NovelToon NovelToon

Takdir Memisahkan Kita

Kenyataan Pahit

Pranggg

Terdengar suara benda jatuh di dalam sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas di tepi pegunungan.

"Kamu tu kenapa? Pulang-pulang kok marah-marah nggak jelas."tanya pak arshad kaget pada seorang wanita yang tak lain adalah istri nya.

"Saya sudah capek hidup sama kamu, dari dulu nggak ada perubahan apa-apa."

"Kenapa kamu berbicara seperti itu?"tanya pak Arshad

"Saya mau kita cerai."jawab Bu Rini tiba-tiba

Pak Arshad membelalakkan matanya, dia tak percaya bahwa wanita yang sudah menemaninya puluhan tahun itu memutuskan untuk berpisah dengan diri nya.

Sementara dari balik pintu, tanpa mereka sadari ada seorang gadis yang sedang menangis disana. dia adalah Hania Humaira Salsabila. Hania sudah biasa mendengar keributan dari orang tua nya. Namun, Hania tak pernah berpikir bahwa kedua orangtuanya memilih untuk berpisah.

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu itu?"tanya pak Arshad

"Tentu saja."

"Apa kamu tidak memikirkan anak perempuan mu itu, bertahun-tahun dia menunggu kamu pulang, apa kamu tidak kasihan dengan dia.?"

"Tidak, saya tidak peduli dengan anak itu, untuk apa saya memikirkan anak yang selalu menyusahkan, kamu saja yang urus."ucap Bu Rini lantang tanpa memikirkan perasaan gadis yang berada di balik pintu.

Hania tidak pernah membayangkan kalau dia harus mendengarkan kata-kata yang menyakitkan dari wanita yang sudah melahirkan nya itu.

"Istighfar, dia itu darah daging kamu sendiri."bentak pak Arshad yang sudah tersulut emosi.

"Dia adalah putri kita, sampai kapan pun dia tetap anak kita."ucap pak arshad geram

"Silahkan kamu rawat saja dia, saya tidak sudi."ucap Bu Rini

Plaaaak.....

Satu tamparan mendarat di wajah Bu Rini. Ayah mana yang tidak sakit hati ketika anak nya dibenci oleh ibu kandung nya sendiri.

Hania menangis, dada nya terasa sesak.  Nadira keluar dari kamar nya. Dia berjalan mendekati kedua orang tua nya itu.

Air mata sudah mengalir deras di pipi Hania, Hania menatap wajah tua itu secara bergantian.

"Bu, kenapa ibu begitu membenci Hania? Hania, ada salah apa Bu?"tanya Hania pada Bu Rini yang tampak membuang muka.

"Kenapa diam bu? Kalau Hania ada salah, Hania minta maaf bu." Ucap Hania sedih sembari memegang lengan Bu Rini

"Jawab Bu, kenapa ibu diam saja? Jelaskan pada nia. Kenapa ibu begitu membenci Nia? Kenapa bu?"tanya Hania! kini tubuh mungil itu sudah jatuh di lantai

"Karena kamu itu selalu menyusahkan saya."jawab Bu Rini! lalu dia langsung masuk ke kamar dan mengambil semua pakaian nya.

"Saya akan pergi dari rumah ini, segera urus perceraian kita. Saya tidak sudi lagi bertahan sama laki-laki tua yang penyakitan seperti mu."ucap Bu Rini lalu dia pergi meninggalkan Hania dan pak arshad

"Nak. Kamu harus sabar ya."ucap pak arshad sembari memeluk Hania.

Hania menangis sejadi-jadinya di pelukan ayah nya.

"Kenapa ibu tega sama Nia,yah?"tanya Hania sembari melepaskan pelukannya dengan tatapan sendu di wajah mulus itu

Pak Arshad tidak menjawab apa-apa, dia hanya memeluk putri kesayangannya itu dengan perasaan pilu.

#flashback on

Saat itu kondisi ekonomi pak Arshad benar-benar lagi tidak baik. Pak Arshad dan Bu Rini tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil ditepi gunung. Pada saat itu Bu Rini tengah mengandung Hania. Sejak awal menikah Bu Rini memang tidak mau hamil dengan alasan kalau ada anak, anak itu akan tambah menyusahkan hidup Bu Rini.

Berulang kali dia ingin menggugurkan kandungan nya, namun selalu gagal. Hingga dia pasrah dengan kehamilan nya itu tanpa ada rasa senang sedikit pun.

"Kalau anak ini lahir, saya tidak mau mengurus nya."ucap Bu Rini dengan suara tidak suka nya

"Kenapa? Dia itu anak kamu juga."

"Saya sudah bilang, saya tidak mau hamil sekarang."ucap Bu Rini

"Itu sudah pemberian Allah, harus kita syukuri."

Bu Rini hanya diam, dia berpikir kenapa bisa hamil padahal dia selalu minum obat agar tidak hamil.

Setiap hari pak Arshad selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan istri dan calon anak nya.

Hingga hadirlah Hania di tengah-tengah mereka, namun hal itu tidak membuat Bu Rini merasa iba. Justru setelah Hania lahir, Bu Rini pergi ntah kemana.

Pak Arshad yang melihat sikap istri nya seperti itu hanya bisa menangis, berulang kali dia menasehati nya namun Bu Rini tidak memperdulikan nya.

"Kamu harus jadi anak yang kuat ya nak."ucap pak Arshad

Sampai Hania beranjak dewasa, tetap saja Bu Rini tidak menyukai nya. Hania tumbuh dewasa hanya ditemani sang ayah.

#flashback off

Hiks....hiks Hania terus saja menangis, hati nya benar-benar sakit dan hancur.

"Ayah tidak akan pernah meninggalkan kamu nak, demi Allah ayah akan selalu jaga Hania."ucap pak arshad

"Terima kasih ayah."ucap Hania

"Iya nak, Hania juga jangan tinggalin ayah ya."

"Iya ayah. Hania sayang sama ayah."

"Ayah juga sayang sama Nia."ucap pak arshad lalu dia mencium kening Hania

******

Selepas Maghrib, Hania Masih berdiam diri di kamar nya, kejadian tadi siang berhasil membuat diri nya tak berdaya.

"Ya Allah. Astaghfirullahaladzim."itu lah kata-kata yang terus di ulang oleh Hania

Tok..tok

"Nak, makan dulu yuk. Ayah udah masakin makan malam buat kamu."ucap pak arshad di balik pintu

Hania kembali menangis, dia merasa sangat bersyukur memiliki seseorang yang begitu tulus pada diri nya.

"Iya ayah, sebentar lagi Nia keluar."jawab Hania dengan suara parau khas orang habis nangis

"Iya nak, ayah tunggu ya."ucap pak arshad!dia tau kalau Hania menangis begitu pun dengan diri nya yang juga merasa sedih.

Tak lama kemudian Hania pun keluar dengan mata sembab, Hania tersenyum pada ayah nya.

"Ayah, masak apa?"tanya Hania  mengalihkan pandangan ayah nya

"Seperti biasa nak, telor ceplok sama tumis kangkung kesukaan kamu."

"Wah, enak banget nih. Maaf ya yah seharusnya Nia yang menyiapkan makan malam buat ayah."ucap Hania merasa tak enak

"Tidak apa-apa, ya udah kita makan dulu, nanti keburu isya."

"Iya ayah."

Hania mulai memasukan makanan ke dalam mulut nya, dengan tatapan yang kosong.

"Kenapa nak? Nggak enak ya?"

"Oh nggak ayah, enak kok. Nia cuma keinget ibu aja."jawab Hania sembari tersenyum! sementara pak Arshad hanya menatap putri nya itu

"Ayo yah, makan lagi."ucap nya lagi

Pak Arshad tau bagaimana perasaan putri nya itu, namun dia juga tidak bisa melakukan apa-apa kecuali selalu berusaha untuk membahagiakan putri nya itu.

...----------------...

Kampus

Ke esokan hari nya, Hania sudah siap dengan pakaian kuliah nya. Ya...Hania adalah mahasiswa semester akhir di salah satu universitas swasta di kota nya. Walaupun hidup sederhana, pak arshad ingin hania kuliah dan menjadi orang yang sukses.

Dengan menggunakan gamis berwarna maroon serta jilbab yang senada, Hania segera menemui ayah nya yang sedang duduk di teras rumah.

Langkah Hania terhenti ketika dia melihat pandangan ayah nya terlihat kosong dan menyedihkan.

"Ayah, Nia janji. Nia akan kuliah yang bener biar ayah bangga sama Nia."batin Hania lalu dia mendekati ayah nya

"Ayah, selamat pagi? Kok ngelamun yah?"tanya hania pura-pura tidak tau

"Eh, nggak kok. Ayah nggak ngelamun. Nia udah mau berangkat kuliah nak?"

"Iya ayah."

"Ya sudah, sebentar ayah ambil kunci motor dulu ya."ucap pak arshad lalu masuk ke dalam rumah.

Setiap hari sebisa mungkin pak arshad mengantarkan putri kesayangannya ke kampus, apakah Hania malu? Tentu saja tidak justru dia merasa bangga pada ayah nya.

Kedua nya pun pergi dengan motor butut kesayangan ayah nya.

Setelah empat puluh menit di perjalanan, keduanya pun tiba di depan gerbang kampus.

"Ayah hati-hati di jalan ya."

"Iya nak, kamu kuliah yang bener ya. Ayah pulang dulu. Nanti mungkin ayah ke kebun. Nia, naik ojek dulu ya."ucap pak arshad lalu memberikan beberapa uang

"Iya ayah, tidak usah ayah. Uang Nia masih ada kok."

"Nggak apa-apa nak, buat jajan."

"Tidak usah ayah. Ya udah Nia masuk dulu ya. Ayah hati-hati. Assalamu'alaikum."ucap Hania sembari mencium punggung tangan ayah nya

"Han....!panggil Lala sahabat Hania 

Hania menghentikan langkahnya lalu dia tersenyum pada Lala

"Iya, kenapa la?"tanya Hania

"Nggak apa-apa sih. Hehehe"ucap Lala! Kedua nya pun langsung masuk ke dalam kelas

Di dalam kelas, Hania disambut oleh teman-temannya terutama para cowok.

"Hai manis."goda mereka

"Hmmm, selamat pagi."jawab Hania dengan wajah tanpa ekspresi

"Hahah, tambah cantik aja kamu ya"tambah mereka

"Sudah-sudah, berhenti menggoda sahabat ku ini."ucap Lala dengan wajah songong nya

"Dih, kenapa ni bocah? Cemburu ya?"

"Sorry ya, aku nggak akan cemburu sama laki-laki seperti kalian ini."

"Udah-udah la."

"Mereka tu Han, nyebelin banget tau."

"Nggak usah di Ladenin."

"Iya-iya."

Tak lama kemudian dari arah pintu masuk seorang laki-laki tampan dengan baju kemeja putih dan celana dasar hitam melangkah memasuki kelas. Semua mata tertuju pada laki-laki itu.

"Selamat pagi."sapa laki-laki itu

"Pagi."

"Masya Allah ganteng banget ya Allah."puji Lala dengan mata yang terus memandangi laki-laki di depan nya.

"Oke, sebelum nya perkenalkan saya Ridwan Ardiansyah , saya disini merupakan asisten pak buyung kebetulan beliau ada urusan di luar kota. jadi untuk acara pelatihan hari ini, saya yang akan menjadi pemateri nya. Terima kasih. Ada pertanyaan?"tanya Ridwan

"Status nya apa pak?"celetuk salah satu mahasiswi di belakang

"Huuuuuu."sorak mahasiswa yang lain nya

"Sudah-sudah, kita langsung mulai saja."ucap Ridwan dingin

Pagi ini, di kelas Hania memang diadakan pelatihan atau biasa disebut seminar untuk persiapan menghadapi skripsi, kebetulan kali ini giliran kelas Hania. walaupun Hania dan Lala sudah lebih dulu menjalani proses nya namun kedua nya tetap ikut.

"Ih, pak Ridwan killer banget sih."ucap Luna pada teman disampingnya

"Iya bener banget."

"Ekhem"

"Ma..maaf pak."

Mereka kembali diam, sementara Ridwan kembali menjelaskan materi di depan.

"Oh ya, saya akan kenalan sama kalian sekalian nanti pada saat absen."

"Baik pak."

Di sela-sela penjelasan nya, mata Ridwan terus melihat ke arah Hania. Apakah pak Ridwan sudah jatuh cinta pada pandangan pertama? Ntah lah. Hehehe

Satu jam Ridwan sudah menjelaskan materi, hingga akhirnya dia menyuruh istirahat sebentar sembari absen.

Satu persatu Ridwan memanggil nama para mahasiswa.

"Hania Humaira Salsabila."panggil nya

"Iya, saya pak."jawab Hania sembari menganggukkan kepalanya

Ridwan memandangi Hania cukup lama,.hingga dia tersadar dan kemudian dia melanjutkan untuk memanggil mahasiswa lain nya.

"Oke saya rasa cukup untuk materi hari ini ya."

"Jangan di rasa pak, di nikmati aja."ucap Bagas cengengesan

Mahasiswa yang lain langsung tertawa, Bagas memang yang paling bisa melawak di kelas itu tak jarang dia menggoda para dosen perempuan muda disana.

"Sudah, saya tutup pelatihan untuk hari ini. permisi."ucap Ridwan lalu dia meninggalkan kelas

"Ih, agak ngeri ya sama pak Ridwan. Masih muda tapi killer banget."

"Iya ya."

*****

Suara adzan sudah terdengar dari masjid kampus, Hania dan Lala segera ke masjid sekaligus makan siang.

Di halaman masjid, Hania tidak sengaja bertemu dengan Ridwan

"Pak."sapa Hania

"Iya."jawab Ridwan cuek lalu dia duluan masuk ke masjid! Sementara Hania masih menunggu Lala mengambil tas nya yang ketinggalan di kelas

Tak lama kemudian Lala kembali dengan nafas ngos-ngosan.

"Hahahah, kasihan banget sih la."

"Capek tau Han."

"Maka nya kalau mau pergi itu di pastiin dulu. Untung Deket."

"Iya-iya. Ya udah kamu langsung ambil wudhu aja."

"Oke dech."

Hania pergi ke tempat wudhu khusus untuk perempuan. Setelah itu Hania segera melaksanakan sholat, sementara Lala menunggu di luar. Iyaaa... Hania dan Lala berbeda keyakinan namun kedua nya tetap bersahabat dengan baik.

Selepas sholat, Hania duduk di samping Lala sembari memakai sepatu, kemudian kedua nya pergi ke kantin untuk makan siang.

Sesampainya di kantin, Hania dan Lala langsung mencari tempat duduk.

"Kamu pesan apa Han?"

"Es teh aja la."

"Nggak makan?"tanya Lala heran

"Nggak, aku udah sarapan tadi di rumah la."jawab Hania bohong!.uang simpanan nya hanya cukup untuk ongkos pulang nanti.

"Oke."

Tak lama kemudian Lala kembali dengan membawa dua gelas es teh dan juga gorengan. Lala tau kalau sahabat nya itu membohongi nya namun Lala pura-pura tidak tau saja.

"Lho, kamu nggak makan la?"

"Makan, ni gorengan."

"Iya maksud aku, kamu nggak pesan apa gitu?"

"Nggak dech, kan kamu nggak makan masa iya aku makan sendiri."

"Iya nggak apa-apa, aku udah sarapan tadi."

"Gorengan aja dech, ini kamu makan dong aku sudah beli banyak tau."

"Hmm, siapa suruh?"tanya Hania sambil mengangkat alis nya

"Saya sendiri."jawab Lala cengengesan

"Ya udah habisin dong."ucap Hania sembari tertawa

"Ih kamu mah, tulungan abdi.  Kuring teu kuat nyorangan"ucap Lala dengan bahasa Sunda.

"Nggak ah, aku lagi nggak mau makan gorengan."jawab Hania yang berhasil membuat Lala kesal

"Hahaha, jangan nangis atuh neng. Ya udah ni saya makan tapi dikit aja ya."

"Hmm, iya dech."

Setelah makan siang, Hania dan Lala pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi skripsi mereka.

Orang-orang menyapa Hania, dan Hania pun membalas nya dengan senyum manis di wajah nya.

"Kemana han?"tanya Puput

" Ke perpustakaan put."

"Oh iya."ucap Puput lalu tersenyum

Hania dan Lala pun masuk ke dalam perpustakaan, buku-buku tersusun rapi disana.

"Ih, tumben kok rapi ya."ucap Lala, sambil melihat ke sekeliling

"Tu kan mulai, semua nya mau di komentari."gerutu Hania

"Heheh, maaf-maaf bos."ucap Lala

Kedua nya pun mulai mencari buku disana.

...----------------...

Pulang

Setelah seharian di kampus, akhirnya dia bisa pulang, Hania sedang berada di halte untuk menunggu tukang ojek.

Hania melihat jam di tangan nya , rupanya jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore.

"Duh, kok mamang ojek nya nggak datang-datang sih."keluh Hania karena dia takut sendirian disana.

"Permisi."ucap seseorang dari arah samping Hania

"Iya, eh pak Ridwan. Ada apa pak?"tanya Hania gugup sekaligus terkejut

"kamu ngapain disini?"tanya Ridwan dengan wajah yang lebih hangat daripada di kelas tadi pagi.

"Oh, lagi nunggu tukang ojek pak."jawab Hania tanpa melihat ke arah Ridwan, dia terus saja menunduk

"Hmm, mau bareng saya nggak?"

"Nggak usah pak, terima kasih. Kebetulan saya sudah pesan ojek."

"Ya udah saya temani disini ya."

"Tidak usah pak, lebih baik bapak pulang duluan saja."ucap Hania sembari tersenyum

"Masya Allah."ucap Ridwan lirih namun masih kedengaran oleh Hania

"Kenapa pak?"tanya Hania heran

"Oh, nggak apa-apa."jawab Ridwan

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tukang ojek pun datang.

"Maaf ya neng jadi nunggu lama, tadi ban motor mamang pecah."ucap mang Koko

"Iya mang, nggak apa-apa kok."

Hania pun segera berpamitan dengan Ridwan yang masih memperhatikan Hania.

"Duluan pak."ucap Hania

"Oh iya, hati-hati."

Hania mengangguk lalu dia segera naik motor dan meninggalkan Ridwan.

"Saha eta neng?"tanya mang Koko

"Dosen Nia mang."jawab Hania

Mang Koko memang sudah menjadi ojek langganan Hania, selain itu kedua nya juga masih satu desa.

"Oh, dosen. Mamang kira pacar neng."

"Hahaha mamang bisa aja, nggak lah mang lagipula Nia juga nggak mau pacaran mang."

"Bagus atuh neng, gaya pacaran orang-orang di zaman sekarang ngeri neng."

"Heheh,.iya mang."

Setelah empat puluh menit lebih di perjalanan, akhirnya Hania tiba di rumah. Tampak pak Arshad sedang menunggu nya di teras rumah.

"Matur nuwun neng."

"Sama-sama mang. Ya udah Nia masuk dulu ya mang. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam neng."

Mang Koko segera pergi sementara Hania segera mendekati ayah nya.

"Assalamu'alaikum ayah."

"Wa'alaikumsalam nak, kok baru pulang?"

"Iya yah tadi ada kegiatan di kampus terus tadi motor mang Koko juga macet jadi lama nunggu. Ayah sudah lama pulang nya?"

"Sudah, ayo masuk."

"Iya yah."

*****

Di ruang tamu, Hania sedang duduk disana sembari membaca buku.

"Nia."panggil pak arshad lembut dari arah pintu luar

"Iya yah."jawab Hania lalu dia menutup buku nya

"Ada apa yah?"

"Nggak apa-apa, kamu lagi ngapain?"

"Oh, Nia cuma lagi baca buku aja yah."

"Ya sudah lanjut saja,.ayah mau ke kamar dulu."

"Iya yah."

Hania menyenderkan kepala nya di kursi kayu di ruang tamu, mata nya memandang langit-langit rumah

"Tak terasa sudah dua harian ibu nggak ada di rumah."keluh Hania sedih

Seketika dia kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Dimana dia harus menerima kenyataan pahit, seribu pertanyaan tersimpan di benak hati nya.

Hania bertanya-tanya kenapa ibu nya begitu membenci nya, kenapa ibu nya tega bersikap seperti itu pada diri nya. Pertanyaan-pertanyaan itu terus terlintas di pikiran nya.

Air mata nya kembali jatuh. Dari kecil Hania tidak pernah mendapat kan kasih sayang dari Bu Rini. Semasa kecil nya Bu Rini tak pernah mau menggendong Hania, ataupun mengurus nya.

Lamunan Hania buyar, ketika dia mendengar suara adzan. Hania langsung  menghapus air mata nya.

"Astaghfirullahaladzim."ucap nya lalu Hania pergi ke kamar nya.

*****

Ke esokan hari nya, sayup-sayup terdengar suara adzan subuh di telinga Hania, perlahan Hania membuka mata nya.

Segera dia bangun dan mengumpulkan nyawa nya sebentar.

Kemudian Hania pergi ke belakang untuk mengambil wudhu.

"Ayah."panggil Hania

"Iya nak."

"Ayah sudah bangun?"

"Sudah."

Hania lanjut masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan mengambil wudhu.

Setelah itu Hania kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat subuh. Selepas sholat Hania hanya berdiam diri di atas sajadah tanpa berkata apapun hanya ada air mata disana. Bagi Hania, Allah maha tau dan mendengar. Rasa sakit, dia tumpahkan semua nya, bukan dia tidak merasa bersyukur namun dia masih tidak percaya bahwa perempuan yang sudah melahirkan nya begitu membenci nya.

Cukup lama Hania menangis disana, kemudian setelah dia merasa lega, Hania mengambil Al-Qur'an di atas lemari. Lembar demi lembar dibaca nya.

******

Ceklek

Hania membuka pintu kamar nya.

"Ayah."panggil Hania

Namun tak ada sahutan dari pak Arshad

"Ayah kemana ya? Kok tumben pergi nggak pamit."tanya Hania 

Hania mencari ayah nya di sekeliling rumah, ternyata pak Arshad lagi pergi ke rumah tetangga.

"Ayah."

"Iya nak, ayah lagi di rumah pak Tono."jawab pak Arshad yang tak jauh dari rumah nya

Karena sudah mendengar suara ayah nya, Hania kembali ke dalam rumah untuk membuat sarapan.

"Hmm. Masak apa ya?"tanya Hania

Mata nya terus mencari bahan-bahan yang bisa di masak di dapur.

Terlihat disana hanya ada kol dan kacang panjang.

"Hmm, di tumis aja kali ya." Ucap Hania lalu dia mengambil kol dan kacang panjang nya untuk di iris.

Setelah selesai, Hania langsung mencuci dan memasak nya, dari arah luar pak Arshad juga sudah kembali.

"Hmm, harum banget. Masak apa nak?"

"Heheh, cuma tumis kol sama kacang panjang yah."

"Oh, ayah kira lagi masak apa? Soal nya harum banget."

"Ayah bisa aja, kan biasa nya kalau orang masak pasti kayak gitu juga yah."

"Iya, tapi bau masakan kamu itu sangat wangi nak."

"Heheh, ya udah dech terserah ayah. Ayah mau langsung sarapan?"

"Iya dech, udah nggak sabar makan masakan anak ayah."

Hania hanya tersenyum lalu mengambilkan nasi dan lauk untuk ayah nya.

"Selamat makan ayah, Nia ke kamar dulu ya."

"Nia, nggak sarapan?"

"Nanti Nia sarapan, sekarang Nia mau siap-siap dulu yah."

"Oh ya udah, ayah duluan ya."

"Oke ayah."

Hania kembali ke kamarnya untuk siap-siap ke kampus.

Setelah merasa sudah siap, hania kembali ke dapur untuk sarapan.

"Ayah, ayah nggak usah ngantar Nia ya, hari ini Nia di jemput lala."

"Oh, ya udah kalau gitu ayah langsung ke kebun aja ya. Kamu hati-hati."

"Iya yah, ayah juga hati-hati ya."

"Iya nak. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Ayah."panggil Hania

"Iya, kenapa nak?"tanya pak Arshad bingung

"Kan Nia belum salim sama ayah."

"Oh iya ya."ucap pak arshad sembari tertawa

"Heheh, hati-hati ya yah."ucap Hania lalu dia mencium punggung tangan ayah nya.

"Iya bawel. Udah ayah berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Hania kembali ke meja makan dan segera menghabiskan sarapan nya.

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!