Mansion mewah milik Ryan Andres.
Seorang gadis yang sedang menyusun pakaian pria ke dalam koper, gadis cantik itu tersenyum dengan begitu cantik dan bahagia. tidak lama kemudian seorang pria tampan memasuki kamar itu dan menghampiri gadis itu yang sedang sibuk dengan tangannya.
"Semua kebutuhanmu sudah ku sediakan, setelah sampai di sana jangan lupa pakai pakaian tebal!" ujar gadis itu senyum.
"Istriku memang sangat perhatian dan bisa menyediakan semua untukku," ucap pria itu dengan senyum dan mengecup dahi gadis itu.
"Ryan, di saat aku tidak berada di sisimu, jangan coba-coba melirik wanita lain ataupun bercanda dengan mereka! kalau tidak, aku pasti akan sangat sedih," kata gadis itu yang merapikan dasi Ryan.
"Aku tidak pernah melirik wanita lain, sayang. kamu tahu sifatku, kan. aku bukan tipe pria yang pemain wanita," ujar Ryan.
"Aku tahu, aku hanya bercanda denganmu, berhati-hati di sana. jangan lupa makan walau sesibuk apapun dan cepat pulang!"
"Aku hanya pergi selama dua hari, dan setelah aku pulang, kita akan menikah," jawab Ryan yang mencium bibir tunangannya.
"Aku menunggumu pulang!" jawab tunangannya.
"Cecillia, aku mencintaimu," ucap Ryan yang memeluk tunangannya.
"Ayo, aku mengantarmu ke bandara!" ajak Cecillia.
"Mari kita pergi!"jawab Ryan dengan senyum.
Ryan Andres dan Cecilia Meliza adalah sepasang kekasih yang akan menikah minggu depan, hubungan mereka telah terjalin selama tiga tahun lamanya. selama ini mereka tidak pernah bertengkar sama sekali dan selalu mendukung dan menghargai antara satu sama lain.
Ryan adalah pria setia pada cintanya dan selalu saja perhatian terhadap pujaan hatinya. sementara Cecillia adalah seorang gadis yang lembut dan sangat pengertian.
Hubungan mereka yang selama ini begitu mesra dan tanpa adanya konflik apapun membuat banyak orang yang mengenal mereka merasa kagum. hingga saat ini mereka masih saja begitu mesra dan saling mencintai.
Kartu undangan telah dibagikan kepada kerabat dan sesama pebisnis. acara pesta akan diadakan secara besar-besaran dengan dihadiri oleh sejumlah reporter. Ryan yang begitu mencintai Cecillia ia ingin semua orang mengetahui bahwa dirinya akan menikahi gadis yang berhasil menarik perhatiannya, Cecilia Meliza.
Setelah setengah jam kemudian.
Seperti biasanya Cecillia akan mengantar calon suaminya itu ke bandara setiap kali pria itu melakukan bisnis di luar negeri. hal ini sudah dilakukan oleh Cecillia selama tiga tahun lamanya.
"Terima kasih, sayang. tunggu aku pulang!" ucap Ryan yang mencium calon istrinya.
"Seperti biasa aku akan menunggumu di sini," kata Cecillia dengan senyum dan memeluk calon suaminya.
"Ingat ya jangan merindukan pria lain selain aku!" ujar Ryan yang bercanda.
"Tidak ada pria yang bisa membuatku rindu selain kamu," jawab Cecillia dengan senyum.
"Aku akan selalu merindukanmu, pulanglah dan berhati-hati saat menyetir!" ucap Ryan yang menyentuh wajah gadis itu.
"Kamu juga berhati-hati! hubungi aku saat kamu tiba!"
"Baiklah, tunggu kabar dariku!" jawab Ryan yang mencium bibir Cecillia dan melangkah pergi dan menuju ke air port.
Cecillia dengan senyum sambil melambai tangannya.
Pria itu yang sudah masuk ke dalam sana ia masih menoleh ke calon istrinya sambil melambaikan tangannya.
Setelah beberapa menit kemudian pesawat lepas landas. Cecillia masih berada di luar bandara dan memandang ke langit melihat dengan jelas pesawat yang ditumpang oleh calon suaminya sedang terbang di udara menuju ke tujuannya.
"Kenapa perasaanku buruk dan tidak nyaman," batin Cecillia.
Malam hari.
Cecillia berada di rumahnya sedang melihat foto-foto pernikahan mereka yang diambil di perancis. terlihat jelas wajah cantik gadis itu sangat bahagia karena dirinya akan segera menjadi istri dari pria yang paling dia cintai.
Setelah beberapa menit kemudian Cecillia memadamkan laptopnya dan menuju ke kamar mandi.
Gadis itu berendam ke dalam bathub yang dipenuhi air dan bunga-bunga wangi yang biasa dia gunakan untuk mandi.
Tidak lama kemudian lampu tiba-tiba padam sehingga seluruh apartemen gelap gulita.
Cecillia yang ingin bangkit ia harus meraba-raba mencari handuknya. kemudian dengan hati-hati ia bangkit dan melilit handuknya di tubuhnya yang tanpa sehelai benang.
"Kenapa bisa mati lampu? di mana baju tidurku? tadi seingatku gantung di sini," gumam Cecillia. pakaian yang sudah dia gantungkan di kamar mandi tiba-tiba entah hilang ke mana.
"Aneh! ke mana perginya bajuku," ucap Cecillia yang melangkah dengan perlahan.
Di saat gadis itu sedang menuju ke kamarnya terdapat seorang pria yang berdiri di kamarnya, pria itu melepaskan celananya dengan berniat ingin mendapatkan tubuh gadis itu.
Cecillia menghampiri lemari dengan langkah yang perlahan sambil mengulurkan tangannya karena ingin mengetahui posisi lemarinya. kamarnya yang luas membuat gadis itu harus maju beberapa langkah lagi untuk mengapai lemarinya.
Pria itu langsung membekap mulut Cecillia dan menghempaskan ke atas kasur dengan kasar
Brugh..
"Aarrgghh...," teriakan Cecillia yang ketakutan.
Plak
Tamparan keras mengenai wajah Cecillia.
"Aarrghh...," jeritan Cecillia yang kesakitan.
"Tolong jangan sakiti aku!" tangisan Cecillia yang ditindih oleh pria itu yang sedang mencium lehernya.
"Jangan...tolong lepaskan aku...," teriakan Cecillia yang histeris. ia semakin ketakutan karena merasakan tegangnya senjata pria itu yang menyentuh bagian bawahnya yang masih terhalang handuk.
Plak..
Tamparan yang dilakukan lagi oleh pria itu karena jeritan yang membuatnya merasa risih.
"Tolong, aku mohon padamu! jangan melakukan ini padaku!" tangisan Cecillia yang berusaha melawan. ia ingin meraih sesuatu yang di meja sampingnya.
Sebuah gelas yang di meja itu berhasil ia ambil dan menghantam kepala pria itu.
Bruk...
"Aauhkk...," jeritan pria itu yang kesakitan. Cecillia langsung mendorong pria itu jauh darinya dan kemudian ia bangkit dan berlari menuju ke pintu dalam kegelapan.
"Sialan, lihat saja bagaimana aku menghajarmu," ketus pria itu yang berdarah di kepalanya.
Cecillia keluar dari kamarnya dan ingin menuju ke pintu utama. karena cemas dan takut dirinya pun tersungkur.
Brugh...
"Sstt...," rintihan Cecillia yang kesakitan.
Pria itu lalu keluar dari kamar dan menarik kaki Cecillia lalu menamparnya berkali-kali.
Plak...
"Aarghh...."
Plak...
"Aarghh...."
Plak...
"Aarghh...."
"Tolong... aku mohon lepaskan aku!" tangisan Cecillia yang kesakitan.
Di saat mereka berada di ruang tamu, handphone milik Cecillia sedang berdering di kamar. pria yang menghubunginya yang tak lain adalah Ryan calon suaminya.
Cecillia menampar pria itu dan berusaha melawan sekuat tenaga, akan tetapi dirinya tidak berdaya karena pria itu duduk di atas tubuhnya sambil menampar wajahnya dan juga menjambak rambutnya.
"Aarrghh...," teriakan Cecillia.
"Ingin melawanku, malam ini kau harus memuaskanku," bentak pria itu yang menarik rambut Cecillia. tubuh gadis itu diseret hingga ke dalam kamar. dan kemudian di angkat oleh pria itu dan menghempaskan dengan kasar ke atas kasur
Brugh...
"Aarggh...," jerit Cecilia yang kesakitan.
Tanpa menunggu lagi pria itu menarik handuk Cecillia dan melemparnya ke arah lain.
Di saat handphone berbunyi pria itu lalu melihat nama panggilan yang adalah Ryan, ia sengaja menekan tombol jawab panggilan.
"Lepaskan aku! tolong...jangan melakukannya...aku mohon," teriakan Cecillia yang didengar oleh Ryan yang di seberang sana.
Ryan yang berada di luar negeri langsung dikejutkan dengan teriakan pujaannya.
"Cecillia, Cecillia...," teriakan Ryan yang merasa cemas.
"Lepaskan aku....tolong aku mohon padamu," teriakan Cecillia yang membuat Ryan khawatir dan cemas. pria itu langsung meninggalkan kamar hotel dan menemui asistennya. ia sambil mendengar teriakan istrinya itu.
"Tidak...," teriakan Cecilia yang di sebarang sana.
"Ternyata kau masih perawan, baguslah malam ini tubuhmu menjadi santapanku. tubuhmu sangat indah. aku sudah melihatnya dari atas hingga ke bawah..ha ha ha," suara pria itu yang sedang memperk*sa calon istrinya Ryan.
"Aaargghh...," tangisan Cecillia yang di seberang sana.
"Nikmat sekali tubuhmu," ucap pria itu yang sedang menikmati tubuh gadis itu
Ryan yang mendengar teriakan Cecilia dan sudah tahu apa yang di alami oleh calon istrinya. perasaannnya bagaikan disambar petir. Ia meneteskan air mata dan terdiam dengan perasaan hancur.
Suara tangisan pujaannya terdengar sangat jelas di telingannya.
"Sakit...tolong hentikan...," teriakan Cecillia yang di seberang sana.
"Tubuh yang begitu mengoda, mana mungkin aku bisa melepaskanmu, nikmat sekali," ucap pria itu sambil melakukan gesekan dengan kasar.
"Aargghhh...," jeritan Cecillia yang kesakitan.
Pria itu dengan kasarnya menyetubuhi calon istri Ryan sehingga bagian kewanita.annya mengeluarkan banyak darah dan mengotori sprei. gadis itu harus menanggung sakit yang luar biasa. bagaimanapun dia menangis dan berteriak pria bejat itu tetap mengabaikannya.
"Sangat luar biasa, selain wajahmu yang cantik bagian bawahmu ini sangat enak dinikmati. siapapun calon suamimu pasti sangat sakit hati saat kesucian calon istrinya telah direnggut oleh pria asing," ucap pria sambil melakukan pergerakan dengan kasar.
"Bajingan, hentikan...," teriakan Cecillia.
"Apakah kau sudah memiliki calon suami atau belum? kalau sudah maka aku ingin memberitahunya bahwa aku sangat menikmati tubuhmu saat ini," kata pria itu sambil memandang handphone milik gadis itu. ia menyadari bahwa Ryan masih sedang mendengar dari seberang sana.
Sstelah setengah jam kemudian pria itu menghentikan aksinya, ia merasa sangat puas dan bahagia. sementara Cecillia menangis dan hancur sudah impiannya yang ingin menjadi istri dari pria yang paling dia cintai.
Setelah berpakaian pria itu pun melangkah menuju ke arah pintu, Cecillia yang bangkit dan menahan sakit ia turun dari tempat tidur. ia mengutip serpihan gelas yang pecah. kemudian ia melangkah cepat dan langsung menikam punggung pria itu.
Srek..
"Aaarrghh...," jeritan pria itu yang kesakitan. pria itu ingin menyentuh bagian belakangnya akan tetapi tangannya tidak sampai. punggungnya mengeluarkan banyak darah dan mengerang kesakitan.
"Wanita jal*ng," ketus pria itu yang langsung menendang perut wanita itu sehingga terpelanting ke lantai.
Brugh...
"Aargghh...," jeritan Cecilian yang kesakitan dan terkapar di lantai dalam kondisi tanpa pakaian.
"Wanita kotor, kau jangan lupa sekarang kau adalah wanita bekas yang sudah dipakai olehku. ke depannya siapa yang menjadi suamimu pasti akan merasa jijik," bentak pria itu menendang lagi tubuh wanita lemah itu.
Brugh...
"Aarrghh...," rintihan Cecillia yang menahan sakit.
Setelah tidak lama kemudian pria itu pergi meninggalkan apartemen Cecillia.
"Cecillia...Cecillia...," teriak Ryan yang di seberang sana.
Cecillia yang sedang kesakitan dirinya tidak mampu lagi untuk bangkit, ia kesakitan di seluruh tubuhnya. bagian bawahnya masih mengeluarkan darah. gadis itu sangat sakit hati dan putus asa akibat menerima perlakuan dari pria yang dia tidak kenali.
"Benar katanya, aku sudah kotor dan Ryan pasti jijik denganku," batin Cecillia.
Sesaat kemudian Cecillia tidak sadarkan diri.
Sementara Ryan yang di luar negeri berulang kali berteriak nama calon istrinya.
Pria itu sangat cemas dengan kondisi Cecillia yang tidak bisa menjawab panggilannya.
Ryan yang menuju ke bandara ia menghubungi seseorang.
"Hallo," sahut suara seorang wanita.
"Kakak, tolong lapor polisi dan ke apartemen Cecillia!"
"Ada apa, Ryan?"
"Cecillia dia...terjadi sesuatu, cepat ke sana. aku dalam perjalanan pulang!"ujar Ryan yang langsung masuk ke air port.
"Baiklah."
"Pelaku kurang ajar, aku tidak akan melepaskanmu," ketus Ryan yang matanya berkaca-kaca.
Setelah satu jam kemudian seorang wanita yang mengendarai mobil berhenti di depan apartemen Cecillia. wanita itu langsung berlari masuk ke dalam tempat tinggal calon adik iparnya.
"Cecillia, Cecillia," panggil wanita itu yang melangkah ke kamar. saat di kamar dia tidak melihat siapapun di sana. kemudian dirinya menuju ke kamar mandi.
"Cecillia...," teriaknya yang melihat gadis itu tidak sadarkan diri di dalam bathtub yang berisi air yang kemerahan karena darah yang keluar dari bagian intinya
"Cecillia, apa yang sudah terjadi padamu?" tanya wanita itu yang khawatir.ia melihat Cecillia yang tanpa pakaian berendam dalam air serta tubuhnya terdapat banyak bekas ciuman dan gigitan. wajah cantik gadis itu kini merah dan bengkak akibat tamparan yang dilakukan oleh pria bejat itu.
"Kenapa bisa seperti ini," gumamnya yang cemas dan menyentuh wajah gadis itu.
Setelah satu jam kemudian Cecillia telah dilarikan ke rumah sakit, sementara kakak Ryan menunggu di depan ruang UGD.
Wanita itu adalah kakak Ryan yang bernama Luna Andres, hubungannya dengan Cecillia selama ini sangat baik dan akrab. Luna adalah wanita yang berusia empat puluh tahun dan belum menikah. dirinya selama ini membantu adiknya mengelola bisnis besar milik keluarga mereka.
Selain Ryan, Luna juga masih memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Leo. yang tidak tinggal bersama mereka karena ia tidak suka mencampuri urusan bisnis keluarga. tiga bersaudara memiliki hubungan yang sangat baik dan kompak walau sebenarnya Leo adalah adik tiri mereka.
Leo dilahirkan oleh ibu yang berbeda dengan Luna dan Ryan.
Malam itu apartemen Cecillia diperiksa oleh para polisi, tempat tinggal gadis itu berantakan akibat perbuatan si pelaku pemerk*saan.
Setelah satu jam kemudian dokter yang merawat Cecillia keluar dari ruangan itu.
"Apakah Anda adalah keluarga pasien?" tanya dokter itu pada Luna.
"Benar, Dokter. dia adalah adik ipar saya. bagaimana dengan kondisinya?" tanya Luna yang cemas.
"Pasien mengalami hal yang sangat buruk, dia mengalami luka dalam akibat benturan keras pada bagian tubuhnya, selain itu pasien juga diperk*sa. bagian rahimnya telah robek sehingga mengalami pendarahan dalam. kondisinya sangat lemah dan tertekan. kalian harus menjaganya dengan baik. agar pasien tidak melakukan sesuatu yang tidak seharusnya," jawab Dokter.
"A-apa, diperk*sa?" tanya Luna yang hampir tidak percaya.
"Benar, ini. sangat buruk dan akan menjadi trauma baginya," jawab Dokter.
"Dokter, tolong selamatkan. adik ipar saya, saya tidak ingin dia terjadi apa-apa!"
"Kami akan berusaha, akan tetapi dia butuh dukungan keluarga," jawab Dokter.
"Kami mengerti!" jawab Luna.
"Kenapa bisa terjadi hal seperti ini, dia adalah gadis yang baik. dia seharusnya menikah dan bahagia bersama Ryan. aku berharap Ryan tidak keberatan," gumam Luna.
"Pengurus," sapa seorang wanita yang adalah asistennya.
"Bagaimana?" tanya Luna.
"Polisi sedang menyelidiki kasus ini dan berharap bisa mengambil keterangan terhadap nona Cecillia."
"Untuk saat jangan dulu! Cecillia pasti tidak bisa menerima kejadian ini. jangan pernah ada yang mengungkitnya. satu hal lagi, sembunyikan masalah ini dari media. sampaikan pesanku ke pihak polisi!" perintah Luna.
"Baik, Pengurus!"
"Nona Andres," sapa pihak polisi yang menjumpai Luna.
"Detektif, bagaimana, apakah sudah dapat pelakunya?" tanya Luna.
"Pelakunya sangat teliti dan tidak meninggalkan jejak, kami butuh bantuan korban. lemari korban dibongkar dan kotak perhiasan juga kosong. kami mencurigai bahwa rumah korban terjadi perampokan. oleh sebab itu kami butuh keterangan dari korban."
"Detektif, ada yang ingin ku sampaikan!" ucap Luna.
"Silakan, Nona Andres!"
Para polisi itu menemui dokter untuk mendapatkan bukti dari sang pelaku. malam itu mereka berada di ruang kantor dokter bersama Luna.
"Bukti dari pelaku telah hilang dari tubuh korban, tidak tahu kenapa korban bisa berada di dalam bathtub setelah diperk*sa, mungkin saja korban ingin bunuh diri karena tidak bisa menerima kenyataan ataupun semua ini adalah perbuatan pelaku untuk menghapus bukti," jawab Dokter.
"Apartemen tidak meninggalkan jejak, dan bisa jadi korban direndamkan ke dalam air untuk menghapus bukti agar kita tidak bisa menyelidikinya," ujar Detektif itu.
"Tidak boleh membiarkan dia lolos, dia harus ditangkap. adikku dan Cecillia sudah mau menikah, bahkan pernikahan mereka hanya sisa hitungan hari. kini pengantin perempuan harus menanggung rasa sakit yang tidak wajar," kata Luna dengan emosi.
"Nona Andres, di mana calon suami korban?"
"Dalam perjalanan pulang," jawab Luna.
"Dia menghubungi Anda karena mendengar suara teriakan korban lewat panggilannya. mungkin saja dia bisa mengenal suara si pelaku," kata Detektif.
"Adikku pasti sedang terluka, hubungan mereka selama ini baik-baik saja, dan sangat bahagia," ucap Luna.
"Kejadian ini masih menimbulkan banyak tanda tanya, apakah memang perampokan atau rencana seseorang. semua ini masih misteri," kata Detektif itu.
"Rencana seseorang? apakah maksudmu adalah seseorang yang sengaja melakukan ini agar merusakan pernikahan adikku?" tanya Luna.
"Ini hanya tebakan saja, belum pasti benar. kami harus memastikan apakah mereka memang perampok atau hanya rencana. oleh sebab itu. kami butuh kesaksian korban," kata Detektif itu.
"Adikku akan segera tiba, kita akan menunggunya. dia pasti hancur dan tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi masalah ini. dan bagaimana pula dengan Cecillia," ujar Luna yang khawatir.
Setelah beberapa jam kemudian.
Ryan tiba di depan rumah sakit, calon suami Cecillia langsung keluar dari mobilnya dan langsung berlari menuju ke kamar calon istrinya. dan di saat yang sama Luna masih sedang menemani Cecillia yang masih belum sadar.
Klek...
Suara buka pintu kamar Cecillia
"Kakak," suara panggilan Ryan yang baru melangkah masuk.
Luna yang mendengar panggilan itu langsung berdiri dan menatap sedih ke arah adiknya.
Ryan berdiri diam di sana karena melihat calon istrinya sedang berbaring dengan wajahnya yang bengkak, dan tidak sadarkan diri. rasa sakit hati pria itu sehingga mengepal kepalan tangannya.
Ia melangkah dengan perlahan menghampiri tunangannya.
"Apa kata dokter?" tanya Ryan yang melihat gadis itu dengan berlinang air mata.
"Tidak baik! seperti yang kamu lihat, dokter juga pesan harus mengawasi Cecillia kalau dia sadar, karena dikhawatirkan dia tidak bisa menerima kenyataan ini dan akan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya," jawab Luna.
"Terus?"
"Dia juga mengalami pendarahan dalam, rahimnya robek dan sudah dijahit. untuk pemulihannya butuh waktu cukup lama," lanjut Luna.
"Apakah sudah dapat pelakunya?" tanya Ryan yang mengelus kepala gadis itu.
"Tidak dapat, dia pergi begitu saja. dan tidak meninggalkan jejak," jawab Luna.
"Kenapa tidak periksa spermanya?"
"Saat aku tiba Cecillia berada di dalam bathub, dengan air yang penuh. kata dokter tidak ada lagi yang bisa dijadikan bukti."
"Dia sudah pingsan di saat itu, tidak mungkin dia masih bisa berendam ke dalam bathub.pasti pelaku itu yang memasukan dia ke dalam air untuk menghilangkan bukti," ujar Ryan sambil menahan emosi.
"Detektif butuh keterangan darimu."
Setelah beberapa menit kemudian Ryan bertemu dengan detektif yang datang menemuinya.
"Tuan Andres, kami adalah detektif yang menangani kasus perampokan ini, saya adalah detektif Woll.
"Detektif Woll, apa yang bisa bantu?" tanya Ryan dengan wajah lesu.
"Tuan Andres, maaf atas kejadian ini, kami turut simpati," ucap Detektif.
"Apa padangan pihak kepolisian mengenai kasus ini?" tanya Ryan.
"Ini adalah foto-foto lokasi kejadian, semua barang berserakan. tolong memberitahu kami apakah ada barang yang tidak ada di dalam foto ini? kamu memotret semua tempat."
"Kotak perhiasan merah isinya adalah kalung dan anting-anting yang aku berikan untuk istriku," kata Ryan yang melihat foto kotak perhiasan yang kosong.
"Berarti dua perhiasan hilang dibawa lari si pelaku," ujar Detektif Woll.
"Apakah tidak ada petunjuk sama sekali? aku yakin dia sengaja ingin menghilangkan bukti agar tidak ada yang tahu siapa dia," tanya Ryan.
"Tuan Andres, kami akan segera menangkap pelakunya, silakan ikut kami ke kantor polisi untuk mengambil keterangan!"
"Baiklah!" jawab Ryan.
Setelah satu jam kemudian
"Mengenai suara yang ku dengar sangat asing, mungkin saja aku memang tidak mengenalnya," kata Ryan.
"Tuan Andres, apakah Anda bisa tolong menceritakan apa yang terjadi?"
"Malam itu aku hubungi istri saya untuk memberitahunya bahwa aku sudah tiba dan tinggal di sebuah hotel," jawab Ryan.
"Akan tetapi tidak ada yang menjawab panggilanku, setelah beberapa saat kemudian tidak tahu siapa yang menekan tombol jawab panggilan. dan aku mendengar suara istriku yang kesakitan dan menangis. aku sangat sakit hati dan ingin segera pulang menyelamatkan dia. tapi aku tidak bisa karena aku di luar negeri," jawab Ryan.
"Setelah setengah kemudian aku juga mendengar istriku melawannya, dan kemudian dia melakukan tindakan kekerasan terhadap istriku. setelah itu aku tidak mendengar suara istriku lagi," lanjut Ryan.
"Ini handphoneku dan akun merekam suara pria itu, aku berharap dengan bukti ini bisa membantu," ucap Ryan.
"Kami akan membandingkan semua jenis suara dari tersangka incaran pihak kepolisian. mudah-mudahan saja bisa membantu kami mengetahui pelakunya," kata Detektif Woll.
Setelah satu jam kemudian.
"Terima kasih atas kerja samanya," ucap Detektif Woll.
"Detektif Woll, saya hanya berharap pelakunya segera ditangkap. kalau butuh bantuan saya, tolong hubungi saya," ujar Ryan.
"Baiklah, kami akan menghubungi Anda kalau kami butuh bantuan," jawab Detektif Woll.
Tidak lama kemudian Ryan pergi meninggalkan kantor polisi. Detektif Woll dan rekannya melihat pria itu berjalan dengan tidak semangat dan wajah yang lesu.
"Detektif, apakah Anda mencurigai dia?" tanya rekannya yang bernama Philip.
"Tidak! aku hanya ingin memastikan saja, ini bukan kasus biasa. kita tidak bisa pasti apakah ini benar-benar perampokan atau memang sudah direncanakan dari awal," jawab Detektif Woll.
"Selama mengambil keterangan, dia selalu menyebut" istri saya" dan kelihatan bahwa dia sangat mencintai gadis itu," ujar rekan lainnya yang bernama Muphy.
"Tidak semua pria bisa menerima bahwa calon istrinya diperk*sa, dan kebanyakan dari mereka memilih pergi meninggalkan calon istrinya begitu saja," ujar Philip.
"Apakah menurutmu Ryan Andres akan meninggalkan gadis itu? gadis itu sudah cukup malang," tanya Muphy.
"Selama kita menangani kasus permerkos*an, ada sembilan puluh sembilan persen prianya memilih pergi. oleh sebab itu aku tidak yakin apakah Ryan Andres masih berminat menikahi gadis malang itu.apa lagi dia adalah pria kaya dan kalau sampai berita ini tersebar maka nama baik keluarganya akan tercemar," jawab Philip.
"Apapun yang terjadi kita harus segera mengetahui siapa pelakunya," ujar Detektif Woll.
Ryan yang baru selesai diinterogasi langsung menuju ke rumah sakit. selama mengendarai mobil ia masih terbayang dengan suara Cecillia yang mengerang kesakitan dan juga menangis.
"Aku adalah pria yang gagal melindungi istri sendiri, andaikan aku membawanya bersamaku, maka ini tidak akan terjadi," batin Ryan.
Ryan menuju ke arah lain dan melajukan mobilnya, tidak tahu ke mana tujuannya. ia mengeluarkan air mata dan mengenggam setirnya dengan erat. wajah pria itu terlihat sedang menahan emosi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!