NovelToon NovelToon

7 D.R.E.A.M

Episode 1.

Di apartemen Emily.

Gadis itu sedang menyiapkan beberapa cemilan dan jus buah untuk dihidangkan kepada para sahabatnya yang sedang berada di ruang tengah. Meletakkannya pas di depan meja depan tv.

"Emily, gak usah repot-repot! Toh kita bukan tamu di sini." ucap Riana saat melihat banyaknya cemilan dan minuman yang di suguhkan oleh temannya itu.

"Bener Emily, apa yang dikatakan sama Riana. Kita disini bukan tamu yang harus selalu kamu siap sesuatu untuk kita. Kita kalau pengen bisa ambil sendiri kok." sahut Alfian dan dapat mendapat anggukan dari yang lain.

Emily hanya menggelengkan kepalanya dan duduk di dekat Riana sofa paling kiri. "Gak papa kok. Aku juga ingin menyiapkannya saja untuk kalian."

Mira meraih tangan Emily dan menatapnya sembari tersenyum hangat kearahnya. "Lain kali, jangan seperti itu lagi ya. Kita bisa kok ambil sendiri."

Emily yang melihat Mira berada di depannya sembari berjongkok, hanya mengangguk kecil dan menyuruh sahabatnya itu untuk kembali duduk ke tempatnya. Mereka pun akhirnya melanjutkan aktivitas menonton film yang sudah di tentukan oleh mereka.

Setiap akhir pekan, mereka berlima akan selalu datang dan berkumpul di apartemen Emily hanya untuk duduk santai di apartemen sahabatnya itu. Karena mereka tahu, bahwa Emily tidak akan kemana-mana saat weekend meskipun mereka telah mengajaknya untuk keluar. Namun, gadis itu selalu menolaknya dengan halus. Alhasil, setiap weekend mereka berempat lah yang pergi ke tempat gadis itu. Tentu saja hal itu tidak di tolak oleh Emily.

Pagi pun berjalan seiringnya waktu, hingga tidak terasa waktu sore telah tiba. Dimana mereka semua harus berpamitan kepada Emily untuk pulang ke rumah masing-masing. Emily pun mengantar mereka ke depan pintu apartemennya.

"Kita pamit pulang ya Emily." ucap Rania dan Mira bersamaan.

Emily pun mengangguk. "Hati-hati."

"Kita pulang ya." ucap Alfian sembari menepuk pelan pundak Emily. Dan mendapat anggukan kepala dari gadis itu.

Lalu, di susul oleh Dimas yang memilih terakhir untuk berpamitan dengan gadis di hadapannya itu. "Aku pulang dulu, kamu hati-hati. Jika ada apa-apa tolong hubungi aku."

Emily pun hanya mengangguk kecil dengan helaan nafas pelan. "Hati-hati."

Mendengar balasan singkat dari Emily. Membuat Dimas hanya mengangguk dan melambaikan tangannya. Entah kenapa laki-laki itu merasa kecewa dengan sikap gadis itu kepadanya. Dimas pun melangkahkan kakinya menuju lift, dimana para teman-teman dan kekasihnya sudah menunggu di depan pintu lift.

Emily yang masih menunggu di depan pintunya. Hanya membalas lambaian tangan saat Riana dan juga Mira melambaikan tangan kearahnya sebelum pintu lift tersebut tutup. Saat pintu lift itu tertutup, Emily langsung kembali ke dalam apartemennya.

Membereskan semua bungkusan yang berserakan di lantai ruang tengahnya. Lalu, membuangnya ke tempat sampah yang berada di dapur. Lalu, kembali ke ruang tengah untuk mengambil gelas-gelas yang tadi mereka gunakan, mencucinya dan meletakkannya di atas tempat piring.

Setelah beres. Emily memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan melihat ke arah jam dinding yang berada di atas tempat tidurnya. Jam pun sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Gadis itu pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dan di saat bersamaan dengan gadis itu masuk ke dalam kamar mandi. Ponselnya pun menyala menandakan adanya notifikasi pesan dari seseorang.

*

*

*

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Episode 2.

Episode Sebelumnya..

Emily yang masih menunggu di depan pintunya. Hanya membalas lambaian tangan saat Riana dan juga Mira melambaikan tangan kearahnya sebelum pintu lift tersebut tutup. Saat pintu lift itu tertutup, Emily langsung kembali ke dalam apartemennya.

Membereskan semua bungkusan yang berserakan di lantai ruang tengahnya. Lalu, membuangnya ke tempat sampah yang berada di dapur. Lalu, kembali ke ruang tengah untuk mengambil gelas-gelas yang tadi mereka gunakan, mencucinya dan meletakkannya di atas tempat piring.

Setelah beres. Emily memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan melihat ke arah jam dinding yang berada di atas tempat tidurnya. Jam pun sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Gadis itu pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dan di saat bersamaan dengan gadis itu masuk ke dalam kamar mandi. Ponselnya pun menyala menandakan adanya notifikasi pesan dari seseorang.

****

Setelah dua puluh menit kemudian. Emily pun selesai dengan piyama yang sedikit longgar di tubuhnya. Lalu, gadis itu menuju ke arah tempat tidurnya hanya untuk membersihkan tempat itu sebelum ia merebahkan tubuhnya.

Setelah membersihkan tempat tidurnya. Emily langsung merebahkan tubuhnya dan sejenak menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa putih itu. Menatapnya dengan tatapan lekat. Sehingga sebuah notifikasi pun mengalihkan pandangannya dan melirik ke arah ponselnya yang berada di atas meja di samping tempat tidurnya.

Emily pun bangun untuk mengambil ponselnya. Lalu, menyalakan ponsel tersebut agar ia melihat siapa yang mengirimkannya sebuah pesan. Dan saat di lihatnya, terpampang nama 'Dimas' di layar ponselnya.

Emily diam sejenak saat melihat kalimat yang Dimas kirim untuknya. Lalu, ia pun mengetik sesuatu untuk membalas pesan yang di kirim Dimas untuknya. Dan gadis itu pun langsung meletakkan ponselnya kembali ke tempatnya.

Emily pun bangkit dari tempatnya dan keluar. Meninggalkan ponselnya yang sudah ada pesan lagi untuknya.

Isi pesan.

Dimas: "Jangan lupa untuk makan malam."

Emily: "Ya."

Dimas: "Sampai ketemu di kampus."

Melihat isi pesannya hanya di read oleh Emily. Membuat laki-laki yang berada di balkon kamarnya hanya menghela nafas panjang. Lalu, menatap ke arah langit yang mulai gelap tanpa bintang.

Laki-laki itu terus menghembuskan nafasnya sembari memejamkan matanya saat angin malam mulai menerpanya. Begitu dingin, itulah yang laki-laki itu rasakan saat ini.

Setelah beberapa saat kemudian. Ia kembali melihat ponselnya untuk memastikan apakah gadis itu membalas pesannya. Tapi nyatanya, tidak seperti yang dikiranya. Sehingga laki-laki yang tidak lain adalah Dimas hanya menyunggingkan senyumnya yang terlihat sedih.

Dimas pun menatap wallpaper ponselnya yang terpampang foto dirinya bersama dengan Riana dan juga Emily yang berada di samping kekasihnya. Di dalam foto itu ketiganya pun terlihat tersenyum, meskipun Emily hanya tersenyum kecil dan terlihat samar. Namun, laki-laki itu tahu bahwa senyuman itu begitu manis meskipun tidak terlalu terlihat.

"Aku merindukanmu yang dulu Emily. Tersenyum di segala apapun yang membuatmu bahagia." ucapnya dengan tetap menatap layar ponselnya dengan mengusap lembut wajah gadis yang berada di samping kiri kekasihnya.

"Tapi sekarang, aku sudah tidak lagi melihat senyuman itu di wajahmu." sambungnya lagi dengan lirih. Lalu, laki-laki itu kembali menatap langit yang sudah gelap.

....

"Kita sebenarnya mau kemana sih Mir?" ucap Alfian saat berada di mall bersama dengan Mira.

Setelah pulang dari apartemen Emily. Mereka berempat berpisah menjadi dua dengan Dimas bersama dengan Riana. Dan Alfian bersama dengan Mira. Tetapi Alfian tidak langsung mengantarkan Mira ke rumahnya. Lantaran gadis itu meminta untuk diantarkan ke mall karena ingin membeli sesuatu.

Dan di sinilah mereka berdua, berjalan menyusuri mall karena Mira tidak menemukan apa yang ingin di belinya. Sehingga, membuat Alfian yang mengikutinya dari belakang merasa lelah jika harus berjalan lagi.

Mira yang melihat Alfian sudah memperlambat langkahnya, membalikkan badan dan menghentikan langkahnya yang otomatis Alfian yang melihat ke sekitar juga menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Alfian saat gadis itu sudah berada di depannya.

Mira menatap Alfian sebentar. Lalu, mengalihkan pandangannya melihat ke arah toko-toko yang terlihat ramai pengunjung.

"Kayaknya yang pengen aku beli gak ada deh Al. Kita sudah Berkeliling cukup lama, tapi tetap saja gak ada." ucapnya dengan pandangannya yang terus menatap toko satu persatu.

"Memangnya, kamu sedang cari apa sih?" tanya Alfian melihat Mira yang kebingungan.

"Toko buku." balas gadis itu.

Alfian pun hanya mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun, laki-laki itu tidak melihat toko buku yang di cari oleh sahabatnya itu. "Mungkin lagi tutup. Sebaiknya, kita pulang saja, besok kita cari lagi toko bukunya."

Mira pun mengangguk. "Yaudah, kita pulang."

Mereka pun kemudian keluar dari mall tersebut. Lalu, menuju ke arah parkiran di mana mobil Alfian terparkir. Setelah itu, mereka pun pulang dengan Alfian mengantarkan Mira kembali ke rumahnya karena jam pun sudah menunjukkan pukul delapan malam.

*

*

*

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Episode 3.

Episode Sebelumnya..

"Kenapa berhenti?" tanya Alfian saat gadis itu sudah berada di depannya.

Mira menatap Alfian sebentar. Lalu, mengalihkan pandangannya melihat ke arah toko-toko yang terlihat ramai pengunjung.

"Kayaknya yang pengen aku beli gak ada deh Al. Kita sudah Berkeliling cukup lama, tapi tetap saja gak ada." ucapnya dengan pandangannya yang terus menatap toko satu persatu.

"Memangnya, kamu sedang cari apa sih?" tanya Alfian melihat Mira yang kebingungan.

"Toko buku." balas gadis itu.

Alfian pun hanya mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun, laki-laki itu tidak melihat toko buku yang di cari oleh sahabatnya itu. "Mungkin lagi tutup. Sebaiknya, kita pulang saja, besok kita cari lagi toko bukunya."

Mira pun mengangguk. "Yaudah, kita pulang."

Mereka pun kemudian keluar dari mall tersebut. Lalu, menuju ke arah parkiran di mana mobil Alfian terparkir. Setelah itu, mereka pun pulang dengan Alfian mengantarkan Mira kembali ke rumahnya karena jam pun sudah menunjukkan pukul delapan malam.

****

Keesokan harinya. Riana sedang turun dari tangga dengan terburu-buru menuju ke arah luar saat Dimas sudah datang menunggunya. Sehingga, gadis itu hanya meminum susu buatan sang ibu tanpa memakan sarapannya. Karena gadis itu tidak ingin membuat Dimas menuju terlalu lama.

"Aku berangkat dulu ma, pa." pamit Riana dengan mencium kedua tangan orang tuanya. Lalu, kembali berlari menuju ke arah sang kekasih yang berada di luar pagar rumahnya.

"Jangan lari-lari sayang." teriak Luna, sang mama. Saat melihat putri semata wayangnya berlarian menuju ke arah pintu.

"Hati-hati di jalan. Setelah selesai kuliah, langsung pulang! Mengerti?" teriaknya lagi.

"Iya, ma." sahut Riana tak kalah nyaring.

Lina pun hanya geleng-geleng kepala saat melihat putrinya seperti itu. Lalu, ia pun melanjutkan sarapannya bersama sang suami yang melihatnya dengan senyumannya yang ditampilkan. Keduanya pun sarapan pagi tanpa sang anak.

"Sudah lama menunggu?" tanya Riana saat ia telah berada di hadapan Dimas dengan nafas yang terengah-engah akibat dirinya yang berlarian.

Dimas pun hanya menggelengkan kepala. "Tidak, kok."

Laki-laki itu pun melihat ke arah kekasihnya yang mengatur nafasnya. Mendekatkan dirinya pada gadis itu dan menangkup wajah sang kekasih. "Lain kali, jangan lari-lari lagi oke! Lihat! Kamu jadi terengah-engah gitu nafasnya."

Riana pun yang mendengar perkataan sang kekasih, hanya menyunggingkan senyumnya. Lalu, mengecup tangan Dimas yang berada di pipinya dengan lembut. "Iya, aku tidak akan seperti itu lagi."

Dimas yang mendapat ciuman tersebut terdiam sesaat. Laki-laki itu terkejut karena gadis itu tiba-tiba mencium tangan dengan begitu lama. Sehingga membuat jantungnya berdegup kencang.

Namun, lamunannya pun segera buyar, ketika Riana mengibaskan tangannya ke wajah laki-laki itu. "Ah! Yaudah, kita berangkat sekarang."

Riana yang melihat kekasihnya tersipu malu, hanya tersenyum kecil. Lalu, memasuki mobil saat Dimas telah membukakan pintu untuknya.

"Terimakasih, sayang." ucap Riana dengan senyumannya yang manis.

Tentu hal itu membuat pipi Dimas semakin terlihat merah. Apalagi saat ini telinga laki-laki itu sangat merah. Yang menandakan bahwa ia tidak dapat berbohong kalau laki-laki itu sangat senang. Sekitar melupakan tentang semalam yang pikirannya kemana-mana.

"I-iya, sama-sama." ucapnya gugup. Lalu, menutup pintu mobilnya. Dan segera masuk untuk melajukan mobilnya menuju kampus mereka.

****

Dua puluh menit kemudian. Keduanya pun sampai di kampus universitas mereka. Dimas pun memarkirkan mobilnya di tempat parkiran. Lalu, keduanya pun menuju ke kelas mereka. Saat keduanya sampai di kelasnya, terlihat Alfian dan Mira sudah berada di tempat duduknya dengan gurauan yang keduanya lontarkan.

"Hei! Kalian sedang ngomongin apa? Kok kelihatan senang gitu?" tanya Riana saat ia sudah berada di tempat duduknya. Fyi tempat duduk mereka masih satu lingkaran. Seperti Dimas dibelakangnya Riana dan Alfian disampingnya Mira dan Emily tepat berada di belakang Mira. Sehingga, mereka dapat dengan mudah saling mengobrol satu sama lain.

"Enggak ngomongin apa-apa kok. Kita cuma ngobrolin tentang buku yang sedang aku incar. Eh, btw Emily mana? Enggak bareng sama kalian?" balas Mira dan melihat sahabatnya yang satu lagi tidak terlihat.

Riana pun hanya menggelengkan kepalanya dan menatap ke arah Dimas yang terlihat sedang bermain dengan ponselnya. "Emily gak bareng sama kita, kita juga langsung berangkat saat Dimas menjemput ku."

"Iya, kan Dim?" ucapnya lagi saat melihat ke arah sang kekasih. Dimas pun yang mendengar panggilan Riana hanya mengangguk kecil dan meletakkan kembali ponselnya ke saku celananya.

Mira pun hanya manggut-manggut dan melirik ke arah Alfian yang tiba-tiba diam di tempatnya. "Al, kok diam?"

Alfian pun mendongak dan melihat ke arah Mira yang sedang menatap ke arahnya. Begitu juga dengan Riana yang juga memajukan wajahnya agar dapat melihatnya. Alfian pun langsung menggelengkan kepalanya. "Aku gak apa-apa kok."

Mira pun mengangguk dan kembali membuka buku yang sedari tadi di pegangnya. Begitu pula dengan Riana yang juga ikut membuka buku-bukunya.

Sedangkan Dimas. Kembali mengecek ponselnya seakan menunggu sesuatu dari ponselnya tersebut.

Tiba-tiba di tengah kegelisahan seorang Dimas. Muncullah Emily dengan headset yang menempel di telinganya. Tentu saja hal itu mengundang perhatian para sahabatnya termasuk Dimas. Emily pun langsung duduk di tempatnya saat Mira dan Riana menyapanya.

"Tumben telat datangnya Mil." ucap Mira yang sudah membalikkan badannya menghadap Emily yang duduk di belakangnya.

"Iya Mil. Kenapa telat? Biasanya kamu yang lebih dulu datang." sambung Riana di sebelahnya.

Emily pun langsung menatap ke arah Mira dan mengangguk kecil, sembari mengambil beberapa bukunya dari dalam tasnya. "Iya, soalnya aku jalan kaki ke sini."

"Kok jalan kaki? Kenapa gak naik taksi saja?" kali ini Alfian yang bertanya.

"Hanya pengen saja. Lagipula kan tidak terlalu jauh dari apartemen. Jadi sekalian aja olahraga pagi." balas Emily tanpa melihat ke arah Alfian. Karena gadis itu sibuk memasukkan headset nya ke dalam tasnya.

Emily pun langsung membuka buku-bukunya. Namun, sebelum itu, gadis itu melirik ke samping kirinya di mana Dimas berada. Dan laki-laki itu juga yang sedari tadi hanya diam tanpa berkata apa-apa sejak kedatangannya. Dan sekilas pandangannya mereka saling bertemu, yang tentu saja hal itu langsung membuat Emily mengalihkan pandangannya kembali menatap ke arah bukunya. Seakan menghindar dari tatapan laki-laki itu.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!