NovelToon NovelToon

Terlanjur Cinta

Bab 1 Bagai Tersambar Petir

Di rumah Diana.

“Surat.” Seorang kurir mengantarkan sebuah surat undangan pernikahan yang ditujukan ke Diana.

“Terima kasih, Pak.” Diana mengucapkan terima kasih ke pengantar undangan itu.

“Eh?” Diana membaca nama yang tertera di surat undangan pernikahan. Anastasia dan Robert. Robert adalah nama tunangan Diana. Rencananya mereka akan menikah tahun depan.

Nggak mungkin. Ini mungkin Robert yang lain.

Tetapi saat melihat nama orang tua pengantin pria. Martin Stewart. Diana tahu itu benar-benar Robert, kekasihnya.

Apa maksudnya ini?

Diana benar-benar bingung. Mereka memang akhir-akhir ini jarang bertemu karena kesibukan Robert. Tetapi hal itu belum cukup jadi alasan Robert memutuskan hubungan mereka secara sepihak.

Diana segera menuju ke perusahaan tempat Robert berada, Stewart Building.

“Maaf, Anda tidak dapat masuk ke dalam tanpa membuat janji terlebih dahulu.” Sekretaris Robert menahan Diana.

“Biarkan ia masuk,” Robert sepertinya sudah menunggu kedatangan Diana.

Diana masuk ke ruangan kerja Robert. Di sofa sudah duduk seorang top model berwajah cantik yang wajahnya selalu wira-wiri di media dan baru saja memulai karir aktingnya.

Diana mengenali wanita itu.

Jangan-jangan wanita ini yang menjadi calon istri kak Robert.

Tanpa ba bi bu Diana langsung bertanya, “Kak, apa maksudnya ini?” Diana menunjukkan undangan yang baru saja ia dapat itu.

“Apa aku perlu menjelaskannya lagi padamu?” Seolah-olah Robert tidak paham dengan pertanyaan Diana.

“Aku butuh penjelasan!” Diana masih bingung. Otaknya tidak bekerja saat ini.

“Baca nama pengantinnya.”

“Anastasia dan Robert.”

“Anastasia itu dia.” Robert menunjuk Anastasia. “Robert itu aku.”

Diana bagai tersambar petir. Hubungan mereka selama ini baik-baik saja. Kenapa tidak ada angin, tidak ada hujan Robert langsung menikah dengan wanita lain tanpa memutuskan hubungan terlebih dahulu dengan dirinya.

“Apa alasan Kakak menikah dengannya?”

“Aku mencintainya.”

Diana mulai menitikkan air matanya. “Kak, itu boong kan? Seminggu yang lalu Kakak masih bilang cinta ke aku.”

Diana berusaha meyakinkan dirinya jika Robert hanya menge-prank dirinya. “Apa ini prank dari Kakak? Nggak lucu.”

“Siapa bilang ini prank? Aku benar-benar akan menikah dengan Ana.” Robert lalu mengambil remote TV dan menyetel TV.

Sebuah acara infotainment sedang menayangkan berita rencana pernikahan Ana dan Robert. Tak lupa acara gosip itu menampilkan foto dan video liburan Ana bersama Robert.

“Jadi, Kakak nggak dinas keluar kota? Kakak malah bersama Ana?” Hati Diana hancur.

“Apa aku boleh tahu alasan Kakak memutuskan hubungan begitu saja denganku?”

“Aku mencintai Ana.”

“Tapi Kakak yang bilang jika Kakak mencintaiku.”

“Itu dulu. Sekarang aku mencintai Ana.”

“Boong! Kakak pasti boong.” Diana tidak bisa menerima fakta jika Robert menikah dengan Ana.

“Silahkan jika kau tidak percaya. Kita sudah tidak ada hubungan apapun.”

“Kak ...”

“PERGI! AKU TAK MAU MELIHATMU LAGI.”

“Kak ...” Diana menatap Robert tak percaya. Hatinya hancur sehancur-hancurnya.

“PERGI! AKU MUAK MELIHATMU. APA PERLU AKU MEMINTA SATPAM UNTUK MENGUSIRMU?”

Diana pergi sambil bercucuran air mata.

Sementara itu di kantor tempat Robert dan Ana berada.

Robert memandang punggung Diana yang berlalu. Ia ingin memeluk wanita yang ia cintai itu. Ia ingin menghentikan Diana. Ia ingin tetap bersama Diana.

Robert mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Ia menatap langit biru yang mulai mendung.

“Kamu menangis?” Ana melihat punggung Robert yang bergetar. Robert menangis.

Di, ini semua demi kebaikanmu. Lupakan aku. Berbahagialah dengan yang lain.

Maafkan aku yang tak bisa menepati janji-janjiku padamu.

Bab 2 Kekasih Palsu

Orang-orang asing heran melihat Diana yang menangis di depan umum. Tetapi mereka hanya bisa bertanya-tanya di dalam hati.

Apa ia baru saja kehilangan seseorang? Atau mungkin sakit?

Diana tak berhenti menangis. Ingatannya bersama Robert terlintas di benaknya. Ia bertanya-tanya di dalam hatinya apakah ia melakukan kesalahan kepada Robert. Tetapi tidak ada hal yang bisa memicu berakhirnya hubungan mereka.

Di dalam taxi online pun Diana masih menangis. Ia melihat undangan pernikahan Robert. Seharusnya namanya lah yang tertulis di sana. Bukan Ana.

Kak, apa maksudnya ini?

Diana melihat cincin berlian di jari manisnya. Cincin pemberian Robert saat melamar dirinya sebulan yang lalu.

Apa karena aku miskin? Tetapi kakak bukan orang yang membedakan orang berdasarkan status kekayaan.

Apa karena aku tidak cantik? Tetapi wajahku tidak jelek-jelek amat. Kakak bahkan sering memujiku.

Apa pujian kakak itu juga boong?

Apa karena aku bodoh?

Diana cuma bisa bertanya-tanya. Tak ada kejelasan dari Robert kenapa pernikahan itu bisa terjadi.

Di rumah.

Diana menangis semalaman. Bantal dan sprei miliknya menjadi saksi bisu kesedihannya..

Keesokkan harinya mata Diana terlihat bengkak.

Diana memandangi undangan pernikahan itu lagi. Ia hendak menyobek-nyobek dan membuangnya. Tangan Diana sudah hendak menyobek undangan itu. Tetapi Diana berpikir ulang.

Jika undangan ini ditujukan untuk diriku, bukankah itu artinya aku diundang. Aku harus datang. Tetapi aku tidak boleh datang sendirian. Aku harus membawa pasangan.

Diana membaca tanggal resepsi. Seminggu lagi. Aku harus dapetin cowok pengganti kak Robert.

...***...

Sementara itu di tempat Robert berada. Di dalam kamar Robert.

“Apa ini yang kamu inginkan? Pernikahan tanpa cinta?” Ana bertanya.

“Ikuti saja semua perintahku. Aku akan memberikan yang kau mau. Peran utama sebuah film? Aku bisa memberikannya padamu. Iklan? Aku bisa memberikannya sebanyak yang kau mau.”

Ana mendekati Robert. “Aku menginginkan dirimu.” Bibir Ana mendekat dan semakin dekat.

Robert mendorong Ana hingga Ana terjatuh.

“KAMU MAU MATI?” Robert tak ingin disentuh Ana.

“Aku itu calon istrimu.”

“Kamu memang akan jadi istriku di atas kertas tapi jangan lupa perjanjian kita. Aku bisa membatalkannya sewaktu-waktu. Aku bisa membuat karirmu hancur. Atau kau juga ingin menghilang dari dunia ini?” Robert menatap tajam Ana.

Ana bangkit berdiri lalu berlalu pergi.

Robert menuju ke ruang kerjanya. Ia meneggelamkan dirinya ke dalam pekerjaannya. Berharap bisa melupakan Diana. Tetapi tidak bisa.

Tawa Diana, tingkah imut Diana, terutama sentuhan bibir lembut lembut Diana selalu terbayang di kepalanya.

Robert mengacak-acak rambutnya.

Di, pergilah dari pikiranku. Aku sudah mengusirmu pergi dari hadapanku tapi kenapa kau terus muncul.

...***...

Seminggu berlalu. Hari H pernikahan Ana dan Robert.

Diana sudah membeli gaun tercantiknya. Tetapi satu kekurangan yang ia miliki. Pasangan.

Di sini bukan Jepang yang bisa menyewa manusia untuk jadi teman kencan. Diana melihat sekitarnya. Ia mendekati seorang pria.

“Aku butuh bantuanmu. Apa kau bisa membantuku? Aku akan melakukan apa saja untukmu. Tentu saja yang aku bisa lakukan.”

“Bisa.”

“Kau tidak bertanya bantuan apa yang aku butuhkan?” Diana tidak menyangka ada yang menjawab bisa tanpa penjelasan lebih lanjut.

“Apa itu perlu ditanyakan?”

“Tidak juga. Aku butuh bantuanmu untuk berpura-pura menjadi kekasihku di acara pernikahan. Aku butuh waktumu dua jam saja. Tidak! Satu jam saja sudah cukup.” Diana tak ingin berlama-lama di pernikahan Robert.

“Ayo kita pergi.” Pria itu menggandeng Diana.

Bab 3 Pria Itu Kabur?

“Kenapa kau menggandeng tanganku?” Diana merasa risih ketika tangannya digenggam oleh pria asing.

“Bukannya kita itu kekasih?” Pria itu sudah bersikap seolah-olah ia adalah kekasih Diana.

“Benar juga. Tapi kamu harus berganti baju terlebih dahulu. Pakaianmu yang sekarang tidak cocok untukmu.”

Diana membawa pria itu ke toko baju. Diana memilih tiga stel pakaian dan meminta pria itu mencobanya.

Baju pertama. Diana melihat pria itu terlihat biasa saja. Tidak. Bukan baju ini.

Baju kedua. Pria itu tampak lebih baik.

Baju ketiga. Pria itu terlihat gagah.

Diana membeli baju yang ketiga. Ia membawa pria itu ke rumahnya dan menstylist rambut pria itu. Pria itu terlihat berbeda. Ia terlihat tampan di mata Diana.

Di, ingat. Ia itu hanya pacar palsu bukan sungguhan.

Diana lalu berganti pakaian dan mengajak pria itu pergi ke resepsi. Diana sengaja memakai gaun seksi yang memperlihatkan punggungnya. Baju yang paling tidak disukai Robert. Baju kurang bahan.

Diana mengajak Robert ke panggung tempat pengantin wanita dan pria berada. Robert terkejut melihat Diana yang terlihat begitu cantik. Lebih terkejut lagi saat melihat seorang pria yang selalu berada di dekat Diana.

Diana sudah dapat pacar baru? Secepat itu kau melupakanku?

Diana tersenyum penuh kemenangan saat Robert selalu melirik dirinya. Membuat kesal Ana karena seharusnya Ana lah yang Robert lihat.

Diana merasa kedinginan dengan gaun backless yang ia gunakan. Pria asing itu langsung menyelimuti Diana dengan jas yang ia kenakan.

“Terima kasih.”

Pria asing itu lalu sibuk makan.

Robert yang melihatnya semakin cemburu. Ia mengepalkan tangannya tanda tidak suka dengan pemandangan yang baru saja ia lihat.

“Robert ... Robert ...” Ana berbisik.

Tetapi percuma. Robert tidak mendengarkan bisikannya. Robert terfokus pada Diana yang bersama pria asing. Diana dan pria asing itu terlihat begitu akrab dan mesra.

Satu jam berlalu.

Diana menyudahi sandiwara mereka. Ia berjalan keluar dari gedung acara sambil menggandeng pria asing itu. Mereka kemudian menunggu tukang parkir valet membawa mobil yang Diana sewa.

Di dalam mobil.

“Terima kasih sudah mau membantuku. Berapa yang kamu mau? Aku hanya punya lima ratus ribu saat ini. Nanti aku tambah lima ratus ribu lagi setelah aku gajian.”

“Aku tak butuh uang.” Pria asing itu menolak.

“Kamu butuh apa?”

“Aku tak butuh apa-apa.”

“Eh?” Diana bingung.

Pria asing itu membawa Diana pulang ke rumah.

“Terima kasih sudah mau membantuku. Mobilnya langsung bawa ke rental. Jangan dibawa kabur.”

“Baik.” Pria asing itu berlalu.

Setelah beberapa saat Diana menelpon tempat rental mobil untuk memastikan mobil yang ia sewa benar-benar telah dikembalikan.

“Apa mobil dengan plat nomor xxx sudah dikembalikan?”

“Sebentar, saya cek terlebih dahulu.”

Terdengar suara ketikan di keyboard dan mouse. “Belum. Mobil dengan plat nomor xxx belum dikembalikan. Sebentar lagi akan kena biaya tambahan karena sudah mencapai batas waktu penyewaan.”

Diana jadi cemas tingkat dewa.

BELUM DIKEMBALIKAN?

Tidak. Aku bisa dipenjara. Aku tidak punya uang buat ganti mobil.

Siapa nama pria itu? Aku tidak tahu.

Nomor telepon pria itu? Aku juga tidak tahu.

Kenapa aku jadi ceroboh begini. Kenapa aku harus sok pamer kalau aku bisa move-on dari kak Robert.

Satu jam kemudian.

Diana menelpon tempat rental mobil itu lagi. Lagi-lagi jawaban yang ia dengar adalah mobil tersebut belum dikembalikan.

Apa aku harus siap-siap masuk penjara? Katanya di penjara cuma ada nasi keras dan kering juga cuma ada lauk sayur kangkung.

Perutku bisa sakit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!