Saat menatap langit biru, yang aku pikirkan hanya bagaimana caranya bisa terbang dan kemudian bisa pergi kemanapun yang diinginkan. Haha bodoh sekali bukan, impian itu tidak mungkin akan terwujud. Jika saja aku bisa pergi dari dunia ini. Kedunia lain, ataukah dunia yang mampu membuatku setidaknya berguna.
Aku benar-benar iri dengan mereka yang memiliki semuanya… sekolah yang tinggi, tubuh yang bagus, kulit yang putih dan juga kasih sayang dan juga cinta dari orang-orang yang ada disekitar mereka. Aku sangat ingin itu semua, sangat ingin.
Walaupun sebenarnya hal itu hanyalah keinginanku yang tidak akan mungkin akan terwujud. Tapi setidaknya, aku menginginkan hal itu benar-benar terjadi. Mana tahu suatu saat keinginanku akan terkabulkan, walaupun perbandingannya mencapai nol.
Namaku adalah Leviatan Haru dan aku biasa memanggil diriku dengan panggilan Levia atau Levi terserah sih mana yang suka. Aku merupakan wanita yang bodoh, selalu menyiksa dirinya dengan umpatan-umpatan bodoh karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan dan juga baru putus dengan kekasihnya.
Ironis sekali namun itulah yang terjadi. Terakhir kali aku pergi untuk mencari pekerjaan yang aku dapatkan hanya senyuman meledek HRD dikarenakan sekolah ku yang tinggi namun otakku yang pas-pasan.
Hah… ingin sekali aku menghancurkan dunia ini namun… aku tidak tega meninggalkan kedua orang tuaku dan satu orang adik lelakiku. Orang tuaku merupakan pengusaha sukses dan memiliki cabang dimana-mana namun karena cemoohan orang-orang terhadapku yang tidak dapat sukses seperti orang tuaku memaksaku untuk pergi jauh, alias merantau.
“Haaaah, ingin sekali…” lepasku asal
“Ingin apa?” tanya seseorang yang sedari tadi terhiraukan.
Aku menoleh melihat seorang wanita yang hanya menggunakan tanktop sambil mengarahkan minuman bersodanya. “Kau mau?” tanyanya lagi.
Aku terkekeh pelan, “…bukan itu, tapi mau juga sih…” jawabku sambil menerima minuman bersoda itu.
“Jadi?” tanyanya lagi meminta jawaban.
Wanita ini bernama Zeli Hang yang dikerap di panggil Zel. Dia merupakan sahabat ku yang sudah bekerja dan juga sudah bertunangan. Dia datang ke kosanku untuk mengajak ku pulang keesokan harinya. Karena tentu saja dikarenakan masa libur yang tidak boleh disia-siakan untuk bermalas-malasan di dalam kos.
“Jadi… uhmm… nanti malam makan apa?” tanyaku enggan untuk memberitahukan apa yang ingin aku utarakan, tentang apa yang aku inginkan terhadap dunia ini dan atau tentang harapan yang selalu pupus. Aku berbohong, dikarenakan tidak mungkin aku menceritakan dunia yang sangat ingin aku tempati kepada Zell. Dunia dimana semua sihir dan keajaiban terjadi.
“Bagaimana dengan Kare?” tanyanya.
Aku berfikir sejenak, rasanya aku ingin diet namun aku juga menginginkan makanan yang enak walaupun hanya satu kali saja. Diet ini sungguh menyiksaku. “Mau daging?” tanyaku akhirnya.
Zell tersenyum dan kemudian mengambil jaketnya dan membiarkan celana pendek sepahanya yang lebih seperti c3lana dalam terpasang begitu saja. “Ayo kita ke supermarket.” Katanya cepat sembari mengambil kunci motor.
“He??? Sekarang? Mager banget…” kataku yang langsung ditarik begitu saja oleh Zell.
Zell adalah orang yang sangat dekat denganku, dia adalah wanita yang berani, cantik dan juga kurus. Dibandingkan denganku, diriku bukan lah apa-apa dibandingkan dengan dia. Satu hal yang selalu aku tanamkan dalam diriku, aku sangat membenci dunia ini.
Membenci semuanya, membenci diriku yang lumayan gendut, namun tidak sampai obesitas sih namun tetap saja melihat penampilanku di depan cermin membuatku selalu membenci diriku. Menginginkan hidup yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik dan cinta. Aku tidak apa dengan sedikit bumbu di atas percintaanku yang akan membuat ku semakin dekat dengannya tapi ternyata tidak.
Aku sangat berharap nanti dan suatu saat, aku ingin berada di dunia fantasy, dimana hal yang tidak nyata menjadi nyata. Aku berharap semua itu terjadi.
.
.
Hingga tanpa kusadari semua yang ku doakan dan kuimpikan terjadi. Selepas gempa yang berkekuatan dasyat yang memporak-porandakan tempatku, Monster-monster aneh mulai bermunculan memangsa dan memakan orang-orang.
Bukan...
Bukan ini yang aku inginkan! keluargaku! Tidaaaak!
Aku menolak dunia yang seperti ini, aku membencinya. Kembalikan duniaku yang seperti dulu.
.
.
.
"System robot Zero diaktifkan!"
3 tahun setelah monster-monster itu menguasai bumi pada saat itu secercah harapan muncul dengan munculnya robot setinggi 3 meter yang datang membantu untuk membunuh para monster dan orang-orang yang selamatpun bertarung untuk membunuh apa yang telah direnggut oleh mereka.
Mereka adalah robot pertama yang diciptakan oleh Dr. Veres Gwran yang diberi nama robot Zero.
Selama 5 tahun manusia dan juga robot terus bekerja sama untuk terus membasmi musuh manusia. Yaitu monster yang mereka sebut Dead Soul.
Namun kedamaian tidak pernah berjalan selamanya dikarenakan manusia yang selamat terindifikasi sebagai manusia yang terinfeksi. Satu persatu manusia yang dinyatakan terinfeksipun menghilang secara misterius.
.
.
.
Hingga...
2 tahun kemudian
"Bangunlah, Levi."
...****************...
Semua yang kulihat hanya gelap gulita, dimana ini? Apa yang terjadi? Suara?
“Subject Batu Mulia, Diamond Soul berhasil hidup.”
Batu mulia? Diamond soul? Apa maksudnya? Kenapa aku tidak bisa menggerakkan mataku, tanganku? Badanku? Aku tidak bisa merasakannya. Apa yang terjadi?
Krak Krak Grrrrr
Suara apa itu?
Aku berusaha untuk membuka kelopak mataku dan pada akhirnya perlahan-lahan sebuah cahaya mulai memaksa masuk menerobos kornea mataku. Langit biru dengan awan yang saling beriringan merupakan hal pertama yang kulihat. Mataku seolah-olah melihat dengan kacamata 3D dimana aku menemukan sekelilingku yang merupakan bangunan-bangunan tinggi pencakar langit hancur seperti terkena ledakkan. Aku tidak tahu apa yang terjadi namun pandanganku kembali kepada langit biru itu. Menghilangkan tanda tanya kenapa semua bangunan itu seperti itu.
“Sangat indah.” Itulah ucapan pertama yang diucapkan oleh bibirku tanpa tahu apa yang akan menungguku nantinya.
Krrrk Grrr
Suara itu lagi? aku berusaha untuk mencoba menolehkan kepalaku kearah kiri saat aku melihat sesosok monster aneh. Seperti lintah namun ukurannya sangat besar. Giginya besar dan juga runcing melingkar diseluruh permukaan mulutnya. Jangan lupakan lendir yang bergelayut disekitaran mulutnya yang terbuka lebar.
“A-apa? Itu?” aku perlahan bangun, tidak peduli betapa terkejutnya diriku namun aku mengira semua ini hanya mimpi?
Tiba-tiba sebuah robot mungil seukuran bola basket dan memiliki layar yang mengeluarkan emoticon imut ketika dia berbicara muncul dan melakukan pemeriksaan kepadaku. Dan sebuah suara cempreng muncul dari robot tersebut.
“Halo!!! Diamond Soul.” Teriaknya yang membuat monster lintah itu melirik kearahku dan mulai bergerak perlahan kearahku. Mungkin aku sedikit terkejut betapa monster itu sedang makan siang. Bukan makanan yang layak dimakan manusia namun dia memakan manusia. Cukup aneh dan terkesan ambigu namun ketahuilah monster itu sedang melahap manusia. Aku rasa mereka sudah mati.
“Ah?! Apa waktunya tidak tepat?” tanya robot itu yang melihat monster lintah itu mulai beringsut untuk melompat kearahku.
Melihatku yang masih terdiam, robot mungil itu langsung berteriak, “Jangan terdiam saja!!! Lari!!! Akan aku jelaskan saat lari.”
“Hah?” tanyaku yang masih terdiam.
“Kau mau hidup atau tidak?!” teriaknya lagi. “Bangun dan kemudian lari! Kerahkan semua tenagamu diamond Soul….!”
“Diamond Soul?” tanyaku dan perlahan bangkit walaupun aku sangat kesusahan. “Namaku Leviatan… Leviatan Haru.” Kataku memperkenalkan diriku walaupun tidak ditanya dan berusaha bangkit untuk lari. Satu hal yang aku rasakan adalah tubuhku sangat berat. Seakan-akan tubuhku sudah mengalami obesitas yang sangat parah.
“Oh rupanya kapasitas otakmu berfungsi dengan baik! Dan ayo lari!” teriaknya lagi.
Sesaat robot itu menyuruhku untuk lari sesaat itulah monster lintah itu melompat untuk memangsaku yang ukuran monster lintah itu 200 kali dari lintah biasanya.
“KYAAAAHHH!” teriak robot tersebut. “A! kau baik-baik saja?” tanyanya khas suara yang menurutku seperti suara manusia. Apa dia manusia?
Untunglah saat monster itu melompat kearahku, Reflek aku juga melompat kesamping dan kemudian langsung lari.
“Ha?! Kau sudah lari?” kata robot itu dan kemudian mengikutiku yang sekarang dikejar oleh 5 ekor monster lintah yang melompat-lompat dibelakangku. Memamerkan giginya yang besar-besar dan mengerikan.
“Hmmm, oke akan aku jelaskan. Namaku adalah System 31200456 code Diamond Soul. Aku adalah robot yang akan selalu menemanimu disaat suka maupun duka… jadi kau bisa memanggilku kapan saja dan dimana saja dengan menyebutkan namaku System 31200456 code…”
Belum sempat robot itu melanjutkan kata-katanya, aku memotongnya. “…bagaimana cara membunuh mereka? Tubuhku berat dan mataku kabur.”
“Owhh… aku lupa soal itu. Tubuh diamond Soul memiliki kekuatan untuk menciptakan senjata yang terbuat dari diamond dan merupakan salah satu batu mulia yang terkuat dan juga tertajam didunia, hehe. Coba kamu bayangkan sebuah senjata yang ada difikiranmu.”
“Aku tidak bisa.” Kataku. Tubuhku berat untuk berlari apalagi untuk menghindar dari serangan lintah raksasa itu. Dan robot ini malah menyuruhku untuk membayangkan senjata? Yang terfikirkan oleh ku saat ini hanya pedang panjang atau sebuah sabit seperti di film-film malaikat kematian. Yah aku menyukainya, apabila aku yang menjadi tokoh utama di dalamnya yang bersiap untuk membunuh siapapun.
“Ha? Aku kira otakmu tidak bermasalah.”
“System apa kau bisa berubah menjadi senjata?” tanyaku karena terlalu lelah dan juga aku berharap ini semua mimpi namun disuatu sisi ada perasaan aneh yang tidak aku tahu apa itu.
“Tentu saja, karena tubuhku dilengkapi dengan senjata api yang…”
“… kalau begitu berubah lah menjadi senjata api apapun itu… dan hancurkan monster lintah itu.” Kataku sambil meraih robot itu dan mengarahkan robot itu menghadap monster lintah itu.
“Heh???” robot itu tidak terima namun pada akhirnya tangan mungil robot itu berubah menjadi shootgun yang menembak monster lintah yang berada di hadapannya. Dari arah samping ternyata masih ada monster lintah dan sontak aku membayangkan senjata seperti pedang panjang dan saat itu terciptalah pedang panjang yang berkilauan, tidak melewatkan sedikitpun kesempatan aku langsung menebas monster lintah yang berada di jangkauan pedangku dan kemudian seperti didalam video game aku bergerak untuk menebas semua monster yang ada di hadapanku. Saat ini aku merasakan tubuhku sedikit ringan ketika aku mengayunkan senjataku ke arah monster lintah itu. Aku menebasnya dan melompat menghindar dari serangan. Memang sulit namun entah kenapa aku menyukainya.
“Dibelakangmu System!” kataku memperingatkan robot yang malah terdiam melihatku.
Robot melirik kebelakang dan kemudian langsung menembak dengan shootgun.
Pada akhirnya aku dan robot itu bertarung dengan saling membantu satu sama lain dan melindungi satu sama lain. Dan tidak terasa… dari saat matahari masih menyingsing dan langit masih biru sudah berubah menjadi langit malam yang berbintang.
“Aku tidak menyangka akan membunuh semua monster lintah ini dihari kamu terbangun.” Ucap Robot yang berada di belakang tubuh Levi yang terduduk lelah. “Biasanya robot tidak pernah ikut bertarung dengan soul. Dikarenakan kami hanya sebagai pemberi informasi untuk para soul.”
“Soul?” tanyaku. “A-apa yang terjadi?” tambahku pada akhirnya setelah mengumpulkan sejenak nafas agar aku tidak mati karena lupa bernafas.
“Hmmm? Kamu tidak mengingatnya Levi?” tanya robot itu.
“Tidak, aku hanya mengingat namaku dan aku sepertinya… membenci dunia ini.” Lirih Levi
“Hmm.. sepertinya kamu tidak salah sih, tapi dunia yang sekarang bukan dunia yang dulu kamu tempati. dan sekarang kamu berada di luar SHIELD.”
“Shield?”
“Shield merupakan tempat para manusia hidup dimana para soul ditugaskan untuk menjaga manusia dari monster yang dikenalkan dengan dead soul. Dan monster yang kita lawan hanya merupakan monster kecil dan terbilang lemah dan tentu saja mereka bukan tergolong dari dead soul melainkan mereka adalah bias dari monster dead soul.”
Ha? Lemah katamu?
^^^^^^Bersambung^^^^^^
“Shield merupakan tempat para manusia hidup dimana para soul ditugaskan untuk menjaga manusia dari monster yang dikenalkan dengan dead soul. Dan monster yang kita lawan hanya merupakan monster kecil dan terbilang lemah dan tentu saja mereka bukan tergolong dari dead soul melainkan mereka adalah bias dari monster dead soul.”
Ha? Lemah katamu?
“Monster Dead Soul lebih kuat dan juga keras dibandingkan dengan monster yang kita lawan tadi.” lanjutnya
“Maaf System, sepertinya aku tidak paham.”
Robot menatap Levi dengan serius, “…lebih tepatnya Soul merupakan manusia yang terinfeksi yang dibangkitkan. Dan kamu adalah salah satu soul itu yang berjenis Diamond. Seluruh tubuhmu terbuat dari diamond, dan kekuatanmu juga berasal dari diamond. Sedangkan dead souls adalah hewan, tumbuhan dan manusia yang mengalami perubahan genetik dan kemudian mati dikarenakan tidak sanggup mempertahankan bentuk, sifat, dan wujud aslinya sehingga menyebabkan mereka berubah menjadi monster.”
Levi menatap robot itu dan kemudian mengangkat tangannya yang seperti manusia biasa namun terdapat butiran-butiran mengkilat seperti glitter yang bewarna-warni ditangannya.
“Jadi, apa aku… sudah mati?” tanyaku dan kepalaku sakit ketika aku mengingat kilasan aneh saat berada di dalam tabung dan kemudian tubuhku seperti di blender hingga hancur berkeping-keping.
“Benar… kau sudah mati.” Ucap robot membenarkan.
Malam itu dingin, sangat dingin. Sehingga aku tidak tahu apakah aku ingin bangun lagi setelah itu atau aku tidak ingin bangun sama sekali. Namun entah apa aku bisa memercayai ucapan aneh robot itu atau tidak, tetap saja apa yang telah aku lalui hari ini membuktikan bahwa aku berada di dunia yang berbeda dengan sebelumnya. Apakah ini masih di bumi?
.
.
Aku terbangun saat matahari sudah mulai tinggi, cahaya yang menyilaukan itu membuat tubuhku hangat. Dan robot aneh yang senantiasa disampingku masih dalam keadaan tertidur?
“Hei system?” kataku pelan
Robot berbentuk bulat dengan wajahnya yang seperti layar itu membuka matanya dan menatapku. Tentu saja grafik dari gambar mata dan mulutnya seperti robot pintar yang lumayan lucu.
“Selamat pagi, Code Diamond Soul.” Katanya sambil terlihat seolah-olah sedang menguap.
“Kau benar-benar tertidur?”
“Tentu saja tidak, aku dalam mode standby.” Katanya dan melakukan peregangan tubuh yang dilakukan oleh robot.
Tiba-tiba sebuah status layar transparan menyerupai hologram muncul dihadapanku dengan menampilkan status yang dimiliki oleh robot tersebut dan juga tampilan tubuhku. Iyap benar, status tubuhku sekarang mengatakan berada pada level 5 dan tercatat disana adalah namaku, Leviatan Haru. Di bagian atas sebelah kiri terlihat tampilan robot dengan panggilan sintingnya. Dan saat aku menyentuh nama robot tersebut, namanya bisa diganti.
“Hm, apakah kamu ingin mengganti namaku Levi?”
“Sepertinya begitu. Memanggilmu dengan panggilan System atau apalah itu membuatku kesal.”
“Heh??? Padahal namaku unik loh…” katanya sambil manggut-manggut.
Hmm.. dilihat dari karakteristiknya yang bisa berubah menjadi senjata, sepertinya nama yang baik untuknya adalah handgun? Atau….
“Syima.” Kataku.
“Hm? Syima?”
“Systema Nano.” Kataku karena ingat iklan pasta gigi yang menggunakan systema nano untuk memutihkan gigi.
“Boleh juga hehe.” Katanya sumringah. “Mulai dari sekarang System 31200456 code Diamond Soul akan menyandang nama Syima. Diterima.”
Setelah robot itu menyetujuinya, Aku melihat-lihat lagi apa saja komponen yang terdapat dalam robot tersebut dan ternyata robot tersebut dapat ditingkatkan lagi dengan komponen-komponen yang terdapat pada tubuh monster. Dikarenakan pada sebelumnya aku membunuh banyak monster lintah, maka bagian tubuh yang dibutuhkan untuk meningkatkan Syima sudah terdeteksi yaitu partikel diamond heteroin yang terdapat pada tubuh monster lintah tersebut.
“Syima.” Panggilku
“Iya Levi?” jawabnya.
“…” aku terdiam sejenak bingung untuk menanyakannya. Secara Syima benar-benar seperti robot yang dikendalikan oleh manusia. “Apa kau manusia?”
“Hm?? Tentu saja aku ini adalah sebuah robot dan Inteligen Intelektual ku juga mengatakan bahwa aku adalah sebuah robot yang terbuat dari nano. Dan ilmuwan yang menciptakanku adalah Dr. Veres Gwran. Sekarang Levi, letakkan tanganmu diatas kepalaku.”
Aku meletakkan tanganku di atas kepala botak nan licinnya dimana disana terdapat sensor yang merespon sidik jariku. Layar transparan tiba-tiba saja muncul dihadapanku menampilkan lisensi robot Syima tepat dihadapanku. Dimana secara cepat aku membacanya bahwa tenologi super canggih ini bisa dipergunakan, di tingkatkan dan dimodifikasi sesuai dengan karakteristik dari Soul yang bersamanya. Dan akan terus aktif sampai Soul dinyatakan telah tewas (mati). Program yang diciptakan dari robot nano ini adalah untuk tidak melukai manusia dan juga soul yang menjadi tuannya.
“Hmm begitu ya.”
“Apapun keinginan dan kebutuhanmu selama tidak merusak protokol keselamatan. Aku akan terus mengikutinya.” Kata Syima lagi menjelaskan.
Aku melihat-lihat seluruh layar hologram yang muncul dihadapanku yang menampilkan tempat penyimpanan yang kosong dan gambar berbentuk Syima.
“Aku ingin melakukan peningkatan kepadamu dengan mengumpulkan ini.” Kataku pada Syima pada akhirnya.
“Uwoooh… benarkah? Sangat jarang ada Soul yang mau melakukan peningkatan pada robot sepertiku.”
“Benarkah?” tanyaku, sepertinya dia sangat berguna pada pertempuranku sebelumnya.
“Benar. Biasanya para manusia yang diubah menjadi soul akan lebih mementingkan kekuatan mereka sendiri. Tapi apapun yang kamu pilih, aku akan tetap mengikutinya.”
Hm… peningkatan kekuatan ya? Benar juga sih dan juga entah kenapa aku tidak terlalu terkejut dengan dunia yang hancur dan ada monster dimana-mana ini. Karena aku merasa mungkin aku akan lebih berguna di dunia ini.
“Partikel diamond heteroin. Sepertinya kita membutuhkan itu untuk meningkatkan kekuatanmu.” Kataku.
“Iya, ayo kita kembali lagi ketempat sebelumnya dan mengambilnya. Semoga saja partikel itu belum dimakan oleh monster lain.” Ajak Syima.
Aku melirik kearah Syima yang terbang melayang. “Apakah bisa begitu?”
Syima berada di hadapanku. “Tentu saja, bangkai yang tergeletak begitu saja bisa dimakan oleh monster lain untuk menambah kekuatan mereka, ukuran dan juga energi mereka. Dan hal ini juga berlaku untuk Soul.”
“Berlaku untuk Soul?”
“Benar. Jika Soul tewas maka Soul yang membunuhnya boleh memakannya atau mengambil energinya untuk dijadikan sebagai kekuatan tambahan dari Soul. Namun kekuatan Soul tidak boleh membunuh manusia biasa.”
Aku sedikit tertegun, berarti untuk mendapatkan kekuatan di dunia yang hancur ini adalah dengan membunuh atau dibunuh.
“Tapi…”
“Tapi?” beoku.
“Untuk memakan Soul lain akan ada konsekuensinya.”
“Konsekuensinya?”
Syima mengangguk. “Jika memakan daging dari Soul kekuatan unik dan level mereka memang berpindah namun dampaknya ada pada robot pendamping mereka yang akan menunjukkan indikator merah dan akan rentan di bunuh oleh robot pendamping hijau.”
“Jadi kau saat ini merupakan indikator hijau?” tanyaku dan kemudian Syima menampilkan status hijau di tampilan profilnya.
“Iya.”
“Hmmm,,, aku juga tidak ingin makan daging manusia.” Timpalku mengingat untuk memakan daging manusia itu merupakan tindakan kanibal walaupun mereka itu adalah soul membuatku sedikit jijik. “Lalu apakah ada cara yang lain?”
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
^^^^^^Bersambung^^^^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!