.
.
.
hai.. hai.. hai....? Kembali lagi sama Nae ya? uluh.. uluh... yang koment tidak terima Novel Gadis Tersembunyi itu Putri Penguasa, mari-mari merapat kesini ya? hehehe..
Ini Kisah Anna dan Aditya, masalah kehidupan Keluarga Anna dan keluarga berantakan Aditya cukup Rumit, tapi Nae bakal buat akhir yang bahagia kok buat mereka... wkwk.. nanti Nae bakal masukkan juga bab Nana dan Arka yang sedang bahagia baru memiliki keturunan.
Selamat membaca....!!
jangan lupa Komentar dan Like nya ya??
.
.
.
Aditya menatap datar gadis menawan bermata biru didepannya, yah... sudah beberapa hari lamanya mereka sudah sah sebagai sepasang suami-istri tapi Adi pura-pura tidak mencintai Anna padahal kebalikannya.
"ayolah Suamiku...! mau ya?? jadi Presdir ya?? ya..? yaa...?? ". bujuk Anna memelas manja.
Adi mendengus padahal jantungnya berdegup kencang melihat betapa menggemaskannya istrinya itu, apalagi mendengar Anna memanggilnya Suami? ingin sekali Adi menarik tangan Anna dan menjatuhkannya disofa lalu menerkam Istrinya itu dengan ganas tapi apalah daya Ia harus menjaga semuanya supaya rencana nya berjalan lancar.
Adi ingin Anna jatuh Cinta padanya tanpa ada keterpaksaan.
"berpura-pura itu sangat menyakitkan". batin Adi
"Adiiii? ". pekik Anna berubah garang
Adi memutar kepalanya ke arah Anna, beginilah kehidupan sepasang pengantin baru itu penuh drama jika sedang berdua.
"apa? ". tanya Adi dengan malas.
"kamu sama sekali tidak asik ya? kenapa tidak mempan? apa aku kurang imut? ". bentak Anna dengan kesal.
"imut dari mana? kayak marmut gitu". ketus Adi
Anna membelalakkan matanya, "dasar aneh...! aku seimut ini dibilang kayak marmut kamu sinting ya..! cepat kemari kamu ya? sini.. sini..! ". teriak Anna menarik tangan Adi.
Adi berusaha mengelak, "aku tidak mau Anna..! kenapa aku harus menjadi Presdir di Perusahaan Kakek?? aku sudah bahagia dengan posisiku".
Anna mengabaikan ocehan Adi membawa suaminya ke arah ruang ganti pakaian, "cepat buka bajumu..! ".
"tidak mau". Adi menyilang tubuhnya seperti perempuan saja ditatap galak oleh Anna.
Anna memang sangat menggemaskan tapi mudah marah, gadis itu suka sekali membuli Adi tapi Anna tidak tau watak asli Adi yang berpura-pura lemah dihadapan Anna.
semenjak Adi ditinggal oleh Ibu kandungnya membuat hatinya mati, hanya Anna yang menghidupkan satu tanaman bunga yang sudah layu di hidup Adi, Anna tidak tau bagaimana kejamnya Adi sedang membalas dendam pada keluarganya yang dulu menyakiti hati Mama nya hingga tiada.
Mafia? ya...! kekejaman Adi mirip orang Mafia.
"cepat buka..! kalau tidak aku yang buka? ". ancam Anna
"berbalik..! ". titah Adi
Anna mendengus pun berbalik dengan malas, mau bagaimana lagi? mereka punya batasan masing-masing.
diam-diam Adi menyunggingkan senyum tampannya melihat Anna dari belakang,
"aku tau kamu akan memaksaku sayang, baiklah..! aku akan mulai menghancurkan hama-hama di Perusahaanmu lalu perlahan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku". batin Adi
"udah belum? ". desak Anna
"udah.. tapi kancing kemeja nya susah". gerutu Adi
Anna berbalik, dengan santainya Ia membantu Adi memakai kancing kemeja nya ternyata memang sulit.
"sepertinya lubang kancingnya bermasalah..! sebentar ya? aku ambilkan gunting". kata Anna
Adi pura-pura sibuk melihat kemejanya dan mengangguk ke Anna, Adi menghela nafas lega melihat Anna berlari menjauhinya.
"jantungku tidak aman dekat-dekat dengannya". gumam adi mengelus-ngelus dada.
Adi kembali berdebar kencang melihat Anna kembali dengan raut wajah riang memegang sebuah gunting, Istrinya itu berlari ke arahnya.
"lihat..? aku menemukan gunting..! cepat kemari..! aku takut salah gunting jika mengguntingnya di tempat gelap". Anna menarik lengan Adi ke arah balkon.
Anna tampak serius menggunting kancing kemeja Adi yang lubangnya terlalu kecil lalu memasang kancingnya dengan hati-hati, akhirnya berhasil.
"sudah kan?". senyum lebar Anna mengelus dada bidang suaminya.
"apa kamu menggosok pakaianku Anna? ". tanya Adi kebingungan.
"hmm..! kenapa? ". tanya Anna dengan polos.
"kenapa kamu bekerja hmm? ". tanya Adi balik.
"aku menggosok pakaianmu dengan gosokan uap kok..! masa iya kamu pergi ke Perusahaan Kakekku tidak berpakaian rapi". jelas Anna
Adi pun tersenyum, "apa aku harus Singapura?".
"hmmm?? coba tanyakan sama Kakek saja..! aku harus pergi ke Rumah Sakit ya? pasien menungguku". Anna dengan cepat memasangkan dasi Adi lalu mencium punggung tangan Adi dan berlari meninggalkan Adi yang termangu.
Anna memang semena-mena pada Adi tapi gadis bermata biru itu menghargai Adi sebagai suaminya, Nana pernah mengatakan bahwa surga wanita ada pada suami, mungkin itu sebabnya Anna menghormati Adi walau sebenarnya Anna jauh lebih kaya berkali-kali lipat dibandingkan Adi.
"Anna..? tunggu...! ". teriak Adi tersadar berlari mengejar Anna.
Anna menghentikan langkah kakinya lalu berbalik, "ada apa? ".
"kenapa kamu menyalamiku? ". tanya Adi
"cuma bertanya itu? ". tanya Anna dengan datar.
"iya.. aku penasaran". jawab Adi nyengir kuda.
"aku istrimu dan kamu suamiku, derajatmu lebih tinggi dariku tapi bukan berarti kamu bisa merendahkanku..! aku menghormatimu dan aku mau kamu juga menghormatiku.. adil kan? ". Anna menunjukkan jari kelingkingnya.
Adi tersenyum tampan hingga kedua lesung pipinya terlihat jelas dan membalas jari kelingking Anna, "baiklah..! hati-hati dijalan". kata Adi mengelus kepala Anna.
Anna mengangguk lalu berlari menjauhi Adi dengan langkah terburu-buru,
"kenapa lama sekali? ". tanya Caca yang sudah menunggu Anna sejak tadi di dalam mobil.
"maaf..! aku kan sudah bersuami". jawab Anna dengan bangga
"eleeh..! kayak kamu Cinta aja sama dia". gerutu Caca membuat Anna menjulurkan lidahnya tak peduli dia Cinta pada Adi atau tidak.
.
"Kakek..? ". Adi mendekati Leonard dan membungkukkan setengah badannya pada Leonard.
"kamu siap nak? ". tanya Leonard dengan serius.
"apapun perintah Anna akan Adi lakukan Kek..!". jawab Adi dengan serius juga.
Leonard terkekeh, "andaikan dia tau betapa besarnya Cintamu padanya nak".
Adi tersenyum tipis saja, "tidak masalah Kek..! melihatnya ada dimata Adi adalah hal yang paling membahagiakan di hidup Adi Kek..! Adi tidak mau terburu-buru".
Leonard kembali tertawa, tak lama kemudian Radit datang memberi hormat pada Adi dan Leonard.
"Radit...! nanti di Meja Reseptionis beritau saja mau bertemu dengan Sekretaris imran, mereka akan faham maksudnya". pinta Leonard serius.
"baik Tuan Besar". jawab Radit.
.
didalam mobil,
"Adi..? ". panggil Radit serius.
"hmmm? ". sahut Adi memutar wajahnya ke arah Radit.
mereka seperti teman dekat bukan hubungan antara atasan dengan bawahan.
"apa kamu serius mau menjadi Presdir Asia Group?". tanya Radit serius.
"iya..! Anna memintaku untuk membersihkan hama-hama di Perusahaannya". jawab Adi
Radit mendengus, "ini Asia Group Di.. bukan Pasar..! hampir semua orang bermuka dua, apa kamu bisa menanggung resikonya? ".
"aku akan menghabisinya ditengah malam". jawab Adi dengan santai.
Radit penepuk jidatnya, "semuanya? jika 80% menentangmu bagaimana?".
"aku habisi 80% itu, aku sudah izin pada Kakek kalau aku akan menjalankan Perusahaan Asia Group harus dengan caraku sendiri". jawab Adi masih terlalu santai seolah saat ini dirinya hendak masuk ke kandang semut bukan gua ular.
Asia Group adalah Perusahaan terkaya se Asia tenggara, banyak manusia serakah yang menginginkan Perusahaan yang seharusnya menjadi milik Anna seorang Cucu Tunggal Leonard.
kehidupan Anna saja hancur karna Tahta tertinggi yang akan di duduki oleh Adi kini, Anna mengalami kecelakaan saat kecil hingga menewaskan Papa dan Mama nya yang ternyata konspirasi orang-orang serakah.
Anna menjadi lumpuh beberapa tahun dan hidup menyendiri tidak memiliki teman, setiap Anna berteman ada saja masalah yang membuat Anna harus di jauhi oleh pelayan karna statusnya yang terlalu tinggi seperti seorang Tuan Putri Kerajaan saja.
.
.
.
bagi yang sudah baca Novel Gadis Tersembunyi itu Putri Penguasa pasti tau masalah Anna bukan? lanjut....!!!
.
.
.
.
.
Radit diam saja, Ia tidak lagi bisa membujuk Adi jika Pria itu sudah menetapkan pemikiran.
Radit tau pernikahan kontrak Adi dengan Anna, andai saja Anna tau begitu besarnya Cinta Adi pasti Anna akan merasa bersalah pada Adi, namun Adi meminta kepada orang sekitarnya untuk tidak memberitau Anna.
Anna memiliki hati yang bersih, ia tidak akan sanggup memperalat orang yang mencintainya dengan tulus seperti Adi, saat ini Anna hanya berpikir kalau Adi itu hanya ingin membalas budi saja atas perbuatan baiknya dulu pada Adi.
di Perusahaan Asia Group.
Adi menerobos masuk ke Ruangan Rapat penting tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, semua orang yang ada di Ruangan Rapat berdiri menatap Adi dengan heran.
mereka semua bingung bagaimana Adi bisa masuk ke Ruangan Rapat, sementara tidak sembarang orang yang bisa masuk ke Ruangan Rapat mereka.
"siapa kau? ". tanya Roben yaitu Om nya Anna.
Adi mengabaikan Roben,
"penjagaaaa....! apa kalian tidak bisa melihat kami sedang rapat?? kenapa kalian membiarkan orang asing masuk hahhh? ". teriak Roben.
"orang asing? ". beo Adi terkekeh kecil.
Roben berbalik menatap Adi, Ia semakin kebakaran jenggot melihat Adi yang dengan santainya duduk di Kursi Kebesarannya.
Radit menahan tubuh Roben saat hendak mendekati Adi lalu mendorong Pria paruh baya itu menjauh, "siapa kau...? sialan kaliann...!". marah Roben menggema.
"aku adalah Suami Annastasia yang sah..! dan...." Adi melirik ke arah Roben.
Roben membelalakkan matanya, "apa maksudmu? keponakanku tidak mungkin sudah menikah, dia akan menikah dengan Fendy.. bukan kau.. kau siapa?? jangan mengaku.. ngaku ya? ".
Adi menyeringai, "aku berbohong? kalau begitu coba tanyakan pada Sekretaris Imran".
Sekretaris Imran pun masuk ke Ruangan rapat, Roben semakin kalap Ia berjalan cepat ke arah Adi karna tidak terima dipermainkan namun di dorong sekali lagi oleh Radit.
"kau tidak tau siapa aku hah?? aku Presdir Asia Group menggantikan Paman ku..! ". marah Roben.
"sekarang Perusahaan Asia Group di pimpin oleh Tuan Aditya Pratama menantu kesayangan Tuan Besar Leonard". tegas Sekretaris Im
semua pekerja Asia Group saling pandang tidak percaya, Sektetaris Im menjelaskan situasinya dan akhirnya mereka percaya kalau Adi memang suaminya Anna.
Adi melakukan VC dengan Leonard lalu menghubungkannya ke layar besar didepan mereka semua,
"Aditya Pratama akan menjadi Presdir Asia Group, kalian harus menghormatinya, perintahnya adalah perintahku.. mengerti...! ". Leonard berbicara dengan tegas.
"baik Tuan Besar". jawab semua yang ada di Ruangan rapat.
panggilan pun terputus,
"dengar Om? aku adalah Presdir disini..! kursi ini untukku". senyum sinis Adi.
Roben menarik tangan Sekretaris Imran membawa Pria itu keluar dari ruangan rapat dengan wajah merah menahan amarah yang akan meledak.
Adi menatap satu persatu orang-orang yang akan bekerja dengannya kedepannya,
"kalian mengenalku? ". tanya Adi dengan nada dingin tak lupa mengeluarkan aura intimidasinya yang kuat membuat semua yang ada di dalam Ruangan gemetar.
aura intimidasi Adi sama seperti Alm. Papanya Anna yang pernah menjadi Presdir Asia Group namun takdirnya memiliki umur yang pendek.
"kenal tidak? ". bentak Adi sekali lagi
"eeh..? ke.. kenal Tuan.. Kenal". jawab mereka semua dengan nada bergetar dan kepala tertunduk dalam.
Radit tersenyum miring saja, Ia sudah mencari tau kebusukan orang-orang yang berada di dalam Ruangan ini adalah orang kepercayaan Roben.
"kita lihat bagaimana hasil kerja kalian kedepannya..! jika aku tidak puas akan aku pecat kalian semua lalu digantikan dengan orang baru pilihanku". kata Adi dengan tegas.
getar -getar...
semua yang ada di Ruangan Rapat masih gemetar, perlahan aura Adi seperti mencekik leher mereka semua tapi tidak ada yang berani sekedar mengangkat kepala.
Adi bangkit lalu menendang kursi yang tadi Ia duduki, "ganti kursi itu...! ". titah Adi.
"baik Tuan". jawab Radit
"ingat...! bakar Kursi itu setelah dapat gantinya". titah Adi dengan serius tak lupa mengeluarkan sorot mata tajam.
Adi meninggalkan ruangan rapat itu di ikuti oleh Radit, semua yang ada di Ruangan Rapat itu langsung menarik nafas dalam-dalam, ada yang sampai berdiri lalu terduduk dilantai saking lemasnya seperti tak bertulang.
"kejamnya...? ".
"kenapa Nona Anna memiliki suami seperti itu? ".
"aku tidak kuat..! ".
"Pak Roben sudah kalah".
"aku tidak tau berapa lama lagi aku bertahan disini jika memiliki Tuan seperti itu".
gosip-gosip orang yang ada di Ruangan Rapat itu,
Adi mengelilingi Perusahaan Asia Group, Ia dengan cepat menghafal di ikuti oleh Radit dan Sekretaris Imran, kini Roben hanya menduduki posisi Manager Umum seperti dahulu kala.
Roben mengepalkan tangannya melihat Adi dari jauh diperlakukan begitu hormat,
"kenapa jadi begini..? kenapa Anna menikahi Pria ini tanpa sepengetahuanku? ". geram Roben dengan gigi gemeretak.
Roben segera meninggalkan Perusahaan itu dan pergi ke Mansion Anna yang dijaga ketat oleh banyak Pengawal, tidak ada yang bisa masuk ke Mansion itu tanpa Izin Anna atau Adi.
Sekar yang dihubungi oleh penjaga pun datang dengan sepeda motor lalu turun dari motornya mendekati gerbang yang masih di tutup rapat.
Sekar mendatangi Roben, "Om Roben? ngapain kesini?? ".
"heii.. anak pungut...!! cepat bukakan pintu ini..! ". teriak Roben.
Sekar berubah datar, "dasar...! tadinya aku mau bukakan untuk Om tapi sepertinya aku berubah pikiran, maaf ya Om..! anak Pungut ini harus menyapu dapur".
Roben berteriak memanggil Sekar, menyumpah serapahi Sekar hingga Han datang namun dicegat oleh Sekar.
"jangan Pa..! Papa fokus sama Pekerjaan Papa saja, nanti Anna bisa marah membiarkan om nya masuk ke Mansion Anna". peringatan Sekar.
Han pun pun menurut naik ke motor Sekar melaju ke Mansion Anna meninggalkan Roben yang berteriak, memaki dan marah-marah tak jelas.
Roben tak terima posisinya yang selama ini sangat Ia impikan diambil oleh Suami Anna, saat ini Roben ingin menemui Anna mengapa gadis itu berani membantahnya bahkan menikah dengan Pria lain tanpa sepengetahuannya.
jarak dari gerbang ke Mansion sangat jauh jadi tidak bisa mendengar apapun yang terjadi di gerbang kalau tidak dikabari.
.
Adi sudah kenal dengan setiap sudut Perusahaan Asia Group, sebenarnya Perusahaan Pusat Asia Group bukan di Indonesia melainkan di Amerika tapi karna Anna ingin tinggal di Indonesia jadi Leonard membuat Perusahaan Pusat di Indonesia sedangkan Perusahaan yang ada di Luar Negri adalah Perusahan Cabang.
"sudah..! ayo kita Ke Mal ANA". ajak Adi ke Radit.
Radit dengan cepat mengangguk dan berlari mengambil mobilnya yang diantar oleh penjaga, tak lupa juga Sekretaris Im membukakan pintu mobil untuk Adi, semua para pekerja Asia Group menunduk hormat ke Mobil Adi yang langsung pergi.
"apa tidak repot selama berhari-hari Adi akan seperti ini? huh...!! apa peduliku? dia sendiri yang mau dimanfaatkan oleh Nona Anna". batin Radit
tidak ada kerutan malas di wajah Adi karna kesibukannya itu, Pria itu masih datar dan tenang saja, padahal kedepannya hidup Adi akan dalam masalah besar, tapi Adi tidak takut demi melindungi Anna apapun akan Adi lakukan walau masuk ke mulut buaya sekalipun.
.
.
.
.
.
.
Anna sedang Istirahat makan siang, Ia menerima panggilan telfon dari Sekar
"benarkah? Om kesana?". tanya Anna berdiri dari duduknya.
"iya Anna..! sepertinya dia marah besar, aku tidak takut hanya saja aku tetap harus memberitaumu". jawab Sekar.
"tidak apa..! aku akan matikan ya? aku mau cari Adi". kata Anna lalu mematikan panggilannya.
Anna mengotak-ngatik ponselnya mencari nomor Adi, Ia menekan tombol hijau lalu meletakkan ponselnya di daun telinganya.
"halo..? Adi..? kamu dimana? ". tanya Anna
"aku lagi di Mal ANA". jawab Adi.
"aku kesana..! pesankan aku makanan". pinta Anna
"baiklah". jawab Adi menahan senyum di ujung telfon.
Adi mematikan panggilan nya sambil tersenyum begitu tampan hingga lesung pipinya terlihat jelas, Adi bahkan tidak sadar semua wanita yang tengah berada di Ruangan Rapat meleleh melihat senyum manis Adi itu.
sebelumnya Adi memang pernah menjadi model tapi saat itu senyumnya tipis tak pernah tersenyum selebar ini, wajar saja wanita meleleh melihat senyum manis Adi itu yang ketampanannya melebihi para aktor saja.
"ekheemm...! ". Radit berdehem
Adi berubah dingin dan datar, Ia bangkit lalu berkata, "rapat ditunda, perbaiki penulisan kalian dan angka Nol tidak boleh ada yang berlebih atau kurang, siapa yang berbuat salah dipecat..! "
"baik Tuan".
Adi beranjak pergi disusul Radit yang geleng-geleng kepala seolah tau isi pikiran Adi yang tak sabar menunggu kedatangan Istrinya.
"pesankan makanan terenak dan antar ke Ruanganku Radit". pinta Adi
"baik Tuan". jawab Radit setengah malas.
Adi memutar kepalanya ke arah Radit yang berubah ceria, Adi mendengus lalu meninggalkan Radit yang merubah ekspresinya.
"huh..! dulu saja tidak pernah menunda rapat, eh.. sejak menikah dengan Nona Anna berubah drastis, dasar laki-laki". gerutu Radit mengotak-ngatik ponselnya lalu menghubungi seseorang.
Adi telah tiba di Ruangannya lalu melepaskan jas nya juga sengaja memiringkan dasinya, "biar terlihat berantakan". gumam Adi tersenyum misterius.
saat para pelayan mengantarkan makanan yang Adi pesan pun celingukan heran melihat penampilan Adi yang berantakan padahal siapapun tau Adi itu Presdir yang sangat menjaga penampilan, Pria tampan dengan senyum tipis yang memikat itu tidak pernah terlihat kacau seperti saat ini.
"apa yang kalian tunggu?? sana pergi! ". usir Adi
segera para pelayan menunduk hormat dan berlari kecil meninggalkan Ruangan Adi, Adi melihat ke arah balkon lalu berjalan ke arah Balkon dan memperhatikan Istrinya dari lantai bawah.
senyumnya kian melebar melihat Mobil Anna telah masuk ke kawasan Mal nya, tidak ada yang tau pernikahan Adi dan Anna kecuali orang-orang tertentu saja.
"apa penampilanku sudah benar-benar kacau ya? ". gumam Adi celingukan mencari kaca.
Adi berlari mencari kaca seolah lupa dimana letak Kaca saking gugupnya akan kedatangan Anna,
"wah...! sepertinya sangat cocok..!! hehe". cengir Adi.
Adi mungkin punya sisi kejam tapi jika membahas Anna perubahan sikap Adi bisa berbanding terbalik, Adi akan bertingkah seperti anak kecil yang belum pernah jatuh cinta.
"wah... benar-benar kacau". gumam Adi melihat penampilannya sendiri dari pantulan cermin setelah bersusah payah mengingat letaknya cermin padahal disetiap sudut Ruangan Adi adalah lemari dari kaca tentu saja bisa berkaca.
kedatangan Anna membuat pikiran Adi kacau hingga bisa melupakan segalanya,
ceklek..! pintu sengaja di buka lalu mengetuknya.
tok.. tok.. tok..
"Tuan..? ada Nona Anna".
tidak ada jawaban artinya Anna dipersilahkan masuk, alasan Pintu Ruangan Adi dibuka terlebih dahulu baru diketuk karna Ruangan Adi kedap suara jadi diketuk atau bersuara dari luar tidak akan didengar oleh Adi dari dalam.
Anna mengucapkan terimakasih lalu memasuki Ruangan Adi,
"Adii?? ". panggil Anna
"iya Anna". sahut Adi
Anna berjalan dengan cepat ke arah asal suara Adi dan Anna langsung tercengang melihat penampilan Adi yang berantakan.
"Adi kamu kenapa?? ". tanya Anna berjalan ke arah Adi lalu spontan saja Anna memegang tubuh Adi.
Anna merapikan dasi Adi yang miring lalu membenarkan lipatan lengan kemeja Adi tak lupa Ia merapikan rambut Adi, tanpa sepengetahuan Anna bahwa Pria tampan dengan senyum memikat itu tengah menahan senyum sekuat tenaga.
"coba aku berakting pura-pura lelah". batin Adi
"aku harus bekerja di Perusahaanmu lalu langsung kesini..! cukup melelahkan". keluh Adi berpura-pura mengelap keringat di dahinya padahal tidak ada.
Anna memukul tangan Adi, "aktingmu buruk! ".
Adi terbelalak lalu nyengir kuda, "tapi aku tidak tau kalau penampilanku sejak tadi sumpah..!! aku harus keliling Perusahaan Asia Group supaya kenal setiap sudut Perusahaan Asia Group, belum lagi aku harus memperbaiki Ruangan Presdir Asia Group yang selama ini di kuasai oleh Om mu".
Anna menghela nafas," apa kamu memprovokasinya? ". tanya Anna serius.
"siapa? ". tanya Adi seolah tidak tau
"Om Ku..! dia itu jahat..! kalau kamu memprovokasinya bisa saja dia berusaha menghancurkanmu dengan menjebakmu atau menggunakan cara apapun supaya kamu jatuh Adi". peringatan Anna.
Adi tersenyum, "ayo makan..! "
"makan? ". beo Anna tak percaya Pria yang telah sah menjadi suaminya itu malah dengan santainya mengalihkan pembicaraan ke makanan.
apa Adi tidak takut berada dalam bahaya? pikir Anna.
Adi menarik lengan Anna dan duduk di sofa, mata Anna berbinar penuh bintang melihat banyaknya hidangan lezat segera Ia mencuci tangan yang sudah terletak di meja lalu mengambil pisau dan garpu nya.
.
"huh..! aku tidak bisa datang ke acara ritual calon adeknya Rose". gerutu Anna
Adi tersenyum, "aku yakin Kak Nana tau kalau kamu sibuk Anna..!".
"iya aku tau kak Nana akan mengerti, tapi aku kangen sama Rose". keluh Anna.
"nanti malam kita kesana! ". ajak Adi
"benarkah? ". tanya Anna tersenyum lebar
Adi mengangguk lalu senyum Anna memudar.
"tidak usah deh..! besok aja, bukankah kamu lelah? besok harus ke Singapura dan 2 hari lagi langsung terbang ke Amerika kan? kita istirahat saja, kebetulan aku mau ke Singapura untuk melihat pasienku". Anna
"Pasien yang alergi itu? ". tanya Adi
"aah.. kamu tau ya? oh... iya ya.. karna kamu yang ngirim amplop merah itu pasti tau tempat dimana aku berada kan, tapi tunggu...! kenapa kamu kurang kerjaan mencari tau aku hmm? ". cecar Anna dengan galak.
Adi mengulum senyum manisnya, "bukankah aku sudah bilang aku punya hutang yang banyak padamu".
Anna langsung menganga, "dengan memberi amplop merah itu? apa itu membayar hutang? siapa yang minta kamu harus kirim surat heh? ".
"bawel..! ". Adi mencubit dagu lancip Anna yang terdiam menatap datar Pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.
Adi terbahak lalu bangkit dari sofa mengambil jasnya, Anna menghela nafas panjang.
"huuh..! setidaknya aku tidak terlalu menderita menikah dengannya". gumam Anna menarik nafas dalam-dalam berusaha menerima sifat menyebalkan khas milik Adi itu.
membayangkan Anna menikah dengan Pria yang dijodohkan oleh Om nya pada Anna membuat Anna hampir gila saja, Ia pernah bertemu dengan Fendy yang ternyata hanya Pria gila yang menatap kotor dirinya, Anna yakin Pria itu akan menginjak-nginjak harga dirinya jika Anna menikahi Pria seperti itu.
lebih baik Anna menikah dengan Adi yang tak pernah menatap kotor padanya dan terlihat seperti Pria baik walaupun kekurangannya adalah Pria menyebalkan bagi Anna, di malam pertama mereka berdua saja bisa-bisanya bertengkar mulut hanya karna handuk.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!