NovelToon NovelToon

My Posesif Husband

Kehancuran Kay

Seorang gadis dengan air mata berderai, menggenggam selimutnya dengan erat. Menyembunyikan tubuh polosnya di balik selimut itu. Air mata tak henti-henti membanjiri pipinya. Dia menatap pada lelaki yang kini terbaring di sebelahnya dengan nyenyak.

Dia tidak tau siapa lelaki itu, siapa namanya. Dia bahkan tidak ingat bagaimana dia bisa bertemu dengan lelaki itu.

'Siapa lelaki bajingan tampan ini?' tanyanya dalam hati.

Gadis itu keluar dari balik selimut, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi. Tak ada yang terbersit dalam pikirannya saat ini selain pergi secepatnya dari tempat ini. Bahkan untuk datang ke tempat itupun, dia tidak tau bagaimana bisa dia ada disana.

Dia merasakan bagaimana perihnya bagian inti dari tubuhnya saat ini. Seperti ada sesuatu yang robek, dan ia tidak sebegitu bodohnya untuk tidak tahu apa artinya itu. Iya, keperawanannya sudah di ambil oleh lelaki yang terbaring di balik selimut itu. Laki-laki dengan pahatan wajah bak dewa Yunani, dengan tubuh yang sangat sempurna itu tampak sangat nyenyak. Otot-ototnya tampak sangat menggoda untuk di sentuh, dan pasti banyak yang menginginkan untuk merasakan bagaimana rasanya tubuh liat tersebut.

“Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?” gadis itu menangis di bawah guyuran air shower, mengusap tubuh yang menurutnya sangat kotor dan juga ternoda. Dia merasa benar-benar kotor saat ini.

Setelah benar-benar lelah untuk menangis, dia berjalan keluar dengan menggunakan handuk. Ia melihat sekitar, tapi tidak ada pakaiannya disana, jadi dia akan memakai apa untuk keluar dari tempat ini?

Lama berfikir, dia melihat pada sebuah lemari yang ada disana. Hanya ada baju pria itu didalamnya. Tak ada cara lain, hanya itu. Dan artinya dia harus menggunakan baju pria tersebut, agar tubuhnya tertutupi.

Baju yang terlihat sangat besar di tubuh mungil tersebut, membuat gadis cantik itu tampak sangat imut. Dilihatnya ada tas milik dirinya yang tergelak dibawah sana didekat lantai. Dia menyambar tas itu, lalu berjalan dengan mengendap-endap untuk keluar tanpa membuat laki-laki yang masih terlelap tersebut terbangun.

Entah bagaimana bisa, dia terdampar di hotel bersama pria yang sudah merenggut kesuciannya itu, tapi dia benar-benar merasa sangat kacau saat ini. Dengan berjalan tertatih, dia sampai di basement hotel, untuk bisa pulang ke rumah kontrakannya, dia menghentikan taksi yang lewat disana.

***

“Kayana....” suara seorang gadis berlari yang mendekat ke arah temannya.

“Ailen? Ada apa?” tanya Gadis itu bersikap seperti orang yang sangat menyebalkan menurut Aileen.

Kayana Malaika Syahla, gadis cantik yang beberapa hari yang lalu sedang berada dalam fase yang sangat menyakitkan. Kehilangan keperawanan karena laki-laki yang bahkan dia sendiri tidak mengenalnya. Hidupnya hancur saat itu, hingga dia bahkan tidak sampai kepikiran, untuk meminta pertanggung jawaban pria itu, sehingga memilih untuk kabur dari sana tanpa tau siapa nama pria yang sudah merenggut masa depannya tersebut.

Bagaimana jika dia hamil nanti?

Ah tidak, tidak mungkin! Dia sudah meminum pil penunda kehamilan sehari setelah peristiwa itu terjadi. Dengan penuh malu, dia keluar dari apotik menghindari tatapan tidak ramah dari apoteker tersebut.

Bagaimana mungkin seorang mahasiswa seperti dirinya membeli Pil itu, tentu saja mereka akan berfikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Tanpa Kayana tahu, kalau pil itu tidak bisa membantunya.

“Lo kemana aja, sih? Gue nyariin! Gue telpon kok gak diangkat, abis itu gak aktif lagi, gue SMS juga gak di bales. Lo kemana aja sih seminggu ini, kenapa gak masuk kampus?” protes Aileen pada Kay dengan pertanyaan yang beruntun. Napasnya masih terengah-engah membuat Kay tergelak. Aileen adalah sahabat Kay. Mereka sudah bersahabat sejak pertama kali bertemu, pada saat ospek mahasiswa baru saat itu, dan hubungan persahabatan itu berlangsung sampai saat ini.

“Gue gak kemana-mana, emangnya ada apa?” tanya Kay santai. Dia tidak datang ke kampus beberapa hari ini, karena masih merasa sangat terpuruk. Dan hari ini dia meyakinkan dirinya untuk datang ke kampus karena tidak ingin terlalu lama absen dari jadwal kuliahnya.

“Kebangetan Lo ya, ngilang gitu aja, gak ngasih kabar ke gue!! Gue kan khawatir tau, ih Lo mah!” Aileen melipat tangannya di depan dada, dengan mengerucutkan bibirnya lucu. Kay tergelak, dengan melihat tingkah Aileen, dia merasa bahagia memiliki sahabat seperti gadis yang ada didepannya saat ini.

“Eh, Lo tau, gak? Kalau kampus kita udah di akuisisi, dan pemilik baru kampus ini bakal kesini hari ini.” Aileen dengan bersemangat bercerita pada Kay sembari memeluk tangan Kay untuk berjalan menuju kelas mereka.

“Masa, sih? Kok gue gak tau?” tanya Kay bingung.

“Ya iyalah Lo gak tau, Lo kan ngilang beberapa hari ini! Aih, dasar Markonah.” Aileen menoel kepala Kay dengan gemas membuat keduanya tertawa. Dan Kay bisa menyembunyikan kesedihannya saat bersama Aileen. Kay juga tidak ingin Aileen tau masalahnya, dia tidak ingin sahabatnya itu menjadi cemas memikirkan dirinya, jadi lebih baik dia diam dan tertawa bahagia bersama.

“Enak aja Markonah. Lo tuh Marpuah,” saut Kay tidak terima dikatakan Markonah.

“Ih, kok Marpuah sih?” protes Aileen. Dan akhirnya mereka tertawa bersama untuk melanjutkan perjalanan menuju ke kelas.

**

Semua mahasiswa berdesak-desakan, untuk melihat pemilik baru kampus tempat mereka menuntut ilmu. Menurut gosip yang beredar, pemilik kampus yang baru ini masih muda dan juga tampan. Dia juga belum menikah, sehingga banyak Mahasiswi yang menantikan kedatangannya, untuk melihat seberapa tampan pemilik kampus ini yang katanya sangat menggoda dan juga seksi, membuat setiap wanita rasanya ingin saja melemparkan tubuh mereka ke ranjangnya dengan sukarela tanpa diminta, hanya untuk merasakan satu malam bersama pria itu.

“Emang siapa sih namanya, Len?” tanya Kay pada Aileen. Gadis itu mendongak, lalu menggeleng.

“Gak tau juga gue, nanti ajalah kita cari tau, gue laper, nih. Makan dulu yuk?” ajak Aileen dengan mata yang memelas sehingga sangat mudah bagi Kay untuk menganggukkan kepalanya tanda setuju.

“Ayo!” ajak Kay. Lantas Aileen tersenyum, akhirnya mereka berjalan keluar dari kerumunan mahasiswa itu, dan menjauh untuk sampai di kantin kampus. Persoal siapa pemilik kampus ini nanti, itu bisa dilihat dari media sosial anak-anak kampus yang lain, sehingga Kay merasa tidak perlu untuk melihat secara langsung.

Sedangkan saat Kay berjalan menjauh dari kerumunan itu, ada seorang laki-laki yang tersenyum melihat kepergiannya.

“Aku menemukanmu sayang!” dia tersenyum sangat manis. Sedangkan seorang pria dibelakangnya, hanya terdiam tanpa ekspresi, dia adalah sekretaris pribadi dari pria itu. Sekretaris pribadi, tangan kanan, dan juga sahabatnya.

Kevin Zachary. Putra pertama pemilik perusahaan besar di Indonesia, dan juga sudah mulai merambah ke Asia dan juga internasional. Zachary Group, saat ini sedang merajai pasar industri perdagangan nasional dan juga internasional. Jadi bukan hal yang besar pagi pewaris Zachary untuk membeli kampus tempat Kay kuliah.

Kevin bukanlah seperti kebanyakan CEO. Dia tidak dingin dan juga datar. Dia adalah seorang pria yang royal, dan juga menyebalkan menurut Evan. Jadi, tidak salah jika dia mempunyai banyak teman, dan banyak yang mau berteman dengannya.

Jika biasanya, dalam novel kebanyakan, cerita fantasi dan juga Romance, seorang CEO itu akan datar, kaku, dingin dan juga sombong, maka hal itu tidak ada dalam diri Kevin. Hanya saja, kejadian malam itu membuat Kevin jadi gila pada Kay, hingga membuatnya harus mengeluarkan banyak dana untuk membeli kampus tempat Kay kuliah. Dan usahanya membuahkan hasil.

Pada pagi saat dia terbangun, dan tidak mendapati Kay di ranjang yang sama dengannya setelah kejadian itu membuat Kevin kalut. Dia tau itu yang pertama kali untuk Kay, karena dia menemukan bercak noda di sprei itu, dia berfikir Kay akan melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri, tapi nyatanya dia salah. Dia menyuruh anak buahnya mencari Kay, dan ketemu. Gadis yang sudah dia ambil keperawanannya itu ada di rumah kontrakannya dan berdiam diri selama beberapa hari, dan itu membuat Kevin lega.

“Apa kau senang Vin?” tanya Evan pada Kevin.

“Tentu saja aku senang. Kalau tidak untuk apa aku harus menghabiskan uangku, hanya untuk mengakuisisi kampus ini. Tentu saja untuk mendapatkan dia.”

“Kau sedang jatuh cinta ternyata,” ucap Evan menghembuskan nafasnya.

“Iya aku tau itu,” jawab Kevin dengan santainya. Sedangkan Evan hanya menggelengkan kepalanya.

“Sudah, ayo kita kembali. Kau sebentar lagi harus memberikan kata sambutan. Persiapkan dirimu dengan baik.” ujar Evan yang berjalan disamping Kevin.

“Iya ... iya. Bawel banget sih.”

***

Story by EGASRI atau dengan nama pena lain MYLIHU.

Putus

Kay dan juga Aileen kembali dari kantin. Setelah mengisi perut mereka yang kosong, keduanya memutuskan untuk kembali pada acara perkenalan dengan pemilik kampus yang saat ini masih berlangsung. Banyak sorak-sorai dari mahasiswi yang melihat pria tampan di atas sana, sedang menyampaikan kata sambutannya. Aileen menarik tangan Kay, untuk berjalan berdesakan supaya bisa melihat dengan jelas pria yang sedang berdiri tegak di depan sana.

Tapi saat mereka hampir tiba, pria itu malah menyudahi kata sambutannya, lalu turun dari atas panggung meninggalkan sorak kekecewaan bagi mahasiswi yang masih mau menikmati wajah tampan pria itu yang tak lain adalah Kevin.

“Len, kita balik aja ya, kan kelas juga gak ada sekarang gara-gara acara ini?” pinta Kay memelas. Sungguh dia sangat malas untuk saat ini. Aileen melirik pada Kay yang tampak sedikit pucat, lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Barisan mahasiswa yang membubarkan diri, membuat Kay dan juga Aileen kembali harus merasakan berdesak-desakan, membuat mereka menghembuskan nafas kasar.

“Biarin mereka membubarkan diri dulu, kita tunggu disini aja lah.” Kay mengangguk mendengar perkataan Aileen.

Sedangkan disudut sana, Kevin memperhatikan Kay yang sepertinya merasa kelelahan karena berdesakan, membuatnya mengepalkan tangannya.

“Evan, panggil bodyguard kita buat jaga Kay, gue gak mau dia kenapa-napa!” perintah Kevin yang langsung diangguki oleh Evan. Sang tangan kanan sekaligus sahabat dan juga orang kepercayaannya itu.

“Baik tuan muda,” jawab Evan dengan formal membuat Kevin mendelik sebal padanya. Jika biasanya seorang bos atau CEO itu akan sangat senang di panggil tuan muda, maka itu tidak berlaku bagi Kevin, dia menganggap Evan sudah seperti saudaranya sendiri. Jadi dia merasa tidak suka saat sang tangan kanannya memanggil dengan sebutan tuan muda.

“Hehh, kaku amat sih Lo!” delik Kevin pada Evan, sedangkan pria yang dilirik hanya bermuka datar, melihat sang tuan muda yang meliriknya sinis.

Tak menjawab perkataan Kevin, Evan langsung menelepon anak buahnya yang sudah standby di depan gerbang kampus untuk menjaga Kay. Dia tidak ingin jika nantinya Kevin akan mengamuk jika terjadi sesuatu pada Kay.

Si Casanova Bastard itu akan sangat menyeramkan saat marah. Semua orang akan kena imbasnya, jadi Evan tidak ingin mengambil resiko.

Kenapa Kevin bisa dikatakan sebagai Casanova Bastard?

Iya karena dia memang seorang Bastard. Sebelum pertemuan Kevin dengan Kay, pria itu adalah seorang pemain wanita. Tanya saja pada wanita-wanita cantik yang ada di klub terkenal yang ada di pusat ibu kota, pasti mereka pernah naik ke ranjang Kevin dan menghabiskan malam bersama. Ya hanya semalam, tidak lebih dari itu.

Tapi entah kenapa, saat bertemu dengan Kay, rasanya Kevin sangat tidak ingin melepaskan gadis itu, apalagi saat dia tau kalau gadis yang ditidurinya itu masih perawan, membuat Kevin merasa bahagia, karena selama dia berhubungan dengan wanita, dia tidak pernah merasakan ada yang perawan diantara mereka, selain Kay.

Rasa untuk terus bersama dan melihat gadis yang sudah dia renggut kesuciannya itu, membuat Kevin tidak bisa mengalihkan fokusnya pada hal lain, bahkan pada pekerjaannya yang membuat Evan menjadi kesal.

Sedangkan kini saat mahasiswa sudah mulai lengang, Kay dan Aileen berjalan dengan santai. Karena penyambutan ini, kelas diliburkan. Jika saja Kay tau akan begini, dia akan memilih untuk tidak datang saja ke kampus. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah terjadi.

“Kay, Lo kok pucat, sih? Lo sakit?” tanya Aileen dengan nada cemas pada Kay. Sedangkan Kay, hanya menjawab pertanyaan Aileen dengan gelengan kepala.

“Masa, sih?” Aileen meraba kening Kay, tapi tidak merasakan panas.

“Ih, orang gue gak apa-apa kok,” ucap Kay tersenyum dengan segala bentuk kepedulian Aileen padanya.

“Iya-iya, serah Lo deh,” jawab Aileen pasrah. Tak ingin memaksa Kay.

“Kay, Lo mau langsung pulang, atau kemana dulu ini?” tanya Aileen, sedangkan Kay tampak seperti berfikir sebentar. Dia menatap lurus ke arah parkiran kampus, dan melihat Ziko sedang bersama dengan seorang wanita, bergandengan tangan disana.

“Len, itu Ziko kan?” tanya Kay pada Aileen, untuk memastikan bahwa dia tidak salah lihat.

“Iya, itu Ziko. Ngapain dia sama tuh dedemit?” tanya Aileen menatap penasaran.

Kay dan Aileen berjalan menuju ke arah Ziko, sang pacar dari Kay.

“Ziko?” panggil Kay saat dia sudah ada didepan pria itu. “Kamu ngapain sama dia?” sambung Kay bertanya menunjuk pada wanita yang ada disebelah Ziko.

“Emangnya kenapa? Dia pacar aku sekarang!” Ziko menjawab dengan sangat santai, sedangkan wanita yang ada di sebelahnya tersenyum mengejek pada Kay.

Jawaban Ziko membuat dunia Kay serasa kembali runtuh untuk yang kedua kalinya. Aileen memegang tangan Kay, mencoba menguatkan gadis itu. Aileen menatap sengit pada Ziko, pertanda dia sangat marah pada pria itu. Tapi dia sadar, ia tidak punya hak untuk itu.

“Pa-pacar?” tanya Kay dengan terbata-bata. Apa-apaan ini? Bukankah saat ini, dia masih menjadi pacar Ziko? Lalu kenapa pria ini mengakui kalau dia dan Salsabila berpacaran.

“Iya, dia pacar gue! Mau apa Lo?” tanya Bila memandang Kay dengan sengit. Jelas tercetak senyum kemenangan di wajahnya itu. Bagaimanapun juga, dia sudah berhasil merebut Ziko dari Kay. Sang pangeran kampus yang terkenal tajir melintir itu.

“Zik... Kamu bohong, kan? Aku ini masih pacar kamu, terus kenapa bisa kamu pacaran sama dia?” tanya Kay. Ziko adalah pria yang sangat dicintainya, mereka sudah menjalin hubungan satu tahun, tapi kini dengan mudahnya, pria itu mengatakan kalau Salsabila adalah pacarnya. Ini tidak mungkin, batin Kay.

“Kenapa memangnya? Dia memang pacar aku. Dan mulai sekarang aku sama kamu putus, kita gak ada hubungan apa-apa lagi.” Banyak mahasiswa yang menyaksikan drama yang terjadi di parkiran kampus itu, hingga Kay merasa sangat malu saat ini. Sedangkan Bila? Dia tersenyum mengejek pada Kay, dan Aileen menjadi sangat geram pada wanita itu.

“Zik... Kamu ... Kamu benar-benar keterlaluan!” belum sempat Kay melayangkan tamparan pada wajah tampan pria itu, tangan seseorang sudah dulu menghantam wajah Ziko, hingga membuatnya tersungkur dengan hidung berdarah. Melihat kejadian itu, semakin banyak mahasiswa yang mendekat. Dan menatap pada laki-laki yang sudah membuat Ziko tersungkur, siapa lagi kalau bukan Kevin, yang datang seperti dewa penyelamat bagi Kay.

Banyak mahasiswa yang berteriak histeris saat melihat Kevin menolong Kay. Mereka tidak percaya dengan apa yang terlihat saat ini. Jika sang pemilik kampus ini menolong Kay, dan membuat pangeran kampus menjadi babak belur seperti itu.

“Berani sekali kau menyakitinya?!” desis Vin dengan nada geram dan juga sepertinya sangat marah, membuat Salsabila maupun Ziko terperangah. Terlebih sekali Bila, dia tidak percaya jika Sang pemilik kampus akan menolong Kay dan membelanya, dan dia menjadi semakin iri pada gadis itu.

Sedangkan Kay? Jangan ditanya bagaimana ekspresinya saat ini. Dia menatap Kevin dengan lekat, serasa seperti pernah bertemu dengan pria ini? Tapi entah kapan dan dimana dia tidak ingat.

Evan hanya berdiri dibelakang Kevin, menatap datar pada mahasiswi yang menatap kagum pada Kevin. Entah apa yang dipikirkan oleh pria bermuka triplek itu, tidak ada yang dapat menebaknya.

“Ke-kenapa kamu membela dia?” Salsabila memberanikan diri bertanya pada Kevin, membuat pria itu semakin terlihat marah. Dia juga menolong Ziko untuk berdiri tegak.

“Cuih... Dasar murahan!” Vin meludah, dan menatap Bila dengan jijik, membuat wanita itu langsung memerah menahan malu. “Seharusnya kau malu saat ini, beraninya berjalan bersama dengan kekasih orang, daaan.... ah sudahlah.”

Kay bisa melihat bagaimana Bila meremas tangannya hingga memerah, dia sangat marah karena merasa sudah sangat dipermalukan oleh Kevin. Banyak mahasiswa yang menatap jijik padanya. Padahal tadinya, dia berniat untuk mempermalukan Kay, tapi lihatlah sekarang, dia yang jadi dipermalukan seperti ini.

“Kau siapa?” Kay memberanikan diri untuk bertanya.

“Tidak usah tau siapa aku. Ayo kita pergi dari sini!” ajak Kevin pada Kay. Tapi sebelum itu dia menatap pada Ziko dan Bila.

“Jika kalian masih ingin berkuliah di kampus ini, perbaiki sikap kalian!” setelah mengatakan hal itu Kevn berjalan menggenggam tangan Kay, sedangkan Aileen tidak mengerti dengan apa yang dia lihat, dia hanya berjalan mengikuti Evan yang juga terlihat mengikuti Kevin dan Kay.

Banyak mahasiswa yang menyoraki Ziko dan Bila, yang membuat wanita itu menjadi sangat kesal dan juga semakin membenci Kay.

***

Happy reading!

Pria itu

Kay dibawa masuk oleh Kevin kedalam mobilnya. Wanita itu masih berusaha untuk mengingat kapan dia pernah bertemu Kevin. Mungkin karena cahaya remang-remang di kamar waktu itu, Kay jadi sulit untuk mengingat wajah Kevin.

“Maaf Nona, sebaiknya Nona pulang saja,” ucap Evan saat Aileen masih berdiri didekat mobil yang dinaiki oleh Kay.

“Ta-tapi temanku? Kalian mau membawa Kay kemana?” Aileen memberanikan diri untuk bertanya pada pria berwajah datar didepannya ini.

“Nona tidak usah khawatir, kami akan mengantarkan Nona Kay kerumahnya,” ucap Evan dengan nada meyakinkan, tapi tetap saja berwajah datar membuat Aileen merinding.

Apa pria ini tidak mempunyai ekspresi sama sekali? Kenapa hanya wajah datar ini saja yang selalu aku lihat dari tadi? Padahal dia ini sangat tampan jika dilihat-lihat lagi.

Aileen terkikik sendiri dengan pikirannya, membuat Evan heran pada wanita yang ada di depannya ini.

'Apa ada yang lucu?' Pikir Evan menatap tampilannya, tapi dia tidak merasa ada yang salah sedikitpun dengan penampilannya.

“Iya-iya, baiklah. Tapi bisakah Tuan bersikap biasa saja, tidak usah berwajah datar seperti itu?” entah keberanian darimana Aileen dapatkan, untuk mengatakan hal itu pada Evan.

Laki-laki itu berdehem mencoba menormalkan ekspresinya. Ternyata itu yang dipikirkan gadis ini. Pikir Evan lagi.

“Saya permisi Nona, hati-hati dijalan.” Bukannya menjawab pertanyaan Aileen, Evan malah mengatakan hal itu. Laki-laki itu berjalan, lalu membuka pintu mobil. Evan langsung duduk disamping sopir, sedangkan Kevin duduk dibelakang bersama Kay. Meninggalkan Aileen yang berdiri disana. Tapi gadis itu berjalan menuju mobilnya untuk pulang.

“Kenapa kalian meninggalkan Aileen?” tanya Kay angkat bicara, saat Aileen tidak ikut dengannya.

“Tidak apa-apa, dia bisa pulang sendiri.” jawab Kevin santai.

“Dan kau, siapa? Kenapa membawaku pergi?” tanya Kay, tak dapat menyembunyikan rasa penasarannya. Dia seperti pernah bertemu dengan laki-laki ini, tapi entah kapan dan dimana, dia tidak ingat.

“Kau melupakan aku?” tanya Kevin dengan raut wajah tidak percaya. Bagaimana mungkin Kay melupakan malam panas mereka begitu saja, apa dia sebegitu mudahnya untuk dilupakan seperti ini. Pikir Kevin.

“Ya, aku tidak ingat. Aku seperti pernah bertemu denganmu, tapi aku lupa kapan dan dimana.” Kay menjawab dengan sejujurnya, membuat Kevin benar-benar tidak percaya. Sedangkan didepan sana, Evan hanya berwajah datar mendengarkan obrolan mereka berdua.

“Nanti saja aku jelaskan padamu. Aku takut, jika aku menjelaskan sekarang, kau akan memberontak dari sini,” ujar Kevin mengalihkan pembicaraan. Dia menatap kedepan sedangkan Kay menatap padanya.

Mobil mewah berharga fantastis itu, berhenti didepan pintu pagar rumah kontrakan Kay yang sederhana. Gadis itu bingung, bagaimana orang-orang ini bisa mengetahui dimana alamat rumah kontrakannya.

“Siapa kau sebenarnya? Kenapa supirmu tau kalau ini rumahku?” tanya Kay dengan curiga.

Jika melihat dari tampilan dua pria itu, mereka seperti bukan orang sembarangan, karena jika dilihat dari pakaiannya saja, itu adalah salah satu merk brand fashion ternama dan juga sangat mahal tentunya.

“Ayo turun dulu. Kau mau disini berlama-lama denganku?” tanya Kevin dengan tersenyum jahil. Kay langsung tersadar, ia pun bergegas membuka pintu mobil lalu keluar, diikuti oleh Kevin setelahnya. Sedangkan Evan sudah keluar terlebih dahulu tadi.

“Ayo katakan! Siapa kalian? Aku tidak mengenal kalian, kenapa kalian bisa tau alamatku?” Kay mencerca Kevin dengan sederet pertanyaan, membuat pria itu menggelengkan kepalanya.

“Apa kau tidak mau mengajak kami masuk dulu?” tanya Kevin dengan senyum menggoda, sedangkan Evan hanya mengalihkan pandangannya.

‘Cih, menyebalkan. Kenapa laki-laki ini suka sekali berbelit-belit.’

“Ya sudah, ayo masuk!” ajak Kay. Kevin tersenyum kemenangan. Evan ikut masuk mengikuti mereka berdua.

“Duduklah, aku buatkan minum dulu!” setelah mengatakan itu, Kay berjalan menuju dapur rumahnya, lalu membuatkan dua minuman untuk kedua pria itu.

‘Sebenarnya siapa laki-laki itu? Kenapa aku seperti tidak asing dengannya?’

Kay membawakan dua gelas teh kedepan untuk kedua tamunya. Meletakkan teh tersebut diatas meja yang tersedia disana. Rumah kontrakan Kay tidak begitu besar, hanya ada dua kamar tidur, dua kamar mandi, dapur, ruang tamu yang tidak terlalu besar disana. Sederhana tapi bisa membuat Kay nyaman untuk tinggal disana.

“Sekarang katakan, kau siapa?” tanya Kay menatap Kevin. Sedangkan laki-laki itu menormalkan ekspresinya. Dia menatap pada Evan. Seakan mengerti, Evan bangkit dan beranjak dari sana untuk keluar meninggalkan Kay dan Kevin bicara berdua.

“Apa kau lupa aku?” tanya Kevin yang diangguki oleh Kay.

“Kalau aku tidak lupa, untuk apa aku bertanya padamu, dasar aneh!” seru Kay sengit, karena pria ini terus saja mengundur waktunya.

“Aku Kevin, Kevin Zachary, pemilik kampus tempat kau kuliah.” Kevin memperkenalkan dirinya dengan santai. Tapi tidak dengan Kay. Dia begitu terkejut mendengar pernyataan Kevin.

Ternyata yang dikatakan anak-anak benar. Dia masih muda dan juga sangat tampan. Oh astaga, apa yang sudah aku lakukan? Aku sudah bertindak tidak sopan padanya.

Kay menggigit bibir bawahnya gugup.

Kenapa dia gak bilang sih, ya Tuhan ....

“Terima kasih, sudah mau menolongku tadi Tuan, maaf atas sikap kurang ajarku, aku tidak tau kalau kau ternyata pemilik kampus tempat aku kuliah.” Kay menunduk dengan hormat.

'Aku tidak tau Kay, apa setelah kau tau siapa aku yang sebenarnya, kau akan bersikap seperti ini padaku atau tidak,' batin Kevin resah.

“Aku juga ingin mengatakan satu hal lagi padamu,” ujar Kevin sedikit gugup.

“Apa?” tanya Kay langsung.

“Aku... Anu... itu ....”

“Katakan saja!”

“Aku pria yang bersamamu dihotel waktu itu.”

Jderr...

Kay terkejut mendengar pernyataan dari pria di depannya ini. Jadi ini pria yang sudaaaah....? Astaga!

“A-aapaaa?” tanya Kay terbata-bata. Dia limbung. Menatap penuh kemarahan pada Kevin.

“Aku yang waktu itu tidur denganmu,” ujar Kevin menjelaskan.

Kay bangkit, lalu mendekat dan menampar pipi Kevin, membuat pria itu terlihat sedikit kesakitan. Ini kali pertamanya dia di tampar oleh seorang wanita, dan rasanya begitu menyakitkan dan juga panas.

“Pergi!!” usir Kay tegas, dengan air mata yang berlinang.

“Tidak mau!” tolak Kevin cepat.

“Aku bilang pergi! Aku sungguh membencimu! Pergi dari rumahku!” Kay tidak dapat menyembunyikan kemarahan dan juga air matanya.

Pantas saja dia seperti mengenal lelaki ini, ternyata dia adalah laki-laki yang sama dengan laki-laki yang sudah merenggut masa depannya, laki-laki yang sudah mengambil satu-satunya harta berharga yang dia miliki, dan yang sudah dia jaga selama ini.

“Kay, dengarkan aku dulu!”

“Tidak, aku tidak butuh penjelasan darimu. Pergi dari rumahku sekarang juga!” usir Kay lagi. Dia benar-benar muak melihat wajah pria yang sudah merusak masa depannya ini. Karena pria ini dia jadi merasa sangat berdosa pada kedua orangtuanya yang sudah beristirahat dengan tenang di surga, dia juga merasa seperti pendosa karena sudah melakukan hal yang dilarang oleh agamanya.

“Aku ingin bertanggungjawab padamu Kay,” ujar Kevin dengan tatapan mata yang serius.

“Tidak perlu. Keluar dari rumahku sekarang juga, atau aku akan teriak?!”

“Kay, dengarkan aku dulu!”

“Keluar!” teriak Kay. Kevin merasa sangat bersalah pada gadis di depannya ini.

Kevin memilih untuk keluar, membiarkan Kay sendiri didalam untuk menenangkan dirinya.

“Bagaimana Tuan muda?” tanya Evan. Sebenarnya dia sudah tau, tapi tetap saja dia harus bertanya pada Tuannya ini.

“Kita pulang dulu, suruh anak buahmu untuk memantau dia! Pastikan dia aman sendiri disini. Aku tau dia butuh waktu.”

“Baik Tuan muda.”

***

Happy reading!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!