Seorang wanita yang baru saja kehilangan anak dalam kandungannya, menatap benci wajah suaminya di dalam foto. Bagaimana tidak? Disaat dia harus kehilangan janin dalam kandungannya, suaminya sedang bermesraan dengan wanita lain. Sudah dua minggu dia merasa curiga dengan sikap suaminya yang dulu penyayang berubah menjadi cuek, yang dulu mengatakan dia adalah dunia lelaki itu tapi belakangan ini lelaki itu tak pernah ada lagi untuknya.
"Bu, apa tugas saya selesai?" tanya orang yang dia pekerjakan untuk memata - matai suaminya beberapa hari ini.
"Ya, aku sudah men-transfer uangmu. Pergilah."
"Baik, Bu. Saya permisi pergi."
Setelah kepergian orang suruhannya, Ameera menangisi hidupnya. Andaikan dulu dia mendengarkan perkataan orang tuanya dan tidak kabur dari rumah. Apakah hidupnya akan baik - baik saja sekarang?
"Kamu jahat, Mas. Tiga tahun kita berpacaran, 1 tahun kita menikah tapi dengan tega kamu mengkhianati ku. Bahkan disaat aku sedang mengandung anakmu, kini anakku pun telah meninggalkanku. Sakit... Mas..."
Malam itu beberapa kali suaminya Immanuel menelepon tapi dia tidak ingin mengangkatnya. Dia mematikan ponselnya dan hanya memikirkan ingin membalas semua sakit hatinya. Balas dendam! Ya!
Esoknya dia menelepon seorang lawyer yang selalu berhasil dalam menggugat perceraian, dia tau suaminya itu tidak akan mudah bersedia bercerai darinya, lelaki itu pasti menginginkan harta dalam pernikahan mereka.
Meskipun saat menikah Ameera bekerja hanya sebagai seorang pegawai biasa di salah satu Perusahaan tapi gajinya cukup besar, sebenarnya Ameera tak menginginkan harta gono - gini tapi dia tak akan dengan mudah menyerahkan semuanya pada suaminya.
"Aku akan membuatmu menderita dan menyesal, Mas!" lirihnya.
Bukti - bukti perselingkuhan sudah terkumpul dan surat cerai akan selesai dibuat besok, Ameera dengan tekad balas dendamnya segera pulang dari rumah sakit meskipun dia masih kesakitan karena keguguran.
Ceklek.
Ameera membuka pintu rumahnya, dia melihat suaminya tertidur di sofa mungkin menunggunya semalam.
Immanuel bangkit dari sofa ruang tamu saat melihat istrinya pulang, dengan wajah kesal dia menghampiri Ameera. "Kelayapan dari mana kamu?! Suami pulang malah tidak ada dirumah!"
Ameera mengacuhkannya, ia berjalan ke dalam kamar dengan langkah hati - hati seraya memegang perutnya.
Suaminya menyusulnya ke kamar, "Kau tidak bisa bicara! Kenapa tak menjawab?!"
"Aku habis dari rumah sakit, aku kemarin terjatuh di kamar mandi. Aku menelepon mu berulang kali meminta pertolongan, tapi seorang wanita yang menjawabnya dan mengatakan kau sedang mandi," Ameera bicara tanpa ekspresi, semua rasa telah hilang darinya yang tertinggal hanya tekad balas dendamnya.
"A-apa? Sayang, kamu gak apa-apa? Anak kita?" suara Immanuel sarat penyesalan.
"Anakku sudah gak ada, aku keguguran."
"S-sayang..." Immanuel maju ingin memeluk istrinya.
Ameera mendorongnya kasar, "Jangan pernah menyentuhku lagi! Aku jijik padamu!"
"Ameera, wanita itu bukan siapa-siapa. Itu adalah rekan kerjaku dan kami sedang minum-minum setelah rapat bersama teman kerjaku yang lain. Wanita itu mengangkat panggilanmu karena aku yang menyuruhnya untuk mengerjai mu."
"Hahahaha... Hahaha... Hahaha... Kau sungguh lucu, Mas!" Ameera lalu menarik foto - foto dari dalam tas-nya lalu melemparkan semuanya ke wajah lelaki brengsek di hadapannya.
Immanuel memungut foto - foto yang berserakan di lantai, tangannya gemetar saat memungut satu - persatu foto dirinya dan wanita selingkuhannya sedang bermesraan. Hubungannya dengan wanita selingkuhannya memang sudah beberapa bulan ini, bahkan kini wanita selingkuhannya itu sedang hamil anaknya.
"I-ini, darimana kamu mendapatkan fotoku?" tanyanya seraya berdiri menatap tajam istrinya.
"Cih! Wajahmu bahkan tak ada rasa penyesalan sedikit pun, Immanuel! Mari kita bercerai! Aku minta cerai!"
Lelaki yang sudah ketauan berselingkuh itu hanya bisa diam, foto - foto bukti perselingkuhan di genggaman tangannya satu - persatu terjatuh kembali ke lantai.
Tubuh tegap Immanuel mendekat, "Jangan mimpi! Selamanya kau akan menjadi istriku!"
"Aku hanya memberitahumu, aku akan bercerai darimu bukan meminta kesediaanmu. Immanuel," tiba - tiba Ameera merasa sakit di perutnya, dia menarik nafas kesakitan.
Mata Immanuel terkejut, ia baru tersadar istrinya baru saja keguguran. "Aku bantu berbaring, jangan bicarakan ini lagi kau sedang kesakitan."
"Apa perdulimu! Aku sedang berbaring tak berdaya di kamar mandi saja kau tidak ada! Jadi jangan berani menyentuhku lagi! Aku bisa sendiri dan aku akan tetap menceraikanmu." Ameera melangkah kesakitan ke arah ranjang. Dengan perlahan dia mendudukkan tubuh kesakitannya di atas ranjang dan berbaring.
Immanuel mendekati ranjang, "Kita tidak perlu bercerai, aku akan segera meninggalkan wanita itu."
Netra marah Ameera menatap benci lelaki yang tidak punya malu itu, " Kau pikir dengan kau berpisah dari wanita itu aku akan menerimamu kembali, mencintaimu lagi?"
"Ya, aku tau pasti kamu sangat mencintaiku," ucap Immanuel percaya diri.
"Dasar lelaki tak punya perasaan, jawab saja satu pertanyaanku. Kenapa kamu selingkuh?" Ameera menatap tajam mata suaminya.
"Itu hanya sebuah kesalahan, Ameera. Itu bukan apa - apa, wanita itu bukan siapa-siapa. Percayalah aku akan segera menyelesaikan semuanya dan segera kembali padamu."
Ameera memalingkan wajahnya tak ingin lagi melihat wajah suaminya.
Immanuel menghembuskan nafas pelan, "Aku akan mandi, aku juga akan masak kau harus makan."
Lelaki itu menaruh dompet dan ponselnya di atas meja, membuka pakaiannya lalu melenggang masuk ke dalam kamar mandi.
Saat mendengar pintu menutup, Ameera dengan cepat bangun dengan perlahan dia turun dari ranjang menuju meja. Dia mengambil ponsel suaminya lalu mencoba PIN yang dia tau tapi ponsel tidak terbuka. Sekali lagi dia mengingat PIN suaminya, benar saja ponsel seketika terbuka.
Ameera dengan cepat menscroll kontak, dia mencari nomer Bos suaminya. Dia pernah bertemu sang Bos saat ada perjalanan tour dari tempat bekerja suaminya itu, setelah menemukan nomer sang Bos dia menulis nomernya di ponselnya sendiri, lalu mengunci kembali ponsel suaminya dan menaruhnya kembali di atas meja.
Saat pria brengsek itu membawa makanan ke kamar, Ameera menolak tak ingin memakan masakan suaminya tapi untung saja lelaki brengsek itu tidak memaksanya.
Esoknya Lawyer datang ke rumah membawa surat cerai, dia menunggu suaminya pulang bekerja sedangkan dia sendiri sudah meminta cuti pada atasannya di kantor. Dia menunggu Immanuel pulang malam itu tapi setelah menunggu sampai tengah malam lelaki itu tidak pulang. Entah sedang bersama wanita selingkuhannya atau sedang menghindar darinya karena dia terus mengirimi pesan agar Immanuel cepat pulang dan menandatangani surat cerai.
Seminggu berlalu kini Ameera sudah bekerja kembali, tapi dia belum bertemu suaminya lagi sejak hari itu. Akhirnya dia akan memulai aksi balas dendamnya, dia akan memancing suaminya agar menemuinya.
"Maaf Pak, saya istri dari staff pegawai di Perusahaan ini. Saya ada keperluan penting, bisakah saya masuk dan menunggunya di dalam?" Ameera sedang meminta ijin pada satpam.
"Siapa nama suami Mba?"
"Immanuel Reswa. Ini KTP saya dan buku nikah." Ameera menyodorkannya.
"Baik, silahkan masuk." Satpam mengijinkan.
Ameera mengambil kembali KTP dan buku nikahnya, lalu berjalan dengan percaya diri masuk ke dalam Perusahaan. Dia menuju resepsionis, "Halo, apa Presdir Kendrick ada?"
Sang resepsionis menatapnya, "Apa Anda sudah ada janji?"
"Belum, tapi tolong telepon dia katakan aku adalah istri dari Tuan Immanuel pegawainya dan ingin bicara tentang pekerjaan suamiku. Katakan pada Tuan Kendrick ini tentang proyek di Sumatera."
Resepsionis mengangkat telepon di meja, "Halo, Nita. Katakan pada Presdir ada seorang wanita ingin bertemu dengannya dan dia adalah istri pegawai yang bernama Tuan Immanuel dan ingin membahas tentang pekerjaan mengenai proyek di Sumatera."
Tak lama sang Resepsionis mengangguk lalu menyimpan telepon kembali. "Silahkan naik ke lantai sembilan."
"Terimakasih," Ameera tak menunggu lama, dia segera naik lift menuju ke atas lantai sembilan.
Ting!
Pintu lift terbuka, dia menghentakkan kakinya mencari ruangan Presdir. Seorang wanita yang sepertinya bernama Nita sekertaris Kendrick menunggunya di depan ruangan.
"Halo, saya Nita. Silahkan masuk, Presdir Kendrick sudah menunggu Anda." Wanita itu membuka pintu ruangan.
Ayo Ameera! Kamu bisa!
Wanita itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, Ameera melangkahkan kaki jejang sexy-nya masuk ke dalam ruangan. Tubuh bagian atasnya memakai kemeja berlengan dengan dipadukan rok pendek sekitar 15 cm diatas lutut memperlihatkan paha mulusnya.
Dia berjalan sedikit bergoyang, pinggulnya yang besar berlenggok ke kiri dan kanan dengan sengaja menggoda orang yang bisa melihatnya.
Ameera tersenyum saat melihat manik mata lelaki tampan yang sedang duduk di kursi kerjanya itu memandangnya intens tak berkedip dengan percikan gairah di matanya.
"Halo, Presdir Kendrick. Namaku Ameera," Ameera tersenyum cantik mengeluarkan seluruh pesonanya, dia berdiri dengan tubuh proposionalnya tinggi dan berisi.
Kendrick menelan ludah, dia melonggarkan dasinya tiba - tiba merasa gerah. Dia mengambil remot dan menaikan suhu dingin di ruangan itu.
"Ya, halo. Ada apa kamu ingin bertemu denganku? Apalagi masalah pekerjaan suamimu?" Kendrick menegakkan tubuh tegapnya menatap serius pada wanita yang berhasil memancing rasa tertariknya.
"Bisakah Anda mengijinkanku duduk, sepertinya ini akan sedikit memakan waktumu."
Kendrick mengangguk, " Duduklah."
Ameera berbalik berjalan menuju sofa di ruangan itu, lalu dia duduk dengan mengangkat satu kakinya menimpa satu kaki lainnya memperlihatkan dengan jelas paha putihnya.
Darah panas Kendrick berdesir, sudah lama dia tidak menikmati tubuh wanita setelah berpisah beberapa bulan lalu dengan kekasihnya. Tubuh gagahnya berdiri dari kursi kerjanya dia berjalan menghampiri wanita itu lalu duduk di sofa menjauh dari tempat duduk Ameera.
Ameera tak habis akal, dia menggeser tubuh duduknya menempel pada sang Bos. "Apa kamu takut aku memakanmu, kenapa duduk jauh sekali?" godanya.
Kendrick salah tingkah, dia tak percaya dia akan gugup menghadapi seorang wanita bersuami. "Katakan saja keperluanmu, Nyonya Immanuel."
"Jangan panggil aku dengan nama itu, kami akan segera bercerai. Dia sudah mengkhianatiku dan aku sedang mengurus perceraian kami."
"Kenapa kamu memberitahuku?" tanya Kendrick heran.
"Karena aku akan memberitahumu tentang kecurangan suamiku, ah calon mantan suamiku. Immanuel sudah menyalahgunakan dana Perusahaan proyek di Sumatera. Aku punya buktinya, aku sudah meng-copy semua data dari laptop suamiku dan menyimpannya dalam sebuah flash disk. Dilihat dari kurun waktunya, sepertinya bukan hanya proyek Sumatera tapi banyak proyek - proyek lain bahkan jika dihitung itu bisa puluhan miliar."
Kendrick terkejut, pasalnya tidak pernah ada laporan tentang kecurangan itu. Apa semua pegawai yang terlibat bekerja sama untuk menyembunyikannya?
"Bagaimana, kamu mau laporan itu?"
"Kenapa kamu membongkar kebusukan suamimu sendiri?" tanya Kendrick.
"Aku sudah bilang, dia selingkuh dan aku ingin bercerai darinya tapi sebelum itu aku ingin membalas dendam padanya, aku butuh bantuanmu. Ditukar dengan isi flash disk itu, bagaimana?" tawar Ameera.
Kendrick berpikir menimang, saat tadi ia mendengar tentang kecurangan di Perusahaannnya seketika dia ingin memberantas pegawai - pegawai nakal di Perusahaannya. "Baiklah, bantuan apa?"
"Aku membutuhkanmu untuk menjadi kekasihku di depan Immanuel."
Degh!
Wanita gila!
"Raut wajahmu seperti mengatakan aku wanita gila, ya itu benar. Aku sudah gila! Aku telah kehilangan anak dalam kandunganku, sendirian di rumah sakit tanpa suami. Tapi saat aku kesakitan di rumah sakit, lelaki brengsek itu malah sedang bermesraan dengan selingkuhannya. Aku ingin membalas mereka, aku ingin mencabik-cabik mereka!" teriak emosi Ameera.
Kendrick terhenyak, "Apa suamimu setuju untuk bercerai?"
"Si brengsek itu malah menghilang dan tak pernah pulang ke rumah sejak aku keguguran dan mengajukan perceraian. Aku ingin mendatanginya kesini dan melabraknya bersama selingkuhannya yang juga adalah pegawaimu. Tapi aku masih menghormatimu, tak ingin membuat onar disini." Ameera menggeleng.
"Wanita selingkuhan suamimu juga pegawai disini?"
"Ya."
"Baiklah, tapi aku tidak ingin hanya pura-pura menjadi kekasihmu. Aku ingin kita berdua benar-benar seperti sepasang kekasih. Aku akan membantumu balas dendam dan menghancurkan suamimu dan wanita selingkuhannya. Tapi kamu harus melayaniku dan memberikan bukti kecurangan itu, bagaimana?"
Ameera menggigit bibirnya dia tak menyangka seorang Presdir seperti Kendrick mau pada istri orang. Tapi akhirnya dia mengangguk, " Baik."
"Ayo lakukan perjanjian," ucap lelaki itu.
"Perjanjian?"
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya itu.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
"Baik, setuju. Apa kamu bilang setelah keguguran suamimu tak pernah pulang?" tanyanya.
"Ya, sudah seminggu ini."
Tanpa meminta ijin Kendrick mengangkat tubuh molek Ameera ke atas pahanya, "Jadi, kamu sudah lama tak disentuh suamimu. Bagaimana jika kita memulainya sekarang? Aroma tubuhmu membuatku bergairah, Ameera..." dia menggesekkan alat tempurnya yang sudah menegang ke pantat Ameera.
Ameera mengangguk, ia melingkarkan kedua tangannya di leher lelaki mempesona itu.
Kendrick mulai mendekatkan bibir mereka, dia mulai mencium bibir Ameera dengan lembut meresapi rasa wanita itu. Bibir Ameera kenyal wangi tubuh yang harum menyeruak menusuk hidungnya membangkitkan hasratnya. Seketika dia memperdalam ciuman mereka, tangannya mengelus paha putih mulus Ameera yang sejak awal sudah menggoda matanya.
"Ahhh...." errangan lolos dari bibir Ameera saat bibir Kendrick berpindah pada leher jenjangnya.
Mendengar suara errangan dari bibir Ameera, tangan Kendrick mulai membuka satu - persatu kancing kemeja wanita itu.
"Tunggu..." cegah Ameera.
"Kenapa?" suara serak lelaki itu terdengar jelas.
"Aku ingin balas dendamku dimulai sekarang, bisa panggil Immanuel ke ruanganmu sekarang. Aku ingin dia melihat kita."
"Baiklah, tunggu." Kendrick menurunkan tubuh Ameera lalu berjalan ke mejanya melalui interkom dia memanggil Immanuel.
Setelah selesai dia kembali menghampiri Ameera dan membaringkan tubuh wanita itu ke atas sofa dan mengukung dengan tubuhnya. "Mari mulai," dia kembali melanjutkan membuka kancing kemeja Ameera, setelah 3 kancing atas terbuka kepalanya turun ke bagian dada wanita itu.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk," ucap Kendrick di sela isapannya di dada kenyal Ameera.
Pintu terbuka, Immanuel masuk lalu menutup pintu. Saat mencari keberadaan Bos-nya seketika dia tertegun mematung. Bagaimana tidak mematung? Sang Bos sedang menikmati tubuh seorang wanita di atas sofa, apalagi wanita itu adalah istrinya!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!