Alana turun dari mobil ayah nya.Ia menatap datar gapura yang bertuliskan High school Internasional.Ia mulai melangkah santai memasuki gapura sekolah dan area sekolah tersebut.
Alana adalah gadis cantik berumur 18 tahun.Ia memiliki riwayat Amnesia.Soerang putri semata wayang dari keluarga kaya pengusaha tambang batu bara.Ia memiliki sifat humoris,baik tapi kadang terlihat dingin.Memiliki postur badan kecil dan imut.Ia baru saja pindah sekolah akibat insiden yang membuat dirinya amnesia.
Alana menyadari tali sepatu nya sebelah kiri terlepas.Ia berhenti dan berjongkok mengikat kembali tali sepatunya.
Brukk!!!
Alana tersungkur ke depan akibat hantaman dari belakangnya.Terlihat seorang pemuda juga terjatuh ke sisi kanan Alana.
Alana menatap marah pada pemuda yang menabrak dirinya.
"Kamu jalan gak pakai mata ya?!!"hardik Alana pada pemuda yang sedang menatap layar ponselnya yang retak.
Alana bangkit dan pergi dengan kesal.
Dari belakang Alana,pemuda itu menarik kasar bahu Alana.
"ahk!!!"Alana meringis kesakitan karena tarikan kasar pemuda itu.
"Dasar tidak etika!"ucap pemuda itu sambil menghempas tarikan nya.
Alana sedikit terkejut.
"Dasar gila kau!"maki Alana.
"Kau mau melawan ku?"pemuda itu menyudutkan Alana.
Alana perlahan berjalan mundur.
"Kau mau apa?!!"Bentak Alana tak gentar.
"Wah!nyali mu besar juga ya."ledek pemuda itu.
"Kau mau macam macam?di sini banyak siswa yang lain.Silahkan berbuat semau mu!"tantang Alana.
"Hehe...kau yakin mereka mau menolong mu?"ledek pemuda itu lagi.
Alana melihat ke sekeliling nya,semua siswa tidak berani mendekat dan haya memandang sambil berbisik ke arah mereka berdua.
Terlintas sebuah ide dalam pikiran Alana.
Secepat kilat ia menendang tulang kering pemuda,itu sehingga berhasil membuat pemuda itu meringis kesakitan.
Alana mengambil kesempatan untuk kabur.Ia berlari sekencang mungkin bertabrakan dengan para siswa yang ia lalui.
Sekilas ia melihat ke belakang,pemuda itu mengejar nya.
"Dasar pria gila!!"umpat Alana sambil kembali menambah kecepatan larinya.
Tapi ketika ia tiba di lorong Kelas 3 ia menabrak seorang pemuda tampan.Keduanya terjatuh.Mereka saling pandang.
"Ya Tuhan.Tampan sekali."kagum Alana dalam hati.
Tatapan pemuda itu lembut membuat Alana terbuai.
"Ahk,tidak tidak!sadar Alana."Alana sadar dari lamunan nya.
"Maaf."ucap Alana sambil bangkit lalu kembali berlari.
Pemuda itu menatap Alana yang semakin jauh menghilang dari pemandangan nya.
Tanpa sadar pemuda itu tersenyum.
"Eh.Aku kenapa?"pemuda bernama Dyfan.
Dyfan adalah bintang sekolah yang tampan dan pintar.Ia anak orang kaya dan juga seorang model muda.Memiliki postur tubuh yang tinggi dan maskulin.Rahang yang terlihat tegas memperjelas ketampanan nya.Dia pemuda yang baik dan sopan.
Baru saja ingin jalan pemuda yang mengejar Alana menabrak Dyfan.Dyfan hanya goyah tapi tidak terjatuh lagi.
Tapi pemuda itu hanya melalui Dyfan dengan tatapan jenuh.
"Ada apa dengan semua orang hari ini?kenapa harus menabrak ku?"keluh Dyfan sambil menatap pemuda yang baru saja melaluinya.
"Sedang apa dia?"gumam Dyfan menatap pemuda yang sangat ia kenal.
Pemuda yang mengejar Alana adalah Jovano.Saudara tiri Dyfan.Jovano adalah anak dari ibu tiri Dyfan.
Jovano memiliki kehidupan yang gelap.Ia bergabung dengan mafia paling besar dan berbahaya bernama Atlanta.Jovano memiliki postur badan kekar,tinggi dan wajah tampan yang terlihat dingin.Memiliki sifat kasar kepada siapapun termasuk wanita.
Alana terus berlari,hingga ia memasuki toilet wanita.Belum sempat ia menutup rapat pintu toilet itu,Jovano mengganjal pintu itu dengan kaki kanan nya agar tidak tertutup.
"Tolong ada penguntit!!!"teriak Alana.
"Kau ini!"Jovano bertambah kesal.
"hey!kalian!!"bentak seseorang dari belakang Jovano.
Jovano yang sangat hapal dengan suara itu melepaskan Alana sambil tersenyum tipis.
"Kau selamat kali ini."ucap Jovano lalu berbalik badan menatap sumber suara.
Terlihat pak Suwanda berdiri menatap tajam ke arah Jovano.
"Kalian ini kenapa?masih seperti anak TK saja."omel pak Suwanda.
Alana perlahan keluar dari dalam toilet.
"Dia mengejar saya pak."adu Alana.
"Jelaskan nanti di kantor.Kalian berdua ikut bapak!"seru pak Suwanda.
Mereka berdua pun mengikuti pak Suwanda ke kantor guru.
Pak Suwanda sengaja membawa mereka ke kantor karena para murid yang lain berkerumun melihat kejadian tersebut.
****************
Setelah di dalam ruangan guru selama 10 menit,akhirnya Alana keluar lebih dulu.Ia berjalan menaiki tangga yang sepi para murid.
Langkah Alana terhenti di tengah-tengah tangga.
"Aku aja gak tau di mana kelas nya.huft..."Alana sangat kesal.
Ia memutuskan untuk kembali ke ruang guru dan bertanya.
Akan tetapi langkah nya kembali terhenti ketika ia menangkap pendengaran suara seorang pria sedang marah di lantai dasar,Alana mengintip sedikit pemandangan di bawah.Ternyata itu Jovano dan pak Suwanda.Alana semakin ragu untuk turun.Ia memutuskan diam di tempat sampai dialog pak Suwanda dan Jovano selesai.
Alana menangkap sedikit ucapan kasar pak Suwanda kepada Jovano.
"Dasar tidak berguna!!aku heran,kenapa kakak ku mau memelihara binatang tidak bermanfaat ini?selalu saja but malu.Dasar pembuat onar!!!"hardik pak Suwanda.
Alana merasa kasihan kepada Jovano.
Pak Suwanda pergi meninggalkan Jovano yang menahan amarahnya.
Jovano pergi menaiki tangga.Dan Alana menyadari itu.Ia bergegas naik ke lantai atas,Tapi ketika ia berbalik badan ia terbentur dada bidang seorang pria.
"AW!"ringis Alana.
"Kau tidak apa-apa?"tanya pria itu memastikan Alana baik-baik saja.
"Tidak apa.Maaf."Alana belum memperhatikan wajah pria itu.
"Gak apa-apa kok.Aku cuma kaget dikit."ucap Dyfan pria yang Alana tabrak.
Jovano sampai di tangga tempat di mana Alana dan Dyfan masih berdiri.
Kedua nya menatap ke arah Jovano.Jovano tersenyum pahit.
Ia melewati mereka sambil menabrak kasar bahu Alana.Alana pun oleng dan terjatuh sambil menarik tas yang Jovano sandang.Dan kedua nya terjatuh ke di tengah-tengah anak tangga.Dyfan hanya melongo melihat kedua nya tiba-tiba terjatuh.
Secepat nya Dyfan sadar dan menolong Alana yang tertindih punggung Jovano.
"ada yang luka?mana yang sakit?"tanya Dyfan perhatian.
"Badan ku sakit semua."keluh Alana.
"dasar pembawa sial!!!"maki Jovano sambil membenahi seragam nya.
"hey!kau dulu yang tarik aku.Masih sempat menyalahkan orang."balas Alana.
Jovano hanya melengus kasar dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dasar pria gilaaa!!!!!"umpat Alana berteriak.
Dyfan menutup mulut Alana dengan tangan nya.
"sstttt....ini di sekolah jangan berisik."tegur Dyfan.
"Maaf.Aku kesal sekali."ucap Alana.
"Ya sudah.Aku pergi dulu."pamit Dyfan.
"Eh,aku mau tanya kelas 11b di mana ya?"tanya Alana mengingat tujuan awal nya.
"Di lantai atas."sahut Dyfan.
"Aku tidak tau area sekolah ini.Aku anak baru."ucap Alana malu-malu.
"ya sudah.Ayo aku tunjukkan!"ajak Dyfan.
Mereka pun berjalan menuju kelas Alana sambil berbincang sedikit.
...----------------------------------------------------------------...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😉
like vote dan komen ya😊
Alana memasuki kelas dan memperkenalkan dirinya sebagai siswi baru.Setelah memperkenalkan diri,Alana di persilahkan duduk di kursi baris kedua dari belakang dan bersebelahan dengan seorang siswa bernama Jay.
Alana mendudukkan bokong di kursi baru nya.
"Hay." Sapa Alana dan hanya d balas dengan anggukan kecil oleh Jay dengan tatapan lurus ke depan fokus membaca buku catatan.
Alana tersenyum kaku mendapati respon seperti itu.
Jay adalah siswa nomor satu di sekolah.Ia selalu memegang juara umum sekolah.Selain pintar ia juga tampan Tapi karen ia berkepribadian dingin,dan introvert kelas kakap ia tidak memiliki teman dekat.Semua orang menganggapnya membosankan karena dia sangat irit bicara.
'Sepertinya kursi di belakang lebih nyaman 'Batin Alana sambil melirik dua kursi kosong di belakangnya.
'Sebelum guru masuk lagi,lebih baik segera ke belakang.'batinnya lagi.
Baru saja bangkit sambil membawa tas nya,Jay menegur Alana yang lagi lagi tanpa menatap si lawan bicara dan hanya fokus ke bukunya.
"Diam saja di tempat mu.Pemiliknya yang temperamental sedang bolos." Ucap Jay.
Setelah mendengar itu,Alana mengurungkan niat nya dan perlahan duduk kembali dengan peeasaan canggung.
Jam istirahat pun tiba.....
Sebelum keluar dari kelas Alana kembali menatap dua kursi kosong itu.
"Seperti apa sih galaknya?" Celetuk Alana.
Alana pun ke kantin seorang diri karena ia belum memiliki teman.
Setelah mengambil makan siangnya,ia melihat ke seluruh ruangan kantin yang meja nya penuh dengan siswa yang lain.
Namun senyum nya mengembang ketika menangkap sosok pria berkacamata yang duduk menikmati makan siangnya.
Alana mengahampiri pemuda itu dan duduk tepar di kursi kosong hadapan pemuda yang tak lain adalah Jay.Jay sedikit terkejut dengan kehadiran Alana.
"Permisi,ya.Sepertinya semua meja penuh." Ujar Alana.
Jay hanya membalas dengan anggukan kecil.
Mereka berdua menikmati hidangan makn siang masing masing.
Dari meja seberang Alana mendengar cemoohan orang orang yang membicarakan mereka berdua.
"Itu anak baru ya?" Tanya seorang wanita pada teman nya yg di sisi nya.
"Iya.Dia murid pindahan di kelas kami."
"Ih,dia kok dekat nya sama si sok tembok itu sih?apa tidak ada teman di kelas kalian selain si tembok itu?"
"Tidak tahu tuh.Mungkin dia nya ke ganjenan ajh sama cowok.Atau jangan jangan mereka emang pacaran,makanya si anak baru itu pindah ke sini."
"Bisa ya pacaran sama tembok membosankan gitu.Ih..kalau aku sih mending milih si Jovano."
Jay dan Alana mendengar jelas cemoohan mereka.
Terlihat Jay bodoh amat dengan perkataan mereka dan hanya menyantap makanan nya.
Alana menatap Jay yang menikmati makanan nya tanoa menghiraukan perkataan siswi siswi tadi.
'Apa dia terbiasa mendapat perlakuan seperti ini?'batin Alana yang melihat tidak ada reaksi apapun padahal ia tahu Jay mendengar semua itu.
Baru saja memasukkan sesuap makanan ke mulutnya,pemuda dengan senyuman manis menyapa dan duduk di samping Alana.
"Boleh bergabung?"
"B,boleh.." Sahut Alana sambil melirik Jay takut merasa Jay tidak nyaman.
Baru saja pria bernama Dyfan itu duduk.Jay segera bangkit dan bergegas pergi tanpa sepatah kata.
"Dia memanh seperti itu." Ucap Dyfan.
"Ah,iya." Alana meeasa canggung.
"Gimana hari pertama nya?" Tanya Dyfan membuka obrolan santai.
"Masih terkesan biasa biasa saja.Mungkin karna belum ada hal menarik." Sahut Alana.
"Hal menarik ya?gimana kalau aku tunjukkan hal menarik?" Tawar Dyfan menatap dalam Alana.
"Apa itu?"
"Aku akan menjadi pemandu tur mu di jam istirahat kedua nanti.Akan ku perlihatkan banyak sisi menarik di sekolah ini." Lagi lagi Dyfan tersenyum manis yang membuat Alana deg deg an.
"B,baiklah." Alana menjadi gugup.
Dari kejauhan dua orang siswi yang baru saja masuk ke kantin menangkap sosok Dyfan dan Alana berbincang bahagia.
"Bukanya itu Dyfan?" Ucap siswi berambut pendek.
"Oh iya.Siapa wanita itu?seperti nya aku baru melihatnya."
"Wah pasti anak baru yang kegatelan.Gak bisa di biarin ini.Kita harua lapor ke Karina."
"Iya.Lumayan dapat mainan baru." Kedua siswi itu tersenyum sinis lalu pergi tidak jadi masuk ke kantin.
...****************...
Jika cerita ini menarik berikan dukungan kamu ya....
Like jika kamu menyukai cerita ini.
Dan komen sebagai masuk kan buat author☺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!