NovelToon NovelToon

My First Love Story

Berkumpul

Dalam pagi yang dingin, sang Mentari mulai keluar dari peraduannya. Sinarnya menyibak kelamnya malam yang membekukan setiap cahaya dalam kesunyian. Segarnya hawa pagi menyelusuk kesetiap sendi yang membuat diri tak ingin beranjak dari sepi yang menemani.

Tak ada yang tak istimewa, setiap hari adalah berkah yang dirasakan oleh setiap insan yang kembali bisa membuka matanya dari lelapnya tidur dan menyajikan berjuta harapan baru dalam hari yang dirindu.

“ No one ever show me like you do…” terdengar alunan merdu dari handphone Kezia.

Sejenak ia mengerjapkan matanya yang terasa begitu rapat. Terasa ada cahaya mentari yang mulai menghangatkan tubuhnya. Dia mengucek matanya berulang kali lalu meregangkan otot tubuhnya dengan nikmatnya.

Dengan mata masih setengah tertutup ia berusaha mencari handphone yang sedari tadi masih mengalunkan suara Christian Bautista dengan merdunya.

“Haloo….” Ujar kezia dengan suara serak khas bangun tidur.

“ Key, lo masih tidur ya? Gila lo, ini udah siang neng! Lo lupa apa ini hari pertama kita sekolah?” terang suara di seberang sana dengan  nyaringnya. Kezia sedikit menjauhkan handphonenya dari telinga.

“ Eemmm… iya gue tau. Tenang aja kali… udah bukan masa MOS ini” jawab Kezia dengan diikuti uapan. Ia menggaruk rambutnya yang berantakan. Nyawanya belum benar-benar kumpul.

“ IIhh lo kok tenang-tenang aja sih. Emang lo udah tau gitu kelas baru lo?” suara cepreng itu terdengar makin nyolot

“Beloommm…” jawab Kezia enteng

“ Makanya,cepet banguunn… mandi sarapan terus berangkat ke sekolah. Nanti kita cari bareng-bareng kelasnya. Cepet yaa gue tungguin d tempat biasa!”

“tut tut tut”

Tanpa sempat menjawab apapun, suara disebrang sana sudah terputus terlebih dahulu.

“ iyaa maakkk” gumam Kezia seraya menyunggingkan senyum di bibirnya.

Ya memang seperti itulah Dena. Sahabat Kezia sejak SMP kelas 1. Suaranya cempreng, resek, cerewet tapi care dan baik hati. Sering kali Kezia memanggilnya “Emak” karena hebohnya kelakuan Dena.

Kezia kembali menggeliatkan tubuhnya. Dia mencoba bangkit dari tempat tidur. Perlahan kakinya turun dengan ogahnya. Di raihnya handuk merah muda yang berada di rak dekat lemari, persis sebelah pintu kamar mandinya. Dibukanya pintu kamar mandi perlahan. Terasa hawa dingin yang membuat dia bergidik. Kezia pun melakukan ritual mandinya dengan segera.

*****

 

Berselang 10 menit Kezia keluar dari kamar mandi. Diambilnya seragam putih abu dari dalam lemari yang telah

tergantung rapi. Dengan cepat dia mengenakan bajunya. Di depan meja rias ia mulai mematut diri. Rambut panjang dengan ujung bergelombang di biarkan tergerai dengan indah..

Kezia bukan tipe gadis yang biasa berdandan. Untuk pergi ke sekolah dia memakai riasan alakadarnya. Hanya dengan pelembab khusus remaja, bedak dayi dan Lip balm dia merasa sudah cukup.

Dirapatkanya bibir tipisnya untuk meratakan lip balm yang telah dioleskan di atas bibir tipisnya. Lalu tersenyum memperlihatkan gigi putih yang berderet rapi dengan terlihat lesung pipi di pipi kanannya, menambah manis senyumnya.

“Okey, Semangat Kezia” ujarnya seraya mengepalkan tangannya ke udara.

Tak lama iapun segera berjalan keluar kamar seraya menjinjing tas ransel berwarna Pink miliknya. Langkahnya terdengar nyaring menuruni anak tangga sambil berlari kecil.

“Pagi mah, pah” sapa Kezia pada kedua orangtuanya yang telah menunggunya untuk sarapan.

"Pagi sayang..." Sahut kedua orang tersayangnya bersamaan.

Dikecupnya  pipi mamah dan papahnya secara bergantian. Ia menggeser kursi disebelah kanan mamahnya yang berhadapan dengan papah. Dihadapannya telah terhidang sepotong sandwich dengan segelas susu coklat yang siap untuk disantap.

“ Wah anak mamah udah wangi, rapih dan cantik lagi.” Goda Eliana

“ Ya Pasti lah mah, hari ini kan Zia akan bertemu dengan teman-teman dan pacarnya.” Sahut Martin seraya mengangkat alisnya dan tersenyum pada sang gadis.

Kezia tersipu malu melihat tingkah Eliana dan Martin. Dia merasa geli sendiri.

“ Ah mamah sama papah apaan sih?” Kezia tersenyum ringan. “ Mah hari ini zia izin pulangnya sorean dikit yaa… soalnya kan masih kangen-kangenan sama temen-temen.” terang Kezia

“Temen apa temen?” goda Martin

“ Ih papah, temen lah pah…” sahut Kezia seraya mengerucutkan bibirnya kesal.

“ Udah ah pah, godain mulu anaknya… “ tukas Eliana seraya melirik Martin. Martin terkekeh gemas melihat tingkah anaknya yang masih seperyi anak kecil “ Iya boleh, tapi awas kalo Maghrib belum pulang” lanjut Eliana seraya mengarahkan telunjuknya ke arah Kezia.

“ Siap Bos!!!!!” Kezia melakukan hormat singkat pada mamahnya. “ Makasih ya mah” lanjut Kezia seraya memeluk dan mencium pipi Eliana yang terduduk di sampingnya.

Kezia mengangkat-angkat alis tebalnya ke arah papah sambil menjulurkan lidahnya tanda meledek.  Martin membalasnya dengan senyuman.

Seusai menghabiskan Sandwich dan segelas susu, Kezia segera beranjak dari tempat duduknya. Tas ranselnya sudah kembali tersampir ppunggungnya, ia sudah bersiap untuk berangkat.

“ Mah, Pah, Zia berangkat dulu yaaaa” tutur Kezia seraya mencium pipi mamah dan papahnya bergantian.

“ Iya hati-hati ya sayang,,,” Eliana menyahuti.

Kezia hanya mengangguk seraya melempar senyum. Di garasi rumahnya sudah menunggu sopir yang akan mengantarnya ke sekolah.

“Selamat pagi non Kezia…” Sapa pak Mad

“ Pagiii pak…. Bapak udah sarapan?”

“ Sudah Non, sudah sangat kenyang” Jawab Pak Mad seraya mengusap perut buncitnya. “ Sudah siap Non?

kita berangkat” Pak Mad sudah bersiap dan duduk di balik kemudi menunggu sang tuan putri untuk berangkat.

“ Udah dong.. Let’s go pak” Jawab Kezia yang duduk di samping Pak Mad.

****

“ Keyyy!! Kezia!!” Panggil Dena setengah berteriak dari arah lapangan basket. Dena berusaha mengejar Kezia yang berjalan lumayan cepat. Mendengar panggilan Dena, Kezia pun membalikkan badannya.

“ Toa mesjid, kebiasaan ya teriak-teriak muluuu...?” Cetus Kezia seraya mencubit gemas pipi tembem sahabatnya.

“ Habis lo jalannya cepet banget siihh… gue capek tau ngejar lo.” Terang dena dengan nafas yang masih terengah-engah.

Kezia tersenyum ringan seraya memeluk Dena. Ia sangat merindukan sahabat konyolnya ini. Dena pun membalas pelukan Kezia.

“ Lo cepet juga nyampe sini key” lanjut Dena

“ Ya iiya lah… Pak mad kan eks pembalap F1, lo gag tau ya?” Jawab kezia seraya terkekeh

“ Ah lo ada-ada aja. Lo kangen gag sama Gue?” Dena mengedipkan matanya dengan genit.

“ Nggak!!!” Jawab Kezia seraya mengerlingkan matanya

“ Ah sialan lo!!” Dena mengalungkan tangannya di leher Kezia sambil menggelitik Kezia, kebiasaan lama yang sering ia lakukan saat menggoda satu sama lain.

Kezia tertawa renyah, dena selalu bisa membuat ia tertawa.

****

Mereka pun berjalan bersama-sama menuju papan pengumuman yang dikerumuni para siswa. Rupanya nereka sedang melihat daftar siswa kelas XI. Kezia dan Dena ikut berdesakan mengintip dimana mereka di tempatkan.Jari telunjuknya bergerak lincah di atas papan pengumuman dengan bola mata yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

“ Woyyy! Serius amat Neng?” Ujar Sherly dan Kania yang menepuk bahu Dena dan Kezia..

“ Ih lo gag ada kerjaan banget sih ngagetin Gue!” Seru Kezia spontan. Sherly dan Kania pun tertawa dengan renyahnya melihat ekspresi Kezia.

“ Gue kangen lo keeyyy!!!” tutur sherly seraya memeluk Kezia erat. Kania pun mengikutinya

“ Miss You baby….” Sambung kania

Mendengar suara ketiga sahabatnya, Dena pun bergegas menghampiri

“ Aaww ternyata kaliaannn, pantesan lampu sorotnya langsung ngarah ke sini.” ujar Dena yang ikut bergabung dalam rangkulan.

Untuk beberapa saat mereka pun saling berangkulan melepas rindu. Mereka tersenyum satu sama lain.

“ Kalian udah nemu kelas belum?” tanya Dena memulai perbincangan

“ Udaaaaah doongggg” Jawab Sherly dan Kania bersamaan.

“ Emang kalian belum tau yaa di kelas mana? Jangan-jangan kalian gag diakuin lagi di sekolah ini, hahaha” lanjut Kania tertawa puas meledek kedua temannya.

“Sialan Lo!” Dena menyiku lengan Kania seraya tersenyum.

“Hehehe kangen gue liat manyunnya lo na!,” ujar Sherly sambil mencolek dagu Dena

“ Dasar Lo” tangkis Dena

“ Sekarang ayo deh gue bantuin lo nyari kelas lo. Soalnya kita berdua udah di akui di IPA 2, iya gag?” sambung Kania. Sherly mengangkat alisnya seraya tersenyum puas ke arah kedua sahabatnya.

“ Iya makasih non Sherly dan Non Kania yang baik hati dan tidak sombong” jawab Dena dengan malas

Ketiga sahabat itu pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Dena yang konyol. Tersadar akan tugasnya, merekapun melanjutkan pencarian kelas Kezia dan Dena. Setelah lumayan pegal mencari, tiba-tiba Dena melompat riang karena namanya sudah tertera di daftar nama siswa kelas XI IPA 4.

“ Yahh… gag sekelas deh kita” Kezia tampak kecewa dengan kelas yang ia tempati.

“ Lo di kelas pojok key?” seru Sherly

Kezia hanya mengangguk dengan lemas.

“ Hahaha, gag apa-apa, kan enak bisa mojok” ledek Kania

“ IIhh lo kok tega banget sih sama gue?!” geram kezia

Ketiga sahabatnya tertawa dan kemudia memeluk Kezia sambil tetap tertawa.

“Udah-udah girls. Bentar lagi bell masuk bunyi tuh, mending sekarang kita ke kelas masing-masing, ato mau ke kelas pojok?” lanjut Kania meledek Kezia

“ Iihh males gilaaaa…” sahut kedua sahabat lainnya

“ Ihhh lo bertiga awas yaaa…” Kezia mengacungkan bogemnya ke arah ketiga sahabatnya.

Ia terlihat sangat geram. Sementara itu, Kania, Dena dan Sherly serempak berlarian seraya tertawa terbahak-bahak meninggalkan Kezia yang masih merasakan kekesalan kepada ketiga sahabatnya.

“ Istirahat Gue jemput ya key!!” teriak Dena sambil melambaikan tangannya ke arah Kezia.

Kezia hanya mematung melihat ketiga sahabatnya berlalu.

*****

Perlahan Kezia mulai melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Beberapa siswa laki-laki yang duduk di atas meja dekat pintu masuk melihat kedatangan Kezia, mereka berdehem seraya tersenyum pada Kezia. Namun Kezia tidak memperdulikannya.

Di lihatnya sekeliling kelas tampak sudah ramai. Dicarinya kursi kosong untuknya duduk. Tak ada satupun siswa yang dia kenal. Semuanya tampak baru. Kezia memang terbiasa diam di kelas saat berada di sekolah kecuali jika ketiga sahabatnya mengajaknya ke kantin atau perpustakaan, sehingga tidak banyak orang yang dia kenal selain ketiga sahabatnya. Beberapa siswa mungkin mengenal Kezia, karena dia sering tampil di hadapan teman temannya ketika mendapatkan penghargaan atas prestasinya.

Seketika ia melihat kursi yang masih kosong. Di sampingnya duduk seorang gadis berkulit sawo matang dengan rambut keriting sebahu. Walau ragu, Kezia mendekati gadis itu dan menyapanya.

“Hai..” Sapa Kezia

Gadis itupun berbalik. Dia tersenyum ke arah Kezia dengan ramahnya.

“ Emm..Boleh aku duduk di sini?” Kezia menunjuk kursi di samping gadis tersebut

“ Oh boleh… kosong ko di sini…” jawab gadis manis tersebut

“ Aku Kezia, nama kamu siapa?” Tanya kezia seraya mengulurkan tangan

“Aku Difa” Difa membalas uluran tangan Kezia. Kezia pun tersenyum lega bisa menemukan teman baru.

****

Dia

Bell istirahat telah berbunyi. Suara siswa riuh tak jelas. Kezia bergegas bangkit dari tempat duduknya.

“ Fa, kamu mau istirahat kemana?”

“ Aku mau keluar sebentar. Ada yang mesti aku beli.”

“ Mau ku temani?”

“ Gag usah Key, aku ke koperasi sekolah doang kok di depan. Beli beberapa alat tulis” jawab Difa dengan diiringi senyuman

“ Okey kalo gitu aku ke kantin dulu yaa…” lanjut Kezia seraya melambaikan tangan pada Difa.

Difa mengangguk dan membalas lambaian tangan Kezia.

Diluar kelas tampak ketiga sahabatnya yang tengah menunggunya. Kezia segera menghampirinya seraya berlari.

“ Betah amat neng di dalem kelas,,,” sapa Kania seraya mencolek dagu kezia

“ Iihh masih aja lu ya ngeledek..” dengus Kezia dengan kesal

Ketiga sahabatnya pun tertawa ringan.

Sejurus Kezia menatap ke arah perpustakaan. Terlihat seseorang yang dia kenal melintas di sana. Terasa dadanya berdebar kencang.

“ Dia apa kabar ya?” lirih Kezia dalam hatinya. Terlihat senyum simpul di bibir Kezia

“ Woy!!! apaan loh senyam senyum?” Dena mengagetkan Kezia yang sedang mematung

“ Ah sialan Lo, ngagetin aja…” Kezia sontak menyenggol tangan Dena

“ Ya lagiii lo malah bengong begitu. Gara-gara kelasnya di ujung lorong kali ya? Hahahahha” lanjut Dena dengan tawa terbahak-bahak

“ Gue kesambet maksud lo?” solot Kezia dengan kesal

“ Ahahahha itu lo tauuu….” Terang Dena

Kezia mengerlingkan matanya karena geram. Ketiga temannya hanya tertawa melihat tingkah Kezia.

“ Yuk ah kita ke kantin… Laperrrr guee…” Ajak Sherly seraya menarik tangan Kezia agar tidak mematung lagi

“ YUK!!!” sahut ketiga sahabatnya. Mereka pun berjalan beriringan menuju kantin. Sesekali terlontar candaan receh  diantara mereka

Kezia kembali melirik ke lorong kelas IPS yang berada persis sebelah perpustakaan. Tampak seseorang yang tak asing sedang berdiri di sana berbincang dengan teman sekelasnya.

“ Freeze boy” lirihnya dalam hati.

*******.

 

# Flash Back on

“Aarrgghhhh sial sial sial, Gue kesiangan” gumam Kezia seraya berlari secepat mungkin.

Hari itu adalah hari Ketiga Kezia mengikuti MOS (Masa Orientasi siswa). Semua siswa baru yang mengikuti MOS tidak diperbolehkan membawa kendaraan atau diantar sampai gerbang sekolah. Terpaksa Kezia pun naik kendaraan umum dan berhenti lumayan jauh dari gerbang sekolah.

Kezia tampak kesulitan, karena dia harus memegangi topi keranjang tahu yang dipakainya mulai dari gerbang sekolah. Di dadanya terpampang nama dengan tulisan spidol hitam. Selain itu, ada keresek hitam yang diikat tali kemudian di selempangkan di dadanya. Kereseknya terlihat penuh dengan barang bawaan yang ditugaskan oleh Panitia MOS.

Karena tidak memperhatikan langahnya, Kezia tersandung batu kecil yang ada dihadapannya lalu jatuh tersungkur

“ Shit!!!!” dengus Kezia semakin kesal

Barang bawaan Kezia berhamburan. Ada Jeruk, air mineral, Roti, susu kotak dan peralatan tulis. Terlihat 3 orang wanita berseragam Putih abu dengan Bedge sekolah “SMA Harapan bangsa” menghampiri kezia. Perlahan Kezia mendongakkan wajahnya melihat ke arah tiga wanita yang berdiri di depannya.

“ Ah sial, pasti ini senior…” batin Kezia. Kezia kembali membereskan barang bawaannya. Namun salah satu dari ketiga wanita itu mengambil jeruk yang tergeletak lumayan jauh dari Kezia.

“ Adduhhh anak baru.. baru juga MOS udah berani dateng telat!” cetus salah satu diantara mereka.

Kezia hanya tertunduk dan perlahan berdiri. Tangannya terasa perih karena ada luka tipis kemerahan di lengan kirinya.

“ Nih jeruk lo!” gadis itupun memberikan jeruknya kepada Kezia

“ Makasih kak” Ujar Kezia yang hendak mengambil jeruknya

“ UPS!!!” seru wanita itu seraya melempar jeruk ke belakang. “ Hilang jeruknya Dek!” lanjut gadis itu seraya tersenyum puas berhasil mengejai adik kelasnya. Kezia hanya tertegun melihat yang dilakukan gadis tadi, tidak berani juga ia kalau harus protes pada gadis yang memandanginya dengan tatapan mengintimidasi.

“ Kenapa lo gag suka? Mau marah?” lanjut teman di sampingnya seraya mencondongkan tubuhnya pada Kezia.

Kezia hanya menarik nafas lalu tersenyum ketir. Batinnya jangan sampai dia berurusan lebih panjang dengan ketiga wanita ini. Karena terlambat 5 menit lagi, siap-siap hukuman didepan mata.

“ Gag pa-pa kak, permisi" jawab Kezia seraya menunduk memunguti satu per satu barangnya yang terserak. Ia berusaha mengambil susu kotak yang berada di dekat gadis tadi.

“ UPSS!!! Sory , keinjek deh” lanjut gadis tersebut seraya tertawa puas karena berhasil mempermainkan Kezia

Kezia tak bisa berkata-kata. Isi susu kotak yang sengaja diinjak gadis tadi menyembur dan mengenai baju dan roknya. Kezia segera berdiri dan mengusap-usap baju dan roknya yang basah. Ketiga gadis itu tertawa dengan puasnya. Wajahnya mulai memperlihatkan ekspresi kekesalannya.

“ Lo jangan sok cantik yaa depan gue…. Kalo belagu lo gag aman sekolah di sini” tutur gadis tersebut seraya mendorong tubuh kezia lumayan kuat dan membuat kezia mundur beberapa langkah. Kezia hanya tertunduk pasrah.

Belum sempat Kezia menjawab, tanpa sadar seseorang menarik tangannya.

“ Ayo kita kesiangan, permisi kak” ujar suara lelaki yang menarik tangan Kezia tanpa permisi dan segera mengajak Kezia  berlari.

Kezia hanya terdiam seraya menatap punggung laki-laki yang menarik tangannya. Ia ikut berlari di belakang laki-laki tersebut. Sekilas ia bisa melihat wajah para gadis di belakangnya yang tampak kesal dan mengacungkan jarinya pada Kezia.

Perlahan terkembang senyum di wajah Kezia. Hidupnya kali ini terselamatkan.

“ Lo gag apa-apa?” tanya laki-laki itu tanpa melirik. Kezia hanya mengangguk.

Sesampaianya di lapangan, tampak semua siswa baru sudah dikumpulkan. Seseorang berbicara menggunakan pengeras suara memberikan beberapa arahan pada calon siswa baru.

Tampak 3 orang remaja laki-laki menghadang Kezia dan lelaki yang menarik tangannya. Laki-laki itupun melepaskan genggaman tangannya kemudian berhenti di hadapan ketiga remaja laki-laki yang menghadang mereka.

“ Kalian terlambat 8 menit!” ujar salah satu remaja seraya menunjuk Kezia dan lelaki di sampingnya dengan tongkat.

Kezia masih terengah-engah karena kelelahan berlari. Ketiga remaja itu melirik ke arah Kezia.

“ Namamu Kezia?” lanjut remaja itu.

“ Iya kak” jawab Kezia

“ Pantas kamu KEZIANGAN, Cepet ambil Posisi” tambahnya, dengan diiringi tawa bersama temannya.

Kezia hanya tertunduk dan segera mengambil posisi push up. Bersamaan dengan lelaki di sebelahnya menelungkupkan badanya di tanah.

“ Push up 8 kali!” perintah remaja tadi

Lelaki di sebelah Kezia segera melakukan push up, dan dalam waktu yang cepat menyelesaikannnya. Sementara

Kezia baru melakukan tiga kali dan tangannya sudah gemetar.

“ Ah lemah! Untung cakep!” lanjut remaja tadi. Kezia kembali melanjutkan push up nya.

Tak lama berselang datang seorang remaja lainnya.

“ Nih pak ketu, dua anak telat datang”

“ Udah berdiri” seru lelaki yang di panggil pak ketu.

Kezia segera mengikuti perintah laki-laki tersebut. Ia membersihkan tangannya yang kotor dan memberanikan diri melihat laki-laki yang berdiri di hadapannya.

Adalah Tyo Afrizal sang ketua Osis yang tengah memandanginya dengan wajah dingin. Masih jelas diingatan Kezia saat para siswi tiba-tiba riuh melihat sosoknya yang tampan dan berkharisma.

“ Makasih kak” ujar Kezia dengan ragu. Tampak rona kemerahan terlihat di pipi Kezia yang di iringi dengan keringat yang menetes di antara kedua alis tebal yang tersusun rapi bak semut beriringan. Sejenak Tyo terpesona pada paras cantik di hadapannya.

“ Hem..." sahutnya tegas. "Papan namamu mana?” lanjut Tyo pada laki-laki yang berdiri di samping Kezia.

“ Oh ada di tas kak” Jawabnya spontan

“Kenapa gag di pake!?” seru Tyo. Laki-laki itu hanya terdiam. “Ya udah kalian masuk ke lapangan, dan jangan lupa papan namanya di Pake.” Lanjut Tyo.

Kezia dan lelaki di sampingnya pun berjalan beriringan. Kezia berjalan menuju barisan anak perempuan, dan lelaki

tadi menghilang begitu saja di barisan anak laki-laki tanpa sempat mengucapkan sepatah katapun.

# Flash back Off

“ Woyy!!!!!” seru Dena seraya menepuk bahu Kezia. “ Lo kenapa sih masih tetep aja bengong?” Dena membuyarkan lamunan Kezia.

“ Hah, nggak kok” jawab kezia gelagapan. Dena merasa kesal karena dari tadi dia terus berbicara pada Kezia, tapi tidak ada respon dari sahabatnya ini..

“ Duh hampir aja gue ketauan sama anak-anak. Bisa bahaya kalo mereka sampe tau. Tadi si dena ngomong apa ya? Gagal focus gue gara-gara tuh cowok” batin kezia.

Hingga saat ini Kezia masih belum tau nama cowok yang dia sebut  sebagai “Freeze boy”.

****

 

Selama berjalan menuju kantin, Kezia dan ketiga sahabatnya asyik bersenda gurau. Jantung Kezia berdegub kencang saat melewati koridor kelas IPS dan Bahasa. Ada wangi parfum yang menurutnya tidak asing. Dilihatnya ke sekeliling koridor, namun tidak ada yang dia kenal. Kedua tangan kezia memilin pinggiran rok abunya dengan perlahan.

Terlihat seseorang memperhatikan Kezia dari Kejauhan. Kezia memincingkan matanya. Kezia mengenal benar, sosok laki-laki tersebut adalah Tyo, ia menghampirinya seraya tersenyum.

“ Hay key..” Sapa Tyo dengan senyuman ramahnya. Jauh berbeda dengan Tyo yang dingin saat pertama mereka bertemu.

“Hay kak..” sahut Kezia

“ Ehh…. Kak Tyo…. Apa kabar kak?” serobot Dena yang sejak lama memang mengiidolakan Tyo.

“ Baik!” Jawabnya singkat

“ Kamu apa kabar Key?” sambung Tyo

“ Eemmm baik juga kak”

Dena memandang Kezia dengan tajam, ia bisa merasakan tatapan yang berbeda saat Tyo memandangi Kezia tapi sahabatnya ini santai saja tidak menyadari apapun.

“ Kak Tyo mau ke ruang Osis?” tanya Dena

“ Emmm… nggak… cuma kebetulan aja liat kalian” jawab Tyo seraya melirik Kezia. “ Aku ke ruang guru dulu” lanjut Tyo sambil menunjuk ke arah ruang guru

“ Okeeyy kak, hati-hatii yaaa….” Sahut Dena seraya tersenyum manis. Tyo hanya membalas dengan senyuman. Tak lama Tyo pun berlalu.

“Keeeyyyyyyyy….” Ujar Kania dan sherly bersamaan ke arah Kezia.

“ Buat Gue ya key…” Pinta Dena dengan wajah memelas

“ Ngapain lo minta ke Gue? Kan bukan punya gue juga kaliiii” sahut Kezia santai.

Dena hanya tersenyum kecut yang di sambut tawa renyah dari Sherly dan Kania.

****

 

# Flash Back On

Hari itu seusai seluruh siswa dikumpulkan dilapangan, mereka di bagi perkelas. Kezia, Dena, Sherly dan Kania di tempatkan di kelas yang sama.

“ Key, kenapa baju lo kotor?” Dena memperhatikan penampilan kumel kezia yang tidak biasanya.

“ iyaaa, gue baru nyadar baju sama rok lo kotor gitu…” sambung Sherly

“ Iyaaa, tadi gue ketemu kakak kelas. Gue agak dikerjain gitu deh” jawab Kezia terlihat malas saat mengingat kejadian tadi pagi.

“Wah gila tuh kakak kelas, nyari ribut” Kania ikut kesal, ia bisa membayangkan betapa belagunya kakak kelas yang menindas siswa baru.

“ Udah biarin aja… kalo tadi gue ladenin, gue tambah telat, bakalan tambah banyak gue di suruh push up.” terang Kezia

“Terus gimana lo bisa lolos?” selidik kania

“ Ya untung aja tadi tuh ada…..” Kezia memelankan suaranya seraya memandang ketiga sahabatnya yang menunggu jawaban. Belum sempat menjawab,  Tiba-tiba  datanglah 2 orang panitia MOS yang kemudian memperkenalkan diri pada para siswa.

"Selamat pagi, adik-adik…” Sapa gadis berkulit cukup gelap dan berambut pendek

"Pagiii Kaaakkkk…” Jawab siswa baru bersamaan

" Okeeyy perkenalkan saya sari dan ini imam. Hari ini kami jadi kakak pendamping di kelas kalian. MOS hari ketiga ini Kalian akan diajak untuk orientasi ruangan yang ada di lingkungan sekolah. Nanti satu orang diantara kalian harus menceritakan ulang, skema sekolah dan letak ruangan- ruangan yang ada di sekolah.” Terang sari dengan jelas

"Baik kaaakk…” seru siswa kembali bersamaan.

" Okey sekarang kalian ambil alat tulis kalian, untuk mencatat data yang sekiranya penting. Setelah itu kalian berbaris rapi di depan kelas” Lanjut sari

Seketika kelas pun menjadi ramai. Semua keluar kelas dan berbaris. Dena menggandeng tanga Kezia dengan erat.

"Lo takut banget ketinggalan Na?” cetus Kezia

" Adik takut nyasar dan hilang kakak…” jawab Dena seraya memperlihatkan wajah manjanya. Sontak ketiga temannya pun tertawa geli.

“Ah lebay lu!” tukas Kania seraya menoyor kepala Dena

“ Anjriitt gag sopan lu!” gerutu Dena dengan Kesal. Merekapun kembali tertawa-tawa.

****

Semua siswa di kelas Kezia mulai berkeliling. Sesekali mereka bertemu dengan guru dan memberi salam serta

mengangguk. Mereka mulai menggambar setiap ruangan yang mereka lalui sesuai tugas dari kakak kelasnya.

"Omaygaaddd… omo omo omo….” Ujar dena dengan gaya gadis di drama korea. Dena berjalan mundur bersembunyi di balik badan Kezia yang lebih tinggi darinya.

"Lu apa sih na” ujar Kezia yang melihat kelakuan tak jelas sahabatnya.

"Noh lu liat Noh… di depan ada pak ketua Osis,,, omaayygaaddd meleleh gueee…” jawab Dena yang bersembunyi tapi tetap penasaran.

" Ah elo, kirain apaan…” sahut Kezia.

“Liatin tuh pak ketua Osis ngeliat ke arah sini” tutur Kania seraya menunjuk ke arah Tyo

“HAP”, Sherly menggigit jari Kania yang tadi menunjuk

" Anjriitt kaget gue sher…” ujar Kania terperanjat

" Ya lagian elu maen tunjuk aja.. tambah ngeliatin Dia. Mau di hukum loh?” lanjut Sherly

“ Ayo ah buruan jangan ngobrolin dia terus, pengen cepet selesai nih gue” ajak Kezia dengan langkah lebarnya.

****

Dia (2)

Kezia dan teman-temannya melanjutkan langkahnya. Dan melewati Tyo yang sedang berdiri di pinggir lorong.

"Kelas mana kalian?” tanya Tyo dengan tegas

"Kelas C kak” Jawab dena dengan segera dan berdiri didepan Kezia.

"Tadi aja Lo ngumpet, sekarang tiba-tiba maen maju aja” gerutu Kania.

Namun Dena seolah tidak mendengar protes sahabatnya, ia terus memandangi Tyo sambil mengumbar senyum.

“Ya ampunnnn… ini cowok kok cakep banget yaaa… Hidungnya, matanya, bibirnyaaa duh duh duuhhhhh mirip oppa lee min hoo… rambutnya rapiii aduuhhhh mirip banget Siwon….” Tutur dena dalam hatinya yang terpesona dengan Tyo

“Ya udah sini buku sama ballpointnya” Tyo membuyarkan lamunan Dena

“Oh iya kak sebentar” jawab Dena sambil celingukan

“Nyari apaan Lu dena, itu kak Tyo minta buku sama ballpoint Lu!” Bisik Kezia perlahan

“Iyaaa gue taauuu, ini gue lagi nyari buku sama Ball point guee… tadi gue taro dimana ya?” Jawab Dena sambil menatap Kezia

" *****, itu buku sama ballpoint kan lagi lo pegang” jawab Kezia yang tak bisa menahan tawa. Ditutupinya wajahnya dengan buku yang dia pegang

"Astaga, iyaaa… maaf kak ini buku sama ballpointnya” sahut dena yang baru tersadar.

Dengan tangan bergetar Dena menyerahkan buku dan Ballpointnya pada Tyo. Sementara Kezia dan kedua

sahabatnya masih tertawa terkekeh-kekeh melihat kelakuan Dena.

Tyo pun mulai mencorat-coret buku Dena. Sesekali Tyo mencuri pandang ke arah Kezia yang masih tertawa geli

melihat kelakuan temannya. Tyo pun kembali meneruskan mencoret-coret buku dena seraya tersenyum dalam hati melihat Kezia yang tertawa dengan memperlihatkan lesung pipinya.

“NIh!!” Tyo menyodorkan Buku pada Dena. “Ini Denah ruangan yang udah kalian lewati. Nanti kalian lanjutin gambar ruangan lainnya.” Imbuh Tyo

Dena pun dengan senang menerima buku dan ballpoint nya.

"Makasih kak..” Ujar mereka bersamaan

"Kami permisi kak” tambah Kezia seraya menarik tangan Dena. Tyo pun hanya mengangguk dan tersenyum pada Kezia.

Sambil berjalan Dena terus tersenyum-senyum girang bisa berbicara dengan Tyo.

" Aduuhh.. jantung gue rasanya mau Pecahhh…” ujar Dena seraya memeluk bukunya

"Parah lu, malu-maluin banget na…” tukas Sherly, mereka pun kembali tertawa mengingat kelakuan konyol dena.

"Gue gugup taaauuu…” Kilah Dena… “ Yaaa ampunnnnn, ini ballpoint masih ada anget-angetnya tangan Kak Tyo” tambah Dena seraya menggenggam erat ballpoint di tangannya.

"Ahahaha lebay lu” Kania menoyor kembali kepala dena. Namun Dena masih memejamkan mata seraya tersenyum. Entah apa yang dia pikirkan.

"Tapi kok gue ngerasa kalo kak Tyo itu ngeliat ke arah lo terus ya key?” sanggah Kania sambil menatap Kezia

"GUE??!!” Kezia menunjuk hidungnya sendiri. “ Salah liat lo!!” tukas Kezia

" Tau nih kania, malah mau bikin hati adik dena terpotek, pake ngomong gitu segala” ujar Sherly dengan gaya meledek

"Bodo amat” sahut Dena yang meneruskan kembali langkahnya, ia sedang asyik dengan khayalannya tentang Tyo.

****

 

Waktu makan siang tiba. Semua siswa diminta untuk membuka bawaan makanan yang ditugaskan oleh panitia.

"Sial, kelengkapan bawaan gue kurang lagi!” gumam kezia dalam hati

"Lo gag bawa jeruk sama susu?” tanya Dena yang sedari tadi memperhatikan Kezia yang kebingungan. Kezia tersenyum ketir. Dena hanya mendelik. "Cari penyakit lo!" sambungnya.

Kezia terdiam, ia hanya bisa pasrah dengan hukuman selanjutnya yang mungkin akan dia terima.

"Okeeyy, taruh semua makanan d atas meja” perintah imam

"Mati Gueee!!!” lirih Kezia seraya melirik Dena. Dena menepuk jidatnya lalu menggeleng.

Satu persatu makanan Kezia simpan di atas meja. Dan memang sialnya, pandangan Imam tepat ke arah Kezia.

" Mana makanan lainnya?” tanya Imam dengan tatapan dinginnya.

" Emmm anu kak, saya …” jawab Kezia tidak jelas. Ia menggaruk kepalanya walau tidak gatal.

" Euuhhh kamu inii, di suruh bawa persyaratan makanan aja bisa ada yang lupa. Ini kan buat kamu makan juga.” Tegas Imam. Kezia hanya tertunduk. “ Ya udah, kamu makan yang ada dulu. Setelah makan kamu menghadap ketua OSIS untuk menerima hukuman” lanjut Imam

" Iya kak…” sahut Kezia perlahan

Acara makan pun dimulai. Masing-masing duduk dengan tenang dan makan tanpa suara. Sesekali Dena , Sherly dan Kania melirik ke arah Kezia.

" Gue baik-baik aja okeeeyyy” ujar Kezia perlahan.

****

“Kamu ikut saya” ujar Imam yang sudah berdiri di samping Kezia. Kezia hanya mengangguk. Anak sekelas menoleh ke arah Kezia tanpa terkecuali Dena, Sherly dan Kania. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Kezia berjalan membuntuti Imam menuju ruang Osis. Saat depan pintu ternyata Tyo hendak keluar dari ruangannya.

" Ada apa mam?” tanya Tyo sambil melirik Kezia.

" Ini anak baru persyaratan makannya gag lengkap.” Jawab Imam. “ Gue balik lagi ke kelas ya” lanjut Imam seraya berlalu. Tyo hanya mengangguk.

"Kamu kenapa persyaratan makan aja bisa gag lengkap?” tanya Tyo pada Kezia tanpa basa-basi lagi.

" Emmm itu anu kak,…” Kezia berusaha mencari alasan. “Emmm tertinggal, iya tertinggal” sambung Kezia yang kemudian tertunduk.

"Kalau kamu bicara, liat mata lawan bicara kamu” tutur Tyo. Kezia pun mengangkat wajahnya perlahan. “Terus itu kenapa baju kamu kotor?” sambung Tyo dengan tatapan tajam. Tyo sebenarnya tau kejadian tadi pagi.

“Emm, gag pap pa kak, ini aku ceroboh.” Kezia gelagapan sendiri dengan alasan yang dibuatnya.

"Kamu memang gag bisa berbohong yaa..” lirih Tyo dalam hatinya.

"Ya udah ikut saya ke ruang guru.” titah Tyo

Kezia pun menurut saja. Saat melewati lapangan basket , semua mata tertuju ke arah ketua OSIS dan siswa baru. Ada beberapa siswi yang berbisik- bisik di belakang Kezia membicarakan sang ketua OSIS dengan segala pesonanya. Kezia berjalan acuh seraya merunduk, ia berusaha tidak peduli dengan suara-suara di sekitarnya. Tanpa ia tau, Tyo telah berhenti berjalan dan

" Bruukkk” Kezia menabrak Tyo. Tyo pun menoleh ke belakang

" Matanya di pake non… Atau rem mu yang blong?” tanya Tyo

"Maaf kak, gag sengaja” jawab Kezia yang kembali menunduk. Tersungging senyum tipis di bibir Tyo

"Tuh kamu liat daftar nama guru dan jabatannya” Tyo menunjuk papan pengumuman yang berisi daftar nama guru beserta Fotonya. Persis daftar nama Caleg yang akan digunakan untuk Pilkada. Kezia hanya mengangguk. "Kamu salin daftar nama itu beserta jabatannya. kalau  sudah selesai bacakan di depan kelas.” sambung Tyo.

Kezia pun berjalan menghadap papan pengumuman dan menyiapkan buku serta Ballpointnya. Tyo duduk dikursi dengan dipunggungi Kezia. Kezia serius mencatat nama guru beserta jabatannya. Sesekali ia menggerakkan kakinya yang mulai terasa pegal. Tyo tersenyum simpul melihat tingkah Kezia.

"Selesai kak..” ujar Kezia membuyarkan lamunan Tyo yang menerawang entah kemana.

"Ya udah, masuk kelas terus bacakan di depan kelas.” Titah Tyo

Kezia berjalan menuju kelasnya, dan Tyo mengikutinya dari belakang. Sesampainya di kelas, Kezia meminta izin untuk masuk. Sari pun mempersilakan.

"Okey Kezia, silakan bacakan tugas yang sudah kamu kerjakan” pinta sari

" Baik kak,” Kezia melangkah maju ke depan kelas. Ia mulai membacakan daftar nama guru dan jabatannya. Beberapa siswa tampak serius memperhatikan, namun ada juga siswa yang tertawa melihat Kezia yang sedang dihukum. Selesai membacakan daftar nama guru, Kezia di diperbolehkan duduk kembali.

"Lama banget Lu!” Ketus Dena

" Iya, habis dari ruangan osis terus ke ruang guru”

" Bareng Kak Tyo?” sergap Dena seraya melotot. Kezia hanya mengangguk.

"Kami gag ngapa-ngapain. Lo jangan nethink” terang Kezia. Dena hanya mengerlingkan mata sipitnya.

****

 

"Okeeyy, nanti kami akan membagikan selembar kertas, kalian tulis kesan selama mengikuti MOS di SMA Harapan Bangsa ini” para siswapun riuh sejenak. “ Silakan dibagikan kertasnya” lanjut imam

Sari mulai berjalan membagikan kertas yang telah disediakan kepada seluruh siswa. Tak terkecuali Kezia dan teman-teman. Sari tersenyum pada Kezia saat tiba di sampingnya.

"Makasih kak” ujar Kezia, Sari pun kembali tersenyum

Dena dan kedua sahabatnya mulai sibuk menulis kesan dan pesan. Sementara itu , saat Kezia membuka kertasnya yang tertulis disana adalah “ Tulis nomor hape kamu disini”.

Kezia pun celingukan. Mulailah dia menulis sesuai instruksi yang ada di sana. Lalu menutupnya kembali. Sari yang sedari tadi memperhatikan Kezia segera bersuara. "Yang sudah boleh dikumpulkan” ujarnya.

Kezia pun maju kedepan dan menyerahkan kertas di tangannya. Mata Dena terbelalak

"Cepet banget lo key..”

"Ya yang gue tulis cuma dikit” jawab Kezia. Dena pun mengangguk Paham.

Terlihat Sari berjalan keluar kelas dan memberikan kertas yang ada di tangannya kepada Tyo. Seraya tersenyum Tyo pun membuka kertas yang diserahkan Sari.

"Aku lupa nomor hapeku. Dan aku gag membawanya karena dilarang oleh panitia”

Begitulah yang tertulis di selembar kertas itu. Tyo hanya tersenyum sambil melipat kertas yang digenggamnya. Sesekali dia melirik Kezia dari jendela yang terbuka di dinding ruangan kelas.

Ia menyandarkan tubuhnya ke tembok lalu di tutupnya mata dengan perlahan. Senyuman manis tersungging di bibirnya. Entah apa yang difikirkannya.

# Flash Back Off

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!