🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
" *Justin Kakek mengatur kencan buta untuk mu, lokasinya di Kafe C\*\* pukul 14.00 ingat datang tepat waktu jika tidak maka kakek akan memukul mu menggunakan tongkatku sebanyak 14 kali* ." ucap Kakek David di telfon.
" Maaf Kek, Justin lagi sibuk kerja lagi pula buat apa Justin ikut kencan buta pada akhirnya aku akan menolaknya." balas Justin.
" *Dasar cucu kurang ajar, kau harus pergi kencan buta titik* ." teriak Kakek David, membuat Justin menjauhkan hpnya dari telinganya dengan wajah datar.
"*Kakek tidak mau tau, pokoknya kau harus pergi jika tidak kakek akan mati*." tegas Kakek David dan mengakhiri panggilan tersebut.
Di sebuah rumah yang seperti sebuah Istana megah Kakek David melempar hpnya ke meja dengan kesal. " Dasar cucu gunung es."
Sri yang melihat ayah mertuanya yang kesal khawatir melihat Kakek David yang hampir setiap hari marah karena kelakuan anaknya.
" Ayah jangan terus marah-marah Sri khawatir stroke ayah kumat." ucap Sri khawatir.
Kakek David menghembuskan nafas dengan kasar saat melihat menantunya berjalan ke arahnya setelah dari dapur. " Bagaimana ayah tidak marah jika anak mu sering menolak perjodohan dan membuat teman kencan butanya kesal kepadanya." Kesal Kakek David.
Sri meletakkan secangkir teh ke atas meja depan Kakek David. " Ayah silakan di minum tehnya dan redahkan emosi Ayah." ucap Sri dengan lembut.
Kakek David mengambil gelas tersebut dan meminumnya. " Sri, Ayah sangat kasihan kepada anak mu Justin dia setiap hari kerja dari pagi sampai pagi bahkan dia lupa untuk makan apalagi istirahat." mata Kakek David sayu saat mengingat cucunya yang tidak menjaga kondisi kesehatannya.
" Ayah takut jika Justin terus seperti ini kondisi kesehatannya akan semakin memburuk, kau bujuk anak mu agar menerima perjodohan yang akan Ayah atur."
" Baik Ayah, Sri akan membujuk Justin agar menerima perjodohan yang Ayah atur." ucap Sri menenangkan kakek.
" *Nak sampai kapan kamu akan seperti ini*." Batin Sri dalam hati.
\# Grup Beste L.B
Justin terlihat menghembuskan nafas kasar setelah menelfon dengan sang Kakek David, tidak mau ambil pusing Justin melanjutkan pekerjaannya yang terjedah tadi. Jam 10.00 Brian sekertaris pribadi Justin mengetuk pintu dan masuk saat pemilik ruangan berdehem.
" Permisi Pak, Jam 10.30 rapat akan dimulai." ucap Brian dengan sopan dan wajah datar.
Justin yang mendengar itu mengangkat tangannya, dan lanjut fokus ke komputernya dengan wajah datar namun tetap tampan. Brian yang melihat isyarat dari Bos nya undur diri dan menelfon staf agar segera kumpul di ruang rapat. Justin keluar dari ruangannya dengan stelan jas hitam tidak lupa dengan wajah dingin nya serta mata indahnya yang melihat lurus, sambil memperbaiki jam tangannya.
Justin berjalan memasuki lift dan turun ke lantai 10 tempat rapat dilaksanakan. Saat keluar dari lift semua karyawan lelaki yang melihatnya menunduk hormat tetapi berbeda dengan karyawan wanita mereka terpanah melihatnya bahkan ada yang saling tabrakan karena tidak fokus pada jalan tetapi malah fokus ke Justin dan tidak lupa di belakang Justin ada Sekertaris Brian yang tidak kalah tampan dari bosnya.
Saat memasuki ruang rapat semua orang sudah hadir dan berdiri menunduk hormat kepada Justin. Justin langsung duduk di kursi ke besarannya dengan wajah dingin nya dan mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk duduk.
"Silakan rapatnya dimulai." ucap Brian, seketika semua orang di dalam ruangan tersebut yang dari sebelumnya dingin tambah dingin karena takut akan kemurkahan Justin.
Justin orang yang disiplin bahkan datang sebelum 30 menit rapat dimulai dan jika ada yang tidak sesuai dengan keinginannya maka dia akan murka sehingga membuat orang lain ketakutan. Jam 12.00 rapat sudah selesai dan Justin meninggalkan ruang rapat tersebut, seketika orang yang di dalam ruangan tersebut menghembuskan nafas lega.
" Aku hampir mati ketakutan!! " ucap karyawan lelaki.
Justin dan Brian masuk ke lift. " Brian, kau saja yang menghadiri kencan buta yang Kakek jadwalkan."
" Maaf Pak, saya tidak bisa karena Tuan David sudah mengatur dan bahkan beliau menyiapkan seseorang untuk mengawasi anda." Brian menolak perintah Justin dengan halus.
" Aah sial, kenapa Kakek selalu mengatur kencan buta untuk ku." kesal Justin.
"*Karena anda harus membuang kebiasaan penyakit gila kerja anda tuan." batin Brian*.
"Arggh, kalau kakek seperti ini terus aku bisa gila nanti." teriak kesal Justin.
"*Yaah, saya bisa lebih gila jika anda terus menerus seperti ini tuan." curhat Brian dalam hati*.
Justin keluar dari dalam lift dan menuju ke ruangannya tidak lupa setelah sampai di ruangganya bukannya istirahat dan makan malah melanjutkan pekerjaannya padahal ini adalah waktu istirahat.
waktu menunjukkan pukul 13.30 berarti istirahat berakhir namun Justin belum juga beranjak dari tempat kebesarannya.
Brian mengetuk pintu ruangan Justin dan masuk ke dalam saat Justin berdehem. " Tuan kenapa belum menyentuh makanan anda ?" tanya Brian yang sedari tadi menyiapkan makanan tersebut tapi 1 jam berlalu Justin masih belum menyentuh sedikit pun.
" Aku tidak selera." jawab Justin tanpa mengalihkan pandangannya pada komputer di depannya.
" Apakah anda tidak menyukai makanan ini ?, kalau begitu saya akan membelikan makanan lain ?." tanya Brian lagi.
Justin mengalihkan pandangannya ke arah Brian, dan menatap Brian dengan tatapan tajamnya.
" Brian kenapa kamu selalu cerewet saat jam makan ? kalau kau lapar makah makanlah." teriak Justin kepada Brian dan kembali menatap komputernya.
"Dasar mengganggu ku saja."
"Astaga, aku rasanya sangat ingin menyumpal makanan ini ke mulut mu tuan" kesal Brian dalam hati.
"Tapi tuan anda harus makan, jika tidak Tuan besar dan Nyonya akan memarahi saya karena tidak memperhatikan anda." ucap Brian.
"Arggh, baiklah-baiklah aku akan makan." ucap Justin sambil memukul meja kerjanya.
Brian seringai saat Justin berjalan ke arah meja tamu di depan meja kerjanya dan melahap makanannya tapi hanya lima suap saja Justin sudah berhenti makan.
" Biarkan saja, yang penting dia sudah makan setidaknya perutnya tidak kosong." batin Brian.
Jam 14.00 Brian mengantar Justin ke Cafe Cris, Justin sengaja pergi jam 14.00 agar dia terlambat dan membuat pasangan kencang butanya marah dan tidak menyukainya. Jam 15.00 Justin sampai di Cafe Cris, sebenarnya Cafe Cris dekat dari perusahaan tapi Justin memarahi Brian dan menyuruhnya memutar agar lama dijalan.
Justin memasuki Cafe tersebut dan melihat seorang gadis yang berpakaian dres putih yang sangat minim. Dari kejauhan terlihat mimik wajah gadis itu sangat kesal dan hal itu membuat Justin tersenyum.
"Astaga, kali ini kakek memilih seorang gadis yang pakaiannya kekurangan kain." ucap Justin melihat jijik wanita tersebut.
Saat Justin berjalan ke meja gadis tersebut, gadis itu melihat Justin dan terpanah kepada ketampanan dan tubuh berotot Justin. Justin duduk di kursi di depan gadis tersebut seketika gadis tersebut tambah melotot karena ternyata Justin adalah teman kencannya.
" Hayy, kamu Justin ?" tanya gadis itu.
"Hemm."
" Oiya, kenalin nama aku Gisel." ucap gadis itu merapikan rambutnya ke belakang telinganya sambil mengulurkan tangannya.
"Tidak usah aku kesini bukan untuk kencan buta dengan mu tapi aku akan memberitahu mu bahkan kencan buta ini berakhir karena aku tidak menyukai mu." ucap Justin dingin dengan seringai di bibirnya.
Gisel melihat itu sangat kesal karena seakan di rendahkan. " Dasar lelaki breng\*\*k." umpat Gisel dan menyiram Justin dengan minumannya.
Tapi Justin lebih cepat menghindar dari lemparan Gisel. "Ini cek, kau bisa menulis berapapun yang kamu mau itu sebagai ganti rugi untuk mu." ucap Justin meletakkan cek tersebut dan pergi tanpa merasa bersalah.
"Dasar pria breng\*\*k." teriak Gisel.
Justin tersenyum tipis dan keluar dari Cafe meninggalkan Gisel yang memakinya.
"Kembali ke perusahaan." perintah Justin.
"Baik tuan." Brian membuka pintu mobil dan mengendarai mobil menuju ke perusahaan. Brian melirik ke seberang jalan yang dia yakini kalau itu suruhan kakek David.
"Apaaa, Justin melakukan itu lagi ?." teriak Kakek David.
" Iya Tuan Besar."
"Dasar bocah tengil bisa-bisanya dia memberikan cek kosong pada pasangan kencang butanya." Kakek David sangat emosi.
" Dia pikir siapa dia bersikap seperti itu."
" Ayah redahkan emosi ayah." Sri mencoba merendahkan emosi mertuanya.
" Bagaimana aku bisa tidak emosi Sri kalau cucu ku seperti ini, Arrg sudah umur 28 tahun tapi belum juga menikah." Kakek David mendaratkan bokongnya di sofa.
" Kau tau Sri semua teman ku sudah memiliki cicit bahkan, cicitnya hendra sudah memiliki anak, sedangkan aku bahkan memiliki cicit saja belum ada." curhat Kakek David pada menantunya.
" Kalau Justin seperti ini terus bisa-bisa aku tidak memiliki cicit tapi cicak, dasar cucu jomblo." ejek Kakek David yang membuat Sri dan beberapa pelayan mendengarnya tertawa.
Kakek David tidak tinggal diam dia mengambil hpnya dan menelfon Justin.
" Halo kek, maaf kek aku lagi sibuk."
" Sibuk sibuk, kau selalu saja sibuk pantas saja kau selalu jomblo bocah tengil." teriak Kakek David.
" Aku memeng jomblo kek tapi banyak gadis yang mengantri untuk ku tapi aku tidak menyukai mereka." ucap Justin sombong.
" Hahaha, percuma ganteng kalau jomblo bahkan cicak saja tidak jomblo dan memiliki anak tapi kau bahkan menikah saja tidak, kau kalah oleh seekor cicak anak tengil." ejek Kakek David.
" Terserah Kakek saja, aku akan mengakhiri panggilan ini aku masih memiliki sangat banyak pekerjaan yang belum selesai." ucap Justin dan mengakhiri panggilan sepihak sehingga membuat Kakek murka.
"Kakek sangat kekanak-kanakan bisa-bisanya membandingkan cucunya dengan seekor cicak." ucap Justin menggeleng dan lanjut fokus pada komputer dan berkas didepannya.
" Halo halo halo bocah tengil." teriak Kakek David.
" Lihat Sri anak cicak ini menutup telepon secara sepihak dasar anak cicak." umpat Kakek David sambil menunjuk hpnya kepada Sri, Sri hanya tertawa melihat kelakuan ayah mertuanya dan anaknya.
" Sri, ayah tidak bisa membiarkannya seperti ini." Kakek David berdiri dari sofa.
" Apa maksud ayah ?"
"Ayah harus balik ke Eropa untuk mencari gadis baik-baik yang bisa merubah Justin."
" Apa sampai harus pulang ke Eropa Ayah ?"
" Iya, siapkan perlengkapan ku aku akan pulang sore ini." perintah Kakek David.
" Baik Ayah, Sri akan menyiapkannya." Sri undur diri dan ke kamar kakek david bersama pelayan untuk merapikan koper kakek David.
Jam 16.00 Kakek David berangkat ke Eropa menggunakan pesawat pribadinya, sebelum itu Kakek David berangkat ke bandara di antar oleh supir keluarga Batvin.
" Sri, kau seharusnya di rumah saja kenapa harus mengantarku ke sini ?" omel Kakek David.
" Biarkan Sri mengantar Ayah." ucap Sri.
" Heem, terserah kau saja."
" Apa, Ayah harus pergi ?" tanya Sri memastikan.
" Yah tentu saja aku harus pergi ini semua demi masa depan cucuku." tegas Kakek David.
" Selama Ayah tidak ada disini kamu harus mengawasi David dengan baik." perintah Kakek David dan dibalas anggukan dari Sri.
Saat memasuki bandara Kakek David menyuruh supir mengantar Sri, Sri menolak tapi karena deheman kakek David yang tandanya tidak ingin di bantah membuat Sri undur diri dan meninggalkan Kakek David.
Kakek David bersama 2 perawatnya dan 2 pengawalnya pulang ke Eropa. Kakek David berjalan menggunakan tongkatnya menuju ruangan VIP yang sudah disediakan, Kakek David duduk di sofa yang di tunjukkan perawat untuk menunggu pengawal mengurus keberangkatannya.
Mata Kakek David tidak tinggal diam, dia selalu melihat suasana di luar ruangan VIP yang di lindungi kaca cermin atau
biasa disebut reflective glass sehingga orang dalam ruangan bisa melihat orang luar tapi orang luar tidak bisa melihat orang yang ada di dalam ruangan.
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...
🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
Entah apa yang di lihat kakek David sampai-sampai matanya berbinar-binar sambil garis bibirnya terangkat.
" Astaga, mari Nek saya bantu." ucap seorang gadis yang menolong seorang nenek yang jatuh saat di tabrak oleh seorang anak muda karena mengejar jadwal keberangkatan pesawat.
" Nenek baik-baik saja ? apakah ada yang sakit ? ." Tanya gadis tersebut kepada sang nenek.
" Nenek baik-baik saja berkat mu, Terima kasih nak." ucap nenek tersenyum.
" Syukurlah nenek baik-baik saja, nenek mau ke mana ? biar saya antar." ucap gadis tersebut menawarkan diri.
" Antar nenek duduk disitu saja." tunjuk nenek ke arah kursi yang tidak jauh dari mereka.
Gadis tersebut tersenyum dan memapah Nenek ke kursi sambil mengangkat barang sang Nenek.
"Ooh iya, nama kamu siapa nak ?" tanya Nenek.
" Nama saya Angel Nek." Jawab gadis tersebut sambil tersenyum.
" Astaga bukan hanya nama mu yang Angel tapi hati mu juga seperti malaikat." puji Nenek kepada Angel secara tulus.
" Hahaha, Nenek bisa aja." tawa tersipu Angel.
Mereka saling tersenyum dan Angel pamit ke sang nenek karena pekerjaannya belum selesai. " Saya pamit dulu ya Nek, semoga mendarat dengan selamat." ucap Angel dan dibalas senyum oleh sang nenek.
Di ruangan VIP kakek David tersenyum melihat Angel dari kejauhan entah apa yang ada di pikirannya sehingga membuatnya tertawa bahagia.
" Tuan besar 30 menit lagi pesawat akan berangkat." ucap pengawal.
"Batalkan penerbangan hari ini." perintah kakek David yang membuat semuanya bingung.
" Baik Tuan." ucap pengawal dan menelfon seseorang agar membatalkan penerbangan.
" Ooh dia cleaning servis di sini." gumam Kakek David sambil menganggukkan kepalanya.
Kakek memperhatikan gadis tersebut yang membersihkan kaca sambil tersenyum, senyumnya sangat cerah seperti seseorang yang tidak memiliki beban sedikit pun. Tiba-tiba mata Kakek David berbinar-binar lagi.
" Hey kalian, kemari." panggil kakek David kepada kepada 2 pengawal dan 2 perawatnya.
Mereka tidak tau apa yang akan Kakek katakan tapi mereka merasa sedikit aneh kepada Kakek karena mata Kakek berbinar sambil tangan telunjuknya bergerak isyarat mendekat kepada Kakek David. Kakek David berbisik kepada mereka sambil tersenyum dengan penuh rencana.
" Aku ingin kalian kalian pura-pura tidak mengenalku, kalian cukup mengawasi ku dari jauh saja, mengerti." perintah Kakek David.
Mereka berempat mengangguk tanda mengerti "Baik tuan." sahut mereka berempat.
" Apa yang akan tuan besar lakukan ?" batin perawat 1.
" Aduh perasaanku tidak enak." batin pengawal 1.
" Sepertinya aku harus membawa obat-obatan tuan besar untuk jaga-jaga." batin perawat 2.
" Entah apa yang tuan besar rencanakan tapi firasat ku mengatakan kalau akan ada bencana." batin pengawal 2.
Kakek berdiri dengan semangat yang berapi-api. " Ikut aku, ingat pura-pura tidak mengenalku dan jangan panik oke." ucap Kakek David dengan antusias sambil berjalan keluar ruangan VIP.
Kakek David lari ke arah pintu lebih tepatnya mendekati Angel yang sedang mengelap kaca. Tiba-tiba Kakek David terjatuh dan sesak nafas.
Semua orang kaget dan tiba-tiba lari ke arah Kakek David tapi tidak ada satu pun yang berani menyentuh kakek David karena takut di tuduh. Angel yang melihat Kakek David sesak nafas langsung mendekati Kakek David dan memberikan pertolongan pertama.
"Kakek bertahanlah." teriak Angel yang sambil menelfon Ambulanc. " Ada seorang Kakek yang tiba-tiba sesak nafas, iya di Bandara B*****, baik secepatnya pak." ucap Angel dengan suara yang begitu cemas.
" Kakek sadarlah." Angel menepuk pipi sang kakek. " Tetap buka matamu kek. Tetap bersama ku." teriak Angel sambil menepuk pipi Kakek David.
Kakek David senang dalam hati. " Hahaha, sudah kuduga kau orang baik, aku sudah putuskan kamu akan jadi menantu cucuku." batin Kakek David.
Pengawal dan perawat Kakek David sangat syok saat Kakek David lari dan terjatuh, saat mereka mau menolong Kakek, tapi mereka berhenti saat melihat Kakek berkedip ke mereka dan tersenyum tipis. Mereka pun berhenti panik dan ikut mendekat ke Kakek tapi hanya menonton akting Kakek David yang sedang menipuh banyak orang dan seorang gadis yang sedang menolongnya.
Ambulanc pun datang dan membawa Kakek David, sebelum Ambulance berangkat Kakek David memberi kode kepada pengawalnya.
" Maaf nona, apakah nona bisa ikut dengan tuan kami ?" ucap pengawal.
" Haa ? maaf saya tidak bisa." tolak Angel dengan halus.
" Saya mohon nona." ucap pengawal memohon dengan wajah iba.
" Nona naik lah cepat, pasien harus dibawah secepatnya ke rumah sakit." teriak petugas Ambulance.
" Haaa, baiklah." ucap Angel dan masuk ke mobil.
Sesampai di Rumah Sakit S, semua dokter dan perawat sangat panik karena pasien yang mereka akan tangani adalah tuan besar Leonal Batvin atau pemilik rumah sakit ini.
Kakek David di bawah ke ruangan ICU dan di ikuti Angel, Angel sangat panik dan tidak berhenti mondar mandir di depan ruangan ICU. Dan kakek David yang masuk di ruang ICU langsung bangun dari ranjang ICU, dokter dan perawat sangat kaget karena Kakek David tiba-tiba bangun dan terlihat baik-baik saja.
" Tuan besar anda tidak boleh langsung bangun, biarkan saya memeriksa anda." ucap dokter dengan sopan.
" Tidak usah, aku baik-baik saja." tolak Kakek David dan berdiri dari duduknya.
Kakek David mengintip ke luar tapi tidak melihat dengan jelas hanya melihat bayangan seorang gadis yang mondar mandir dari tadi. Kakek David tersenyum melihat itu.
" Haha, lihat dia sangat khawatir padaku."
" 10 menit lagi kita akan keluar dari sini dan kalian pura-pura sedang menangani ku dan bawah aku ke kamar VIP." perintah kakek David.
"Baik tuan." jawab mereka.
10 menit kemudian dokter keluar dari ruangan ICU. " Dok bagaimana keadaan pasien ?" ucap Angel sangat khawatir.
" Pasien sudah melewati masa kritis sekarang pasien akan di bawah ke ruangannya." jelas dokter dan pergi meninggalkan Angel.
Kakek David keluar dari ruangan ICU dan di bawah ke ruangan VIP tidak lupa Angel dan ke 4 bawahan kakek David mengikuti kakek.
"Apaa !!! , Ayah masuk rumah sakit." Teriak Sri saat menerima telepon dari pengawal kakek David.
"Iya nyonya, sekarang tuan besar berada di ruma sakit S."
" Baik kamu jaga ayah ku, aku akan segera ke sana." ucap Sri sangat khawatir.
Setelah memutuskan panggilan Sri menelfon anaknya." Justin cepat pergi ke rumah sakit S Kakek mu mengalami sesak nafas."
" Baik mom." Justin mematikan telfonnya dan mematikan komputernya.
" Brian." panggil Justin.
" Iya tuan." jawab Brian yang baru masuk ke ruangan Justin.
" Kita ke rumah sakit S." ucap Justin dan dibalas anggukan oleh Brian.
20 menit perjalanan mobil Justin sampai di parkiran rumah sakit, mereka masuk ke rumah sakit menuju ke kamar VIP yang di tempati Kakek David. Di setiap langkah Justin dan Brian membuat semua karyawan rumah sakit memberi hormat dan tidak lupa banyak gadis yang terpesona dengan ketampanan mereka bahkan ada yang sampai pingsan.
Justin dan Brian sampai di depan kamar Kakek David di rawat, saat Brian membuka pintu untuk Justin. Justin kaget karena melihat seorang gadis di dalam ruangan itu yang sedang merawat Kakek sambil berbincang ringan tapi terlihat kakek sangat senang bersama gadis itu sehingga membuat Kakek David tersenyum dan sesekali tertawa.
" Siapa gadis itu apakah dia perawat tapi dari pakaiannya seperti pakaian cleaning servis."
" Kakek, Justin datang." ucap Justin saat memasuki kamar Kakek David.
" Kau sudah datang cucu tengil."
" Kenapa Kakek masuk rumah sakit." tanya Justin.
" Yaah, kamu pikir Kakek masuk rumah sakit karena mau main-main cucu tengil." kesal Kakek dan membuat Angel panik.
" Kakek, redahkan emosi Kakek." ucap Angel khawatir dan membuat ujung bibir Kakek mengembang.
" Tapi aku lihat Kakek baik-baik saja, mungkin saja Kakek sekarang lagi akting." ucap Justin melirik Angel sambil duduk di sofa.
" Terserah kau saja cucu durhaka." ucap Kakek David pasrah dan tidak ingin marah-marah di depan Angel.
Tiba-tiba Sri masuk ke kamar Kakek David sambil ngos-ngosan dan terlihat wajah Sri sangat khawatir dengan banyak buih keringat di wajahnya.
" Ayah." teriak Sri berlari ke Kakek David.
" Sri, kenapa kau berlari seperti itu, jika kau jatuh suami mu akan khawatir dan pulang ke Indonesia." omel kakek David.
" Apa ayah baik-baik saja ? kenapa bisa sesak nafas ayah ? ini semua salahku karena tidak mengantar ayah." Sri menangis tersedu-sedu dan menyalahkan dirinya sendiri.
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, ini bukan salahmu, berhenti selalu menyalahkan dirimu." ucap Kakek David sambil mengusap kepala Sri.
Angel yang melihat itu sangat terharu dengan hubungan mereka sedangkan Justin hanya menunjukkan wajah datar.
" Maaf ayah, Sri terlambat datang karena jalanan sangat macet." ucap Sri sambil mengusap air matanya, yah wajar macet karena sekarang adalah jam pulang.
Sri baru sadar dengan seorang gadis yang berada di dalam ruangan ini. Angel yang di tatap oleh Sri mulai mengembangkan senyumnya.
"Eeh, ternyata ada seorang gadis cantik disini." ucap Sri.
" Haha, iya nyonya perkenalkan saya Angel." ucap Angel menjabat tangan Sri dan mencium telapak tangan Sri.
" Waah, kamu sangat sopan cantik lagi." puji Sri.
" Kakek dia siapa kenapa ada disini ?." tanya Justin yang dari tadi penuh dengan tanda tanya karena kehadiran gadis tersebut.
" Dia adalah gadis yang menolong ku di Bandara tadi."
" Benarkah, astaga untung ada kamu Angel jika tidak kondisi Kakek akan memburuk." ucap Sri sambil mendekati Angel dan memeluknya.
" Terima kasih Angel, sifat mu seperti namamu nak, kau malaikat yang membantu keluarga kami." ucap Sri sambil mengelus kepala Angel.
Sri sangat menyukai Angel karena Angel sopan, baik, dan bonus cantik. Sri memandang Angel sangat tulus seperti pandang seorang ibu ke anak.
" Tidak masalah bu, kalau begitu saya pamit undur diri." ucap Angel ingin pamit karena niatnya kesini hanya menemani kakek David sampai keluarganya datang.
" Kenapa bukan dari tadi atau kau mengharapkan imbalan dari kami." ucapan Justin membuat hati Angel sakit karena direndahkan sedangkan Kakek David dan Sri marah mendengar Justin.
" Tidak tuan, saya tidak memiliki maksud seperti itu." ucap sendu Angel.
" Justin apa yang kau katakan, tidak sopan seperti itu kepada orang yang sudah menolong Kakek mu." tegur Sri.
" Laah, semua orang nggak akan baik seperti itu karena mereka ujung-ujungnya juga meminta imbalan kepada kita."
"Justin kenapa kau bicara seperti itu, Kakek yang membawa Angel kesini, lihat uang ini aku memberikannya untuknya tapi dia menolak." Kakek emosi dan melempar uang yang di dalam amplop ke kepala cucunya.
" Angel bukan orang yang seperti kau tuduhkan." ucap kakek David.
Justin tidak terima kakek dan momy nya memihak Angel yang statusnya orang luar.
" Kakek semoga lekas sembuh saya pulang dulu." ucap Angel tersenyum.
" Nak Angel biar di antar sama Brian yah." Sri menawarkan tumpangan kepada Angel.
"Terimakasih nyonya, tapi tidak usah repot-repot, saya akan naik angkot saja nyonya." tolak Angel dengan sopan.
" Tidak, saya tidak mau Angel menolak." ucap Sri dan Angel terpaksa menerima kebaikan Sri karena tidak enak menolak.
" Udah sana pulang menganggu pemandangan aja." usir Justin membuat Kakek dan Sri menatap tajam ke arah Justin, Justin yang di tatap hanya memutar matanya dan menunjukkan wajah datar.
" Sampai jumpa Angel." ucap kakek sambil melambaikan tangannya ke Angel.
" Iya kek, Angel pulang dulu." pamit Angel.
" Sampai jumpa ? seharusnya selamat tinggal lagi pula mereka tidak akan bertemu lagi." batin Justin.
" Mari ikut saya nona." ucap Brian dengan wajah datarnya, Angel mengangguk dan mengikuti Brian.
Angel mengikuti Brian dari belakang sesekali melihat sekitar ternyata sudah mau magrib.
" Aduh gimana ini, tadi aku ninggalin pekerjaan aku, pasti mbak Merlin akan megomeli ku." batin Angel khawatir.
Brian dan Angel masuk ke mobil. " Nona mau di antar kemana ?" tanya Brian.
" Ke Bandara B***** saja tuan." ucap Angel
...****************...
🌹🌹 Thank you for reading 🌹🌹
🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
Brian menyetir menuju ke Bandara B*****, sesampainya di depan Bandara Angel turun.
" Terimah Kasih tuan, selamat jalan." ucap Angel dan dibalas deheman oleh Brian.
Mobil melaju meninggalkan Angel di depan Bandara, Setelah mobil Brian sudah tidak terlihat Angel pun masuk ke Bandara dan menuju ke ruangan khusus cleaning servis.
" Sepertinya mbak Merlin sudah pulang, syukurlah." batin Angel dengan sudut bibir terangkat ke atas.
" Angeelll." teriak seorang wanita di belakang Angel, seketika Angel kaget karena teriakan Mbak Merlin.
" Mbak Merlin."
" Dari mana saja kau haa ?" teriak Merlin berjalan mendekati Angel.
" Aku, aku tadi habis menolong seorang Kakek yang mengalami sesak nafas dan aku menemani Kakek tersebut ke rumah sakit mbak." jawab Angel membela diri.
" Alasan saja kau, pasti itu cuma akal-akalan mu saja agar bisa membolos kan." ucap Merlin menuduh Angel.
" Tidak Mbak Merlin, saya tidak membolos saya sungguh menolong seorang Kakek tadi." Angel membela diri.
" Sudah-sudah kau sana pergi mengerjakan membersihkan semua WC di bandara ini." ucap Merlin memberikan tugas pada Angel.
" Tapi Mbak Merlin.." ucap Angel tidak terima hukuman itu.
" Apaa haa, udah sana kerjain aja." Merlin mengusir Angel.
" Udah di kasi hukuman ringan karena sudah bolos malah menolak, dasar tidak tau diri." ucap Merlin.
Angel dengan perasaan tidak terima hukumannya sangat kesal tapi menurutnya marah tidak ada gunanya lebih baik dia bersabar saja. Sebenarnya bukan hukumannya yang membuat Angel kesal tapi karena Mbak Merlin menuduhnya bolos kerja.
Angel pun membersihkan semua WC di bandara yang totalnya 10 WC tapi Angel hanya membersihkan 3 karena tiba-tiba Angel di suruh pulang oleh petugas keamanan Bandara karena waktu menunjuk pukul 21.00 malam.
Angel pulang ke rumahnya menggunakan motor buntutnya. Saat sampai rumah Angel langsung tertidur pulas di kasurnya.
Hari sabtu di pagi hari tepatnya di rumah keluarga Leonal Batvin, semua pelayan sibuk dengan tugas mereka masing - masing.
Sedangkan Kakek David dan Justin olahraga di ruangan yang isinya fasilitas olahraga lengkap di sana.
Momy Sri asik sendiri dengan tanaman bunganya yang setiap hari makin indah dan segar karena berkat momy Sri yang merawatnya.
" Andai saja aku memiliki anak perempuan aku pasti akan mengajaknya merawat bunga setiap hari." gumam momy Sri.
Momy Sri tersenyum saat sudah selesai menanam bunga Janda Bolong dan merapikan sedikit tanamannya, momy Sri meninggalkan taman bunganya dan masuk ke rumah.
Momy Sri membilas tangannya dan menuju ke dapur membantu para bibi yang memasak untuk sarapan pagi. 30 menit kemudian makanan sudah tertata dengan baik di atas meja dan momy Sri memanggil Kakek David dan Justin.
Mereka sudah berada di meja makan dan mulai sarapan pagi meja makan sangat hening karena sudah peraturan kalau makan nggak boleh berbicara.
Selesai makan Kakek David mengajak bicara Justin. " Justin ikut kakek ada yang ingin kakek katakan." Kakek David angkat bicara saat semua selesai makan.
Kakek David berjalan ke arah ruang keluarga dan di ikuti Justin dan Sri. Kakek David duduk di kursi sofa tunggal.
" Apa yang ingin Kakek katakan ? cepatlah sedikit masih banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan." ucap Justin datar sambil duduk di sofa dekat Kakek David.
" Dasar cucu tengil udah jomblo gila kerja lagi." ejek Kakek David.
Momy Sri hanya diam memerhatikan mereka sambil memakan buah di piringnya.
" Justin, Kakek ingin kamu menikah dengan Angel." ucap Kakek David yang membuat Justin kaget dan matanya melotot sedangkan Momy Sri hanya tersenyum.
" Maksud Kakek gadis semalam yang membantu Kakek ?" tanya Justin dengan mimik wajah yang sedikit marah.
" Iyaa, kakek yakin dia gadis baik dan dia bisa memberikan pengaruh positif untuk mu."
" Tidak Kek, aku tidak mau." Justin menolak dan berdiri dari duduknya.
" Kakek tidak mau di bantah sekarang duduk." teriak Kakek David.
Semua orang tau bahwa Kakek orangnya keras kepala sekaligus tegas jika dia mau ini maka harus terwujud.
"Arrggh." teriak Justin sambil melemparkan bokongnya di sofa.
" Kakek dia bukan gadis baik-baik gadis itu hanya menginginkan harta kita saja." ucap Justin menjelekkan Angel.
" Kau pikir Angel sama dengan mantan mu itu haaa ?" teriak kakek david membuat Justin diam.
" Angel 100 kali lebih baik dari pada mantan mu itu." teriak Kakek David lagi.
" Tidak usah membanding - bandingkan mereka Kakek. "
"Sudah lah Kek, yang intinya aku tidak mau menikah dengan gadis itu jika Kakek masih memaksa maka Kakek saja yang menikah dengannya."
" Dasar cucu durhaka." teriak Kakek melihat Justin berdiri dan menaiki tangga.
" Sri apa yang harus aku lakukan agar Justin dan Angel bersatu."
"Apa ayah sudah yakin jika Angel anak baik."
" Ayah sudah mencari informasi tentangnya dia anak yatim piatu, ibunya meninggal saat umur 16 tahun sedangkan ayahnya meninggal saat dia berumur 19 tahun, dia sekarang kuliah di jurusan Manajemen."
" Angel sangat tangguh bahkan kerja sambil kuliah itu sangat melelahkan." ucap Sri merasa kasihan dengan Angel.
Sri berpikir bagaiman cara membantu Angel dan anaknya bersatu seketika matanya melotot saat mendapat ide.
" Ayah bagaimana jika kita membuat Angel bekerja disini sebagai pelayan pribadi Justin." momy Sri antusias dengan rencananya.
" Justin pasti tidak mau." Kakek menolak ide momy Sri karena pasti Justin tau rencana mereka dan menolaknya secara mentah-mentah.
" Tidak Ayah kita tidak secara langsung mempekerjakan Angel sebagai pelayan Justin."
" Terus bagaimana." tanya Kakek David dan membuat momy Sri tersenyum.
Momy Sri menjelaskan kepada Kakek tentang rencana Sri dan membuat Kakek tersenyum.
" Ide yang sangat bagus Sri." puji Kakek mengangkat jempolnya Sri tersenyum dan mengangkat jempolnya juga.
Kakek mengambil Hpnya dan menelfon Ceo Bandara B\*\*\*\* tempat kerja Angel.
" Halo tuan besar, ada yang bisa saya bantu ?" tanya diseberang sana.
" Iya, saya mau kamu membantu saya untuk memecat karyawan mu." ucap Kakek David.
" Apa maksud tuan, siapa yang di pecat tuan ?"
" Iya cepat telfon bagian cleaning servis dan pecat karyawan yang bernama Angel sekarang juga." perintah Kakek dan memutuskan panggilan.
Ceo tersebut panik dan segera menelfon bagian cleaning servis untuk memecat Angel yang jelas-jelas tidak berbuat salah.
" Ini, ambil lah mulai hari ini kau di pecat." ucap Merlin memberikan amplop coklat berisi uang lebih tepatnya gaji Angel.
" Haa, di pecat tapi saya salah apa ?" ucap Angel dengan wajah kaget serta keringat yang bercucuran karena habis membersihkan.
" Tidak tau, lebih baik kau cepat bereskan barang-barang mu dan tinggalkan Bandara ini." ucap Merlin dan meninggalkan Angel yang hampir menangis.
Sebenarnya Merlin sangat kasihan kepada Angel karena dia di pecat tiba-tiba, bahkan Merlin sempat ke ruangan staf cleaning servis untuk protes tapi setelah mengetahui CEO yang turun langsung memecat Angel
maka Merlin tidak bisa protes lebih jauh.
Angel berjalan sambil kepala menunduk ke bawah menuju ke ruangan peristirahatan cleaning servis.
🌹🌹 Thank you for reading 🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!