" Kamu hanya bikin malu keluaga Saja tari, tidakkah kamu berpikir atas perbuatan kamu ini membuat kami malu oleh orang sekeling kita."ucap Hasan marah pada putrinya itu.
"Maafkan Tari Yah,tapi yah tari tidak melakukan ini dengan sengaja..."ucap tari terputus kerena pak Hasan menaparnya sehingga membuatnya terjatuh kelanjai.
"Pakkk!! "bunyi tamparan keras itu dipipi tari
"Sudah pak, Jagan seperti ini,kita bisa menyelesaikan ini dengan baik-baik tampak emosi."halang buk Mai pada suaminya itu.
"Ini akibat kamu selalu memanjakan dia buk, lihatlah apa yang dia buat sekarang, dia bikin kita malu buk. "ucap Pak Hasan dengan sedih.
"Sekarang katakan Siapa laki-laki yang bikin kamu hamil? " ucap Pak Hasan lagi tampak melihat putrinya itu kerena sudah sangat marah.
"Tari tidak tahu Yah,tari tidak meg enaknya Yah!! "ucap Tari menagis dikaki Ayahnya itu.
"Bagai mana kamu bisa tidak tahu siapa orang yang membuat kamu hamil Tari."ucap Pak Hasan lagi.
"Tari katakan nak, siapa orangnya? "tanya buk Mai lagi pada putrinya itu.
"Tari benar-benar tidak kenal buk, Tari diperkosa buk, saat itu pria itu mabuk, Tari megantar pakaian pria itu kekamar hotelnya yang disuruh oleh mbak Ajeng." jelas Tari dengan tangis yang tidak bisa ditahannya lagi.
"Kenapa kamu tidak bercerita pada kami Nak bahwa kamu diperkosa."ucap Pak Hasan
"Tari takut Ayah akan marah padaku."kata tari lagi.
"Sekarang apa yang kamu buat pada kami Tari,kau melempar kotoran ke kepala kami,apa yang bisa kami lakukan lagi untuk kamu, kamu hanya memberi kami malu, sekarang kamu pergi dari rumah ini, tingalkan rumah ini sekrang juga sebelum orang tahu kamu hamil, Ayah tidak mau melihat wajahmu lagi dirumah ini.!! "ucap Pak Hasan sangat marah dan emosi pada putrinya itu.
"Tari mau kemana Ayah malam-malam begini!! "
"Terserah kamu mau kemana, kami tidak perduli lagi kau mau hidup atau tidak."ucap Pak Hasan tidak ada rasa kasihan pada putrinya itu kerena masih emosi.
"Pak jangan lakukan ini, Tari putri kita Satu-satunya Pak, aku tidak mau kamu lakukan ini."ucap buk Mai pada Suaminya itu.
"Aku sudah tidak mengangap dia anakku lagi."ucap Hasan pergi masuk kedalam kamarnya dengan hati sedih.
Tidak ada orang tua yang membenci anaknya, saat ini pak Hasan merasa kecewa pada putrinya itu,pak Hasan merasa gagal menjaga anak gadisnya yang selama ini dia sanyanginya,namun hari ini dia tepis rasa sayang itu pada putrinya itu kerena sudah membuat malun keluaganya.
Malam sunyi Tari berjalan dengan membawa Satu tas ditangannya saat ini, sambil menagis Tari masih tetap berjalan di gelapnya jalan saat ini, Tari tidak tahu harus kemana akan pergi,saat ini dia berada dikampung halamannya.
"Bagai mana aku harus kekota kerena sudah malam tidak ada bis menuju Jakarta."ucap Tari sambil megusap air matanya.
Tari duduk termenung ditepi jalan itu sendiri tampa ada yang melintas kendaraan satupun malam ini dijalan itu.
"Ya Allah maafkan aku atas dosaku yang aku petbuat,ini semua bukan kehendakku, jika engkau mengizinkan aku bertobat atas kesalahan ini,Ya Allah hamba mohon kuatkan diriku menjalankan ini semua,dan kuakan aku untuk menjaga Kandungan ini tampa aku inginkan dia hadir rahimku,ini semua atas izinmu dia hadir,lindungilah kami jika kau masih meyayangi kami."Ucap Tari dibawah isak tagisnya dikesuyian malam.
Lama Tari Menagis dijalan itu sehinga Tari tidak sadarkan diri kerena sudah merasa lelah berjalan jauh dari desanya.
Paginya Tari Terbangun dia sudah ada dikamar yang asing baginya saat ini, Tari melihat kiri kanan tidak ada siapa didalam itu,Tari duduk dari tidaurnya dia bingung diamana dia saat ini dan siapa yang membawanya, Tari ingat dia menagis ditepi jalan semalam setelah itu Tari tidak ingat lagi.
Dalam bingungnya Tari masuk seorang ibuk-ibuk yang sudah agak berumur kedalam kamarnya saat ini.
"Kamu sudah bangun Nak?"ucap Buk sari pada Tari yang sedang bigung.
"Eeeh Buk."ucap Tari kaget kerena buk Tari mengyapanya.
"Kamu semalam pingsan dijalan saat ibuk lewat disana bersana supir dimana ibuk bekerja karena ibuk pulang dari rumah melihat anak ibu lagi sakit.!" terangnya buk sari pada pada Tari.
"Terimakasih buk sudah menolong saya, tapi kita dimana saat ini?"tanya Tari pada Buk sari.
"Kita saat ini sudah berada di jakarta sekarang Nak,kalau boleh tahu kamu kok bisa pingsan dijalan ?"ucap Buk sari lagi padanya.
"Aku juga mau kejakarta buk semalam kerena tidak ada kendaraan yang saya tumpagi jadi saya berjalan dari desaku pelan-pelan."kata Tari tidak jujur pada buk sari.
"Kalau begitu kamu bisa istirahat dulu, ibuk harus melanjutkan kerjan ibuk dulu karena majikan ibu belum berangkat kerja maka ibu belum bisa santai."ucap Buk Sari lagi.
"Silakan buk, maafkan aku menganggu kerjaan ibuk."ucap Tari tidak enak pada Buk sari.
"Tidak apa nak, kamu bisa mandi disebelah kamar sebelah ya."ucap Buk sari
"Ya buk!! " ucap Tari
"Kalau begitu ibuk lanjutkan kerjaan ibuk dulu ya,hanya sebentar saja,setelah tuan muda berangkat ibu sudah bisa bersantai disini sebentar."jelas buk Tari sambil meninggalkan Tari sendirian di kamar itu.
Tari bangkit dari tempat tidur itu untuk membersihkan dirinya dan keluar dari kamar itu menuju kamar mandi yang berada di luar kamar Buk sari.
Setelah siap dengan mandinya Tari bersiap untuk kembali ketempat kerjanya,kerena Tari seminggu mintak cuti pada Ajeng adalah pemilik butik dia berkerja, selama ini Tari bekerja sambil kuliah untuk mencari uang jajannya.
Selama ini Tari tidak mau selalu bergantung kepada orang tuanya,harus menunggu hanya kiriman orang tuanya datang, Tari mencoba mendiri untuk dirinya sendiri selama tiga tahun ini dijakarta untuk menyelesaikan pendidikannya sebagai mahasiswa dibidang arsitek, dan selama bekerja sama Ajeng Tari juga bisa medisain membatu Ajeng mencari model pakaian yang baru untuk Bosnya itu.
Tari memintak izin pada Buk sari hendak berangkat kerja karena pas hari ini masa cutinya habis stelah seminggu di kampungnya.
"Buk Terimakasih atas bantuan ibuk semalam sudah membatuku."ucap Tari pada buk sari.
"Emangnya kamu mau kaenana Nak?"
"Aku sudah lama bekerja disini Buk, sambil kuliah aku berkerja, sebentar lagi aku selesai dengan pendidikanku Buk."
"Nama kamu siapa Nak?"
"Ibuk bisa pangil Tari saja kalau dikampus Teman-teman memangilku dengan Mentari."ucap Tari tersenyum ramah pada Buk Sari.
"Aku boleh mintak Nobor HP Ibu, kapan-kapan aku makan berkunjung kesini nantik untuk menjeguk Ibuk."ucap Tari sambil memberikan hpnya pada Buk sari.
"Kalau begitu biar ibu antar kamu kedepan karena kamu tidak tahu jalan disini."ucap Buak sari megantar Tari keluar lewat pintu samping rumah mewah itu.
"Terimakasih ya buk." ucap Tari sambil masuk kedalam taksi yang sudah menunggunya saat ini.
"Hati-hati, jaga diri kamu baik-baik kerena bukan kamu saja yang kamu jaga nak ada dia di rahim kamu.ucap Buk Sari, Tari kaget pada Buk sari yang mengetahui dirinya sedanga hamil.
"Iya buk."
"Naktik kita bertemu kembali ibuk siap mendengarkan cerita kamu, sekarang berangkatkah."ucap Buk Sari.
"Daaaa buk, saya pergi dulu."ucap Tari meyuruh supir taksi online itu jalan.
**********
Didalam perjalanan ketempat kerjanya Tari menagis akan ingat orang tuanya megusirnya dari rumah dan Ayah yang selama ini selalu memanjakannya denga apapun walau hanya hidup serhana Pak Hasan selalu memenuhi permintaan kedua anak mereka,apa lagi pada Kakak Tari saat ini yang berada di luar negeri sedang bekerja kerena dia sangat pintar dan bepresatasi dalam pendidikannya selama ini.
Tari juga anak yang pintar sama seperti kakaknya shidan ,dikampus Tari memdapatkan biaya siswa kerena berprestasinya.
"Mbak kita sudah sampai!! "ucap Supir yang membuat Tari tersadar dari lamuanannya itu
"Ohhh ya pak,Maaf jika akau Tidak medenagar pak."
"Tidak apa Mbak,tapi jangan sering-sering melamun didalam taksi, entar mbak diculik lo."ucap Pak supir itu becanda.
"Mana Ada yang akan menculik aku Pak."ucap Tari ramah.
"Ini Pak ongkosnya, kembaliannya untuk bapak saja." kata Tari pada Pak supir itu
"Itu kebayakan mbak!! "ucap Pak supir mengambil Uang seratus ribu itu ditangan Tari.
"Tidak apa Pak angap aja itu untuk jajan anak Bapak dirumah nantik."ucap Tari keluar dari mobil itu dan bejalan masuk kedalam butik yang dimiliki Ajeng.
"Asalamualaikum mbak, ucap Tari masuk kedalam ruangan ajeng dan duduk di meja kerjanya.
"Waalaikumsalam Tari,,kamu dari mana, kamu baru sampai ya dari kampung Dek?"ucap Ajeng gak putus-putus bertanya pada Tari.
"Mbak,nanyanya satu-satu,bagai mana aku mau jawab jika mbak nanya beruntun kayak gitu."repet Tari pada Bosnya itu, karena sudah seperti teman baginya.
"Baiklah,, kamu dari mana sih Tari?"
"Aku baru sampai dari kampung, aku lagi malas pulang kekos mbak makanya aku langsung ke sini."ucap Tari santai.
"Tari kamu habis nangis ya?"ucap Ajeng melihat Ada berkas air mata di pipinya itu.
"Tidak Mbak,mungin Kenak semprotan Air tumpah di dalam taksi tadi. "ucap Tari berbohong.
"Benar,aku tidak akan pernah percaya Tari,Aku tahu kamu lagi meyemuyikan sesuatu dariku."ucap Ajeng merasa curiga.
"Mbak, Jagan memaksaku!! "ucap Tari sedikit terdiam pada Bosnya itu.
"Ada apa ceritalah kita sudah lama berteman,selama ini kita saling terbuka Tari."ucap Ajeng menatap Tari dengan serius.
"Tapi mbak ngak akan percaya yang akan aku ceritakan ini,ini sangat meyakitiku dan menghancurkan masa depanku, orang tuan ku megusirku dari rumah dan tidak mengangap aku anaknya lagi,kerena aku sudah bikin orang tuaku kecewa dan melemparkan kotoran pada mereka Mbak.
"Ada Apa Tari, kenapa Paman bisa megusirmu, apa kamu baik-baik saja saat ini?"
"Tidak Mbak!!! aku tidak baik-baik saja saat ini karena aku lagi hamil!! "ucap Tari dagan tagisnya yang pecah dipelukan Ajeng saat ini.
Ajeng terdiam mendengar itu semua dari mulut Tari.
"Kok bisa tari,kenapa kamu bisa ketahuan hamil ?"ucap Ajeng lagi.
"Selam aku akan pergi kerumah Adik ayah akan menghadiri hari perjuangan sepupuku....
*Flashback*
"Tari ayok nak kita berangkat nantik keburu acara lamaran sepupumu dimulai, kita bisa terlambat Nak."ucap Buk Mai pada putri gantinya itu.
"Sebentar Buk Tari lagi pasang jilbab dulu."sahut Tari didalam kamar Saat itu.
"Ayok buruan Ayah sudah menunggu kita!!"kata Ibu Tari lagi.
"Ya buk,Ini tari udah siap."ucap Tari buru-buru keluar dari Kamarnya menyusul dimana ibunya itu sudah menunggunya.
"Aduhhh cantik Putri Ayah, lihatlah dengan jilbabnya yang cantik menambah kecantikan putria Ayah."canda Pak Hasan pada putrinya itu.
"Apaan sih Yah, bikin Tari malu saja."
"Benar sayang kamu cantik bagi ayah, tidak ada yang menadingi kamu dengan kamu memakai hijab seperti ini."puji Ayahnya itu.
"Makasih Ayah sudah memuji Tari."ucap Tari sedikit malu.
"Ayok kita berangakat,cepat naik sayang kita berangkat sekarang, nantik kita terlambat kita tidak enak dengan Paman kamu."
"Ayok!!! "ucap Tari naik ke alam mobil pekap Yanga ayahnya punya.
Sambil diperjalanan Tari tidak henti-hentinya bercada sana Ayahnya itu,Tari sudah merasa lain pada tumbuhnya saat dalam perjalanan kerumah pamannya itu.
Sampai disana Tari masih saja tidak enak badan dia menahannya saja sampai acara selesai dan setelah itu Tari sedikit berbincang dengan sepupunya itu dengan bertukar pengalaman saat kuliah.
"Bagai mana dengan Kuliah kamu Tari?"kata kakak sepupunya itu.
"Kuliahku baik-baik saja kak, sebentar lagi Tari selesai karena Saat ini Tari baru siap nyusun,setelah ini siap."
"Syukurlah Tari,Jagan sampai kamu tidak lolos karena pakman sangat berharap besar pada kamu agar kamu bisa sukses seperti kakak kamu shidan saat ini."
"Nak kita pulang!! "ajak Bik mau pada putrinya itu.
"Bailah Buk,,, ucapnya pada ibunya itu,"Kak aku pulang dulu pas di pernikahan kamu nantik aku pasti datang, aku usahakan kembali Kak."
"Baiklah, Hati-hati kamu selama dijakarta Jagan murahan pada laki-laki Dek."ucap sepupunya itu.
"Degggggg,, Jantung Tari merasa tidak bisa bernafas saat mendegar kata kakak sepupunya itu,ada rasa takut dan bersalah pada ayahnya saat ini meyemuyikan yang terjadi sebulan lalu pada dirinya.
"Iya kak, aku pergi dulu."
"Sampai jumpa nantik!!ucap Kakak sepupunya itu.
Afiyah masih marasa tubuhnya sedikit oyong saat berjalan ke mobil Ayah nya itu, namun Tari masih tetap menahan sehinga dia sampai didalam mobil itu.
"Nak kamu kenapa?kenapa kamu pucat sekalai?Apa kamu sakit Nak?"tanya Buk Mai pada putrinya itu sangat kawatir melihat putrinya itu.
"Tari juga tidak tahu Buk,Tari merasa tidak enak badan."ucap Tari sudah tidak bisa menahan dirinya lagi sehinga dia kehilangan kesadaran yang saat itu.
Saat terbangun Tari melihat dia berada dikamarnya saat itu,Tari duduk dari tempat tidurnya itu dia melihat Ayah sudah ada dikamar itu,dengan wajah marah apak Hasan menatap putrinya itu.
"Apa-apaan ini Tari,barusan bidan bilang kamu hamil nak, apa yang kamu lakukan selama dikota."ucap Buk Mai sagat sedih dan kecewa pada Putrinya itu,saat Tari pinsan Kedua orang tua langsung membawanya kebidan yang terdekat dari rumahnya itu.
"Apa buk Tari Hamil?"ucap Tari tidak percaya dengan isak tagisnya Tari memintak maaf pada kedua orang tuannya itu.
" Kamu hanya bikin malu keluaga Saja tari, tidakkah kamu berpikir atas perbuatan kamu ini membuat kami malu oleh orang sekeling kita."ucap Hasan marah pada putrinya itu.
"Maafkan Tari Yah,tapi yah tari tidak melakukan ini dengan sengaja..."ucap tari terputus kerena pak Hasan menaparnya sehingga membuatnya terjatuh kelanjai.
"Pakkk!! "bunyi tamparan keras itu dipipi tari
"Sudah pak, Jagan seperti ini,kita bisa menyelesaikan ini dengan baik-baik tampak emosi."halang buk Mai pada suaminya itu.
"Ini akibat kamu selalu memanjakan dia buk, lihatlah apa yang dia buat sekarang, dia bikin kita malu buk. "ucap Pak Hasan dengan sedih.
"Sekarang katakan Siapa laki-laki yang bikin kamu hamil? " ucap Pak Hasan lagi tampak melihat putrinya itu kerena sudah sangat marah.
"Tari tidak tahu Yah,tari tidak meg enaknya Yah!! "ucap Tari menagis dikaki Ayahnya itu.
"Bagai mana kamu bisa tidak tahu siapa orang yang membuat kamu hamil Tari."ucap Pak Hasan lagi.
"Tari katakan nak, siapa orangnya? "tanya buk Mai lagi pada putrinya itu.
"Tari benar-benar tidak kenal buk, Tari diperkosa buk, saat itu pria itu mabuk, Tari megantar pakaian pria itu kekamar hotelnya yang disuruh oleh mbak Ajeng." jelas Tari dengan tangis yang tidak bisa ditahannya lagi.
"Kenapa kamu tidak bercerita pada kami Nak bahwa kamu diperkosa."ucap Pak Hasan
"Tari takut Ayah akan marah padaku."kata tari lagi.
"Sekarang apa yang kamu buat pada kami Tari,kau melempar kotoran ke kepala kami,apa yang bisa kami lakukan lagi untuk kamu, kamu hanya memberi kami malu, sekarang kamu pergi dari rumah ini, tingalkan rumah ini sekrang juga sebelum orang tahu kamu hamil, Ayah tidak mau melihat wajahmu lagi dirumah ini.!! "ucap Pak Hasan sangat marah dan emosi pada putrinya itu.
"Tari mau kemana Ayah malam-malam begini!! "
"Terserah kamu mau kemana, kami tidak perduli lagi kau mau hidup atau tidak."ucap Pak Hasan tidak ada rasa kasihan pada putrinya itu kerena masih emosi.
"Pak jangan lakukan ini, Tari putri kita Satu-satunya Pak, aku tidak mau kamu lakukan ini."ucap buk Mai pada Suaminya itu.
"Aku sudah tidak mengangap dia anakku lagi."ucap Hasan pergi masuk kedalam kamarnya dengan hati sedih.
Tidak ada orang tua yang membenci anaknya, saat ini pak Hasan merasa kecewa pada putrinya itu,pak Hasan merasa gagal menjaga anak gadisnya yang selama ini dia sanyanginya,namun hari ini dia tepis rasa sayang itu pada putrinya itu kerena sudah membuat malun keluaganya.
*Flashback and*
***********
"Begitulah mbak,aku tahu bahwa aku sedang hamil saat ini, aku tidak meyangka ini akan terjadi padaku,aku sekarang harus melakukan apa Mbak,aku tidak kenal dengan pria itu untuk memintak pertangung jawabannya padaku dan anak yang aku kandung sekarang."Isak tagisnya Tari masih terdegar dipekukan Ajeng.
"Kamu yang kuat Tari, ini ujian buat kamu, aku akan selalu buat kamu, sekarang kamu tidak usah takut ada Mbak bersama Kamu disini."kata Ajeng pada Tari yang masih menagis, saat ini Tari sangat rapuh tidak sekuat apa yang selama ini dilihat oleh Ajeng selama ini Tari gadis yang riang dengan ciri khas itu selalu berkerudung itu.
Ajeng menenangkan Tari dulu,agar Tari lebih tenang dulu baru dia ingin bertanya bangai mana semua ini bisa terjadi dan menimpanya, kerena Selama ini Tari tidak pernah bercerita pada Ajeng.
"Apa aku salah jika mengugurkan bayi ini?"tanya Tari pada Ajeng.
"Jangan Tari kamu lakukan itu,bayi yang ada di rahim kamu itu tidak sala,ini kerena Kejadian yang tidak terduaga kamu jangan sampai menambah dosa dengan membunuh bayi itu Tari!! "
"Apa Aku harus melahirkan anak ini Mbak, bagai mana aku bisa menjalankan hidupku kedepanya? apa aku mampu membesarkannya sendiri?"tanya Tari kembali dengan kesedihannya saat ini.
"Kamu pasti bisa Tari, aku akan bersama kamu, kita rawat anak yang sedang kamu kandung ini bersama, kamu jangan takut."ucap Ajeng menenangkan Tari.
" Aku malu mbak dengan keadaanku saat ini, lihatlah aku tidak pernah melepaskan hijabku selama ini,tapi aku hamil Mbak!!! "ucap Tari masih menagisi dirinya sendiri, Tari terpuruk saat ini dia tahu hamil anak laki-laki yang tidak dikenalnya sama sekali.
"Sudah Tari, kendalikan diri kamu demi kandungan kamu sekarang, kamu juga harus menjaganya kerena dia sudah hadir disana,mbak rasa kamu pasti kuat menjalankan ini."kata Ajeng lembut, dia paham apa yang sedang dirasakan Tari saat ini, pasti sangat sulit untuk menerima ini semua.
"Sekarang biar butik kita tutup dulu untuk hari ini,kita bisa beristirahat dirumahku Tari."ucap Ajeng pada Tari.
"Mari kita pulang!! "ucap Ajeng mengajak Tari ke rumahnya saat ini.
Ajeng sangat kasihan pada kariawannya itu,dia sudah sangat dekat dengan Tari selama tiga tahun ini seperti teman dan adik saja jika sudah bersama.
Ajeng membawa Tari kerumahnya saat ini,Ajeng melihat Tari sangat sedih,Tari sangat terpukul apa yang baru saja terjadi pada dirinya begitu menusuk hatinya saat ini,memikirkan saja Tari sudah tidak bisa, apa lagi mengingat kemarahan Ayah semalam padanya.
Ajeng sampai dirumah Mewahnya itu, karena saat ini tidak ada orang tuanya diruamah itu, kedua orang tua Ajeng sering menghabiskan waktu diluar negeri untuk menjalankan bisnis disana kerena bisnis keluarga Ajeng banya diluar.
"Ayok kita masuk dulu Tari kamu bisa istirahat lebih dahulu,nantik jika kamu sudah bisa bercerita,maka mbak akan mendegarkannya!!!" ucap Ajeng pada Tari.
"Terimakasih banyak mbak, aku tidak tahu sama siapa lagi aku harus berkeluh kesa saat ini."ucap Ajeng hanya menunduk sedih tidak menatap Ajeng saat ini.
"Ada Mbak disini, kamu bisa bercerita sama mbak,bukankah kita sudah seperti saudara selama tiga tahun ini Tari."
"Aku harus kuat mbak, aku tidak boleh menagis karena Semua ini tidak akan bisa kembali baik seperti semula lagi,karena aku juga harus menjalankan hidupku dengan baik dan anak ini."kata Tari mulai tegar dan kuat, tidak serapuh tadi lagi.
"Kamu Harus kuat ya,Mbak akan selalu bersama kamu,kuatkan dirimu Tari."
"Iya mbak!!! ucap taru meneteskan air matanya memeluk Ajeng yang mementangkan kedua tangannya biar Tari memeluknya.
Setelah Tari agak membaik barulah Ajeng bertanya pada Tari bagaimana ini semua terjadi,kerena satu bulan sebelumnya tari sering melamun di tempat kerja, hanya saja Ajeng tidak mau ikut campur dengan masalah Tari,jika Tari sendiri yang ingin memberi tahunya sendiri.
"Mbak Tari mintak maaf tidak pernah cerita sama mbak Ajeng apa yang sudah terjadi padaku satu bulan yang lalu."ucap Tari pada Ajeng.
"Ada apa Tari?Mbak ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi pada kamu ?"
"Mbak ingat satu bulan yang lalu pernah menyuruhku megantar pakaian pesanan seseorang ke hotel xxxxxx gak?"
"Ingat!!! "
"Saat itulah kejadian itu yang tidak aku duga terjadi."ucap Tari mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi saat itu.....
*flashback*
"Tari kamu bisa tolong Mbak gak Hari ini untuk megantar Barang pesanan pelangan kita gak?"tanya Ajeng pada Tari lagi sibuk dengan pekerjaannya.
"Emangnya mbak mau kemana sih?"
"Aku lagi ada janji sore ini dengan Pelagan kita untuk mengukur pakaian keluarganya karena seminggu lagi keluarga mereka akan memakai seragam untuk acara pernikahan saudaranya."
"Aku lagi malas Mbak, tapi harus bangai mana lagi cuma kita berdua disini, tidak mugkin kita suruh kariawan yang jaga butik dibawah kita suruh untuk megantarnya."ucap Tari sedikit tidak semagat, entah mengapa dirinya saat itu merasa malas kali untuk bergerak dari tempat kerjanya itu.
"Tolong ya Tari, hanya kamu yang Mbak Harapkan saat ini!! "bujuk Ajeng pada Tari.
"Baiklah aku akan pergi megantar pesanan orang itu."ucap Tari tersenyum pada Ajeng.
"Makasih ya, kamu mau bantu Mbak hari ini, kerena betul-betul gak bisa barang ini diantar sama Kurir Tari,kerena Pelagan kita ini sangat susah jika dia tidak sesuai dengan keinginannya."
"Cerewet orangnya ya Mbak?"ucap Tari lagi.
"Cerewet bangat!! "
"Berakti Mbak tahu orangnya."
"Iya bawel."
"Punya siapa sih mbak."
"punya sepupu mbak saat ini istrinya tidak bisa datang kesini jadi titip sama Suaminya mintak tolong ambilkan karena pas kerja disini."
"Ohhh gitu ya."
"Iya!! "
"Jam berapa Tari harus mengantar barang itu kesana Mbak?"
"Jam 6 saja karena mas Dani sudah ada dikamarnya saat jam segitu, Nantik Mbak Kasih tahu deh sama Suaminya sepupu Mbak itu."kata Ajeng senang akhirnya Tari mau juga membantunya hari ini.
"Ya sudah nantik aku yang pergi antar."ucap Tari.
"kalau begitu Mbak berangkat sekarang ya, kerena saat ini pasti mereka sudah menunggu mbak,Sudah jam tiga sore ini Tari tidak enak Mbak datang terlamabat."kata Ajeng pada Tari.
"Ya sudah sana berangkat jika tidak mau terlambat, jika kamu masih megoceh disini pasti tidak akan sampai-sampai disana."ujar Tari santai.
"Jangan lupa Nantik di antar ya, mbak pergi dulu."kata Ajeng sambil pergi meningalkan ruangan kerjanya itu.
"Kamu itu Mbak tidak pernah berubah, jika mau mintak tolong samaku pasti lembut-lembut ngomongnya,jika tidak ada kerjaan judesnya mintak ampun samaku, aduhhh sungguh malang nasib kamu Tari."gerutuknya sendiri diruangan itu.
Tidak terasa hari sudah menujukan pukul 6 sore Tari bersigegas turun Tari taksi online itu kerena dua juga terlambat datang,kerena Tari lupa kalau tidak diingatkan kembali oleh Ajeng lewat chatnya, pasti dia sudah lupa untuk mengantarkan pesanan sepupu bosnya itu.
"Untung saja Mbal Ajeng Chat aku kalau gak bisa berabe ini urusanya."ucap Tari berbicara sendiri.
"Eeeh kamar berapa ya tadi dibilang sama mbak tari aku chat lagi mbanya."ucap Tari sambil mengetik pesan dihp nya itu, setelah masuk kedalam Life.
Tidak lama Chat balasannya dari Ajengpun masuk.
(Lantai 5 No 221) Chat Ajeng.
"Ok,aku akan menuju lantai itu."ucap Tari sambil memencet No Life mau kelanatai 5.
Tidak lama life itu berenti dilantai yang ditekan oleh Tari, Dia keluar dari Life mencari nomor kamar yang diberitahu oleh Ajeng padanya.
"Itu Dia!! "ucap Tari telah berada didepan kamar itu.
Tari menencek Bell kamar itu tiga kali, namun tidak ada yang membukan pintu,mau tidak mau Tari memencet kembali bell kamar itu, lama Tari menunggu didepan pintu kamar itu namu tidak ada tanda-Ada orang didalam kamar itu.
Sambil bersandar di pintu itu Tari mencoba Menghubungi Ajeng lagi saat itu namun hp Ajeng tidak aktif.
"Bagai mana ini !! apa aku pulang saja ya,tapi bangai mana dengan barang ini, bisa megamuk nantik sepupunya Mbak Ajeng jika akau bawak barang ini pulang, aku tunggu saja deh disini bentar lagi."pas Tari asik berpikir tiba-tiba saja pintu yang disandarinya itu terbuka membuat Tari jatuh dilantai dalam kamar itu.
**********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!