NovelToon NovelToon

Istri Pilihan Agam

I P A - Prolog Author

Hai Hai Hai !!!

Ketemu lagi di Novel baru, guys!!

Aku mau ucapin selamat dan thanks for reader's atas dukungannya selama ini. Aku sebenarnya itu lagi masa-masa sibuk dan ujian praktek. Selain itu, aku juga mau ucapin makasih atas doa dari kalian karena segala puji yang sebesar-besarnya aku bisa daftar kuliah lewat jalur undangan dan semoga keterima ya, aamiin aamiin.

Jurusan yang aku minati itu Sekolah Bisnis Managemen dan Sekolah Farmasi di ITB (Institut Teknologi Bandung). Semoga di permudah ya dan mohon doanya juga.

Walau lagi sibuk buat nugas, siap-siap buat UTBK juga, ngajar les privat, tapi it's okey aku mau nemenin kalian dengan cerita baru aku atau sekuel dari salah satu temen Alister dalam Novel A² yaitu Agam Lagathias. Kalau kalian inget Alister selama masa perkuliahan itu memiliki teman diantaranya Faiz, Langit, dan Agam.

Nah, pada Novel Istri Pilihan Agam ini aku mau bikin kisah Agam ya, dan untuk kedepannya semoga bisa sekuel para tokoh lainnya juga.

But, Novel Istri Pilihan Agam ini aku ceritakan ketika Agam sudah memilih kehidupannya masing-masing dan tentu saja alurnya aku majukan pada beberapa tahun ke depan. Kenapa? Karena aku bukan mau buat kisah remajanya, tapi saat dia dewasa nanti. Oke?

Kalau ada alur atau hal yang kurang feel nya mohon maaf sekali reader's, aku bikinnya langsung tanpa membuat konsep dulu jadi yah begitulah ya kalian bisa langsung baca.

Oh iya, aku nggak akan update one day one bab, tapi one day 2-3 bab ya. Semangati dong supaya aku bisa lebih semangat buat siap-siap berjuang di titik terakhir ini. Semoga aku bisa kuliah lewat beasiswa dan pilihan yang terbaik saja.

Begitupun kalian semua reader's tercinta, semoga selalu dimudahkan dan dilancarkan segala urusannya. Kita saling mendoakan satu sama lainnya ya.

So, jangan lama-lama cap cus baca guys, jangan lupa seperti biasa rating, vote, like, fav, komen, sama hadiah nya ya. Dukungan kalian itu buat aku tambah semangat tahu gak sih!!

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

Happy reading guys!!!❤️

See you~

I P A - Unexpected Surprise

"Sialan! Aku benar-benar tidak menyangka kalau wanita itu tega mengkhianati ku..."

Sial!

Pria tampan berhidung mancung itu memukul stir dengan kerasnya. Pikiran yang kacau membuatnya tidak segan mengeluarkan umpatan demi umpatan untuk wanita yang telah membuat hatinya hancur.

Hah!

Pengkhianatan?

Gejolak amarah yang meletup-letup telah membuatnya hilang kendali. Sampai ia tadi tidak sadar telah menghajar pria yang telah menggagahi kekasihnya.

***

Agam terus mengulum senyum sambil membawa hadiah berupa cincin emas untuk Delisa, sang kekasih. Ia sengaja tidak memberi tahu kabar kepulangannya pada Delisa untuk memberi kejutan pada wanita itu. Yang Delisa tahu, Agam sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengisi acara seminar.

Agam langsung masuk ke rumah sang kekasih tanpa mengetuk pintu. la sudah terbiasa masuk ke rumah itu karena sudah terbiasa datang secara tiba-tiba. Namun, langkah kakinya terhenti di depan pintu kamar saat telinganya menangkap suara ******* saling berebut.

Ah...

Keningnya berkerut, saat suara itu semakin keras terdengar. Hatinya pun mendadak gelisah saat melihat sebuah sepatu pria yang tergeletak sembarangan di sudut ruang tamu.

Dengan tangan bergetar dan hati berdebar-debar, ia memutar handle pintu. Matanya melebar saat pintu sedikit terbuka. Sosok wanita yang ia cintai saat ini sedang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang yang menutupi tubuhnya.

Hati Agam semakin panas kala melihat ada pria yang tengah bergerak mengayunkan tubuhnya di atas tubuh sang kekasih. Mereka begitu menikmati kenikmatan surgawi tanpa memikirkan bahwa ada sepasang mata yang melihat adegan tersebut dengan amarah yang mendidih.

Brak!

Delisa dan pria tersebut terkejut dan sontak menoleh ke arah pintu.

"K-Kak... A-agam." Delisa terkejut, suaranya pun tercekat. Dengan cepat ia mendorong tubuh pria yang sempat menggagahinya lantas menyambar selimut untuk menutupi tubuhnya. Sementara pria yang menggagahinya itu menutup bagian bawahnya dengan apa saja yang ada di dekatnya.

Bajingan!

Wajah prita itu memerah. Entah karena malu atau marah karena nafsunya yang belum tertuntaskan.

"Jadi begini kelakuanmu saat aku tidak ada?" Kedua mata Agam menatap nanar ke arah Delisa. Kedua tangannya mengepal kuat sampai otot-ototnya menonjol keluar.

Delisa berusaha bangkit menghampiri Agam dengan susah payah. Kedua tangannya mencengkeram erat selimut tebal yang menutup tubuhnya agar tak jatuh.

"Kak, a-aku bisa jelaskan semuanya!" kata Delisa. la mencoba meraih tubuh Agam. Namun, pria itu dengan sigap menghindar.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!" desis Agam. Kedua matanya memerah dan menatap Delisa dengan tatapan menusuk. Kemudian pandangannya beralih menatap pria yang sejak tadi hanya menunduk.

Agam segera menghampiri pria itu dan memberikan satu pukulan telak hingga pria itu jatuh tersungkur.

Bugh!

"Kak Agaam, hentikaaan!" teriak Delisa, tidak terima. la berdiri tepat di hadapan Agam untuk melindungi pria selingkuhannya agar tak lagi dihajar.

"Mulai sekarang kita putus!" desis Agam menatap Delisa.

Air mata Delisa mengalir bersamaan dengan kepergian Agam dari rumahnya. Ia tidak menyangka bahwa hari ini perselingkuhannya akan terbongkar.

Menyesal?

Delisa tidak tahu, dirinya...

Ah!

Di sisi lain, Agam merasa ia tengah ditertawakan. Ia berniat untuk memberi kejutan untuk sang kekasih, tetapi justru malah ia yang diberi kejutan. Kejutan yang benar-benar menginjak-injak harga dirinya.

Delisa sialan!

***

"Delisa... kau benar-benar ******," desisnya kembali memukul stir.

la segera turun dari mobil untuk meraup udara demi mengusir rasa sesak di dada. Ia berjalan gontai menuju kursi di pinggir jalan dan duduk di sana.

Kejadian menjijikkan sore tadi terus saja berputar di kepalanya. Rasa kecewa, marah, dan sedih terus terasa sampai akhirnya ia menyerah. Menangis di sunyinya malam ini.

Brugh!

Agam menoleh ke sumber suara. la terkejut mendapati sosok wanita tak sadarkan diri di samping mobilnya. Segera didekati wanita itu dan betapa kagetnya ketika melihat di wajah wanita itu dipenuhi dengan luka lebam dan darah di dahi serta pelipisnya.

Siapa dia sampai mendapat luka seperti itu?

Batin Agam terus melempar tanya. Namun, percuma saja karena ia pun tidak mengenal wanita itu. Meninggalkannya sendirian di pinggir jalan bukanlah hal yang tepat, sehingga ia memilih mengantarkannya ke rumah sakit.

Agam membuka puntu belakang mobilnya, kemudian menggendong wanita tadi dan menidurkannya di sana. Dengan kecepatan tinggi, ia melaju membelah jalanan yang semakin sunyi.

Tiba di rumah sakit, ia segera membawanya masuk dengan menggendongnya di punggung.

"Tolong gadis ini! Aku menemukannya pingsan di jalan!" seru Agam dengan napas terengah-engah.

Suster pun segera mengambil brankar dan menyuruh Agam menidurkan gadis itu.

"Tolong, bayar biaya administrasinya dulu ya, Tuan," kata suster tersebut. Lantas membawanya ke UGD untuk diperiksa.

Tanpa menunggu perintah lagi, Agam segera membayar administrasi dan menyusul gadis tersebut. Entah apa yang terjadi hari ini, pikirnya. Sehingga sejak tadi ia terus dibebani dengan hal-hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Agam pada Dokter Ethan yang menangani gadis tersebut.

"Luka-lukanya tidak terlalu parah. Saya sudah membersihkan luka dan mengobatinya. Dia pingsan karena mengalami dehidrasi dan stres yang terlalu berat. Apa Anda keluarga pasien?" tanya Dokter Ethan.

"Bu-bukan, Dok!" jawab Agam cepat.

"Saya hanya kebetulan saja menolongnya," sambungnya.

Dokter Ethan mengangguk-angguk. Ia memberikan resep obat pada Agam dan menyuruhnya untuk meminumkan air putih saat gadis itu sadar. Agam mengangguk patuh.

Masih ingatkah reader's kepada Dokter Ethan? Kisah cinta tulus antara Dokter Ethan dan wanita autis bernama Ainsley?

Tatapannya kini beralih pada gadis yang terbaring lemah di depannya. Agam mengamatinya dengan saksama. Gadis berkulih putih itu terlihat cantik meski ada luka di beberapa bagian.

"Sepertinya dia bukan gadis jalanan. Tapi, kenapa dia sampai begini," gumam Agam seolah-olah lupa dengan masalahnya dan malah terhipnotis oleh kecantikan gadis itu.

Sangat cantik!

Gadis itu bergerak, tersadar dari pingsannya. Kedua mata gadis itu menyiratkan tekanan batin yang kuat dan luka mendalam. Ia menatap Agam dan sontak, dirinya bangun dan ketakutan.

"Tolong! Jangan sakiti aku! Aku janji tidak akan mengadu!" racaunya sambil menangkupkan kedua tangannya menatap Agam ketakutan. Tubuhnya pun bergetar hebat saking takutnya.

"Hei, tenanglah!" Agam menepuk pundak sang gadis. Namun, malah jeritan memilukan yang terdengar di telinga Agam.

"Jangan! Aku mohon. Aku akan menurut, tapi jangan nodai aku!" racaunya lagi.

Agam akhirnya bisa menyimpulkan bahwa gadis tersebut adalah korban perkosaan. Namun, melihat keadaannya sepertinya ia hanya dilukai dan tak sampai diperkosa.

"Dengarkan aku, please!" Agam mencoba memberi pemahaman dengan menyentuh tangan sang gadis yang gemetar.

"Aku bukan orang jahat. Aku tidak akan menyakitimu. Aku akan menolongmu."

Entah mengapa Agam mengatakan hal itu. Perkataan tersebut lolos begitu saja dari mulutnya. Padahal, mengenal wanita itu pun tidak.

"Please, jangan takut," bujuk Agam. Suaranya begitu lembut, seolah-olah tengah membujuk anak kecil.

Sang gadis pun perlahan menurut. Meski ketakutan masih jelas di raut wajahnya. Ia menatap takut ke arah Agam, karena mungkin cemas jika pemuda tampan didepannya itu adalah orang suruhan.

"Di mana rumahmu? Biar aku antar," kata Agam. Tangannya masih mengenggam tangan sang gadis

"Pu-pulang?" Agam mengangguk.

Lima detik kemudian gadis tersebut kembali ketakutan. Wajah yang semula sudah normal kembali menunjukkan ketakutan dan kemarahan.

"Aku tidak mau pulang! Jangan bawa aku ke sana!" teriak sang gadis.

"Baiklah, baiklah. Aku akan membawamu ke tempat yang aman. Jangan takut," bujuk Agam lagi.

Sang gadis mulai melemah. Raut wajahnya berubah tenang, meski tatapannya masih menyiratkan ketakutan yang mendalam.

"Ini minumlah." Agam menyodorkan segelas air putih sesuai anjuran Dokter Ethan tadi. Gadis itu pun menerimanya dan langsung meneguk air tersebut hingga tandas.

"Sekarang ikut aku," ajak Agam. Ia membatu sang gadis turun dan menuntunnya keluar. Tak lupa ia menebus obat di apotik dan membayar seluruh biaya pengobatan sebelum benar-benar pergi.

Dalam perjalanan gadis itu hanya menunduk. Agam sesekali menoleh ke arahnya. Dalam hati ia bingung, apakah gadis itu harus dibawa pulang atau bagaimana?

Ini gadis lho Agam!

Kenapa hari ini hidup seorang Agam terlalu berwarna sekali reader's?

I P A - Agreement

"Turunlah!" Agam melepas seatbelt dan turun dari mobil. Namun, gadis tersebut masih diam seperti tidak ingin turun.

Pemuda tampan itu mengusap wajahnya frustasi karena menghadapi gadis seperti dihadapannya ini. Kepalanya terasa berdenyut karena hampir kehilangan kesabaran. Ia pun berjalan ke pintu kiri untuk dan membukanya.

"Turunlah, di dalam ada orang yang akan membantumu berganti baju. Mereka semua orang baik," kata Agam meyakinkan.

Puas!

Agam sangat lelah!!

Kenapa gadis ini malah menambah kelelahannya?

Tolong Tuhan!!

Sang gadis pun menurut. Ia melepas seatbelt kemudian turun. Kedua matanya melihat sekeliling. Rumah yang indah dengan halaman yang cukup luas tergambar di matanya.

Gadis itu mengikuti langkah Agam memasuki rumah tersebut. la berhenti saat Agam bicara dengan seorang wanita paruh baya dan sesekali menunjuk dirinya.

Agam pun masuk, sementara wanita paruh baya tersebut menghampiri sang gadis.

"Nona cantik, silakan masuk. Perkenalkan, nama saya Bi Santi. Mari ikut saya. Saya akan tunjukkan kamar Nona," katanya pada sang gadis.

"Nona namanya siapa? Kenapa bisa bertemu dengan Tuan Agam?" Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar dari bibir Bi Santi ketika mereka sudah sampai di kamar.

Gadis tersebut memindai sekeliling. Kamarnya cukup besar, dengan satu springbed, lemari, dan meja rias. Di sudut ruangan, tersedia kamar mandi. Jadi, ia tidak perlu keluar jika ingin mandi. Kamar tersebut kurang lebih hampir sama dengan kamarnya sendiri.

Luas!!

Seketika mengingat hal itu air mata sang gadis kembali luruh. la terisak dan bersimpuh dilantai, hingga membuat Bi Santi kebingungan.

"Lho, Nona? Kenapa, Non?" Bi Santi panik karena gadis tersebut semakin tergugu. Ia pun membawa sang gadis ke dalan pelukkannya. Menganggapnya sebagai putrinya sendiri.

"Kenapa? Kenapa semua jahat padaku." Gadis tersebut bicara dengan suara serak karena terus menangis.

"Sudah, sudah. Jangan menangis terus. Ada saya di sini. Jangan sedih ya, Nona cantik," kata Bi Santi sambil mengusap-usap punggung sang gadis.

Puas menangis, gadis tersebut menatap Bi Tini. la mencoba tersenyum pada wanita itu. Rasa syukur hadir dalam hatinya karena di dunia ini masih ada orang baik. Dan ia dipertemukan dengan salah satu dari mereka.

"Terima kasih Bi," kata gadis itu.

Bi Santi tersenyum seraya mengusap kepala gadis itu.

"Siapa namamu, Nona cantik?" tanyanya.

"Nama aku Anye. Anyelir Argasana."

Di ruangan lain, Agam tengah melamun di sisi jendela kamarnya. Pengkhianatan yang dilakukan Delisa membuatnya kehilangan gairah hidup. Selama ini, ia benar-benar tulus mencintai wanita itu. Memberikan segala kebutuhannya tanpa peduli dengan harga yang dibayar.

Namun, ternyata Delisa tidak pernah tulus mencintainya.

Andai...

Andai ia pulang tak memberi kabar, tentu kebusukan Delisa tidak akan pernah terbongkar.

Tapi dirinya bersyukur!

Entah!

Agam serasa dicampur adukkan bagai es campur!

Bimbang!

Tok!

Tok!

Tok!

Lamunan Agam buyar saat ketukan pintu terdengar. la mendekat dan membukanya. Sosok Bi Santi ia lihat tengah membawa secangkir kopi pesanannya.

"Terima kasih. Bagaimana keadaan gadis itu?" tanya Agam setelah mengambil kopinya.

"Dia sudah lebih baik, Tuan. Sudah bisa diajak bicara. Sepertinya sekarang dia sedang istirahat."

Agam mengangguk dan bertanya,

"Siapa namanya?"

"Namanya tadi... Anye. Anyelir Argasana."

"Baiklah, Bi Santi bisa pergi sekarang."

***

"Anye ...," gumamnya. Diletakkannya kopi di tangannya. Kemudian duduk bersandar di kursinya sambil terpejam.

"Sepertinya gadis itu bisa menolongku jika Delisa datang nanti," gumamnya.

***

Cahaya mentari menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar. Anyelir mengerjapkan matanya sambil meringis karena merasakan ngilu di sekujur tubuhnya. la beringsut turun dan keluar untuk membersihkan diri.

Luka lebam di tubuhnya masih terlihat jelas saat Anyelir membuka pakaiannya. Ia menghidupkan shower dan membiarkan tubuhnya terbilas air hangat di bawah guyuran shower. Rasa perih yang berasa dari lukanya perlahan menghilang. Hanya tinggal menyisakan rasa nyeri dan perih di dalam dadanya.

Air matanya kembali luruh, merasakan betapa kejamnya fitnah yang dibuat oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Ia harus menelan pil pahit akibat fitnah keji itu dengan harus kehilangan kepercayaan dari sang ayah dan harus terusir dari rumahnya.

Sakit!

Selesai mandi, Anyelir keluar menemui Agam untuk berterima kasih. Sejak semalam, ia masih takut. Namun, Bi Santi sudah menjelaskan bahwa Agam adalah pria yang baik dan tidak mungkin akan membahayakan dirinya.

"Bi," panggil Anyelir saat melihat Bi Santi di dapur.

"Eh, Non Anye sudah bangun. Sini, Non, duduk," kata Bi Santi.

Anyelir melihat seluruh isi rumah tersebut yang ternyata lebih indah dari pada yang dilihat dari luar. Namun, ukuran rumah Agam lebih kecil dari rumahnya.

"Bi Santi, pria yang kemarin ke mana?" Anyelir melempar tanya karena merasa bahwa rumah itu sangat sepi.

"Tuan Agam?" tebak Bi Santi.

Anyelir tak menjawab karena ia pun tidak tahu namanya.

"Yang kemarin menolong Non Anye namanya Tuan Agam. Dia sudah berangkat pagi-pagi sekali," jelas Bi Santi. Tangannya masih sibuk merajang sesuatu.

"Berangkat ke mana?"

"Ke kampus, Non. Tuan Agam itu seorang dosen." Jawaban Bi Santi menjawab semua pertanyaan di benak Anyelir.

Kalian tahu kan reader's saat masa kuliah Agam, Langit, dan Alister adalah sosok mahasiswa pintar. Yah, walau Langit dan Agam dulunya playboy!!

Hingga Agam bertemu sosok wanita bernama Delisa dan berakhir dengan cinta tulusnya yang dikhianati.

Balasan atas kelakuan masa lalunya kaki ya?

"Tuan Agam sudah pesan sama saya, supaya mengurus Non Anye dengan baik. Sekarang, Non Anye sarapan dulu sana! Saya sudah siapkan, tinggal ambil sendiri," kata Bi Santi dengan lembut.

Anyelir tersenyum. la benar-benar bersyukur karena masih ada yang peduli padanya. Ia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun, Tuhan memberikan jalan lain dengan mempertemukannya dengan orang-orang yang baik.

"Kenapa Non Anye senyum-senyum?" Bi Santi heran.

"Aku bersyukur, Bi. Ternyata Tuhan masih peduli padaku. Aku sudah difitnah, dihina, dipukuli, dan dibuang.

Aku sempat ingin mengakhiri hidup kemarin itu. Tapi, ternyata aku malah ditolong sama orang yang tidak aku kenal," papar Anyelir.

"Ya Tuhan, benar yang Non Anye bilang? Non Anye diperlakukan seburuk itu? Sama siapa?" Raut wajah Bi Santi berubah khawatir. Entahlah, pertama kali melihat Anyelir, hati Bi Santi seperti tak tega. la langsung menyayangi Anyelir saat itu juga.

"Iya, Bi. Padahal aku sendiri juga bingung. Kenapa mereka sejahat itu padaku," sahut Anye dengan mata basah karena mengingat kejadian memilukan itu.

Bi Santi memeluk Anyelir. Mengusap-usap kepala Anyelir dengan sayang. "Sabar. Mereka yang jahat pasti akan dibalas suatu saat nanti," ucapnya.

Anyelir mengangguk. Ia menghapus air matanya dan membalas pelukan Bi Santi. Ia sepeti benar-benar menemukan sosok seorang Ibu yang selama ini ia impikan.

"Terima kasih ya Bi. Bibi baik banget sama aku. Padahal 'kan kita hanya orang asing," kata Anyelir.

"Non Anye bukan orang asing. Sudah bibi anggap sebagai keluarga," sahut Bi Santi sambil tersenyum.

Anyelir diam. Ia menatap kosong ke depan. "Aku bukan keluarga Bi Santi atau pun Tuan Agam yang menolong aku.

Aku juga tidak mungkin tinggal di sini terus. Entah waktu itu kapan tiba, aku harus pergi dari sini," kata Anyelir. Ia mengisi gelas kosong di depannya dengan air putih, lalu meneguknya pelan-pelan.

Bi Santi menatap Anyelir iba. Benar yang dikatakan gadis manis itu. Tidak mungkin jika ia terus berada rumah ini. Kecuali...

"Nona Anye nikah saja sama Tuan Agam!" celetuk Bi Santi.

Byur!

Apa?

Sontak, Anyelir menyemburnya air dalam mulutnya usai mendengar celetukan Bi Santi.

"Bi Santi, jangan bercanda. Aku tidak mengenalnya. Bagaimana bisa hal itu terjadi?" kata Anyelir, sedikit sebal.

"Sepertinya kalian ini berjodoh. Karena bertemu pada masa-masa sulit," kata Bi Santi dengan mata berbinar.

Anyelir menggeleng kuat.

Menikah?

Dengan Agam?

Tentu saja itu adalah hal yang mustahil.

"Jangan ngaco deh, Bi. Udahlah, lanjutin masaknya."

Anyelir menajamkan penciumannya. Ia berdiri dan mencari sumber aroma gosong yang menyengat. Seketika ia melebarkan matanya saat melihat ayam dalam penggorengan telah berubah hitam.

"Bi Santiii ... gosong!"

Astaghfirullah hala'dzim!!

Telah terjadi kebakaran dalam masakan Bi Santi ya reader's!!

Seorang ayam jantan terbakar api neraka!

Sungguh!

Apakah ini azab bagi ayam pejantan?

Be like : Jangan lupa dukungannya ya!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!