NovelToon NovelToon

Ternyata Jodoh

Nama yang Cantik

Pagi ini adalah hari yang paling di tunggu oleh Lifi. Pasalnya hari ini adalah hari pertama dia masuk kuliah. Dengan langkah penuh semangat Lifi mulai bersiap-siap untuk berangkat menuju kampusnya. Dia berangkat ke kampus dengan menggunakan bus umum.

Saat sudah didalam bus,Lifi membuka ponselnya mencoba untuk menghubungi temannya. Namanya Airin, dia berteman dengan Lifi sejak SMA. Hingga setelah lulus pun mereka memutuskan untuk masuk kampus yang sama,bahkan fakultas yang sama.

[ Rin.....kamu udah nyampek kampus ]

Satu pesan berhasil terkirim pada nomor sahabatnya, dan beberapa detik kemudian dia mendapat balasan dari temannya.

[ Ia baru nyampek, kamu sendiri udah dimana? ]

[ bentar lagi nyampek kok ]

Tanpa terasa bus sudah berhenti ditempat yang sudah di sebutkan Lifi pada sang kondektur Bus. Untuk bisa sampai ke kampusnya Lifi masih harus berjalan kaki sekitar dua ratus lima puluh meter lagi. Suasana jalan nampak ramai. Terlihat lalu lalang para mahasiswa yang hendak berangkat ke kampus juga.

Lifi mencoba melihat jam yang melingkar ditangannya, di situ sudah menunjukkan pukul 09.45, artinya lima belas menit lagi jam perkuliahan akan segera di mulai. Lifi pun mempercepat langkahnya agar segera bisa sampai ke kelasnya tepat waktu. Ia tidak ingin terlambat di hari pertama masuk kuliah. Namun saat tiba halaman kelasnya, ia tak sengaja berbenturan dengan seorang mahasiswa. Alhasil buku yang dibawa Lifi jatuh berserakan. Mahasiswa itu membantu Lifi memunguti bukunya yang terjatuh.

"Maaf saya tidak sengaja karena saya terburu-buru"

Lifi berkata sambil sedikit membungkukkan badannya sebagai tanda permintaan maaf.

Sejenak mahasiswa itu tertegun melihat gadis didepannya. Saat itu Lifi yang dibalut hijab berwarna navi, senada dengan tunic yang dipakainya, sangat kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih. Membuat gadis itu terlihat sangat cantik. Ditambah lagi gadis itu mempunyai senyum yang begitu manis sekali.

" Oke tidak masalah, saya juga sedang terburu-buru "

Lifi pun segera berlalu, namun mahasiswa itu masih mematung ditempatnya. Dia masih belum sadar jika Lifi sudah beranjak dari hadapannya.

" Pundak gue yang di bentur, kenapa malah detak jantung gue yang gk beratur " tanpa sadar mahasiswa itu berguman sendiri.

Kini Lifi sudah berada di kelasnya bersama Airin. Mereka duduk bersebelahan. Dosen yang mengampu mata kuliah pun sudah tiba di kelas. Saat dosen sedang melakukan presensi, tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu.

" Permisi .....maaf bu, apa boleh saya masuk? " mahasiswa itu berkata dengan sopannya

" Ya silahkan masuk, kebetulan pelajaran belum dimulai " dosen itu mempersilahkannya masuk.

Pelajaran dimulai, dosen mulai menjelaskan materi perkuliahan.saat itu suasana kelas sangat kondusif. Hingga tanpa terasa jam mata kuliah itu sudah berakhir.

Dosen meninggalkan kelas di ikuti para mahasiswanya tak terkecuali Lifi dan Airin. saat hendak sampai di depan pintu, tiba-tiba dari arah belakang ada yang memanggilnya

" hey.....kalau tidak salah kamu cewek yang tadi nabrak aku"

Mahasiswa itu berbicara sambil menunjuk ke arah Lifi.

" Ah iya....maaf sekali lagi. tadi saya terburu-buru " ucap Lifi penuh penyesalan. Karena seingatnya dia menabrak mahasiswa itu cukup keras.

" gak masalah kok, santai saja. Ternyata kita satu kelas ya, boleh saya tau nama kamu?"

Namun belum sempat Lifi menjawab pertanyaannya, dari luar pintu kelas sudah terdengar suara Airin memanggilnya.

" Lif....ayo buruan, katanya mau ke kantin "

Tanpa menjawab pertanyaan mahasiswa itu, Lifi pun segera menghampiri sahabatnya. Mahasiswa itu masih mematung ditempatnya. Mulutnya tanpa sengaja bergeming

" Gila.....gue di cuwekin, baru kali ini ada cewek yang cuwek ma gue, biasanya malah mereka yang duluan nyebutin namanya ke gue"

Setiba dikantin Lifi dan Airin bingung mencari tempat duduk. Pasalnya pada saat jam itu suasana kantin sedang ramai-ramainya. Namun kejauhan nampak ada yang melambaikan tangan dan memanggil mereka berdua.

" Woy.....sini, masih ada tempat duduk kosong "

Melihat siapa yang memanggil, merekapun bergegas menuju bangku tersebut. Mereka adalah Chaca, Alan dan putri. Mereka adalah teman satu SMA, hanya saja beda kelas. Meski berbeda kelas, namun mereka cukup dekat. Itu semua karena mereka sama-sama jadi anggota OSIS.

Tanpa terasa sudah satu jam mereka mengobrol dikantin. padahal sebentar lagi jam mata kuliah berikutnya akan dimulai.

Benar saja, lima menit setelah mereka tiba dikelas, dosen jam mata kuliah berikutnya sudah datang. Dan seperti biasa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran, dosen melakukan presensi.

Satu persatu nama mahasiswa dipanggil dan mereka akan mengacungkan tangannya sebagai tanda hadir. Hingga pada akhirnya sebuah nama mendapat gilirannya untuk di panggil.

" Naira Alifi Istiqomah "

Saat sang pemilik nama dipanggil, sontak membuat seorang mahasiswa menoleh ke arahnya. Mahasiswa tersebut tersenyum penuh arti. Batinnya berkata

" oh....ternyata namanya Naira Alifi Istiqomah, nama yang cantik. Cocok sama orangnya, cantik."

Pelajaran dimulai, namun mahasiswa itu masih larut dengan pikirannya sendiri. bayangannya masih dipenuhi mahasiswi pemilik nama bagus itu.

hingga tanpa terasa jam pelajaran itu sudah berakhir. Tak lupa dosen memberikan tugas untuk mahasiswanya.

" Lif.....kamu pulang naik bus kan? " Tanya Airin

" Heem...." jawab Lifi singkat

" Yasudah aku antar ke tempat bus ya, dari pada jalan kaki le sananya."

" emang gak ngerepotin lho Rin?"

" Ya enggak lah, kayak sama siapa saja "

Rumah Lifi dan Airin tidak searah, jadi Airin hanya bisa mengantar sahabatnya sampai tempat biasa Lifi menunggu bus. Lifi sendiri memilih naik bus karena Lifi kurang begitu suka naik motor. Menurutnya lebih enak naik kendaraan umum. alasannya biar tidak terlalu capek.

" Rin.....gue naik dulu ya, makasih udah nganterin sampek sini" ucap Lifi sambil kakinya melangkah menaiki bus

" oke sama-sama"

Setengah jam perjalanan, akhirnya Lifi sudah sampai di rumahnya. Rumah sederhana namun terlihat sangat asri. Rumah itu mempunyai halaman cukup luas dan dihiasi beberapa jenis tanaman. Lifi memang terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya hanya seorang pemilik usaha grosir sembako di pasar, sedang ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.

Kendati demikian, keluarga mereka begitu begitu harmonis dan dikenal taat dalam urusan agama.

" Assalamualaikum , Lifi pulang bun " ucap Lifi saat sampai didepan pintu.

" Walaikum Salam " Terdengar suara bundanya dari arah dapur.

" Sudah pulang sayang, gimana kuliahnya tadi?"

" Alhamdulillah lancar bun " Lifi menjawab seraya mencium tangan bundanya.

" Ya sudah, kamu ganti baju, terus mandi, sholat. Dan setelah itu langsung makan." bundanya memberi perintah, dan Lifi pun langsung bergegas menuju kamarnya.

Setiba dikamarnya Lifi langsung melakukan apa yang di perintahkan oleh bundanya. Dan sebelum itu tak lupa dia men charger ponselnya terlebih dahulu, karena seingatnya tadi ponselnya lowbat pas dia berada di dalam bus.

Mati Rasa

Malam hari saat Lifi hendak tidur, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari nomer yang tidak dikenalnya.

[ Malam ]

Pesen dibuka oleh Lifi tanpa berniat membalasnya. Hingga beberapa menit kemudian satu pesan kembali masuk ke ponselnya

[ Kok di Read dong ]

Namun lagi-lagi Lifi mengabaikan pesan tersebut dan dia memilih untuk tidur karena rasa kantuk yang tidak bisa ditahannya lagi.

Seperti biasa pukul setengah empat subuh, Lifi sudah bangun dari tidurnya. Ia bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu' kemudian menunaikan sholat subuh. Setelah ritual sholat selesai dia akan menyempatkan diri membaca-baca materi kuliahnya. Menurutnya belajar di waktu subuh lebih mudah di ingat. Karena fokus pikiran belum kemana-mana.

Lifi memang tergolong anak yang rajin, saat dia selesai dengan aktifitas belajarnya, dia selalu menyempatkan diri untuk membantu bundanya menyiapkan menu sarapan. Makanya tidak heran jika Lifi lumayan pandai memasak.

Ditempat lain, Byan masih termenung dikamarnya. Bahkan hingga menjelang waktu sarapan ia masih engga untuk keluar dari kamarnya. Pagi ini pikirannya lagi-lagi dipenuhi oleh gadis yang pernah menabraknya kemarin saat di kampus. Hingga tiba-tiba pintu kamarnya terbuka diikuti suara yang seketika memecahkan lamunnnya.

" sayang....kamu kok belum turun sih, papa sama adikmu sudah nunggu buat sarapan, lagian hari ini kamu gak ada jam kuliah ta?"

" iya Mah....Byan bentar lagi turun, Byan juga ada kuliah pagi hari ini."

Merekapun kemudian sarapan bersama. Selesainya Byan langsung berpamitan untuk berangkat ke kampus.

Lifi dan teman-temannya sudah lebih dulu tiba dikampus. Mereka berbincang-bincang didalam kelas sembari menunggu dosen mata kuliah Akuntansi datang. Ya, hari ini mereka ada jadwal mata kuliah akuntansi. Dan benar saja, sepuluh menit kemudian dosen datang dan jam perkuliahanpun di mulai.

Sebelum menutup perkuliahan, tak lupa seperti hari sebelumnya dosen memberikan tugas untuk para mahasiswanya.

Lifi dan teman-temanya saat ini sedang menuju kantin. mereka ingin mengisi kembali tenaga mereka setelah 2 jam lebih berkutat dengan nominal-nominal yang cukup menguras pikiran.

Melihat Lifi dan teman-temannya, membuat Byan yang sebelumnya sudah berada dikantin terlebih dahulu, berinisiatif untuk bergabung dengan mereka.

" Boleh gabung disini " Byan meminta izin tanpa duduk terlebih dulu kepada mereka.

" Silahkan, itu masih ada bangku kosong disebelah Lifi "

Tanpa ragu Byan pun langsung mengambil posisi untuk duduk disebelah Lifi. Hal ini membuat Lifi kaget karena Byan tiba-tiba sudah berada disampingnya. Byan terkekeh sendiri saat melihat ekspresi Lifi.

" Kalian semua mau makan apa, entar biar gue aja yang skalian mesenin." Alan bertanya pada temannya.

" kayak biasanya aja Lan, Mie ayam sama es jeruk, cuman Lifi doang yang Bakso sama teh hangat." Chaca yang menjawab.

" Byan, kamu mau pesen apa, disamain atau mau yang lain?" ucap Alan sebelum beranjak

" ya elah hampir lupa kalo ada cogan alias cowok ganteng"

Chaca berbicara sambil menepuk keningnya sendiri. Dia lupa kalau ada Byan, hingga dia memesan menu seperti yang biasa mereka pesan.

Semua melotot ke arah Chaca yang dengan entengnya memanggil Byan dengan julukan cogan. Sedang yng disebut nampak biasa-biasa saja.

Bagi Byan, dia sudah terbiasa dengan hal ini. Karena sering sekali cewek-cewek mengatakan hal yang demikian kepadanya.

" Gue samain kayak Lifi aja."

Byan berbicara dengan sekilas melirik ke arah Lifi.

Setelah beberapa saat makanan yang mereka pesan pun datang. Mereka makan makan sambil diselingi dengan obrolan-obrolan kecil.

" by the way, kalian keliatannya kayak udah kenal banget, apa sebelumnya kalian satu sekolah?" Byan membuka obrolan

" Kami satu sekolah, tapi beda kelas aja" dengan antusiasnya Chaca menjawab pertanyaan Byan.

" kebetulan kami dulu sama-sama ikut organisasi OSIS, makanya meski gk sekelas tapi lumayam deket" Putri menimpali.

" jadi ceritnya gue aja nih yang beda" Jawab Byan

" Santi aja, lagian kita sekarang kan udah jadi teman satu kelas" kali ini Airin ikut menimpali

" Sebenarnya gue udah lulus SMA setaun tahun lalu, cuman baru tahun ini masuk kuliahnya." ucap Byan jujur.

" emangnya kenapa kok gak langsung kuliah aja, kan biar cepet lulus." tanya Chaca yang mulai kepo

" Lagi males aja." Jawab Byan.

untuk masalah ini, dia terpaksa berbohong. Karena saat ini dia belum ingin bercerita alasan sebenarnya mengapa ia menunda waktu kuliahnya kepada mereka.

Obrolan mereka semakin seru. Hanya Lifi saja yang nampak diam. Dia hanya akan menjawab saat di tanya.selebihnya dia memilih menjadi pendengar. Melihat itu membuat Byan semakin penasaran dengan karakter Lifi yang terkesan cuek.

" Hey.....kok aku perhatiin dari tadi kamu diem aja." Byan mencoba membuka obrolan dengan Lifi.

" hey...hey...hey...namanya Lifi, kayak asing banget manggilnya" cerocos Chaca

" La gue kan emang belum kenal namanya. Kemarin pas waktu di tanya sapa namanya di gak jawab." Byan berbicara sambil melirik ke arah Lifi

" Lif....emang kemarin lho ketemu Byan dimana" tanya Airin

" Ya di kampuslah, emang mau ketemu dimana lagi." jawab Lifi

" maksud gue kampus sebelah mana."

Airin terlihat greget sendiri dengan jawaban Lifi

" kemarin gak sengaja dia nabrak gue waktu di halaman kelas." kali ini Byan yang menjawab.

" ya udah kemarin gak sempet tau namanya, sekarang cobak kenalan ulang" ledek Airin pada Lifi.

" ada istilah tak kenal maka tak sayang, ya gak?." Alan ikut-ikutan meledek

" udah kenal, namanya Byan kan"

" Kalo udah kenal berarti tinggal sayangnya dong?"

Byan berbicara sambil mengedipkan sebelah matanya pada Lifi. Hal ini tentu saja membuat wajah Lifi seketika seperti kepiting rebus karena malu sekaligus merasa kesal dengan tingkah dan ucapan Byan. Bahkan yang lain pun dibuat heran dengan tingkah Byan yang tiba-tiba terang-terangan menggoda Lifi.

Tak ingin membuat suasana menjadi canggung, Airin berusaha mengalihkan topik.

" Lif....mumpung dosen satunya gak bisa hadir, pulang kuliah nanti kita bakal main ke rumah Chaca buat ngerjain tugas akuntansi tadi. Lho mau ikut gak?"

" Kayaknya gue gk bisa ikut, gue lagi ada janji mau nemenin bunda bikin kue. Gak papa kan?"

" Yaudah, entar lho gue antar dulu ke tempat bus."

" Gak usah Rin, aku jalan sendiri aja. Kamu langsung aja ke rumah Chaca".

Byan yang dari tadi fokus mendengarkan pembicaraan dua orang itu, tiba-tiba ikut menimpali.

Dia menawarkan diri untuk mengantar Lifi, namun Lifi menolaknya.

Mereka semua meninggalkan kantin dan bergegas menuju rumah Chaca. Hanya Byan dan Lifi yang memilih langsung pulang.

Kini Lifi sudah berada di rumah, dia sedang rebahan dikamarnya. Begitupun dengan Byan. Saat itu tiba-tiba Byan mengirim pesan pada Lifi berniat menanyakan kalau dia sudah sampai rumah.

[ Udah nyampek rumah belum ]

Melihat pesan ada pesan masuk yang lagi-lagi tanpa nama, membuat lifi bertanya-tanya.

" Nih orang siapa sih sebenarnya, dari kemarin kirim pesan terus. Dan kayaknya ni orang tau banget kegiatan gue."

Lifi mencoba membuka foto profilnya, namun sayang sekali, disitu yang nampak adalah foto seorang pemuda menghadap ke belakang. jadi tentu saja wajahnya tidak bisa di lihat.

Byan terus menatap ponselnya. Berharap Lifi akan membalas pesannya. Namun sayangnya nihil. Dia pun memilih memejamkan mata namun fikirannya masih berkutat seputar Lifi. Dia merasa heran, karena baru kali ini ada gadis yg tidak tertarik padanya. Menurutnya baru kali ini dia menemukan gadis yang cuek terhadapnya. Biasanya mereka akan mengejar-ngejarnya, ya meskipun dirinya tidak pernah meladeni karena Byan memang bukan orang yang sembarangan dekat dengan wanita.

" apa dia mati rasa ya sama cowok, masak iya cowok ganteng-ganteng gini, dia gak mau gue anter pulang. Apa orang tuanya galak ya, makanya dia takut."

Byan terus menerka-nerka sendiri dugannya terhapa lifi. Hingga tanpa terasa matanya sudah terpejam menuju alam mimpi.

Komet

Siang ini suasana kelas nampak sedikit tegang. Pasalnya hari ini adalah jadwal mata kuliah yang paling tidak disukai hampir sebagian mahasiswa ekonomi.

Apalagi kalau bukan Statistika. para mahasiswa nampak serius mengikuti jalannya perkuliahan. Bukan karena apa, selain mata kuliah yang menyebalkan, dosen mata kuliah ini terkenal sangat killer. Dosen ini tidak segan-segan untuk memberikan nilai E pada mahasiswanya.

Tepat pukul 11.30 perkuliahan selesai. Semua mahasiswa mulai meninggalkan kelas. Hanya tersisa Lifi dan ke empat temannya juga Byan. Namun saat mereka hendak keluar kelas, nampak seorang gadis masuk dan menghampiri Byan yang sedang berdiri diantara para sahabatnya.

" By.....kita ke kantin yuk, kamu udah selesai kan kelasnya?" gadis itu berbicara dengan nada kecentilan.

" Sorry.....gue lagi gak lapar." ucap Byan acuh

" Gue udah dari tadi lho yang nungguin" gadis itu sengaja bergelayut di lengan Byan. Namun dengan sedikit kasar Byan melepaskannya.

" Gue bukan angkot yang musti lho tungguin."

Mendengar jawaban dari Byan membuat Airin dan yang lain tertawa. Hanya Lifi yang nampak biasa saja. Karena merasa malu, gadis itu memilih pergi begitu saja.

" Bro....itu cewek lho, mantan yang belum bisa move on, atau penggemar berat lho?". Cerca Alan

" bukan siapa-siapa, dia cuman temen waktu SMA gue."

" Tapi keliatannya dia ngebet banget sama lho" ucap putri.

" gak penting juga, ya udah kantin yuk " ajak Byan pada yang lain.

Saat sudah berada dikantin, Byan baru menyadari ternyata disana tidak ada Lifi.

" Loh....mana Lifi ma Airin?"

" Dia sama Airin ke perpustakaan, katanya mau nyari referensi buku buat tugas." Ucap Chaca.

Byan pun langsung bergegas meminum jusnya dan langsung beranjak dari tempatnya.namun sebelum itu dia menyodorkan selembar uang seratus ribuan.

" gue cabut dulu, tolong bayarin jus gue, sekalian aja punya kalian."

" Lo bro....gimana makanan lho?". Tanya Alan

" Buat lho aja" jawab Byan sambil berlari.

Dia terus berlari menuju perpustakaan.sampai disana dia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan itu. Hingga tanpa sengaja Byan menabrak seorang gadis yang sedang memilih buku. Keduanya nampak sama-sama kaget.

" Maaf.....gue gak se-nga-ja" Ucap Byan terbata.

dia baru menyadari bahwa orang yang ditabrak tak lain adalah gadis yang sedang dicarinya.

" Gak nyangka ya kita tabrakan lagi, kayaknya jodoh ni." Byan berbicara sambil cengar-cengir.

" by the way, lagi nyari apa di sini?"

tanpa sadar pertanyaan absurd itu lolos dari mulut Byan. karena jelas-jelas mereka sedang diperpus malah dia bertanya nyari apa

" Lagi nyari es cendol, buat ngademin otak" jawab Lifi dengan nada sinis kemudian berlalu meninggalkan Byan yang tiba-tiba menggaruk kepalanya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.

" cantik-cantik pedes juga ngomongnya, tapi kalau dipikir-pikir gue juga yng be-gok udah tau ini perpus, pakek nanya nyari apa. Be-gok....be-gok....be-gok..." ucap Byan sambil memukul pelan kepalanya sendiri.

Menyadari Lifi sudah tak dihadapannya lagi, Byan langsung beranjak ke tempat yang berseberangam dengan tempat duduk Lifi. Dari sana dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya ke arah yang lain, melainkan fokus menatap ke arah gadis yang baru saja di tabraknya.

Lifi yang sejak tadi merasa kalau Byan terus menatap ke arahnya merasa risih sendiri. Dalam hatinya dia mengumpat kesal

" Nih orang ngapain sih, kayak komet aja ngekorin gue mulu. Gak ada kerjaan lain apa."

" Rin....balik yuk " tiba-tiba Lifi mengajak pulang

" lho....baru juga di sini. Emang lo udah dapat bukunya?" Tanya Airin dengan ekapresi bingung

" gue tiba-tiba bad mood. Ada komet"

lagi-lagi Airin dibuat bingung oleh Lifi. Pasalnya sejak kapan perpustakaan berubah jadi lintasan tata surya.

Merasa kalau Lifi menyindirnya, Byan langsung menghampiri keduanya.

" boleh gabung?"

" gak"

" boleh "sahut Lifi dan Airin bersamaan.

" Rin....lo apaan sih, kita kan mau balik". Tegas Lifi

" ya elah Lif.....ini masih jam berapa, emangnya tugas lho udah selesai? Tungguin gue bentar lah, tanggung nih."

Akhirnya Lifi mengalah, dan membiarkan Byan ikut bergabung bersamanya. Mereka pun muli fokus pada bacannya masing-masing.

Sesekali Byan, curi-curi pandang ke arah Lifi. byan terus memperhatikan Lifi yang terlihat makin cantik saat sedang serius membaca. Bahkan tanpa sadar ia senyum-senyum sendiri hanya karena membayangkan Lifi tersenyum.

" Woy.....lho kesambet ya, senyum-senyum gak jelas. Jangan bilang lo salah minum obat" suara Airin seketika menyadarkan Byan.

" lho apaan sih, emang lo kira gue gak waras. Gak ada akhlak banget lo ngatain gue." ucap Byan jengkel.

" Lif....gue ke toilet dulu ya bentar."

" Lo juga tungguin bentar.jangan ke mana-mana temenin sohib gue." ucap Airin pada Byan kemudian.

Suasana menjadi hening saat Airin sudah beranjak. Lifi yang merasa risih karena ditinggal hanya berdua, sedang Byan dalam hati bersorak gembira. Kapan lagi bisa berdua sama Lifi. Bahkan dalam hati Byan berharap toiletnya penuh. Biar dia bisa lebih lama berdua dengan Lifi.

Untuk memecah keheningan, Byan membuka suara

" Lif....gue boleh nanya gak?"

" Hem..." jawab Lifi singkat tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang dia baca

" kenapa lo gk pernah bales chat dari gue?"

Sejenak Lifi menghentikan aktifitas membacanya. Dia mencoba mengingat-i ngat memang benar beberapa hari ini ada nomer asing yang selalu mengirim pesan padanya.

" Apa jangan-jangan yang ngirim pesan ke gue itu Byan ya?" batin lifi berkata

" kok bengong, gue nanya nih. Kenapa chat gue gak pernah lo bales" tanya Byan sekali lagi

" gue gk tau kalau lo ngechat gue. Lagian dapat nomer gue dari mana. Perasaan gak pernah tuker nomer deh."

" kita kan satu kelas Lif, otomatis gue dapat nomer lo dari group kelas lah."

" Lif....gue boleh pinjem buku catatan lo yang statistika enggak?"

" emang buat apaan, bukannya tadi lo juga ngikutin mata kuliah itu?" lagi-lagi Lifi menjawab dengan pandangan masih fokus pada buku yang dibacanya.

" keterangan gue kurang lengkap. Boleh ya, besok gue balikin kok" ucap Byan penuh harap

" yaudah....tapi besok jangan lupa lo balikin. Soalnya gue juga musti ngerjakan tugas." lifi menjawab seraya menyodorkan buku pada Byan

" Oke siap tuan putri"

Setelah mengucapkan itu Byan langsung cabut. Ia takut kalau-kalau Lifi akan marah karena ucapannya.

" dasar cowok sin-ting" guman Lifi

" Woy.....siapa yang sinting" ucap Airin yang tiba-tiba datang

" gak ada, lo salah dengar kali.ya udah balik yuk. Capek gue"

" lho si cogan Byan kemana?" Airin nampak bingung. Pasalnya Byan yang tadi masih disana sekarang malah sudah tidak ada.

" udah balik ke lintasannya." Lifi berbicara sambil menarik tangan Airin agar segera pulang.

Dia sengaja tidak menggubris pertanyaan Airin. Bisa-bisa temannya akan nyerocos sepereti kereta jika ketahuan dia mengumpat Byan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!