Siang itu matahari sedang terik-teriknya. Seorang gadis cantik berkulit seputih susu dengan memakai setelan kemeja putih lengan sesiku dan rok span selutut tampak turun dari ojek dan berjalan memasuki parkiran sebuah cafe.
Langkah gadis itu terlihat cukup anggun saat memasuki cafe membuat beberapa pasang mata sukses menatap ke arahnya.
Namun gadis itu terlihat tidak peduli dengan tatapan kagum orang-orang dan memilih menuju ke meja kasir untuk memesan sekaligus membayar pesanannya.
Tujuannya datang ke cafe itu memang murni untuk mengisi perut sebagai bahan energinya untuk melanjutkan pekerjaan nanti. Jadi tidak ada waktu baginya untuk meladeni mata-mata genit yang sibuk melihat kearahnya padahal tengah duduk bersama pasangan masing-masing.
Sepuluh menit berlalu,gadis itu terlihat sudah membawa nampan miliknya sendiri dan bersiap mencari tempat duduk yang nyaman baginya untuk menyantap makan siang tersebut.
Matanya tertuju ke sudut ruangan dimana ada beberapa meja yang masih kosong di sana.
Gadis itu pun berjalan menuju ke salah satu meja tersebut,dan sebelum sampai ke sana. Gadis itu harus melewati dua buah meja dan saat lewat di meja kedua,sebelum meja tempatnya duduk.
Gadis itu di kejutkan oleh suara bentakan seorang wanita berpenampilan modis yang tengah duduk di sana.
"Kamu tuh ya!! Udah salah bukannya ngaku,malah ngelak!!" Bentak orang itu membuat gadis itu terlonjak dan mundur dua langkah.
Awalnya gadis itu kira,ia yang di bentak. Tapi ternyata ia salah,karena gadis itu sepertinya tengah memarahi sosok pria bermasker yang pastinya tidak gadis itu kenali wajahnya.
Gadis itu akhirnya membiarkan saja adegan itu berlangsung dan melewati meja mereka dengan santai,namun seperti apes berpihak pada gadis itu.
Saat ia lewat segelas air tiba-tiba meluncur dengan deras ke atas kepalanya dan itu berhasil membuatnya basah kuyup dan pastinya bau jus.
Seketika mulut gadis itu menganga tak santai dengan mata melotot garang.
Ia taruh nampan yang ia pegang ke atas meja kosong yang ada di sisinya dengan gerakan kasar.
Dan..
"Brak..."
Gadis itu menendang dengan tenaga penuh ke kaki meja tempat kedua sejoli itu bersitegang.
"Apa-apaan kalian berdua?? Mau mati hah?!!" Bentaknya garang.
"Saya lewat baik-baik,gak tau salah saya dimana. Anda malah seenaknya nyiram saya. Anda kira saya apaan hah??"
"Kalau punya masalah dalam hubungan itu diselesain berdua. Antara anda,sama dia. Jangan bawa-bawa saya dong!!"
"Nih liat nih! Liat,baju kemeja saya basah bego!!" Bentak gadis itu lagi sambil menyilangkan kedua tangannya di dada saat sadar jika ternyata baju yang ia kenakan ternyata tembus pandang sehingga tanktop hitam yang ia pakai terlihat jelas.
"Untung pake tanktop." Batin gadis itu.
"Oi!! Dengar gak kalian berdua??" Gadis itu kembali membentak dengan nada kesal karena kemarahannya tak di respon.
Dua sejoli di depannya itu masih berantem tanpa rasa bersalah padahal dia yang tidak tau apa-apa sudah jadi korban hingga basah kuyup.
"Kurang ajar!!"
"Plakk!!"
Gadis itu dengan keras menampar bagian belakang kepala sang pria bermasker yang tengah membelakanginya itu.
"Sialan!!"
Pria bermasker itu berbalik dengan kedua alisnya terlihat bertaut. Sorot matanya terlihat marah.
"Apa-apaan lo!! Kenapa lo nampar kepala gue?" Tanyanya dengan nada garang.
Gadis di depannya itu langsung nyolot.
"Masih mending kepala anda yang saya gampar pake tangan. Sakitnya cuma sebatas kulit,kalau saja saya tidak takut darah,kepala anda pasti sudah saya gampar pake gelas ini nih."
Gadis itu mengambil gelas jus milik dirinya,mengangkatnya ke atas dan...
"Byur..."
Sepersekian detik tubuh bagian depan pria bermasker itu sudah basah kuyup oleh segelas jus sirsak yang di siram ke wajahnya.
"Itu balasan atas perbuatan kekasih anda barusan!!"
"Kurang ajar!!"
Pria itu mengangkat tangannya seolah ingin menampar gadis bar-bar di depannya ini.
Namun niatnya ia urungkan saat tersadar dengan masalah sebenarnya.
Pria itu segera berbalik dan kaget saat tak mendapati kekasihnya lagi di sana.
"Sialan!!"
Pria bermasker itu kembali menghadap ke arah gadis bar-bar tadi dan menunjuknya dengan penuh emosi.
"Ini semua gara-gara lo! Pokoknya lo" harus tanggung jawab.
Dengan masih menjadi pusat perhatian orang-orang,gadis itu di tarik paksa menuju ke pintu keluar.
"Brak.."
Begitu sampai di luar,tubuh gadis itu langsung dihempaskan ke samping sebuah mobil.
"Puas lo??"
Tanya pria itu dengan suara menggelegar.
Bukannya takut,gadis itu malah menegakkan badannya mendorong dada pria itu dengan kasar sehingga pria itu mundur dua langkah.
"Kenapa kesannya malah saya yang salah ya??"
Tanya gadis itu dengan nada tak senang.
"Dengar ya pria aneh. Saya itu datang ke sini untuk makan. Bukan mencari ribut. Anda dan kekasih anda yang tidak tahu tempat,sudah tau di cafe ramai orang. Kalian malah berantem ria,memangnya tidak malu??"
"Itu bukan urusan lo?"
"Oh ya? Tapi kekasih anda menyirami saya jus sehingga saya terpaksa terlibat,lalu saya yang salah? Begitu??"
"Tepat. Memang lo yang salah. Sarah yang siram jus ke muka lo,tapi kenapa lo balasnya ke gue??"
Pria bermasker itu nyolot dengan kepala ia dekatkan ke wajah gadis itu sehingga suaranya membuat gadis itu seakan tuli selama beberapa detik.
"Pokoknya awas aja! Kalau sampai Sarah tambah marah sama gue karena kejadian barusan! Gue gak akan tinggal diam,gue bakalan buat perhitungan sama lo. Akan gue cari lo,sampai ke ujung semut sekalipun."
"Camkan itu!!"
Pria itu menoyor kasar kepala gadis bar-bar di depannya ini dan setelahnya,ia berlalu pergi tanpa rasa berdosa sama sekali.
Sepuluh detik setelah pria itu pergi,gadis tadi bangun dari posisinya yang tersandar di pintu mobil dan kini berdiri dengan satu tangan mengelus kepalanya dan satu tangan lagi terligat mengepal.
"Dasar pria kurang ajar! Liat saja nanti,jika sampai kami bertemu. Aku KAY!! Kanaya Alea Yuna,berjanji dengan segenap kedua napas yang ada di paru-paruku. Aku akan membalaskan dendamku padamu. Lihat saja nanti."
Gadis yang menyebut dirinya Kay itu kemudian berbalik dengan cara berjalan yang seperti robot dan masuk kembali ke cafe.
Perutnya yang kembali berbunyi membuatnya tersadar jika ia perlu makan dan perlu tenaga untuk melanjutkan pekerjaannya nanti dan memupuk dendam yang barusan ia pelihara.
"Intinya apapun masalah yang terjadi hari ini. Urusan perut tetaplah harus nomor satu karena tak ada manusia yang bisa hidup tanpa makan."
Batin gadis itu menenangkan perasaannya sendiri.
Ia masuk ke dalam cafe,memesan jus baru dan menikmati makanan yang telah ia pesan tadi dan untungnya makanan itu masih berada di tempat. Belum di angkut oleh pelayan-pelayan di cafe itu.
"Semangat Kay,isi perutmu untuk bekerja dan balas dendam!! Fight."
♡♡♡
Akibat pertengkaran tak jelas tadi,mood Allea berubah jadi buruk. Apalagi saat ia memasuki lobi kantor,seluruh mata langsung tertuju padanya. Bukan karena terpesona,tapi karena bajunya yang basah kuyup dan tembus pandang.
"Astaga Allea!! Lo kenapa?" Salah satu cewek berambut pendek berjalan menghampiri Allea dan langsung memegangi pundaknya sambil menelisik penampilan gadis itu dari ujung kepala dan berhenti pada baju Allea yang terlihat masih basah dan menampakkan tanktop hitam milik gadis itu.
Allea menepis tangan temannya itu dari pundaknya kemudian berjalan menuju lift dengan kaki di hentak-hentakkan ke lantai.
Gadis berambut pendek tadi berjalan mengikutinya dari belakang dan kembali bertanya.
"Al,kenapa?" Tanyanya sekali lagi.
Allea mendengus pelan kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah temannya itu.
"Gue ketemu sama orang gila! Lebih tepatnya dua sejoli gila yang berantem di cafe dan gak tau salah gue apa. Tiba-tiba aja gue di siram jus,gila banget kan? Anjir deh!!"
Allea terlihat bercerita dengan raut yang benar-benar geram,seakan di depannya ada wajah pria bermasker tadi.
Sementara itu,temannya tadi menatap Allea yang tengah bercerita dengan eskpresi cengo.
"Ada pasangan yang lagi berantem di cafe,terus nyiram jus ke lo. Kok bisa? Emangnya lo ngapain mereka sampai kena di siram segala?"
Allea memutar bola matanya ke sana kemari sambil menarik napasnya yang tidak beraturan karena emosinya.
"Gue gak ngapa-ngapain Karina! Gue cuma mau duduk di meja yang ada pojok cafe itu dan sialnya gue harus ngelewatin mereka. Gue pikir gak bakalan kenapa-napa dong,gue kan cuma lewat gak ikut campur. Eh taunya..."
Allea tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya,kedua tangannya kembali terkepal mengingat kejadian beberapa saat lalu yang begitu menguras emosi jiwanya.
Melihat ekspresi emosi temannya itu,Karina hanya bisa ikut menghela napas dengan berat..
"Huh...,terus gimana? Lo ingat sama wajah tu orang berdua? Apa perlu nih? Gue cari pasukan buat bantu lo bales dendam?"
Pertanyaan Karina terdengar konyol,namun percayalah. Itu bukan gurauan,seluruh karyawan yang sekantor dengan Allea ini sudah sangat tau bagaimana pendendamnya seorang Kanaya Allea Yuna.
Ia akan membalas siapapun yang mengusiknya sampai ia merasa puas. Jadi jangan coba-coba berurusan dengan Allea karena perbuatannya akan tetap di balas cepat atau lambat. Itulah Allea.
Tapi kali ini...
"Masalahnya itu cowok Rin,gue ingat sama wajah ceweknya dan gue tau nama yang ceweknya. Tapi yang cowoknya gue kagak tau,belum lagi nih ya.."
"Gue heran deh,perasaan corona udah lewat tapi tuh cowok gak tau mukanya kelewatan burik apa gimana. Dianya pake masker jadi sialnya gue gak tau bentukan penuh dari wajah tuh cowok. Gimana cara gue bales dendam coba??"
Tanya Allea sambil melangkah keluar dari lift yang sudah megantarkan ia dan Karina sampai di divisi tempat mereka bekerja.
Allea masuk terlebih dahulu lalu di susul oleh Karina dan keduanya duduk di meja yang bersebelahan.
Gosip yang tadi belum selesai membuat Karina menunda pekerjaannya dan memutar kepalanya ke arah meja Allea.
Gadis itu baru saja menyalakan komputernya,melihat itu Karina buru-buru mengajukan pertanyaannya.
"Al,gue masih penasaran sama cerita lo barusan. Lo bilang siapa nama ceweknya tadi? Sarah? Lo beneran ingat kan sama wajahnya?"
Tanya Karina dengan ekspresi sungguh-sungguh.
Allea mengalihkan pandangannya dari komputer kemudian mengangguk ke arah Karina.
"Inget banget! Kenapa emangnya?"
"Good. Gue bakalan cari instagram setiap cewek yang namanya Sarah dan nanti gue tunjukkin satu persatu ke lo. Mana tau ada wajah tuh cewek kan?"
Allea seketika membulatkan matanya. "Oh iya anjir!! Gue gak kepikiran sampr sana astaga!!" Kata Allea dengan nada setengah geram setengah senang.
"Kalau gitu gue buka IG dulu." Ujar Allea bersemangat sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mulai membuka aplikasi instagram di handponenya itu.
Allea mengetikkan nama Sarah di kolom pencarian dan tak berapa lama muncul sederatan nama Saran dengan berbagai macan figur wajah yang membuat Allea agak kebingungan.
"IG-nya tuh cewek yang mana ya?" Guman Allea sambil membuka satu persatu profil setiap cewek bernama Sarah yang muncul di sana.
"Gotcha.." Pekik Karina membuat Allea menoleh heran dan beberapa rekan kerja Allea dan Karina yang ada di satu ruangan dengan mereka menatap ke arah Allea dan Karina dengan tampang terganggu.
"Jangan berisik."
Tegur salah satu dari mereka.
Karina menyengir lebar sambil mengatupkan kedua tangannya di atas kepala,meminta maaf pada mereka yang ada di sana.
Sementara itu,Allea menatap ke arah Karina dengan ekspresi penasaran.
"Lo kenapa sih?" Tanya Allea dengan nada agak jengkel karena pekikan Karina membuatnya kaget.
Karina menarik pelan kepala Allea kemudian mengarahkan ponsel miliknya ke depan wajah Allea.
"Ini bukan ceweknya??" Tanya gadis itu dengan ekspresi penasaran dan penuh harap.
Mata Allea melotot seketika.
"Iya,bener! Ini ceweknya,tapi..."
Allea seketika cemberut saat melihat fitur komentar di tutup dan ada beberapa foto gadis itu dengan sang pria yang sayangnya menggunakan masker dan kacamata di setiap fotonya.
"Ishh,hacker apa gimana sih tuh cowok? Misterius banget deh!" Gerutu Allea dengan nada jengkel.
Karina juga terlihat menatap layar ponselnya dengan lesu.
"Yah..,kayaknya kali ini lo gak bisa bales dendam deh sama tuh sejoli Al,mereka terlalu misterius."
Allea tak menanggapi ucapan Karina. Ia malah mendorong ponsel Karina dari depan wajahnya dan mengembalikan posisi tubuhnya ke arah semula,yaitu menghadap ke arah komputer yang sudah ia nyalakan sedari tadi.
"Cih. Lihat saja,sampai gue tua pun bakalan gue ingat kesalahan dua sejoli itu. Dan sampai kapanpun dan dimana pun gue bisa ketemu mereka,gue akan balas dendam. Akan dan harus!!"
Tekat Allea bulat di dalam hatinya.
Ia sengaja tidak menanggapi ucapan Karina barusan karena merasa emosinya kembali terpancing mendengar kalimat yang Karina tuturkan tadi.
"Al...." Karina kembali memanggil Allea namun kali ini dengan nada lirih.
Allea menoleh dengan raut malas. "Kenapa lagi?" Tanyanya jengkel.
"Di luar ada bu Sandra,wakil CEO kita. Kayaknya mau ke sini deh."
"Hah? Mau ngapain?" Tanya Allea agak kaget sambil menolehkan kepalanya ke arah pintu kaca dan benar saja,di luar sana terlihat ada sesosok wanita berwajah tegas yang berjalan bersama kepala divisi mereka dan sepertinya akan masuk ke dalam ruangan mereka.
Terlihat rekan-rekan kerja Allea sudah berdiri dengan posisi siaga.
Allea dan Karina juga tak mau ketinggalan,mereka segera merapikan file-file dokumen yang ada di atas meja secepatnya kemudian ikut berdiri dengan posisi siaga seperti yang lainnya.
"Siang bu Sandra,siang pak Beni." Sapa seluruh staf divisi keuangan tersebut dengan kompak.
Dua atasan tersebut mengangguk singat menerima sapaan bawahan mereka.
"Siang semuanya. Hari ini,saya dan bu Sandra ingin sedikit menyita waktu kalian untuk memberitahukan informasi. Bahwasannya besok,petinggi William.Corp. Nona Michelle akan ke sini untuk memperkenalkan adiknya yang sebentar lagi akan menggantikan posisi beliau sebagai CEO di sini."
"Saya berharap,dari setiap divisi. Terutama divisi kita,besok bisa memberikan kesan yang baik bagi keduanya dan jangan sampai membuat masalah yang membuat posisi kalian terancam. Kalian mengertikan??"
♡♡♡
"Saya berharap,dari setiap divisi. Terutama divisi kita,besok bisa memberikan kesan yang baik bagi keduanya dan jangan sampai membuat masalah yang membuat posisi kalian terancam. Kalian mengertikan??"
Seluruh staff yang ada di sana,mengangguk kompak begitupun dengan Allea dan Karina.
Setelah pemberitahuan singkat barusan,kedua atasan tadi pun pergi dari ruang divisi Allea dan teman-temannya.
Kini seluruh staff divisi kembali ke duduk di kursi kerja masing-masing.
Karina mengguncang pelan bahu Allea,saat gadis itu baru hendak membuka dokumen yang tadi sempat ia tutup.
Allea yang merasa terganggu,menoleh ke arah Karina dengan tatapan kesal.
"Ada apa lagi sih Rin? Gak bosen lo gangguin gue mulu?"
Tanya Allea dengan nada jengkelnya karena sudah berapa kali Karina mengganggu fokusnya.
Karina terlihat tidak peduli dengan kejengkelan Allea,tetap saja ia bertanya.
"Al,tau gak lo? Katanya adik si mbak bos besar itu ganteng lo. Secara dia kan blasteran,pasti sebelah dua belas lah dia sama pak bos besar dan tuan bos besar."
"Lihat aja mereka berdua,biar kata udah pada tua dan punya anak. Tapi gantengnya itu loh,permanen. Gue yakin lagi,pasti semua itu nurun bangetlah ke anak-anaknya.
"Mana katanya nih,ya si tuan muda ketiga ini pinter kayak kakaknya si nona muda kedua,gue denger-denger juga sih dia itu lulusan cum laude dari Universitas Oxford. Mantap kan?"
"Bayangin deh Al,kalau dia jadi CEO kita. Udah ganteng,pinter,bule,kaya lagi. Idaman banget kan,aghhhh..."
"Jadi pengen kayak di novel-novel deh,dimana ada CEO yang kesemsem sama karyawanya sendiri. Pernah baca kan Al??"
"Gak!!" Allea menjawab jutek perkataan panjang lebar Karina barusan.
"Kurang kerjaan banget,gue ngehalu yang kayak begituan. Gak bakalan bikin gue kaya,udah deh Rin. Daripada otak lo makin gak waras,mikirin yang enggak-enggak. Mending sekarang nih ya. Nih,kerjain tugas-tugas lo,selesain. Abis itu buat laporan ke manager. Gak usah bahas-bahas kehaluan lo lagi ya. Cukup. Gue enek dengernya!"
Ujar Allea dengan ketus,sambil menggeser tumpukan dokumen-dokumen yang ada di meja Karina ke atas keyboard komputer yang ada di meja gadis itu.
"Kerjain ya Rin dan jangan berisik!!"
♡♡♡
Jam kerja berakhir.
Allea mengemasi barang-barang kerjanya dari atas meja ke dalam box yang ada di meja kerjanya. Setelah selesai,ia mengambil tas kerjanya yang ia letakkan di sisi meja dan beranjak dari tempat duduknya.
Sebelum benar-benar pergi,Iris menyempatkan diri untuk melihat rekan kerja disebelah mejanya itu . Terlihat Karina masih sibuk dengan berkas-berkas miliknya. Sepertinya gadis itu belum selesai dengan pekerjaannya.
Allea tersenyum mengejek. "Makanya Rin,kalau kerja tuh serius. Jangan gosip aja yang deres..! Jadi lembur kan lo,nyahok sih. Hahaha..."
Allea tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Salut gue sama lo Rin. Tiap hari,ada aja yang bikin lo pulang telat. Heran deh,lo gak capek apa? Gak pengen apa? Sekali-sekali gitu,jadi karyawan teladan yang nyelesain pekerjaan tepat waktu. Lembur terus tapi gajinya tetap aja.."
"Berisik deh!!" Karina memotong ucapan Allea dengan nada jengkel.
"Lo kalau udah selesai kerja dan gak niat bantuin,mending lo pulang ya. Nih gue kasih tau,lo ngomelin gue di situ gak bakalan ngebantu apapun. Tetap aja kerjaan gue banyak. Heran deh,hobi banget bikin kesel orang."
"Dih...,siapa yang hobi bikin kesal? Gue?"
"Iyalah. Lo itu bikin gue kesal. Harusnya lo itu bantuin gue,bukan malah ngomel-ngomel gak jelas di situ. Bantuin cepet!"
"OGAH!!"
Allea mengibaskan rambutnya dengan angkuh kemudian putar balik menjauhi Karina.
"Bye Karina...,selamat berlembur ria. KAY(Kanaya Allea Yuna) yang cantik ini mau balik dulu. Mau istirahat,Sssyapeekkk banget soalnya. Pergi dulu ya..,muahhh..."
Allea sampai di pintu keluar dan menutupnya setelah mengirimkan ciuman jarak jauh untuk meledek temannya yang hobi bergosip itu.
Karina mengusap dadanya dengan berulang saat melihat kelakukan sahabat satu-satunya itu.
"Dasar teman durjana! Gue lagi susah,bukannya di bantuin. Malah di ledekin,awas aja lo All. Gue doain semoga nantinya lo nikah sama musuh bebuyutan lo sendiri. Biar gue punya bahan buat ngeledekin lo balik. Aminnn...!!"
"Moga doa gue terkabul,biasanya doa orang yang teraniaya kayak gue ini cepet di kabulinnya."
Karina mengomel-ngomel sendiri seperti orang gila setelah kepergian Allea.
♡♡♡
Sementara itu,di lantai bawah. Allea yang baru keluar dari lift,dikejutkan dengan keramaian di loby kantor.
Terlihat beberapa petugas kebersihan dan sebagian orang berseragam EO tengah berlalu lalang di loby.
Allea mengerutkan alisnya dan dengan rasa penasaran ia menghampiri salah satu dari staff EO yang ada di sana,lalu bertanya.
"A..,permisi mas. Maaf ganggu,saya mau nanya. Di sini ramai-ramai kayak gini,mau buat apa ya?" Tanya Allea pada salah satu staff EO tadi.
Pria yang ia tanyai tadi menunduk hormat sebentar,setelah itu barulah ia menjawab.
"Ah,ini mbak. Kan katanya besok,adiknya bos besar,si tuan muda ketiga sama nona muda kedua itu mau datang ke sini. Kebetulan tuan muda ketiga itu baru pulang dari London,dua minggu yang lalu dan katanya bakalan langsung terjun ke dunia bisnis mulai besok dengan penempatan di kantor pusat ini."
"Nah,maka dari itu. Saya dan rekan-rekan saya yang lain,diminta secara langsung oleh nona Sandra untuk mempersiapkan penyambutan kedatangan tuan muda ketiga dan nona muda kedua. Begitu ceritanya mbak."
Ujar staff EO tadi menjelaskan.
Allea mengangguk-angguk paham.
"Oh,begitu toh mas ya. Ya sudah deh,kalau begitu lanjutkan pekerjaannya ya. Saya izin pamit,sudah jam setengah lima. Takutnya pulang kemaleman." Ujar Allea dengan sopan.
Staff EO tadi mengangguk dan membiarkan Allea pergi.
Allea pun berlalu menuju ke pintu keluar,dan saat akan menuju tempat parkir.
Allea melihat beberapa orang membawa papan poster yang papan ucapan selamat datang yang di mana di sana tertera foto seorang pria tampan berwajah Indo-Eropa.
Di beberapa sisi lain,Allea juga melihat beberapa spanduk lain yang berisi foto pria itu beserta keluarga besarnya yang semuanya Allea anggap majikannya.
Allea mengangguk-angguk lagi. Ia kali ini mengakui ucapan Karina tadi,seluruh keluarga bos besarnya itu memang bisa di bilang memiliki paras rupawan diatas rata-rata.
Allea jadi kagum sendiri.
"Terkadang garis keturunan emang gak adil. Ada yang di tadkirin rupawan sekeluarga besar,ada yang di takdirin pinter sekeluarga besar,tapi ada juga yang ditakdirin udah gak rupawan gak pinter lagi. Ah,hidup emang ada-ada aja. Intinya lebih banyak bersyukur ajalah ya.."
Batin Allea,sambil berjalan melewati papan-papan ucapan selamat datang tadi dengan pemikiran-pemikiran yang padat di otaknnya.
Tapi tunggu dulu...
Allea tiba-tiba menghentikan langkahnya,dan berbalik lalu menghampiri salah satu papan ucapan selamat datang tadi dengan pandangan mata menyelidik.
Ia mengamati lekat foto pria yang katanya adik bos besarnya itu dengan kedua alis mengkerut.
"Perasaan gue,apa gimana ya? Gue kok kayak kenal ya,sama alis nih orang??"
Batin Allea sambil mengusap-usap alis di foto pria itu.
♡♡♡
Jangan lupa like vote dan kasih kritik plus saran jika ceritanya kurang srekk di hati kalian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!