NovelToon NovelToon

Ketika Suami Tidak Lagi Jadi Harapan

Bab 1

Renata Agustin, gadis berumur 19 th, merantau ke jakarta, semenjak dia tamat sekolah, niat hati ingin merubah hidup dan ingin membantu orang tua untuk mencari nafkah, karena kehidupan orang tuanya juga jauh di katakan layak.

Edo julianto, laki laki 19 th, berasal dari palembang tinggal di jakarta bersama ke dua orang tuanya dan tiga orang adik adiknya, dengan keluarga lumayan mampu tidak juga di bilang kaya, bekerja di sebuah indo garmen.

Awal kisah....

"Yah,, tamat sekolah Rena mau ke jakarta ya, mau coba coba merubah Nasib di jakarta Yah,, boleh ya, yah?!" ucap Rena saat makan malam.

Brak...

Bunyi piring di banting oleh Ayah mengejutkan Renata, Ibu dan Adiknya.

"Kenapa harus ke jakarta? apa kamu takut hidup miskin di kampung bersama kami!!" marah Ayahnya.

Bukan takut hidup miskin Yah,, Rena hanya ingin merubah nasib kita Yah, Rena hanya ingin cari pengalaman kerja itu saja kok, ngak ada yang lain?!" ucap Rena takut takut.

"Di jakarta ada bibi Yah,, yang bisa jaga Rena, Ayah jangan takut?!" ucap Rena sambil menunduk, Rena sangat tau kasih sayang Ayahnya kepada dia, walaupun Ayahnya tidak menunjukan secara lansung.

"Klau gitu,, kamu ke Batam aja, di sana juga ada kakak sepupu kamu di sana, kamu bisa minta bantuan sama kakak kamu untuk cari kerja di PT, klau kamu memang mau bekerja!" ucap Ayah yang tidak mau di bantah.

Renata melihat sang Ibu takut takut, Ibunya pun melihat Renata sambil menggelengkan kepalanya, tanda jangan di bantah ucapan Ayahnya itu.

Akhirnya Renata hanya bisa diam, tampa bisa membantah.

Ingat yang Ayah sampaikan, kamu hanya boleh pergi ke Batam bukan ke Jakarta.

"Iya Yah?!" ucap Renata sambil menunduk, tampa bisa melawan, namun di dalam hatinya tetap ingin pergi ke jakarta untuk mencari kerja.

"Pokoknya gue harus bisa ke jakarta,, boleh atau tidak sama Ayah, gue harus ke jakarta" celoteh Renata penuh semangat.

"Ta..." panggil sang Ibu.

"Iya Bu...?!"

"Kenapa kamu mau ke jakarta? apa ngak bisa kerja di kampung saja nak,, kamu tau kan Ayah mu itu, ngak mau pisah sama anak anaknya, apa lagi kamu perempuan nak?!" tanya Ibu.

"Rena mau ke jakarta Bu,, Rena mau tinggal sama Bibi, Rena rindu sama Bibi Bu?!" ucap Renata sesegukan.

Iya sebenarnya dari bayi, hingga Renata sampai SMP , Renata lebih dekat dengan Bibinya, karena orang tua Rena yang sibuk di sawah atau pun di kebun, jadi Rena di asuh oleh sang Bibi, walaupun Bibinya itu galak, bukan bukan galak, namun tegas maksudnya.

"Klau kamu tetap ngotot pergi ke jakarta, Ib ngak punya uang buat ongkos nak, dan lagi sama siapa kamu pergi ke jakarta, jakarta itu ngak dekat nak, harus naik bus dua hari satu malam, ibu takut melepas kamu?!" ucap sang Ibu khawatir.

"Rena akan cari uang buat ongkos rena bu,, Rena kan masih kerja di sekolah bantu bantu guru, dan lagi rena dua bulan belum ambil gaji Rena bu, dan Rena juga punya tabungan sedikit dari kerja Rena selama ini?!" ucap Renata penuh semangat.

"Emang kamu kerja apa? uang dari mana? selama ini Ibu ngasih kamu uang hanya cukup buat jajan sama ongkos kamu ke sekolah?" tanya si Ibu kaget.

"Rena kan sekolah ke jurusan Bu,, jadi kan rena suka buat makanan dan minuman di sekolah sama guru, jadi rena ikutan promosiin dan suka rena bawa pulang juga bu, Ren jual sama tetangga sama sodara sodara juga Bu?!" ucap Renata.

"Ooo.... jadi makanan dan minuman yang selama ini kamu bawa itu untuk kamu jual, bukan buat di makan aja, tapi kok di rumah kamu makan, kan ibu ngak bayar?!" kaget sang Ibu.

"Ya iya lah Bu,, di jual, Ibu kira mau di sumbangin" dengus Renata terkekeh melihat wajah sang Ibu.

"Trus klau yang di rumah, yang suka kita makan?" tanya Ibunya lagi, karena anaknya itu memang lah suka sekali bawa makanan pulang.

"Itu sisa sisanya Bu,, rena percantik lagi heheh... sayang Bu klau di buang, guru guru sudah ke blienger makaninnya dan teman teman rena juga bawa pulang kok" jawab Renata.

"Ncek,, kamu ini yang sisa di kasih Ibu, yang baru di jual?!" gerutu si Ibu.

"Hahaha... sama aja tau bu, yang baru sama yang sisa, sisa itu bukan bearti basi bu, itu pinggir pinggir roti yang di potong bu biar rapi, buktinya Rena bawa kan masih anget bu" kekeh Renata.

"Ya sudah kamu tidur,, sudah malam ini, besok kamu kerjakan, Ibu ngak mau tau klau susah bangun ibu biarin aja kamu ke siangan dan awas satu lagi, besok bawain Ibu makanan yang utuh bukan sisa!" ancam Ibu renata itu.

Renata bukanya takut, malah terkekeh, ibunya marah marah tapi mukanya tetap manis.

Bab 2

"Ta....bangun nak, sudah subuh" teriak Ibu dari luar kamar Renata.

"Iya bu, ini sudah bangun" saut Renata dari dalam kamarnya.

Renata keluar dari kamarnya menuju kamar mandi yang di buat di luar rumahnya dengan di aliri Air pegunungan.

"Huu.... dingin" gerutu Renata dengan bibir yang gemetar.

Renata masuk ke dalam kamarnya dan melakukan sholat shubuh dua rakaat.

Selesai Sholat Renata lansung membantu Ibunya beberes rumah, hingga mencuci piring di belakang rumah, yang sengaja di bikin kan bapaknya khusus untuk mencuci dan mencuci piring.

"Bu, ibu hari ini mau ke sawah apa ke kebun Bu?" tanya Renata, saat mereka mau sarapan pagi dengan menu ala kadarnya, sambal terasi, ikan asin dan lalapan gambas.

"Ibu mau ke sawah hari ini, Ibu mau nanya padi"

Renata mengangguk tanda mengerti.

"Ta Ayah mau ke jakarta lusa" ucap sang Ayah.

"Acara apa yah?"

Ponakan Ayah anaknya mau Nikah, jadi Ayah di ajak ke jakarta" jawab sang Ayah.

"Lama Yah, di jakarta?" tanya Renata.

"Paling sepuluh hari pulang bergi"

"Ooo.. " Angguk Renata. Di dalam otak Renata sudah tersusun rencana akan kabur ke jakarta saat Ayahnya pulang nanti, dia sudah berada di dalam perjalanan ke jakarta, agar tidak ketemu dengan sang Ayah, agar tidak di giring pulang ke kampung lagi.

"Ingat ya Ta, kamu ngak boleh ke jakarta, kamu klau mau merantau boleh, tapi Ayah cuma ngizinin kamu ke Batam" tegas si Ayah.

"Iya yah" ucap Renata menurut.

Padahal mah ngak.

"Ya sudah Renata berangkat dulu ya Bu, yah?!" pamit Renata.

"Iya hati hati, bekal kamu sudah di bawa belum" ingat si Ibu.

"Sudah Bu"

"Rena berangkat ya. Assalamualaikum.."

"Wa'alaikum salam..." jawab orang tua Renata.

Renata pergi ke sekolahnya untuk bekerja sebelum dia berangkat ke jakarta bulan depan.

"Mau keman Ta?" tanya tetangga Renata.

"Mau sekolah Bi?!" jawab Renata sopan.

"Loh, kok ke sekolah sih, bukanya kamu sudah tamat ya Ta?"

"Sudah Bi, aku ke sekolah mau kerja Bi bukan sekolah hehehe" kekeh Renata.

"Woalah... Bibi pikir sekolah, hebat kamu ya, sudah lansung kerja" puji tetangga Renata.

"Ngisi waktu kosong Bi"

"Emang kerja apa Ta"

"Biasa Bi, bikin sirup markisa, nata de coco, wedang jahe, Cake banyak lagi Bi"

"Waahhh..

enak tuh Ta, bibi pesan sirup markisa sama cake deh Ta"

"Alhamdulillah... pagi pagi sudah penglaris" celoteh Renata menengadahkan tangannya dan meraupkan kewajahnya.

"Bisa aja kamu Ta" ucap tetangga renata sambil terkekeh.

"Hehehe... mensyukuri rezeki datang Bi" cengir Renata.

"Ada ada saja kamu ini, sana pergi udah siang ini!" usir tetangga Renata.

"Iya Bi, aku berangkat ya Bi, Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam..."

"Dasar bocah gemblung selalu aja bikin orang ketawa" ucap Tetangga Renata sambil terkekeh.

Sekitar tiga pukul menit Renata sudah sampai di gerbang sekolahnya.

"Ta..." panggil seseorang dari arah belakang.

"Bareng Ta..." saut teman renata dari belakang.

"Ayo...." ucap Renata.

Rini berlari menghampiri Renata.

"Lena belum datang Rin?" tanya Renata.

"Belum kayaknya deh, tadi dia ngak nyamper tuh" saut Rini.

"Dih pede banget yang pengen di samper" ledek Renata.

"Ncek, bukan gitu Renata sayang,,,, secara kosan gue kan di depan sekolah banget nih, lagian ngapain coba klau Lena buru buru pergi ke sekolah coba, mau bantu buka pintu kelas" tanya Renata" oceh Rini.

"Dih, ngamuk hahaha..." oceh Renata, sambil mencolek dagu Rini.

Emang Lah Renata anak yang periang, usil dan bikin temannya kesal, namun banyak teman temannya yang suka sama Renata, karena Renata tidak pernah jaim dan suka menolong.

Bersambung...

Bab 3

"Ta,, tamat sekolah mau lanjut kemana ta?" tanya Lena.

"Ngak lanjut kemana mana Na, tau sendiri otak gue paling pintar dari kalian, di tambah keluarga gue paling kaya sejahat raya" kekeh renata memutar balikan fakta.

Gue pengen ke jakarta, tapi bapak moyang gue ngak ngizinin gue pergi, dia maunya gue ke batam, gue ogah, nanti abis bulan gue mau kabur ke jakarta bodo amat dah" oceh Renata

Teman temannya hanya terkekeh dengan ucapan Renata.

"Kalian mau kemana emang?" tanya Renata.

"Sama kayak loe, ngak kemana mana, paling gue mau ke pekanbaru tempat tante gue, dia buka jahitan di sana, pengen ikut dia aja" Rini.

"Gue juga, ngak kemana mana, ngedaplok di rumah, klau ada yang ngajak nikah hayu aja" kekeh Lena.

Busettt... dah bocah, udah kebelet loe" dumel dua temannya.

Lena hanya terkekeh dan menganggakat bahunya, sejujurnya di juga belum ada rencana seperti temannya Rini dan Renata.

Ngobrol kesana kemari, sampai mereka juga menjulid, apa aja yang bisa mereka julitin akhirnya sore pun tiba, mereka pulang ke rumah masing masing, tepatnya cuma Renata yang pulang ke rumah dua temannya masih tinggal di kos kosan.

"Eh... iya Ta, gue minggu sudah balik ke kampung gue, mak gue udah kayak reog nyuruh balik, padahal mah gue masih betah di sini" keluh Lena.

"Ya udah sih, pulang aja, ngapain loe di kosan sendirian udah pada sepikan, udah pulang semua teman kosannya kan"

Hmm..

Angguk Lena tidak semangat.

"Iya Len pulang aja, mana tau loe udah di jodohin, terkabul kan do'a loe" ucap Rini terkekeh.

"Sialan loe Rin, gue becanda doang kali" dengus Lena kesal.

"Kan loe yang minta, klau ada yang lamar hayo"

Hahaha... Tawa ke dua temannya lansung pecah meliha wajah kesal Lena.

Ngak gitu juga konsepnya Bambang... lepas capek dari tugas sekolah, masa lansung di sambut dengan tugas menunggu suami, beberes rumah, ngak bisa jalan jalan, ngak bisa melototin cowok tampan" kesal Lena, mencerocos tiada henti.

"Kan klau ada suami dapat jatah dari suami, ngak minta jajan sama mak lagi" ledek Renata.

"Klau semudah itu berumah tangga ngak akan banyak janda bertebaran" kesal Lena.

"Apa lagi nih ya, jiwa muda masih meronta ronta, belum bebas menikmati masa muda, lansung di ikat di dalam rumah, ogah gue!" kesal Lena.

Hahaha... iya iya, canda doang bestee, ngak usah di masukin ke dalam hati masukin ke lambung aja, lansung buang tuttt..." goda renata.

"Hooh kali kali ada ampas" tambah Rini.

Buahahaha...

Pecah sudah tawa ke dua gadis itu.

"Tau ah... gue males sama kalian" ambek Lena dan lansung jalan duluan.

"Woii... Na jangan ngambek dong" Renata.

"Dih... Gitu aja marah" Rini.

Mereka lansung mengejar Lena yang sudah berjalan cepat.

"Haii... bestee, jangan ngambek dong, nanti cantiknya luntur loh..." rayu Renata.

"Tau dari pada ngambek, beli bakso lebih enak, noh... abang tukang bakso yang enak lagi mangkal" tunjuk Rini.

"Yukkk... makan bakso yu, laper gue" sangat Lena.

"Dih.. dengar makanan aja lansung semangat, tadi di godain marah" ledek Renata.

"Laper gue tau, kalian malah ngeledek mulu" Lena.

"Oooo... laper" serempak dua temannya.

Mereka berlari kebut kebutan mengejar tukang bakso yang lagi mangkal, bukan yang lagi jalan ya.

Haduhhh..

Kalian ini selalu aja rusuh klau mau beli bakso, ngak ada kalem kalemnya, nanti ngak ada cowok loe yang suka sama kalian" oceh tukang bakso yang memang sudah akrab sama si mamang.

"Ncek, si abang, ngak tau dia klau kita ini banyak yang suka, kita aja yang ngak mau" sombong Renata.

"Iya in aja lah, dari pada ribet, ngeladenin mulut ceriwis kalian, kalian mau makan bakso apa ngak nih" omel tukang bakso.

"Dih... si abang marah marah mulu, kabur pelanggan baru tau rasa loe bang" Rini.

"Ncek iya iya, kalian mau pesan apa nih?!" kudu sabar ngelayanin cewek tiga itu.

"Bakso ngak pake mangkok bang" renata.

"Mau pake apa emang ember" dumel si abang.

"Bakso ngak pake S bang" Rini.

"Ncek males si abang di ledekin mulu sama dua cewek usil itu.

"Ini yang benar bang"

"Apa neng Lena cantik?"

"Bakso ngak pake abang" kekeh Lena.

"Hah... kalian sama aja" kesal si mamang.

"Sama apa bang?" serempak.

"Sama sama kurang setengah, sama sama gila!" kesel si abang.

"Hahaha... dia ngamok" serempak cewek itu tertawa lepas.

"Ya udah kami pesan Bokso urat tiga" pesan Renata.

"Nah, gitu dong, kan cantik kayak gitu, klau mesan yang benar, duduk anteng ya anak anak cantik, nanti takut nyebur ke ember cucian piring kan ngak lucu, pulang pulang kayak kucing ke cebur got" kekeh si mamang"

"Dih si mamang, biasaan candanya" Renata.

Bersambung...

Haii... jangan lupa like komen dan vote ya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!