NovelToon NovelToon

Pembalasan Gadis Yang Tertindas

Perubahan Shakila

"Ughh" lirih seorang wanita yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Saat melihat hal yang terasa asing di depannya, wanita itu terdiam kaget melihat penampakan yang asing baginya.

Brak, suara pintu yang terbuka kasar.

"Heh akhirnya lo bangun juga," sinis seorang wanita yang berpakaian pelayan sembari menghampiri wanita yang baru terbangun itu.

"Karena lo sudah bangun, jangan bermalas-malasan lagi! Sana, bersihkan Mansion ini seperti biasanya!" ketus wanita yang berpakaian pelayan itu lagi.

Wanita yang baru saja terbangun itu diam saja menatap pelayan itu dengan wajah datarnya dan tatapan tajamnya. Ia saja belum paham apa yang terjadi saat ini, tetapi apa ini ia langsung di suruh-suruh dengan orang yang tidak dikenalinya sama sekali.

"Ck kok lo malah bengong ha!! Cepat kerjakan sekarang juga atau lo dapat hukuman lagi seperti tiga hari yang lalu!!" lanjut pelayan itu dengan wajah galaknya.

"Lo siapa? Dan dimana ini?" tanya wanita itu dengan wajahnya yang nampak bingung dengan situasi yang dihadapinya saat ini.

Pelayan itu tambah menatap sinis wanita yang baru terbangun itu, "Heh jangan pura-pura tidak tahu lo Shakila!! Walaupun lo pura-pura gini, lo tidak akan lepas dari pekerjaan lo. Ayo ikut gue sekarang!!" hardik pelayan itu lagi lalu memegangi tangan Shakila dan menariknya dengan kasar.

Tarikan tangan kasar itu langsung saja ditepis dengan kasar pula oleh pemilik tangan siapa lagi kalau bukan Shakila wanita yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.

"Ck lo berani tarik gue lagi, gue pastiin tuh tangan lo tidak bisa lo gunakan lagi!!" Ancam wanita yang disebut bernama Shakila itu dengan menatap tajam pelayan di depannya.

"Lagi pula siapa Shakila ha!! Nama gue Aleena!!" lanjutnya lagi dengan tegas.

"Cih lo udah mulai berani yah!! Lo-" ucapan Pelayan itu terpotong dengan suara seseorang yang baru saja memasuki kamar.

"Heii ada apa sih ini ribut-ribut!!" ketus wanita yang baru saja masuk itu.

"Loh Shakila lo akhirnya bangun juga yah," sinisnya menatap Shakila.

"Selamat pagi Nona. Itu Shakila pura-pura lupa ingatan Nona supaya ia tidak melakukan pekerjaan rumah," lapor pelayan itu dengan senyum liciknya.

"Heh, lo mau malas-malasan lagi huh? Lo udah tidur selama 3 hari dan sekarang jangan bilang lo mau istirahat lagi?!" sinis wanita yang bernama Amira Lenita Narendra itu.

'Tunggu, jangan bilang gue....ughh' batin wanita yang dipanggil Shakila itu dengan memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit.

Tiba-tiba ingatan yang terasa asing, berbagai peristiwa yang terasa asing baginya muncul satu persatu bagaikan film di kepalanya.

"Ck lo kenapa ha!! Lo mau pura-pura sakit supaya lo nggak kerja?!" sinis Amira.

Setelah rangkaian peristiwa asing yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya berputar, akhirnya wanita yang bernama asli Aleena Queena Ardelia A. paham dengan situasi yang dihadapinya saat ini.

'Hah, jadi gue masuk di tubuh wanita bernama Shakila Queena Zashaa ini? Terus bagaimana dengan tubuh gue yang asli? Tapi bagaimana bisa gue ada di tubuh ini? Yah gue pernah baca sih cerita kaya gini, tapi gue nggak nyangka gue bakalan ngalamin sendiri hal aneh seperti ini!' batin Aleena bingung dan kaget, tetapi ia sudah paham saat ini bahwa ia tidak berada lagi di tubuh aslinya melainkan berada di tubuh wanita bernama Shakila Queena Zashaa yang mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolahnya.

"Lo beraninya bengong di depan Nona Amira!!" hardik pelayan itu yang merasa kesal dengan tingkah aneh Shakila yang berbeda dari biasanya. Karena Shakila yang ia kenal jika sudah sekali ia bersikap ketus, maka Shakila akan langsung menangis dan melakukan pekerjaan yang di suruhkan kepadanya, walaupun sebenarnya itu bukan tanggung jawab Shakila untuk mengerjakan hal tersebut.

Aleena yang sudah memahami hal ini pun mengalihkan tatapannya kepada dua orang yang sangat berisik menurutnya sedari tadi berkoar-koar tanpa henti di depannya. Aleena menatap tajam keduanya.

"Kalian keluar sekarang juga dari tempat ini!" tegas Aleena dengan wajah datarnya.

"Eh?" Amira dan pelayan yang bernama Mesya yang mendengar hal tersebut pun kaget, terutama saat melihat wajah datar Shakila.

"Huh, udah mulai berani yah lo Shakila, mau gue adukan lo sama Mom?" sinis Amira kesal mendengar perkataan tegas Shakila kepadanya. Amira juga tersenyum smirk, karena Amira paling tau kalau Shakila sangat takut dengan Momnya sebab kalau Momnya sudah turun tangan, maka Shakila pasti akan mendapatkan hukuman yang berat.

Aleena yang berada dalam tubuh Shakila itu pun merasa muak dengan perkataan mereka. Dari dulu Aleena paling tidak suka dengan orang yang berkoar-koar di depannya, terutama orang yang berani mengancamnya.

Aleena pun berdiri mendekati keduanya dengan tatapan tajamnya dan entah kenapa Amira serta pelayan yang bersamanya itu merasakan hawa menakutkan dari Aleena yang dikiranya masih Shakila yang dulu yang mudah di tindasnya.

Glek!

Amira serta pelayan itu pun berjalan mundur dengan menelan saliva mereka kasar melihat hawa yang tidak biasa dari Shakila yang ada di depannya.

"Sha..Shakila, apa yang lo lakuin ha! Ka..kalau lo masih berani jalan mendekat gue pastiin lo di hukum berat sama Mom!" hardik Amira mencoba mengancam padahal tubuhnya saat ini terasa gemetaran, karena entah mengapa ia tiba-tiba takut melihat Shakila yang di depannya saat ini.

*******

Perkenalan

Shakila Queena Zashaa merupakan anak kedua di keluarga Narendra, tapi karena Ibunya sudah meninggal ia selalu di tindas oleh Ibu dan kedua saudara tirinya, bahkan Ayahnya malah cuek dan tidak peduli dengan Shakila. Bahkan karena saking tidak pedulinya, ia tidak peduli jika di nama Shakila tidak terdapat nama keluarganya yaitu keluarga Narendra. Karena banyaknya tekanan yang ia dapatkan di rumahnya, membuat Shakila menjadi orang yang pendiam, dan tertutup serta penampilannya yang culun. Karena hal itu juga lah, Shakila juga sering kali mendapatkan bullyng di sekolahnya. Shakila mendapatkan bullyng bukan hanya karena sifat serta penampilannya, melainkan ada campur tangan adik tirinya yang bersekolah di sekolah yang sama dengan Shakila.

Aleena Queena Adelia A. dulunya seorang wanita yang memiliki keluarga yang harmonis. Tetapi, karena didikan Daddy-nya yang telah mengajarkan Aleena bela diri hingga senjata dari sejak kecil membuatnya tumbuh menjadi perempuan yang dingin, dan terkenal susah untuk di dekati. Didikan itu dilakukan, karena Daddy Aleena memiliki bisnis raksasa yang sudah sangat terkenal dan sukses yang tentu membuat Daddy-nya juga mendapatkan banyak musuh. Aleena sudah terbiasa dengan dihadapkan bahaya sejak kecil hingga tiba beberapa waktu lalu sebelum memasuki tubuh Shakila, ia mengalami kecelakaan yang ia tidak tau apakah kecelakaan itu murni atau ada campur tangan orang lain. Aleena kira ia akan meninggal, tapi ia tidak sangka ia akan masuk ke tubuh orang lain seperti ini.

Amira Lenita Narendra merupakan anak bungsu di keluarga Narendra sekaligus anak kesayangan di keluarga itu. Amira memiliki sifat yang sombong, licik, angkuh, boros, dan ia tidak suka jika melihat orang yang lebih baik darinya terutama jika orang itu adalah Shakila saudari tirinya. Amira selalu berbuat apa saja demi melihat Shakila tertindas dan tertekan, ia bahkan kerap kali memfitnah Shakila membuat Shakila seolah-olah yang menjadi pelakunya. Baik di rumah maupun di sekolah, Amira selalu berbuat apa saja demi melihat Shakila menderita, karena baginya penderitaan Shakila merupakan kebahagiaan untuknya.

*

*

*

Follow Ig author: mipuss_19304🤗

Janji Aleena

Suasana hening dan gelap menyapa Aleena yang saat ini berada di tubuh Shakila. Bagaimana tidak tubuh yang ia tempati saat ini, yaitu Shakila walaupun ia merupakan putri kedua di rumah ini, tetapi kamar yang Shakila tempati adalah gudang yang tidak terdapat jendela, sehingga cahaya tidak dapat langsung masuk ke dalam kamar Shakila.

Aleena kembali memikirkan semuanya dengan tenang, ia juga teringat dengan kejadian yang di alami Shakila, sehingga membuat dirinya bisa masuk ke tubuh ini.

Flashback

3 hari yang lalu, Shakila tengah sibuk membersihkan dapur yang kotor. Ia sangat sibuk dengan pekerjaannya di dapur padahal ia baru saja pulang dari sekolah, tetapi ia tiba-tiba di panggil oleh Amira.

"SHAKILA KESINI CEPAT!!" teriak Amira dengan kencangnya memenuhi Mansion.

Shakila yang mendengar dari dapur teriakan dari Amira pun segera membersihkan tangannya lalu berlari kencang menghampiri tempat Amira yang ternyata berada di tangga paling bawah.

"Iya, Nona?" tanya Shakila pelan dengan menundukkan kepalanya.

"Nih, kerjain tugas gue. Ingat harus benar okay!" tegas Amira sembari memberikan bukunya ke tangan Shakila.

"Ba-" ucapan Shakila terpotong dengan ucapan seseorang yang baru saja memasuki Mansion.

"Shakila buatkan saya kopi!!" perintah seorang laki-laki yang memiliki badan yang tinggi tetapi sedikit gemuk dengan kemeja kerjanya yang masih terpampang di tubuhnya. Laki-laki ini adalah kakak tiri Shakila sekaligus anak tertua di keluarga Narendra.

"Shakila cuci baju saya sekarang juga, soalnya mau saya pakai besok. Ingat harus kering, kamu tau kan kalau sampai tidak kering!" perintah sekaligus ancam seorang wanita yang sudah nampak berumur dengan perhiasan yang bergelantungan banyak di tubuhnya serta makeup-nya yang nampak tebal. Wanita paruh baya itu memberikan pakaiannya yang ingin dicuci ke Shakila.

"Ka..kalau begitu saya buatkan tuan muda kopi dulu, lalu saya akan cuci pakaian Nyonya, baru saya kerjakan tugas dari Nona," ujar Shakila dengan pasrahnya, sebab ia bukan sekali dua kali mengalami hal ini.

"Ya, yah. Oh ya ingat jangan lupa juga masak buat makan malam dan bersihkan juga kamar kami dan taman!" perintah wanita paruh baya itu lagi dengan angkuhnya, seolah tidak melakukan kesalahan dengan menyuruh Shakila pekerjaan yang seharusnya bukanlah tanggung jawab Shakila.

"Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Shakila lalu pergi dari tempat itu dengan matanya yang langsung berkaca-kaca saat tidak dilihat lagi oleh orang lain.

Inilah Shakila, ia hanya bisa menahan segala perasaan sedih, kecewa, dan amarahnya. Sebab Shakila tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut, karena Shakila tau kehidupan di luar sana tidak lebih baik dari hidupnya saat ini, tetapi di dalam hati terdalam Shakila masih berharap jika suatu saat nanti Ayahnya akan menyayanginya layaknya seorang Ayah menyayangi anak kandungnya seperti di luaran sana yang biasa di lihatnya.

Malam hari

Shakila terdiam larut dalam pikirannya yang selalu saja berandai-andai, menghayalkan sesuatu yang ia juga tau sulit untuk menjadi kenyataan.

"Shakila mana pakaianku sudah kering kan?!" tanya wanita paruh baya yang bernama Renata itu ke Shakila.

Pertanyaan itu membuat lamunan Shakila buyar dan tersadar akan kenyataan yang sebenarnya.

"Maaf Nyonya, pakaian Nyonya belum kering. Nyonya akan pakai besok kan? Besok pasti pakaian Nyonya sudah kering," jawab Shakila dengan menundukkan kepalanya seperti biasa.

"Loh bukannya saya bilang saya akan pakai pakaian itu malam ini!! Saya tidak mau tau pakaian itu harus kering saat ini juga!!" tegas Renata menatap tajam Shakila.

Shakila menatap wajah Renata dengan wajah bingung dan kagetnya. "Maaf Nyonya, tapi bukannya Nyonya bilang tadi besok kan? Tapi, pakaian Nyonya tidak bisa kering kalau saat ini, saya janji besok pakaian Nyonya pasti kering," ujar Shakila pelan.

"Saya bilang besok, tapi kan saat ini saya membutuhkan pakaian itu karena saat ini saya mau pakai pakaian itu ke acara yang di adakan orang penting!! Kamu tau kan orang penting, jadi kamu harus buat bagaimanapun caranya pakaian itu kering sekarang juga!!" hardik Renata dengan kerasnya.

Tubuh Shakila gemetar mendengar suara Renata yang keras kepadanya.

"Ta-"

"Auhhh Nyo...nya, sakit Nya," lirih Shakila dengan air mata yang sudah mulai keluar dari kelopak matanya karena merasakan sakit.

Renata tambah menarik keras rambut Shakila yang memang panjang karena Shakila jarang memotong rambutnya. "Kamu tau sakit huh?! Tapi kamu masih mau membantah!! Jadi, sekarang kamu bisa kan?!" tanyanya disertai ancaman.

Shakila menggelengkan kepalanya pelan, "Ta..tapi saya benar-benar tidak bisa Nya," lirih Shakila dengan tubuhnya yang gemetaran dan sakit.

"Auhhh Nya hiks hiks sa..kit, to..tolong lepaskan," mohon Shakila dengan air matanya yang sudah keluar dengan derasnya.

"Ck dasar anak manja!! Cih!" decih Renata lalu melepaskan tangannya dari rambut Shakila dengan kasar, hal itu membuat Shakila langsung terjatuh ke lantai dengan lumayan keras.

Bruk, suara jatuh Shakila.

"Te...terimakasih Nya," lirih Shakila dengan tubuhnya yang gemetar ketakutan serta kepalanya yang terasa berdenyut karena rambutnya yang ditarik keras dengan Renata.

"MESYA!!" teriak Renata memanggil salah satu pelayan yang lebih tua beberapa tahun dari Shakila.

"Iya, Nyonya. Ada yang bisa Mesya bantu?" tanya Mesya dengan sopannya.

"Pukul dia sebanyak 20 kali dan jangan berikan makan malam untuknya!!" perintah Renata dengan kejamnya.

"Baik Nyonya. Nyonya tenang saja, Mesya pasti akan melaksanakan perintah Nyonya Renata yang cantik dengan sangat baik," ujar Mesya dengan senyum liciknya.

Setelah mengatakan hal itu Renata langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah melihat Renata pergi, Mesya langsung menatap licik Shakila yang gemetar ketakutan mendengar hukuman kejam dari Renata untuknya. Dan akhirnya Mesya melaksanakan perintah Renata yang bahkan bukannya 20 kali melainkan Mesya memukul Shakila dengan keras sebanyak 25 kali lebih dari yang di perintahkan kepadanya di tambah ia juga tidak memberikan makan malam bahkan air minum kepada Shakila. Hal itulah yang membuat Shakila asli meninggal dunia selamanya.

Flashback Off

"Ckck kok dia penurut banget yah?" gumam Aleena setelah mengingat semua kejadian menyakitkan dan kejam yang di alami Shakila.

"Dan semua keluarganya b*ngsat banget gila! Bisa-bisanya dia tahan di suasana kaya gitu, yah walaupun gue juga dulunya harus tahan dari segala bahaya musuh-musuh Daddy tapi ini keluarga sendiri loh yang jadi musuhnya benar-benar malang," lanjutnya Aleena yang merasa kasihan dengan pemilik tubuh asli yang ditempatinya saat ini.

"Tapi, sekarang yang ada di tubuh ini adalah gue Aleena Queena Adelia A. Jadi, gue pastiin mereka tidak akan berani menindas tubuh ini lagi!" ucapnya dengan smirk.

Brak, suara pintu terbuka dengan kasar.

Mendengar hal itu, Shakila melihat ke arah pintu yang baru saja terbuka kasar.

"Hei ck cepat ikut gue, Nyonya manggil lo!" ketus pelayan yang bernama Mesya itu dengan tetap berada di pintu, karena ia tidak mau kejadian tadi siang terjadi lagi kepadanya dimana Shakila yang ia kenal tiba-tiba berubah seperti orang lain yang dengan berani memojokkan dirinya serta Nonanya.

Kekagetan Penghuni Mansion

Shakila berjalan santai mengikuti pelayan yang mengarahkannya ke tempat seseorang yang dikatakan Nyonya oleh pelayan itu.

Mesya melirik ke belakang dengan tatapan kesalnya melihat Shakila berjalan santai bukannya buru-buru seperti biasanya. Tapi, Mesya tidak ingin berkomentar biarlah sekalian ia bisa mengadukannya ke Nyonya-nya nanti.

Akhirnya Shakila dan Mesya sampai di ruang keluarga dimana seluruh keluarga Narendra tengah berkumpul kecuali Shakila yang baru saja datang.

Shakila menatap mengamati keempat orang di depannya yang terdiri dua pria dan dua wanita yang tengah duduk santai menonton televisi bersama.

"Selamat malam Tuan, Nyonya, Tuan Muda, dan Nona. Saya sudah membawa Shakila sesuai perintah Nyonya," ujar Mesya menunduk sopan.

"Kenapa lama ha?!" tanya seseorang yang dipanggil Nyonya itu dengan sinisnya. Ia adalah ibu tiri dari Shakila yang bernama Renata.

"Mohon maaf Nyonya, tapi tadi Shakila yang sengaja berjalan lambat Nya," adunya dengan smirk liciknya.

Renata menatap tajam Shakila yang ternyata tengah menatapnya juga dengan tajam. Renata terkejut melihat tatapan Shakila yang berani-beraninya menatapnya tidak seperti biasa yang hanya menunduk takut jika bertemu dengannya.

"Ada apa dengan tatapan mu ha! Berani-beraninya kamu menatap saya seperti itu!!" hardik Renata emosi melihat tatapan Shakila kepadanya.

"Ada apa dengan tatapan saya?" bukannya takut tetapi Aleena yang berada di tubuh Shakila malah berbalik menanyakan hal yang sama dengan perkataan Renata.

"SHAKILA!! Kamu mau saya hukum lagi ha!!" teriaknya dengan menekan kata Shakila di perkataannya.

"Hukum? Maksud anda menghukum saya seperti yang anda lakukan tiga hari yang lalu hmm?" tanya Shakila lagi menghiraukan kekesalan Renata dengan senyum serta tatapan tajamnya.

Renata mengepalkan tangannya karena sangat marah dengan keberanian Shakila yang berbeda dari biasanya.

"Ck hukum saja dia Mom! Bahkan, hukum dia lebih dari tiga hari yang lalu biar dia rasakan karena sudah berani membangkang perkataan Mom!!" cetus Amira yang akhirnya angkat bicara karena tidak dapat menahan kekesalannya juga melihat tingkah Shakila yang bahkan di depan Momnya berani membangkang.

"Shakila apa yang kamu lakukan ha dengan ibu kamu?!" ujar seorang pria paruh baya yang akhirnya juga angkat bicara, karena ikut merasa kesal dengan tingkah anaknya itu yang berani membangkang sekarang. Ia adalah Ayah dari Shakila yang bernama Herdi Narendra.

Shakila menatap tajam pria yang bernama Herdi itu.

'Jadi, dia Ayah br*ngsek itu? Yang bahkan tak layak untuk disebut Ayah!' batin Shakila menatap intens pria yang di labelinya Ayah br*ngsek.

"Ibu? Hmm, mohon maaf tubuh ini sudah tidak memiliki Ayah maupun ibu!!" tegas Shakila dengan tatapan tajamnya.

'Hah, untung gue bilang tubuh ini kalau gue bilang diri ini bisa berdosa gue sama Mom dan Dad yang masih hidup di Mansion,' batin Aleena yang ada di tubuh Shakila dengan menghela napas karena tidak salah bicara.

Shakila sibuk dengan pikirannya, berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitarnya yang shock mendengar perkataan Shakila yang sudah sangat kurang ajar, bukan hanya itu sebab mereka semua tau bagaimana Shakila dulu yang tidak akan berani berkata kasar seperti itu. Tetapi, sangat berbeda dengan saat ini dimana Shakila berani terang-terangan tidak mengakui Renata bahkan Ayahnya sendiri juga yaitu Herdi.

Setelah menetralkan shocknya, Herdi berdiri dengan emosinya berjalan menghampiri Shakila yang masih sibuk dengan pikirannya.

Dengan emosi dan tatapan membaranya, Herdi pun ingin melayangkan tamparan ke wajah Shakila. Tetapi, berbeda dengan perkiraan Herdi kalau Shakila akan menangis minta ampun kepadanya. Saat Herdi melayangkan tangannya, Shakila pun langsung menangkap tangan itu dengan tatapan tajamnya yang menghunus tajam ke arah Herdi.

'Ck, orang tua asli gue aja belum pernah nampar gue, eh dia berani-beraninya mau nampar wajah cantik gue yah walaupun wajah ini milik Shakila sih!' batinnya lagi dengan berdecak kesal.

"Lepaskan tangan saya Shakila! Kamu mau jadi anak durhaka ha!!" teriak Herdi dengan emosinya, bahkan dada Herdi naik turun dengan kencangnya karena terlalu emosi dengan sikap Shakila yang tak biasanya.

Shakila terkekeh dengan perkataan Herdi, Shakila merasa lucu bukannya di sini dialah Ayah yang durhaka dengan anaknya. Dimana-mana Ayah yang bertanggung jawab pasti akan selalu ada untuk anaknya, selalu menyayangi, mendukung, dan melindungi anaknya, bukannya seperti Ayah di depannya ini yang saat tubuh Shakila disakiti, difitnah, dibullyng hanya menonton saja bahkan ia ikut memukul anaknya yang tidak bersalah apa-apa.

Shakila melepaskan tangan Herdi dengan kasar yang menyebabkan tubuh Herdi mundur beberapa langkah kebelakang.

"Jangan ucapkan perkataan itu lagi, anda sangat tidak cocok mengatakan itu!" ujar Shakila dengan wajah datarnya.

Lagi-lagi perbuatan dan perkataan Shakila membuat seisi Mansion yang melihatnya itu pun shock dibuatnya.

"Apa yang kamu lakukan dengan Papa ha!!" hardik anak tertua di keluarga Narendra sekaligus kakak tiri dari Shakila yang bernama Rian Narendra, sembari membantu menopang Ayahnya yang hampir jatuh karena shock dengan tingkah Shakila saat ini.

"Hah, kalian jangan lebay deh," ujar Shakila dengan helaan nafasnya merasa kesal melihat tingkah mereka semua yang terasa terlalu lebay di depannya. Shakila bahkan mengabaikan perkataan Rian yang kesal kepadanya.

"Udahlah, daripada kalian lebih jantungan lagi, lebih baik gue istirahat sekarang okayy. Jangan ganggu gue atau kalian akan tau akibatnya!" tegas serta ancam Shakila menatap satu persatu dengan tatapan yang menghunus tajam.

"Ho~am" Shakila menguap di depan semuanya, lalu berjalan santai ke kamarnya.

Yang lain hanya bisa melongo kaget melihat sikap tak biasa Shakila itu.

Setelah Shakila pergi, barulah mereka semua tersadar dengan apa yang terjadi sebenarnya.

"Mom, lihat kan tingkah dia aneh banget dan nyebelin banget. Amira nggak bohong kan sama Mom, dia itu berubah Mom bahkan tadi pagi juga memojokkan Amira dan Mesya di tembok!!" adunya kesal karena diperlakukan seperti itu oleh orang yang sangat dibencinya.

"Iya, dia kenapa bisa tiba-tiba berubah seperti itu!!" ujar Renata kaget. "Mom juga sangat kesal dan marah dengan sikapnya tadi!! Bagaimana dia bisa kurang ajar seperti itu dihadapan Mom, bahkan berani-beraninya mendorong Papa kamu!!" lanjutnya emosi lagi memikirkan apa yang terjadi barusan.

Herdi yang di buat shock dengan tingkah anaknya, bahkan terdorong kebelakang beberapa langkah pun terdiam saja. Walaupun di bantu duduk oleh Rian tetap saja ia masih terbengong diam.

"Pa! Papa ayo dong bertindak, masa dia berani-beraninya kurang ajar seperti itu ke kita!" ucap Amira memprovokasi Papanya.

"Iya Pa. Mom juga tidak terima dengan perlakuannya tadi yang kurang ajar seperti itu, bahkan dia tidak takut lagi sama Papa dan Mom!" ujar Renata yang ikut memprovokasi Herdi.

"Hah, iya baiklah besok akan Papa berikan dia pelajaran. Sebaiknya kita istirahat saja sekarang!" ucapnya mencoba menetralkan kekagetannya. Walaupun ia juga memang sangat kesal, marah dan tidak terima dengan perlakuan Shakila tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!