Hari ini adalah hari perayaan berdirinya perusahaan Fermont Realty. Perusahaan yang didirikan Keluarga Fermont yang sudah diwariskan selama beberapa generasi. Heinrych Fermont, seorang pria berusia dua puluh delapan tahun adalah pemilik saat ini perusahaan besar itu.
Untuk merayakan berdirinya perusahaan, Keluarga Fermont mengadakan sebuah pesta besar selama tiga hari berturut-turut. Orang-orang yang menghadiri pesta adalah tamu-tamu penting dari dalam dan luar negeri. Suasana yang meriah itu membuat mereka tidak menyadari sebuah fakta mengejutkan tentang pemilik perusahaan Fermont Realty.
Heinrych Fermont sebenarnya sangat membenci istrinya, Reneva Evacska. Tentu saja, Heinrych berpikir mereka tidak akan peduli karena mereka hanya fokus pada pesta dan bersenang-senang saja.
Heinrych dan Reneva bahkan tidak datang bersama, dipesta ini pun mereka tidak saling menyapa. Sementara Heinrych sibuk berdansa dengan banyak wanita cantik, Reneva hanya duduk diam disudut ruangan dengan ekspresi datar seolah ia sudah terbiasa dengan sikap suaminya.
Ayah Reneva, Hans Evacska sangat kesal dengan perlakuan Heinrych terhadap putrinya. Namun ia tidak bisa bersikap seenaknya dipesta besar itu.
Para tamu undangan yang memperhatikan ekspresi Hans segera menghampiri Reneva dan membicarakan hal itu. Namun Reneva tidak menanggapinya, dia bersikap seolah tidak mendengar atau melihat apapun disana.
" Aku ingin mengumumkan sesuatu pada kalian hari ini. "
Heinrych membuka suaranya. Wajah tampannya yang tersenyum benar-benar memikat hati para wanita yang berada diaula pesta. Tapi wajah itu tiba-tiba berubah menjadi serius.
Wajah yang benar-benar dibenci oleh mereka yang sudah sangat mengenal Heinrych. Karena tidak pernah ada hal yang baik ketika Heinrych sudah memasang wajah itu.
" Aku sudah menikah selama 2 tahun, tapi sepertinya belum ada tanda-tanda kehamilan pada istriku. "
Heinrych yang mulai berbicara tentang hal itu kemudian mengangkat gelas anggurnya, seringai tipis disenyumnya membuat Hans menatap tajam padanya. Para tamu undangan pun mulai menyadari permusuhan diantara mereka berdua.
Faktanya Heinrych memang tidak pernah tidur dengan Reneva semenjak pernikahan mereka. Bahkan tikus dirumah mereka pun tahu tentang fakta itu. Sungguh sangat licik mengatakan hal itu, saat semua itu terjadi karena dirinya sendiri.
Reneva yang mendengarkan hal itu masih memasang wajah tanpa ekspresi seolah itu bukan masalah dirinya. Pikirannya mungkin sedang mengembara jauh entah kemana.
" Karena hubungan kami sangat dingin, mungkin kami harus membuat sebuah perubahan dalam hubungan kami. "
" Perubahan seperti apa? "
Seorang tamu undangan tampak sangat penasaran.
Tanpa menjawab Heinrych segera memanggil seorang pelayan dan membisikkan sesuatu padanya. Pelayan itu pergi ke pintu masuk aula. Pintu aula segera terbuka dan seorang wanita berambut hitam panjang masuk dengan elegan, ia mengenakan gaun yang sangat indah.
Aula pesta menjadi hening sesaat. Mereka kemudian saling berbisik, mengatakan bahwa gaun yang dikenakan oleh wanita itu adalah gaun desainer terkenal yang hanya ada satu didunia.
Wanita itu berjalan dengan anggun mendekati Heinrych. Para tamu undangan melirik Reneva dan ayahnya Hans saling bergantian.
Hans terlihat benar-benar marah, wajahnya merah padam. Reneva yang tidak berekspresi kini terlihat mengerutkan keningnya.
" Sayang, kau membuatku malu untuk hadir diacara seperti ini. "
Isabella mendekati Heinrych dan mengabaikan mereka yang menatapnya dengan tajam.
Heinrych pun segera memeluk pinggang Isabella dengan lembut.
" Aku sedang berpikir untuk menjadikan Isabella sebagai istri kedua ku. "
Heinrych hanya menyeringai kecil, seolah tidak mendengar mereka yang tampaknya tidak setuju dengan ide itu. Heinrych menyibukkan dirinya dengan memberi Isabella segelas anggur.
Dalam beberapa generasi sebelumnya, Keluarga Fermont tidak pernah memiliki dua istri sekaligus.
" Aku sudah mengambil sesuatu yang berharga darinya, bukankah aku harus bertanggung jawab. "
Apa wanita itu sedang mengandung calon penerus Fermont?
Para tamu undangan mengartikan kata-kata Heinrych dengan imajinasi mereka sendiri.
Heinrych yang tidak pernah peduli pada Reneva, berani memamerkan kemesraannya dengan Isabella didepan begitu banyak orang dan dipesta sebesar ini. Hans benar-benar tidak tahan lagi atas penghinaan itu dan berteriak pada Heinrych.
"Kau.. "
Suaranya bergema diaula pesta besar itu. Heinrych segera melirik Reneva dengan tajam.
" Istriku, kamu tidak cemburu kan? Aku butuh seorang penerus untuk meneruskan bisnisku dimasa depan. Karena kamu tidak bisa memberikannya."
Penyataan itu tidak ada bedanya dengan mengatakan bahwa Reneva tidak bisa memiliki anak (mandul). Reneva masih dengan wajah tanpa ekspresinya seolah itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.
" Iya. "
Jawaban yang singkat. Heinrych melihat wajah Reneva yang acuh tak acuh, ada sedikit kemarahan muncul diwajah Heinrych.
" Baguslah kalau tidak ada masalah. Kita harus segera mempersiapkan acara pernikahannya. Masih ada pekerjaan yang harus ku lakukan. Jadi kalian nikmati saja pestanya. "
" Sayang.. "
Heinrych meletakkan gelas anggurnya dan pergi dengan memeluk pinggang Isabella.
Kemegahan pesta terlihat seperti lelucon yang buruk untuk Reneva. Saat semua mata tertuju padanya, ia berbicara dengan nada tidak peduli.
" Lakukan saja apa yang dia inginkan. "
Pesta perayaan ini, mungkin hanya menjadi tempat untuk menunjukkan bahwa Heinrych memiliki wanita lain yang dicintainya.
Reneva Evacska adalah satu-satunya putri Hans Evacska, yang memiliki kekuasaan dan kekayaan yang setara dengan Keluarga Fermont. Ada banyak gosip yang menceritakan tentang kasih sayang Hans terhadap Reneva putrinya.
Dia adalah putri satu-satunya Hans Evacska, wajar saja jika dia dibesarkan dengan lembut dan kasih sayang yang melimpah. Itulah alasan kenapa Heinrych tidak menyukai Reneva.
" Rene.. "
" Ayah, aku tidak apa-apa. Jangan khawatir. "
Pada hari pernikahan mereka, Heinrych benar-benar muak melihat Reneva yang menangis. Hans yang menyeka air mata putrinya pun terlihat sangat menjijikan dimata Heinrych. Seolah-olah wanita itu terpaksa menikah dengan Heinrych, padahal sebenarnya Heinrych-lah yang enggan dengan pernikahan itu.
Bagaimana pun ini adalah pertama kalinya Reneva menunjukkan wajahnya. Banyak gosip yang mengatakan bahwa dia sudah lemah sejak lahir. Itulah mengapa Hans tidak pernah menunjukkan wajah putrinya.
Reneva begitu cantik dengan rambut panjang berwarna coklat tanah dan bola mata berwarna hazelnut yang memikat. Berbeda dengan wajahnya, tubuhnya terlihat kurus dengan kulit putih pucat. Mereka semakin mengerti mengapa Hans tidak membiarkan putri cantiknya itu pergi ke dunia luar.
" Akhirnya aku melihatmu. "
Heinrych menghampiri mempelai wanitanya. Ucapannya yang sarkas, membuat tamu yang hadir mengira mereka tidak pernah bertemu sekali pun sampai hari pernikahan mereka ini.
Reneva menatap Heinrych dengan matanya, mata yang seolah-olah menunggu sesuatu dari Heinrych. Heinrych benar-benar tidak suka dengan mata yang sama persis seperti Hans itu.
Apa kau berharap aku akan membisikkan kata cinta padamu?
" Iya.. "
Jawaban yang lambat dan pelan. Pernikahan itu berakhir begitu saja tanpa ciuman sumpah atau janji pernikahan. Heinrych meninggalkan aula dengan wajah tidak senang, hal itu menimbulkan beragam gosip diaula.
" Jangan khawatir, aku akan berbicara dengannya. "
Reneva meraih tangan ayahnya dan berbicara dengan tegas.
Para tamu yang tidak menyukai Hans segera memberi tahu Heinrych tentang apa yang mereka dengar itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku? "
Heinrych yang menghilang saat pesta pernikahan datang ke dalam kamar tidur Reneva dengan wajah dingin. Dia datang hanya untuk mendengar apa yang akan dikatakan wanita dihadapannya.
" Apa? "
Reneva yang hanya mengenakan gaun tidur tampak kebingungan dengan pertanyaan itu.
" Ah.. Saya hanya.. "
" Apa kau tau bagaimana perasaanku terhadap ayahmu? "
Heinrych yang tiba-tiba memotong pembicaraan membuat Reneva tidak bisa menyelesaikan perkataannya.
Wajah Heinrych terlihat dingin dengan suara yang tenang, namun ada sedikit kemarahan yang terdengar disetiap kata-katanya.
" Saya tahu.. "
Suara Reneva terdengar begitu pelan selang beberapa saat.
" Hah.. "
" Kau tahu? Apa kau juga tahu, jika suatu hari nanti aku bisa menghancurkan ayahmu? "
Reneva tampak tidak begitu peduli dengan pertanyaan itu.
" Jika anda memang bisa, lakukanlah. "
" Apa? "
Heinrych tampak terkejut dengan jawaban Reneva yang tidak terduga.
" Saya menyuruh anda menghancurkannya, jika anda memang bisa. "
Heinrych hanya tertawa mendengar jawaban Reneva. Tidak seperti tubuhnya yang terlihat lemah, suaranya dingin tanpa emosi.
Reneva melirik Heinrych yang terlihat sangat marah.
"Jika tidak bisa, akan lebih baik jika anda memiliki seorang anak dengan saya. "
Heinrych menggertakkan giginya karena merasa terhina. Sementara Reneva hanya memasang wajah yang seolah dia benar-benar tidak peduli pada apapun.
" Saya bukan seorang gadis polos yang datang ke sini untuk mendapatkan cinta romantis dari anda. Bukankah tidak ada salahnya, jika kita berpura-pura berhubungan baik karena itu juga akan menguntungkan anda. "
Heinrych mengerti betul arti ucapan Reneva. Karena anak yang lahir diantara mereka akan menjadi penerus dari dua keluarga besar dengan kekuasaan dan kekayaan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Mungkin itu sudah cukup untuk membungkam ambisi mengerikan Hans yang ingin memiliki segalanya. Tapi, untuk apa dia mengikuti keinginan orang tua gila itu?
" Kau benar-benar wanita mengerikan. "
" Iya.. "
" Ingatlah, ini bukan rumahmu yang dulu. Jika kau bertindak bodoh, aku bisa saja membunuhmu sampai seekor semut pun tidak mengetahuinya. "
Kemarahannya benar-benar menjadi sebuah ancaman bagi Reneva. Heinrych kemudian berpaling dari Reneva dan bersiap keluar dari ruangan itu.
" Tuan.. "
Reneva memanggilnya dengan pelan, tapi dia tidak menoleh sedikit pun ke belakang.
" Sekarang saya juga bagian dari keluarga Fermont. "
Heinrych terlihat sangat kesal, dia akhirnya meralat ucapannya tadi.
" Aku tidak hanya membenci Hans, tapi semua orang yang memiliki darah yang sama dengannya. "
" Kau bisa menjadi istriku, tapi hanya itu saja. "
Heinrych meninggalkan Reneva pada malam pertama pernikahan mereka.
Setelah menikah, Reneva hanya berdiam diri dirumah. Semua urusan keluarga pun dia tidak diizinkan untuk ikut campur. Bahkan untuk melihat suaminya setiap saat pun adalah hal yang mustahil.
Reneva menjalankan hidupnya seperti biasa. Meskipun tidak pernah keluar dari rumah, dia cukup menikmati itu dan hidup dengan baik.
Heinrych yang mengetahui itu benar-benar semakin membencinya. Bahkan jika bisa, dia tidak mau melihat wajah Reneva walau hanya beberapa detik.
Ada saat-saat dimana dia harus membawa Reneva di acara penting, namun dia lebih memilih bersama wanita lain dan mengabaikan Reneva.
" Heinry.. "
Reneva dan Anne asisten pribadinya mendengar bisikan pelan dari seorang wanita yang dibawa Heinrych hari ini.
Wanita itu cukup berani memanggilnya dengan nama itu. Max, kepala pelayan keluarga Fermont menatap tajam ke arah wanita yang dibawa Heinrych. Namun Heinrych malah menatap wanita itu dengan begitu lembut.
" Apa ada hal yang kamu inginkan, katakanlah? "
" Apakah kamu akan memberikannya? "
Reneva terlihat tidak terlalu peduli, ketika melihat Heinrych suaminya berbisik mesra dengan wanita lain tepat dihadapannya.
Semua orang dirumah itu sudah tahu bahwa mereka saling mengabaikan satu sama lain.
" Aku hanya ingin melihat "Seven Ring" setidaknya sekali seumur hidupku, bolehkah? "
Wanita itu merengek disamping Heinrych.
Max dan para pelayan cukup tercengang dengan permintaan itu, tidak terkecuali dengan Reneva.
Seven Ring adalah sebuah cincin dengan tujuh permata berbeda diatasnya. Itu adalah cincin yang diwariskan dari generasi ke generasi untuk nyonya rumah keluarga Fermont. Bahkan Heinrych tidak memberikan itu kepada Reneva meski pesta pernikahan sudah dilangsungkan begitu lama.
Wajah Max merah padam karena marah, tapi Heinrych hanya tertawa dan menganggapnya sangat lucu.
Apa dia benar-benar akan membiarkannya melihat itu?
" Tuan.. "
Heinrych tampak memiringkan wajahnya.
" Kenapa? Kau juga tidak menginginkannya bukan? "
Tatapan Reneva tidak berubah, bahkan ia tidak goyah sedikit pun karena pertanyaan itu. Para pelayan dirumah itu menunggu apa tanggapan Reneva, namun ia tetap bungkam sampai akhir.
Heinrych hanya tertawa kecil atas diamnya Reneva, dia segera pergi dari ruangan itu bersama wanita yang dibawanya.
Setiap tiba makan malam, suasana itu selalu jauh lebih dingin daripada musim bersalju. Tidak ada percakapan diantara keduanya, hanya ada kesunyian. Jika ada sebuah percakapan yang terjadi, maka akan selalu berakhir menjadi sebuah perdebatan panjang.
" Jangan menghubungi ayah mu diam-diam. "
" Apa? "
Reneva tidak menyangka akan ada percakapan dihari yang tenang ini.
" Jangan pernah mengatakan apapun tentang apa yang terjadi diantara kita pada ayahmu. Dan.. "
" Iya.. "
" Aku belum selesai bicara? "
Reneva mengangkat wajahnya dengan ekspresi malu, dia baru saja melakukan sebuah kesalahan.
Heinrych hanya terdiam membisu melihat ekspresi baru yang ditunjukan Reneva.
" Aku lelah dengan ayah mu yang selalu ikut campur tentang pernikahan kita. "
" Bukankah itu hanya percakapan antara mertua dan menantunya. "
" Dia terlalu ikut campur. "
" Tapi memang bukan rahasia lagi jika anda memang membenci saya dan mengabaikan saya bukan? "
Berbeda dengan kata-katanya, nada suaranya tenang tanpa ada tanda-tanda kebencian seolah dia hanya mengatakan fakta yang ada.
Kata-kata itu terdengar aneh bagi Heinrych, apa selama ini hanya dia yang membenci Reneva tapi ternyata Reneva tidak?
Bayangan Hans dirapat tadi benar-benar membuatnya kehilangan nafsu makan. Dia berhenti makan dan melemparkan alat makan yang dia pegang. Dia segera pergi tanpa menoleh lagi ke belakang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mereka tidak terlalu sering makan bersama, namun ketika hal itu terjadi hanya ada kesunyian diantara mereka. Satu tahun sudah berlalu sejak pernikahan mereka.
" Tuan, tidurlah dikamar saya hari ini? "
Reneva membuka suaranya pelan seolah dia memang tidak akan mengatakannya lagi.
" Kenapa aku harus melakukannya? "
" Bukankah lebih baik melakukannya sesekali. "
" Apa ayahmu yang menyuruhmu? "
Heinrych bertanya pada Reneva dengan ekspresi aneh diwajahnya. Heinrych tahu bahwa beberapa hari ini Hans selalu datang berkunjung ke sini.
Reneva terdiam beberapa saat.
" Ayah hanya sedikit khawatir pada saya. "
" Bukankah kau yang lebih tahu bahwa aku tidak akan meredakan rasa khawatir ayah mu itu. "
" Ini juga untuk kebaikan anda, saya bersungguh-sungguh. Sebenarnya apa yang anda pikirkan? "
Perkataan Reneva malah terdengar seperti sebuah ancaman untuk Heinrych.
" Aku tahu mana yang terbaik untuk ku. "
" Tuan.. "
" Sebaiknya kau diam. Jika kau tidak mau merusak nafsu makan ku. "
Suasana itu mejadi tegang karena ucapan Heinrych, para pelayan yang berdiri tidak jauh dari meja makan pun terlihat mulai gemetar ketakutan karena perdebatan itu.
Reneva memasukkan beberapa potong daging ke dalam mulutnya sebelum akhirnya membuka mulutnya lagi.
" Apa yang harus saya lakukan agar anda mau datang ke kamar saya? "
Suara itu terdengar sangat kecil, Heinrych mengangkat kepalanya dan melihat wajah Reneva dengan jelas untuk pertama kalinya.
Ada emosi yang tidak bisa dijelaskan diwajah tanpa ekspresi Reneva, yang sama hanyalah mata yang tidak menyenangkan itu. Mata yang sangat mirip dengan milik Hans.
" Ada satu hal yang bisa kau lakukan. Enyahlah dari hadapanku selamanya. Jika kau menghilang dari kamar itu mungkin saja aku akan datang. "
Beberapa pelayan tersentak dengan jawaban Heinrych.
" Tapi.. "
Reneva masih berusaha dengan gigih entah apa alasannya.
Heinrych yang mulai kesal memukul meja dengan tangannya.
" Diam.. "
Dia pergi tanpa menghabiskan makanannya. Selama makan bersama berikutnya mereka tidak lagi berbicara dan mengabaikan satu sama lain.
Waktu berlalu cepat, Heinrych akan selalu membawa wanita lain ke acara penting apapun dan Reneva yang selalu mengabaikan kehadiran Heinrych dimana pun itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!