NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Mu

BRAMASTA GROUP

Arya Wijaya Kusuma hanyalah Pria biasa-biasa saja, bukan dari kalangan orang berada, juga bukan orang yang terlalu pintar. Tetapi kalau dalam semangat bekerja tidak perlu diragukan lagi. Arya yang tahun ini akan berusia 23 tahun merasa senang karena dia diterima bekerja di salah satu perusahaan yang cukup besar di kota tetangga, walau masih banyak perusahaan besar lain di kota B.

Dengan memakai kemeja putih lengan panjang dan celana kain hitam, serta sepatu pantofel kesayangannya, Arya memasuki gedung utama 2 lantai milik Bramastra Group (BG). Gedung yang memiliki halaman luas ini memiliki jalan besar yang terhubung dengan masing-masing pabriknya. Bramastra Group merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan pemasaran berbagai macam produk. BG juga menerima maklon beberapa barang dari brand-brand terkenal. Mereka juga memiliki brand sendiri yakni Tas (Boaza), Sepatu (Belazo) , Pakaian (Bovue) dan Parfume (Blissful) yang sudah tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia.

Bramastra Group memiliki 5 gedung yang di sekat dengan tembok pemisah, saat pertama memasuki Bramastra Group kita akan melihat gedung perkantoran 2 lantai yang memiliki halaman luas, Gedung ini biasanya digunakan untuk menerima tamu dan juga penerimaan karyawan baru serta gedung untuk meeting. Keluar dari gedung akan ada kantin khusus karyawan serta jalan besar yang terhubung dengan 4 pintu gerbang masing-masing pabrik yang sudah disekat dengan tembok tinggi, jadi antara satu divisi dengan divisi lain tidak saling berhubungan kecuali saat makan siang. Masing-masing divisi memiliki 1 Kepala atau biasa disebut Leader , tidak ada penyebutan atasan maupun karyawan. Bramasta group menamai karyawan mereka dengan sebutan tim dan atasan disebut Leader.

Setiap Leader memiliki seragam tersendiri, jadi kita bisa langsung tahu yang mana karyawan biasa (tim) dan yang mana Leader.

Bramastra Group menamai setiap divisi dengan nama produk mereka, dan Arya menjadi karyawan baru di divisi Belazo. Kepala Divisi atau yang biasa di sebut leader di divisi Belazo adalah Pak Satria, orangnya galak tetapi juga kadang-kadang konyol. Sebelum mulai bekerja dengan tim Belazo, Arya lebih dulu menghadap HRD Bramastra Group, Bapak Sebastian. Pak Sebastian atau lebih sering dipanggil Pak Bastian orangnya irit bicara dan sekali bicara langsung menusuk hati, memang cocok untuk jabatan HRD yang dia emban.

Saat masuk ke ruangan Pak Bastian, di dalam ruangan itu Pak Bastian sedang memarahi seorang perempuan muda, yang usianya hampir sama dengan Arya. Perempuan itu terlihat santai ketika dimarahi, tidak ada takut-takutnya dan masih bisa tersenyum lebar. Arya dibuat takjub dengan keberanian perempuan itu yang dia belum ketahui namanya, tetapi dari seragam yang dipakai sepertinya dia tim dari divisi Blissful. Entah apa kesalahan perempuan itu tetapi Pak Bastian seperti tidak bisa memarahi dengan benar, padahal sebelumnya saat interview, Pak Bastian terlihat sangat dingin dan ketus.

“Mungkin karena cantik” batin Arya.

Saat Perempuan tadi keluar dari ruangan Pak Bastian, Arya kemudian mulai diberi pengarahan dan beberapa seragam yang dipakai selama bekerja. Keluar dari ruangan Pak bastian, Arya akan bertemu dengan Pak Satria yang sedang meeting dengan para Leader setiap divisi di lantai 2 gedung utama. Arya menunggu Pas Satria di sofa yang terletak di ruang tamu tepat di depan ruang meeting. Terlihat perempuan yang tadi dimarahi Pak Bastian juga memasuki ruangan itu.

“Siapa ya cewek ini? kenapa dia berbeda sekali? terlihat berani? padahal seragamnya sama dengan tim lain, tetapi kenapa dia masuk ke ruangan meeting leader?” batin Arya sangat penasaran,

“Apa jangan-jangan dia masih ada hubungan dengan pemilik Bramasta group? mungkin saja” Arya terlihat menganggukkan kepala.

Selama kurang lebih satu jam menunggu, Para Leader telah keluar dari ruangan meeting termasuk pak Satria. Arya langsung saja menghampiri Pak Satria untuk menanyakan job desk nya selama bekerja disini. Cukup lama berbincang, Pak Satria kemudian mengajak Arya menuju Pabrik Sepatu. Di dalam Pabrik Sepatu terdapat 1 gedung besar yang di dalamnya terdapat berbagai ruangan, Ruangan Produksi, Ruang Penyimpanan, Ruang Meeting, Ruang Marketing, Ruang Khusus Driver dan Ruang Kantor untuk para tim Belazo.

Selesai berkenalan dan berkeliling, Arya diajak ke ruangan kantor divisi Belazo. Arya akan menjadi asisten pak Bagas bagian Purchasing yang bertugas untuk mengurus kesediaan bahan baku produksi.

“Nah Arya, disini meja kamu” kata Pak Satria menunjuk meja kayu yang tidak terlalu besar lengkap dengan komputer dan printer di atasnya, “Mulai besok kamu sudah bisa bekerja, ingat sebelum jam 9 kamu sudah harus sampai di kantor” titah Pak Satria.

“Siap pak” jawab Arya cepat.

“Sekarang kamu boleh pulang, karena cukup perkenalan dulu” jelas Pak Satria lagi.

“Baik pak, terima kasih. Saya pamit dulu” jawab Arya sopan dan berjalan menuju parkiran mengambil motornya.

Arya hendak memakai helmnya kemudian dikejutkan dengan perempuan tadi yang dimarahi Pak Bastian, Perempuan itu terlihat naik ke mobil kontainer dan mengendarainya masuk ke pabrik parfum.

“Ya Tuhan, dia itu driver Blissful ya ternyata? tidak menyangka driver parfum seorang wanita muda seperti itu” Arya geleng-geleng kepala tapi juga semakin takjub.

“Cantik” kata Arya lalu tersenyum.

Arya kemudian kembali memakai helmnya dan keluar dari halaman Bramastra Group menuju rumahnya.

“Semoga besok aku bisa bekerja dengan maksimal, Semangat” kata Arya menyemangati dirinya sendiri

Sepanjang yang dia lihat tadi di Divisi Belazo, teman-teman kerjanya semua ramah dan menerima dia dengan baik

“Sepertinya di kantor cuma aku yang paling muda, semuanya di atas 30 tahun umurnya, Bahkan Pak Satria sudah hampir 50 tahun” kata Arya yang masih di atas motor dalam perjalanan ke rumahnya.

Jelas saja Arya berpikir seperti itu, karena di kantor Belazo memang hanya terdiri dari 8 orang karyawan termasuk dirinya. Pak Satria Sebagai Leader, Bu Yanti sebagai Accounting, Bu Vivi sebagai admin 1, Bu Nani sebagai Admin 2, Pak Wawan sebagai Marketing, Pak Dani sebagai bagian pengiriman yang mempunyai ruangan khusus di sebelah, Pak Bagas sebagai Purchasing dan Arya sendiri sebagai asisten Purchasing.

Pak Wawan yang merupakan marketing mempunyai tim marketing lapangan yang jumlahnya kurang lebih sekitar 50 orang dan hanya sebulan sekali ke kantor. Sedangkan Pak Bagas mempunyai 10 orang tim driver yang bertugas mengirim Sepatu ke masing-masing Depo di setiap Kabupaten.

Tak Terasa, 30 menit berkendara , Arya sudah sampai di kediamannya. Rumah sederhana milik keluarga Kusuma. Arya memarkirkan motor di garasi rumahnya, saat masuk ke dalam rumahnya terlihat sepi, padahal rumah tidak dikunci.

Dengan gontai dia menuju dapur dan mengambil 1 botol air minuman di lemari pendingin. Meminumnya hingga setengahnya kemudian menuju ke kamar untuk beristirahat. Jam masih menunjukkan pukul 11 siang, tetapi Arya ingin mengistirahatkan tubuhnya sebelum berperang esok hari untuk bekerja.

Bersambung...

NAMANYA TIARA

Selamat membaca ❤️

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Arya tidak ingin terlambat di hari pertamanya bekerja. Setelah berpamitan dengan Ibu dan Bapaknya, Arya mengendarai motornya menuju Bramasta Group. Sampai disana parkiran sudah terlihat ramai, karena pabrik bekerja 24 jam menggunakan 3 shift, jadi Pabrik akan selalu dipenuhi oleh karyawan yang bekerja.

Setelah memarkir motornya, Arya bergegas menuju ruangannya. Di Perjalanan dia melihat Perempuan yang menarik perhatiannya, dan hari ini perempuan itu mengenakan pakaian yang berbeda dari kemarin. Tim produksi maupun office akan mengenakan baju polo sesuai divisi, sedangkan Leader akan mengenakan kemeja dengan luaran blazer untuk perempuan dan jas untuk pria.

“Tiara” Arya membaca nama perempuan itu yang tertera di name tag nya, “ Ternyata dia Leader, setara dengan Pak Bastian, pantas saja kemarin dia senyum-senyum saja ketika dimarahi pak Bastian” batin Arya.

Nyali Arya langsung menciut, baru ingin berkenalan dengan perempuan itu Arya sudah mundur duluan. Apalah dia yang hanya karyawan biasa, mana mau Tiara berkenalan dengan laki-laki seperti dirinya. 

Arya menghela nafas kemudian dengan cepat menuju ke ruangannya. Sampai di dalam ruangan sudah ada Bu Yanti dan Bu Vivi disana, Arya menyapa kedua orang itu sebelum duduk di mejanya

“Pagi Arya, kamu sudah makan?” tanya Bu Yanti perhatian, seperti ibu dan anaknya.

“Sudah bu, Ibu saya masak nasi goreng tadi pagi” jawab Arya seraya tersenyum.

Setelah basa-basi sebentar, mereka kembali dengan pekerjaan masing-masing. Arya mulai menginput data pembelian yang di info pak Bagas. Mulai mengetik satu persatu sesuai post nya. Selang beberapa jam setelah sibuk dengan pekerjaan, tiba-tiba saja server program milik Bu Yanti bermasalah.

“Vivi, kamu bisa bantu ibu tidak? ada masalah dengan programnya, tidak bisa di save” kata Bu Yanti dari mejanya.

Bu Vivi kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Bu Yanti.

“Coba telp Tiara saja bu, biasanya dia yang bantu”saran Bu Vivi.

Mendengar nama Tiara , Arya memasang kupingnya lebar.

“Apa itu Tiara dari Blissful?” batin Arya.

Tak berapa lama Bu Yanti menghubungi Tiara yang dimaksud.

“Tiara, bisa bantu ibu tidak? Program di ruangan ibu bermasalah” terdengar suara Bu Yanti sedang menelpon, “Iya makasih ya nak” kata Bu Yanti lagi.

Beberapa menit kemudian Tiara masuk ke ruangan kantor Belazo dengan suara cerianya.

“Halo Belazo, Tiara is coming” sapanya ramah.

“Halo Tiara” jawab seisi kantor hampir berbarengan, semua terlihat biasa melihat tingkah Tiara yang kelewat ceria, sedangkan Arya yang si anak baru bingung sendiri.

Tiara kemudian berjalan dengan sedikit berlari ke meja Bu Yanti yang letaknya berdekatan dengan meja Arya.

Dada Arya bergetar begitu hebatnya, dia menyibukkan diri dengan input menginput data, berusaha tidak memperdulikan Tiara yang ada di ruangan itu.

“Leader Divisi, masih muda, kok bisa?” Arya bertanya-tanya dalam hatinya.

Diam-diam Arya memperhatikan Tiara yang membantu Bu Yanti dengan cekatan, dia terlihat sangat menguasai bidang itu.

“Kemarin naik Mobil Kontainer, sekarang program akunting, memang benar-benar hebat” Arya semakin kagum saja dengan si Tiara ini.

Selesai dengan urusannya Tiara pamit dan kembali ke ruangannya. Setelahnya semua sibuk kembali dengan tugas masing-masing sampai jam makan siang pun tiba.

Arya yang hari itu sudah membawa bekal langsung saja menuju ke ruang makan khusus yang disediakan perusahaan. Bu Yanti dan Pak Bagas juga ikut bersamanya.

“Kamu bawa bekal Arya?” tanya Bu Yanti.

Mereka bertiga duduk di meja yang sama.

“Iya bu, Ibu Saya jualan nasi Ayam di Sekolah, jadi sekalian saya bungkus bawa kerja” jawab Arya sopan.

“Jarang Ibu lihat ada anak muda tidak gengsi seperti kamu Arya, orang tuamu pasti bangga” kata Bu Yanti kagum.

Arya hanya tersenyum menanggapi.

“Benar itu Arya, Bapak dulu juga sering malu kalau dipaksa bawa bekal hahaha” kata Pak Bagas mengenang masa lalu.

Mereka bertiga pun kembali melanjutkan makan siang sambil sesekali mengobrol santai, tak lama kemudian Tiara ikut bergabung dengan membawa semangkuk bakso miliknya.

Dia memilih duduk disebelah Bu Yanti.

“Ikut satu ya” kata Tiara karena memang hanya ditempat itu yang masih tersisa kursi kosong.

“Tiara…Tiara, masih saja suka makan bakso” kata Bu Yanti yang sudah hafal kebiasaan Tiara, “Kurangi ya, gak sehat”.

Tiara hanya nyengir kemudian mulai menikmati baksonya.

Arya seketika canggung, duduknya tepat di depan Tiara. Tiara sendiri terlihat cuek dan menikmati baksonya dengan lahap.

Selesai makan Tiara melihat ke arah Arya.

“Anak baru ya?” tanyanya dengan senyum manis.

Arya pun mengangguk sopan.

“Dia asisten baru Bapak, menggantikan Wira” jelas Pak Bagas.

Tiara manggut-manggut dan mengulurkan tangannya pada Arya.

“Tiara” katanya kemudian.

“Arya” Arya menerima uluran tangan itu.

“Anak mana?” tanya Tiara lagi.

“Anak N” jawab Arya.

Singkat sekali, hanya menjawab apa yang ditanya oleh Tiara, bukan karena sombong tetapi dia sangat Grogi, apalagi sekarang berhadapan langsung dengan Tiara yang auranya memang berbeda.

“Ohh, jauh ya, kuliah dimana dulu? di N juga?”tanya Tiara pula. Tiara memang sangat ramah.

“Gak jauh kok Kak, cuma 30 menit, aku kuliah di N juga” jawab Arya yang berusaha menekan rasa groginya.

“Gak usah pakai Kak, panggil Tiara aja”protes Tiara karena memang dia tidak suka di panggil embel-embel.

“Tiara ini masih muda Arya walaupun sudah jadi Leader, paling seumuran kamu” kata Bu Yanti ikut bergabung dengan perkenalan Arya dan Tiara.

“Iya pertama ketemu juga aku kira seumuran, tapi aku baru saja lulus kuliah dan kamu sudah jadi Leader”ucap Arya mengemukakan pendapatnya.

“Aku baru setahun ini kok jadi Leader” jawab Tiara apa adanya.

“Iya, Tiara sudah kerja disini sejak lulus SMA, kerja sambil kuliah” kali ini Pak bagas yang menjawab.

“Aku juga dulu kuliah di N, ambil percepatan 3,5 tahun kelas malamnya , SMA juga ambil percepatan, mungkin kita seumuran” kata Tiara lagi.

“Wah hebat banget, aku dulu sempat mau ambil yang 3,5 tahun tapi nilai belum memenuhi syarat”

“Yang penting sekarang sudah lulus kan” kata Tiara menyemangati.

“Hebat ya kamu sudah jadi Leader’ kata Arya tidak bisa menutupi kekagumannya.

“Tidak mudah Arya, dan Tiara memang layak” kata Bu Yanti sambil mengelus lengan Tiara.

Tiara hanya tersenyum saja. Tiara memang seorang gadis Alpha yang boleh dibilang terlalu mandiri.

Mereka kembali melanjutkan obrolan hingga jam istirahat berakhir dan kembali ke kantor masing-masing.

Diperjalanan menuju ruangannya, Arya merasa senang sekali bisa kenal dengan Tiara, walau hanya sebatas sahabat karena dia semakin yakin bahwa Tiara tidak mungkin bisa dia raih. Perempuan berwawasan luas dan segudang prestasi, pantas saja di usianya yang terbilang muda bisa menjadi Leader di Bramasta group.

Arya kembali berkutat dengan segudang pekerjaannya, menjadi asisten Pak Bagas tidaklah mudah. Pak Bagas walaupun terlihat santai tetapi orangnya sangat teliti, dia tidak menerima ada kesalahan sedikitpun, walau itu penempatan koma maupun titik, karena bisa berakibat fatal. Sibuk dengan pekerjaan sampai tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya jam kerja sudah berakhir. Arya dan rekan-rekan kerjanya mulai bersiap meninggalkan kantor.

Sampai di parkiran, Arya kembali melihat Tiara yang memundurkan mobil Kontainer ke dalam gudang. Arya sendiri bahkan mengendarai mobil biasa saja tidak bisa.

“Jangan heran begitu” kata seorang pria yang tidak Arya ketahui namanya. Terlihat dari seragam yang dikenakannya sepertinya dia salah satu tim dari divisi Blissful.

Arya tersenyum kikuk, Pria tadi mengulurkan tangannya.

“David” katanya memperkenalkan diri.

“Saya Arya kak” balas Arya karena sepertinya pria itu lebih dewasa darinya.

“Hahaha, gak usah panggil kak lah, berasa tua banget” kata david sambil memukul pelan lengan Arya, “ Baru juga  27 tahun, belum tua” imbuhnya.

Arya pun mengangguk menyetujui.

“Hebat kan Leader kami” kata David membanggakan divisinya.

Lagi-lagi Arya mengangguk setuju.

“Sayangnya galak” kata David dan tertawa lagi.

Arya pun hanya tersenyum menanggapi, karena dia pun baru mengenal Tiara.

Bersambung....

TEMAN-TEMAN BARU

Selamat membaca 😍❤️

Kapan-kapan main ya ke Blissful nanti tak kenalin sama tim disana, orang-orang kantornya masih muda-muda, di Pabrik juga 50% muda, gak kayak di Belazo” kata David diselipi kata-kata ejekan.

“Hahaha” Arya tidak bisa menahan tawanya mendengar penuturan David, tapi memang benar di Kantor Belazo hanya Arya yang berusia di bawah 30 tahun. Tapi kalau di Pabriknya sendiri Arya belum mengenal semuanya.

“Iya kapan-kapan aku mampir, Mari David aku pulang duluan” kata Arya pamitan dengan David.

David mengangguk kemudian kembali ke gedung Blissful. Rupanya Divisi Blissful masih harus lembur hari ini.

Esoknya, Arya kembali bekerja seperti biasa. Setelah memarkir motornya Arya berjalan menuju kantin untuk membeli kopi, kemarin malam dia harus membantu ibunya membungkus pesanan nastar yang dikirim pagi ini, alhasil tidurnya menjadi kurang. Dia tidak ingin mengantuk di jam kerja jadi kopi merupakan pilihan yang tepat.

Pagi ini kantin lumayan ramai, walaupun ada banyak pedagang yang berjejer tapi hampir semua full, Arya dengan sabar menunggu, diliriknya jam di tangan kirinya, masih ada kurang lebih 20 menit sebelum jam kerja dimulai.

David yang melihat Arya duduk seorang diri pun menghampiri.

“Sendirian aja bro” kata David.

“Iya nih, ngantuk pengen ngopi dulu”jawab Arya.

“Kenapa gak buat di pantri aja?”tanya David terheran.

“Enakan ngopi disini kayaknya, gak enak repotin Pak Dasi”

Pak Dasi nama OB di Belazo.

David hanya manggut manggut.

“Udah punya cewek?” tanya David lagi.

“Belom, ada rekomendasi?” tanya Arya pula. Basa-basi tentu saja.

“Yang bener? masak ganteng-ganteng gak punya pacar?” David seolah tak percaya, mengingat penampilan Arya lumayan ganteng dan tinggi.

Arya tersenyum, “Uangnya kurang, jadi belum laku” jawab Arya dengan tertawa kecil.

David memukul pelan lengan Arya, “Yang penting itu mulut harus pinter ngerayu, cewek itu butuh rayuan gombal, nanti habis makan siang ke Blissful ya, aku kenalin cewek-cewek disana, cantik-cantik deh pokoknya, Asal jangan Tiara aja, yang lain boleh”

“Emang kenapa kalau Tiara? sudah ada yang punya?”tanya Arya penasaran.

David tertawa, “Bukan tapi kamu gak akan kuat, orangnya galak”jawab David.

Arya semakin penasaran dengan sosok Tiara, seperti apa sih orangnya, apa benar seperti yang dibicarakan David?.

Setelah pesanan kopinya datang, Arya menawarkan kopinya terlebih dulu pada David, tapi David tidak bisa minum kopi katanya. Aneh menurut Arya, karena tumben dia kenal Pria tidak bisa minum kopi. David pun banyak berbicara tentang Divisinya, bagaimana cara kerja disana dan kelihatan sekali kalau dia sangat menyukai Tiara.

Mungkin itu alasan David melarang Arya untuk berkenalan dengan Tiara. Karena dia menyukai Tiara. Selesai minum kopi, Arya pun berpamitan dengan David dan menuju ke kantor Belazo,.

Sampai di kantor Pak Bagas sudah memberinya banyak tugas, salah satunya bertemu dengan Supplier yang ingin pengajuan barang.

“Nanti jam 9.30, kamu ke gedung utama bertemu PT Maju Mapan ya, tanyakan spec dan harga, jangan lupa minta potongan harga juga” jelas Pak Bagas.

“Baik pak” jawab Arya tanda mengerti, tanpa menunggu lama Arya pun bergegas menuju gedung utama karena sebentar lagi jam setengah sepuluh, dia tidak ingin supplier menunggu lama.

Benar saja, orang dari PT Maju Mapan sudah menunggu di gedung utama, 1 orang Bapak berusia kurang lebih 40 tahun dan satunya lagi perempuan berusia kurang lebih 25 tahun.

Arya menyalami satu persatu vendornya

“Perkenalkan saya Arya yang menggantikan Pak Bagas, kebetulan beliau ada rapat hari ini” kata Arya memulai perkenalan.

“Salam kenal Pak Arya, Nama Saya Andi dan rekan saya Indah kami dari PT Maju Mapan” giliran Pak Andi dari PT Maju Mapan yang memperkenalkan diri.

Pak Andi mulai memperlihatkan contoh barang beserta price listnya, setelah bernegosiasi kurang lebih selama hampir satu jam, Arya kemudian mengakhiri pertemuan mereka.

“Baik terima kasih penawarannya, akan saya laporkan dulu ke Pak Bagas, nanti akan saya hubungi kembali” kata Arya kemudian kembali menyalami kedua supplier nya.

Arya pun mengantar keduanya sampai di parkir dan mengobrol selama diperjalanan, obrolan santai bukan tentang pekerjaan.

“Sudah lama bekerja disini Arya, kelihatannya masih muda?” tanya Pak Andi.

“Baru pak, belum ada seminggu” jawab Arya seraya tersenyum.

“Pantas saja baru pertama kali saya lihat, kami sudah beberapa kali bekerjasama dengan Bramasta Group, iya kan Indah?” kata Pak Andi meminta pendapat dari rekan kerjanya yang bernama Indah itu.

“Iya pak, biasanya kita sama yang tua-tua, tumben ketemu yang muda” balas Indah.

“Ah kamu ini sukanya yang bening-bening”protes Pak Andi.

Arya pun hanya tersenyum mendengarkan perkataan kedua suppliernya itu, setelah berpisah Arya berniat kembali ke ruangannya, tapi di perjalanan di kembali terpukau melihat Tiara yang sibuk memberi instruksi kepada beberapa tim nya termasuk David.

David terlihat sangat serius memperhatikan Tiara, Arya semakin yakin kalau David memang menyukai Tiara, dia memandangi Tiara tanpa berkedip.

Tidak ingin mengganggu, Arya pun berjalan menggunakan jalur dibelakang mess sehingga tidak mengganggu Blissful yang sedang prepare keberangkatan.

Sampai di ruangannya, Arya memberikan price list dan contoh bahan yang diberikan PT Maju Mapan tadi pada Pak Bagas.

Pak Bagas membaca sekilas penawaran yang diberikan lalu memeriksa kualitas bahannya.

Kemudian menganggukan kepala.

“Kualitas contohnya bagus, kamu pastikan barang yang dikirim sesuai contoh ya, jangan sampai contoh dan real barangnya berbeda” tekan Pak Bagas.

“Baik pak” kata Arya kemudian kembali ke mejanya.

Arya mulai kembali sibuk dengan pekerjaannya, walau baru tetapi dia sudah cepat belajar.

Ibu Vivi yang usianya kurang lebih 32 atau 33 tahun datang menghampiri Arya.

“Arya tolong order lagi kulit dan label untuk pesanan maklon ya, sesuai contoh” Kata Ibu Vivi pada Arya.

“Baik bu” jawab Arya patuh.

“Gak usah panggil Bu lah, Panggil Kak Vivi aja, menolak tua” kata Bu Vivi seraya tertawa .

Arya hanya tersenyum dan mengangguk , “Baik Kak” ulang nya.

“Jangan mau Arya, sudah benar dia dipanggil Ibu, orang dia sudah punya anak kok” kata Pak Bagas dengan senyum mengejek.

“Ah pak Bagas ini gak suka liat saya senang, masak saya cuma beda 10 tahun sudah dipanggil Ibu sama Arya” protes Bu Vivi.

Pak Bagas dan Arya kompak geleng-geleng kepala sambil tersenyum kemudian mereka kembali disibukkan dengan segudang pekerjaan sampai akhirnya jam istirahat pun tiba.

Hari ini Arya tidak membawa bekal karena Ibunya tidak jualan nasi ayam di sekolah,Masih sibuk mengurusi pengiriman kue kering yang di lemburi semalaman.

Arya beranjak dari kursinya menuju kantin.

“Tidak bawa bekal nak? tanya Bu Yanti perhatian seperti biasa karena melihat arya membeli soto ayam.

“Tidak bu, kemarin semalaman packing nastar sampai pagi, jadi hari ini libur jualan di sekolah”jawab Arya sopan.

“Memang rajin kamu Arya, anak ibu juga seusia kamu, tapi aduhhh… malas nya luar biasa” jelas Bu Yanti membandingkan Arya dengan anaknya.

“Sebenarnya bukan malas bu, cuma mungkin dia tidak suka“ucap Arya menanggapi.

Mereka berdua kembali makan dengan Pak bagas dan Bu Vivi yang juga ikut bergabung.

Selesai makan siang sesuai janjinya tadi dia akan menemui David di Blissful.

“Sini Arya” teriak David sambil melambaikan tangannya, di sebelah David sudah ada 3 orang pria lainnya.

“Kenalin ini Dion, Yoyo sama Wisnu” David memperkenalkan teman-temannya.

Arya pun memperkenalkan diri pada semuanya, baru pertama kali bertemu mereka sudah terlihat akrab dan nyambung, sama-sama menggemari sepak bola menjadikan mereka cepat dekat.

Mereka berempat nongkrong di Gazebo yang letaknya di depan kantor Blissful, Tiara keluar dari ruangan Blissful dan memanggil Wisnu.

“Wisnu, coba kesini sebentar” panggilnya kemudian kembali keruangan, tidak ada senyum yang terlihat.

“See, dia itu galak” kata David pada Arya dan diikuti gelak tawa Yoyo dan Dion, sedangkan Wisnu sudah buru-buru menemui Tiara

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!