NovelToon NovelToon

Unlimited Love

Perkenalan Tokoh

FLOVA MAHARTIKA

Seorang mahasiswi semester terakhir di universitas Bintang Angkasa yang memiliki paras yang cantik dan rambut dengan panjang sebahu.

Ia merupakan anak seorang putri biasa dan dari kelas menengah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, di saat waktu ia longgar, ia selalu gunakan untuk bekerja di cafe. Dan orang tuanya hanya mengandalkan sayur dan ikan yang di jualnya di pasar setiap hari.

Selain pintar, cerdas, rajin dan pekerja keras, ia memiliki keistimewaan lain karena ia sendiri memiliki seorang putri cantik berumur 6 tahun bernama Alena.

Flova sendiri juga sering di panggil dengan "Jamu Antu" yang artinya adalah Janda Muda Anak Satu."

KAI BALANG PRADIPTA

Seorang dosen di universitas Bintang Angkasa. Ia juga merupakan putra dari CEO perusahaan X. Di usianya yang 32 tahun ini, ia masih belum memutuskan untuk menikah, karena hatinya yang masih belum terbuka untuk orang lain.

Sifatnya sedikit dingin, namun dia secara diam-diam memperhatikan hal-hal kecil di sekitarnya. Ia juga sosok yang pekerja keras dan percaya diri.

Kebiasaannya setelah mengajar beberapa kelas, terkadang ia juga membantu ayahnya di kantor dan ikut merancang beberapa produk untuk perusahaan ayahnya tersebut.

Dan perannya sebagai Dosen ini hanya menjadi pelarian agar pikirannya tidak membludak dikarenakan adanya beberapa produk yang kurang mampu mengembangkan perusahaan X.

ALENA PUTRI DANURDARA

Seorang gadis kecil berusia 6 tahun yang baru duduk di bangku TK. Memiliki kepribadian yang ceria dan menyenangkan.

ROSAN

Merupakan seorang perancang busana ternama. Ia juga anak dari perusahaan B, yang juga bekerja sama dengan perusahaan X. Perusahaan B sendiri adalah perusahaan Promosi yang mempromosikan banyak bisnis di dalamnya.

Ia sendiri juga merupakan cinta pertama dari Kai. Namun, karena Rosan selalu meninggalkannya dan ia pernah melihat Rosan pergi dengan orang lain, membuat Kai berfikir untuk melupakannya.

STEFFA

Sahabat Flova semenjak mereka masih menduduki bangku SMA. Namun kali ini, mereka tidak kuliah di universitas yang sama, tetapi hal itu tidak membuat persahabatan mereka renggang.

Steffa juga dari keluarga yang menengah, Namun, ia memilih tinggal bersama Flova dikarenakan biaya kontrakan yang dibilang cukup mahal sehingga ia memutuskan untuk membagi dua dengan Flova agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.

NEHRA

Ia sendiri adalah sekertaris Kai dan terkadang ia juga yang menggantikan posisi Kai apabila ia sedang tidak ada di tempat. Ia juga di kenal sebagai sahabat dekat Kai, semenjak Nehra masuk ke perusahaan tersebut dan bersikap baik dengan Kai.

KEVIN

Sahabat baik Flova, dan ia juga merupakan seorang guru di TK yang mengajar Alena. Terkadang juga Ia memberikan perhatian lebih untuk mencoba mendekati Flova.

KARTIKA

Ia adalah ibu Flova. Di usianya yang sudah 50 tahun, namun ia mampu merawat ladang peninggalan terakhir orang tuanya dan mengurusnya untuk memanen dan di jual di pasar untuk membantu kebutuhan sehari-hari mereka. Sesekali juga Alena ikut membantu neneknya walaupun hanya menyiram tanaman dan memetik beberapa sayuran yang harus di panen.

NELSON

Merupakan ayah Flova, ia merupakan seorang nelayan. Ia yang mencari ikan langsung di laut dan rela tidak pulang karena jarak dari rumah dan laut begitu jauh dari rumah dan baru pulang setelah 2 hari, kemudian ia harus berangkat lagi esok harinya. Semua ia lakukan untuk membiayai keluarganya dan juga biaya Alena untuk sekolah.

CARRON

Pemilik perusahaan X dan ayah dari Kai. Pribadinya tulus dan tidak suka memilah dalam hal berteman , namun ia teliti dalam membina kerjasama dan mempertimbangkan proyek yang sedang dikerjakannya.

JOANNA

Ibu Kai. Ia paling tidak suka dengan orang yang ada di bawahnya dan bisa dibilang pelit dalam hal memberi. Ia juga angkuh dan egois.

//**//

1. "Papa"

Di sebuah ruang makan yang mewah dan luas. Hanya ada 3 orang penghuni yang makan dengan sunyi dan penuh dengan peraturan. Hanya ada ketukan kecil dari garpu dan pisau yang sedang memotong pancake.

Sebuah garpu dan pisau itu pun kemudian diletakkan di atas piring setelah makanan yang ia makan selesai. Dan kemudian mengakhirinya dengan meneguk segelas air putih.

"Kai, kapan kamu akan menikah? Apa kamu sudah memiliki pacar?" Ucap seorang pria tua berusia 55 tahun yang tak lain adalah ayah Kai.

Kai yang akan menyantap potongan terakhirnya pun harus ia letakkan kembali dan mengambil segelas air putih yang ada di samping piringnya.

"Aku akan menikah nanti. Papa tidak usah khawatir dan cemas."

"Usiamu sudah akan 32 tahun, kamu seharusnya sudah memiliki seorang anak."

"Aku akan segera menikah, papah jangan khawatir."

Ia pun berdiri dan meninggalkan ruang makan tersebut. Namun, ibunya memegang tangannya begitu ia akan lewat di depannya.

"Setidaknya kamu habiskan sarapan kamu dulu sebelum pergi mengajar."

Kai dengan perlahan menurunkan tangan ibunya yang memegang lengannya.

"Maaf, aku mungkin akan terlambat. Aku harus pergi."

Dan dengan langkah yang lebar, Kai pun meninggalkan ruang makan tersebut dan langsung pergi meninggalkan rumah mewahnya.

Joanna yang melihat suaminya menghela nafas panjang langsung mengelus pundaknya untuk menguatkan dirinya.

"Sabarlah, dia pasti akan menikah. Setelah Rosan kembali, akan aku pertemukan mereka, pasti dia langsung setuju untuk menikah."

"Dia nanti akan memilih sendiri. Aku harus berangkat."

Joanna tersenyum dan membantu suaminya mengambilkan jas dan tas laptopnya. Dan ia pun kembali memakan sisa pancake yang masih ada di piringnya.

...****...

"Oiya, Alena sini, bunda belum ikat rambut kamu."

Anak kecil yang sudah rapi memakai seragam sekolah langsung berlari ke arah Flova yang sudah siap memegang sisir dan ikat rambut.

"Bunda, hari ini aku ke sekolah."

"Iya, dan kamu jangan khawatir ya, guru di sana baik-baik kok. Kamu juga nanti bisa bertemu dengan teman-teman baru."

"Baik Buda."

"Sudah siap, ayo berangkat."

Alena mengangguk dan Flova pun mengambil tas yang tergeletak di kursi. Namun, Ibu Flova memegang tangannya yang hendak pergi.

"Alena harus minum susu dulu supaya tetap sehat."

"Ah.. iya benar."

Flova pun mengambil susu di tangan ibunya dan memberikannya kepada Alena. Dengan kedua tangan kecilnya, ia pun menerimanya dan langsung meneguknya hingga habis lalu memberikan gelas tersebut kepada neneknya.

"Nenek, Alena berangkat dulu ya."

"Iya sayang, hati-hati di jalan."

Flova dan Alena pun keluar dan menunggu taksi online yang sudah di pesan Flova. Begitu mobil itu sampai, mereka langsung masuk dan meninggalkan halaman rumah mereka yang sederhana.

Hanya menempuh waktu 15 menit, mereka pun sampai di TK Pelangi. Alena sedikit ragu dan canggung karena ini adalah pertama kalinya ia pergi ke luar selain dari rumahnya.

"Alena, sayang. Kamu tidak perlu ragu dan takut. Di dalam nanti kamu akan punya banyak teman bermain."

Alena hanya menunduk dan kemudian ada seorang guru yang menghampiri mereka. Dan tak lain adalah Kevin.

"Hai, mari masuk dengan kakak."

Flova pun melihat ke sumber suara dan tak lain suara itu adalah Kevin.

"Hai, Kevin? Kapan kamu kembali dari kota B?"

"Flova? Kebetulan sekali? Ini putri kamu?"

Flova melihat ke Alena dan tersenyum kepada Kevin.

"Iya. Dia putriku. Aku akan ceritakan nanti apabila kita bertemu lagi."

Kevin mengangguk dan pandangannya teralihkan kepada Alena yang sedari tadi hanya cemberut.

"Hai cantik, nama kamu siapa?"

Kevin pun berjongkok di depan Alena. Dan Alena hanya melihat ke bawah sambil memainkan sepatunya.

"Alena" Jawabnya dengan lirih.

"O.. Alena.. Alena ayo masuk sama om. Di dalam sana nanti ada banyak teman-teman dan juga ada taman bermain. Alena juga bisa main di sana nanti."

Rayuan Kevin membuat Alena mendongak dengan senang.

"Terus gurunya galak ngga Om?"

"Nanti, Om yang ngajar di kelas Alena. Alena mau?"

"Emm... Boleh, tapi main dulu ya om."

"Iya. Ayo."

Alena pun menurut dengan ajakan Kevin dan Alena pun menggandeng tangan Kevin.

"Bunda, Alena sekolah dulu ya."

"Iya sayang."

Flova memeluk dan mencium kening Alena. Dan dengan senang Alena berhasil dibujuk oleh Kevin.

Setelah melihat mereka masuk, Flova bisa lega dan kembali masuk ke dalam taksi kembali untuk pergi ke universitasnya.

Sesampainya dia kampusnya, ia langsung masuk ke kelasnya, namun ia terlambat dan sudah terlihat pak Kai sudah ada di kelas.

"Tok...tok...tok.. permisi."

Pak Kai pun menoleh dan langsung mempersilahkan Flova untuk masuk.

"Maaf pak, saya terlambat."

"Tidak apa, saya maklumi karena kamu pasti harus mengurus anak kamu terlebih dahulu. Sekarang kamu masuk dan ikuti pelajaran dengan baik, karena ini sudah memasuki semester terakhir. Dan, saya harap kamu juga bisa mengendalikan hal ini jangan sampai hal tersebut mempengaruhi nilai kamu nanti."

"Baik pak."

Flova pun dengan perlahan duduk di tempatnya dan mengikuti kelas pak Kai dengan tenang.

...******...

Jam kampus hampir usai, dan 25 menit sebelum pelajaran berakhir, Flova pun berdiri dan membereskan semua bukunya.

"Permisi pak. Maaf, saya harus pulang untuk menjemput..."

Belum juga ia menyelesaikan kata-katanya, sang dosen langsung memotong pembicaraannya.

"Berapa usia anak kamu?"

"Enam tahun pak. Sekarang ia baru memasuki TK , jadi saya harus menjemputnya tepat waktu."

Dengan manggut-manggut dosen itu pun langsung membuka bukunya dengan santai.

"Baiklah, namun dalam waktu dua bulan, kamu harus segera menyelesaikan skripsi kamu. Dan saya akan langsung periksa."

"Baik pak, akan saya lakukan."

"Sudah memikirkan dimana kamu akan bekerja?"

"Belum pak."

"Baiklah, sudah cukup. Kamu boleh pergi."

Flova pun bernafas lega dan mengangguk kemudian langsung meninggalkan kelas begitu saja setelah di ijinkan.

Sembari berjalan ke luar, ia juga menunggu driver taksi online, namun hingga ia keluar, ia masih belum mendapatkan notifikasi mendapatkan driver.

Kai yang akan meninggalkan kampus, melihat Flova dari spion mobil yang masih menunggu taksi online hanya mengacuhkannya dan meninggalkannya begitu saja.

...*****...

Di tengah perjalanan, tiba-tiba mobilnya terasa aneh dan kemudian ia pun keluar dari mobil. Ia melihat roda bannya dan ternyata ban belakangnya kempes. Ia pun kesal dan menepuk mobilnya keras.

"Arrgghh.. sial.. Kenapa harus bocor sekarang."

Di saat sedang kesal-kesalnya, tiba-tiba seorang anak kecil melihatnya dengan wajah yang sangat menggemaskan.

"Papa.."

Kai pun langsung menoleh dan melihatnya dengan bingung. Kemudian, ia pun berjongkok dan mengusap rambutnya.

"Maaf, tapi aku bukan papamu."

Kai melihat ke sekelilingnya dan hanya melihat orang lain yang menjemput anak-anaknya.

"Dimana ibumu?"

Alena hanya menunduk dan menekuk bibirnya dengan sedih. Sedangkan Kai hanya melihat sekelilingnya dengan bingung. Hingga seseorang pun memanggil namanya.

"Alena..."

Alena pun melihat ke sumber suara dan langsung terlihat senang.

"Bunda..."

//**//

2. "Panggil Ayah pun tidak apa.."

Karena lama menunggu, akhirnya dia memilih untuk memesan ojek online, dan hanya beberapa detik kemudian ia langsung mendapatkan ojek online. Dan dalam waktu 3 menit, ojek online tersebut pun datang.

"Bang, cepetan ya. Anak saya mungkin sudah waktunya pulang sekolah. Kalau bisa pakai jalan pintas."

"Iya, baik neng."

Flova menerima sebuah helm dan naik ke motor bermerek Honda ojol tersebut. Dan hanya menempuh waktu 15 menit, akhirnya dia sampai.

"Nih bang uangnya."

Flova menyodorkan uang 50 ribu kepada sang ojol dan ojol pun menerimanya.

"Ngga ada uang pas neng?"

"Duh, ngga ada bang. Cepetan ya bang, anak saya menunggu pasti."

Tak lama sang ojol memberikan kembalian kepada Flova. Dan Flova pun tersenyum sembari menerima kembalian tersebut.

"Makasih ya bang."

"Sama-sama neng."

Flova langsung menuju ke gerbang, namun pandangannya teralihkan dengan Alena yang sudah ada bersama seorang laki-laki di depannya.

"Alena..."

Alena melihatnya dan langsung tersenyum dengan senang. Kai yang sedari tadi ada di sana langsung berdiri, dan Alena langsung berlari ke arahnya.

"Sayang, seharusnya kamu menunggu di dalam. Di luar sini berbahaya, banyak kendaraan yang melintas dan juga kamu jangan mendekat kepada siapapun dengan orang yang belum kamu kenal."

Alena pun melihat ke arah Kai, begitu juga dengan Kai. Dan pandangannya pindah ke Flova sehingga pandangan mereka bertemu secara bersamaan.

"Pak Kai? Kenapa bapak bisa ada di sini?"

"Saya berhenti karena ban mobil saya bocor. Lalu, anak kamu memanggil saya 'papa' dan aku tidak mengira bahwa dia anak kamu. Dia sekolah di sini?"

"Iya benar pak. Maafin Alena ya pak."

"Tidak apa-apa, lain kali ajarkan anak kamu untuk berhati-hati. Untung bertemu dengan saya. Kalau bertemu dengan orang lain mungkin ia sudah di culik."

Flova melihat ke arah Alena yang hanya melihat ke bawah. Dan Flova pun tersenyum sambil mendongakkan kepalanya agar melihat ke arahnya.

"Sayang, lain kali kamu tidak boleh seperti itu, yaa... Kenapa kamu memanggilnya papa?"

"Karena..."

"Alena.."

Pembicaraannya terpotong di saat Kevin berteriak memanggil Alena. Di saat mereka fokus mendengarkan Alena, membuat pandangan mereka teralihkan dengan sumber suara yang datang mendekat. Dan begitu ia melihatnya, ia langsung berlari sembari mengatur nafasnya.

"Syukurlah... huft... Dia..ada .. di sini... Aku mencarinya kemana-mana. Oh.. Flova, ini ayah Alena?"

Flova begitu terkejut mendengar perkataan Kevin. Dan dengan semangat Alena tersenyum.

"Iya om, dia papa. Dia tampan kan?"

Kai dan Flova begitu terkejut mendengar celotehan Alena yang begitu antusias.

"Ia, tampan sekali. Sangat mirip dengan kamu. Karena kamu sudah di jemput, kamu boleh pulang ya."

"Iya Om.."

Kevin tersenyum dan mengacak rambut Alena. Kai dan Flova tidak bisa berkutik tentang pernyataan Alena.

"Aku masih harus mengurus anak-anak di dalam. Kalian berhati-hatilah."

Begitu Kevin pergi, Alena harus menunduk di depan Flova dan Kai.

"Alena...."

"Maaf Bunda."

"Minta maaf sama om Kai juga."

"Maaf, papa Kai.."

"Alenaaa..."

"Eumm.. Om..."

Kai pun mengelus rambut Alena dengan lembut dan tersenyum lalu mendongakkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Memangnya kenapa kamu memanggil om dengan papa?"

"Aku iri melihat teman-teman ku yang di jemput oleh papa dan bunda mereka. Sedangkan aku, aku tidak memiliki seorang papa. Bunda belum bisa menemukan seorang papa untuk Alena. Alena sedih..."

Mendengar pernyataan Alena. Flova langsung menyentuhnya dadanya. Terasa jantung di dalamnya berpacu dengan cepat.

"Maaf ya om.. Bunda.."

"Tidak apa, karena Alena berkata jujur, om antar ya. Tapi om harus menunggu mobil lagi, karena mobil yang ini bannya bocor."

"Tidak perlu pak, pasti bapak mau pergi ke suatu tempat. Bapak tidak perlu repot-repot mengantar kami."

"Tidak apa, sebentar ya."

Kai mendekati Flova dan mencari nomor untuk di hubungi. Dan mensejajarkan mulutnya dengan telinga Flova.

"Menurutlah, ini hanya satu hari saja. Atau, anak kamu nanti menangis."

Flova menjauhkan dirinya dan selagi Kai menelepon, Flova mengelus rambut Alena.

"Alena, lain kali harus menunggu di dalam ya, nanti bunda akan menjemput Alena langsung di sana. Alena juga bisa bermain dulu."

"Baik bunda."

Hanya menunggu waktu sepuluh menit, mobil yang menjemput mereka pun datang. Dan salah satu supir turun sembari membawa perkakas ganti ban mobil.

"Yuk naik."

Alena mengangguk, dan Kai membukakan pintu mobil untuk mereka berdua. Flova masuk terlebih dahulu, dengan perhatian kecilnya, tangan kanannya memegang atas mobil agar Flova tidak terbentur. Setelah Flova masuk, di susul oleh Alena dan Kai yang masuk paling belakangan.

"Pak, antar mereka terlebih dahulu."

"Baik tuan."

Sang supir pun menjalankan mobilnya dan Kai melihat ke arah Flova.

"Kamu beritahu saja jalan ke rumah kamu. Pastikan jangan tersesat."

Flova mengangguk paham. Dan Alena hanya tersenyum melihat kiri kanannya. Ia pun meraih tangan Flova dan Kai, kemudian ia langsung menggandengnya.

"Alena...."

Flova yang akan memarahi Alena, di buat diam kembali saat Kai menggelengkan kepalanya. Flova pun tak berkutik dan memilih untuk diam sembari melihat jalan kota.

Perjalanan ke kos Flova membutuhkan waktu 10 menit lebih cepat dari rumah orang tuanya.

"Ini, rumah kamu?"

"Iya, ini tempat tinggalku dan temanku. Kami bertiga berada di lantai dua. Terkadang kami juga tinggal di rumah orang tuaku, hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan berjalan kaki."

Kai mengangguk paham. Dan melihat tempat yang tidak terlihat seperti kos, melainkan sebuah apartemen kecil.

"Berapa yang harus kamu bayar di sini?"

"1,5 juta setiap bulan. Dan kami terkadang patungan untuk membayarnya."

"Oh begitu."

"Papa, eh.. om.. kapan-kapan om main ya ke rumah kami."

"Boleh. Oiya, bila kamu mau kamu boleh memanggil om dengan sebutan 'papa' sesuka hatimu."

"Sungguh??"

"Iya."

Kai tersenyum dan mengelus rambutnya. Alena pun langsung menyingkirkan tangannya.

"Itu tidak perlu pak. Alena tidak boleh ya."

"Tapi, papa mengijinkan Bunda."

"Panggil ayah pun, juga tidak apa."

"Baiklah."

Alena dengan senang pun langsung memeluknya dengan hangat. Flova yang melihatnya hanya bingung antara senang ataupun sedih.

"Tapi Alena .. "

"Tidak apa. Tidak perlu sungkan. Sekarang masuk dan ganti baju ya.."

Alena mengangguk senang dan Flova pun membuka pintu mobil. Dan mereka bertiga pun secara bergantian keluar dari mobil tersebut.

"Ayah, sini."

Alena memanggilnya dengan lambaian tangan kecilnya. Kai pun berjongkok di depannya sembari tersenyum.

"Kenapa?"

Alena terus melambaikan tangannya dan Kai pun mendekatkan telinganya, namun seketika Alena mencium pipi Kai dan langsung berlari meninggalkannya tanpa merasa bersalah.

"Alenaaa .... "

Flova berteriak kepada Alena. Dan Kai hanya tersenyum tipis. Flova yang ada di tempat merasa bersalah.

"Maafkan Alena."

"Tidak apa dia hanya anak kecil. Sebaiknya, secepatnya kamu mencarikan seorang ayah untuk putri kamu. Dia butuh kasih sayang dari seorang ayah."

"Aku tidak yakin akan hal itu."

"Baiklah, kamu masuklah."

Flova mengangguk. "Terimakasih sekali lagi."

Kai mengangguk dan masuk kembali ke dalam mobilnya. Lalu meninggalkan pekarangan tempat tinggal Flova.

//**//

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!