NovelToon NovelToon

PENDEKAR API DAN ES SURGAWI

PERTEMPURAN DI DANAU PO YANG

Di suatu pagi di puncak Ciu Ling San, Gunung Puncak Sembilan.

Sebelah barat danau Po Yang.

Saat matahari baru mau mulai terbit, di salah satu puncak Jiu Ling San yang paling tinggi.

Di mana kabut halimun masih menyelimuti puncak gunung itu.

Terdengar sebuah suara lantunan lembut, seseorang sedang bernyanyi, terbawa angin dari barat bertiup kearah timur.

Sehingga suara tersebut terbawa, hingga terdengar jelas di danau Po Yang yang sangat luas.

Suara itu berasal dari seorang pria berambut putih, berpakaian biru muda sederhana .

Lantunan suara itu terdengar begitu sendu, menyayat hati. Seperti suatu keluh kesah sang pemilik suara.

Di mana sang pemilik asal suara terlihat sedang duduk diatas sebuah batu gunung besar.

"Bagaikan Kapal yang kehilangan arah, tapi harus terus bergerak tanpa arah tujuan."

"Membiarkan takdir dan kenyataan yang kejam membawa nya bertualang."

"Seseorang yang pada akhirnya di takdir kan harus di lupakan,.tapi mengapa justru begitu sulit dilupakan .."

"Sehingga pada akhir nya, hanya bisa terbelenggu dalam penyesalan mendalam."

"Saat ini aku hanya bisa menatap langit biru, dengan impian kosong.."

"Andai aku bisa meraih impian kosong itu.."

"Sayangnya tidak.."

"Waktu yang telah berlalu tak mungkin berputar kembali.."

"Cinta yang gagal bersama, hingga rambut ini memutih, hanya meninggalkan sesal."

"Buat apa aku terus mengenang nya, mengapa tidak coba aku melupakan nya.."

"Teori itu aku mengerti dengan jelas, tapi saat menghadapinya langsung itu yang sulit."

"Kini sisa hidup ini, sudah tidak tahu lagi, untuk siapa aku sebenarnya bertahan.."

"Mungkin pada akhirnya hanya tersisa si idiot berambut putih, yang terus menanti mimpi kosong nya."

"Hanya tersisa orang tua idiot, yang rela mendengarkan suara hembusan angin dingin, di temani air bening di wajah.."

"Ribuan puisi sekalipun, akan sulit menghapus luka di hati ini.."

Setelah menyelesaikan nyanyian nya, pria itu menghapus dua air bening, yang menggantung di wajahnya.

Dia mengambil nafas dalam dalam, dan kembali berkata, sambil menoleh kearah timur, di mana danau Po Yang terbentang.

"Pagi yang begitu tenang dan indah, mengapa harus di penuhi oleh keserakahan dan angkara murka.."

"Membunuh atasan sendiri mendatangkan petaka."

"Ohh Chen You Liang..hari mu membayar semuanya akhirnya tiba.."

Ucap Pria itu dengan suaranya yang kembali berkumandang, memenuhi seluruh danau Po Yang.

Pria itu selesai berkata, dia langsung melayang turun dari atas batu tempat duduknya.

Lalu pria berambut putih itu, mulai terlihat berlompatan ringan, menuruni, puncak gunung Ciu Ling San.

Pria itu adalah seorang pria, yang luar biasa tampan dan terlihat masih sangat muda wajahnya.

Sepasang alisnya hitam berbentuk golok, bibirnya yang merah dan menarik selalu tersenyum lembut.

Sedikit kontras dengan wajahnya yang putih bersih dan halus, memancarkan cahaya gemilang dengan aura yang sangat tidak biasa.

Tapi rambut nya yang putih, dengan beberapa kerutan di kedua sudut mata dan dahi nya.

Jelas menunjukkan, dia adalah seorang pemuda matang, yang sudah kenyang dengan penderitaan hidup.

Pemuda yang berlompatan ringan menuruni puncak Ciu Ling San, bukan lain adalah Yue Nan Thian.

Yue Nan Thian, yang menggunakan ilmu ringan tubuh warisan kakek paman guru nya, Wu Ying Thian Shang Fei.

Dia bergerak menuruni puncak Ciu Ling San.

Dalam waktu singkat, dia sudah tiba di pinggiran danau Po Yang.

Dari sana dia melompat melayang ringan di udara, menuju wilayah pertikaian yang sedang berlangsung.

Sepasang matanya yang tajam, telah melihat dengan jelas suasana yang sedang berlangsung di atas danau Po Yang.

Meski di bawah sana masih tertutup kabut halimun tipis, hingga sinar mentari sulit menembus arena pertempuran.

Tapi dengan penerangan seadanya, dari obor yang menyala diatas kapal kedua kubu, yang sedang bertikai.

Yue Nan Thian dengan jelas, bisa melihat keadaan, yang sedang berlangsung di sana.

Di atas danau itu, terlihat dua kubu yang sedang bertikai terlihat saling serang dengan anak panah.

Satu sisi terlihat bendera bendera kuning bertuliskan huruf Chen, dengan tinta merah, di sertai bendera hitam, dengan tulisan huruf Han, yang berwarna putih.

Di sisi lainnya adalah bendera kuning bertuliskan huruf berwarna hitam, yang berbunyi Ming."

Di kombinasikan dengan bendera bertuliskan huruf Chu.

Kapal kapal perang bendera huruf Chen, terlihat berjumlah lebih banyak dan canggih.

Sedangkan kapal kapal perang berbendera huruf Ming, jumlahnya terlihat jauh lebih sedikit.

Kekuatan yang tidak berimbang ini, membuat kapal kapal perang berbendera Ming dan Chu, hanya bisa berusaha bergerak mundur.

Menghindari hujan anak panah api dari pasukan air, Chen You Liang, yang lebih mahir berperang di jalur perairan.

Selain itu, jumlah mereka juga jauh lebih banyak, ketimbang pasukan air berbendera Zhu dan Ming.

Yue Nan Thian yang langsung mengenali kubu mana yang harus dia bantu.

Dia segera melayang ke arah kapal perang berbendera Chen dan Han.

Di udara ketinggian sana, Yue Nan Thian segera menggunakan Qi nya, untuk menarik air danau terbang keatas.

Membentuk tirai air, yang berubah menjadi dinding es, untuk menghalau serangan panah api dari kapal-kapal berbendera Chen dan Han .

Kapal-kapal berbendera Chen dan Han ini, adalah kapal perang angkatan air Chen You Liang.

Sedangkan kapal kapal perang yang menjadi lawannya, adalah kapal perang Zhu Yuan Zhang.

Zhu Yuan Zhang adalah pihak yang di bantu oleh kakak kandung Yue Nan Thian, Yue Lin.

Wajar bila kedatangan Yue Nan Thian, langsung memilih membantu pihak Zhu Yuan Zhang.

"Ting...! Ting...! Ting...! Ting...!"

"Ting...! Ting...! Ting...! Ting...!"

"Ting...! Ting...! Ting...! Ting...!"

"Ting...! Ting...! Ting...! Ting...!"

"Ting...! Ting...! Ting...! Ting...!"

Anak panah api pasukan perang Chen You Liang, saat membentur dinding tirai es, yang di buat oleh Yue Nan Thian.

Mata anak panah apinya, seketika padam, lalu jatuh berguguran kedalam danau.

"Brakkkk..! Brakkkk..! Brakkkk..!"

"Brakkkk..! Brakkkk..! Brakkkk..!"

"Brakkkk..! Brakkkk..! Brakkkk..!"

Barisan depan kapal perang Chen You Liang, juga terlihat kalang kabut, saling bertabrakan sendiri.

Di terjang oleh gelombang air danau Po Yang, yang bergolak hebat, oleh pukulan angin kosong, yang di lepaskan oleh Yue Nan Thian dari udara.

Akibat saling bertabrakan, banyak pasukan Chen You Liang yang terpental jatuh kedalam danau.

Kapal kapal perang mereka juga banyak, yang mengalami kebocoran akibat saling bertabrakan.

Kapal kapal bocor itu, kini para penumpang nya, sedang panik berusaha mencegah kapal mereka tenggelam.

Bagi kapal yang kebocoran nya terlalu parah, mereka sedang di evakuasi menuju kapal kapal temannya, yang kondisi nya masih bagus.

Kekacauan ini sementara waktu membuat, pengepungan pasukan Chen You Liang terhadap pasukan Zhu Yuan Zhang jauh mengendur.

Mereka terlalu sibuk dengan serangan tak terduga dari Yue Nan Thian.

SUANG MO

Situasi ini segera di manfaatkan oleh Xu Da Panglima Perang Zhu Yuan Zhang.

Untuk memimpin pasukan nya, membenahi diri dan membuat pertahanan, sambil bergerak menuju tepi danau Po Yang.

Xu Da adalah panglima perang kepercayaan Zhu Yuan Zhang, yang sekaligus adalah teman masa kecilnya.

Di mana hubungan mereka sudah seperti saudara kandung.

Zhu Yuan Zhang kini memilki dua panglima kepercayaan, pertama adalah Xu Da ini.

Kedua adalah menantunya Yue Lin, kakaknya Yue Nan Thian.

Di belakang barisan kapal perang Chen You Liang, ada sebuah kapal perang besar, yang tidak ikut maju menyerang.

Kapal perang besar tersebut hanya bergerak maju, saat barisan kapal perang pasukan Chen You Liang bergerak maju, ataupun mundur.

Di dalam sebuah ruangan, yang terletak di bagian atas kapal tersebut.

Chen You Liang di temani oleh dua orang pengawal pribadinya, mengawasi situasi yang sedang terjadi di garis depan sana.

Chen You Liang sambil duduk menghadapi, sebuah peta yang di gelar di hadapannya.

Dia memberikan instruksi ke seorang Jendral yang sedang ikut duduk di hadapan nya.

"Jendral Ma, segera bergerak memutar dari dua arah melebar, hanya khusus mengejar dan menghancurkan pasukan Zhu Yuan Zhang dan Xu Da."

"Sebisanya jauhi pemuda misterius itu.."

"Siap Yang Mulia.."

Jawab Jendral Ma cepat.

Chen You Liang kembali melanjutkan berkata tanpa menoleh,

"Suang Mo kalian berdua pergilah hadapi pemuda itu..."

"Agar dia tidak ikut campur, mengacaukan barisan pasukan kita.."

"Baik Yang Mulia.."

Jawab salah satu dari dua pengawal Chen You Liang.

Suang Mo adalah dua pengawal bayaran Chen You Liang, yang berasal dari Gunung Wu Yi di pesisir selatan wilayah Fu Zhou.

Mereka berdua sebelum mengikuti Chen You Liang, adalah dua orang Datuk sesat yang setelah malang melintang puluhan tahun yang lalu, di wilayah Fu Zhou, Jiang Xi dan An Hui tanpa menemukan tanding.

Mereka akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri bertapa di gunung Wu Yi.

Mereka baru muncul kembali, setelah Chen You Liang, secara pribadi pergi mengundang mereka turun gunung membantunya menguasai dunia.

Mereka tertarik dengan bujuk rayu mulut manis Chen You Liang, yang menjanjikan harta dan kemewahan, serta kekuasaan besar. Bila mereka bersedia turun gunung membantunya.

Itulah sekilas tentang sepasang iblis dari gunung Wu Yi itu.

Jendral Ma segera meninggalkan kapal besar milik Chen You Liang, dia langsung bergerak ke garis depan untuk memberikan instruksi kepada pasukannya.

Beberapa saat kemudian setelah perintah dari Jendral Ma turun, kapal kapal perang Chen You Liang mulai bergerak memisahkan diri menjadi dua kelompok.

Mengambil jalan memutar menjauhi Yue Nan Thian.

Melihat pergerakan kapal kapal perang itu, Yue Nan Thian sesaat juga bingung,mau menghalau yang mana.

Beberapa detik kemudian, saat dia akhirnya memutuskan akan melesat ke bagian kanan.

Belum juga dia sempat bergerak, langkahnya sudah di hadang oleh dua orang kakek kembar identik.

Salah satu dari Wu Yi Suang Mo, berkata dengan nada dingin,

"Anak muda, sebaiknya kamu jangan ikut campur.."

"Urusan peperangan ini bukan urusan mu.."

"Bila kamu ingin menunjukkan kebolehan mu, biar kami saja yang melayani mu bermain main sejenak.."

Yue Nan Thian tersenyum tenang dan berkata,

"Siapa senior berdua ini ?"

"Chen You Liang membunuh atasan sendiri merebut kekuasaan demi kepentingan pribadi.."

"Seharusnya senior berdua tidak membantu orang seperti ini."

Suang Mo menjengek dingin Er Mo menanggapi Yue Nan Thian dengan tertawa mengejek,

"Ha..ha..ha..!"

"Bocah berambut putih, kalau itu kamu tidak perlu mengajari kami.."

"Bila kamu tahu arah, segera tinggalkan tempat ini, atau hari ini akan menjadi hari peringatan kematian mu di tahun depan."

Yue Nan Thian menanggapi ucapan Er Mo dengan tersenyum tenang dan berkata,

"Maaf untuk itu aku tidak bisa melakukan nya.."

Baru selesai ucapan Nan Thian, Er Mo tanpa aba aba sudah muncul di hadapan nya.

"Wutttt..!"

"Wutttt..!"

"Wutttt..!"

Er Mo menyerang kepala dan dada Nan Thian dengan kedua telapak tangan terbuka.

Di susul dengan sebuah tendangan dengan lutut, terarah ke ulu hati Nan Thian.

Ketiga gerakan sederhana, yang sangat cepat itu. Menimbulkan angin berkesiur dan kabut putih menyelimuti setiap pergerakannya.

Yue Nan Thian melayani nya dengan Ilmu 32 langkah ajaib warisan Fei Yang.

Tubuhnya bergeser ringan kesamping, sehingga tiga serangan itu lewat di sampingnya.

Er Mo melihat serangan pertama nya gagal, dia segera melanjutkan dengan serangan dengan kakinya yang lain, melepaskan tendangan berputar setengah lingkaran terarah ke kepala Yue Nan Thian .

Yue Nan Thian menghindari serangan tersebut dengan merebahkan diri kebelakang.

Saat tendangan itu lewat, kedua tangannya menepuk air danau.

Tubuhnya langsung mumbul keatas.

Dari atas sana, Yue Nan Thian melepaskan pukulan jurus ciptaan nya sendiri, dari hasil menggabungkan Ilmu warisan ayahnya 8 Tapak Naga Langit dengan hasil pengamatan pergerakan Kim Kim.

"Naga keluar dari sarang..!"

"Rooaaarrrrrrr...!"

Seekor Naga emas melesat dengan Moncong terbuka dan sepasang cakar depan bersiap mencabik cabik tubuh Er Mo.

Er Mo sedikit kaget oleh serangan yang di lepaskan oleh Nan Thian.

Dia buru buru membentuk perisai cahaya transparan dengan hawa saktinya untuk bertahan dari serangan tersebut.

Ta Mo yang melihat keadaan saudara kembarnya ada di bawah angin, sedang terdesak.

Dia segera muncul di samping Er Mo, mengulurkan kedua tangannya kedepan.

Membantu saudaranya menguatkan perisai hawa sakti pertahanan dari serangan Naga emas itu.

Serangan Naga emas tertahan di udara, terhalangi oleh kekuatan perisai kedua kakek itu.

Yue Nan Thian yang sedang melayang di udara, memberikan kekuatan tenaga dorongan tambahan.

"Rooaaarrrrrrr..!"

Sekali lagi Naga emas meraung marah, lalu menerjang dengan lebih ganas mencoba merobek perisai, yang di ciptakan oleh kedua kakek itu.

Sekali ini kedua kakek itu terseret mundur, memecah permukaan air danau yang tenang.

Tapi mereka masih berusaha bertahan dari amukan serangan Naga emas, yang Yue Nan Thian lepaskan.

Setelah terdorong mundur puluhan meter, Suang Mo saling mengedipkan mata.

Lalu mereka tiba-tiba bergerak berpisah kedua arah.

"Blaaarrrr..!"

"Byuurr..!"

Naga emas yang tiba-tiba kehilangan sasaran nya menabrak permukaan danau.

Di saat bersamaan Suang Mo dari dua sisi berbeda, melepaskan pukulan kabut merah putih kearah tubuh Naga ema,s yang lewat dihadapan mereka.

"Boooommm...!"

"Boooommm...!"

Naga emas yang menerima hantaman kuat itu, tidak sanggup menahan serangan tersebut.

Dia langsung meledak menjadi butiran cahaya, yang melesat kembali menyatu dengan Yue Nan Thian, yang perlahan lahan melayang turun dari udara.

Begitu cahaya emas kembali menyatu kedalam tubuh nya, Yue Nan Thian langsung memainkan jurus kedua nya.

"Naga meradang berbalik arah..!"

BERKENALAN DENGAN XU DA

Dua Ekor Naga Emas merah dan Biru, bergerak menerjang kearah Ta Mo dan Er Mo.

Sekali ini Nan Thian meningkatkan kekuatan nya, dengan mengisinya dengan Qian Kun Im Yang Sen Kung, yang lebih dahsyat.

Ta Mo dengan kabut merah nya membentuk perisai untuk menahan Naga emas biru.

Sedangkan Er Mo dengan kabut putihnya, membentuk perisai berusaha menahan Naga emas merah.

Suang Mo, terus terdesak mundur oleh terjangan Naga emas merah dan biru.

Kedua kakek itu, kini mulai sadar pemuda rambut putih ini bukan pemuda sembarangan.

Melihat cahaya merah biru dan lingkaran Pat Kwa, yang muncul di atas kepala dan kaki Yue Nan Thian.

Suang Mo yang terdesak berteriak hampir bersamaan,

"Bocah apa hubungan mu dengan Ping Huo Ta Sia ?"

Yue Nan Thian sambil tersenyum tenang berkata,

"Beliau adalah kakek paman guru ku, kenapa, apa kalian juga mengenal nya..?"

Mendengar jawaban Yue Nan Thian , Suang Mo seketika berubah raut wajahnya.

Mereka terlihat gelisah dan celingak celinguk melihat ke sekitar mereka.

Setelah memastikan di sana tidak ada siapapun.

Suang Mo langsung mengempos seluruh kekuatan mereka.

Menambah kekuatan daya dorongan tapak mereka, memaksa Naga emas biru dan merah terpental mundur.

Setelah itu, mereka berdua tanpa di komando langsung membalikkan badan melesat meninggalkan Danau Po Yang.

Keselamatan yang paling penting, mereka sudah tidak sempat berpikir untuk Chen You Liang tuan mereka lagi.

Inilah kesetiaan yang di dapatkan dengan iming iming harta, mengharapkan bantuan dari kaum sesat.

Berbeda dengan kaum putih dan netral, yang menjaga nama baik dan loyalitas.

Kaum sesat hanya berhitung lewat untung dan rugi, bila mereka merasa rugi.

Setiap saat mereka bisa saja berkhianat sesuka hati mereka.

Begitu pula dengan Suang Mo, begitu mereka tahu Yue Nan Thian adalah murid Ping Huo Ta Sia, yang sangat mereka segani.

Mereka segera memilih langkah seribu, meninggalkan arena pertarungan.

Hanya saja sayangnya mereka tidak mengenali kedahsyatan dari jurus kedua Yue Nan Thian ini.

Jurus ini justru bukan berbahaya pada serangan pertama, jurus ini akan lebih mematikan pada serangan membaliknya.

"Rooaaarrrrrrr..!"

Setelah Naga emas biru dan merah terpental, kedua Naga tersebut segera bergerak membalik, berubah menjadi dua berkas cahaya melesat bagaikan kilat menuju dua arah.

Suang Mo yang sedang melarikan diri memunggungi nya, terlambat menyadarinya.

Saat mereka menyadarinya, kedua cahaya itu sudah menembus punggung mereka berdua, lalu cahaya itu melesat keluar dari dada Suang Mo.

"Arggghhh...!"

Jerit ngeri Suang Mo langsung memenuhi tempat tersebut, sebelum kemudian kedua orang itu, tubuhnya terjerambab jatuh ke permukaan danau.

Tenggelam kedalam danau dengan permukaan danau berubah warna menjadi merah.

Sedangkan kedua cahaya yang menembus tubuh Suang Mo, cahaya merah dan biru itu, kemudian bergerak kembali masuk menyatu kedalam tubuh Yue Nan Thian.

Yue Nan Thian setelah berhasil menewaskan Suang Mo, dia mengedarkan pandangannya melihat perkembangan situasinya.

Melihat kapal kapal perang Chen You Liang, bergerak dari dua arah.

Sedang menjepit kapal kapal perang Zhu Yuan Zhang dari dua arah.

Sedangkan di seberang nya, di kejauhan sana, dia melihat ada sebuah kapal besar, yang sedang mengamati situasi perang di atas danau itu.

Dari sebuah ruangan, yang posisinya paling tinggi, dari sana terlihat ada sebuah kepala terjulur keluar dari sebuah jendela kecil, untuk melihat situasi peperangan.

Yue Nan Thian segera menebak, orang itu pastilah Chen You Liang, tidak mungkin salah lagi.

Yue Nan Thian segera menjejakkan sebelah kakinya diatas air.

"Plakkkk..!"

Sebatang anak panah, yang sedang mengambang diatas air, segera melayang di udara.

Dengan satu kibasan tangan nya, panah itu langsung meluncur cepat melebihi kecepatan peluru.

Langsung tertuju ke sasaran, di mana kepala itu berada.

"Wuttttttt...!"

"Singggg..!"

"Creebbbb..!"

"Arggghhh..!'

Jerit Orang di balik jendela tertahan, tubuhnya langsung terpental kemudian jatuh tergeletak, dengan sekitar bersimbah darah.

Orang itu memang Chen You Liang raja dinasti baru, yang dia beri nama Han.

Kini dia sudah bukan siapa siapa lagi, apapun yang sudah dia raih dan perjuangkan selama ini.

Kini semuanya sudah tidak berguna, karena dia sepenuhnya telah pergi meninggalkan dunia fana.

Setelah menghabisi Chen You Liang, Yue Nan Thian segera melesat kearah sisi kanan yang paling kritis keadaan nya.

Dengan melepaskan pukulan yang mengeluarkan cahaya hitam melesat cepat menuju kapal kapal perang Chen You Liang.

Tidak lama kemudian kebakaran hebat di kapal kapal perang Chen You Liang pun terjadi.

Kepanikan di pihak pasukan Chen You Liang karena kapalnya mengalami kebakaran hebat.

Membuat serangan dari sisi kanan macet, tidak lagi berlanjut.

Melihat keadaan tersebut, Nan Thian langsung melesat ke sisi kiri.

Di sini dia melakukan hal yang sama dengan, yang dia lakukan di sisi kanan tadi.

Dalam waktu singkat kapal kapal perang Chen You Liang di sisi kiri pun kembali mengalami kebakaran hebat.

Persis dengan yang terjadi di sebelah kanan tadi.

Dalam kericuhan tersebut sepasang mata Nan Thian, yang tajam.

Kembali melihat seseorang yang berpenampilan seragam berbeda, sedang sibuk mengatur barisan pasukan, yang kapal kapalnya sedang mengalami kebakaran hebat.

Yue Nan Thian kembali menendang kakinya keatas air danau.

"Plakkkk..!"

Sebatang tombak segera melayang di hadapannya.

Yue Nan Thian lalu mengibaskan tangannya.

"Wutttt..!"

"Singggg...!"

Tombak meluncur cepat laksana kilat, langsung menerjang dada target.

"Crebbb..!"

"Arggghhh..!"

"Brukkk..!"

Tombak berhasil menembus seragam perang Jendral itu, Jendral itu adalah Jendral Ma.

Jendral kepercayaan Chen You Liang.

Jendral Ma langsung jatuh tergeletak dengan posisi miring, dadanya tersate tombak dari Yue Nan Thian, hingga menembus punggung.

Dengan tewasnya Jendral Ma keadaan pasukan Chen You Liang semakin kacau dan tidak terkontrol.

Mereka akhirnya pada melemparkan senjata, mengibarkan bendera putih, menyerah pada pasukan Zhu Yuan Zhang yang di pimpin oleh Xu Da.

Yue Nan Thian sudah tidak mencampuri sisanya, dia biarkan Xu Da mengaturnya sendiri.

Yue Nan Thian memilih duduk santai bersila di tepi danau Po Yang menunggu penanggung jawab pasukan Zhu Yuan Zhang muncul di tepi danau tersebut.

Tidak perlu menunggu lama, sudah terlihat sebuah perahu kecil dengan tiga penumpang, bergerak cepat membelah danau menuju kearah Yue Nan Thian .

Seorang pria berusia 30 an berkulit sedikit gelap, dengan sepasang mata lebar, pandangan mata yang menunjuk kan kejujuran nya.

Dia berjalan dengan langkah lebar menghampiri Yue Nan Thian.

Pria tersebut menjura kearah Nan Thian dan berkata,

"Saya Xu Da pimpinan sayap kanan pasukan Zhu Yuan Zhang, di sini saya memberi hormat dan mengucapkan terimakasih atas bantuan Ta Sia terhadap kami semua.."

"Bila Ta Sia tidak berkeberatan, boleh kah kami tahu siapa nama dan julukan Ta Sia yang terhormat..?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!