NovelToon NovelToon

Wanita Dengan 2 Suami

1. LOVE IS BLIND

" Harvey jangan....aku takut..." ucap seorang gadis lugu bertubuh mungil yang memiliki senyum super manis di wajah baby face nya. Ia bernama Virginia yang biasa di panggil Virgi. Seorang gadis lugu dengan pola pikir polos nya.

Ia nampak ketakutan saat kekasihnya Harvey mengajaknya masuk ke dalam kamarnya dimana saat itu di rumah mewah kekasihnya itu sedang kosong . Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai pengusaha itu sedang pergi ke luar kota . Dan kakek Harvey yang biasanya selalu di rumah dengan suster yang merawatnyapun sedang pergi ke rumah sakit.

" Ayolah Virgi sayang... Aku benar benar tidak bisa menahan diri ku lagi..... 3 hari tidak melihatmu aku terlalu rindu..." ucap Harvey yang memang sudah absen 3 hari karena sakit. Dan hari ini sepulang sekolah Harvey meminta Virgi kekasihnya untuk menjenguknya di rumahnya.

Harvey menatap Virgi dengan wajah menghiba seolah benar benar menginginkannya. Ia memohon penuh kesungguhan pada kekasihnya itu agar mau bersamanya untuk melepaskan segenap hasrat di hatinya.

" T...tapi..." Virgi masih sulit untuk bersedia mengabulkannya. " Aku tidak mau... Ini terlalu jauh..kita masih sekolah.." Virgi menolak Harvey karena ia ingat pesan kedua orangtuanya

' Jadi perempuan itu harus bisa jaga diri...Jangan mudah jatuh ke pelukan pria...Perempuan itu kalau sudah jatuh ke pelukan laki laki yang bukan suaminya sudah tidak punya nilai di mata pria... Dia tidak punya harga diri lagi...sulit untuk mencari suami lagi....'

" A...aku mau pulang saja.." Virgi ingin cepat kabur saja dan pergi secepatnya dari rumah kekasihnya itu.

" Kamu cinta padaku nggak sih ?" tanya Harvey menyudutkan Virgi. Langkah kakinya tercekat sehingga ia sesaat menghentikan niatannya untuk pergi.

" Kenapa kamu tanya... Sudah jelas kan...aku kesini untuk menjengukmu karena peduli padamu...karena aku sayang padamu...aku sampai bolos sekolah agar bisa bertemu kamu.." jawab Virgi

" Kalau begitu buktikan... Tunjukkan cintamu.. Jangan cuma omongan saja..." kata Harvey lagi.

" Tapi bukan begini juga Harvey ...kita masih kls 2 SMA...kita masih sekolah.."

" Ah sudahlah... Bikin kesal saja... Sekarang kamu pilih ...bersamaku atau putus ? "

Virgi begitu terkejut mendengar ucapan kekasih yang sangat di sayanginya itu. Harvey benar benar menyudutkannya dengan desakan pilihan yang membuatnya dilema itu. Kalau ia menuruti kekasihnya ia akan hancur tapi jika tidak ia akan lebih hancur lagi karena akan kehilangan kekasih yang sudah berpacaran dengannya selama 1 tahun itu. Ia tidak akan sanggup berpisah dengan laki laki yang selama 3 tahun di sukainya itu.

3 tahun lamanya cintanya bertepuk sebelah tangan karena Harvey justru berpacaran dengan sahabatnya Sidney . Ia dan Harvey sudah berteman sejak dari kelas 2 SMP. Harvey adalah murid pindahan . Mereka bersekolah di sekolah yang sama, bahkan satu kelas. Namun Harvey kala itu menyukai sahabatnya. Dan baru setelah mereka putus Harvey mau meliriknya, mendekati dia dan akhirnya berpacaran dengannya.

Virgi begitu berhati hati menjaga hubungannya dengan Harvey karena tidak ingin berpisah darinya. Bagi Virgi, Harvey adalah obsesi cinta terbesarnya.

" A..aku tidak mau putus darimu Harvey..." ucap Virgi dengan air mata berjatuhan . Ia sungguh tak sanggup jika harus berpisah dengan Harvey.

Harvey tersenyum . Ia tahu betul kekasihnya itu memang cinta mati pada dirinya. " Jadi ... Mau kan...?" Harvey bertanya sekali lagi untuk memastikan.

Dengan berat hati Virgi pun akhirnya mengangguk mengiyakan. Ia tahu pilihannya salah. Tapi demi Harvey yang begitu ia cintai , ia harus berkorban.

" Kemarilah.." Harvey merentangkan kedua tangannya agar Virgi mendatanginya.

.

.

Maafkan aku Papa Mama...aku tidak patuh pada pesan kalian... Aku memilih pilihan hatiku sendiri...

.

.

Virgi pun akhirnya mendatangi Harvey yang tersenyum sambil memeluknya erat. Laki laki dengan tubuh tinggi dan berperawakan gagah itu begitu bahagia karena kekasihnya mau menuruti keinginannya.

Harvey kemudian memberinya sebuah ciuman mesra di bibir Virgi dan Virgi pun membalas. Ia mengikuti permainan bibir kekasihnya yang memagutnya dengan mesra dan mulai kian menuntut itu. Dan kemudian Harvey mengangkat tubuh Virgi dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.

Harvey menghujani Virgi dengan ciuman mesra penuh nafsu sembari membaringkan Virgi di tempat tidur nyaman dan super empuk itu. Dan dengan cepat tangan tangan Harvey mulai melepaskan satu persatu kain yang menutupi tubuh mereka. Harvey mengambil langkah cepat karena ia ingin cepat memiliki kekasihnya itu . Ia tak ingin kekasihnya berubah pikiran lagi.

.

.

Ya Tuhan...ini gila...aku benar benar gila...apa yang ku lakukan ini...apa aku benar benar jatuh dibawah laki laki ini...

Ah...tidak...aku takut... Aku benar benar takut !!

.

.

Batin Virgi ingin berontak. Pikirannya terasa kosong, hati kecilnya bilang tidak namun tubuhnya bereaksi lain. Tubuhnya yang sedari tadi mendapat sentuhan dari Harvey begitu menikmatinya sentuhannya. Bahkan seolah ingin lebih.

" Aaa...sakit..." ucap Virgi merasakan sakit saat Harvey mulai menerjang mengoyak ngoyak pertahanannya. Ia mencengkeram kuat punggung Harvey untuk menahan rasa sakit yang dirasakannya saat Harvey memulai aksinya.

Sedang Harvey seolah tak peduli rintih kesakitan kekasihnya. Ia terus melanjutkan usahanya . Ia semakin menguatkan gerakan maju mundurnya terus . Berulang ulang hingga akhirnya miliknya tenggelam sempurna. Virgi hanya bisa menangis dan menahan semuanya.

" Sayaang....aaaarggh.." Harvey menekan kian dalam saat ia mencapai puncaknya. Ia memuntahkan semuanya sambil memeluk erat Virgi.

Harvey terkulai lemas diatas tubuhnya.

" Terima kasih sayang...Aku mencintaimu..." Harvey mengecup lembut kening kekasihnya itu. Dan kemudian ia mengusap air mata nya.

" Jangan khawatir aku pasti akan bertanggung jawab padamu... Kelak jika sudah lulus sekolah dan kerja aku akan menikahimu..." ucap Harvey untuk menenangkan kekasihnya yang masih menangis itu.

Virgie cuma bisa mengangguk dalam deraian air matanya. Ia memeluk Harvey dengan erat.

" Kamu tidak menyesal kan?..." tanya Harvey.

Batin Virgi ingin berteriak menyesal atas semua kebodohan yang di lakukannya. Ia sungguh menyesal . Sudah melanggar pesan kedua orang tuanya. Dan merasa sudah tidak punya harga diri lagi karena apa yang paling berharga baginya sudah hilang. Namun ucapan Harvey yang bersedia bertanggung jawab padanya sedikit memberinya kelegaan.

" Jangan tinggalin aku..." cuma itu yang bisa terucap dari kedua bibirnya.

" Tentu sayang.." jawab Harvey cepat.

.

.

.

.

Namun ternyata ucapan Harvey itu cuma manis di mulut. Setelah mendapatkan dirinya , untuk beberapa waktu Harvey memang tidak bisa jauh darinya. Dan ingin selalu bersamanya. Kian lengket saja saat di sekolah.

Namun itu hanya beberapa minggu saja. Sampai saat Alicia murid baru pindahan dari Jakarta tiba. Fokus Harvey berpindah pada Alicia. Ia mulai mengabaikan Virgi dan mulai mendekati Alicia yang begitu cantik dengan wajah indo arab nya.

Dan yang paling menyakitkan adalah saat Harvey meminta pada Virgi untuk Break.

" Sementara ini aku ingin sendiri dulu...." kata Harvey.

Bagaikan di sambar petir Virgi mendengar ucapan Harvey yang begitu di cintainya itu. Padahal ia sudah merelakan semuanya untuk Harvey.Ia sudah tidak punya apapun lagi, harga dirinya sekalipun sudah ia buang untuk Harvey. Dan kini ia justru hendak di tinggalkan dengan alasan Break.

Bagi Virgi , Break adalah kata lain putus. Dan itu berati , ia di campakkan setelah semua di berikannya. Habis manis sepah di buang. Seperti sampah yang tak berharga.

" Tidak...aku tidak mau Harvey..." tegas Virgi.

" Terserah. Pokoknya aku ingin sendiri dulu saat ini..." kata Harvey.

Dan benar , mulai saat itu Harvey menjauhinya. Tidak lagi mengirim kabar baik wa, maupun telpon. Bahkan saat berpapasan tanpa sengaja di sekolah pun Harvey membuang muka.

.

.

Ya Tuhan...apa ini karmaku..karena tidak menurut pada pesan orang tuaku...aku di campakkan setelah di dapatkan....

.

.

Virgi menangis pilu seorang diri. Ia sungguh sedih kehilangan Harvey yang kini acuh dengannya. Ia juga tak berani menceritakan semua yang menimpanya pada siapapun. Karena justru itu akan lebih mencoreng nama baik diri dan keluarganya. Ia sendiri yang akan jadi cemoohan teman teman nya nanti. Wanita murahan , gampangan , bodoh pasti akan terlontar dari mulut mereka . Orang tuanya pun juga akan terbawa bawa karena tidak bisa mendidik anaknya dengan benar.

Satu yang lebih menyakitkan lagi, Harvey kini lebih dekat dengan Alicia. Dan bahkan terdengar gosip dari teman temannya jika mereka telah jadian. Itu sungguh sulit di terima oleh Virgi.

Saking buntunya , Virgi yang nekat akhirnya berniat menjebak Harvey. Ia merancang sebuah rencana licik agar bisa mendapatkan Harvey kembali.

" Hah ?..." Harvey begitu terkejut saat membuka pesan wa dari Virgi yang begitu menakutkan. Ia sampai langsung bangkit dari tempat duduknya.

.

.

Aku hanya hidup untuk mencintaimu....jika tidak bisa bersamamu lebih baik aku mati....

.

.

" Kamu kenapa ?" tanya teman temannya.

Membaca pesan singkat itu Harvey panik.

" Virgi...Virgi di mana..." ucapnya panik bertanya pada teman teman sekelasnya karena Virgi tidak ada di dalam kelas saat ia mencari cari dirinya. Virgi dan Harvey memang satu kelas di sekolah itu.

" Kayaknya tadi dia pamit ke toilet.." jawab teman sebangku Virgi.

Harvey bangkit , ia buru buru hendak menyusul Virgi. Ia cemas , Virgi akan nekat mengakhiri hidupnya dan bunuh diri di toilet sekolah.

" Mau kemana ?" cegah Alicia gadis yang kini tengah dekat dengan Harvey.

" Aku mau mencari Virgi "

" Kenapa mencari dia ? " tanya Alicia. Harvey tak mau menjawab lagi ia menepiskan tangan Alicia dan langsung berlari meninggalkan kelas .

" Harvey !! " Suara Alicia tak lagi di gubris oleh Harvey. Harvey berlarian kencang menyusuri koridor sekolah sambil mencari toilet yang mungkin di tuju oleh Virgi.

Di antara sekian banyak toilet , Harvey yakin Virgi pasti pergi ke toilet belakang yang berada di dekat parkiran sekolahnya. Karena tempat itu sering menjadi tempat pertemuan mereka dulu. Saat jam pelajaran mereka ijin ke toilet untuk sekedar bertemu . Sesaat mengurung diri dalam toilet berdua untuk sekedar memberikan sebuah ciuman ataupun pelukan singkat agar tak dilihat orang. Toilet menjadi tempat pilihan tren sepasang muda mudi untuk bertemu pacarnya secara privat.

" Virgi Virgi..." Harvey menggedor gedor sebuah toilet yang tertutup . Ia yakin Virgi di sana.

Dan benar dugaan Harvey , begitu pintu toilet terbuka terlihatlah sosok Virgi yang tengah menangis.

" Virgi..." Harvey masuk ke dalam toilet dan menutupnya. " Kau mau apa...kenapa mengirimi ku pesan seperti itu..."

" Aku tersiksa...aku tersiksa karena tak bisa berpisah darimu..." ucap Virgi dalam tangisannya.

Sesaat Harvey menatap Virgi yang nampak menyedihkan dalam pandangannya. Harvey pun nampak sedih. Ia memang ingin menjaga jarak dengan kekasihnya itu sementara ini namun ia tak menduga jika itu malah menyakitinya.

" Aku bilang kita break dulu karena aku tidak ingin memaksamu Virgi... Setiap berada di dekatmu otakku isinya hanya ingin berhubungan denganmu... Ingin bercinta denganmu...otakku kotor.. Aku tidak mau mengotorimu dengan kelakukan bejatku terus menerus..aku tidak bisa fokus pada apapun selain bayanganmu di ranjang waktu itu...aku ingin terus mengulanginya..aku benar benar jadi gila karenamu...."

" Aku bisa mati jika tak bersamamu..." ucap Virgi pula.

Harvey menatap dalam dalam mata Virgi yang sembab dan penuh air mata itu. Ia tahu Virgi begitu mencintainya.

" Ah...sudahlah...Persetan dengan semuanya...Aku mau bersamamu ..." Ucap Harvey seraya mendaratkan ciumannya di bibir Virgi. Ia langsung menciuminya dengan ganas dan penuh nafsu.

Virgi yang juga begitu merindukan Harvey pun akhirnya membalas ciuman ganas dan bertubi tubi dari laki laki yang sangat di rindukannya itu. Hingga kedua insan yang sedang di mabuk cinta itu lupa segalanya. Keduanya melepaskan segenap hasrat mereka di toilet tersebut.

" Ah..ah..ah...ahhh..." Suara \*\*\*\*\*\*\* keluar dari bibir sepasang insan yang kini sedang dimabuk lautan gelora itu. Mereka melepaskan semuanya tanpa menghiraukan apapun lagi. Hanya saling mencintai dan melepaskan rasa terpendam yang menggebu dalam hati mereka yang tertahan selama ini. Cinta membuat mereka buta dan bodoh....tak memikirkan sama sekali apa yang akan terjadi kemudian.

.

.

.

.

Sebuah kenyataan pahit tiba saat mereka membuka pintu toilet itu. Begitu banyak orang ada di luar sana termasuk pula Guru dan teman teman sekelas mereka. Menatap sinis dengan tatapan penuh hina atas perbuatan yang mereka lakukan.

Dan Bahkan saat wali mereka di panggil , Virgi dan Harvey hanya bisa terdiam dan tertunduk malu. Di gerebek di toilet sekolah , dan kepergok melakukan zina. Sungguh sangat memalukan bagi mereka terlebih kedua orang tua nya.

" Plak !!! " Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Harvey dari Papa Virgi. Papa Virgi yang notabene seorang pengacara terlampau kesal pada pria yang kepergok berhubungan dengan putri kesayangan nya yang begitu ia jaga itu.

" Memalukan..." ucap Papa Virgi kesal.

" Merusak putri orang...Merusak masa depan anak orang... Kalau sudah seperti ini bagaimana...Rasanya ingin ku bunuh saja kau.." Ia meluapkan segenap emosi jiwanya.

" Maaf..." Hanya sebuah kata itu yang bisa di ucapkan Harvey . Orang tuanya yang sedang pergi ke luar kota tidak bisa hadir. Kakeknya yang di rumah juga sedang sakit . Sehingga ia sendirilah yang harus menghadapi kemarahan dari kekuarga Virgi.

" Laporkan saja ke polisi Pa... Pasal perkosaan....penjarakan dia.." kata Mama Virgi. " Aku yakin dia pasti yang memaksa putri kita yang lugu ini.."

Harvey terdiam sambil mengepalkan tangannya. Ia menahan amarahnya karena sadar ia memang bersalah. Namun tetap saja itu tak seperti yang di lontarkan orang tua kekasihnya itu. Mereka melakukan itu semua atas nama cinta.

" Te..tenang Tuan , Nyonya...kita bicarakan ini baik baik secara kekeluargaan.." pihak sekolah berusaha menengahi.

" Jangan penjarakan Harvey Pa, Ma..... Aku mencintainya...Nikahkan saja kami..." ucap Virgi memberanikan diri pada kekuarganya.

2. SULIT MENERIMAKU

Keluarga Harvey yang mendengar tuntutan dari keluarga Virgi berkumpul saat mendiskusikan masalah yang menimpa putra semata wayang mereka.

Kakek Harvey, Papa dan Mama Harvey yang berasal dari keluarga berada sebenarnya keberatan putra mereka satu satunya menikah apalagi di usia yang masih sangat muda.

" Harvey baru 17 tahun Pa...Masak dia menikah ..." Mama Harvey mengutarakan keberatannya.

" Habis bagaimana lagi... Sudah terlanjur terjadi... Dan juga ketahuan oleh public...Nama baikku bisa tercoreng jika Harvey lari dari tanggung jawab. Bisa bisa rekan bisnisku pada membatalkan kerjasama ... anaknya saja seperti itu apa aku bisa di percaya...Dan lagi jika menolak, Harvey bakal di tuntut dan di penjarakan dengan tuduhan perkosaan...Bisa hancur kita..." ucap Papa Harvey yang notabene seorang pengusaha sukses.

" Tapi gadis itu... Aku rasa dia bukan wanita baik baik... Paling dia cewek matre ... Dia mendekati anak kita karena anak orang kaya..." kata Mama Harvey lagi.

" Jangan asal ngomong...Bapaknya gadis itu pengacara... Dia juga bukan orang sembarangan...Sudahlah...kita tidak punya pilihan..Biar saja mereka menikah..." tegas Papa Harvey.

" Lalu sekolah mereka bagaimana..."

" Ya sudah...putus sekolah...Biar dia tanggung jawab sendiri atas perbuatannya..." sahut Papanya.

" Harvey mengurus diri sendiri saja tidak bisa bagaimana mengurus istri di usia semuda itu..."

" Pokoknya biar mereka menikah dulu...bagaimana kelanjutannya kita pikirkan nanti saja..Aku tidak mau terjerat masalah hukum " kata Papa Harvey lagi.

.

.

.

.

Dan akhirnya Pernikahan antara Harvey dan Virgi pun terjadi. Pernikahan dadakan dan tertutup yang hanya di hadiri oleh keluarga dekat.

" Untung tahun ini usia Bocah itu sudah masuk 18 jadi bisa menikah secara legal...kalau belum cuma bisa ijab siri kamu sama dia " ucap Papa Virgi pada Virgi yang hanya bisa menunduk.

" Itu sebuah keberuntungan...Pernikahan nya sah dimata hukum.... Tapi lihat sikap keluarga mereka, apa kau yakin anak kita akan bahagia hidup bersama mereka...Mereka semua kelihatan sinis begitu..." kata Mama Virgi yang memperhatikan ekspresi raut muka Harvey dan keluarganya.

" Biarkan saja... Itu pilihan Virgi...Biar dia tanggung sendiri . Salah siapa tak menurut kata orang tua...malah berbuat amoral di kamar mandi dengan pemuda itu..." Papa Virgi yang kaku pun tak mau toleran dengan putri yang membuatnya malu itu.

Harvey mengucap ikrar pernikahannya dengan terpaksa, ia sampai salah ucap dan harus mengulanginya berkali kali hingga akhirnya ia berhasil juga. Dan sesudahnya ia memakaikan cincin pernikahan di jari manis Virgi. Namun tak ada ekspresi bahagia ataupun senyuman manis di sana. Ia nampak terpaksa dengan semuanya.

" Kami titip putri kami.." ucap Papa Virgi sambil berjabatan tangan dengan besannya. Papa Harveypun tersenyum dan mengangguk meski sangat kentara sekali jika itu di buat buat. Mereka juga terpaksa .

.

.

.

.

Virgi ikut masuk ke mobil yang membawa dirinya masuk ke rumah keluarga besar suaminya. Ia menatap sendu kedua orang tuanya yang mengantar kepergiannya.

Dan begitu sampai di rumah keluarga Harvey , hanya Kakek Harvey yang menyambutnya dengan senyum tulus. Sedang Harvey langsung pergi meninggalkannya ikut bersama kedua orang tuanya menuju ke sebuah ruangan untuk mendiskusikan sesuatu.

" Anggap saja di rumahmu sendiri cucuku.." Kakek Harvey yang sakit dan duduk di kursi roda dengan di temani seorang suster.

" Terima kasih Kakek..." ucap Virgi.

" Antarkan dia ke kamarnya..." kata Kakek Virgi pada pembantu rumahnya.

" Baik Tuan Besar..." Seorang pembantu membantu membawakan koper barang barang Virgi dan membawanya menuju ke sebuah kamar.

" Kenapa kamar ini...Kamar Harvey kan di sana..." tanya Virgi saat pembantu mengantarnya ke kamar lain bukan kamar suaminya yang dulu pernah ia masuki bersama Harvey dulu.

" Maaf Nona...Eh Nyonya Harvey.. Nyonya Besar menyuruh kami menyiapkan kamar lain untuk Nyonya..."

" Jadi...Aku tidak tidur sekamar dengan suami ku ?" tanya Virgi shock. Awal masuk saja ia sudah tidak mendapat sambutan hangat sekarang justru di pisahkan pula dari suaminya. Kehidupan macam apa yang akan ia jalani di tempat tinggal barunya itu.

" Silahkan masuk Nyonya..." Pembantunya itu mempersilahkan Virgi masuk ke kamar tamu mewah yang di siapkan untuknya.

.

.

.

Jadi begini ya.... Masuk dengan cara tidak baik ...Sambutannya juga buruk...

Ah sudahlah...aku harus sabar... Yang penting suami ku tetap baik padaku....

.

.

Virgi mengambil hp nya dan mengirim pesan pada Harvey.

.

.

'Sayang..... Kamar kita di pisah?'

.

.

Dan dalam waktu sekejab saja centang biru tanda pesan telah terbaca terlihat. Pertanda Harvey telah membaca pesannya. Namun setelah itu Harvey malah langsung offline tanpa memberikan balasan pesannya.

.

.

Ya Tuhan....suamikupun juga dingin padaku...Dia mengacuhkanku...

.

.

Virgi begitu bersedih . Harvey acuh lagi padanya. Dunia mimpi yang baru saja di raihnya rasanya fana. Nyata ada tapi tak tergenggam seperti fatamorgana.

.

.

.

.

.

.

.

.

Untuk beberapa hari Virgi mendapat perlakuan sama. Baik dari Kedua orang tua Harvey dan juga Harvey. Mereka semua mengacuhkannya. Mereka hanya berkumpul sesaat saat sarapan pagi dan makan malam. Kedua orang tua Harvey sama sama sibuk di perusahaannya. Sedang Harvey setelah sarapan ia mengurung diri di kamarnya. Kadang bermain game dan kadang juga cuma membaca buku. Atau sekedar tiduran.

Sedang dirinya juga sama , ia yang sudah tidak sekolah lagi bingung harus melakukan apa di rumah mertuanya itu. Semua sudah ada yang mengurus , memasak ,mencuci , membersihkan rumah sudah ada yang melakukannya.

.

.

.

Apa aku kerja saja... Tapi kerja apa... SMA tidak lulus...Ijazah tidak punya...bisa dapat pekerjaan apa...

Suamiku juga mengacuhkanku... Lalu apa aku harus diam mengurung diri di kamar saja...

.

.

.

' *Tidak....ini tidak boleh terjadi...kalau cuma diam...hidupku akan suram...aku harus mengubahnya*...' Virgi pun membulatkan tekadnya.

Virgi pun bangkit dari ranjangnya dan pergi menuju ke kamar Harvey. Kebetulan kamar Harvey tidak di kunci sehingga ia bisa langsung masuk begitu saja.

" Harvey..."

" Aaa..." Harvey begitu kaget saat Virgi memasuki kamarnya apalagi ia barusaja keluar dari kamar mandi dan memakai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya saja.

Virgi kaget dan langsung berbalik. Ia masih malu melihat tubuh terbuka suaminya karena baru beberapa kali ia melihat tubuh polosnya.

" K...kenapa kau tiba tiba kemari...Dan sejak kapan kau di situ...Apa kau mendengar yang kulakukan tadi..." Harvey nampak panik entah karena apa.

Mendengar kepanikan Harvey , Virgi tiba tiba ingin berbuat usil padanya.

" Kau tadi ngapain hayooo..." Virgi mulai usil sambil berbalik dan mulai mendekati suaminya.

" A...a..a... Apa sih..." Harvey panik dan melangkah menjauh menuju ke lemari pakaiannya.

" Harveeyyyy..." Virgi pun mengikutinya dengan suara manjanya. Ia ingin sekali menggoda Harvey.

" Jangan jangan kamu main sendiri ya..." tebak Virgi nakal sambil memeluk tubuh polos suaminya dari belakang.

Harvey terdiam dengan mata membulat. . Untuk sesaat lamanya ia berdiri mematung di depan kaca lemari bajunya. Melihat bayangannya sendiri yang terpantul di sana. Ada rasa rindu saat jemari lembut tangan Virgi menyentuh dan memeluk tubuhnya. Dan itu cukup membuatnya teringat kembali pada saat saat panas percintaan mereka dulu.

" Kamu kan libidonya tinggi... Jangan jangan benar kamu main sendiri ya tadi di kamar mandi..." tebak Virgi.

Harvey menghembuskan nafas dengan kasar dan kemudian meraih tangan Virgi yang masih merekuh erat tubuhnya. Dan kemudian ia berbalik dan menatap Virgi dengan tajam.

" Ya..." Harvey pun akhirnya mengaku juga.

" Hah ?...Serius?..Jadi tebakanku benar...Astaga..."

" Apa kau tahu Virgi... Kepalaku ini isinya cuma kamu...Bayangan bayangan erotis saat bersamamu... Otakku Tubuhku semua mengingat dengan baik dirimu..Kau bermain main di pikiranku.... Lalu apa yang harus ku lakukan jika aku senantiasa terbayang olehmu sedang keadaan memaksaku tak boleh bersamamu..." ucap Harvey sambil menatap Virgi dengan tajam.

Virgi ternganga. Jadi Harvey merasakan semua itu dan itu di tahannya sendiri. Namun ucapan Harvey begitu menusuk di bagian akhirnya.

" Tak bisa bersamaku?....Kenapa...Bukankah kita sudah menikah?..." tanya Virgi heran.

" Orang tuaku tak suka aku bersamamu...

Mereka ingin kita berpisah...Karena itu aku harus acuh padamu..Sampai kau tak tahan dengan sikapku dan meminta perpisahan...."

Virgi benar benar terkejut dengan penuturan suaminya itu. Ia begitu shock mendengarnya. Ternyata selain setengah hati menerima dirinya sebagai menantu , mereka juga mengharapkan dirinya berpisah dengan suaminya. Keluarga Harvey ternyata begitu sulit menerima dirinya menjadi menantu mereka.

3. KEHAMILAN PALSU

Kaki Virgi tak kuasa lagi menahan tubuhnya , ia jatuh lunglai ke lantai. Mertuanya membencinya karena merusak masa depan anak mereka. Mereka bahkan sudah menyiapkan rencana untuk memisahkan mereka.

" Virgi...kau kenapa?" tanya Harvey seraya ikut berjongkok di depannya.

Virgi terdiam sesaat. Shock, cemas , dan takut bercampur menjadi satu.

" Virgi... " Harvey menatap Virgi dengan heran.

" A...aku hamil..." ucap Virgi asal.

Harvey tercengang ia begitu terkejut mendengar ucapan Virgi itu.

" Aku hamil anakmu....apa kau akan tetap meninggalkanku....Apa kau akan meninggalkan kami..Dia anakmu...darah dagingmu..." ucap Virgi penuh penekanan.

" A..nak.. ku ? " ucap Harvey tak percaya. Ia mulai mengingat kembali kapan ia pertama kali menyentuh Virgi dan kapan terakhir kali mereka berhubungan.

.

.

.

Ya....itu sudah 1 bulan lbh...dan waktu itu aku memang mengeluarkannya di dalam...kalau jadi...itu wajar saja....

Tapi... Masak aku yang baru berusia 18 ini mau punya anak? Aku menjadi seorang Ayah?...

Lalu bagaimana dengan Mama Papa...Mereka ingin kami bercerai nanti...

Tapi anak?...anakku ?...

Aku harus bagaimana....

.

.

.

" Ini..." Harvey sampai membulatkan matanya lebar lebar saat jari mungil nan lembut Virgi menyentuh tempat tersensitifnya. Karena tentu saja itu membangunkan hasrat di dirinya.

" Virgi.." Harvey menatap tajam ke istrinya.

" Daripada bermain sendiri bukankah seharusnya kau mengajakku....Aku istrimu ...istri sah mu... Berikan hak ku... "

Virgi melihat sebuah keraguan di sikap suaminya. Ia tahu Harvey masih ragu untuk melakukannya lagi karena orangtuanya. Harvey adalah anak penurut. Ia bukan anak yang suka menentang kedua orang tuanya. Ia terlalu patuh pada mereka.

" Setelah menikah kau milikku bukan milik orangtuamu lagi..." Virgi menekankan suaranya untuk meyakinkan hati suaminya. Namun suaminya itu masih belum juga bergeming.

" Harvey.... Aku menginginkanmu..." Virgi mendekatkan wajahnya ke wajah Harvey dan kemudian mengecup pelan dan lembut bibir suaminya. Semula Harvey hanya diam tak merespon . Namun lama kelamaan pun ia akhirnya pun terbawa. Ia mulai memberikan balasan kecupan demi kecupan ke bibir Virgi hingga akhirnya ia pun bergerak lebih agresif dari Virgi.

" Oh... Sayang.." Virgi begitu terbuai saat suaminya mulai menyentuh tubuhnya menyusuri tubuhnya dengan jemari tangan nya yang bergerak cepat melepas setiap helai benang yang menutupi tubuhnya . Harvey mengecup dan memainkan lidahnya menyusuri leher dada dan juga inti tubuh Virgi. Virgi benar benar tak kuasa menahan hasratnya sehingga ia buru buru meminta suaminya untuk segera memulai penyatuan mereka.

" Virgi... Virgi... Aku rindu..." ucap Harvey sambil memeluk erat tubuh istrinya .

" Harvey ....aku mencintaimu..." Virgi memejamkan matanya menikmati sentuhan demi sentuhan dahsyat yang meluluh lantahkan pertahanan dirinya itu. Ia benar benar terbuai ke alam surga kenikmatan yang tiada dapat ia lukiskan dengan kata kata kala mereka bersatu. Mereka melepaskan segenap hasrat dalam dada mereka dalam peraduan mereka.

.

.

.

.

Virgi yang kelelahan setelah beberapa kali bercinta dengan Harvey pun akhirnya tertidur dalam pelukan Harvey. Harveypun memeluk erat tubuh polos istrinya itu dan bersembunyi dibawah selimut untuk saling menghangatkan. Dinginnya AC kamar tersebut membuat mereka kian rapat.

" Virgi...istriku..." ucap Harvey pelan sambil mengecup lembut kepala wanita miliknya itu. Kemudian iapun memeluk tubuhnya dengan erat.

Virgi tersenyum. Itu adalah saat saat membahagiakan pertama kali yang dilaluinya setelah ia menikah. Meski menikah paksa , namun ia tahu suaminya Harvey pasti sangat mencintainya. Terlepas dari doktrin mertuanya.

.

.

.

.

.

Dan sejak itu , Harvey mulai bersikap baik dan lembut padanya kembali. Meskipun saat mertuanya di rumah , Harvey mengacuhkannya. Begitu orang tuanya berangkat kerja , Harvey kembali mesra padanya. Bahkan kadang mereka bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk bercinta.

Masalah mulai timbul saat 3 bulan telah berlalu.

" Bukankah kehamilanmu sudah mencapai 4 bulan...kenapa sampai sekarang masih belum tampak ? " tanya Harvey

' DEG '

Virgi tertohok. Bagaimana tidak? Kebohongannya hampir saja terbongkar. Ia bilang jika ia tengah hamil . Namun sebenarnya tidak. Hari ini saja ia justru mendapat tamu bulanan. Padahal Harvey mengira ia sudah hamil 4 bulan. Ia selalu berkilah capek jika tamu bulanannya hadir saat Harvey ingin bersamanya.

" Perutmu belum membesar?...kau juga tidak ada gejala gejala hamil muda?....pusing, mual atau muntah ?" tanya Harvey heran.

" A..a... I..itu...mungkin kondisiku berbeda... soalnya keadaan setiap wanita kan tidak sama...ada yang morning sickness ada juga yang tidak.." Virgi ber\_argumen asal. Ia bingung mencari cari alasan.

" Begitu ya...ya sudah...aku tidak tahu banyak soal wanita hamil soalnya.... Hehe..."

Virgi tersenyum getar. Ia kini takut. Ia benar benar takut jika kebohongannya terbongkar. Kenyataan kalau sebenarnya ia hamil adalah sebuah kebohongan. Ia mengucapkan hamil kala itu juga asal saja agar Harvey tak ragu lagi untuk dekat dengannya karena benih cinta darinya sudah ada dalam tubuhnya. Namun nyatanya sampai kini ia masih belum juga hamil.

" Mama tadi bilang padaku... kita sepertinya bisa melanjutkan sekolah SMA lagi... Dia punya kenalan yang bisa merahasiakan kalau kita sudah menikah. Jadi bisa lanjut sekolah sampai lulus SMA..." terang Harvey.

" Jadi ...sekolah lagi...?"

" Iya... harus lulus SMA dulu agar bisa kuliah dan kerja..tapi karena tadi aku bilang kalau kau terlanjur hamil jadi...cuma aku yang bisa lanjut sekolah... Kau di suruh di rumah saja untuk mengurus bayimu...ah maaf.. bayi kita ..."

" Hah??!...Kau sudah bilang ke Mamamu kalau aku hamil? " tanya Virgi cepat.

" Iya..." jawab Harvey sambil tersenyum .

.

.

Mati aku....cerita bohongku sampai ke telinga mertuaku... Lalu aku harus bagaimana sekarang?...Aku saja tidak hamil hamil meski sudah melakukannya berulang kali dengan Harvey...

.

.

.

Virgi panik . Ia takut sekali kebohongannya terbongkar.

" Mama awalnya memang tidak setuju dengan hubungan kita tapi saat tau kamu hamil sepertinya ia bisa menerima... Dia senang akan menerima cucu...Papa ku juga sama.." ucap Harvey bahagia.

" Jadi mulai sekarang kita tidak perlu sembunyi sembunyi lagi kalau mau bermesraan..." tambah Harvey lagi.

.

.

Astaga....tamat riwayatku....aku harus bagaimana sekarang...

.

.

" Sayang.... Sepertinya kita harus bicara..." kata Virgi.

" Hemm.... Bicara apa ...katakan saja..."

" A...a... Itu... Itu..." Virgi nampak ragu ragu saat hendak mengatakannya. Ia takut akan mengecewakan Harvey jika ia jujur tentang kehamilannya. Padahal hubungan mereka baru saja mulai membaik.

" Ayo cepat bilang... apa?.. " tanya Harvey lembut sambil memeluk erat tubuh Virgi.

" N.. Nanti... nanti saja... kita bicara lain kali saja.. " jawab Virgi gugup. Ia sungguh tak berani berkata jujur karena takut akan merusak semuanya.

.

.

.

.

.

Saat makan bersama keluarga Harvey , suasana yang dulu dingin berubah menjadi hangat. Kedua orang tua Harvey nampak begitu perhatian pada Virgi.

" Virgi, makan yang banyak ya... Kamu harus makan banyak makanan yang bergizi agar bayimu sehat..." kata Papa Harvey.

" Tadi Mama juga sudah beli susu ibu hamil...Mama tidak tau rasa apa yang kamu suka...jadi Mama beli banyak...ini ada varian coklat , vanila, dan juga madu... " ucap Mama Harvey sambil menunjukkan beberapa kotak susu bumil yang tadi di belinya di supermarket saat pulang kerja.

Virgi tersenyum getir. Ia memaksakan diri karena bingung harus bagaimana lagi. Saat para mertuanya mulai baik padanya, haruskah ia mengutarakan semua kebohongan yang di buatnya.

" Oh iya sayang... Tadi aku juga sudah pesan beberapa barang untuk bayi kita...aku iseng beli di on line..hehe....Jadi besok kalau paketnya sudah datang kita bisa menata kamar untuk bayinya...aku pilih warna crem jadi netral mau bayinya nanti jenis kelaminnya perempuan atau laki laki..." tambah Harvey.

.

.

.

.

Tak cuma itu saja , saat keluarga Virgi mendapat kabar dari keluarga besannya jika Virgi hamil mereka langsung datang bertandang kerumahnya. Dan tak lupa mereka membawakan beberapa barang peralatan untuk bayi pula.

" Ya ampun ....sepertinya bayimu akan menjadi rebutan kita para orang tua..." kata Mama Virgi.

" Hahaha... " Orang tua Virgi dan Harvey tertawa bersama. Mereka yang dulu pernah sempat saling bersitegang kini menjadi akur. Dan semua itu berkat kabar kehamilan Virgi. Maklum saja Virgi dan Harvey sama sama anak tunggal jadi kehadiran bayi kecil sangat membahagiakan bagi keluarga kecil mereka.

" Jadi setelah ini Nak Harvey melanjutkan sekolah? " tanya Papa Virgi.

" Iya Om... Saya harus kuliah lalu kerja supaya bisa cari uang yang untuk menghidupi anak istri saya..." jawab Harvey.

" Hahaha...baguslah.. Aku suka prinsipmu... Cowok memang harus kerja... Gak kerja kau gak ada nilai di mata istri mu..Jangan cuma bergantung pada harta orang tua..." ucap Papa Virgi sambil menepuk bahu menantunya.

.

.

Ya Tuhan...ini terlalu berlebihan banget...sebuah berita bohong tentang kehamilan bisa membuat mereka yang dulu saling benci kini bisa rukun seperti itu...

Kalau seperti ini aku harus bagaimana....

Aku harus hamil beneran...tapi bagaimana caranya...

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!