Kehidupan pernikahan yang normal dan harmonis yang di idam-idamkan setiap wanita akhirnya bisa Yaya rasakan, dengan menjadi istri dari suami yang dahulu sangat membenci dan tidak menginginkannya, namun sekarang berbanding terbalik Alvin sang suami justru sangat mencintainya bahkan takut kehilangan Yaya, ditambah lagi ia telah menjadi wanita sempurna yang berhasil melahirkan putri cantik yang mereka beri nama Alya, nama itu berasal dari singkatan nama Alvin dan Yaya sendiri.
Beberapa bulan setelah Yaya melahirkan, mereka kembali tinggal dirumah orangtua Alvin.
Suatu ketika Alvin memberitahu Yaya untuk mereka pindah dari rumah orangtua Alvin dan tinggal dirumah mereka sendiri.
"Ya, apa sekarang kamu sudah bisa mengurus Alya sendiri tanpa bantuan mama ?" tanya Alvin.
"Tentu saja, kenapa kamu bertanya seperti itu Vin ?
apa yang sedang kamu fikirkan ?"
"Hm, aku fikir ini sudah saatnya untuk kita membangun keluarga kita sendiri, agar aku pun bisa belajar bertanggung jawab dengan kehidupan kamu dan Alya secara penuh, dan membuktikan pada semua orang kalau aku bisa menjaga kalian berdua," jelasnya seraya menggenggam jemari tangan Yaya.
"Vin, selama beberapa bulan ini kamu sudah cukup bisa membuktikan kalau kamu adalah suami dan ayah yang baik untukku dan Alya.
Vin bicaralah yang jelas, apa tujuan mu tiba-tiba bicara tentang hal ini ?"
"Sebenarnya, aku sudah memikirkan hal ini sejak kita masih dirumah sakit waktu itu, dan aku akan mendiskusikannya sekarang dengan mu,"
"Apa itu ?" tanya Yaya seraya merapihkan posisi tidur Alya, dan mulai fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Alvin.
"Ayo pindah dari sini !" seru Alvin.
"Ha ?" (terkejut)
"Iya ayo pindah, dan kita cari rumah kita sendiri, aku akan bekerja dan dengan keringat ku sendiri aku akan menghidupi kalian berdua !" tegas Alvin.
Yaya tersenyum mendengar sang suami yang mulai berfikiran dewasa, melihat Yaya tersenyum membuat Alvin tersipu malu.
"Kenapa kamu tersenyum ?
apa kamu ragu dengan keinginan ku ?" tanya Alvin.
"Aku tidak pernah ragu padamu Vin.
Aku akan mendukung apa-pun itu yang terbaik untuk aku, kamu dan Alya," jawab Yaya masih dengan senyumnya.
"Terimakasih sayang untuk kepercayaan mu," seraya memeluk dan mengecup lembut kening Yaya.
"Vin, utarakan keinginan kamu pada papa dan mama, kamu juga harus mendengarkan apa pendapat mereka, karena mereka adalah orang yang juga sangat memahami mu," saran Yaya.
"Hm, tentu saja sayang, besok aku akan langsung membicarakan masalah ini pada papa dan mama, setelah mereka setuju kita akan langsung pindah dari sini," jawab Alvin penuh semangat.
"Mm," Yaya mengangguk pelan dalam pelukan Alvin.
#
Keesokan harinya ketika semua orang sudah berkumpul dimeja makan Alvin mulai mencoba membuka pembicaraan tentang rencananya semalam.
"Pa, ma, ada yang ingin Alvin bicarakan,"
"Habiskan terlebih dahulu sarapan mu Vin, setelah selesai mari kita bicarakan," jawab sang ayah seraya menyantap hidangan dihadapannya.
Setelah menyelesaikan sarapan, mereka masih tetap duduk dimeja makan, tanpa basa-basi lagi Alvin langsung memulai membicarakan niatnya.
"Pa, Alvin akan membawa keluarga Alvin untuk pindah dari rumah papa, dan mulai membangun keluarga kami sendiri !" seru Alvin.
"Apa yang kau bicarakan Vin ?
apa papa tidak salah mendengar ?
kamu ingin membawa Yaya dan Alya pergi dari rumah papa ?"
"Tidak pa, papa tidak salah mendengar, Alvin bersungguh-sungguh dengan ucapan Alvin !"
"Papa percaya kamu bersungguh-sungguh dengan ucapan mu, tapi papa tidak bisa percaya, apa nantinya kamu bisa memberi mereka makan, dan dimana tempat kamu akan melindungi mereka dari panas dan hujan !
kalau kau masih mengandalkan uang papa juga, kenapa kau harus repot-repot keluar dari rumah ini !"
"Alvin tidak akan lagi mengandalkan uang papa, karena Alvin akan mulai mencari pekerjaan agar mendapatkan uang yang cukup untuk memberikan makanan dan tempat tinggal yang layak untuk menghidupi istri dan anak Alvin pa !"
"Pekerjaan apa Vin ?"
"Apa-pun itu pa,"
"Bagaimana kamu akan mencari pekerjaan, sementara status kamu saja masih mahasiswa ?
sudahlah berhenti berfikir kalau hidup diluar rumah papa itu akan segampang saat kamu bicara,"
"Alvin akan berusaha mencarinya pa, kalau perlu Alvin berhenti kuliah dan mulai fokus bekerja pa !"
"Tidak !
papa tidak setuju kalau kau berhenti kuliah !"
"Tapi pa ini keluarga Alvin, sudah seharusnya Alvin yang memikul tanggung jawab tentang mereka, mereka bukan tanggung jawab papa !"
"Papa masih sanggup membiayai kau dan keluarga mu !
sudah cukup Vin berhenti berdebat dengan papa !
lebih baik sekarang kau berangkat kuliah, belajar yang benar, kemudian jadi lulusan terbaik, setelah itu papa akan mengizinkan kamu membawa istri dan anak mu keluar dari rumah papa !" tegas sang papa seraya melangkah pergi meninggalkan Alvin yang masih duduk terpaku dimeja makan.
Sementara ibu Alvin pergi menyusul sang ayah, Yaya pun juga menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yaitu mencoba menenangkan suaminya.
"Vin, apa kamu marah ?" tanya Yaya seraya menggenggam jemari tangan Alvin yang ia kepal dengan kuat.
Alvin hanya menggelengkan kepalanya menjawab Yaya, namun Alvin tetap menunduk dan sama sekali tidak menatap kearah Yaya.
Hanya dengan melihat gerak-geriknya saja Yaya sudah sangat faham dengan perasaan suaminya.
"Hm, apa kamu ingin memeluk aku sekarang ?" tanya Yaya yang membuat Alvin langsung menatapnya, tidak lupa Yaya juga memberinya senyuman yang hangat sehingga Alvin pun ikut tersenyum tipis dan menghambur kedalam pelukan Yaya.
"Jangan marah dengan apa yang papa ucapkan, papa seperti itu karena ia tidak ingin kamu membuat susah hidup mu sendiri, ia sangat menyayangi mu Vin, dan khawatir tentang masa depan mu," ucap Yaya memberi nasehat.
"Tapi seharusnya papa bisa memberikan aku kepercayaan yang sama seperti kamu percaya padaku, kalau aku terus mengandalkan papa kapan aku bisa mandiri, kemudian kapan aku bisa menjadi suami dan ayah seutuhnya untuk kalian," jawab Alvin dengan suara berat dan terisak.
"Hm, aku sudah pernah mengatakan bahwa kamu adalah suami dan ayah yang baik dan cukup bertanggung jawab untuk kami.
Tapi aku setuju dengan papa, kalau seandainya kamu membawa aku dan Alya pergi dari rumah ini, lalu itu akan membuat kamu berhenti kuliah, aku juga tidak akan menyetujuinya, karena pendidikan itu penting Vin,"
Alvin melepaskan rangkulannya pada Yaya dan menatapnya dengan kedua alis yang hampir menyatu.
"Tenang Vin jangan marah dulu, kamu harus bisa memikirkan baik-baik tentang pendidikan mu, karena aku tidak ingin kamu menyesal nantinya, dan masalah papa nanti malam coba kita berusaha lagi untuk membicarakannya," ucap Yaya.
"Jadi kalau aku tidak berhenti kuliah apa kamu tetap akan ikut aku pindah dari rumah ini ?" tanya Alvin.
"Tentu saja, kamu suami ku, sudah seharusnya aku mengikuti kemana pun kamu akan membawaku," jawab Yaya.
Jawaban Yaya membuat hati Alvin sedikit terobati, sehingga ia bisa kembali tersenyum seperti biasanya.
Sudah menjadi kebiasaan Alvin semenjak kehadiran Alya dihidupnya sebelum pergi kemana pun ia selalu menyempatkan diri untuk berpamitan dengan putri kecilnya itu.
Ketika Alvin sudah berangkat kekampus, Yaya bergegas menemui ayah dan ibu mertuanya diruangan khusus untuk bekerja sang ayah.
"Pa, ma," sapa Yaya dari balik pintu.
"Masuk Yaya," perintah sang ibu.
"Yaya kalau kamu kemari untuk membahas apa yang Alvin katakan tadi, maka papa tidak ingin mendengarnya !" seru sang ayah, seraya berdiri dari kursi tempatnya duduk.
"Pa, tenang dan coba untuk mendengarkan Yaya bicara terlebih dahulu," ucap ibu memberi nasehat.
Akhirnya sang ayah pun bisa sedikit tenang dan kembali ketempat duduknya, barulah Yaya berani untuk sedikit mendekat pada mereka.
"Pa, Yaya bukan ingin memaksa papa memenuhi permintaan Alvin, tapi Yaya kemari hanya ingin meminta papa sedikit saja memberi kepercayaan pada Alvin,"
"Tapi Yaya, Alvin itu tidak pernah bekerja selama ini, yang dia bisa hanya meminta uang pada papa lalu menghamburkannya untuk bersenang-senang, apa menurut mu papa bisa percaya padanya begitu saja ?"
"Yaya sangat mengerti masalah itu pa, tapi manusia bisa kapan saja berubah, dan mungkin saat ini lah waktu Alvin untuk berubah, dengan dia bisa mempunyai fikiran untuk bertanggung jawab pada Alya dan Yaya seharusnya itu sudah bisa menjadi modal untuk papa sedikit percaya padanya, ia kan ?"
"Pa, apa yang dikatakan Yaya itu ada benarnya juga, kalau kita terus meremehkan Alvin, kapan dia bisa mandiri dan mengurus keluarganya sendiri dimasa depan, papa juga tidak mungkin selamanya menjadi saku Alvin pa," ucap sang ibu membenarkan kata-kata Yaya.
Cukup lama sang ayah menunduk menatap meja kerjanya seraya memikirkan perkataan istri dan menantunya, sebelum akhirnya keputusan pun bisa ia buat.
"Baiklah papa akan memberi izin pada anak itu untuk belajar bertanggung jawab sendiri pada keluarganya, tapi tetap dalam pengawasan papa dan mama !" tegas sang ayah.
"Baiklah pa, terimakasih," ucap Yaya seraya tersenyum menatap sang ibu mertua.
#
Sementara itu dikampus Alvin terlihat masih melamun dan memikirkan apa yang ayah nya katakan padanya tadi pagi, tidak lama kemudian seseorang menepuk bahunya dan mengembalikan kesadarannya lagi.
"Hai ayah muda, kenapa lo ?
melamun ?" tanya Riki.
"Hai Rik, iya ada sesuatu yang saat ini mengganggu fikiran gua Rik," jawabnya.
"Apa ?" tanya Riki
"Hm, sudah lah tidak usah dibahas,"
"Mm," Riki mengangguk menjawabnya.
"Oh iya lo masih sering mengunjungi Ajeng dirumah sakit ?" tanya Alvin
"Iya Vin, rencananya siang ini gua juga akan kesana mengunjunginya lagi,"
"Hm, lalu bagaimana keadaannya ?"
"Sudah jauh lebih baik Vin, dia sudah lebih tenang dari sebelumnya, dan sepertinya dia sebentar lagi akan bisa keluar dari rumah sakit,"
"Baguslah kalau begitu,"
"Apa lo tidak ada niat untuk mengunjunginya sesekali Vin ?" tanya Riki.
"Sebaiknya tidak Rik, karena gua takut kehadiran gua hanya akan membuat dia mengingat masa lalu," jawab Alvin.
Riki hanya mengangguk karena ia sangat faham dengan apa yang Alvin maksudkan.
"Oh iya Rik, lo punya info lowongan pekerjaan ?" tanya Alvin.
"Info pekerjaan untuk siapa ?"
"Untuk gua Rik,"
"Ha ?" (Riki terkejut)
"Kenapa ?" tanya Alvin yang heran melihat reaksi Riki.
"Lo serius ?"
"Iya gua serius Rik, karena gua ingin membawa keluarga kecil gua keluar dari rumah papa dan memulai hidup kami sendiri,"
"Oh jadi ini yang dari tadi mengganggu fikiran lo Vin ?" tanya Riki dengan tawa kecil.
"Lo kalau tidak bisa membantu tidak apa-apa, tapi jangan meledek begitu, karena gua sedang serius !" seru Alvin.
"Haha, ok-ok Vin maaf, lo tenang saja gua pasti akan membantu niat baik lo,"
"Ya, terimakasih Rik," jawab Alvin.
#
Sore hari ketika Alvin kembali dari kampus, setengah berlari ia mencari keberadaan Alya putri kecilnya, namun ia tidak bisa menemukan Alya dikamarnya, dengan wajah cemas ia kembali berlari seraya berteriak.
"Yaya, Yaya !" teriaknya.
"Ada apa Vin ?
kenapa kamu berteriak ?" tanya Yaya.
"Dimana Alya ?
kenapa dia tidak ada dikamar ?
dan kenapa kamu tidak bersamanya ?" tanya Alvin seraya menggenggam kedua bahu Yaya.
"Tenang dulu Vin, Alya ada sama mba ditaman belakang, aku titipkan karena aku baru akan mulai memasak," jawab Yaya.
Alvin bisa bernafas lega setelah mendengar jawaban Yaya.
"Pulang kuliah yang dicari hanya Alya ?" tanya Yaya sedikit merajuk seraya memotong sayuran didepannya.
"Hm, tentu saja tidak sayang, buktinya tadi aku juga berteriak memanggil nama kamu, itu artinya aku juga mencarimu," jawab Alvin seraya memeluk dan mengecup kening Yaya.
"Alasan !"
"Jangan marah seperti itu sayang, aku takut kamu akan semakin cantik dan membuat aku tidak akan bisa menahannya untuk--" ucap Alvin berbisik lembut ditelinga Yaya.
"Hentikan Vin, lihat sekarang kita ada dimana ?
siapa-pun bisa melihat kita,"
"Hm, kalau begitu bagaimana kalau kita masuk dulu kekamar kita sebentar ?" tanya Alvin seraya memeluk Yaya dari belakang.
"Vin, aku sedang memasak untuk makan malam, berhenti menggoda Vin," jawab Yaya berusaha melepaskan rangkulan tangan Alvin.
"Yaya apa kamu sudah mulai memasak !" teriak seseorang yang tiba-tiba datang dan ia terkejut melihat Alvin yang tengah memeluk Yaya dengan mesra.
Alvin yang juga terkejut pun langsung menghentikan apa yang ia lakukan, sementara Yaya hanya tersenyum tersipu.
"Maaf-maaf sepertinya mama datang diwaktu yang salah," ucap ibu, yang hendak kembali meninggalkan mereka.
"Tidak apa-apa ma, Alvin hanya sedang merayu istri Alvin yang hari ini nampak sangat cantik ketika dia sedang berada didapur," ucap Alvin berusaha menjelaskan.
"Kalau begitu lanjutkan nanti malam saja diruangan kalian ya Vin jangan disini, nanti banyak yang melihat dan mengganggu kamu juga akhirnya," ucap sang ibu menggoda mereka dan berhasil membuat Yaya semakin merasa malu.
"Siap ma !" seru Alvin.
Yaya membelalakan matanya memberi kode pada Alvin, seolah ia sedang meminta Alvin untuk pergi meninggalkan ia dan ibu yang akan mulai memasak.
"Baiklah ma, kalau begitu Alvin lebih baik pergi mencari Alya, Alvin tidak ingin membuat mata Yaya akhirnya terjatuh karena terlalu lama menatap anak mama yang tampan ini," goda Alvin.
Yaya semakin dibuat tersipu tapi juga sedikit kesal oleh setiap kata yang keluar dari mulut Alvin, namun yang ia bisa lakukan hanyalah menghela nafas panjang dan bergumam disamping Alvin sebelum ia benar-benar pergi.
"Awas saja kamu Vin !" gumam Yaya, yang membuat Alvin tersenyum penuh kemenangan seraya berjalan meninggalkan Yaya dan sang ibu.
"Yaya, apa kau sudah mengatakan apa yang tadi pagi papa bicarakan ?" tanya sang ibu.
"Belum ma, Yaya ingin Alvin mendengar jawaban itu sendiri dari papa langsung, karena itu akan menjadi kekuatan tersendiri untuk dia nantinya, dan rasa senangnya juga akan terasa berbeda kalau dia mendengarnya langsung dari papa," jawab Yaya.
"Kamu memang istri yang luar biasa Yaya, mama sepertinya harus banyak belajar dari kamu," ucap sang ibu yang membanggakan menantunya.
ALVIN PUTRA ADIWIJAYA (ALVIN)
PUTRI CAHAYA (YAYA)
OCHA
FELIX SATRIA (FELIX)
AJENG
RIKI
ALENA
NINO
NB :
Semoga cast yang Author sajikan bisa diterima oleh para pembaca.
Untuk yang belum mengikuti kisah di season 1, boleh dikunjungi dulu dengan judul yang sama "Enemy, I Love You" atau klik profile Author.
TO : Readers yang Author sayangi.
Tolong biasakan setelah membaca tinggalkan Like, komentar membangun, vote dan beri Author penghargaan lewat bintang 5.
Apabila menyukai ceritanya dan tidak ingin ketinggalan boleh diklik Favorite, dishare keteman-teman yang lain juga boleh 😊.
Untuk yang ingin mengenal Author lebih jauh lagi boleh ikuti Author di
@yenyen_y2n
TERIMAKASIH yang sebanyak-banyaknya Author ucapkan untuk para readers yang sudah berkunjung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!