NovelToon NovelToon

Pesona Sekretaris Cupu Ku

1.Pernikahan Tunggal

Suasana disebuah rumah besar terlihat sangat riuh dan gaduh semua orang tampak sibuk,bukan sibuk karena acara pernikahan yang sedang berlangsung dirumah itu tapi sibuk karena sang mempelai perempuan yang seharusnya berada diAltar bersama pengantin pria tiba tiba menghilang didetik detik terakhir sebelum pembacaan sumpah pernikahan mereka.

Waktu mengetahui hal itu tentu saja sang mempelai pria merasa sangat senang karena tidak perlu melangsungkan pernikahan gila ini tapi kebahagiannya sirna saat sebuah ultimatum keluar dari mulut nyonya besar atau ibunya.

"Aku tidak perduli ada atau tidak mempelai perempuannya pernikahan ini tetap harus dilaksanakan hari ini juga, kalau kau tidak mau hak warismu akan aku cabut sekarang juga!".

"Jderrrr "

Marvin pria yang dipaksa menikah oleh sang mama karena alasan sudah cukup umur dan harus memberi sang mama cucu sangat terkejut mendengar keputusan gila perempuan tua itu.

"Ma ini gila!.Aku bisa sangat malu dihadapan para undangan kalau mereka tau ternyata aku menikah tanpa mempelai perempuan!",teriaknya marah dengan menatap sang calon ayah mertua Dion Lancaster yang berdiri diruangan itu dengan wajah sangat pucat pasi karena baru mengetahui kalau ternyata putrinya kabur. Karena hal itu dengan terpaksa pernikahan ini harus berhenti.Marvin menolak melakukan sumpah pernikahan hanya seorang sendiri dihadapan semua orang. Mengetahui terjadi masalah sang mama Elena Fox segera mengajaknya bicara tentu saja bukan bicara biasa tapi juga ancaman karena hanya itu yang bisa membuat Marvin tunduk padanya.

"Mereka tidak akan tau soal ini Marvin sebaiknya pernikahan ini tetap dilaksanakan baru setelah itu kita cari perempuan yang menjadi istrimu itu",saran Elena.

Marvin benar benar seperti sudah kehabisan akal menghadapi mamanya ini sekarang dan hanya bisa menekan pelipisnya yang terasa sangat sakit.

"Marvin bukankah kita sudah sepakat aku akan menyerahkan perusahaan seratus persen padamu kalau kau mau menikah dan memberiku cucu dan kau juga sudah menyetujuinya hal itu bukan".

"Itu benar ma.... tapi bagaimana kalau ternyata semuanya jadi begini apa aku tetap harus melangsungkan pernikahan gila ini!.Aku yakin besok pagi pasti akan ada berita 'Marvin Fox pria yang digilai hampir 50 persen perempuan dinegara ini ditinggalkan begitu saja diAltar oleh pengantin perempuannya'.Apa mama ingin melihat itu!",teriaknya kembali marah.

"Ini pernikahan privat tidak akan ada wartawan yang tau tentang hal ini.Kalau sampai itu terjadi berarti kau yang melakukannya supaya bisa membatalkan pernikahanmu sekarang".

Marvin kembali menekan pelipisnya mendengar asumsi Elena Fox tentangnya dan menarik nafas keras sebelum akhirnya menyerah.

"Baiklah akan kulakukan seperti apa yang mama mau tapi dengan syarat setelah pengucapan janji pernikahan ini berikan berkas berkas perusahaan padaku dan berhenti mengatur hidupku lagi.Jangan suruh aku mencari perempuan terkutuk itu karena aku tidak akan sudi!".

Elena segera mengangguk meski tidak setuju dengan keinginan Marvin barusan.Untuk masalah yang lain biarlah dia akan memikirkannya nanti setelah acara ini selesai.

"Baiklah...dalam seminggu aku akan melepaskan jabatanku sebagai ketua komisaris diperusahaan".

"Baiklah aku setuju ma ayo kita keluar sekarang".

Marvin melangkah keluar menuju Altar diikuti oleh yang lain dan langsung mengucapkan janji pernikahan konyol sendirian dengan wajah sedingin es karena sangat marah dan benci pada putri Dion Lancaster yang sudah membuat dirinya direndahkan sampai ketitik ini.

Marvin menggenggam kotak cincin pernikahannya ditangannya dengan sangat marah.

'Aku akan memotong jari manismu kalau sampai kita bertemu nanti',batinnya dengan berjalan meninggalkan Altar menuju mobilnya.

Sebelum dia berhasil mencapai pintu mobil tiba tiba langkahnya ditahan oleh Dion Lancaster yang terlihat sangat pucat karena takut pada menantunya itu.

"Marvin!",panggilnya yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Marvin.

"Eh..tuan Fox bisa kita bicara sebentar sebelum anda pulang'',mohonnya dengan wajah takut dan tubuh gemetar.

"Urusan kita sudah selesai sekarang tuan Lancaster jadi jangan halangi langkahku".

Marvin mengatakannya sambil masuk kedalam mobilnya.

"Tapi kita masih punya hubungan kerjasama yang belum selesai tuan Marvin".

Dion Lancaster kembali berusaha menahan Marvin dengan memegang kuat pintu mobil pria itu.

"Kerjasama itu batal!",jawab Marvin dengan melajukan mobilnya meninggalkan tempat terkutuk itu.

Seketika tubuh Dion Lancaster lemas mendengar apa yang baru saja dikatakan Marvin padanya padahal sekarang hanya itu harapan satu satunya yang bisa membuat perusahaan yang dibangunnya dengan sudah payah selama ini tetap bertahan.

"Jangan berkecil hati tuan Lancaster".

Dion langsung menoleh kebelakang kearah Elena Fox.

"Nyonya Elena",sapanya dengan langkah lunglai.

"Kerjasama itu akan tetap terjadi tapi dengan syarat dalam satu bulan kau harus bisa membawa putrimu padaku apa kau mengerti Lancaster".

Dion mengangguk mendengar apa yang dikatakan perempuan tua yang berusia tidak jauh darinya itu.

"Aku pasti akan segera menemukan Luna sebelum waktu yang kita sepakati asal anda serius dengan ucapan anda untuk mau membantu perusahaan saya bangkit lagi".

"Kau tenang saja aku pasti menepati janjiku tapi kau juga harus membawa putrimu padaku seperti kesepakatan kita sebelumnya,kalau tidak aku juga tidak akan membantu perusahaanmu".

"Iya..saya pasti akan melakukannya nyonya dan dari lubuk hati yang dalam saya ingin minta maaf karena sudah teledor hingga membuat anda malu tadi".

Elena menarik nafas tqpintidak menjawab perkataan Dion dan lebih memilih berjalan menuju mobilnya.

"Aku juga akan membantumu menemukannya karena sekarang dia adalah menayuku dan calon ibu cucuku",ucap Elena sebelum menutup pintu mobilnya dihadapan Dion Lancaster yang hanya mengangguk mendengar ucapan Elena.

"Ayo jalan David",perintah Elena pada asistennya yang langsung dituruti oleh David dengan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

Sepeninggal keluarga Fox Dion Lancaster lalu mengimpulkan semua pembantu dan pengawal yang ditugaskan menjaga Luna dengan memegang cambuk ditangannya dan menatap mereka dingin yang membuat seluruh anak buahnya menunduk takut.

"Bagaimana kalian bisa sampai lengah !!",bentak Lancaster dengan sangat marah pada seluruh pembantu yang bekerja dirumahnya.

"Maafkan kami tuan...",jawab pria yang sempat bertugas menjaga pintu kamar putrinya.

"Maaf...apa kau pikir semuanya selesai hanya dengan maaf yang keluar dari mulut miskinmu itu!!!",bentaknya dengan memukul keras wajah pria itu yang hanya diam mendapat cacian dan makian dari Dion Lancaster.

"Cari Luna sekarang juga,aku yakin dia belum pergi jauh sekarang!!",perintahnya pada para pengawalnya yang langsung bermaksud pergi dari ruangan itu untuk melaksanakan perintah majikan mereka.

"Kalau dia melawan hajar saja asal kalian jangan sampai melukai bagian tubuhnya yang terbuka karena itu akan membuat keluarga Fox curiga padaku".

"Baik tuan saya pasti akan melakukan sesuai yang tuan katakan".

Setelah itu para pengawal Dion Lancaster pergi dari sana untuk melaksanakan perintah tuan mereka.

2.Pria Asing.

Disebuah bar tampak seorang gadis muda duduk seorang diri di kegelapan dengan wajah gugup dan berkali kali menoleh kearah pintu Club seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Apa kau sedang menunggu seseorang cantik?",tanya seorang pria yang tiba tiba saja sudah duduk disampingnya.

Mendengar seseorang menyapanya gadis itu langsung menoleh dengan terkejut.

"Oh...tidak...aku hanya...khawatir pengawal Daddyku berhasil mengejar ku kemari",jawabnya yang membuat sipria langsung mengerutkan alisnya lalu memindai penampilan gadis itu dari atas kebawah.

Gadis itu memakai celana jean ketat dengan atasan tanktop dilapisi jaket pendek yang terlihat bukan barang murah serta rambut ikal sebahu yang sengaja diikat tinggi keatas dipadu dengan riasan natural benar benar terlihat sederhana tapi cukup berkelas untuk menjadi seorang nona,batin pria itu.

"Apa kau baru saja membuat masalah hingga khawatir mereka menemukanmu?",tanyanya lagi pada Gadis itu.

Luna tampak sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan dari pria asing disampingnya itu tapi bukankah dia hanya seorang pria asing dikota yang baru beberapa jam didatanginya ini, jadi meski dia jujur juga pria itu tidak akan tau.

"Ya...masalah yang cukup bisa membuat Daddyku mencoretku sebagai ahli waris",jawabnya dengan mengangkat bahunya tampak tidak perduli.

Mendengar hal itu si pria langsung tertawa keras membuat Luna sedikit bingung.

"Apa itu lucu tuan?",tanyanya dengan wajah tidak suka karena merasa diremehkan.

"Cukup lucu menurutku",balasnya dengan balas mengedikkan bahunya.

"Kenapa anda berpikir itu lucu sementara menurut saya itu cukup mengerikan karena kalau saya sampai dicoret sebagai ahli waris berarti saya harus memulai semuanya dari nol lagi".

"Karena hari ini aku juga hampir mengalami hal itu".

"Maksud anda?",tanya Luna bingung.

"Dicoret dari ahli waris oleh mamaku".

Mendengar hal itu Luna terdiam dan memilih menyesap minumannya karena tidak tau apakah pria disampingnya itu berkata jujur atau tidak.

"Itu serius...aku bahkan terpaksa harus setuju dengan syarat gila yang diperintahkan mamaku supaya aku tetap menjadi putranya sekarang".

Pria itu seolah sengaja mengatakan hal itu karena tau Luna merasa apa yang dikatakannya barusan tidak benar.

"Aku juga hampir melakukan hal itu tapi berhasil kabur didetik detik terakhir",terang Luna secara spontan dan merasa lebih santai sekarang saat berbicara dengan pria itu setelah pria itu memberikan penjelasan padanya.

"Jadi..kau benar benar kabur dari rumah sekarang?",tanya si pria penasaran tapi mulai tertarik dengan sosok Luna yang menurutnya tidak terlihat seperti seorang nona yang lemah.

"Itu benar...aku kabur dari rumah".

"Lalu setelah kabur kenapa kau memilih datang ketempat ini apa kau tidak takut akan ada pria jahat yang memanfaatkan mu nanti".

Luna mengedikkan bahunya sebagai jawaban membuat sipria tampak semakin penasaran.

"Aku merasa perlu pergi kesini untuk merilekkan otakku yang sudah tegang selama hampir satu bulan ini".

"Apa ini pertama kali kau masuk ketempat seperti ini, karena kau seperti pendatang baru".

"Bukan yang pertama tapi tidak bisa dibilang sering",terang Luna.

"Seberapa sering?",tanya sipria yang merasa mulai menikmati mengobrol dengan gadis disampingnya itu.

Luna mencoba berpikir untuk mengingat berapa kali dia pernah pergi ke klub sebelum ini.

"Waktu lulus SMA lalu waktu sebelum aku menerima gelar sarjana ku",jawabnya lirih yang membuat sipria kembali tertawa membuat Luna sedikit kesal karenanya.

"Jangan tertawa!,aku memang tidak terlalu sering pergi keklub tapi bukan berarti aku gadis polos!",bentaknya marah.

Mendengar hal itu sipria kembali menaikkan sebelah alisnya.

"Benarkah?aku merasa penasaran sekarang seberapa tidak polosnya dirimu".

Luna marah menerima nada mengejek dari pria disampingnya itu meski Luna aku pria itu sangat tampan tapi Luna tidak terima dihina tidak berpengalaman oleh si pria yang Luna yakini pasti seorang player.

Entah karena pengaruh alkohol yang diminumnya atau karena kesal Luna sengaja menjawab pertanyaan pria itu dengan tantangan.

"Apa kau ingin membuktikannya?!",tantang Luna dengan sengaja membusungkan dadanya kearah pria disampingnya yang membuat sipria terlihat semakin tertarik mendengar tantangan Luna.

"Aku akan senang sekali melakukannya",jawabnya dengan sengaja meraih ujung rambut Luna dan membawanya kebibir nya membuat terbelalak dengan kelancangan pria itu.

"Kau...".

"Ada apa?apa kau berbohong barusan?",tantang balik pria itu dengan menatap wajah Luna tajam karena sejujurnya dia tidak yakin gadis didepannya ini belum pernah bercinta meski dia terlihat polos tapi dengan wajah cantik dan tubuh seindah itu tidak mungkin selama ini dia tidak pernah dekat dengan pria,kecuali dia hidup seperti Rapunzel yang dikurung dalam kastil tanpa pernah bertemu seorang pria pun.

Luna segera menggeleng lalu kembali menenggak minuman digelasnya sebelum menjawab tantangan pria asing itu.

"Tentu saja tidak meski aku jarang keklub bukan berarti aku tidak pernah pergi dengan teman temanku selama ini...".

"Sepertinya kau mengalami masa muda yang menyenangkan",ucapnya dengan menyentuh wajah cantik Luna yang langsung membuat Luna sedikit tersentak.

"Jangan menyentuhku!",hardik Luna yang hanya dijawab dengan senyuman smrik dari sipria.

"Bagaimana aku bisa membuktikan ucapanmu barusan kalau kau melarang ku menyentuhmu",balasnya dengan semakin mendekatkan wajahnya hingga Luna bisa merasakan nafas hangat sipria didepan wajahnya.

"Jadi...kau bermaksud mengujiku begitu?",tanya Luna dengan nafas mulai tercekat ditenggorokan karena si pria semakin mendekatkan wajahnya ke Luna dan mulai mencium pipi mulus Luna.

"Tentu saja,aku sangat penasaran denganmu malam ini bagaimana kalau kita melakukan uji coba itu",bisiknya dengan suara terdengar parau ditelinga Luna.

Luna menelan ludahnya mendengar ajakan terus terang dari sipria asing yang bahkan dia tidak tau siapa namanya itu tapi waktu ingat apa yang sudah dilakukan sang Daddy padanya hingga membuat dia sampai harus kabur seperti ini Luna menjadi tertarik dengan tawaran pria asing tersebut.

Melakukan one night stand seperti yang sering didengarnya dari teman temannya selama ini yang selalu membuat dia sangat penasaran dan berharap punya kesempatan melakukannya meski hanya sekali seumur hidup Luna rasa itu sudah cukup sebelum pengawal sang Daddy menemukannya nanti.

"Baiklah tapi aku tidak suka melakukannya disembarang tempat",jawab Luna khawatir sipria akan mengajaknya melajukan hal itu di toilet Club atau mungkin ditempat umum lainnya jujur saja Luna tidak sudi.

"Jangan khawatir soal itu aku tidak sangat miskin sampai tidak sanggup menyewa sebuah kamar hotel untuk bersamamu",terangnya lalu bangkit dari duduknya dengan menarik tangan Luna keluar.

"Naiklah",perintahnya pada Luna waktu mereka sampai dimobil sipria.

"Kita akan kemana?", tanya Luna sedikit cemas dan bermaksud membatalkan niat gilanya barusan.

"Tentu saja menuju puncak dunia Baby",jawabnya dengan mendorong tubuh Luna masuk kedalam mobil sebelum gadis itu berubah pikiran.

Mohon tinggalkan jejak cinta kalian reader sebagai penyemangat autor 🥰🥰🙏

3.Ditinggal Sendiri.

Luna mengerjapkan matanya karena merasa silau oleh sinar matahari yang masuk melalui celah jendela kamar hotel tempat dia dan sipria baru saja menghabiskan malam panjang mereka.

Luna meregangkan tubuhnya dengan mata masih setengah terpejam karena berpikir dia sedang tidur di kamarnya sendiri.

"Huah.....Bruk!!!".

Seketika Luna terbangun dan meringis karena merasa pantatnya sangat sakit akibat terjatuh dari atas ranjang barusan.

"Oh Shittt!!!,kenapa aku bisa jatuh...",gerutunya dengan berusaha bangkit dari posisinya, tapi belum sempat dia berdiri tiba tiba dia kembali terjatuh karena badannya terasa tidak bertenaga.

"Auwww!!,apa sebenarnya yang terjadi kenapa tubuhku selemas ini...",gerutunya semakin kesal dan terpaksa bertopang pada tepi ranjang sebagai penumpu untuk bangun.

waktu melihat warna seprai ranjang yang berbeda dengan dikamarnya Luna terdiam lebih tepatnya syok karena baru sadar kalau sekarang dia tidak sedang berada dikamarnya.

"Oh Tuhan....dimana aku dan....apa yang sudah terjadi denganku tadi malam?!". pekiknya seorang diri dengan sangat bingung karena ini pengalaman pertamanya terbangun ditempat asing dengan kondisi polos.

"A...apa,apa yang sudah terjadi padaku tadi malam?Apa aku sudah diculik oleh calon suami tuaku itu lalu dipe*kosanya tadi malam atau....",Luna mencoba menjernihkan pikirannya yang syok melihat kondisinya sekarang dengan tatapan nyalang memindai keadaan seluruh kamar yang ditempatinya.

Kosong dan berantakan .... juga sendirian dengan tubuh polos dan terasa sakit dibagian bawah tubuhnya juga dihampir semua bagian tubuhnya.

Jadi....

Tiba tiba kilasan kejadian tadi malam muncul kembali diotaknya.

Pria... dia sudah bersama seorang pria lebih tepatnya bercinta dengan pria yang bahkan dia sendiri saja tidak tau siapa namanya.

"Oh Tuhan tadi malam aku pasti sudah tidak waras akibat lebih dari sebulan dikurung dirumah oleh Daddy untuk dipaksa menikah dengan seorang kakek pikun". gumamnya seorang diri.

Luna terus saja mencoba menajamkan ingatannya tentang apa yang terjadi semalam.

"Kabur dari rumah dengan mengelabui penjaga lalu sampai dikota ini dan menuju Club untuk menenangkan diri... lalu bertemu dengan pria asing dan setelahnya...,Oh Tuhan aku benar benar sudah tidur dengannya dengan pria yang bahkan tidak aku ketahui siapa namanya,ini benar benar gila dan..... tapi tidak terlalu buruk karena untuk pertama kalinya aku melakukan itu dengan pria yang sangat tampan meski aku yakin dia seorang player".

Luna terus saja bergumam tentang apa yang terjadi tadi malam padanya sampai matanya melihat sebuah memo diatas meja nakas bersama dengan kartu kredit diatasnya.

Melihat itu Luna sangat marah dan bermaksud langsung membuangnya karena merasa sangat terhina.

Tapi sebelum dia melemparkannya ketempat sampah dia ingat kalau sekarang dia butuh kartu kredit itu untuk bertahan hidup dan mengecoh Daddynya yang pasti akan melacak keberadaannya dari transaksi yang dilakukannya.

Luna membaca pesan yang ditulis pria itu untuknya,bukan pesan romantis tapi tidak terlalu buruk untuk pria yang meninggalkannya lebih dulu setelah menghabiskan malam bersama.

"Halo cantik terimakasih untuk malam menyenangkan yang sudah kita habiskan bersama.Sory aku ada rapat penting pagi ini jadi tidak bisa menunggumu sampai bangun.Aku meninggalkan kartu kreditku untukmu bukan untuk membayar kebersamaan kita tapi sebagai ganti karena aku sudah merusak baju yang kau pakai tadi malam.Gunakan sesukamu untuk berbelanja dan bersenang senang dan kembalikan kalau kita nanti bertemu lagi nanti".

Note:Aku sudah menyuruh pelayan hotel untuk mengantarkan baju ganti dan juga sarapan untukmu.

See you next time.

"Kurasa dia pria yang lumayan baik meski seorang player",gumam Luna menatap kartu kredit ditangannya dengan tersenyum lebar dan ingin meloncat kegirangan tapi baru sadar kalau tubuhnya terasa sakit semua dan lengket jadi dia memilih berjalan kekamar mandi sebelum bermaksud pergi dari kamar itu.

Dengan langkah pelan Luna berjalan kekamar mandi lalu membersihkan dirinya.

"Hufft ...ternyata begitu rasanya melakukan one night stand tidak buruk,tapi one night stand hanya boleh dilakukan sekali dengan pria yang sama,jadi setelah ini bukan sampai jumpa lagi tapi ucapan yang benar adalah selamat tinggal semoga kita tidak bertemu lagi",gumamnya dengan merendam tubuhnya kedalam bathup besar yang ada dikamar itu.

"Nyaman sekali kalau seperti ini aku tidak perlu pulang kerumah Daddy lagi untuk dipaksa menikah dengan pria tua klien bisnisnya,tapi aku harus mengatur rencana kalau aku ingin lepas dari Daddy dan calon suami Bangka itu".

Luna terus saja bergumam sendiri sambil merilekkan tubuhnya dan baru keluar dari kamar mandi setelah merasa kondisinya terasa segar.

"Ah nyaman...",gumamnya dengan melangkah kembali kekamar dan merasa senang karena ternyata pelayan sudah mengantarkan sarapan yang kesiangan untuknya juga baju ganti.

Luna berjalan meninggalkan hotel dengan naik taksi menuju kamar hotel yang disewanya sendiri tadi malam.

Sampai dikamar sederhana itu Luna segera menghubungi seseorang.

Drrrttt... drttt

"Hemmmm",jawab seseorang diseberang telpon.

"Sela ini aku",terangnya pada orang yang dipanggilnya Sela itu.

"Iya aku tau,aku belum lupa dengan suara menyebalkanmu itu Luna".

"Jangan memakiku seperti itu Sel",jawab Luna sengaja bicara dengan nada memelas membuat Sela merasa semakin kesal.

"Berhenti mengeluarkan nada suara menjijikkan itu!",makinya kesal.

"Aku tidak pura pura aku memang sedang menderita",balas Luna dengan nada tak kalah kesal.

"Apa yang terjadi denganmu kenapa lebih dari sebulan kau seperti hilang ditelan bumi lalu sekarang tiba tiba muncul dengan pura pura sengsara".

"Aku dikurung oleh Daddy selama ini dan baru tadi malam aku berhasil kabur".

"Dikurung?kenapa?Apa kau sudah mencuri semua aset milik Daddyku karena itu Daddy mu melakukan itu".

"Aku dipaksa menikah dengan rekan bisnis Daddyku yang sudah udjur".

"Whattttt!!!!are you sure?!!".

"Kau pikir aku dirimu yang suka menipu",gerutu Luna.

"Hey jangan berani menghinaku aku bukan penipu hanya mengambil apa yang sudah orang ambil dariku istilahnya kerjasama saling menguntungkan".

"Ah apapun itu,aku butuh bantuanmu , jadi bisa kita bertemu sekarang?".

"Sekarang?apa harus sekarang?".

Dari nada Sela Luna tau temannya itu pasti tidak sedang sendiri sekarang karena itu dia terlihat keberatan menerima permintaan Luna.

"Iya harus sekarang tinggalkan saja dulu pria tidak berguna yang sedang bersamamu itu dan ayo kita bertemu".

"Jangan menghina kekasihku yang ini Luna".

"Kenapa?Apa akhirnya kau mendapatkan seorang pria normal sekarang?".

"Sudahlah lupakan pembahasan tentangku tapi sekarang ayo kita bertemu karena aku sangat penasaran mendengar ceritamu itu".

"Setengah jam lagi temui aku di cafe dekat taman tempat kita biasa nongkrong".

"Kurasa waktunya tidak cukup kalau setengah jam jadi satu jam lagi aku kesana".

"Shittt".

Luna hanya bisa memaki sendiri karena temannya Sela sudah mematikan panggilan mereka.

Mohon tinggalkan jejak kalian reader🥰🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!