Kring kring, bunyi alarm memekak kan telinga, mestipun bunyinya sangat keras, tetapi Jesica masih tertidur pulas tampa terganggu sedikit pun.
Dengan sedikit kesal Nanda mematikan alarm di hp teman nya tersebut.
" Woi bangun, putri tidur, hari ini hari pertama kamu kerja, nanti telat, jangan sampai di pecat sebelum masuk kerja, " kata Nanda dengan memukul pantat Jesica dengan bantal.
Secepat kilat Jesica bangun.
" Ya ampun aku sudah telat, kok ngak di bangunin dari tadi juga, gimana sih ".
" Eh putri tidur, dari tadi alarm itu bunyi kali, tapi kamu malah keenakkan molor, udah buruan berangkat sono, nanti telat ".
" Iya iya" Jesica menuju kamar mandi, belum sempat masuk, malah balik lagi.
" Aduh kelupaan apa yah".
" Handuk".
" Bukan".
" Sikat gigi".
" Bukan, nah ini dia ikat rambut" Jesica mengambil ikat rambut.
" Buat apa? " tanya Nanda.
" Mengikat rambut lah, gimana sih pake nanya lagi".
" Rambut nya kan sudah di ikat, jadi buat apaan ikat rambut itu" Spontan Jesica meraba rambutnya lansung tepuk jidat.
" Eh iya yah, aku lupa hehe" Nanda malah geleng geleng kepala melihat ke lakuan Jesica.
Setelah Mandi, dan siap siap, Jesica pamit ke pada teman Kost nya Si Nanda, untuk berangkat duluan.
Jesica memilih tinggal di kost karna tidak betah satu rumah dengan ibu nya yang cerewet, apalagi ibu nya berniat nikah lagi dengan brondong yang seumuran dengan dirinya.
Tentu saja Jesica tidak mau satu rumah dengan ayah tiri, takut nanti digoda oleh nya.
Dia memesan ojek oline, supaya cepat sampai ketujuan, dia diterima di sebuah supermarket terbesar di kota itu, mestipun punya duit pas pasan tapi mau gimana lagi dia tidak mau terlambat datang ke tempat tersebut.
Tiba tiba di jalan ban motor ojek oline nya bocor.
" Duh gimana nih bang, nanti aku telat".
" Naik bus itu saja neng, supermarketnya ngak jauh lagi kok, udah ngak usah bayar, lansung pergi saja".
" Benaran nih bang, ngak usah bayar".
" Iya sana pergi aja sana".
" Ya sudah bang makasih banyak yah".
Dengan tergesa gesa dia menuju bus, tampa sengaja dia menabrak seseorang, orang itu juga memakai baju yang sama serba hitam putih, mungkin dia juga anak Training.
" Maaf maaf, aku tak sengaja" Lelaki itu tak menyahut, malah membuang muka.
"Uh sombong amat, tapi tampan sih" kata Jesica di dalam hati.
Jesica celingak celinguk mencari kursi kosong, dia melihat satu bangku yang kosong di samping sesosok lelaki yang tadi.
" Permisi, nompang lewat" kata Jesica, tetapi lelaki itu tak menjawab, Jesica berkerut kening, lalu melangkahkan kaki menuju ke bangku kosong yang berada di dekat jendela bus.
Tiba tiba bus berhenti mendadak sehingga Jesica terduduk di pangkuan lelaki itu, Jesica teriak, lelaki itu tidak suka di usik, dia pun mendorong Jesica, sehingga Jesica tersandar ke jendela.
" Kasar banget sih," kata Jesica pelan.
Lelaki itu bukan nya minta maaf malah buang muka, Jesica juga mengalihkan pandangan nya keluar.
Sesampai nya di tujuan, ternyata mereka sama sama turun, Jesica jadi heran apakah lelaki itu juga kerja disini.
Jesica melangkah cepat ke dalam supermarket, ternyata semua anak baru telah berbaris, terpaksa Jesica berbaris paling belakang, tak lama kemudian lelaki tadi juga berbaris di samping Jesica, mereka pun saling buang muka.
**
Setelah mendapat pengarahan dari pemimpin mereka, mereka lansung di tempat kan di bagian masing masing.
Jesica di tempatkan di bagian Pramuniaga, karna Jesica belum berpengalaman bekerja di supermarket.
Sedang Asik memilah milah barang, dari samping ada yang sedang mengangkat barang tak sengaja menabrak Jesica, untung saja Jesica berhasil menangkap barang tersebut.
" Minggir, jangan menghalangi jalan" Tenyata lelaki yang tadi.
"Eh eh kamu yang harus hati hati, menabrak orang sembarangan".
" Brisik, awas minggir" lelaki itu melewati Jesica.
" Eh eh tunggu, barangnya ketinggalan" tetapi lelaki itu tak peduli.
**
" Kemana tu orang, ini barang nya ketinggalan, dia ngak sadar," dari kejauhan samar samar terdengar ada orang yang sedang marah marah.
Seketika Jesica berhenti ternyata lelaki tadi yang kena marah sama atasan.
" Boy, kamu bodoh sekali, barang sekecil itu bisa kamu hilangkan" Ternyata lelaki itu bernama Boy, cocoklah dengan ketampanannya.
" Maaf pak, tadi saya bawa, tapi tidak tau tercecer di mana".
" Saya tidak mau tau, kamu harus temukan barang itu, barang itu lebih penting dari pada kamu yang berkerja disini" seketika Jesica melihat tangan Boy mengepal menahan emosi.
Dengan secepat kilat Jesica menghampiri ke dua lelaki itu, dan menyerahkan barang itu kepada boy.
" Maaf barang nya ketinggalan, " terlihat Boy tersenyum melihat barang itu.
Dengan cepat Boy mengambil barang itu dan di serahkan kepada atasan.
" Mmm ya sudah boy, ini peringatan pertama mu, jangan sampai cereboh lagi".
" Iya pak, makasih pak, lain kali saya tidak sepeti ini".
Atasannya mengangguk, lalu melirik kepada Jesica.
" Kamu juga anak baru di sini? ".
" Iya pak".
" Kalian sudah saling kenal" dengan cepat Jesica dan Boy saling menggeleng serentak.
" Tunggu apa lagi, ayo saling kenal" kata atasan tersebut.
Mereka saling menggeleng dengan senyum malu malu.
" Ini perintah, cepat" Jesica dan Boy saling pandang. " Ayo".
" Nama ku Boy".
" Jesica".
" Gitu dong, kalian itu satu tim, harus saling kenal, masak satu tempat kerja tidak saling kenal, ya sudah lanjutkan kerjaan kalian".
" Ya pak" jawab mereka kompak.
Atasan tersebut meninggal kan mereka.
Mereka pun salah tingkah, Jesica berniat ingin pergi, tiba tiba.
" Makasih, " Jesica melirik Boy.
" Buat Apa? ".
" Ya maksih saja, sudah kembalikan barang itu, jika tidak aku pasti sudah di pecat".
" Biasa saja, tapi lain kali, jika kamu butuh bantuan aku, boleh lah di bayar pake bakso, hehe" mendengar perkataan Jesica ,Boy memutar bola mata malas.
" Matre".
" Apa kamu bilang? ah" Jesica memukul bahu Boy pelan.
Boy menoyor kepala Jesica pelan
" kamu matre puas".
" Enak saja," tiba tiba saja perut Jesica bunyi, wajar saja bunyi, karna belum makan dari pagi.
Boy tertawa mendengar perut Jesica.
" Ya sudah sini aku traktir bakso di luar, sekarang sudah jam 12 , waktu nya jam istirahat".
" Yakin kamu punya duit? ini hari pertama kerja loh, yakin mau traktir nih".
" Mau atau ngak nih? kalau ngak aku pergi sendiri, "
" Iya, aku mau".
" Buruan kalau gitu".
" Siap pak, tunggu, aku kelupaan apa yah".
" Hp? ".
" Bukan".
"Dompet?".
"Bukan".
" Terus apa? " Boy mulai kesal.
" O iya tisu, kalau makan bakso nanti belepotan, harus sedia tisu kan".
Dengan cepat Boy menoyor kepala Jesica.
" Jadi orang jangan oon deh, disana palingan juga di sediakan tisu, ngapain di bawa segala," Boy hanya bisa mengeleng gelengkan kepala.
" Oo iya yah aku lupa hehe".
" Jadi ngak nih".
" Jadi dong kapan lagi makan gratis, ya kan hehe" Jesica senyum kegirangan karna bisa makan gratis, jadi tidak ngeluarin duit lagi buat makan.
Akhirnya mereka keluar mencari tempat makan, tapi semua tempat penuh, tidak ada lagi tempat untuk mereka.
" Gimana nih, semua penuh, kita makan bakso abang abang tepi jalan saja yuk, tadi aku liat di sana banyak yang jual, aku yakin kamu pasti ngak punya duitkan , pake nawarin makan di lestoran ini lagi" kata Jesica mengejek Boy, Boy hanya melotot.
" What? Dia kira aku kere kali yah, enak saja ngomong se enak jidatnya, tapi aku harus tetap nyamar, semua orang tidak boleh tau siapa aku sebenarnya" kata Boy dalam hati.
"Mmm terserah kamu saja, yang penting makan, aku sudah lapar" kata Boy dengan nada menyerah.
" Yes gitu dong, akui saja kamu kere ya kan" dengan kesal Boy menjitak kepala Jesica.
" Brisik banget" kata Boy mendahului Jesica.
" Woi tunggu".
Setelah menemukan tempat yang cocok, Jesica mengajak Boy duduk di lesehan bakso abang abang tepi jalan, Boy keliatan tidak suka, karna tidak terbiasa makan di tepi jalan.
" Woi sini duduk, mau makan tidak?".
" Harus disini gitu? ".
" Ya disini, enak kok, udah jangan sok gengsi, duit pas pasan juga, kebanyakan gaya kamu".
Dengan menghembus nafas panjang, Boy mengalah dan mengikuti Jesica dan duduk disamping nya.
" Bang pesan bakso dua porsi pake tetelan ya" kata Jesica.
Dengan cepat Boy menolak.
" Engak ngak bang, saya tidak pake tetelan, kurang suka saya" Kata Boy agak geli membayangkan tetelan tersebut.
" Kenapa ngak suka, enak tau".
" Beeww, ogah liatnya saja geli".
" Dasar aneh" Boy tak peduli dia melempar pandangan ke jalan, tiba tiba dia melihat mobil sedan yang cukup di kenal nya, tiba tiba dia bersembunyi di belakang Jesica.
" Woi kamu kenapa? Ngumpet ngumpet kayak gitu, kayak pencuri saja, ".
" Diam jangan berisik, dan jangan bergerak".
" Kenapa sih, kamu aneh" setelah mobil tersebut pergi, Boy kembali duduk di samping Jesica.
" Woi kenapa, kok kamu ketakutan begitu, atau jangan jangan benaran kamu mencuri".
Spontan lagi lagi Boy menjitak kepala Jesica.
" Woi sakit kepala ku, jadi cowok jangan kasarlah, pecuma tampan tapi kasar" Seketika Boy tertawa mendengar perkataan Jesica.
" Aku memang tampan, jangan sampai naksir yah".
" Ogah, aku tidak suka cowok kasar kayak kamu".
Boy masih tersenyum, sehingga membuat Jesica menjadi salah tingkah, Melihat Jesica berlagak aneh Boy memutar pandangan matanya kembali ke jalanan.
Tidak lama, bakso pesanan mereka datang, Jesica kegirangan, lansung melahap bakso tampa henti, dan tidak lupa mengunyah tetelan nya, membuat Boy jadi geli dan berhenti makan.
" Kenapa tidak di lanjutkan makan nya," kata Jesica .
" Melihat kamu makan, aku dah kenyang duluan".
" Mmm kamu tidak suka ini yah," Jesica mengarahkan tetelan ke muka Boy.
" Woi buang ngak".
" Enak saja ini enak tau".
" Ya sudah habisin kita pergi dari sini," kata Boy kehilangan nafsu makan nya.
" Nanti dulu, terus punya mu ngak kamu di habisin? ".
" Ngak dah kenyang".
" Ya sudah buat aku saja, " Jesica menarik piring milik Boy, seketika Boy melotot.
" Ya sudah aku duluan ya, pengen buang air, nih kamu yang bayar" Boy lansung pergi meninggal kan uang seratus ribu.
" Woi ini kebanyakkan" kata Jesica, tapi Boy tak peduli sepertinya Boy akan memuntahkan semua isi perutnya, karna boy memang tidak suka lemak lemak hewani.
" Mmmm cowok aneh, sama ini saja ngak suka, sampai sampai mukanya pucat lagi melihat beginian haha sadar cowok edan".
**
Benar saja di Toilet ,Boy mengeluarkan isi perut nya, dia memang anti dari kecil dengan makanan yang berlemak, dengan melihatnya saja, lansung jadi mual.
" Dasar cewek aneh, tapi kenapa ya melihat Jesica tertawa mengingatkan aku kepada seseorang tapi siapa? , ah bodo amat, lebih baik aku kerja, dari pada kena tegur lagi nanti".
Sementara itu ditempat lain Jesica menghabiskan dua mangkok bakso, dia menjadi kekenyangan, setelah membayar ternyata ada kembalian nya.
" Mmm aku kembalikan saja uang ini kepada si Boy, sepertinya dia membutuhkan nya, sama kayak aku, harus berhemat, secara kami kan sama sama anak baru disini, mmm Okay, mari kita cari si Boy".
**
Sebelum mulai kerja lagi Jesica berniat mencari Boy tapi tak kunjung ketemu.
"Ya sudah cari Boy nya nanti saja, aku mulai kerja saja sekarang".
**
Hari sudah mulai sore, pekerjaan sudah kelar semua, saatnya Jesica pulang tiba tiba ada yang memanggil Boy.
" Hai Boy Kalvino, ternyata kamu kerja disini" Kata seseorang kepada Boy.
Tapi Boy seperti panik, dia menarik orang itu menjauh dari keramaian.
" Boy Kalvino? sepertinya aku pernah dengar nama itu, dimana ya? Setauku Kalvino adalah anak kecil yang pernah membully aku dulu, tidak mungkin Boy itu dia, Kalvino anak orang kaya, sedangkan Boy hanya orang biasa yang melamar menjadi pramuniaga disini, ah ngak mungkin" Jesica menggeleng gelengkan kepala.
Jesica tetap mencari keberadaan Boy, tapi tidak di temukan.
" Kemana dia, tadi dia ke arah sini bersama orang itu, ah mungkin sudah pulang, kembalikan uang ini besok saja lah, mending aku pulang, capek".
Jesica pun menaiki bus untuk pulang ke kostnya.
**
Semetara itu.
" Boy, Kenapa kamu bawa aku kesini, " tanya seseorang itu, berkemungkinan sangat mengenal Boy.
" Hoi, jangan pernah memanggil nama lengkap ku sembarangan, aku tak ingin Kakek ku mengetahui aku kerja disini, aku tidak mau pulang kamu paham Dio".
Dio adalah sepupu jauh si Boy, mereka sangat akrab, Dio tidak habis pikir kenapa Boy memilih kerja di supermarket ini, sementara supermarket ini adalah salah satu milik kakeknya sendiri.
" Sudah jangan banyak omong, lebih baik kamu tutup mulut, kalau tidak, jangan anggap aku saudara mu lagi paham".
" Okay okay, tapi jelasin dulu kenapa kamu malah milih hidup seperti ini, apa enak nya hidup seperti ini, enakkan di rumah kakek mu kan".
" Aku tidak suka di atur atur sama kakek, aku lebih senang hidup mandiri seperti ini, bebas dari aturan si kakek".
" Tapi sampai kapan? Nanti ujung ujung nya kamu juga yang mengurus semua ini" Dio menunjuk gedung supermarket tersebut.
" Itu di pikirin nanti, yang jelas aku ingin bebas, kamu harus tutup mulut, tenang saja nanti kamu akan ku beri hadiah seperti biasa, paham".
" Wes keren itu, itu baru like it, tapi jangan lama lama, kasian kakek mu sendirian dirumah ".
" Siapa bilang dia sendirian, dia sudah punya istri lagi, istri yang ke lima baginya".
" What ?? kakek nikah lagi? waduh parah, kok aku ngak tau kakek nikah lagi".
" Makanya , jangan kelamaan jadi anak rantau ke negeri seberang, jadi ketinggalan info deh".
" Ya ya terserah kamu saja lah".
Pada ke esokkan paginya Jesica mendapat telpon dari ibunya.
" Hallo ibun," kata Jesica ( Ibun adalah panggilan sayang Jesica kepada ibunya).
" Icah sayang, nanti malam kamu harus pulang yah, ibun mau kamu mendampingi ibun pas acara nikahan ibun yah, pokok nya harus, hanya kamu yang ibun punya, jangan sampai kecewain ibun yah, " kata ibu Jesica di seberang telpon sana.
" Tapi ibun, icah ngak.. " baru saja Jesica ingin bicara sudah di potong ibu nya.
" Ngak ada tapi tapian, jika kamu ngak mau datang, ibun akan suruh orang buat jemput kamu secara paksa, ngerti".
" Tapi bun, " ketika Jesica ingin bicara lagi, ternyata ibunya sudah memutuskan sambungan telpon secara sepihak.
" Ahh ibun, bikin kesal saja," Jesica memukul mukul meja sehingga Nanda menegurnya.
" Woi berisik, bisa diam ngak" kata Nanda.
" Kamu diam saja aku lagi kesal, arrrgh" kata Jesica sambil mengacak ngacak rambutnya.
" Kamu sudah gil* ya, aneh, kenapa sih? ".
" Tuh ms bawel, ibun aku mau nikah sama berondong dekil malam ini, ah sebel, sudah ku bilang cowok itu matre, ibun masih saja ngak percaya, ah aku sebel, aku benci, " kata Jesica menoyor noyor hp nya.
Nanda ketawa.
" Kamu mau marah, jangan lah di lampiaskan ke hp itu, nanti rusak, ntar kamu nangis," kata Nanda sambil geleng geleng kepala.
Jesica membuang nafas kasar lalu membenamkan muka nya di atas boneka yang sedang di pegangnya.
***
Semetara itu.
" Hai bro, malam ini datang ya ke acara pernikahan ku di******, please datang, aku pengen semua teman aku hadir di acara penting aku" kata Denian calon ayah tiri Jesica.
" Liat nanti saja, memang kamu nikah dengan siapa?" tanya Boy.
" Dengan janda kaya satu anak bro, kamu tau ngak bro, jika aku menikah dengan dia ,aku untung banyak, bayangin saja, dia Kaya, pekerja keras, aku tak perlu lagi kerja".
" Ditambah lagi dia punya anak gadis cantik banget, aku menang banyak, kalau aku ada kesempatan aku akan tiduri ke dua nya, nama anak nya ngak salah Jesica deh, cewek tercantik yang pernah ku temui," kata Denian.
Mendengar nama Jesica di sebut, Boy menjadi terkejut, apakah yang di maksud Denian adalah Jesica yang dia kenal.
" Aku kesal dengan Si Jesica tu, berani berani nya dia menolak cintaku, sekarang aku akan membalas nya dengan cara menikahi ibunya, setelah ku kuras ibunya, selanjutnya Jesica lah targetku," Boy semakin terkejut, jika benar Jesica yang dia kenal yang di maksud Denian, Boy harus membantunya.
Boy pun meninggalkan Denian dengan tampang tidak suka, Denian jadi salah tingkah.
" Jangan lupa ya bro nanti kamu datang ya" kata Denian, Boy pun tidak menjawab perkataan Denian, Boy pun pergi berangkat kerja.
***
Sesampai nya di Supermarket, Boy tiba tiba berhenti, dia melihat Jesica sedang bicara kepada atasan.
" Pak, saya mintak izin pulang cepat pak , karna nanti saya akan menghadiri penikahan ibu saya" kata Jesica dengan nada memohon.
Boy kembali kaget, jadi benar yang di maksud Denian adalah si Jesica ini.
" Baik lah, sebelum kamu pulang, selesaikan dulu tugas mu" Kata atasan.
" Baiklah pak, makasih pak" Kata Jesica sedikit gembira.
Jesica pun memulai melanjutkan pekerjaan
nya.
" Minggir, " Boy sengaja menabrak Jesica.
" Woi jadi ini kebiasaan kamu yah, suka nabrak orang, masih pagi nih, jangan cari masalah deh" kata Jesica kesal, karna dari pagi ada saja membuat nya muak.
" Woi situ yang halangi jalan, ini tempat umum, jadi jangan se enak nya mau menghalangi jalan" kata Boy sengaja membuat Jesica kesal.
" Ah udah ah lagi malas berdebat hari ini, pergi sana us us us, tu kan aku jadi lupakan, harus hitung dari awal lagi nih barang, itu gara gara kamu nih".
" Kok aku, kamu nya saja yang oon" Boy pun menjitak kepala Jesica.
" Ah sakit, nih rasakan, " Jesica tak mau kalah, dia memukul bokong Boy, sehingga Boy melarikan diri, sambil menjulurkan lidah menjauhi Jesica.
" Huff, benar benar tu orang, nambah aku kesal saja, tu kan kelupaan lagi, iiih, ngitung dari awal lagi deh, bikin capek saja" Kata Jesica memulai pekerjaan nya lagi.
***
Sementara itu Boy meyusun rencana, dia tidak bisa berbuat banyak, dia tidak bisa menggagalkan pernikahan Denian karna itu bukan urusan nya, Denian juga bukan saudaranya tapi setidak nya Boy bisa membantu Jesica menjauh dari Denian.
" Kenapa aku peduli dengan perempuan itu, dia bukan siapa siapa, tapi kenapa aku jadi tidak rela, jika Denian akan menyakiti Jesica".
Boy menghusap muka nya dengan kasar dan mulai bekerja.
**
Hari pun mulai gelap, Jesica bersiap siap pulang kerumah ibunya, tapi dia tidak sendirian , Jesica di temani Nanda datang ke acara tersebut.
Acara akan di mulai, pasangan pengantin telah siap untuk ijab kabul, Semua tampak bahagia kecuali Jesica, dia sangat muak dengan acara tersebut.
" Hai senyum dong, kamu bakalan punya bapak tiri nih, nanti dia akan menjaga ibunmu" kata Nanda.
" Aku ngak yakin, palingan nanti Ibun ku di peras" kata Jesica.
" Kenapa kamu ngomong begitu, memangnya kamu kenal dengan calon bapak tirimu? ".
" Dia tu cowok matre, dulu dia pernah nyatakan cinta pada ku, tapi aku tolak, karna setiap ketemu dia selalu memerasku, minta beliin dompet lah, jam tangan lah, sampai dia pergi toilet pun, bayar iurannya aku juga, dasar cowok******".
"Sstt.. jangan ngomong kasar banyak orang disini tauk, sabar ya" kata Nanda sambil mengusap bahu Jesica.
Sungguh di sayang kan acara nya sangat lancar, tampa ada gangguan, Jesica jadi tambah kesal.
" Kenapa ngak ada orang sih yang gagalin acara ini, huff, kiamat sudah dekat" kata Jesica sehingga membuat Nanda ketawa geli.
Sedang asik menikmati acara, Jesica merasa ada yang memperhatikan nya, dia pun melirik orang itu, benar saja orang itu dari tadi mengawasi Jesica.
" Boy? " Ketika namanya di sebut Boy pun melangkahkan kakinya ke arah Jesica.
" Siapa tu cah, ganteng bangeeet" kata Nanda berbisik di telinga Jesica, Jesicapun mencubit tangan Nanda.
" Awwh sakit".
" Diam".
"Eh Boy dengan siapa kesini? " tanya Jesica basa basi.
" Dengan teman".
" Ooowh" kata Jesica pendek.
" Kenalin aku dong sama dia" bisik Nanda.
" Apa an sih norak! ".
"Plissss".
" Eh boy kenalin teman aku Si Nanda, teman satu kost ku".
" Oh Aku boy" Boy dan Nanda berjabat tangan.
"Nanda" kata Nanda malu malu.
Boy hanya tersenyum.
" Oh ya boy teman kamu yang mana? mana tau aku kenal" tanya Jesica.
" Tuh yang duduk di pelaminan" Boy menunjuk ke arah Ibun dan Ayah tiri nya.
"What???? jangan bilang Boy berteman dengan Denian, si cowok matre itu" Kata Jesica di dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!