NovelToon NovelToon

Menikahi CEO Muda

Bab 1

Disebuah caffe terdapat gadis cantik yang sedang melayani pelanggannya, dia selalu ramah dan murah senyum. Dia Kezia Anastasya yang bekerja disalah satu caffe dijakarta, sehabis pulang kuliah dia selalu langsung pergi kecaffe untuk bekerja.

"Zia tolong antarkan kopi ini kemeja nomor 3" ujar siska teman kerjanya.

"Siap mba" seru kezia.

Kezia pun mengantarkan pesanan kopi tersebut kemeja nomor 3, "Ini pak kopinya" ujar zia ramah.

"Hmm simpan saja" ujarnya.

"Baiklah kalo begitu saya permisi dulu" pamit zia dengan sopan.

"Tunggu" ujar pelanggan tersebut.

"Iya pak, ada apa?" tanya zia.

"Nama kamu siapa?" tanya pelanggannya.

"Aku kezia" jawab zia.

"Oh baiklah kamu boleh pergi" ujarnya.

Kezia mengerutkan dahinya dia merasa aneh debgan orang itu, dia pun pergi kebelakang untuk beristirahat. Kezia merasa lelah setelah pulang kuliah dia harus bekerja, dia bisa saja minta uang untuknya kepada sang ayah tapi dia ingin mempunyai penghasilan sendiri.

"Zia?" ujar siska yang melihat zia melamun.

"Hah iya apa ada pelanggan ya?" tanya zia setelah sadar.

"Gak ada, kamu kenapa melamun zia?" tanya siska.

"Aku gapapa mba, cuma kecapean aja ko" jawabnya sambil tersenyum.

"Mba mau ngasih tau kalo sekarang udah waktunya pulang, karna sebentar lagi ada pergantian shift" jelas siska.

"Oh iya makasih mba, kalo begitu aku mau ganti baju dulu ya" ujar zia.

Kini zia sudah berganti baju dan berniat pulang kerumahnya, dia sedang menunggu taksi didepan caffe. Tak lama sebuah mobil mewah berhenti didepannya. Zia mengerutkan dahinya dalam benaknya dia bertanya-tanya siapa pemilik mobil tersebut.

Keluar lah seorang laki-laki dari dalam mobil. Zia merasa pernah melihatnya, hah iya pelanggan dicaffe tadi batin zia.

"Ayok saya antar kamu pulang" ajaknya.

"Ah tidak usah pak, saya tunggu taksi saja paling sebentar lagi juga ada" tolak zia dengan halus.

"Hmm, tapi jam segini tidak ada taksi" ujarnya.

Zia melihat jam dipergelangan tangannya, benar sudah pukul 9 malam pasti susah untuk mendapatkan taksi. Dia bingung untuk menyutujui ikut dengan laki-laki tersebut, pasalnya dia baru saja bertemunya dan takut dia orang jahat.

"Kamu tidak perlu takut, saya tidak bakal jahatin kamu" ujarnya dia tau pikiran gadis yang ada didepannya.

"Hmm baiklah pak mari" kata zia yang menyetujui untuk ikut pulang bersama laki-laki tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Diperjalan zia merasa canggung dengan laki-laki yang ada disampingnya, pasalnya sesudah masuk mobil mereka tidak ada obrolan sama sekali. Zia selalu melirik-lirik laki-laki tersebut, dia merasa bosan dan mengantuk kalo kalo tidak ada obrolan seperti ini.

"Emmm pak, ko bapak mau nganterin saya pulang?" tanya zia hati-hati.

"Sekalian lewat" jawabnya.

Zia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, "Kalo begitu didepan belok kiri pak" tunjuk zia saat sudah dekat dengan daerah rumahnya.

Laki-laki tersebut pun membelokkan mobilnya kearah yang ditunjuk zia, dia melirik zia sebentar lalu fokus lagi untuk mengendarai mobilnya.

"Nah itu rumah saya pak" ujar zia sambil menunjuk rumah yang lumayan cukup mewah.

Mobil uang dikendarai laki-laki tersebut berhenti didepan pagar rumah zia, dia melihat zia yang sedang membereskan tasnya. Cantik batin laki-laki tersebut.

"Kalo begitu saya keluar dulua pak, terimakasih udah mau nganterin saya pulang" ujarnya.

Zia pun keluar dari dalam mobil laki-laki tersebut dan berdiri didepan pagar rumahnya, "Terima kasih pak" teriak zia saat ingin masuk kedalam rumahnya.

Laki-laki yang ada didalam mobil terkekeh melihat zia seperti anak kecil, "Seperti bocah saja" gumannya dan pergi dari rumah zia.

Zia kini sudah berada diruang keluarganya yang sudah ada kakaknya yang sedang bersantai, "Kak reksa" sapa zia.

"Baru pulang kamu zi?" tanya Reksa Aditama.

"Hmm kak baru aja nyampe" jawab zia sambil duduk disamping reksa.

"Ih sana mandi bau kamu" ujar reksa sambil menutup hidung nya dengan tangan.

"Zi gak bau ya kak" ujar zia dengan kesal.

"Mana ada ini bau banget badan kamu" ledek reksa.

Reksa sangat suka menjahili adiknya, walaupun adik sambung dia sangat menyayangi zia seperti adik kandungnya sendiri.

"BUNDA KAK REKSA NYA NIH LEDEK ZI TERUS" teriak zia mengadu saat melihat bundanya yang berjalan kearah mereka.

"Kak jangan jahil ih sama adiknya" ujar Rena Anjani.

"Tau tuh bun kak reksa nya jahat" adu zia sambil memeletkan lidahnya kearah reksa.

"Udah zi sana mandi dulu habis itu turun buat makan ya" ujar rena.

"Iya bun, oh iya ngomong-ngomong ayah kemana bun?" tanya zia.

"Ayah keluar kota zi, katanya ada urusan kantornya disana" jawab rena.

Zia menganggukkan kepalanya dan pergi kekamarnya untuk membersihkan dirinya karna sudah merasa gerah. Sesampainya dikamarnya zia langsung pergi kekamar mandi dan setelahnya dia merebahkan tubuhnya kekasur sebelum pergi kebawah untuk makan.

"Laki-laki tadi siapa ya? Baik banget mau nganterin aku pulang" gumam zia.

Merasa cukup beristirahat zia memutuskan untuk pergi kebawah, dia langsung duduk dimeja makan yang sudah ada rena yang sedang menyiapkannya makanan.

"Nih makan dulu, bunda temenin" ujar rena.

"Iya bun" ujar zia.

"Zi gak sebaiknya kamu berhenti bekerja aja, kasian kekamunya capek pulang kuliah langsung kerja dan pulangnya suka malem" ujar rena.

Zia yang ingin menyuap nasinya pun berhenti dan menyimpan sendoknya. Dia menggenggam tangan rena sambil tersenyum.

"Bunda aku gapapa, ini kan kemauan zia sendiri buat bekerja" ujar zia untuk menenangkan bundanya.

"Tapi kamu pasti lelah nak" ujar rena.

"Iya memang pasti lelah bun, tapi aku bahagia ko bisa bekerja terus dapat penghasilan sendiri" ujar zia.

"Tapi kamu juga harus banyak-banyak istirahat ya, jangan telat makan terus banyakan minum" nasehat rena.

"Iya bunda sayang, kalo begitu zi makan dulu ya" ujar zia, rena pun menganggukkan kepalanya dan pamit duluan kemarnya

Kini zia sudah selesai makannya dan berniat untuk pergi kekamarnya, karna dia sudah mengantuk dan besok ada kelas pagi dikampusnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Didalam kamar terdapat laki-laki yang sedang duduk dibalkon kamarnya sambil menghisap rokoknya, dia memikirkan gadis yang tadi bertemu dengannya.

"Ck sial" decakan keluar dari mulutnya.

"Shaka bunda masuk ya" ujar seseorang diluar kamarnya.

"Masuk aja bun" ujarnya sambil mematikan rokoknya.

"Baru pulang kamu?" tanya Dini ariana.

"Iya bun baru pulang" jawabnya.

"Kalo begitu mandi ya habis ith turun buat makan dulu" ujar dini.

"Baik bun" ujarnya.

Shaka Adi Pratama, laki-laki yang berumur 25 thn yang bekerja sebagai CEO diperusahaannya dan mengajar sebagai dosen disalah satu fakultas dijakarta. Dia juga selama 25 thn tidak pernah berpacaran sama sekali. Shaka juga yang tadi mengantar zia pulang. Entah dorongan dari mana shaka mau mengantarnya pulang.

Shaka sudah selesai membersihkan tubuhnya dan pergi kebawah untuk makan. Dia langsung menuju kemeja makan.

"Ayah mana bun?" tanya shaka.

"Ayah keluar kota ada pekerjaan disana" jawab dini.

"Nih makan dulu habis itu istirahat ya, bunda duluan kekaamr udah ngantuk" sambung dini.

"Iya bun, selamat malam" ujar shaka.

Setelah selesai makan shaka kembali kekamarnya, dia seperti biasa merokok dibalkon kamarnya. Shaka terus saja kepikiran dengan zia.

"Sadar shaka, apa-apaan sih mikirin dia" gumamnya.

Bab 2

Dikoridor kampus zia sedang berjalan menuju ruang kelasnya, dia menyampirkan tasnya ditangan kiri dan beberapa buku yang dia pegang ditangannya. Setelah sampai didalam kelasnya zia duduk bersebelahan dengan sahabatnya.

"Hai zi" sapa Aurel Angelina.

"Hai rel" ujar zia.

"Gimana sama pekerjaan kamu?" tanya aurel.

"Hmm cukup baik ko" jawab zia.

"Baguslah, tapi kamu pasti lelah deh kuliah sambil kerja" ujar aurel.

"Iya resikonya begitu rel, tapi aku bahagia ko" ujar zia.

Tak lama dosen yang akan mengajar mereka pun tiba, tapi zia merasa tak asing dengan dosen tersebut, bukannya itu yang kemarin ya?" batin zia.

"Selamat pagi semua" sapa dosen tersebut.

"Saya dosen yang akan mengajar kalian, karna pak toha sedang bercuti" jelasnya.

"Oh nama bapa siapa?" tanya salah satu mahasiswi.

"Nama saya Shaka adi pratama" jawabnya.

"Baiklah kita mulai saja, kalian pahami materi sekarang nanti saya akan jelaskan" ucap shaka.

"Baik pak" ujar semua mahasiswi.

Shaka melihat seluruh mahasiswa yang ada didalam kelasnya, dia tak sengaja melihat gadis yang kemarin dia antar pulang. Ternyata dia berkuliah disini batin shaka.

Jam kelasnya pun berakhir, kini seluruh mahasiswa sedang makan dikantin kampus. Termasuk zia dan aurel yang sedang makan dikantin. Mereka berdua makan tanpa menghiraukan mahasiswa lainnya.

"Zi kamu udah punya cowok?" tanya aurel.

"Gak punya rel, masih belum kepikiran buat nyari cowok untuk sekarang" jawab zia.

"Aku mau lebih fokus kuliah sama kerjaan akh aja rel" sambung zia.

"Hmm begitu ya, sama sih zi aku juga mau fokus kuliah dulu" ujar aurel.

"Iya bagus mending fokus dulu kuliah, jangan mikirin tentang cowok dulu" ujar zia.

Setelah selesai makan mereka kembali karna ada kelas lagi, diperjalanan mereka mengobrol sampai depan kelasnya. Mereka langaung duduk, tak lama dosen masuk kekelasnya.

"Selamat siang, ibu mau menyampaikan bahwa dosen yang akan mengajar kalian tidak bisa masuk jadi ibu akan membagikan materinya saja" jelas dosen tersebut.

"Kalo begitu kalian pelajari saja, ibu pamit dulu" ujarnya.

"Yah males kalo begini zi" ujar aurel.

"Gak boleh gitu rel, ayo pelajari palingan cuma sebentar karna waktu pulang tinggal beberapa menit lagi" ujar zia.

Tak lama waktu pulang pun tiba, kini zia dan aurel sedang berjalan untuk pergi kehalte bus. Karna zia dan aurel akan pergi ke caffe tempat zia bekerja sekalian nongkrong disana.

"Ayo jadi ikut ke caffe?" tanya zia.

"Jadi ko, kita naik bus aja ya" jawab aurel.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dicaffe zia lergi untuk berganti pakaiannya dengan seragam kerjanya. Dia langsung melayani pelanggannya dengan sopan. Zia pergi kemeja aurel untuk melayani temannya.

"Mau pesen apa rel?" tanya zia sambil memegang buku dan pena untuk menulis pesanan pelanggan.

"Aku mau jus orens aja zi sama cupcakes coklat" jawab aurel.

"Oke tunggu ya" ujar zia.

Dia pergi kebelakang untuk mengambil pesanan pelanggannya. Zia kembali kemeja temannya untuk mengantarkan pesanannya.

"Nih rel" ujar zia sambil menyimpan pesanan aurel.

"Makasih zi" ujar aurel.

Kini zia kembali bekerja melayani pelanggan yang ada dicaffe tersebut. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan temannya aurel sudah pulang sore tadi.

"Zia istirahat dulu dari tadi kamu kerja terus" ujar siska.

"Gapapa mba, lumayan rame kan yang datangnya" ujar zia.

"Iya tapi kamu juga perlu istirahat zi" nasehat siska.

"Iya mba nanti dirumah aja aku istirahatnya, palingan cuma satu jam lagi kita pulang" ujar zia.

"Ya sudah terserah kamu" pasrah siska.

Zia terkekeh kecil, " Udah mba aja sana istirahat, biar zi aja yang lanjutin" ujar zia.

Hari semakin malam dan sekarang waktunya zia pulang karna sudah jam 8 malam, kini zia sedang berganti pakaian. Dia mengambil ponselnya untuk menelpon kakaknya. Panggilan pun tersambung.

"Hallo kenapa zi"

"Jemput zi dong kak dicaffe"

"Oke kakak kesana sekarang"

Sambungan telpon pun terputus, zia duduk kursi yang ada didepan caffe. Dia sedang menunggu kakaknya yang akan menjemputnya. Tak lama mobil yang dikendarai reksa tiba.

"Zi ayo masuk" ujar reksa yang berada didalam mobil dengan membuka kaca jendela mobilnya.

Zia pun masuk kedalam mobil reksa. Dia merasa lelah hari ini karan pelanggan yang datang ke caffe cukup banyak.

"Hufhhtt.... Zi lelah kak" ujarnya sambil menyenderkan kepalanya.

"Kakak udah bilang berhenti bekerja aja zi" ujar reksa.

"Tapi kan zi pengen kerja kak, pengen ngerasain bekerja" ujar zia.

"Ya udah terserah kamu aja" pasrah reksa.

Diperjalanan zia tertidur dimobil, reksa melihat kearah adiknya yang sudah terlelap.

"Pasti kamu kelelahan dek" gumam reksa sambil mengelus kepala zia menggunakan tangan kirinya.

Tibalah mereka dirumahnya, tapi zia masih tertidur pulas. Reksa tidak tega membangunkan adiknya, jadi dia menggendong adiknya untuk masuk kedalam.

Diruang keluarga sudah ada ayah dan bundanya yang sedang menonton tv. Dini yang melihat zia digendong merasa khawatir.

"Kak itu zia kenapa?" tanya rena khawatir.

"Bunda tenang aja, zi cuma ketiduran dia kelelahan bun" jawab reksa.

"Syukurlah bunda takut terjadi apa-apa sama zia" ujarnya.

"Udah bunda tenang ya" ujar Andra Pradipta ayah dari zia dan reksa.

"Sudah kamu bawa adik mu kekamarnya, hati-hati" sambung andra.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dirumah shaka dia sedang mengobrol santai dengan kedua orang tuanya. Dia bosan terus saja ditanyai tentang kapan akan menikah.

"Jadi kapan kamu akan menikah?" tanya Rajendra ayah shaka.

"Belum ada yang pas yah" jawabnya.

"Ayah jodohin kamu sama teman ayah dulu mau?" tawar rajendra.

"Apaan sih yah" dengus shaka.

"Iya nanti kita akan adain pertemuannya" ujar rajendra.

"Udah mas, biarin shaka yang mutusin kemauannya sendiri" ujar dini.

"Shaka harus menerimannya sayang" ujar rajendra.

"Ini udah keputusan aku sama teman aku, jadi dia harus mau nanti minggu depan kita akan ada pertemuan keluarga" sambungnya sambil pergi kekamarnya.

"Kamu turutin aja ya kemauan ayah mu itu" ujar dini.

"Tapi bun-" ucapan shaka terpotong oleh bundanya.

"Shaka bunda mohon ya kamu temui saja nanti, kita lihat dulu gimana anaknya temen ayah mu" ujar dini sambil mengelus tangan shaka.

"Hmm baik bun" pasrah shaka.

Dikamar shaka sedang menghisap rokoknya, dia merasa kesal dengan keputusan ayahnya yang akan menjodohkannya dengan anak temannya itu.

"Ck sial, bisa-bisanya ayah jodohin aku" desisnya.

Dia pun mematikan rokoknya dan pergi kedalam kamarnya untuk beristirahatkan tubuhnya. Entah dari mana saat merebahkan tubuhnya dia teringat dengan gadis yang kemarin.

"Shitt, sadar shaka" gumamnya dan langsung menutup matanya.

Dikamar rajendra dia sedang menelpon temannya untuk memberitahukan soal perjodohannya antara anak mereka berdua.

"Dra apa kabar"

"Baik, kenapa nelpon malam-malam begini"

"Saya ingin bicara soal perjodohan anak kita"

"Kita bicarain besok dikantor saja"

"Baiklah jika itu mau mu"

Telpon pun terputus rajendra menyimpan ponselnya dinakas. Dia duduk dikasur yang sudah ada istrinya yang mendengar percapakannya ditelpon.

"Gimana mas?" tanya dini.

"Besok mas akan pergi kekantornya untuk membicarakan soal ini" jawabnya.

"Mas yakin shaka bakal setuju dengan perjodohan kni?" tanya dini dengan cemas.

"Yakin, dia bakal menerimanya saat tau siapa yang akan dia nikahi" ujarnya sambil tersenyum.

Bab 3

Diruangan kantor terdapat dua pria paruh baya yang sedang duduk menikmati secangkir teh. Mereka sedang mengobrol sesuatu yang lumayan sedikit penting.

"Jadi gimana?" tanya andra.

"Aku udah bicarain soal ini dengan putraku, dia awalnya menolak tapi istriku membujuknya dan yah dia menerimanya" jawab rajendra sambil meminum tehnya.

"Hmm, tinggal aku berbicara dengan putriku" ujar andra.

"Tapi aku tidak yakin dia mau menerimanya, karna dia sedang berkuliah sambil kerja" sambungnya.

"Wah anakmu bekerja?" kaget rajendra.

"Ya dia yang menginginkannya, dia ingin kuliah sambil bekerja terus dia ingin mandiri juga" ujar andra.

"Baiklah kau biacarakan dulu dengan putrimu, nanti kau kasih tau apa keputusannya" ujar rajendra.

Setelahnya dia berpamitan untuk pergi, karna dia hatus kembali kekantornya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dikantin kezia bersama aurel sedang makan, karna jam kuliahnya hanya pagi saja jadi dia memutuskan setelah makan dia akan langsung pulang.

"Zi kamu mau langsung pulang?" tanya aurel disela-sela makannya.

"Hmm karna aku hanya ada kelas pagi saja" jawabnya.

"Oh ya udah aku juga pulang, soalnya aku mau nganter mamah ke mall" ujarnya.

Kini kezia sudah berada dikamarnya dia sedang menikmati istirahagbya sebelum pergi bekerja nanti siang. Karna kezia kerja dari jam 2 hingga 8 malam saja.

Tok... Tok...

Diluar kamar kezia ada yang mengetuk pintu, dia pun beranjak untuk membuka siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"Loh ayah" ujar kezia saat membuka pintu ternyata ayahnya.

"Ayah gak kerja" tanya kezia.

"Ayah boleh masuk?" tanya balik andra.

"Boleh yah ayo masuk" jawab kezia.

Kezia dan ayahnya duduk dikasur kezia, dia merasa aneh dengan ayahnya .

"Kenapa yah? Ada yang dibahas?" tanya kezia.

Andra menganggukkan kepalanya dia mengelus lembut kepala zia, " Ada hal penting yang ingin ayah bicarakan" ujar andra.

"Hal penting apa?" tanya zia penasaran.

"Jadi ayah akan menjodohkanmu sama anak teman ayah" ujar andra.

Zia kaget dengan apa yang diucapkan ayahnya itu, "Ayah kan tau aku masih kuliah" bantahnya.

"Ayah tau sayang, tapi ini juga demi kebaikan kamu" ujar andra untuk meyakinkan anaknya.

"Kamu tenang aja, nanti kita bakal ada pertemuan keluarga jadi kamu tau siapa yang akan menikah dengamu" sambungnya.

"Tapi yah, kak reksa aja belum menikah loh" ujarnya dengan lesu.

"Iya sayang, kakak kamu nanti akn menikah ko jadi sekarang kamu duluan ya" ujarnya yang masih setia mengelus rambut zia.

"Terus kuliah sama kerjaan aku gimana dong?" tanya zia.

"Soal itu kamu bisa bahas sama calon suami kamu" jawabnya.

"Hmm ayah harap kamu menerimanya zi, kamu inginkan liat ayah sama bunda bahagia" ujarnya.

Zia mneganggukkan kepalanya, dia sangat ingin melihat orang tuanya bahagia. Tapi apa dia juga akan mengorbankan masa kuliahnya.

"Baiklah ayah keluar dulu, kamu pikirin ini baik-baik" ujar andra sambil pergi meninggalkan zia.

Setelah ayahnya keluar, zia memikirkan soal perjodohannya. Dia bingung harus menerimanya atau tidak. Kalo menerimanya dia bakal berhenti kuliah apalagi kerjanya, kalau tidak dia mengecewakan orang tuanya.

"Hufthhh... Aku harus gimana sekarang" gumamnya.

"Aku telpon aurel aja" sambungnya.

Dia menelpon aurel dan langsung tersambung.

"Kenapa zi tumben nelpon, gak kerja kamu"

"Kerja ko rel, cuma aku mau cerita dulu ke kamu"

"Cerita apaan zi"

"Aku dijodohin"

"Hah apa kamu dijodohin"

"Iya rel aku bingung, harus gimana sekarang"

"Ya udah besok kan kuliah libur, kita ketemu aja di tempat kerja kamu buat bahas masalah ini"

"Hmm baik rel, aku tutup ya makasih"

"Iya sama-sama"

Setelahnya kezia memutuskan telponnya dengan aurel, sekarang dia harus bersiap-siap untuk bekerja kembali. Dia keluar kamarnya dengan tas yang disampirkan dibahunya.

"Yah bun aku berangkat dulu ya" ujar zia.

"Hati-hati sayang, mau ayah antar?" tanya andra.

"Boleh deh yah" jawabnya.

"Ya udah ayo sekarang kita berangkat" sambungnya.

"Bun kita pamit ya" ujar zia.

"Iya hati-hati kalian" ujar rena.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Diruangan kantor yang bertuliskan Shaka Adi Pratama CEO disalah satu perusahaan yang bernama Pratama'Company. Dia membangun perushaannya tanpa bantuan sang ayah, shaka ingin membuktikkan dia bisa hidup mandiri tanpa campur tangan ayahnya.

"Pak sebentar lagi ada pertemuan dengan klien yang ingin bekerja sama dengan perusahaan kita" ujar Dino Wijaya sekretaris shaka dan teman sewaktu mereka bersekolah.

"hmmm" dehem shaka.

"Elah shaka cuma bicara hmm doang kamu" dengus dino.

Shaka menatap dino datar, "Apa?" tanya shaka.

"Gak sih, aku dengar-dengar kamu dijodohkan oleh om rajendra" ujar dino.

"Kau benar dino" ujar shaka sambil memijit pelipisnya.

"Wah hebat kamu akan segera menikah" ujar dino dengan tengil.

"Gimana cantik gak perempuannya" tanya dino.

"Mana aku tau dino, nama nya saja aku tidak tau apalagi wajahnya" jawab shaka.

"Hmm, ya sudah mending kau siap-siap buat pertemuan nanti saja" ujar dino sambil melenggang pergi dari ruangan shaka.

"Hufhh.. Aku penasaran siapa perempuan yang akan dijodohkan denganku" gumamnya sambil pergi dari ruangannya.

Dicafe kezia sedang melayani pelanggannya, walaupun sedikit kurang fokus dia harus tetap kerja dengan profesional. Kini zia sedang duduk setelah pelanggan cafe sudah mulai sepi.

"Zi kamu pasti cape ya" ujar siska yang duduk disamping zia.

"Lumayan mba cape juga" ujar zia sambil tersenyum.

"Oh iya besok kamu mau ikut lembur?" tanya siska.

"Ikut mba lumayan kan uangnya" jawab zia sambik terkekeh .

"Kau ini zi, kamu anak orang kaya malah minta kerja jdi pelayan cafe" heran siska.

Zia terkekeh kecil. "Iya emang sih mba, tapi aku pengen msndiri aja" ujarnya.

"Ya sudah lanjut kerja lagi yu" ajak siska.

"Ayo mba" ujar zia.

Malampun tiba kini jam menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya waktu pulang kerja buat zia. Dia sedang berganti pakaiannya.

"Zi mau bareng mba?" tanya siska.

"Gak usah mba, aku minta jemput ka reksa aja ko" jawab zia.

"Ya sudah mba duluan ya" ujarnya sambil pergi meninggalkan zia.

"Iya mba hati-hati" ujar zia melambaikan tangannya.

Tak lama mobil reksa tiab di depan cafe tempat zia bekerja, dia langsung menghampiri mobil reksa dan masuk kedalamnya.

"Malam kak reksa" sapa zia.

"Malam dek, pasti kamu kelelahan banget ya dek?" tanya reksa saat melihat keringat didahi zia.

"Iya lumayan kak, tadi di cafe pelanggan cukup ramai" jawabnya sambil mengelap keringat didahinya dengan tissu.

"Ya sudah kamu tidur aja nanti kakak bangunin" ujarnya sambil mengelus kepala zia.

"Iya deh kak, zia juga ngantuk" ujarnya.

Kini mobil reksa sudah sampai diperkarangan rumahnya, dia melihat kearah zia yang sudah bangun.

"Loh udah bangun dek, tadinya mau kakak bangunin" ujar reksa.

"Iya kak aku kebangun" ujarnya.

"Ya sudah ayo masuk dek" ajak reksa.

Diruang keluarga terlihat ayah dan bundanya sedang bersantai sambil menonton tv.

"Malam ayah bunda" sapa zia.

"Malam sayang, sini duduk dulu" ujar bunda.

Zia pun duduk disamping kakaknya, dia menatap bundanys heran.

"Kenapa bun?" tanya zia.

"Zi gerah tau bun pengen bersih-bersih" sambung zia.

"Kamu udah dengerkan dari ayah soal perjodohan kamu?" tanya rena.

"Udah bun" jawab zia.

"Jadi keputusan kamu gimana zi?" tanya andra.

"Aku menerima perjodohannya" jawab zia.

"Kamu serius sayang?" tanya rena dengan senang.

"Iya bunda aku serius" jawab zia sabil tersenyum.

"Baiklah ayah akan memberi tau bahwa kamu menerima perjodohan ini" ujar andra sambil melenggang pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!