NovelToon NovelToon

Wanita Kaya Tawanan Mafia

Menculik Wanita

HAPPY READING!!!

.

.

.

Ada sebuah markas yang besar letaknya di tengah hutan jauh tidak terlalu jauh dari perkotaan, terlihat disana ada markas depan (utama) markas belakang yang tidak terlalu besar.

MARKAS REDWOLF didalam sana sekitar ada ratusan orang yang mempunyai tugas masing-masing. REDWOLF dikenal orang-orangnya yang kasar, sadis dan juga suka membunuh.

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang di Kota Seoul dengan cuaca yang sangat panas. Ada seorang pria tampan duduk di kursi kebesarannya sambil memegang gelas kecil yang berisi Wine, saat ini Lucas Wilbert sedang berada di ruangan khusus menunggu kedatangan kedua bawahannya.

Ruangan khusus adalah tempat penyimpanan berbagai macam senjata REDWOLF dan juga sebagai tempat kumpul untuk membicarakan misi-misi yang akan mereka kerjakan.

“Kenapa mereka lama sekali?” kesal Lucas lalu meneguk minumannya. “Bisa-bisanya mereka berdua membuatku menunggu, memangnya mereka siapa?”

Tak….

Lucas meletakkan gelasnya dengan kasar karena sudah kesal.

Klekkk….

Terlihat kedua bawahan berlari masuk ke dalam dengan nafas yang tidak beraturan. Lucas menatap mereka dengan tajam membuat kedua bawahan langsung menunduk takut.

Darel (Bawahan 2) menyenggol lengan Aaron (Bawahan 1). “Semua ini gara-gara kau, bos pasti marah besar kepada kita.” Bisiknya dengan sangat pelan.

“Ya kau kenapa tidak duluan saja kesini, aku……”

“Ekhemmm.” Lucas berdehem. “Dari mana saja kelian berdua? Sudah lumayan lama aku menunggu disini, memangnya kalian siapa hah?”

“Ma-maaf bos.” Darel (Bawahan 2) gugup ingin menjelaskan kepada Lucas. “Tadi Aaron (Bawahan 1) kesakitan perut jadi….”

“Apa kau menunggunya hah?” Lucas menaikkan nada bicaranya. “Kenapa kau tidak langsung kesini, kenapa harus… Argh.”

Lucas dibuat kesal oleh kedua bawahannya yang selalu saja mencari masalah dengannya. Walaupun begitu, kemanapun Lucas pergi mereka selalu ikut.

“Maaf bos, sungguh.” Ucap Aaron (Bawahan 1).

“Duduklah!” menuang Wine ke dalam gelas lalu meneguknya.

Kedua bawahan langsung duduk didepan Lucas dengan perasaan mereka yang masih ketakutan.

“Ada apa bos? Sepertinya ada sesuatu yang penting.” Tanya Aaron (Bawahan 1).

Lucas mengeluarkan selembar foto lalu meletakkan di tengah meja, dengan cepat Aaron (Bawahan 1) mengambil foto itu.

Aaron melihat foto itu sesaat menatap Darel (Bawahan 2). “Siapa wanita ini bos?” bingung.

“Ku minta kalian culik wanita yang ada difoto itu.”

Darel (Bawahan 2) merebut foto itu. “Culik?”

“Ya, bawa wanita itu ke Mansion.” Menyandarkan punggungnya ke belakang.

“Memangnya dia siapa bos?” tanya Darel (Bawahan 2) penasaran karena foto wanita itu bukan orang yang biasa.

“Dia dari perusahaan JS Group.” Mengangkat satu kakinya.

Seketika Aaron (Bawahan 1) membulatkan matanya. “JS Group?”

“Apa kau tahu?” tanya Darel (Bawahan 2).

“JS Group adalah perusahaan no 1 di Seoul, apa kau tidak tahu hah?”

“Kalian ku beri waktu sampai malam, kalau tidak……” Berdehem. “Kalian akan ku jadikan makanan harimauku.”

Kedua bawahan langsung saling tatapan sesaat melihat foto wanita yang ada ditangan Darel (Bawahan 2)

“Aku tidak menerima alasan apapun, wanita itu harus ada malam ini juga!!” tegas Lucas.

“Malam ini? Apa tidak bisa menunggu sampai besok bos?” tanya Aaron (Bawahan 1).

Lucas mengeluarkan pistol dari dalam jaket hitam lalu memutar-mutarnya. “Ya! Apa kalian tidak mampu hah?”

“Aw.” Aaron (Bawahan 1) meringis kesakitan karena kakinya diinjak Darel (Bawahan 2). “Kenapa kau menginjak kakiku.” Kesalnya.

Darel (Bawahan 2) menatap Lucas sambil mengangguk. “Bisa bos, bisa.”

“Jangan sampai gagal! Ingat itu!!” memasukkan kembali pistol yang ada ditangannya itu ke dalam jaket.

“Baik bos, secepatnya kami akan menculik wanita itu lalu membawanya ke Mansion.” Jawab Darel (Bawahan 2) meyakinkan Lucas, walaupun belum tahu apakah bisa atau tidak.

Terdengar suara gesekan kursi, Lucas berdiri lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket. “Aku tunggu!”

Lucas berjalan keluar, sementara kedua bawahan masih berada di ruangan khusus memikirkan cara agar bisa menculik wanita yang ada difoto itu.

Bughhh….

Darel (Bawahan 2) memukul perut Aaron (Bawahan 1). “Kenapa kau berbicara seperti itu didepan bos?” kesalnya karena Lucas hampir marah. “Apa kau ingin mati mengenaskan ditangan bos hah?”

“Apa kau yakin kita bisa membawa wanita itu malam ini ke Mansion?” tanya Aaron (Bawahan 1). “Bagaimana kalau kita tidak….”

Sesaat Darel (Bawahan 2) berdehem. “Yakin tidak yakin.” Mengacak-acak rambutnya. “Ya aku juga tidak tahu, lihat saja nanti.”

“Coba kau lihat.” Aaron (Bawahan 1) menunjuk foto. “Pasti wanita ini bukan orang yang sembarang.”

“Ya jelas dari pakaiannya saja sudah terlihat.” Sahut Darel (Bawahan 2). “Tapi aku penasaran, kira-kira bos ada urusan apa dengan wanita ini?”

“Hm yang pasti bukan masalah yang biasa.”

Darel (Bawahan 2) memasukkan foto itu ke dalam saku lalu berdiri. “Ayo kita berangkat sekarang.”

Aaron (Bawahan 1) menahan tangan Darel (Bawahan 2). “Bagaimana kalau kita tidak bisa membawa wanita itu? Bagaimana nasib kita setelahnya?”

“Jangan dipikirkan karena itu menyeramkan.” Berjalan duluan keluar disusul Aaron (Bawahan 1).

.

.

.

Terlihat Carlos dan Javier sedang duduk di ruang tengah sambil menikmati minuman soda yang ada di tangan mereka.

“Dimana Lucas?” tanya Javier. “Apa dia ada di markas?”

Javier baru saja bangun dari tidur siangnya karena lelah memikirkan strategi untuk misi-misi mereka.

“Dia ada di ruang khusus bersama kedua bawahan.” Sahut Carlos.

Carlos sudah lama duduk diruang tengah, tidak lama kemudian Javier datang untuk menemaninya minum.

“Itu Lucas.” Ucap carlos melihat Lucas yang berjalan mendekati mereka.

“Kau mau kemana? Apa kau ingin pulang ke Mansion?” tanya Javier.

Lucas menganggu cuek lalu berdiri didepan mereka. “Kenapa?”

“Tidak ada.”

“Kau atur ulang strategi misi, Carlos ikut aku!!” berjalan keluar markas.

“Sepertinya ada sesuatu.” Dengan cepat Carlos menghabiskan minumannya.

“Ku rasa juga begitu.”

“Aku pergi dulu.” Carlos berlari menyusul Lucas.

Javier berdiri. “Argh aku harus memikirkan ulang strategi.” Berjalan mendekati Frengky (Bawahan 4). “Panggil yang lain, Lucas menyuruhku untuk mengatur ulang strategi misi.”

Frengky (Bawahan 4) mengangguk patuh. “Baik bos, dimana kita akan berkumpul?”

Sesaat Javier berpikir. “Markas belakang, sebentar lagi aku akan kesana.” Berjalan menuju dapur.

.

.

.

Saat ini mobil Lucas sedang dalam perjalanan yang disetir oleh Carlos. Banyaknya pohon-pohon yang sangat besar dipinggir jalan, karena jalanan itu jalur ke markas REDWOLF. Tidak ada yang berani memasuki wilayah mereka selain orang-orang yang ada disana.

“Kita bersantai di Coffe shop dulu.” Ucap Lucas.

“Coffe shop? Kenapa kau tiba-tiba ingin minum kopi?” Carlos dibuat Heran karena Lucas sangat jarang minum kopi.

“Kenapa kau banyak bertanya.”

“Tidak.”

Carlos menaikkan kecepatannya, kini mobil mereka melaju menuju salah satu Coffe shop terkenal. Sesampai di Coffe shop mereka menghabiskan waktu sekitar 1 jam disana, setelah itu mereka langsung ke Mansion.

...Bersambung……....

Jangan lupa dukung Karya ini agar Author tidak malas melanjutkan ceritanya:)

Kamar Belakang

HAPPY READING!!!

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Di sebuah mansion mewah terlihat beberapa pelayan masih berkeliaran didalam sana.

Saat ini seorang pria tampan sedang duduk dengan angkuh di kursi kebesarannya sambil memegang gelas kecil yang berisi Wine. Tatapan mata yang selalu tajam itu melihat keluar kaca besar.

“Kemana mereka? Apa mereka belem menculik wanita itu?” Lucas meneguk minumannya. “Kalau sampai gagal.” Menyeringai. “Habislah mereka.”

Tak…

Lucas meletakkan gelas itu dengan kasar ke atas meja sehingga menimbulkan suara.

“Aku sudah tidak sabar ingin menyiksa wanita itu.” Merentangkan kedua tangan.

Tok…. Tok… Tok…

Ditengah lamunan Lucas tiba-tiba terdengar ada suara ketukan pintu membuatnya langsung memutar kursi itu menghadap pintu.

Seketika bibir Lucas menyeringai. “Masuk!” teriaknya dari dalam ruang kerjanya.

Klekkk…

Terlihat kedua bawahan berjalan dengan cepat masuk ke dalam mendekati meja Lucas lalu berdiri didepan sana.

“Bagaimana? Apa kalian berhasil menculik wanita itu?” tanya Lucas sambil mengangkat satu kakinya ke atas.

Kedua bawahan mengangguk. “Berhasil bos.” Jawab mereka secara bersamaan.

“Wanta yang diminta bos sudah ada di ruang bawah tanah.” Ucap Aaron (Bawahan 1).

“Hampir saja tadi kami ketahuan menculik wanita itu gara-gara dia bos.” Sahut Darel sambil menyenggol lengan Aaron (Bawahan 1).

“Apa-apa kau ini.” Bisik Aaron (Bawahan 1) sedikit ketakutan.

Lucas memundurkan kursinya lalu berdiri. “Ekheemmm…” Berjalan mendekati kedua bawahan yang sedang menunduk

Bughh… Bugh… Bughhh….

Lucas memukul perut kedua bawahan, membuat mereka meringis kesakitan.

“Mungkin kalau tadi kalian gagal membawa wanita itu kesini.” Berdiri tepat didepan mereka. “Besok kalian tidak akan bisa bernafas lagi.”

Sekujur tubuh kedua bawahan seketika merinding setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Lucas.

“Hahahaha tidak bos. kami tidak pernah gagal kalau disuruh melakukan sesuatu.” Tanpa sadar mulut Darel (Bawahan 2) menjawab seperti itu.

Lucas menyeringai sambil terkekeh kecil. “Percaya diri sekali.” Menatap mereka. “Ikut aku!” berjalan duluan keluar ruangan.

Kedua bawahan melihat kepergian Lucas langsung menghela nafas lega.

Plakkkk…

Aaron (Bawahan 1) memukul kepala Darel (Bawahan 2). “Bisa-bisanya kau melaporkan itu ke bos.” Kesalnya. “Kau hampir membuatku mati ditangan bos.”

Darel (Bawahan 2) nyengir. “Aku tidak bermaksud.” Berlari keluar ruangan disusul Aaron (Bawahan 1).

Tak… Tak… Tak….

Terdengar suara langkahan mereka bertiga membuat beberapa pelayan yang masih bekerja menoleh ke arah mereka lalu menunduk hormat.

Mereka berjalan melewati beberapa pelayan itu dengan tatapan Lucas lurus ke depan, sementara kedua bawahan memberikan senyuman manis mereka kepada pelayan-pelayan itu.

Atiq (Pelayan 1) membalas senyuman kedua bawahan lalu menoleh pelayan yang ada disamping. “Sepertinya Tuan Lucas ke ruang bawah tanah.” Bisiknya.

Lin (Pelayan 2) mengangguk cepat. “Iya, tadi saya melihat kedua bawahan Tuan Lucas membawa seorang wanita ke ruang bawah tanah.”

Bil (Pelayan 3) semakin mendekati Lin (Pelayan 2). “Apa kau serius? Wah.”

“Iya, wanita itu juga sepertinya tadi pingsan.”

“Duh dipastikan wanita itu besok sudah tidak bernyawa lagi.” Sahut Atiq (Pelayan 1).

“Ku rasa wanita itu ada masalah dengan Tuan Lucas.” Ucap Lin (Pelayan 3).

“Ku rasa juga begitu, karena tidak sembarang orang bisa masuk ke wilayah tempat ini apalagi masuk ke dalam ruang bawah tanah kalau tidak ada masalah.” Bil (Pelayan 3) penuh semangat dalam urusan bergosip.

“Benar juga, kira-kira masalah wanita itu sebesar apa ya?” Atiq (Pelayan 1) sedikit penasaran.

Sean (Kepala pelayan) yang melihat ketiga pelayan itu sedang kumpul bergosip, ia langsung saja berjalan mendekati mereka.

“Ekhemmm…”

Ketiga pelayan yang mendengar itu langsung menoleh secara bersamaan, sesaat saling tatapan lalu nyengir.

“Apa yang sedang kalian gosipkan disini?” tanya Sean (Kepala pelayan).

Ketiga pelayan itu langsung menggelengkan kepala.

“Tidak ada pak, maaf.” Ucap Atiq (Pelayan 1).

“Apa kalian sedang membicarakan Tuan Lucas?”

“Iya, karena tadi kami melihat Tuan Lucas berjalan ke ruang bawah tanah dan kami dibuat penasaran dengan wanita yang dibawa kedua bawahan ke dalam sana.” Jelas Bil (Pelayan 3).

Kedua pelayan menyenggol lengan Bil (Pelayan 3).

“Diamlah.” Bisik Lin.

“Aku keceplosan.” Bisik Bil (Pelayan 3).

“Kenapa kalian masih berdiam disini?” kesal Sean (Kepala pelayan).

Ketiga pelayan itu berjalan masuk ke dapur, sementara Sean (Kepala pelayan) masih berdiri disana sambil menggelengkan kepala melihat sikap mereka yang selalu saja bergosip.

.

.

.

Lucas mulai memasuki ruangan bawah tanah diikuti kedua bawahan dari belakang. Terlihat tempat yang lumayan besar, ada beberapa ruangan didalamnya dengan lampu yang remang-remang berwarna kuning membuat suasana menjadi horor dan mencekam ketika berada disana.

“Dimana wanita itu?” tanya Lucas.

“Disana bos.” Sahut Darel (Bawahan 2) menunjuk salah satu ruangan yang letaknya di paling pojok.

Lucas semakin mempercepat langkahan kakinya menuju ruangan yang dimaksud oleh Darel (Bawahan 2).

Klekkk….

Aaron (Bawahan 1) membuka ruangan itu, terlihat didalam sana ada seorang wanita cantik yang sedang pingsan.

Lucas berjalan masuk ke dalam sambil menyeringai. “Akhirnya aku membawamu kesini.” Berjongkok didepan Clara. “Kalian apakan wanita ini?” mengamati wajahnya. “Apa kalian melakukan sesuatu kepadanya?”

“Tidak bos.” Sahut Darel (Bawahan 2) dengan cepat.

“Tidak ada bos, mungkin efek obat bius. Karena tadi saya kebanyakan menumpahkan obat itu.” Jelas Aaron (Bawahan 1).

Lucas sangat marah jika ada yang menyiksa terlebih dahulu orang tawanannya sebelum ia memulai duluan.

“Awas saja kalau kalian menyentuhnya duluan.”

“Tidak bos.” Tegas kedua bawahan.

Perlahan tangan Lucas menyentuh rambut Clara yang menutup wajah cantiknya lalu menyibak ke belakang. “Bawa wanita ini ke kamar belakang.”

Darel (Bawahan 2) menyenggol lengan Aaron (Bawahan 1). “Ayo kita bawa.”

Kedua bawahan langsung mengangkat tubuh wanita yang pingsan itu lalu membawa keluar dari ruang bawah tanah diikuti Lucas dari belakang.

Terlihat di pintu masuk Carlos berjalan masuk ke dalam lalu melihat kedua bawahan menyeret seorang wanita menuju kamar belakang.

“Lucas.” Teriaknya berlari mendekati Lucas.

Lucas yang mendengar itu langsung menoleh ke belakang.

“Siapa wanita itu?” tanya Carlos penasaran.

“Menurutmu?” menaikkan alisnya.

Seketika Carlos membulatkan matanya lalu menepuk bahu Lucas. “Wanita itu?”

Lucas menganggukkan kepala lalu berjalan meninggalkan Carlos menyusul kedua bawahannya.

“Ku tunggu kau di ruang kerja.” Teriak Carlos.

Carlos berjalan menuju ruang kerja Lucas untuk meletakkan beberapa berkas data barang Ilegal mereka dan duduk disana menunggu Lucas.

Lucas berdiri didepan kedua bawahan. “Kunci kamar ini dan pastikan wanita itu tidak kabur dari sini.” Sesaat melihat ke dalam kamar. “Kalau sampai kabur, kalian akan merasakan akibatnya.”

“Baik bos.” Darel (Bawahan 2) menutup pintu lalu menguncinya.

“Kami akan berjaga didepan sini.” Sahut Aaron (Bawahan 1).

Lucas pun melangkahkan kakinya meninggalkan kamar belakang.

“Kemana Carlos? Apa dia masih menungguku di ruang kerja?” gumamnya sambil berjalan mendekati pintu ruang kerjanya.

...Bersambung….....

Jangan lupa dukung Karya ini agar Author tidak malas melanjutkan ceritanya:)

Tidak Hanya Hutang

HAPPY READING!!!

.

.

.

Klekkk….

Lucas berjalan masuk ke ruang kerjanya, terlihat ada Carlos sedang duduk bersantai di sofa sambil memainkan ponselnya.

“Ku pikir kau kembali ke markas.” Lucas menghempaskan tubuhnya di sofa.

Carlos berdiri. “Belum.” Berjalan mendekati kulkas kecil didekat meja kerja Lucas yang berisi berbagai macam minuman. Carlos mengambil 2 kaleng soda lalu duduk kembali di sofa. “Nih.” Melempar minuman kepada Lucas, dengan cepat Lucas menangkapnya.

“Ada apa kau malam-malam kesini?” tanya Lucas sambil membuka tutup kaleng.

“Aku mengantar beberapa berkas tentang pengiriman barang.” Jawabnya setelah meminum minumannya.

Lucas hanya memberikan anggukan kepala. “Argh….” Menyandarkan punggung ke belakang.

“Aku sangat penasaran untuk apa big bos menyuruh mu menculik wanita itu.”

Lucas yang mendengar itu langsung merubah posisinya menjadi duduk tegap lalu menatap Carlos. “Katanya ayah wanita itu memiliki hutang dengan Big bos dengan jumlah yang sangat besar.”

“Hutang?”

Lucas mengangguk cuek.

“Tapi kalau hanya masalah hutang, kenapa big bos begitu menginginkan kematian wanita itu?”

“Aku juga tidak tahu dan wanita itu juga membuatku jengkel.” Kesal Lucas ketika mengingat pertemuannya dengan Clara yang selalu membuat masalah kepadanya.

“Kenapa?”

“Entah berapa kali aku bertemu dengan wanita itu, yang jelas selalu saja membuat masalah denganku.” Jelas Lucas penuh kekesalan.

“Beberapa kali? Wah……” Terlihat wajah Carlos yang ingin mengusili Lucas. “Luar biasa takdir memang tidak kemana.”

Tanpa basa basi Lucas langsung melempar kaleng yang sudah kosong itu kepada Carlos. “Tutuplah mulutmu, omong kosong apa itu?”

“Ya takdir, karena menurutku pertemuan kalian berdua itu…….” Seketika ucapan Carlos terpotong.

“Kalau kau hanya membuatku kesal, lebih baik kau kembali ke markas.”

“Apa kau tidak ke markas? Bukankah malam ini kita harus menjalankan misi?”

“Kau duluan saja, suasana hatiku sedang buruk.”

Lucas berdiri lalu berjalan keluar dari ruang kerjanya, sementara Carlos masih duduk di sofa.

Terlihat didalam mansion itu sangat sepi karena para pelayan sudah beristirahat di dalam kamar mereka masing-masing.

Tak…. Tak… Tak….

Terdengar jelas suara langkahan kaki Lucas membuat Darel (Bawahan 2) yang tadinya ingin tertidur langsung membuka matanya.

Darel (Bawahan 2) menyenggol lengan Aaron (Bawahan 1). “Bangun bangun, bos datang.” Bisiknya.

Lucas berdiri didepan mereka. “Apa wanita itu sudah bangun?” sesaat melihat pintu kamar belakang yang tertutup.

Kedua bawahan menggelengkan kepala secara bersamaan.

“Belum bos, sepertinya pengaruh obat biusnya sangat lama.” Jawab Aaron (Bawahan 1).

“Pastikan dia tidak kabur!”

“Baik bos, kami akan berjaga disini.” Sahut Darel (Bawahan 2).

Lucas membalikkan badannya membelakangi kedua bawahan sambil menyeringai lalu berjalan keluar menuju kamarnya.

“Aku jadi tidak sabar ingin melihat reaksi wanita itu.” Mulai menaiki anak tangga. “Dan juga menyiksanya.”

“Aku jadi penasaran dengan wanita itu.” Carlos beranjak dari ruang kerja Lucas lalu berjalan menuju kamar belakang.

Ada kedua bawahan yang berjaga didepan pintu kamar belakang, Carlos berjalan mendekati mereka.

“Bos Lucas baru saja pergi.” Ucap Darel (Bawahan 2).

Carlos mengangguk. “Aku tidak mencari Lucas, aku hanya penasaran dengan wanita yang diculik Lucas.”

“Wanita itu sangat cantik bos, kami menculiknya di café dekat pantai.” Jelas Aaron (Bawahan 1).

“Cantik?” Carlos mengingat wajah Clara lalu terkekeh kecil. “Aku pergi dulu.” Berlari keluar.

Seketika kedua bawahan saling tatapan dengan tatapan mereka yang kebingungan.

.

.

.

Di lantai 2 yang sangat luas, disana ada beberapa kamar tetapi kosong. Letak kamar utama yang ditempati Lucas posisinya dekat dengan tangga.

Mansion besar mewah milik Lucas memang terkesan horor dan juga mencekam karena warnanya yang gelap.

Klekkk….

Lucas berjalan masuk ke dalam kamarnya tidak lupa mengunci pintu. “Argh badan ku terasa sakit.” Menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan kasar.

Terlihat kamar yang sangat besar, luas dan mewah dengan warnanya yang benar-benar lebih gelap. Kamar yang diisi beberapa lemari pakaian, Ranjang yang sangat nyaman untuk Lucas beristirahat, sofa panjang dekat jendela besar, TV besar, dan yang lainnya.

Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam kamarnya. Sekalipun Carlos atau Javier, terkecuali pelayan itupun harus ada Lucas.

Saat ini posisi Lucas menghadap langit-langit kamar dengan tatapannya yang kesal. “Kau sudah masuk ke kandang ku dan sampai kapanpun kau tidak akan bisa keluar dari sini. Mungkin akan meninggalkan nama.” Menyeringai. “Ku apakan wanita itu? Kalau langsung di bunuh menurutku kurang.”

Dari tadi Lucas bergumam, ketika Lucas ingin beranjak dari ranjangnya tiba-tiba ponsel yang ada didalam saku bergetar.

Drettttt…. Drettt… Drettt…...

Lucas mengeluarkan ponselnya untuk melihat siapa yang menelpon, terlihat “Big bos” memanggil.

“Ada apa dia menelpon ku malam-malam begini?” Lucas pun mengangkat telpon lalu berdehem.

“Wanita itu ku serahkan padamu, tapi dia harus mati! Ingat itu!!” pinta orang yang ada diseberang telpon. “Aku belum bisa membawanya kesini karena para bawahan ku sedang bertugas ke negara B. Dan luka tembak ku sedikit memburuk membuatku tidak bisa melakukan apapun.”

“Oke kau tenang saja, secepatnya wanita itu mati.”

“Pastikan dia benar-benar mati, kalau sampai belum mati. Aku akan membawanya ke pulau ku.”

“Kenapa kau tidak memberinya kesempatan untuk membayar semua hutang itu?” tanya Lucas karena sangat penasaran dengan alasan big bos.

Tidak terdengar apapun di seberang telpon membuat Lucas menyambung ucapannya. “Dan kenapa kau sangat menginginkan kematian wanita itu? Apa kau ada masalah yang lain?”

Big bos langsung mematikan telpon tanpa menjawab pertanyaan Lucas. “Tentu saja tidak hanya hutang.” Gumamnya sambil menyeringai.

Big bos adalah ayah Lucas yang bernama Arthur Willbert, sementara ibu Lucas sudah meninggal. Saat ini big bos tinggal di sebuah pulau dekat Seoul, disana big bos tinggal bersama ratusan bawahannya.

Big bos dan Lucas tidak pernah akur, bahkan ketika Lucas disuruh big bos menculik wanita itu Lucas menolak secara mentah-mentah karena big bos memaksa mau tidak mau Lucas mengiyakan.

Siifat mereka sangat jauh berbeda tetapi darah pembunuh mereka sudah menjadi darah daging. Mereka berdua memiliki bawahan masing-masing jika disatukan bisa mencapai ribuan.

Lucas melempar ponselnya ke samping. “Apa aku kirim saja wanita itu ke big bos? Nanti bawahan ku yang mengantarnya kesana.” Mengacak-acak rambutnya. “Argh tidak tidak, aku belum membuatnya menderita. Bagaimana bisa wanita itu meninggalkan tempat ini dengan anggota tubuh yang masih utuh?” menyeringai. “Wanita malang yang bernasib buruk.”

Lucas mengambil kembali ponselnya lalu menelpon Aaron (Bawahan 1). “Kalau wanita itu sudah sadarkan diri segera hubungi aku!”

“Baik bos, untuk saat ini kami belum ada mendengar apapun dari dalam kamar.”

Lucas mematikan telponnya lalu beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk berendam dimalam hari.

...Bersambung……...

Jangan lupa dukung Karya ini agar Author tidak malas melanjutkan ceritanya:)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!