NovelToon NovelToon

Pernikahan 99 Hari

Part 1

Dentuman suara musik di sebuah Club malam begitu memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengar, namun tidak dengan para pengunjung club tersebut yang justru menikmati setiap hentakan musik yang dimainkan oleh seorang Disc jockey.

"Nona Anda sudah sangat mabuk." Ucap Bartender pada wanita yang berwajah cantik berambut panjang.

Alana menggelengkan kepalanya sembari menyodorkan gelas sloki dari tangannya. "Cepat isi lagi!" Ia ingin menghabiskan malam ini untuk bersenang-senang setelah rentetan peristiwa yang menimpanya. Jujur Alana merasa lelah dengan semua yang terjadi terlebih pada kehidupan percintaannya.

Bartender tersebut tampak bergeming, tidak mau memberikan apa yang diminta wanita tersebut. Wanita yang tampak menyedihkan karena sejak datang tadi dia hanya diam dengan sesekali menyeka air matanya.

"Cepat isi!" bentak Alana.

Bartender tersebut tetap diam tak menggubrisnya. Membuat Alana semakin kesal dan memilih pergi dari Club tersebut setelah membayar semua tagihannya.

"Ingin bersenang-senang saja tidak bisa." Gerutu Alana sambil berjalan dengan sempoyongan sampai menabrak seseorang yang berdiri di depannya. "Maaf aku tidak sengaja."

Pria yang ditabrak itu menatap sekilas pada wanita yang terlihat berantakan dengan rambut panjang yang menutup sebagian wajahnya, lalu kembali fokus menunggu supir pribadinya.

"Ck, sombong sekali." Gerutu Alana sambil melangkahkan kakinya tanpa menatap ada mobil yang berjalan kearahnya.

"Awas!" Dengan cepat pria itu menarik wanita tersebut yang hampir tertabrak. "Nona kau bisa membahayakan dirimu sendiri." Bentaknya sambil menatap wanita yang ada di pelukannya dengan terkejut. "Kau! Kau Al..." Sky mencoba mengingat nama sepupu Baby Arbeto.

Ya, pria yang ditabrak Alana adalah Sky Dwight. Pria yang selalu gagal memikat para wanita dari keluarga besar Arbeto dan keturunannya.

"Namaku A-la-na." Sahut Alana sambil mengeja namanya sendiri.

"Ya, Alana." Sky tersenyum.

"Kau sendiri siapa?" Alana mendorong dada bidang pria yang memeluknya.

"Sky, apa kau tidak ingat kita pernah dikenalkan oleh Baby."

Alana menggelengkan kepalanya, mencoba mengingat namun tidak bisa karena kepalanya yang terasa berat. "Baiklah Tuan Sky, sampai bertemu lagi." Alana kembali berjalan meskipun untuk berdiri saja dia sudah tidak sanggup sampai hampir terjatuh.

Sky dengan sigap kembali menahan tubuh Alana. Melihat wanita itu yang begitu mabuk membuatnya tidak tega membiarkan pulang sendiri.

"Biar aku antar kau pulang." Ucapnya sambil memapah Alana menuju mobilnya yang kebetulan sekali sudah sampai ditempat.

Dengan dibantu supirnya, Sky pun membawa Alana masuk ke dalam mobil.

"Tuan kita mau kemana?" Tanya supir yang mengendarai mobilnya.

Sky menatap Alana yang sudah tertidur dengan pulas di sampingnya. Kini ia bingung harus membawa Alana kemana, karena tidak tahu tempat tinggal wanita itu. Ingin menghubungi Baby untuk menanyakan alamat Alana tidak mungkin dilakukannya, mengingat hubungan dirinya dengan Agam Mateo yang sempat buruk.

"Kita ke hotel Internasional." putus Sky pada akhirnya.

"Baik Tuan."

Mobil mewah berwarna hitam itu pun melaju membelah jalanan Jakarta dengan kecepatan tinggi, hingga akhirnya mobil yang ditumpangi mereka sampai di hotel yang dituju.

Dengan susah payah Sky berjalan membawa Alana ke dalam kamar hotel, sampai akhir ia bisa bernapas dengan lega setelah berhasil membaringkan tubuh Alana ke atas tempat tidur.

"Beristirahatlah di sini. Aku pulang." Langkah Sky terhenti saat tangannya di genggam dengan erat.

"Jangan pergi!" pinta Alana. Menatap penuh harap pada pria itu. "Tetaplah disini."

Part 2

Sky menghampiri Alana lalu membungkukkan tubuhnya mensejajarkan wajahnya dengan wajah wanita tersebut. Di tatapnya wajah Alana yang memerah karena mabuk namun tidak mengurangi kecantikan wanita tersebut. Memang Sky akui seluruh wanita keturunan Arbeto tidak ada yang gagal. Semuanya cantik dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Venus yang cantik, dewasa, tegas, tegar dan selalu berpikiran positif dalam segala hal. Baby yang cantik, imut, muda, manja, dan selalu bersikap sesuka hati. Dan kini Alana yang cantik, dan terlihat lemah lembut dalam bertutur kata. Setidaknya itu yang dapat ia lihat saat pertama kali bertemu Alana.

"Lebih baik kau istirahat sekarang! Aku akan tetap berada disini sampai kau—" Sky terdiam saat bibirnya beradu dengan bibir Alana. Bahkan bibir itu kini bergerak cukup liar sampai membuatnya kewalahan.

Sebuah ciuman yang cukup menggelitik gairahnya untuk membalas ciuman tersebut, hingga tanpa sadar kini tubuhnya sudah berada di atas tubuh Alana. Lama mereka berciuman sampai akhirnya tautan bibir itu terlepas saat ke-duanya hampir kehabisan oksigen.

"Jangan!" Sky menahan tangan Alana yang ingin membuka kancing kemeja yang dikenakannya.

"Kenapa?" Alana menatap wajah tampan itu dengan tatapan kecewa. Sungguh malam ini ia hanya ingin bersenang-senang, dan melupakan semua beban di hati yang selama ini ditutupinya dengan senyuman palsu di depan keluarganya.

"Kau akan menyesal jika melakukan itu. Karena aku tidak akan bisa berhenti setelahnya." Sky berusaha mengingatkan Alana juga mengingatkan pada dirinya sendiri. Bahwa wanita yang ada dibawahnya adalah wanita keturunan Arbeto, para wanita yang selalu membuatnya berakhir dengan patah hati. Rasanya sudah cukup dirinya berurusan dengan para wanita keturunan tersebut jangan sampai ada yang keempat kalinya.

Sky pun hendak bangkit dari tubuh Alana, namun wanita itu kembali menariknya sampai ia kembali terjatuh di atas tubuh Alana. Bahkan posisi mereka kali ini semakin intim dengan wajah keduanya yang tak berjarak, hidung mereka bersentuhan dengan tatapan yang saling mengunci. Dapat ia lihat kesedihan di kedua mata indah milik Alana, kesedihan entah karena apa.

"Jangan pergi lagi! Aku tidak mau di campakkan untuk kedua kalinya." lirih Alana dengan terisak. Hatinya yang begitu rapuh setelah selama ini berusaha tegar melihat pria yang dicintainya berkhianat dengan meniduri adiknya sendiri bahkan keduanya kini sudah menikah, tak dapat Alana bendung lagi. Malam ini air matanya tumpah mengalir di kedua pipinya dihadapan seorang pria asing yang tidak begitu ia kenali.

Sky mengusap air mata Alana, mencium bibir yang terasa manis dan asin karena bercampur air mata wanita tersebut. "Kau yakin ingin melakukannya?" karena Sky bukan pria pecundang yang memanfaatkan situasi dan kondisi wanita yang sedang tak berdaya.

Alana menganggukkan kepalanya sembari melepaskan kancing kemeja milik pria yang bernama Sky. Meskipun kesadarannya masih dipengaruhi oleh minuman alkohol, namun ia tetap yakin ingin melakukannya.

Sky pun tanpa banyak kata mencium kembali bibir Alana, sembari menyakinkan dirinya sendiri apa yang akan mereka lakukan tidak akan berdampak buruk bagi keduanya. Karena dilihat dari cara Alana menciumnya tadi dan sikap agresif wanita itu, sudah dapat dipastikan Alana sering tidur bersama pria lain. Jadi tidak masalah bukan jika ia menjadi salah satu dari deretan para pria yang meniduri wanita tersebut.

Membayangkan betapa liarnya Alana, Sky pun langsung melakukan penyatuan mereka dengan sedikit kasar dan terburu-buru.

Part 3

"Aw.. sakit." Rintih Alana dengan menjerit.

"Oh ****!" Sky yang terkejut bahkan tak bisa berkata-kata. Ia menatap wanita dibawahnya dengan tatapan tak percaya, ternyata Alana masih tersegel dan dialah pria pertama yang memasukinya. Pantas saja tadi sedikit kesusahan saat melakukannya. "You are still a virgin!?"

Alana diam tak menjawab karena masih merasakan sakit di pusat tubuhnya.

"Kenapa kau tidak bilang?" Seandainya Sky tahu Alana masih tersegel, ia tidak akan berani bertindak sampai sejauh ini. "Kau yakin masih ingin melanjutkannya?" Sebuah pertanyaan bodoh meluncur begitu saja dari Sky karena masih terkejut dengan apa yang terjadi.

"Kau sudah mengambilnya. Jika pun kita berhenti sekarang apa kau bisa mengembalikannya?" Tanya Alana sembari mengusap air matanya.

Sky menghela napas, menyesali pertanyaannya tadi. Karena tentu saja ia tidak bisa mengembalikan mahkota Alana, terlebih gairahnya kini semakin panas saat merasakan begitu hangat di dalam sana. Hingga ia pun tak kuat jika harus berhenti sekarang, dan mulai bergerak mencari kepuasan di dalam tubuh Alana.

Suara ******* dan lenguhan kini memenuhi ruang kamar hotel tersebut, saat ke-duanya kini melebur menjadi satu mendaki sebuah kenikmatan terlarang yang pastinya akan berdampak pada kehidupan mereka nantinya. Seakan tak puas cukup sekali, ke-duanya terus mengulang entah sampai jam berapa baru berhenti karena mereka langsung tertidur pulas hingga pagi menyapa keduanya.

"Aw.." Alana yang terbangun memijat kepalanya yang terasa pusing dan berat, bahkan ia merasakan tubuhnya begitu remuk dan sakit terutama di bagian intinya. "Aku dimana?" Alana menatap isi ruangan yang asing baginya, dan terkejut saat mendapati tubuhnya dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

Dengan cepat ia menatap kesamping sisinya, dan lagi-lagi terkejut saat melihat sosok pria yang bertelanjang dada tengah tertidur membelakangi dirinya.

"Oh ya ampun, apa yang sudah kulakukan?" umpatnya dan bergegas turun dari atas ranjang sampai tak menyadari selimut yang digunakannya terinjak hingga membuat Alana terjatuh cukup keras.

Mendengar suara keributan, Sky pun terbangun dari tidurnya. Mencari wanita yang semalam menemaninya dengan kening berkerut.

"Kau sedang apa?"

Alana yang masih terduduk diatas lantai langsung berdiri dengan mencengkram selimut untuk menutupi tubuhnya. Namun pilihannya untuk berdiri ternyata salah, karena saat ini kedua matanya ternodai dengan penampakan yang membuatnya menjerit. Ia pun segera menutup matanya dengan kedua tangan yang sedikit merenggang.

"Ck.." Sky berdecak kesal mengambil celana miliknya yang ada di atas lantai.

"Stop! Jangan mendekat!" Alana mundur saat pria itu berjalan kearahnya.

"Oh ayolah Alana, semalam kau sudah melihat semuanya." Ucap Sky dengan tertawa.

"Alana? Dia mengenalku?" Ia pun menurunkan kedua tangannya dan terkejut saat melihat dengan jelas wajah pria itu. "Sky!" pekik Alana. Oh ya ampun, bagaimana bisa ia berada di satu ranjang yang sama dengan Sky. Dan melihat bagaimana berantakannya keadaan kamar serta rasa sakit di tubuhnya yang telanjang, sudah dapat dipastikan mereka menghabiskan malam bersama.

"Ya, aku Sky Dwight."

"Apa yang sudah kau lakukan padaku?" Tuduh Alana dengan tatapan tajamnya sembari mencoba mengingat apa yang telah terjadi.

Sky menghela napasnya dengan panjang. Inilah yang paling tidak ia sukai jika bercinta dalam keadaan mabuk, pasti tidak akan sadar dengan apa yang telah terjadi.

"Kau menyerahkan dirimu secara sukarela jadi jangan menatapku seperti itu!" Sky berjalan menarik pinggang Alana mendekat. Ia sudah membuat keputusan tadi malam, akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi pada wanita itu mengingat dia lah pria pertama yang menyentuh Alana. "Malam itu kau yang memaksaku untuk bercinta. Tapi tenang saja aku akan—"

"Lepas!" Alana mendorong Sky dengan kasar. Kata-kata pria itu seakan merendahkannya, mengatakan bahwa dirinya adalah wanita ****** yang dengan mudahnya memberikan tubuh pada para pria. "Lupakan apa yang telah terjadi! Dan jika kita bertemu kembali bersikaplah untuk tidak saling mengenal!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!