-pura kritis" timpal Sarah kesal.
Melihat suasana hati blandina yang mulai sedih, sarahpun mendekati sahabatnya dan memeluk blandina.
" Seharusnya kamu nggak perlu mengingat itu lagi, blan. Aku sebagai sahabat kamu tidak ingin mengingat keterpurukan kamu waktu itu " ucap Sarah sembari mengusap air mata blandina yang mulai membanjiri wajahnya yang teduh bak malaikat.
" Thanks Sarah, kamu memang the best bestie for me " ucapnya tulus sembari memeluk Sarah.
Beberapa saat kemudian, telpon selular Sarah berdering mengagetkan Sarah dan Blandina.
Sarah kaget melihat nama yang muncul di layar handphone nya.
" Om anderson " timpal Sarah terlihat bingung antara angkat apa tidak.
" Angkat aja Sar..,gak apa-apa kok " ucap blandina menyadari kebingungan Sarah.
" Hallo om," jawab Sarah sopan
" Sarah, blandin ke rumah kamu gak ???" Tanya Anderson dari seberang sana
Karena di loud speaker blandina bisa mendengar percakapan mereka.
Blandina mengangguk kearah Sarah agar Sarah mengatakan yang sebenarnya.
" Iya om, blandin lagi dirumah Sarah " jawab Sarah saat melihat kode yang diberikan blandina kepadanya.
" Tolong jagain dia yah, sepertinya dia saat ini tidak ingin berbicara sama om " timpal Anderson terdengar putus asa.
" Iya om, pasti " jawab Sarah meyakinkan.
Sambungan telpon terputus.
Blandina menarik napas panjang, rasa marah, kesal, dan kecewa masih terlintas dalam benaknya.
Sarah mendekati blandina dan mengusap bahunya pelan.
" Are u okay ?" Tanya Sarah
" Yeah, like you see !!" Jawabnya sambil tersenyum kecil.
Mereka pun berpelukan. Blandina menangis dalam diam.tekadnya untuk keluar dari rumah ayahnya adalah jalan yang terbaik.
Hari semakin larut, sarahpun kembali ke kamarnya dan meninggalkan blandina dikamar tamu.
Keesokannya, Sarah terkejut saat mendapati kamar yang ditempati blandina kosong. Hanya sebuah catatan kecil yang ditinggalkan sang pemilik kamar tamunya.
Mata Sarah membulat sempurna saat membaca isi dari kertas yang dipegangnya.
" Shiitt !!! " Umpatnya sembari berlari keluar kamar. Ternyata sesampainya di depan, Austin dan stiff tengah berdirih didepan pintu rumahnya dengan gerakan ingin mengetuk pintu rumahnya.
Sarah semakin gamblang melihat kehadiran Austin dan stiff.
" Good morning Sarah, apakah blandin sudah bangun ??" Tanya Austin to the point.
Sarah bingung mau menjawab apa.., rasa gugup dan ketakutan mulai menghampiri pikirannya.
" Apa yang harus aku katakan ??" Rintihnya dalam hati.
" Nih orang bikin bulu-kudukku merinding lagi !
" Hey...,are u okay ?" Tanya Austin saat menyadari pertanyaannya tidak mendapatkan respon dari Sarah.
" Eekh..,itu blandin,,,dia...dia... " Ucapn Sarah terbata-bata
" Nona, bolehkah anda mengatakannya secara baik ??" Potong stiff yang mulai tidak sabaran dengan tingkah Sarah.
" Blandina menghilang " ucap Sarah terdengar hati-hati.
Austin terkejut mendengar ucapan Sarah.
Dia menekan jari-jarinya hingga terlihat memutih di bukuh jarinya.
" Stiff, ternyata orang-orangmu tidak becus ya menjalani pekerjaan mereka " timpal Austin terdengar menahan amarah lalu bergegas meninggalkan tempat itu tanpa mendengar penjelasan dari Sarah maupun stiff.
" Bagaiman kamu nggak tahu nona blandina keluar ?? Tanya stiff terhadap Sarah.
" Aku juga nggak tau, yang aku tahu dia semalam udah baik-baik saja dan tiduran di kasurnya." Jawab Sarah apa adanya.
" Kalau begini caranya, bisa-bisa cuti saya akan di tunda lagi " dengusnya sembari meninggalkan Sarah
Sarapun masuk dan mencoba menghubungi blandina, namun nihil Handphone nya sama sekali tidak aktif.sudah berapa kali dia mencoba menghubungi blandina tapi tetap tidak bisa dihubungi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!