NovelToon NovelToon

AKU HALAL BAGIMU

Bab 1

Menceritakan seorang gadis muslimah bernama Asiyah Ahmad, putri ke 3 dari 2 bersaudara kaka pertama bernama Abdullah Ahmad dan Kaka kedua bernama Asma Ahmad.

Putri dari Manshur Ahmad & Salamah Abdillah..

Asiyah terlahir dari keluarga yang kental akan pemahaman agama sejak kecil.. Ini kisahnya 💞

*

*

Duduklah seorang gadis berkacamata yang bertengger di atas hidung mancungnya, dia juga berpakaian yg menutup seluruh auratnya kecuali kedua matanya yang terlihat, Iya.. dia adalah Asiyah

.

Sambil membaca buku tiba-tibaaa...

.

"Assalamu'alaikum.." seseorang mengagetkannya dari belakang dengan menepuk pundak Asiyah

.

"Astaghfirullaah... Syarifah! Aku kaget tau yaa Allah

Waalaikumussalam warahmatullah" dengan nada kesal pada sahabatnya karna punya kebiasaan buruk sukanya ngagetin

.

"Lagian, baca buku atau ngelamun? Masa iya suara langkah kakiku tidak terdengar, padahal aku berjalan setengah berlari loh"

.

Asiyah hanya mencebikan bibirnya memasang wajah kesal pada sang sahabat, namun mereka saling menyayangi.

Bagaimana tidak selama 7th di pesantren mereka selalu bersama seperti perangko, jika satu di antara mereka dapat hukuman pasti dia akan mendapat hukuman.. ya seperti itulah Asiyah & Syarifah

.

"Ini tuh tandanya saking aku fokus baca" elak Asiyah

.

"Lagian kamu mau cerita apa sih kok tiba-tiba minta ketemu disini?" Tanya syarifah yang penasaran

.

"Tadinya aku meu menceritakan ini lewat telpon, tapi rasanya tidak leluasa klo kita bicara tidak melihat lawan bicara kita, kau pasti mengerti kan apa yang ku maksud?"

.

Dengan memposisikan badannya menghadap asiyah dengan serius "Oke baiklah tuan putri, saya akan mendengarkan apa yang akan tuan putri ceritakan, silahkan"

Asiyah hanya memutarkan 2 bola matanya melihat tingkah sahabatnya yang bergaya formal

.

"Tapi setelah aku bercerita ini, ku mohon berilah aku solusi terbaik"

Syarifah hanya memicingkan kedua matanya, sepertinya sahabatnya sedang serius

.

"Jika aku bisa" jawab Syarifah

.

Dengan menarik nafas dan membuangnya secara perlahan, akhirnya Asiyahpun menceritakan apa yang di rencanakan oleh Ummi dan Abbanya

.

"Haaaaah... Kamu serius Asiyah? Kamu akan di jodohkan oleh Abahmu, seperti apa yang di lakukannya kepada Mba Asma?" (Asma adalah kaka Asiyah yg perbedaan usianya 5th)

"Syarifah tolong kecilkan suaramu, disini banyak orang" Asiyah melirik kanan kiri berharap tidak ada yang mendengar teriakan Syarifah barusan.

.

"Hihi.. Maafkan aku, aku terkejut, lalu apa kau menerimanya?"

.

"Aahhh.. dan satu lagi, apa kau sudah melihat pria yang akan di jodohkan denganmu?"

.

Syarifah memberikan boom pertanyaan kepada Asiyah dengan penuh penasaran.

.

"Jika bertanya satu-satu bisa, aku kesini agar aku sedikit tenang malah tambah tegang dengan pertanyaan-pertanyaanmu itu" huuh...

.

"Aku belum menerimanya, hanya saja aku katakan kepada Abah dan Ummi untuk memberiku waktu"

.

"Menurutmu bagaimana?" Tanya Asiyah

.

"Aku jawab secara ilmiyah atau sesuai perasaanku?" Syarifah balik bertanya yang membuat Asiyah mendelik

.

"Aku tanya kamu balik bertanya, jawab secara dua-duanya"

.

"Baiklah... Asiyah, tidak ada orang tua yang hendak menjerumuskan anak-anaknya, dan apa yang orang tuamu lakukan sudah pasti mereka mempertimbangkan itu sebelum melakukannya, apa kau mengerti maksudku?"

.

Asiyah menganggukkan kepalanya tanda iya faham "Lalu?"

.

"Sekarang.. kamu shalat minta petunjuk sama Allah.. agar diberikan jalan dan kemudahan, kemudian lihat hatimu lebih condong kemana"

.

"Jika menurutku siih.. lihat dulu juga laki-laki yang akan di jodohkan denganmu, klo dia kaya tampan dan juga sholeh kenapa engga?" Syarifah menaik turunkan alisnya sambil tersenyum di balik cadar yg ia kenakan.. tapi Asiyah bisa melihat itu.

.

Asiyah diam sesaat setelah mendengar penuturan sahabatnya itu yg terkadang seperti anak-anak kadang juga bersikap dewasa & bijak.

.

"Asiyah" tiba-tiba ada yang memanggilnya siapa lagi klo bukan Ka Abdullah kaka pertama Asiyah.. yang juga di idolakan oleh sahabatnya Syarifah.

.

Mendengar namanya di panggil Asiyahpun menolah bersamaan dengan Syarifah, merekapun berdiri berbarengan melihat laki-laki yg di sukainya berada di hadapannya yg jaraknya tidak begitu jauh Syarifah langsung menundukan pandangannya, melihat itu Abdullah pun sama memalingkan wajahnya menatap sang Adik yang di suruh Abah ya untuk segera menemuinya.

.

"Abah memanggilmu dek" jarak rumah ke taman yang memang tidka begitu jauh mereka bisa menempuhnya dengan berjalan kaki.

.

"Baik ka"

.

Akhirnya Asiyah dan Syarifahpun saling berpamitan dan memeluk satu sama lain "Kamu yang tenang ya, In Syaa Allah semua akan baik-baik saja" pesan Syarifah pada sahabatnya Asiyah

.

"Fii Amanillah" Doa syarifah pada sang sahabat yang sudah berjalan meninggalkannya bersama Ka Abdullah...

.

"Maassalamah, Assalamu'alaikum" pamit Asiyah

.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" sahut Syarifah

.

Dengan mengeluarkan nafas beratnya dia bergumam pada dirinya sendiri "Yang belum siap nikah udah mau di jodohkan, aku yang sudah siap lahir batin sepertinya jodoh belum nongol, Ka Abdullah.. ayo cepet lamar aku"

.

"Astaghfirullah apa yang aku ucapkan barusan? Huuuh... Untung tidak ada yang melihatku meracau sendiri" sambil mengelus² dadanya dan menengok kanan kiri

.

Karena hari semakin sore akhirnya Syarifahpun memutuskan untuk pulang.

**

Di kediaman Abah Manshur & Ummi Salamah (yaitu kedua orang tua Asiyah)

.

Setelah mereka duduk bersama di ruang keluarga Abah membuka suaranya "Apa kau sudah mempunyai jawaban atas tawaran Abah bbrp hari lalu?"

.

Deg!!

.

Asiyah kaget dengan pertanyaan Abah apa harus secepat itu "Be belum Abah" sahut Asiyah gagap karna memang dia masih gamang dengan hatinya.

.

"Asiyah, kamu tau kenapa Kakakmu Abdullah belum menikah di usianya yg hampir menginjak kepala 3?"

.

Asiyah hanya menggelengkan kepalanya, seraya menatap sang kaka.

.

"Itu karna kakakmu ingin adik-adik perempuannya menikah terlebih dahulu, kemudian ada yg menjaga mereka dan kakakmu akan tenang, selama kau blm juga menikah maka kakakmu tidak akan menikah"

.

Deg! Asiyah kaget karena baru mengetahui tentang ini, sesayang itulah Ka Abdullah kepada Asma & Asiyah.

.

Tanpa pikir panjang akhirnya Asiyah memutuskan jika ia menerima perjodohan itu.

Karena selain untuk membahagiakan Abah & Umminya, Asiyah juga ingin jika kakaknya memiliki pendamping hidup sesegera mungkin dimana di usianya seharunya Abdullah memiliki istri bahkan anak-anak yang lucu & hidup bahagia.

.

Mendengar itu Abah & Ummi saling bertukar pandang dan tersenyum bahagia.

.

Namun lain hal dengan dengan Abdullah.. yang menatap sang Adik yang menyembunyikan kesedihan

*

*

*

Di kediaman Rumah mewah itu terdengar suara bariton seorang laki-laki paruh baya.

"Jika kamu tidak juga memiliki calon pasangan, papa & mama terpaksa melanjutkan rencana perjodohanmu dengan putri dari kawan lama papa, dan papa tidak menerima penolakan juga bantahan!" Tegasnya

**

To be continue...

Simak... baca, like, komen dan juga vote terus author agar selalu update setiap hari ya 💞

Semangat membaca jazaakumullaahu khayran wa baarakallaahu fiikum

Boleh meninggalkan kritik dan saran karna author masih baru terjun sebagai penulis 💐

Bab 2

**

"Jika kamu tidak juga memiliki calon pasangan, papa & mama terpaksa melanjutkan rencana perjodohanmu dengan putri dari kawan lama papa, dan papa tidak menerima penolakan juga bantahan!" Tegasnya kepada Ibrahim Wijaya (28th) putra tunggalnya yang biasa di panggil Bram itu.

.

Bram mengacak rambutnya yang cepak frustasi, karena memang tidak mungkin selalu membantah papa Indra Wijaya & Mama Anita (kedua orang tuanya)

.

"Apa papa gak bisa beri Bram kesempatan untuk Bram memilih pasangan untuk Bram sendiri?" Ibrahim berusaha membujuk Papa Indra agar tidak terburu-buru menjodohkannya.

.

"Apa kamu bilang, memilih calon pasanganmu sendiri? bagaimana mungkin kau bisa memilih sementara matamu sudah di butakan oleh cinta kotormu itu dengan wanita yang selalu berpakaian kurang bahan itu?"

.

Di tengah perdebatan Suami dengan Anak kesayangannya Mama Anita berusaha menenangkan keduanya agar bisa berbicara dengan kepala dingin tidak bersitegang seperti ini.. terlebih ketika melihat wajah suami sudah merah padam.

.

"Pa sudah pa, biar mamah yang berbicara dengan Bram" Mama Anita akhirnya berhasil membujuk Papa Indra untuk duduk tenang.

.

"Bram.. Mama dan Papa ingin yang terbaik untukmu, apa kau yakin dengan wanita yang kau yakini adalah jodohmu?

dan satu lagi, sampai kapanpun Mama tidak akan merestui hubungan kalian dimana wanita yang selalu kau bela adalah wanita yang tidak menutup auratnya"

.

"Ma please.. Bram akan berusaha membujuknya setelah kami menikah nanti, tapi tidak untuk saat ini ma, tolong mengertilah perasaan Bram" Bram terus memohon pada sang Mama untuk memberinya kesempatan.

.

"Bram.. Mama & Papa hanya tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari"

.

"Dan wanita yang akan di jodohkan denganmu adalah wanita baik-baik, Papa sangat mengenal Orang tuanya, bagaimana mereka mendidik anak-anaknya" sambung Papa Indra melanjutkan penjelasan Mama Anita

.

Bram hanya menunduk menopang kepalanya dengan kedua tangannya, entah harus memberikan penjelasan apa lg rasanya percuma.

.

"Baiklah Pa, Ma, Bram pulang dulu" dengan wajah penuh masalah

.

"Ingat Bram.. akhir pekan besok kita akan mengunjungi rumahnya, untuk ta'aruf"

.

Bram hanya membuang nafasnya kasar.. "Iya Pa"

.

"Ma pamit yaa.. Assalamu'alaikum"

.

Di dalam mobil nampak Bram sangat frustasi, bagaimana cara menjelaskan pada Donita kekasihnya yg selama 4tahun menjalin hubungan sebagai dengannya.. "Aaarrgghhhh" teriak Bram memukul setir mobilnya.

.

Melajukan mobilnya penuh dengan tatapan kosong.. masih bingung memikirkan antara kedua orang tuanya & sang kekasih, mana yang harus ia pilih.. Bram sangat menyayangi kedua orang tuanya, dan mencintai kekasihnya.

.

Tiba-tiba ponselnya berdering, tertera nama My Love Calling.. dengan mengatur nafasnya Bram terpaksa mengangkat panggilan dari sang kekasih.

.

"Sayang kamu lagi dimana? kok lama banget angkat telponnya?"

.

"Lagi dijalan baru pulang dari rumah Mama"

.

"Ada apa denganmu seperti sedang tidak baik-baik saja?" curiga Donita dengan nada bicaranya Bram yang tidal seperti biasanya

.

"Aku tidak apa-apa sayang hanya lelah, apa kau sudah makan"

.

"Beluum.." dengan nada manja khasnya ketika bersama Bram

"Aku menelponmu justru berniat mengajakmu makan malam, apa bisa?

.

"Sayang maafkan aku sepertinya untuk malam ini belum bisa, mungkin lain waktu, aku sungguh sangat lelah ingin beristirahat, apa kau tdk apa-apa?"

.

"Baiklah.. tapi di lain waktu aku tidak menerima penolakan, untuk kali ini baiklah, aku bisa pergi bersama teman-temanku" sahutnya dengan nada kesal

.

Setelah mengakhiri perbincangan dengan kekasihnya Bram melanjutkan kembali mobilnya menuju apartemennya, Bram sungguh lelah hari ini bukan karna banyaknya tugas melainkan beban pikirannya yang kemana-mana.

.

"Apa aku harus menjelaskan kepada Donita sesegera mungkin, atau aku sembunyikan tentang perjodohan ini, Yaa Allah bagaimana ini?"

.

Bram benar-benar tidak bisa berpikir, berjalan kedapur untuk membuat kopi setelah selai membuatnya, iapun pergi ke teras balkon kamarnya & duduk disana meratapi nasibnya yang sudah di ujung harapan, berharap sedikit membuatnya tenang sambil merokok..

dengan meniup-niupkan asap rokok ke arah atas.. berharap dapat jawaban dari sejerumitnya pertanyaan yang ada di benaknya.

*

Author (Ah emang dasar lo bram, bukannya shalat istikharah malah ngerokok, author jd gemes)

*

.

"Apa istimewanya perempuan yang di bicarakan Papa & Mama, sampai-sampai Donita secantik itupun tak di lihatnya" gumamnya

.

***

.

"Yaa Allah.. jika keputusan Abah & Ummi memang yang tepat dan terbaik untuk hamba, maka mudahkan dan bukalah hati hamba untuk menerima keputusan ini dengan lapang" semenjak adanya rencana perjodohan yang di rencanakan kedua orang tuanya Asiyah lebih banyak di kamar, Asiyah hanya takut jika calon suaminya tak menyukainya, tak menerimanya dan masih banyak lagi prasangka-prasangka buruk lainnya yang membuatnya selalu ragu.

.

Ponselnya berdering Kak Asma Calling...

"Hallo Assalamu'alaikum ka" berusaha tersenyum menahan kesedihannya.

.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah kaka baik-baik saja, bagaimana denganmu?" tanya Ka Asma

.

"Alhamdulillah Asiyah juga baik-baik saja ka"

.

"Asiyah.. kaka sudah mendengar semuanya dari Ummi, apa betul kau menerima perjodohan Abah dan putra kawan lamanya?"

.

"Aku bisa apa ka, sama seperti ka Asma dulu"

.

"Maafkan kaka tidak bisa membantumu apa-apa, kaka hanya bisa mendoakan, semoga Allah memberikan lelaki terbaik sebagai calon pasanganmu, yang dapat membimbingmu di dunia dan untuk akhiratmu" doa Ka Asma untuk sang adik.

.

"Aamiin... tidak apa ka, doa ka Asma sudah lebih dari cukup, Bagaimana hubungan kaka dengan Ka Aldi?"

.

"Alhamdulillah kami baik-baik saja.. dan satu satu lagi dik, menikah atas perjodohan tidak semenyeramkan seperti apa yang ada di benakmu, buktinya kaka dan ka Aldi Alhamdulillah kami cocok, dan kaka berharap nasib pernikahanmu pun jauh lebih baik dari kaka, kamu yang tenang ya dek, semoga Allah senantiasa menjagamu dan memberimu kemudahan dalam segala hal, ya sudah kamu istirahat ya, kaka di panggil suami kaka dulu" hanya bisa itu yang bisa ia ungkapkan pada sang adik agar hatinya merasa tenang

"Assalamu'alaikum" ucap Asma pamit

.

"Iya, terima kasih atas nasehat, doa & semangatnya, In Syaa Allah Asiyah akan menerima takdir ini dengan berlapang dada, karna tidak mungkin Allah mendzalim atau memberikan ujian diluar kesanggupan kita" jawab asiyah yang berusaha menegarkan dirinya

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" merekapun mengakhiri obrolannya.

.

Asiyah merebahkan tubuhnya di kasur yang berada di dalam kamarnya, sambil menatap langit-langit kamarnya, karna sudah larut membuat matanya tak bisa lagi di ajak kompromi akhirnya terlelap.

.

**

Di kediaman Asma

"Iya mas" sahut Asma

.

"Siapa yang menelponmu?" tanya Aldi

.

"Aku menghubungi Asiyah mas, tadi ummi memberiku kabar bawa akhir pekan besok, dia akan Ta'ruf dengan laki-laki pilihan Abah klo kata Ummi ana kawan lamanya Abah"

.

"Apa Asiyah menyetujuinya?"

.

"Mas pikir bagaimana, apa ada yang bisa menolak keinginan Abah?"

.

"Bukankah kita juga menikah atas kehendak dan perjodohan dari abah? hehe" Tanya Aldi yang membuat Asma tersenyum..

.

"Sangat sedikit mas, kelanggengan pernikahan karna perjodohan, kecuali kedua belah pihak menganggap menikah adalah untuk ibadah, In Syaa Allah rumah tangganya di berkahi"

.

"Dan atas izin Allah juga, saat mas pertama melihatmu, hati mas langsung terpaut padamu" Goda Aldo seraya mencubit hidung istrinya membuat sang istri tertunduk malu dengan pipi yang berubah memerah seperti kepiting rebus.

.

"Mas nih bisa aja" menyenggol tangan suaminya yg duduk persis di sebelahnya.

.

"Apa boleh mas malam ini meminta hak mas?"

.

Bluusssshhh... entahlah penampakan wajah asma seperti apa saat ini

To be Continued..

**********

Hayook readers pada penasaran yaa... Author sensor ya bagian ini wkwk

Jangan lupa Like, komen, kritik dan saran yang membangun, vote dan dukung Author terus agar update setiap hari

Jazaakumullaahu khayran

wa baarakallaahu fiikum ❤️💞

.

"

Bab 3

**

Di kediaman rumah Abah Manshur & Ummi Salamah, didalam kamar Asiyah bersiap-siap dan terus mondar mandir sesekali menatap dirinya dalam pantulan kaca dan entah berapa kali dia membenarkan pakaiannya, sungguh Asiyah sangat gugup karena ini pertama kalinya dia akan di pertemukan dengan calon suami dan mertuanya.

.

karena memang Asiyah adalah wanita muslimah yang sangat ta'at, ia tak pernah sekalipun memiliki hubungan dengan yang bernama laki-laki, karena dia mengetahui agama melarangnya.. kecuali sudah menikah.

.

mendengar panggilan Ummi Salamah dari depan pintu kamarnya, Asiyah terlonjak kaget, karena pasti Ummi memangil untuk menemui mereka.

.

"Iya Ummi sebentar" sambil memperbaiki khimar dan cadarnya Asiyahpun membuka pintu, yg disana sudah disambut senyum sang Ummi dari balik cadarnya.

.

Iya memang kelurga besar Abah Manshur dari mulai ibunya dahulu, saudari-saudarinya, Istri & putri-putrinya pun semua mengenakan cadar.

.

"Ayo nak.. kamu sudah di tunggu di ruang tamu"

.

"Ummi... " Asiyah yang tiba-tiba menggenggam tangan Ummi Salamah, Ummi Salamah pun mengerti kegugupannya.

.

"Tenang saja nak, In Syaa Allah tidak apa-apa, jika calon sumi dan mertuamu bertanya Asiyah hanya cukup menjawab seperlunya saja, ya?"

.

Asiyahpun menganggukkan kepalanya, lalu mereka berjalan menuju ruang tamu yg disana Abah & keluarga Pak Indra sudah menunggu.

.

Abah melihat kedatangan Istri dan putrinya pun tersenyum, dan Asiyah hanya tersenyum dibalik cadarnya, menatap pasangan paruh baya yang berada di hadapannya Indra & Anita seraya menangkupkan kedua tangannya memberi salam.

.

Lalu dimana Ibrahim? ya ibrahim ada di tengah kedua orang tuanya namun selama berada disana dia hanya duduk di kursi dan menundukkan wajahnya, sesekali mengangkat wajahnya ketika namanya di sebut oleh kedua orang tuanya.

.

Saat Asiyah datang pun dia hanya mengangkat wajahnya sedikit, dia hanya bisa menautkan kedua alisnya aneh menatap aneh Asiyah.

.

*Oh jadi wanita seperti ini yang di sukai Mama & Papa? Bagaimana mungkin dia menjodohkanku dengan wanita yang wajahnya saja tidak terlihat, bagaimana kalo di ternyata cacat atau buruk rupa, sungguh ini neraka bagiku* batinnya

.

Kemudian panggilan sang Mama menyadarkan lamunannya "Eeu iya ma?"

.

"Ketemu calon istri kok melamun" sontak yang ada di ruangan itupun tertawa bersama kecuali Asiyah.

.

"Sekarang jika kau ingin melihat wajah calon istrimu boleh nak"

.

"Tidak perlu ma, biar menjadi kejutan untuk Bram setelah menikah nanti"

.

Asiyah hanya tersenyum dan haru mendengar penuturan calon suaminya itu, namun bukan itu maksud Bram, melainkan dia sangat malas berada di tengah-tengah mereka, Bram berbicara seperti itupun agar acaranya cepat-cepat selesai dan pulang.

.

Abahpun angkat suara "Asiyah pun boleh melihat wajah calon suamimu nak" tuturnya

.

Asiyah hanya mengangkat wajahnya kilat melihat wajah calon suaminya, sungguh ketampanan Ibrahim membuat Asiyah terpana Asiyah pun langsung menundukkan pandangannya seraya beristighfar dalam hati.

.

Tiba-tiba di tengah obrolan mereka tibalah Asma & Aldi suaminya

"Assalamu'alaikum" Salam Asma dan Aldi berbarengan..

.

Sontak yang di dalam rumah pun menjawab salam mereka serentak, lalu mereka menyalami orang tua dan mertuanya, dan menangkupkan tangan pada keluarga Indra.

"Maafkan kami Ummi datang telat, tadi di jalan sungguh sangat macet" tutur Asma

"Biasa akhir pekan" sahut Aldi

.

Mengenal suara yang ia kenali, sontak membuat Bram menatap ke arah suara itu yaitu Aldi.

"Aldi, kau Aldi kan?"

.

Aldi pun mengoyang-goyangkan telunjuknya mengingat-ingat siapa yang ada di depannya.. "Braaam, apa iya kau Bram"

.

Akhirnya mereka saling memeluk gaya lelaki pada umumnya

.

"Maa syaa Allah ternyata kalian saling mengenal" tutur Abah Manshur

.

"Iya bah kami teman sewaktu duduk di sekolah menengah pertama dulu, sejak Bram di lantik dan di tugaskan keluar kota selama 6bln kami lost kontak, akhirnya kami bersua disini" jawab menantunya, Aldi

.

"Wah bagus jika seperti itu, dari sahabat menjadi suadara ipar iyakan Manshur" tutur Indra kepada sahabatnya Manshur saling melempar tawa.

.

Mama Anita dan Ummi Salamahpun ikut tersenyum bahagia, ternyata sesempit ini dunia, Asma yang sudah duduk di sebelah adiknya Asiyah, seraya berbisik "Calon suamimu sungguh sangat tampan" Asiyahpun sontak menyenggol bahu sang kaka dengan bahunya, khawatir ucapannya ada yang mendengar.. Asma hanya terkekeh menanggapi malunya sang Adik.

.

"Baiklah kita ke intinya saja..." Indra memulai pembicaraan resminya.

.

"Manshur, Bu Salamah, kedatangan kami kemari ingin melamar Asiyah putri kalian untuk menjadi calon Istri putra kami Ibrahim Wijaya"

.

"Keputusan tentu ada di tangan Asiyah, Asiyah apa kau menerima lamaran nak Ibrahim kepadamu?" tanya sang Abah pada Asiyah.

.

Lalu Asiyah mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk seraya menganggukkan kepalanya tanda setuju dan jawaban iya.

.

"Sontak semua berada disana mengucap hamdalah.

.

"Baiklah jika seperti itu, kita akan langsung menentukan tanggal pernikahan kalian, apa Ibrahim dan Asiyah ada usul untuk konsepnya nanti.

.

Keduanya pun menggelengkan kepalanya berbarengan, dan membuat semua orang disana tertawa "Gini nih kalau jodoh, geleng kepala saja barengan" tutur Indra yang membuat abah Manshur dan yang lainnya pun terkekeh berbeda dengan Ibrahim dan Asiyah yang salah tingkah sedari tadi.

.

Ummi Salamah akhirnya membuka suara "Untuk hal itu kami serahkan pada Bu Anita saja, karena kalau di pihak kami jelas kami akan mengadakannya sesederhana mungkin"

.

"Baiklah Ummi Salamah.. kami akan membicarakan ini di rumah In Syaa Allah, karena banyak yang harus kami urus terlebih dulu"

.

"Karena lamaran sudah di terima, kami izin pamit pulang, semoga Allah memudahkan hajat kita"

.

"Alhamdulillah, Aamiin Allahumma Aamiin" Sahut Abah

"baiklah hati-hati di jalan Indra"

"Sekali lagi terima kasih Manshur, kau telah mempercayakan putraku untuk putrimu"

Abah hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan tersenyum seraya menenpuk-nepuk pundak sahabatnya itu.

***

Di dalam mobil "Bram kenapa kau tidak melihat wajah dari calon istrimu?"

.

Bram yang sedang menyetir mobilpun melihat sekilas dari spion depan merespon Mamanya "Apa gunanya Ma, di lihat ataupun tidak tetaplah tidak bisa menolak kan?" sahut Ibrahim

.

"Apa maksudnya Bram, jangan membuat masalah setelah lamaran di terima!" Papa Indra tak kuasa menahan emosinya mendengar penuturan putranya

.

"Jika seperti itu Mama & Papa tidak perlu bertanya apa dan kenapa, Bram akan mengikuti kemauan Mama & Papa" respon Ibrahim dengan melajukan kemudinya dan fokus menatap ke arah jalan

.

Papa Indra dan Mama Anita sangat mengenal watak anaknya yang keras kepala, namun Mama Anita menyimpan kekhawatiran jika Ibrahim menyakiti hati Asiyah setelah menikah karna posisi putranya yang menikah karna terpaksa.

.

Triing triiing... ponsel Bram berbunyi, yang membuat Mama Anita & Papa Indra menatap ke arahnya, Ibrahim yang melihat itupun tak merespon panggilan itu, krn dia sudah melihat itu panggilan dari Donita yang masih berstatus kekasihnya itu.

****

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya?

Jangan lupa like, komen, vote dan dukung author terus agar selalu update yaa mentemen

jazaakumullaahu khayran wa baarakallaahu fiikum ❤️💞

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!