NovelToon NovelToon

Pelayan Itu Selingkuhan Suamiku

Episose 1 Hubungan Terlarang

Minuman beralkohol jenis wine itu jatuh di atas perut ramping seorang wanita yang saat ini berbaring di atas ranjang hanya dengan memakai pakaian dalam saja. Mata bulat dari wanita berambut panjang itu tampak terpejam ketika ada sentuhan basah dan panas menyapu wine yang jatuh di perutnya. Itu adalah sentuhan dari lidah seorang pria bertubuh kekar yang saat ini ada di ranjang bersamanya.

"Sungguh tidak apa-apa jika kita melakukan semua ini? Bagaimana jika Nyonya Ariana mengetahuinya? Atau pelayan lain mengadu padanya?" walau menikmati sentuhan prianya, tapi wanita bernama Camila ini tidak bisa menyingkirkan kekhawatirannya.

"Itu tidak akan terjadi karena aku sudah mengurus semuanya. Percayalah padaku," ucap Kevin. Pria berusia 35 tahun ini kembali melanjutkan aktivitasnya, menyerang seorang gadis yang 10 tahun lebih mudanya.

Di tempat lain, seorang wanita cantik berusia 34 tahun terlihat sedang membawakan sebuah acara talk show yang kali ini mengambil tema tentang seputar dunia bisnis. Siaran langsung acara ini sering menjadi perbincangan banyak orang di Korea Selatan karena kualitas sang pembaca acara dan acaranya sendiri yang memang terkenal sangat berkualitas, apalagi saat ini yang menjadi bintang tamu adalah seorang pengusaha wanita yang tidak lain adalah mertua dari pembawa acara itu sendiri.

Di depan kamera semuanya tampak baik-baik saja, hubungan mertua dan anak menantu itu tampak begitu hangat, bahkan terkesan harmonis. Namun, ketika acara itu selesai dan kamera mati, barulah terlihat seperti apa hubungan mereka yang sebenarnya.

Fiona, ibu mertua dari sang pembawa acara bernama Ariana itu bahkan tidak mau menyapa menantunya sendiri setelah acara selesai. Fiona langsung pergi bersama sekretarisnya walau Ariana telah mencoba mengajaknya bicara.

"Jika menantu sempurna seperti Kakak saja diperlakukan seperti itu, bagaimana jika orang sepertiku menjadi menantunya?" seorang wanita muda yang merupakan asisten Ariana baru saja bicara setelah melihat sikap Fiona.

Ariana tampak tersenyum kecil, lalu berkata, "Memangnya kau kenapa? Kau orang yang baik, kan? Mertuamu nanti pasti akan memperlakukanmu dengan baik."

"Semoga saja. Orang bilang, mendapatkan mertua yang memperlakukan menantunya seperti anaknya sendiri seperti mendapatkan harta karun."

"Kalau begitu, temukan harta karunmu." Ariana tersenyum pada wanita bernama Tina itu, kemudian pergi untuk segera pulang dan bertemu dengan putri kecilnya juga suaminya.

Sementara itu, di dalam mobil, Fiona tampak sedang menggerutu kesal karena harus menghadiri acara yang dibawa oleh sosok menantu yang tidak pernah ia sukai. Kalau bukan karena untuk menutupi drama yang terjadi dalam keluarganya yang terjadi karena Kevin, maka ia tidak akan datang ke sana.

"Sampai sekarang, aku tidak mengerti kenapa Kevin menikahi wanita itu? Sudah jelas dia adalah anak dari wanita yang pernah merebut suami orang lain. Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Suatu saat, dia juga akan seperti ibunya itu." Fiona masih terus menggerutu, sedangkan sekretarisnya yang duduk di sebelahnya tampak hanya terdiam saja.

***

Ketika Ariana dalam perjalanan pulang dengan mobilnya sendiri, saat itu juga Kevin mengerang dengan keras karena ia baru saja mencapai puncak kenikmatannya setelah bermain panas dengan Camila.

Kevin yang ada di atas Camila tampak menatap lekat wajah dari gadis kecilnya yang telah berhasil membuatnya kembali bersemangat dalam sebuah hubungan. Ya, ketika rasa bosan itu mulai menghampirinya, Kevin memilih untuk mencari sedikit hiburan dari Camila.

"Milikmu memang sangat berbeda. Itu terasa sangat ketat dan cocok untukku," puji Kevin.

"Kalau begitu, apa kita akan melakukannya lagi?" Camila mengalungkan tangannya di leher Kevin.

"Tentu saja. Kita akan memiliki waktu untuk hubungan kita. Namun, sekarang, aku harus segera kembali ke kamarku karena Ariana akan segera pulang. Kita akan bertemu lagi besok pagi." Kevin membelai wajah Camila dengan lembut.

Camila tampak sedih, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Kevin bukanlah miliknya seutuhnya, tapi dia juga milik Ariana, jadi ia harus berbagi. Camila tahu betul tentang aturan itu dan ia akan mengikutinya sekarang, tapi entah bagaimana ke depannya.

Begitu Ariana sampai di rumah saat hampir tengah malam, ia disambut oleh seorang wanita berusia 58 tahun yang merupakan kepala pelayan di rumahnya. Ariana ditanya apakah ingin makan sesuatu atau ada hal yang ia inginnya, dan Ariana menjawab dirinya sedang tidak menginginkan apa-apa.

"Apa Emily sudah tidur?" tanya Ariana.

"Ya," jawab wanita bernama Wilda itu.

"Lalu, bagaimana dengan suamiku? Di mana dia sekarang?"

Wilda tampak terdiam sesaat, sebab tadi ia sempat melihat Kevin yang pergi ke kamar Camila dan itu bukanlah yang pertama kalinya. "Tuan ada di kamar, beristirahat sejak tadi." Namun, Wilda bahkan tidak boleh mengatakan hal itu.

"Baiklah. Ini sudah malam, jadi Bibi istirahat saja. Selamat malam." Ariana tersenyum dengan hangat, kemudian pergi meninggalkan Wilda yang tampak sedih sampai menundukkan wajahmya.

Sebelum ke kamarnya, Ariana lebih dulu pergi ke kamar putrinya, Emily yang baru berusia 5 tahun. Emily sudah tidur dengan nyenyak di sana, jadi Ariana hanya memberikan kecupan hangat di keningnya, lalu pergi agar tidak mengganggu tidurnya.

Di kamarnya sendiri, Ariana tampak disambut dengan senyuman hangat, lalu diberikan sebuah pelukan dari Kevin. Memiliki seorang suami pebisnis dan ia juga harus bekerja membuat Ariana tidak bisa memiliki begitu banyak waktu bersama suaminya, jadi Ariana akan memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang ia milili bersama Kevin.

"Bagaimana dengan Ibu? Ibu tidak melakukan yang aneh-aneh, kan?" tanya Kevin setelah pelukan itu terlepas.

"Apa kau tidak menonton acaraku?"

"Maafkan aku. Aku sempat tertidur tadi karena lelah, jadi melewatkannya, tapi aku akan menonton tayangan ulangnya. Jadi, bagaimana dengan Ibu?"

"Ibu tahu bagaimana cara bersikap di depan kamera, jadi semuanyanya baik-baik saja. Namun, sudah 7 tahun kita menikah dan 10 tahun sejak Ibu mengenalku, tapi Ibu masih tidak bisa menerimaku. Semua karena masa lalu Ibuku. Ibu selalu berpikir kalau aku juga akan seperti itu." Ariana tampak begitu sedih.

"Akan ada waktunya bagi Ibu untuk bisa menerimaku. Ini sudah malam, lebih baik kau bersihkan dirimu, lalu kita tidur." Kevin sempat memberikan kecupan di bibir Ariana. Kevin sudah membersihkan mulutnya, jadi Ariana tidak akan tahu kalau tadi ia baru saja minum bersama Camila.

"Apa yang terjadi pada lehermu?" Ariana menyentuh bekas kemerahan yang ada di leher Kevin.

"Memangnya ada apa dengan leherku?" Kevin dengan cepat mendekat ke cermin dan baru menyadari bahwa ada sedikit tanda kemarahan di sana.

"Ini, aku rasa digigit serangga. Tidak apa-apa, aku akan mengobatinya nanti. Sekarang, cepat bersihkan dirimu. Bukankah kau lelah?" ucap Kevin lagi.

"Baiklah. Aku akan segera kembali." Ariana pun masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara Kevin masih menatap pantulan dirinya di cermin. "Hampir saja," gumam Kevin sembari menyentuh bekas kemerahan di lehernya yang merupakan tanda ciuman dari Camila.

Episode 2 [Wanita Simpanan Bermimpi Jadi Nyonya]

Melihat kehidupan yang sempurna dari Ariana membuat Camila berangan-angan tentang bagaimana jika dirinya yang memiliki semua itu. Karir yang sukses, suami yang tampan, serta seorang putri kecil yang begitu manis, kecuali ibu mertuanya, Camila tidak menginginkan hal itu.

Ketika masuk ke kamar Kevin dan Ariana untuk mengambil baju kotor, Camila terpesona pada koleksi skincare, make up, tas, sepatu, dan baju milik Ariana. Semuanya tampak begitu mewah dan jangan lupakan kamar yang besar ini. Camila juga ingin tidur di sini bersama Kevin dan menghabiskan malam panas yang intim bersamanya.

Karena Ariana sedang tidak ada di rumah saat ini, jadi Camila pikir tidak ada salahnya untuk sedikit mencoba sesuatu yang menjadi milik Ariana, selain Kevin tentunya. Karena itulah Camila mulai membuka lemari pakaian Ariana, lalu tampak memilih koleksi pakaian, dan pilihan Camila jatuh pada gaun sutra berwarna merah muda dari merek fashion ternama dunia, Gucci. Tidak cukup hanya dengan gaun, Camila kini membuka lemari sepatu Ariana dan meraih sepasang sepatu dengan kilauan kristal yang menawan keluaran merek Christian Louboutin. Camila juga mengambil tas cantik dari merek Dior untuk melengkapi penampilannya.

"Lihat, semua yang menjadi milik Ariana cocok untukku." Camila tampak begitu bahagia setelah melihat penampilannya saat ini. Bukan seragam pelayan rendahan, tapi barang-barang mahal dari merek fashion ternama dunia kini melekat pada dirinya. Memakai semua ini membuat Camila semakin ingin mengambil tempat milik Ariana. Camila ingin menjadi nyonya di rumah ini.

"Bagaimana caranya mengambil semua ini dari Ariana?" gumam Camila.

Di saat bersamaan, pintu kamar utama terbuka dan memperlihatkan Wilda yang tampak marah setelah melihat Camila yang berani memakai barang-barang milik Ariana. Sedangkan Camila tampak tenang karena Kevin sudah mengatakan padanya bahwa meski kepala pelayan atau pelayan lain melihat hubungan terlarang itu, mereka tidak akan berani bicara pada Ariana. Jadi, Camila merasa harus berhenti takut atau khawatir pada hal itu.

"Apa yang kau lakukan? Aku memintamu melakukan tugasmu, tapi kau malah melewati batasan seperti ini. Hanya karena kau adalah kekasih gelap Tuan Kevin, bukan berarti kau bisa memakai barang-barang milik Nyonya Ariana tanpa izin darinya. Lepaskan, sekarang juga!" Wilda menekankan kalimatnya.

"Aku bahkan sudah memakai suaminya, jadi apa salahnya jika aku memakai beberapa barang miliknya? Bukankah ini cocok untukku?" Camila tersenyum pada Wilda sembari memutar badannya untuk menunjukkan bahwa semua yang ia pakai cocok untukknya bahkan jika dilihat dari segala sisi.

Wilda tampak begitu marah dan sedih melihat semua ini. Kevin telah diberikan seorang wanita yang luar biasa seperti Ariana, tapi dia justru merumitkan hidupnya sendiri dengan menjalin hubungan dengan wanita tidak tahu malu seperti Camila. Membantu Fiona membesarkan Kevin dari kecil nyatanya tidak membuat Wilda berhasil benar-benar mengenali semua sifat Kevin. Fiona terus saja menggerutu tentang masa lalu ibu Ariana, tapi dia bahkan tidak tahu seperti apa putranya.

"Ya, kau memang sudah pernah tidur bersama Tuan Kevin, tapi pada akhirnya kau tetaplah seorang pelayan kelas bawah di rumah ini, jadi lakukan tugasmu sebagai pelayan karena ini masih pagi. Apa kau mengerti?" Wilda pergi setelah kembali menekankan kalimatnya pada Camila.

Camila kini menjadi kesal dan marah setelah mendengar ucapan Wilda. Namun, itu memang benar. Bahkan jika ia telah menjadi kekasih Kevin dan sampai tidur dengannya, tapi pada akhirnya orang lain akan tetap menganggapnya tidak lebih dari sekadar pelayan kelas bawah yang harus membersihkan tempat tidurnya, mencuci piring kotor bekas Ariana dan mencuci bajunya. Menyebalkan sekali.

***

Sementara itu, Ariana tampak sedang mengantar Emily ke sekolahnya. Wanita cantik ini melambaikan tangannya sembari tersenyum ketika Emily akan masuk ke dalam kelas bersama gurunya. Setelah memastikan Emily telah benar-benar masuk, Ariana pun langsung pergi meninggalkan Emily dalam pengawasan pengasuhnya karena ada pekerjaan yang menunggunya.

Selain menjadi seorang pembawa acara talk show, Ariana juga kadang menerima tawaran untuk menjadi model sebuah produk. Tawaran sering kali datang pada Ariana, tapi ia tidak mengambil semuanya karena tidak ingin semua waktunya habis hanya untuk pekerjaan saja. Ariana masih ingin menikmati waktunya sebagai seorang istri dan juga ibu yang baik.

Hari ini, Ariana akan melakukan pemotretan untuk sebuah produk dari satu brand kosmetik terkenal. Seperti biasa, Ariana tiba tepat waktu dan itu memang ciri khasnya. Ariana terkenal disiplin waktu dan selalu terlihat menikmati pekerjaannya, itulah yang membuat orang-orang nyaman bekerja dengannya. Ariana juga membawakan kopi untuk semua staf yang bekerja dengannya.

Ariana sangat sempurna dan luar biasa, itulah yang orang-orang pikirkan tentangnya. Kehidupan Ariana adalah kehidupan yang dimimpikan oleh sebagian wanita yang ada di lokasi syuting itu.

"Aku sudah menyiapkan semuanya, jadi Kakak bisa langsung berganti baju, lalu merias wajah karena aku dengar, fotografernya akan segera datang," ucap Tina pada Ariana.

"Baiklah. Terima kasih untuk kerja kerasmu." Ariana tersenyum pada Tina dan setelah itu pergi untuk bersiap-siap.

Begitu selesai bersiap-siap, Ariana keluar dari ruang rias dan pandangannya seketika tertuju pada seorang pria yang tampak sedang memegang kamera dan tengah bicara dengan seseorang dari pihak brand kosmetik itu. Pria itu adalah seseorang yang tidak asing untuk Ariana. Cinta pertamanya, itulah dia.

***

Ucapan Wilda tadi benar-benar mengganggu pikiran Camila, membuatnya sangat marah. Puncak kemarahan Camila adalah ketika ia melempar alat pembersih debu yang seharusnya ia gunakan untuk membersihkan ruang baca yang sering digunakan oleh Ariana.

Camila menatap sekelilingnya dan ya, inilah hidupnya. Hanya orang-orang tidak penting di rumah ini yang mengetahui hubungannya dengan Kevin dan itu semakin terasa tidak berarti apa-apa. Jika Kevin memang mencintainya, Camila rasa seharusnya ia juga mendapatkan lebih banyak pengakuan, bukan hanya menjalani hidupnya sebagai pelayan Ariana.

"Tidak, aku tidak ingin terus menjadi pelayannya. Bagaimana caranya keluar takdir sialan ini?" Camila terdengar bergumam dengan nada yang kesal. Camila juga ingin kehidupan seperti Ariana dan ini adalah pertama kalinya benar-benar menginginkan sesuatu.

"Bagaimana jika aku punya anak dengan Tuan Kevin? Bukankah itu akan menguatkan posisiku di rumah ini? Benar, anak akan berguna untukku. Tuan Kevin tidak mungkin akan mengabaikan anaknya, kan?" Camila kini tampak tersenyum setelah menemukan solusi yang menurutnya terbaik untuk masa depannya.

Camila sudah muak dengan kehidupan miskinnya. Berjuang sendiri karena orang tuanya tidak peduli padanya sangatlah melelahkan. Camila merasa dirinya membutuhkan pria seperti Kevin yang bisa memberikannya kasih sayang untuk menggantikan kekosongan kasih sayang yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Jadi, Camila bertekad akan melakukan apa yang ia pikirkan saat ini. Ia akan mengikat Kevin untuk terus bersamanya dan tidak akan pernah bisa meninggalkannya.

Episode 3 [Kevin Tertangkap Basah]

Bertemu lagi dengan orang yang telah bertahun-tahun tidak Ariana ketahui kabarnya membuat perasaan canggung itu datang padanya, tapi ia selalu berusaha bekerja dengan profesional. Lagi pula, kisah masa lalunya telah usai, itu hanya kenangan tentang cinta saat masa anak-anak di SMA dan sekarang semuanya telah memiliki jalan masing-masing.

Mark, itulah nama dari fotograper itu. Seorang pria bertubuh tinggi dengan potongan rambut gaya man bun. Potongan rambut yang membuatnya terlihat karismatik dengan rambut sedikit panjang yang dikuncir dibagian atasnya.

Mark terlihat sangat ramah dan tenang, tapi tidak ada yang tahu betapa gugupnya ia saat kembali bertemu dengan Ariana, wanita yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Ariana masih ada di sana, Mark menyimpannya dengan baik dan tidak akan ia tunjukkan karena telah ada begitu banyak perbedaan sekarang. Salahnya juga yang dulu tidak memperjuangkan Ariana.

Bertahun-tahun telah berlalu, tapi Mark tidak melihat ada perubahan yang berarti dari Ariana, dia masih cantik seperti dulu, hanya terlihat lebih dewasa saja. Mark tahu kalau Ariana telah berkeluarga, dia mendapatkan suami yang begitu mencintainya, seorang putri cantik, dan karir yang bagus. Mark ikut bahagia untuk semua yang telah Ariana raih dalam hidupnya. Tidak peduli apapun yang orang-orang katakan tentang ibunya, Ariana tidak pantas menderita karena kesalahan yang telah dilakukan oleh ibunya.

Setelah pemotretan selesai, Ariana pun melihat hasil foto Mark dan itu terlihat sangat bagus. Sejak dulu, Mark memang memiliki kemampuan dalam bidang ini dan sekarang dia berhasil mendapatkan pengakuan itu.

"Fotonya bagus," ucap Ariana.

"Itu karena modelnya cantik." Mark membalasnya dengan pujian, tapi ini hanya terucap di dalam hatinya.

"Tentu saja bagus karena aku yang mengambilnya." Baru kata inilah yang benar-benar keluar dari mulut Mark.

"Lama tidak bertemu, Ariana." Setelahnya, Mark menyapa Ariana dengan hangat.

"Ya, sudah sangat lama. Bagaimana kabarmu sekarang?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik. Kalau begitu, aku permisi." Ariana tersenyum pada Mark, kemudian pergi untuk berganti pakaian karena setelah ini ia ada pekerjaan lain, yaitu mengurus persiapan pesta ulang tahun pernikahannya yang ke-7 tahun. Sementara Mark hanya menatap punggung Ariana sampai wanita itu hilang dari pandangannya, baru setelahnya ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

Di sisi lain, Kevin terlihat sedang makan siang bersama ibunya, Fiona, di sebuah restoran. Saat bertemu dengan ibunya, maka Kevin tahu ada satu hal yang akan selalu dibahas, yaitu tentang pernikahannya dengan Ariana. Sudah 7 tahun berlalu, tapi ibunya masih saja belum bisa menerima hal itu terjadi. Namun, Kevin bersyukur karena ibunya tidak ikut membenci Emily, putrinya.

Kadang, Kevin mempertanyakan pada ibunya, apakah ibunya tidak bisa memperlakukan Ariana seperti caranya memperlakukan Emily. Lupakan tentang masa lalu ibunya dan fokus saja pada Ariana yang tidak ikut campur dalam hal itu, tapi ibunya selalu menjawab tidak.

"Ingat, Kevin, nanti, ibu datang ke pesta ulang tahun pernikahanmu bukan karena ikut merayakan hal itu karena ibu tidak akan pernah bisa menerima pernikahanmu. Ibu datang hanya untuk Emily dan ibu akan membawanya untuk tinggal bersama ibu selama beberapa hari."

Kevin terkejut mendengar ucapan ibunya, lalu berkata, "Ibu ingin membawa Emily? Apa Ibu sudah membicarakan ini dengan Ariana?"

"Ibu rasa itu tidak perlu. Emily adalah cucu ibu, jadi ibu bisa membawanya kapan saja, kan? Atau kau tidak mengizinkan ibu melakukannya?"

"Ibu, ini bukan hanya tentang izin dariku, tapi juga Ariana. Ariana adalah ibu Emily, jadi tentu saja Ibu harus bicara dulu dengannya. Dulu, Ibu juga tidak terima jika aku dibawa pergi oleh Nenek tanpa sepengetahuan Ibu."

"Jangan samakan ibu dengannya. Kami jelas berbeda. Cepat nikmati makananmu, lalu kembali ke kantor. Kau harus menyelesaikan pekerjaanmu lebih awal karena kau akan mengadakan pesta." Fiona tidak akan menerima apapun tentang Ariana. Tidak akan pernah.

Kevin tanpak menghela napas berat. Walau meyakinkan Ariana kalau ibunya akan menerima dirinya dan pernikahannya, tapi Kevin bahkan tidak yakin kapan atau bisakah hal itu benar-benar terjadi nantinya.

***

Ketika pesta perayaan ulang tahun pernikahan Kevin dan Ariana akhirnya diadakan di rumah, Camila menjadi semakin muak dengan takdir dan posisinya saat ini. Ketika Ariana berdiri di sebelah Kevin sembari tersenyum bahagia menyambut para tamu yang datang, ia harus menjadi pelayan yang menyajikan minuman untuk semua tamu. Camila benar-benar membenci semua ini.

Walau seragamnya berbeda kali ini karena khusus digunakan untuk pesta, tapi pada akhirnya Camila tahu bahwa yang ia gunakan tetaplah pakaian khusus pelayan. Tidak ada gaun Gucci, tas Dior, atau sepatu dari Christian Louboutin, yang ada hanya seragam pelayan saja yang melekat pada tubuhnya.

"Berhentilah menatap dengan mata lapar seperti itu. Apa kau pikir, kau bisa menggantikan posisi Nyonya Ariana? Lihatlah dirimu saat ini." Seorang pelayan yang seusia dengan Camila baru saja bicara, kemudian pergi sembari memberikan senyuman mengejeknya.

Camila meremas ujung bajunya karena marah, sementara pandangannya masih mengarah pada Kevin dan Ariana. Walau Kevin sesekali menoleh padanya sembari tersenyum kecil. Namun, apa artinya itu? Semua itu sama sekali tidak berarti, pikir Camila.

Saat mengantarkan minuman untuk Kevin, Ariana, juga seorang pria dan wanita yang merupakan sahabat Kevin sejak kuliah yang juga menjadi dekat dengan Ariana, Camila menjadi bertindak lebih berani dengan diam-diam memasukan tangannya ke balik jas Kevin, kemudian sedikit membelai punggung pria itu.

Kevin tampak terkejut, tapi berusaha untuk tetap tenang. Sementara satu lagi pria yang ada di sana tampak mengangkat salah satu sudut bibirnya ketika tidak sengaja melihat perbuatan Camila pada Kevin. Pria bernama Eric hanya berpura-pura tidak tahu saja tentang hal itu.

"Wanita ini cukup cantik. Siapa namanya?" tanya Eric.

Kevin melirik Camila, lalu kembali menatap Eric. "Sudahlah, jangan melirik ke sana kemari, fokus saja pada rencana pernikahanmu," ucap Kevin setelahnya dan ia meminta Camila untuk pergi.

"Kau seperti tidak mengenal Eric saja. Nasibnya hanya buruk saja karena dijodohkan oleh ibunya," ucap wanita dengan bibir merah bernama Hana ini.

"Kau tidak boleh seperti ini jika sudah menikah." Ariana memperingatkan Eric, sebab ia benar-benar tidak suka tipe pria seperti itu.

"Aku kasihan pada istrinya," tambah Hana.

"Kasihani dirimu sendiri. Pria tidak tahan denganmu karena kau terlalu keras kepala." Eric membalas ucapan Hana dan perdebatan kecil pun terjadi.

Perdebatan itu baru selesai setelah Emily datang dengan memakai gaun yang cantik. Perhatian Eric dan Hana pun langsung tertuju pada Emily yang sudah menjadi kesayangan mereka. Sedangkan Kevin mengatakan akan pergi ke toilet sebentar.

Di sisi lain, Fiona baru saja tiba di kediaman Kevin dan Ariana. Sejak awal, Fiona sudah mengatakan akan kalau kedatangannya hanya untuk membawa Emily pergi, jadi ia hanya fokus pada itu. Namun, Fiona mendapatkan telepon, jadi ia pergi ke tempat yang lebih sepi karena pesta ini cukup berisik.

Namun, Fiona mendadak menjatuhkan ponselnya saat ia melihat pemandangan yang begitu mengejutkan, yaitu putranya, Kevin yang mencium seorang wanita yang memakai seragam pelayan. Walau di sana cukup gelap, tapi Fiona tahu bahwa pria itu adalah putranya. Sebelumnya, ia percaya kalau Ariana aakn menjadi seperti ibunya, tapi apa yang saat ini dilakukan oleh putranya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!