Di suatu rumah besar ada pasangan suami istri yang akan sarapan bersama.Sang suami bernama Edward yang merupakan direktur perusahaan besar di benua C sedangkan istri bernama Lily yang tahun lalu baru lulus SMA.
Lily menyajikan sarapan kepada suaminya.Sarapan hari ini adalah nasi goreng.Lily duduk di depan Edward dan mulai menyantap sarapannya.Edward hari ini akan mengantar Lily ke kampus karena ini hari pertama dia belajar di kampus.
Edward dan Lily baru satu tahun menikah.Jarak umur Edward dan Lily adalah 8 tahun walaupun begitu mereka bisa bersatu.Edward menikahi Lily setelah lulus SMA.
Lily yang sangat cinta kepada Edward ,saat di ajak nikah sama Edward dengan senang hati dia menerimanya.Gadis cantik dan manis itu harus menunda setahun untuk kuliahnya karena sang suami melarang.Tapi sekarang di tahun ini Lily diperbolehkan untuk kuliah.
Edward dan Lily sama sama lahir di keluarga terpandang dan sama sekali tidak kekuranga harta.Orang tua Edward bergerak di bidang properti,kendaraan,dan perhotelan sedangakan orang tua Lily bergerak di bidang perbankan dan tambang.
Saat Lily berusia tujuh tahun dia harua kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan mobil.Setelah orang tuanya meninggal Lily dan kedua kakaknya tinggal di rumah kakek neneknya.
Kakek nenek Lily mendidiknya dengan sangat ketat dan tegas agar kepribadian disiplin muncul di tiga cucunya.Didikan itu tidak sia - sia pelajaran yang diberikan oleh kakek neneknya sangat berguna.
Orang tua Edward juga terbilang sama seperti kakek nenek Lily cara didiknya.Edward memiliki hanya memiliki satu adik laki - laki yang kebetulan juga seumuran dengan Lily.
Posisi direktur milik keluarga Edward telah diambil oleh dirinya.Dia berjanji akan terus mengembangkan perusahaan itu.Hingga sekarang dia berhasil mengembangkan perusahaannya.
Kalau soal urusan pasangan orang tua Edward tidak pernah menjodoh - jodohkan anaknya lebih mereka pilih sendiri.Sedangkan Lily... Dia sudah banyak dicarikan pria untuknya sejak umur empat belas tahun.Ujung - ujungnya tidak cocok juga.
Lelah terus mencari kesana kemari kakek Lily memutuskan untuk cucunya mencari pasangan sendiri dan berpesan untuk tidak lupa memperkenalkan pasangannya itu.Lily dengan sangat gembira dengan ucapan kakeknya.
Sampai takdir mempertemukan mereka kemudian menjalin kasih dan berakhir di pelaminan.Edward merasa sangat nyaman di sisi Lily begitu juga dengan Lily.
Pernikahan mereka hanya diketahui oleh kedua belah pihak keluarga karena ini bersifat privasi.Juga pernikahannya dilakukan secar sederhana saja.
Selesai mereka sarapan Edward menyiapkan mobilnya di depan dan Lily mengambil tasnya yang masih di kamarnya.Lily berlari sangat cepat menuju mobil Edward yang pengemudinya sudah siap.
Mobil pun melaju ke kampus Lily.Dalam perjalanan suasana keheningan menyelimuti diantara mereka.Edward membuka pembicaraan untuk menghilangkan suasana tersebut.
"Lily sayangku apa kau yakin dengan keputusanmu untuk kuliah di universitas menengah seperti itu ?".
"Aku sangat yakin sayangku lagipula nenek juga sudah menyetujui aku kuliah disana" jawab Lily ditambah senyum.
Ada rasa khawatir di benak Edward.Lily menggenggam tangan Edward yang berada pada kemudi mobil.
"Jangan khawatir sayangku aku bisa jaga diri kok" ucap Lily yang berusaha meyakinkan suaminya itu.
"Baiklah sayangku kalau itu permintaanmu" Edward kembali tenang setelah diyakinkan.
Mobil Edward terus melaju untuk sampai ke tujuannya.Mereka pun sampai tujuan yaitu di kampus Emerald.
Lily yang melihat dari dalam kaca mobil cukup terpukau dengan penampilan setiap bangunan.Edward menggenggam kedua tangan Lily dengan dua tangannya lalu disatukan.Lily paham apa yang dimaksud oleh Edward.
Si gadis cantik mendekati wajah suamimya lalu memberikan kecupan di bibir suaminya.Jujur saja itu membuat Edward sampai terlihat ekspresi terkejutnya.
Lily turun dari mobil menggenggam tasnya kemudian mengedarkan matanya kemana mana.Kampusnya sangat luas sekali.
"Lily!" panggil Edward yang langsung membuat Lily menoleh.
Lily sedikit menunduk ke arah Edward yang masih di dalam mobil dengan kaca mobil sedikit diturunkan.Edward langsung mencium bibir Lily dan kabur begitu saja.
Lily yang berdiri malu disana.Ia menutup wajahnya dengan tangan dan perlahan lahan masuk ke area kampus.
Langkah Lily terus berjalan menuju kelasnya yang arah matanya tertuju ke arah ponselnya.Di ponselnya sudah tersedia denah kampus yang dikirim oleh Edward.
Sampai Lily di depan kelasnya saat ia mau melangkahkan kakinya dengan cepat dia menarik kakinya kembali.
"Brukkk!" suara ember penuh tepung jatuh dan orang yang di kelas sedang bersiap untuk menembak dengan pistol air.
Lily terdiam sebentar kemudian masuk ke kelas tidak ada orang yang menyemprot dia karena rencananya gagal.Semua pandangan menuju Lily yang sangat cantik dan manis.Lily duduk di deretan paling depan nomor dua.
Salah satu mahasiswa memasukkan kembali tepung ke ember untuk menunggu target selanjutnya.Mahasiswa yang lain menyiapkan pistol mereka.
"We! Ada yang datang! Tiga orang cowok! " ucap salah satu mahasiswa yang mengawasi di bibir pintu.
Semuanya bersiap pada posisi mereka.Gilanya ada seorang mahasiswa yang menambahkan lebih banyak tepung.Suara langkah kaki itu semakin mendekat.
"Bruhhh!!!" ember yang berisi tepung itu tepat jatuh di atas kepala orang yang ditengah.Yang terkena tepung hanya yang di tengah.Semua mahasiswa di kelas menembakan pistol airnya ke arah tiga lelaki tersebut kecuali Lily.
Tiga lelaki itu basah kuyup apalagi yang di tengah.Kemudian salah satu mahasiswa melempar telur tepat ke wajah lelaki yang di tengah.Semua tertawa melihat wajah tiga lelaki itu kecuali Lily yang sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.
Lily berdiri lalu menghampiri tiga lelaki itu.Dia berdiri tepat dihadapan mereka dan tangan Lily memberikan handuk.
"Lebih baik kalian membersihkan diri dulu sebentar lagi kelas akan dimulai dan kalian bisa menggunakan punyaku dulu".
Lelaki yang di sebelah kiri mengambil handuk dari tangan Lily. Tiga lelaki itu menuju kembali toilet dalam keadaan basah dan satunya seperti adonan kue.
Lily kembali menuju tempat duduknya. Teman teman mahasiswa yang lain hanya diam melihat Lily. Menurut mereka selain cantik Lily memiliki kepribadian yang baik.
Lima belas menit kemudian tiga lelaki itu kembali ke kelas dengan keadaan lebih bersih dan rapi tidak seperti tadi. Mereka berjalan untuk mencari tempat duduk dan mereka memilih di belakang Lily.
Beberapa menit kemudian dosen pengajar mereka datang.Dosen tersebut memiliki ciri seperti tinggi,tampan,berwibawa dan masih muda.Semua wanita di kelas jatuh hati kepada dosen pria tersebut.Lily mengakui kalau dosen itu tampan tapi lebih tampan suaminya.
"Selamat pagi semuanya! Nama saya Johnny kalian bisa memanggilku pak Johnny atau pak Jon" ucap dosen yang bernama pak Johnny tersebut.
Jurusan yang diambil Lily adalah akuntasi.Dari dulu Lily sangat suka menghitung juga karena keluarganya bergerak di bidang perbankan.
Kegiatan belajar mengajar dimulai dan itu berlangsung selama 2 jam.Penjelasan yang diberikan pak Johnny sangat jelas dan detail sangat mudah dipahami oleh mahasiswanya.
"Baiklah sampai sini dulu saya permisi dan jangan lupa mengerjakan pekerjaan rumah kalian" pak Johnny keluar kelas.
Tiga lelaki tadi menghampiri Lily kemudian berdiri dihadapannya.Lily sedikit bingung dengan ketiga lelaki tersebut.
bantu promosi guys dan makasi yang udh mampir
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>
"Halo! Kenalkan saya Brian dan yang sebelah kiri namanya Leo sebelah kanan Tito" ucap lelaki yang di tengah yang memperkenalkan diri dan dua temannya.
"Hi salam kenal! Saya Lily" jawab Lily yang juga memperkenalkan diri.
"Namamu cantik sama seperti dirimu" ucap Leo yang sedikit menggoda Lily.
"Ehehe... Terima kasih"
"Oh ya! Kalian mau kemana selesai kelas?" tanya Lily yang berdiri dan menenteng tasnya.
"Maunya ke kantin sih... Mau ikut bersama?" jawab Tito yang juga mengajak Lily untuk pergi ke kantin bersama.
"Boleh deh kebetulan aku perlu cemilan" Lily langsung menerima ajakan Tito.
Mereka berempat memutuskan untuk pergi ke kantin.Brian yang terus mempertahatikan Lily kemana pun ia berjalan baik di sebelah Leo ataupun di sebelah Tito.
Di kantin mereka duduk di salah satu meja.Leo dan Tito pergi untuk memesan makanan dan minuman yang meninggalkan Brian dan Lily.
"Lily! Kenapa kau cantik sekali ?" tanya Brian tanpa rasa ragu sama sekali.
"Ehm? Aku tidak tahu bukan aku saja yang cantik semua wanita cantik kok namanya wanita" jawab Lily sambil mengutak - atik ponselnya.
Brian menerima jawaban itu tapi dia sama sekali belum puas.Jadi, Brian memutuskan untuk bertanya sekali lagi namun dengan topik yang sedikit berbeda.
"Lily! Kenapa namamu Lily? Apakah ada maksud dari nama itu?".
"Namaku Lily karena aku lahir di bulan April bulannya musim semi dan ibuku memilih nama Lily sebab ibuku saat masih hamilin aku dia suka sekali lihat bunga Lily" jawab Lily yang menjelaskan kenapa namanya Lily.
"Ibumu pintar memilihkan nama" puji Brian kepada ibunya Lily.
"Biasa aja kok" Lily terus fokus terhadap ponsel yang dimana ia sedang chat - chattan bersama suaminya.
"Oh iya! Aku baru sadar ternyata wajah sedikit dari yang lain maksudku kau seperti bukan orang negara B" Brian masih penasaran dengan Lily.
"Kalau soal itu aku blasteran jadi, ayahku orang negara C dan ibuku orang negara A tapi aku lahirnya di negara B kok" Lily menjelaskan tentang fisik yang ia dapatkan.
Banyak pertanyaan diajukan oleh Brian kepada Lily sedangkan Lily masih sibuk berbincang dengan suaminya melalu pesan chat.Brian semakin penasaran dan satu hal yang ia inginkan tanyakan tapi ia takut menyinggung perasaan Lily.
Beberapa saat kemudian Leo dan Tito kembali dengan pesanan yang dibawa.Leo memberikan es capcin kepada Lily dan Tito memberikan kopi kalengan kepada Brian.Perbincangan diantara mereka berempat sangat seru tapi kali ini Brian terdiam saja.
Selesai mereka makan dan minum di kantin mereka berkeliling kampus untuk mengetahui setiap kelas.Lily melihat setiap kelas yang ia lewati kemudian dari kejauhan ia melihat sosok seseorang yang ia kenal.
"Lily orang itu menghampiri kita,apa kau mengenalnya?" tanya Tito kepada Lily.
Orang itu semakin cepat larinya kemudian disaat dirinya sudah di dekat Lily tanpa malu sama sekali ia langsung memeluk Lily. Ketiga teman baru Lily terkejut dengan tindakan orang itu.
"Ya ampun Sean! Apa yang kau lakukan?" Lily memeluk balik orang yang bernama Sean.
"Lama tidak bertemu kak Lily aku merindukanmu" ucap Sean yang terus memeluk Lily.
"Ayolah! Jangan memanggilku kakak cukup panggil Lily saja" pinta Lily yang langsung mendorong Sean untuk menjauh.
"Baiklah!" jawab Sean yang berdiri dihadapan Lily.
"Em... Lily siapa dia?" tanya Brian dengan raut wajah tidak menyenangkan.
Sean menatap tajam Brian.Begitu juga sebaliknya Brian menatap Sean.Lily yang melihat pemandangan tidak mengenakan itu langsung membuka pembicaraan.
"Sean kau kuliah disini?".
"Iya! Aku mengambil jurusan seni dan kalau kau?" Sean langsung memalingkan wajahnya.
"Aku mengambil jurusan akuntasi kalau begitu nanti kita bicara lagi sebentar lagi aku ada kelas" Lily langsung menarik tangan Brian dan meninggalkan Sean.
Leo dan Tito mengikuti Brian dari belakang.Dua teman di belakang itu tersenyum melihat temannya yang dingin dapat menuruti Lily tanpa pemberontakan.
Brian bisa merasakan tangan Lily yang hangat,halus,dan pas sekali di tangannya seolah - olah Lily pandai menggenggam tangan pria. Tapi ada yang mengganggunya yaitu cincin yang melingkar di jari manis tangan kiri Lily. Brian hanya berpikir kalau Lily menyukai perhiasaan jadi dia memakai cincin tapi tidak tahu sebenarnya.
"Lily kita mau kemana ?" tanya Brian yang sedikit malu - malu.
"Tentu saja ke kelas! Ayo cepat sedikit kalau tidak kita akan terlambat!" jawab Lily yang menggerakkan kakinya sedikit lebih cepat.
Brian menuruti perintah Lily untuk segera berjalan secepat mungkin.Ya... Leo dan Tito hanya tersenyum saja.
Mereka pun sampai di kelas.Brian ingin duduk di sebelah Lily tapi ditarik oleh Leo dan Tito untuk duduk di belakang saja.
"Awas kalian nanti!" ancam Brian kepada dua temannya.
Guru dosen masuk ke kelas dan memulai pelajaran.Selama pelajaran dimulai Brian sama sekali tidak fokus dengan penjelasan dosennnya.Dia hanya fokus kepada wanita cantik yang ada di depannya yaitu Lily.
"Leo! Sepertinya teman kita ini sedang jatuh cinta"bisik Tito mengenai Brian.
"Ya... Aku rasa begitu" Leo menyeritkan alisnya sedikit sambil melihat Brian.
Jam pelajaran mereka selesai pukul dua siang.Brian segera menghampiri Lily yang mengabaikan Leo dan Tito.
"Lily apa kau jalan - jalan bersamaku?" tanya Brian yang berdiri dihadapan Lily.
"Maaf sepertinya tidak bisa dua puluh menit lagi aku ada kelas dan aku harus cepat sekarang " jawab Lily yang membereskan semua bukunya lalu pergi ke kelas selanjutnya.
"Wow... Dia rajin,cantik,baik,dan yang pastinya pandai dong" ucap Leo yang mengitari Brian.
"Itu benar sepertinya temanku yang ini jatuh cinta kepada wanita itu" Tito menyambung ucapan Leo.
"Iya aku jatuh cinta kepada wanita itu" ujar Brian yang membuat dua temannya sangat terkejut.
"Ah! Yang benar saja,Brian?!" tanya Leo dan Tito secara serempak.
Brian berjalan meninggalkan kedua temannya lalu ia menatap langit yang sedang cerah di bibir pintu.Kemudian dia menoleh ke arah dua temannya.
"Hey kalian! Ayo bantu aku mendapatkan Lily!" ajak Brian kepada Leo dan Tito.
"Tentu saja kami membantu".
"Kami akan membantumu sampai mendapatkan pujaan hatimu" jawab Leo dan Tito secara bergantian.
Brian memutuskan untuk mendapatkan hati Lily dengan bantuan dua temannya.Sayangnya,Brian tidak mengetahui kalau Lily sudah menikah entah bagaimana perasaannya setelah mengetahui kebenaran Lily.
Gadis cantik yang bernama Lily itu semakin cepat langkah kakinya untuk menuju kelas.Dia menghindari setiap mahasiswa dan mahasiswi yang lewat tapi tanpa sadar dia menabrak seseorang.
"Aduh!... Astaga maafkan aku! Aku tidak sengaja" ucap Lily yang membantu mahasiswa yang ia tabrak itu.
"Akh! Tidak apa - apa aku bisa sendiri" mahasiswa itu berdiri sendiri dan merapikan pakaiannya.
Mahasiswa itu menongak dan melihat wajah Lily.Terdiam dengan terus memandang Lily mahasiswa itu langsung memegang tangan Lily.
"Ya ampun! Apakah kamu malaikat?!" tanya mahasiswa tersebut.
Terima kasih sudah mampir dan jangan lupa bantu promosi😊
To be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>>>
Lily terkejut sampai terdiam mendengar pertanyaan tersebut. Dia membantu mahasiswa itu berdiri.
"Ehem! Saya adalah Kino dan saya adalah mahasiswa paling aktif disini. Jurusan fakultas hukum semester tiga" mahasiswa yang menabrak Lily tadi memperkenalkan dirinya yang bernama Kino.
"Hehe... Saya Lily" balas Lily yang manjabat tangan Kino.
"Wohhhhh!!!... Tidak orangnya tidak namanya sama - sama cantik!" Kino kegirangan sampai mengeluarkan nada tingginya.
"Kino ayo! Nanti kita terlambat!" panggil temannya Kino kepada si paling heboh.
"Iya aku datang! Kalau begitu Lily aku pergi dulu" Kino berlari menghampiri temannya yang hampir menjauh.
Setelah Kino pergi Lily segera menuju kelas agr tidak terlambat.Lily bersyukur dirinya tidak terlambat. Kelas Lily selanjutnya telah dimulai sampai pukul setengah empat.
Selesai jam kelas terakhir Lily berkemas - kemas untuk segera pulang ke rumah dan bertemu sang suami tercinta.
Lily berjalan menuju gerbang kampus sendirian.Saat dia di gerbang kampus dia melihat Brian duduk di motornya dan menggantungkan helmnya di spion motor. Brian seolah - olah menunggu seseorang tapi entah siapa itu.
"Brian!" panggil Lily yang menuju Brian.
"Hm? Oh Lily! Kau sudah selesai?" tanya Brian kepada Lily.
" iya sudah dan kau... Sedang apa disini ? Dimana Leo dan Tito?" Lily mencari - cari keberadaan dua mahluk yang selalu bersama Brian.
"Mereka sudah pulang duluan disini aku menunggumu keluar, apa kamu mau aku antar pulang?" Brian sedikit malu untuk mengajak Lily.
" maaf ya Brian... Kau tidak usah mengantarku pulang sebentar lagi jemputanku datang" tolak Lily yang juga meminta maaf kepada Brian.
Dalam pikiran Brian ini adalah penolakan pertama Lily terhadap ajakannya dan dia bingung bagaimana kedepannya. Tapi Brian akan tetap berusaha mendapatkan istri orang eh- maksudnya Lily.
Tidak berselang lama sang suami datang menggunakan mobil sport berwarna hitam. Edward melihat sang istri sedang berbicara dengan pria lain. Edward merasa kesal karena Lily tidak menyadari keberadaan mobilnya.
"Tin!!!..." Edward menekan klakson yang akhirnya menyadarkan Lily.
" Aku pergi dulu Brian jemputanku sudah disini,bye!" Lily meninggalkan Brian dan mendatangi Edward.
Brian dapat sedikit melihat dari luar mobil yang menampakan ada pria lain di mobil sport itu. Pandangannya langsung beralih ke Lily yang tersenyum lebar melihat pria di dalam mobil itu atau sang suami.
Entah panas apa yang membakar hati Brian sampai sepanas ini. Dia memakai helmnya kemudian mengendarai motornya untuk menuju suatu tempat.
Kembali ke pasangan suami istri.
"Naik!" ucap Edward dengan nada bicara dingin.
Lily pun masuk ke dalam mobil. Di dalam Lily melihat Edward yang sedang kesal dan mengeluarkan wajah cemberutnya.
"Ya ampun suamiku! Ada apa denganmu ? Apa kau cemburu?" tanya Lily yang gemas melihat wajah cemberut Edward.
"Itu tahu! Untuk apa bertanya lagu?!" Edward mulai sedikit judes kepada Lily.
"Maaf ya sayangku... Tadi itu teman baruku di kampus dan maaf membuatmu kesal" Lily menyentuh tangan kiri Edward.
"Memangnya kamu belum dapat teman cewek?".
" Belum sayang dan jangan judes begitu dong aku tahu diri jadi, aku bisa jaga diri dan tidak akan terlalu dekat sama teman cowokku".
"Apa ucapanmu itu benar?".
"Iya itu benar sayangku jangan marah,ya?".
"Baiklah sayang... kau harus ingat kalau wanita yang sedang bersamaku yang bernama Lily adalah istriku harus menjaga diri agar tidak terlalu dekat dengan pria lain".
"Iya sayang! Kamu juga harus begitu".
Edward mengusap surai Lily yang halus. Selesai mereka menyelesaikan masalah cemburu Edward menjalankan mobilnya.
Di dalam mobil Lily sedang sibuk dengan pekerjaan rumahnya dan dia mengabaikan sang suami. Edward melirik sedikit soal apa yang dikerjakan sampai membuat Lily seserius.
"Sayang stock bahan makanan dan minuman habis kita mampir ke supermarket dulu yuk!" ajak Edward yang fokus ke jalanan dan kemudinya.
"Supermarket?! Sudah lama tidak pergi jalan - jalan! Ayo sayang!" Lily langsung bersemangat dan langsung meletakkan buku dan alat tulisnya.
Edward langsung tersenyum mendengar jawaban Lily. Mata Lily langsung berbinar ke arah jalanan yang menandakan dia tidak sabar untuk ke supermarket.
...****************...
Mereka pun sampai di supermarket. Edward memarkirkan mobil di parkiran bawah tanah. Selesai mobilnya terparkir Edward keluar dan membukakan pintu untuk Lily. Sang istri sangat ceria tidak lupa ia tetap menggendong tas kampusnya.
Edward menggandeng tangan Lily layaknya orang sedang berpasangan. Mereka masuk ke bagian sayur dan buah. Edward mendorong troli belanja dan Lily memilih serta mengambil beberapa sayur dan buah.
Lily memilih dan menyentuh setiap sayuran yang akan dia beli. Edward juga meminta membeli beberapa buah agar sedikit cemilan sehat.
Selesai di bagian sayur dan buah mereka beranjak ke bagian daging. Edward mengambil troli lagi satu untuk tempat dagingnya. Mereka memilih banyak daging untuk stock di rumah.
Selanjutnya mereka ke bagian snack atau cemilan. Edward mendorong troli berisi daging dan Lily mendorong troli berisi sayur dan buah. Lily sangat bersemangat ketika sudah di bagian snack.
Di bagian snack,Lily banyak mengambil cemilan dari ukuran besar sampai yang kecil. Bagi Lily bagian snack adalah surga dan tempat yang paling indah. Edward kembali mengambil troli tapi kali ini dengan jumlah lebih banyak.
Akhirnya Lily mengambil cemilan sampai dua troli dan mereka masing - masing mendorong dua troli. Belum selesai belanja mereja lanjut ke bagian minuman.
Selesai di bagian minuman berlanjut ke bagian es cream yaitu tujuan terakhir belanja mereka. Lily harus menyetock es cream yang banyak jika tiba - tiba saja dia jadi bad mood, bosan, marah,dan perasaan buruk lainnya. Kalau Lily makan es cream pikirannya jadi tenang hilang semua perasaan buruknya.
"Sayang udahan yuk! Ini semua sudah banyak dan ini sudah jam tujuh malam" Edward mengajak Lily pulang karena mereka sudah terlalu lama belanja.
Lily mengangguk yang tandanya ia menerima ajakan sang suami. Mereka pun langsung menuju kasir dengan membawa lima troli mereka.
Di kasir mereka mengeluarkan banyak uang untuk membayar semua belanjaannya.Tapi itu bukan masalah bagi mereka karena mereka ya... Biasa orang kaya berapa pun pasti dibayar.
Mereka membawa lima troli itu ke parkiran. Di parkiran Edward meletakkan belanjaannya di bagasi dan kursi belakang mobil. Selesai itu Edward dan Lily tidak langsung masuk mobil melainkan mereka mesra - mesraan dulu di parkiran.
Edward menggoda Lily dengan cara memeluknya sambil menggelitiki pinggangnya. Lily tertawa karena tidak bisa menahan geli. Pasangan itu tertawa dan saling menggoda satu sama lain.
Kemudian sampai pada mode serius Edward. Pria itu menempelkan tubuh wanita kesayangannya di kaca mobil. Mata bertemu mata dan tatapan mereka semakin dalam. Sampai pada akhirnya bibir Edward menyambar bibir Lily.
Mereka pikir tidak ada yang melihat kemesraan mereka namun, ada satu orang yang melihat. Orang itu hanya bisa mengepalkan tangannya melihat hal itu.
"Aduh sayang! Nanti di rumah saja!" Lily mendorong dan memukul dada suaminya.
Edward menyadari tindakannya itu langsung menunduk sambil membukakan pintu Lily. Setelah mereka bermesra - mesraan mereka memutuskan untuk melanjutkan aksinya di rumah nanti.
Makasi yang telah baca novel ini dan jangan lupa beri support
to be continued\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>>>
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!