NovelToon NovelToon

Derita Istri Kontrak

Ep 01: Mencari Pekerjaan

Clarissa Putri Suhendra. Seorang Gadis Kampung Yang Datang merantau Ke Kota untuk Mencari Pengalaman Kerja Di Kota yang Belum pernah ia Datangi Sebelumnya.

Sejak ia Lulus Dari Bangku SMA Ia Sangat Berharap bisa Ke kota Dengan Ayahnya. namun Karena sang ayah Tidak Bisa Ikut bersama dengannya Gadis cantik Itu Memutuskan untuk Pergi Sendirian ke kota.

Clarissa atau biasa Di panggil dengan nama Kecilnya Caca adalah Putri Semata wayang dari Bapak Heru Suhendra dan Bu Siska Sunarto. Namun Sang ibu Meninggal saat Melahirkan Clarissa Dan mulai saat itu pak Heru harus Berjuang Sendirian untuk Membesarkan Putri Mereka.

Walaupun Caca hidup di kalangan Orang Biasa-biasa Saja. Namun Ia Sangat baik Dan Berhati mulia.

Saat ia ingin Kota Ayahnya hanya bisa Merestui Perjalanan putrinya. Walaupun Sebenarnya Ia sangat berat Melepaskan Kepergian Sang Anak Namun pak Heru tidak bisa Menentang kemauan anaknya itu.

Mentari pagi Bersinar Terang menyinari Bumi. Suara Kicauan Burung di Pepohonan Terdengar begitu merdu. Membuat Gadis Berambut Panjang itu Harus Menghentikan Perjalanannya Untuk Mencari Tempat beristirahat. Karena kakinya sudah Tidak kuat lagi Melangkah.

"Ternyata Di kota Sangat Sulit mencari Tempat Kerjaan Untuk lulusan Seperti aku." Gumam Caca sambil Mencari Tempat untuk ia duduk.

Setelah ia menemukan tempat untuk ia Beristirahat Gadis itu segera Membuka Kantong Plastik yang Sejak tadi Ia Bawah.

Ia mengambil Kotak Kecil yang berisi Bekalnya Yang ia bawah Dari kampung.

"Lebih baik aku makan Dulu Biar punya tenaga Untuk Melanjutkan Perjalanan Nanti." Ucapnya Sambil Tersenyum Sendiri

Namun sesaat ia teringat akan Ayahnya yang Sudah ia tinggalkan di kampung.

"Apa ayah Sudah makan ya?" Batin Caca Menghawatirkan Keadaan sang ayah.

Usai Menghabiskan makanannya Gadis itu Menatap Sekelilingnya. Ia merasa Kebingungan Harus Melangkah kemana lagi Untuk mencari Pekerjaan Untuknya.

"Semoga saja ada orang baik Yang mau Menerima aku kerja, Amin." Lalu Ia Segera Berdiri Dan Melanjutkan Perjalanannya

Meskipun ini Adalah hari pertama Ia datang ke Kota. Namum Ia Merasa Percaya diri Untuk bisa Mendapatkan Pekerjaan Di kota tersebut.

Setelah Berjalan Cukup jauh Akhirnya Caca Menemukan Salah satu Restoran Yang Tidak Terlalu besar. Ia memberanikan dirinya untuk datang ke Resto tersebut.

"Semoga saja Ini Pertanda baik untuk aku." Tersenyum dan Melangkah Masuk ke dalam Resto Itu.

"Selamat Pagi!" Sapa Caca Dengan Lembut pada Salah satu Karyawan di resto itu

"Pagi Juga Mba." Jawab Pemuda Yang Berada Di depannya itu.

"Maaf mba. Apa ada yang bisa Kami bantu?" Tanya pemuda itu Menatap Ke arah Caca.

"Pak. Apa di sini ada lowongan pekerjaan? Saya sangat Butuh Pekerjaan pak. Soalnya saya baru saja Tiba dari kampung." Ujar Caca tanpa Rasa malu sedikitpun.

"Maaf Mba. Di Tempat kami ini Sudah tidak ada Lowongan lagi. Tapi Setahu saya Di Depan Supermarket itu Ada seorang Ibu-ibu yang Mau Mencari asisten rumah tangga. Apa mba mau Kerja sebagai asisten rumah tangga?"

tanya pemuda itu

"I--iya. Iya saya mau Pak, Bagi saya kerja apa saja yang Penting halal pak." Jawab Caca dengan sangat Senang

"Baiklah. Mba boleh pergi Ke Sana Dan Menemui Sang Pemilik rumah tersebut agar mba bisa langsung di terima kerja." Ujar pemuda dengan Lembut

"I--iya Pak. Terimakasih Banyak Pak, Saya permisi Dulu."

Dengan Sangat cepat ia berjalan ke rumah yang Sudah Di beritahukan oleh Karyawan Resto tadi.

Setibanya di rumah Tersebut Mata Caca Terasa Tidak Bisa Berkedip ketika melihat Rumah yang Sangat besar itu dan Memiliki halaman yang Sangat luas.

"Wa'aa Rumah ini Sangat mewah dan Besar." Gumam Caca Terus Menatap Ke samping halaman Rumah Tersebut.

"Tapi ini Gimana Caranya mau Manggil Pemilik Rumah ya?" Kan Pagar nya sangat Tinggi Nggak Mungkin aku bisa manjat." Ucapnya di dalam Hati.

Tidak lama kemudian Seorang Wanita Dewasa keluar dari dalam Rumah tersebut. Wanita itu terlihat sangat Rapi dengan pakaiannya Yang Serba mahal.

"Itu pasti pemilik rumah ini de."

Merasa Bingung

Sementara Siska Tamara Sunarto. Merasa Terkejut ketika melihat Seorang Gadis yang lalu lalang di Depan Pagar Halaman rumahnya.

Wanita dewasa itu segera pergi menemui Gadis yang Masih Berdiri di depan Pagar tersebut.

"Kamu siapa?" Kenapa sejak tadi Mondar-mandir di Depan rumah saya." Ujar Wanita Berbaju Serba Putih yang Sudah Berada di depan Caca.

"Selamat pagi Bu." s-saya, Saya Caca bu Tadi Karyawan di Resto sebelah Bilang sama saya Kalau Ibu sedang mencari Seorang Asisten rumah. jadi Saya ke sini Bu." Jawab Caca Dengan Sopan

Wanita dewasa itu menatap Penampilan Caca yang terlihat sangat Berantakan.

"Apa kamu dari Kampung ya?" Tanya Wanita itu

"I--iya Bu. Saya dari kampung."

"Memangnya kamu bisa masak?

"Iya Bu. Saya sudah terbiasa di kampung Setiap hari saya selalu memasak untuk Ayah saya Bu."

Lalu Wanita dewasa itu segera mengajak Caca ke dalam rumahnya.

"Hari ini saya sangat sibuk. Jadi Untuk sementara tolong kamu bersih-bersih dulu. Nanti setelah saya balik dari kantor Baru kita bicarakan yang Lainnya." Ujar Wanita itu Sambil Tersenyum Menatap Caca.

"I--iya Bu, Siap. Saya janji akan Bekerja dengan baik." Sahut Caca penuh semangat

Ep 02: Mendapatkan pekerjaan

Tidak Terasa hari Sudah Semakin Siang Namun Gadis itu masih Sibuk Dengan Pekerjaannya Yang Baru saja Ia dapatkan.

Walaupun ia belum Mempunyai Pengalaman Yang lebih Bekerja di Rumah Sebesar Itu. Akan Tetapi Caca berusaha Untuk menjadi yang terbaik Agar Pemilik Rumah Tersebut bisa Menerimanya Dengan baik.

"Ternyata Udah Jam 01:30. Pantasan saja Perutku Mulai berguncang," Ucap Caca Sambil Menatap Jam Dinding di depannya

Ia Pun Kembali Melanjutkan Pekerjaannya Agar segera selesai sebelum Wanita itu kembali.

"Tapi perutku tidak Bisa Di ajak Kerja sama lagi. Sebaiknya aku Makan Dulu biar Tenaganya Lebih Kuat."

Ia pun berjalan Ke arah dapur yang Berada Di arah Belakang.

"Semoga Aku bisa terus kerja di sini Karena aku Sudah tidak tahu Lagi harus mencari Pekerjaan di mana lagi." Setelah menghabiskan Makanannya Caca Mencuci Piring yang Baru saja ia pakai Lalu kembali bekerja Karena ia Takut akan Kena Marah Dari majikannya.

Sementara di tempat lain Pak Heru Masih Duduk Sambil memikirkan Putrinya yang Sejak Tadi Belum Mengirimkan Kabar padanya. Lelaki dewasa itu hanya bisa menatap Layar ponsel Yang ada Di atas Nakas Samping Tempat ia Duduk.

"Dimana kamu nak, Kenapa Belum juga Kasih Kabar Sama ayah." Ucap Heru

Ia merasa kehilangan putrinya Yang Begitu ia Sayangi.

Heru mencoba menghubungi Ponsel Milik Caca Namun Tidak bisa Di Hubungi Karena Ponsel milik Caca Tidak aktif

"Semoga kamu Baik-baik Saja Di sana Dan Bisa Segera mengabari ayah nak," Batin Heru Merasa tidak tenang. karena Sudah mau Hampir sore Namun Caca belum juga mengabarinya.

Tok Tok! Suara ketukan Pintu Di depan Rumah Heru

Lelaki Dewasa itu segera beranjak dari tempat duduknya dan Pergi Membukakan Pintu rumah.

Ceklek Suara pintu Terbuka

"Farhan?" Ucap Pak Heru Terkejut ketika melihat Farhan Berdiri di Depannya.

"Kenapa Om? Apa kamu Terkejut melihat saya Datang ke rumah ini?" Ujar Farhan Sambil menerobos masuk ke dalam rumah Heru.

"Dimana Caca, Aku mau Bicara dengannya." Ucap Farhan Dengan nada Suaranya Yang sedikit kasar

"Dia sudah tidak Berada di rumah ini. Dia sudah pergi Jauh Meninggalkan Kampung ini." Jawab Heru

"Apa?? Kemana Perginya caca om? Suara Farhan Semakin Menjadi-jadi Sehingga Membuat para Tetangga datang ke rumah Heru

"ada apa pak Heru?" tanya salah satu tetangga Yang Tidak jauh Dari rumah Caca dan Ayahnya.

"Ini Nak Farhan Pak. Datang-datang Langsung Marah-marah kepada saya Pak," Ujar Heru

Melihat para warga sudah mulai Berdatangan Pemuda Egois itu segera meninggalkan kediaman Heru dan Putrinya.

Farhan adalah anak Dari Seorang Ternama di Kampung mereka itu. Ia memaksa Caca Untuk Menikah dengannya. Di karenakan Caca dan Ayahnya Tidak bisa membayar Hutang-hutang mereka pada ayah Farhan yaitu pak Bowo.

Namun caca tidak ingin menikah dengan pemuda yang egois seperti Farhan itu. sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota dan meninggalkan Ayahnya.

"Pak Heru. Sebaiknya bapak lebih berhati-hati dengan keluarga pak Bowo. mereka itu sangat terkenal Jahat di kampung kita ini." Ucap Warga yang Masih berada di rumah Heru.

"Iya Pak darman." Singkat Heru Sembari Tersenyum pada mereka

"Ya sudah kami permisi dulu pak. kalau butuh apa-apa Jangan sungkan untuk Memberitahukan kepada kami ya pak," Ucap Lurah Yang juga datang ke rumah Caca

"Iya, Terimakasih banyak pak lurah sudah datang Kesini." ucap Heru

"Sama-sama Pak Heru."

Setelah para warga sudah Kembali ke rumah Mereka masing-masing. Heru juga langsung masuk kedalam dan menutup semua pintu dan Jendela. karena ia sangat mengenal sifat Farhan yang selalu membuat Masala di rumahnya.

Malam Semakin Larut Caca Masih setia menunggu Majikannya di depan rumah. Walaupun ia Sudah merasa ngantuk namun Caca berusaha menahan Kedua Matanya agar tidak Tidak Tertidur

Ia pun Mengingat ayahnya Yang sejak pagi tadi Belum Menghunginya.

"Astaga. Aku kan Belum Mengabari ayah, Pasti ayah Sangat Menghawatirkan aku," Ucapnya Lalu pergi mengambil Ponselnya yang Sejak pagi tadi Belum ia pegang

"Setelah mengambil Handphone miliknya Caca Kembali ke Depan untuk Menunggu Majikannya.

"Sebaiknya aku Segera Menghubungi ayah. agar ayah Tidak mencemaskan aku lagi." Ucap Caca

Namun Ia Merasa kecewa ketika melihat Ponselnya Yang Tidak Memiliki Batrei atau Daya. Karena sejak pagi tadi ia lupa mengecars ponsel miliknya itu.

"Ini gimana bisa aku Telepon ayah, Kalau Ponselku Mati kayak Gini." Gerutu Caca Menatap Layar ponselnya yang Tidak Hidup itu

Setelah beberapa Jam kemudian Sebuah Mobil Datang Dan Berhenti tepat di depan Rumah Besar itu. Dengan cepat Caca Berlari Untuk membukakan Pagar halaman Rumah Agar Mobil Si pemilik Rumah tersebut bisa Masuk ke Dalam

Melihat Kelincahan Gadis muda itu. Hati Siska Menjadi Tenang karena Gadis muda itu Ternyata Sangat linca Dan Bisa di andalkan.

"Selamat malam Nyonya," Sapa Caca Saat Melihat Majikannya baru Keluar dari Mobilnya

"Malam Juga. Kamu Belum tidur ya?" Tanya Siska Dengan Lembut

"Belum Bu." Singkat Caca Penuh kelema lembutan

Sehingga membuat Siska semakin Percaya Kalau gadis Itu Memang Berhati Mulia.

"Nyonya. Apa Tidak makan dulu, Saya Sudah Memasak Siapa Tau Nyonya Suka dengan Masakan saya," Ucap Caca

Siska hanya Tersenyum Menatap Wajah Gadis Polos Yang sedang berdiri di depannya itu.

"Iya. Nanti Saya akan Makan Setelah Habis Mandi." Jawab Siska

"Oh iya Jangan panggil Aku Nyonya ya, Panggil Saja Ibu."

Caca Mengangguk Dengan Perlahan Lalu ia Segera Pergi ke dapur untuk Menyiapkan Makan Malam Buat Siska.

Setelah semua Makanan sudah tertata Rapi Di atas meja. Caca pergi memanggil Siska yang masih Berada di dalam kamarnya.

Tok Tok! Suara ketukan pintu

"Masuklah." Sahut Siska yang Masih di dalam Kamar itu.

Ceklek.. Perlahan pintu Di Buka oleh Caca

"Bu. Makan malam Sudah Tersedia di meja Makan Bu." Ucap Caca

"Oh. Iya Terimakasih caca."

"Sama-sama Bu."

Usai Berganti pakaian Siska Segera menuju Ke Dapur untuk Menghargai Apa yang Sudah Gadis itu Siapkan untuknya. Meskipun Siska masih Terasa Kenyang karena ia baru Saja makan Di Restoran bersama rekan-rekan kerjanya. Namun Wanita dewasa itu tidak ingin Mengecewakan Perasaan Caca yang Sudah Capek-capek Memasak untuk Dirinya

Ep 03: Kedatangan Anak Bos

Waktu sudah menunjukkan pukul Delapan malam. Siska Masih Duduk Diruang Tamu Sambil Memandangi Layar ponselnya.

Melihat majikannya Belum tidur Caca Pergi Mendekati Bu Siska Yang Sedang Duduk Sendirian di ruang Tamu

"Caca, Kamu belum Tidur?" Tanya Siska

"Masih belum ngantuk Bu. Kenapa Bu Siska Belum Tidur juga?" Kembali bertanya

Wanita dewasa itu hanya tersenyum menatap Wajah Gadis itu.

"Belum ca. Saya masih Menunggu Kabar dari anak Dan Suami saya Yang Masih Di luar kota." Jawab Siska dengan Lembut

"Memangnya Suami Dan Anak Ibu Ngapain di Luar kota Bu?? Merasa penasaran Hingga ia Terus Bertanya pada Wanita Dewasa itu

"Mereka sedang ada Pertemuan Kerja dengan Rekan Bisnis Yang ada di sana." Ujar Bu Siska

"Oh Gitu ya Bu. Kalau saya boleh Tau Anak Ibu Berapa orang, Maaf Bu jika saya terlalu lancang,"

"Kami hanya memiliki Seorang Putra Saja. Dan Kini Ia sudah mulai Membantu Ayahnya untuk Mengembangkan Bisnis keluarga kami."

Caca Mengangguk dengan Pelan

"Kalau kamu, Berapa bersaudara Ca?"

"Sama Bu. Aku juga cuma sendirian saja. Ibuku Meninggal Saat Aku lahir." Menunduk

"Kasihan Kamu ya, Semoga kamu bisa menjadi anak Yang Sukses dan Bisa Membahagiakan Orang Tuamu."

"Amin. Makasih banyak Bu."

"Terus kamu Tinggal Dengan siapa di kampung Ca?"

"Aku Hanya tinggal Bersama ayah Bu."

Setelah mendengar semua cerita Gadis itu. Siska Merasa Kasihan dengan Nasip Gadis itu.

"Kasihan Kamu ca. Di usiamu yang masih terlalu muda Relah Menjadi seorang asisten Rumah Tangga Demi Membiayai Kebutuhan Kamu dan Ayahmu." Ucap Siska di dalam hatinya Sambil Menatap Caca Yang masih duduk Di Sampingnya.

"Sebaiknya kamu Cepat tidur. Kan Seharian ini Kamu Bekerja Keras pasti kamu Juga Capek," Ucap Bu Siska

"Iya bu. Aku pamit tidur Duluan Bu, Ini juga sudah mulai Ngantuk,"

Siska Mengangguk Lalu Tersenyum pada Caca.

"Sungguh mulia hatimu Caca. Sangat Jarang Menemukan Gadis Seperti kamu yang Tidak pernah malu untuk Bekerja," Gumam Siska sambil menatap Punggung Caca yang Tengah Berjalan Menuju Kamarnya.

Namun Setelah tiba di kamarnya. Caca Segera mengambil Ponselnya Dan Ia Menghubungi sang Ayah Karena seharian Ini ponselnya mati total.

"Halo. Ayah." Sapa Caca

["Caca. Kamu dimana nak, Apa kamu baik-baik Saja disana?"] Tanya Heru dari sebrang sana.

"Caca baik ayah. Dan Caca juga sudah menemukan Pekerjaan Di sini Bosnya Juga sangat baik Sama Caca ayah."

("Baguslah nak, Jika kamu menemukan Pekerjaan yang Baik Disana. Ayah harap kamu bisa bekerja dengan Baik Ya.")

"Iya ayah. Aku janji setelah Gajian Pertama aku Akan Kirim sama ayah." Ucap Caca.

Tanpa Sengaja Siska mendengar Percakapan Caca Dan Ayahnya Di telepon.

Hati Siska Merasa Iba Mendengar Pengorbanan Caca Terhadap ayahnya.

"Ayah. Aku mau istirahat dulu Dan ayah Juga harus cepat tidur ya,"

{"Iya Nak, Kamu jaga Kesehatan disana Dan Rajinlah Berdoa."}

"Iya ayah. Aku sayang ayah." Lalu ia segera mematikan Sambungan teleponnya dan Segera Tidur

Sementara Siska Juga Kembali Ke kamarnya Setelah usai mendengarkan Percakapan Antara Caca dan ayahnya.

"Aku harus bisa Membuat Dion Menyukai Gadis itu Agar Aku bisa tenang memiliki Menantu sebaik Caca." Tersenyum sendiri di dalam Kamarnya.

\*\*\*

Keesokan Harinya.

Suara ayam Mulai berkokok Menandakan hari sudah mulai pagi. Seorang Gadis Cantik yang masih tertidur nyenyak Di atas Kasur yang empuk Merasa Terkejut dengan suara bunyi Alarm Di Ponselnya. Dengan cepat ia membuka kedua matanya Dan Merai sebuah benda Tipis Di atas Nakas Samping Tempat Tidurnya.

"Waktunya bangun." Ucap Caca Tersenyum Bahagia Menatap Layar ponselnya yang sudah menunjukkan Pukul empat subuh

Dengan cepat ia Beranjak dari tempat Tidurnya Namun Sebelum itu ia Merapikan terlebih dahulu Tempat Tidurnya.

Lalu ia Segera masuk ke Kamar mandi yang Sudah Berada Di kamarnya. Suara Shower Dan Gemericik Air mulai terdengar dari Dalam Kamarnya

Sebelum ia memulai Pekerjaannya Caca Harus Membersihkan Dirinya terlebih Dahulu.

Setelah usai Mandi dan Berganti pakaian Gadis itu selalu taat Dalam Pesan ayahnya. Sebelum ia bekerja Harus Berdoa terlebih dahulu Agar semua bisa di lancarkan oleh sang Maha kuasa.

Kini dengan langkah kakinya yang Pelan Caca mulai Memasuki dapur untuk memulai Pekerjaannya disana.

Gadis itu terlihat sangat Ceria Di pagi ini.

Ia membuat sarapan untuk Majikannya yang masih tertidur.

"Semoga Bu Siska suka sama Nasi Goreng Buatan aku," Ucapnya Sembari Tersenyum Menatap Nasi Goreng Dan Telur Mata Sapi yang sudah Tersaji di atas Meja makan.

Setelah usai membereskan semua Pekerjaan Di Dapur. Gadis itu Pergi ke halaman rumah untuk Menyapu Halaman yang Sudah Terlihat Kotor.

"Caca." Terdengar Suara Bu Siska Memanggilnya

Caca Segera Melepaskan Sapu Lidih di Teras rumah dan ia Pergi Mencari Ke arah Sumber Suara Itu

"Iya Bu." Sahut Caca

"Sini ca, Kita sarapan bersama Kamu kan Belum Sarapan juga." Ajak Bu Siska

"Tapi Bu, Aku Harus kerja dulu Biar Ibu yang makan duluan," Ucap Caca

"Caca. Disini kamu Memang Orang Kerja. Tapi Saya Tidak Ingin Membeda-bedakan Antara Majikan Dan Karyawan. Jadi Saya minta kamu Bisa Makan Bersama." Ucap Bu Siska dengan Lembut

"I--iya. Baik Bu Saya Mau Cuci Tangan dulu."

Caca Merasa Sangat beruntung Mempunyai Majikan Sebaik Bu Siska. Ia Bakan Tidak Terlalu mengenal Bu Siska Akan Tetapi Wanita dewasa itu Memperlakukannya Dengan sangat baik.

"Ca, hari ini Suami dan Putra saya Akan Kembali dari Luar kota. tolong nanti kamu Masak Yang Banyak Dan Enak ya," Ujar Bu Siska Sembari Tersenyum

"I--iya Bu." Singkat Caca

Setelah Menyelesaikan Makanannya Caca Segera Berdiri dan Membawa Piring Kotor Untuk segera Ia Cuci.

"Semoga saja Anak dan Suami Bu Siska juga baik Sama Seperti Bu Siska," Gumamnya

Caca Mengerjakan semua Pekerjaannya dengan Baik Dan Rapi Sebelum Anak Sang Majikan Kembali Ia sudah membersihkan Kamar Anak Bu Siska. Dan kini ia Harus kembali ke dapur untuk melanjutkan Pekerjaannya Disana.

Sedangkan Bu Siska Masih berada di ruang kerjanya Karena masih melakukan Beberapa Kerjaan kantor yang harus segera ia selesaikan.

Suara mobil Terdengar Di Depan rumah Membuat Caca Harus melepaskan Masakannya Untuk pergi Membukakan Gerbang Besi yang Masih tertutup Di luar sana.

Dengan cepat ia Berlari ke samping Pagar Yang Masih di gembok Dan Membuka Gembok Pagar itu.

Setelah pagarnya Terbuka lebar Mobil Itu Kembali Melaju dengan Mulus ke Halaman Rumah Siska.

Caca kembali Menutup Gerbang Besi yang Cukup Berat itu Lalu ia Kembali Mengikuti mobil Hitam yang Sangat mewah itu.

Ia sama sekali Belum tahu kalau di dalam Mobil Sport itu Adalah Suami dan anak Dari Bu Siska.

Tidak lama kemudian Dua orang Lelaki Keluar dari Dari dalam mobil mewah itu. Yang satunya Masih muda dan Bertubuh kekar. sementara yang Memakai Jas Hitam Sudah Terlihat Sedikit Tua Dan itu adalah Suami dari Siska. Bapak Yudianto Pranata dan putranya Dion Alexander pranata.

Caca Sangat terkesima Menatap Ketampanan Pemuda yang Sedang berjalan ke arahnya itu.

Ia Bakan tidak bisa memalingkan Tatapannya dari Wajah Pemuda yang Begitu Tampan Dan bertubuh Kekar itu.

"Tampan sekali," Ucap Caca Tanpa sadar di depan Dion.

"Ia. Saya memang tampan Tapi Saya Nggak Bakal Mau sama Gadis Aneh seperti kamu itu." Tegas Dion. Sehingga membuat Caca Langsung Tersadar Dari Perkataannya.

"Maafkan saya tuan." Ucap Caca Sambil menundukkan kepalanya di depan Dion dan Ayahnya.

"kamu Siapa Nak?" Tanya Lelaki Tua itu kepada Caca.

"Saya Pembantu di rumah ini Tuan. Maafkan Atas Kelancangan Saya Tadi Tuan," Jawab Caca

"Pantesan saja Norak Ternyata hanya Pembantu."

Sindir Dion. Lalu ia segera masuk ke dalam Rumah.

"Jangan ambil Pusing perkataan anak saya, Dia Orangnya memang seperti itu." Sambung Yudianto dengan Lembut

"I--iya Tuan." Singkat Caca

"Dimana Istriku?" tanya Yudianto

"Di dalam tuan." Jawab Caca Kembali

"Ya sudah. Kamu Kembalilah Bekerja Saya mau Masuk dulu,"

"Iya pak."

Caca Merasa Malu dengan apa yang barusan ia ucapkan kepada anak Majikannya

"Percuma ganteng tapi Galak," Ucap Caca di dalam hatinya. Lalu ia kembali Melanjutkan Pekerjaannya Yang belum terselesaikan di Dapur

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!